Jangan Bersedih, Serahkan Semuanya Kepada Allah

SITTI Maryam binti Imran begitu larut dalam kesedihan saat kaumnya mencercanya karena kehamilannya yang tanpa suami. Tak henti air mata menetes, tak henti kegaduhan dada bergejolak sampai pada puncak kegelisahannya sempat beliau berkata: “Andai saja aku mati sebelum hal ini terjadi.” Ternyata kegelisahan itu manusiawi, kesedihan adalah sesuatu yang bisa dialami semua orang, termasuk wanita sehebat Sitti Maryam.

Saat kegelisahan itu memuncak, Allah berkata kepadanya: “Makanlah, minumlah dan dinginkan hatimu.” Sapaan Allah datang, sapaan yang pasti menghapus segala gelisah, sapaan yang menghadirkan kesejukan hati.

Bayangkan saja andai kita tertimpa masalah, lalu ada seorang besar di negeri ini datang dan berkata: “Ada saya di sampingmu, masalahmu saya yang atur, tenanglah.” betapa leganya. Lalu bagaimana dengan jika Allahlah yang mengatur dan menyelesaikan masalah?

Sitti Maryampun menjadi tenang, gemuruh hati tak lagi bergejolak, lalu lahirlah seorang anak dari rahimnya, anak yang mulia dan dimuliakan bernama Isa al-Masih. Sungguh luar biasa pengaturan Allah SWT. Bagi mereka yang hidupnya senantiasa sesuai dengan agama, setiap masalah akan berakhir dengan indah dan bahagia. Tidak mungkin Allah mengecewakan hambaNya yang tunduk patuh kepadaNya.

Sahabat dan saudaraku, mungkin saja ada di antara kita yang saat ini terlarut dalam sedih dan derita, dihina, dicaci dan dicerca. Bacalah al-Qur’an surat Ali Imran yang mengkisahkan peristiwa di atas itu.

Renungkanlah. Semoga sapaan Allah adalah juga untuk kita. Yakinkan bahwa kita telah berada dalam posisi yang benar dan baik menurut syari’at. Selanjutnya, nikmati saja jalannya cerita kehidupan. Salam, AIM. [*]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2349146/jangan-bersedih-serahkan-semuanya-kepada-allah#sthash.4wi29XhS.dpuf

Inilah Cara Hadapi Penebar Fitnah dan Provokasi

DALAM kehidupan ini selalu saja ada jenis manusia yang pekerjaannya menebar fitnah, provokasi dan kebohongan. Biasanya mereka banyak berulah yang kadang menimbulkan masalah terhadap kita disebabkan fitnah dan provokasi yang mereka lancarkan.

Kadang sahabat dan teman kita menjauhi kita dan menjaga jarak dengan kita disebabkan oleh ulah mereka. Perlu Anda ketahui bahwa banyak di antara mereka yang terlibat atau terpengaruh fitnah, provokasi dan kebencian tersebut tidak memahami permasalahan yang sebenarnya.

Apa yang harus kita lakukan jika terjadi hal seperti itu kepada kita?

1. Jangan pernah mundur dan menyerah. Anda harus yakin bahwa semua itu pasti berlalu dan dengan pertolongan Allah Anda mampu menghadapi semua itu. Yakinlah, bahwa “sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”, demikian firman Allah dalam surat “Alam Nasyrah” ayat 5-6.

2. Tetaplah berbuat kebaikan dan buktikan dengan perbuatan nyata bahwa semua fitnah tersebut adalah palsu sehingga terbongkarlah kebohongan si penebar fitnah tersebut.

3. Jangan mengotori hati Anda dengan kebencian dan dendam kepada mereka karena hal itu tidak berfaedah dan hanya menimbulkan kerugian Anda.

4. Perbanyak istighfar dan bertobat kepada Allah serta mengoreksi diri (muhasabah) atas apa yang kita lakukan selama ini.

5. Jika dada Anda terasa sempit oleh ulah mereka lakukanlah dua hal ini;

a). Bertasbih dengan memuji Allah (memperbanyak berdzikir kepada Allah).

b). Bersujud (salat).

Allah Taala berfirman:

“Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan,

“maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (salat),” [QS 15 Al Hijr, Ayat 97-98]

6. Jika Anda sabar, tegar dan kokoh pasti Allah berikan kemenangan kepada Anda karena kesabaran adalah bala tentara terkuat yang tidak terkalahkan dengan izin Allah.

7. Anda harus menyadari bahwa semua ini adalah ujian yang akan menjadikan Anda semakin mulia dan sukses jika Anda berhasil menghadapinya.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang sukses dunia akhirat. []

 

 

Sumber: artikel Abdullah Hadrami

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2349024/inilah-cara-hadapi-penebar-fitnah-dan-provokasi#sthash.H372J3cK.dpuf

Muhasabah Bisa Geser Budaya Lama Rayakan Tahun Baru

Republika secara rutin menggelar Muhasabah Akhir Tahun menyambut datangnya tahun baru. Kegiatan ini diapresiasi Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang selalu menyempatkan hadir setiap tahunnya.

Gubernur menilai tradisi Muhasabah dapat menggeser budaya perayaan tahun baru yang selama ini ada. Tahun baru yang biasanya identik dengan pesta dan hura-hura.

“Muhasabah Akhir Tahun ini juga sebuah kebaikan. Untuk menuat budaya baru mengimbangi bahkan mendominasi budaya yang sudah ada yang boleh jadi kurang tepat untuk dilaksanakan,” kata Heryawan saat mengisi Muhasabah Akhir Tahun 2016 yang digelar di Masjid Pusdai Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (31/12).

Muhasabah menjadi kegiatan yang tepat masyarakat menyambut tahun baru dengan penuh nilai. Karena diisi dengan renungan diri atas apa yang telah dilakukan agar lebih baik ke depannya.

Ia pun berharap 2017 menjadi tahun yang baik untuk semuanya khususnya masyarakat Jawa Barat. Dengan menyiapkan resolusi ke depan dengan karya-karya baik.

“Jam 00.00 nanti kita menapaki 1 dari 365 hari. Hari pertama berkarya untuk terus dilanjutkan. Mari kita berkomitmen yang kita isi kebaikan, inovasi yamg bermanfaat bagi masyarakat ke depan,” ujarnya.

Gubernur berharap perbaikan di berbagai bidang juga bisa terjadi. Kemajuan baik di bidang ekonomi, sosial budaya, pendidikan, hingga kesehatan.

“Dalam konteks ekonomi pertumbuhan. Kemudian dalam konteks sosial toleransi. Pendidikan ada kemajuan. Kesehatan masyarakat semakin sehat. Kita berdaya saing dan mendapatkan kesejahteraan dan disandingkan dengan ketakwaan dan ketaatan kepada Allah,” jelasnya.

Selain Gubenrur, Muhasabah Akhir Tahun Republika juga menghadirkan penceramah KH Athian Ali Muhammad Dai, KH Prof Hermawan K Dipojono, serta Ustaz Evie Effendi.

Muhasabah Republika di Bandung ini didukung oleh Pusdai, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Badan Pengelola Islamic Centre Jawa Barat, Bank BJB, Bank BJB Syariah, Pos Indonesia, Elzatta, JNE, RZ, Vila Istana Bunga, Shafira, serta Naripan Hotel. Selain mendengarkan tausyiah, jamaah yang hadir juga berkesempatan mendapatkan hadiah doorprize umrah yang dipersembahkan oleh Dago Wisata dan Maqdis.

Zuli Istiqomah

 

sumber: Republika Online

Allah SWT Perintahkan Kita untuk Bermuhasabah

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Yunahar Ilyas menyampaikan Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk memuhasabah atau mengevaluasi diri. Hal ini tercantum dalam Alquran surah Al-Hasyr ayat ke-18.

“Hendaknya setiap orang di antara kita mengevaluasi apa yang telah kita perbuat selama satu tahun ini. Hal tersebut dapat menjadi modal bagi kita untuk menghadapi kehidupan ke depan,” ujar Yunahar dalam Tabligh Akbar Akhir Tahun Republika di Masjid Syuhada, Yogyakarta, Sabtu (31/12).

Menurut dia, evaluasi harus dilakukan sesuai dengan standar yang telah diterapkan Alquran, yaitu standar ketakwaan. Yunahar menjelaskan, takwa terdiri dari tiga unsur, yaitu muslim, mukmin, dan muhsin.

Oleh karena itu, segala sesuatu yang tidak mencakup ketiga hal tersebut sama sekali tidak ada baiknya. Misalkan, meski tidak shalat, yang penting menyantuni anak jalanan, atau shalat tapi buruk ahlaknya.

“Kita tidak bisa berpikir dari pada ini mending ini,” kata Yunahar.

Berdasarkan surah Al-Baqarah ayat ke-177, setiap Muslim harus memuhasabah keimanannya selama beberapa waktu yang telah lalu. Cukup dengan pertanyaan dasar saja, apakah kita bisa mempertahankan keimanan selama satu tahun sebelumnya.

Jika sudah terjawab, pertanyaan selanjutnya adalah apakah kita bisa meningkatkan keimanan kita. Yunahar mengemukakan, cara meningkatkan keimanan tidak lain adalah dengan meningkatan ketaatan kita pada Allah SWT

Karena iman naik sejalan dengan ketaatan. Selain mengevaluasi diri sendiri, sebagai bagian dari Indonesia, sudah seharusnya kita mengevaluasi kondisi bangsa.

Adapun permasalahan besar yang dihadapi bangsa ini mencakup dua hal, yaitu ahlak dan kesenjangan ekonomi yang tinggi. Bangsa ini, ujar Yunahar, sedang mengalami degradasi moral, baik berupa ahlak pribadi, ahlak sosial, maupun ahlak di ruang publik.

Selain itu, Yunahar juga menyampaikan kiat-kiat mencapai kemenangan berdasarkan Alquran antara lain teguh pendirian atau istiqamah dalam mengerjakan sesuatu, banyak mengingat Allah SWT, taat pada Allah SWT dan Rasulullah SAW, jangan berdebat dan bercerai berai untuk mencari kemenangan, sabar, dan ikhlas.

 

sumber: Republika Online

Hati-Hati! Teman tapi Mesra, Awal Perselingkuhan

TIDAK pernah terjadi perselingkuhan kecuali diawali terlebih dahulu dengan pertemanan. Bukan pertemanan biasa memang, melainkan seperti apa yang anda istilahkan, berteman tapi mesra. Islam sejak dini sudah melarang hubungan ‘teman tapi mesra’ ini. Sebab lebih sering berujung kepada zina yang diharamkan. Apalagi kita pun tahu bahwa Alquran bukan sekadar melarang zina, tetapi sekadar mendekatinya saja pun sudah diharamkan.

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’: 32)

Bentuk hubungan teman antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram bukanlah terlarang sama sekali. Namanya orang hidup dan bergaul, wajar bila berteman. Misalnya di kantor, di sekolah, di kampus dan di lingkungan. Namun kalau teman secara khusus, atau yang disebut dengan teman tapi mesra, jelas haram hukumnya.

Sebab secara kaca mata syar’i, hubungan teman tapi mesra itu bentuk teknisnya yang paling minimal adalah berkhalwat yang diharamkan. Sedangkan khalwat berasal dari kata khala yakhlu yang artinya menyepi atau menjauh dari keramaian. Khalwat dalam kaitan pergaulan laki-laki dan wanita maknanya adalah kencan atau berduaan yang terlepas dari keikut-sertaan orang lain.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jangan sekali-kali seorang laki-laki menyendiri (khalwat) dengan wanita kecuali ada mahramnya. Dan janganlah seorang wanita bepergian kecuali bersama mahramnya”. (HR Bukhori, Muslim, Ahmad, Ibnu Majah, Tabrani, Baihaqi dll).

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah setan.” (Riwayat Ahmad)

“Jangan sekali-kali salah seorang di antara kamu menyendiri dengan seorang perempuan, kecuali bersama mahramnya.”

Secara tegas Islam mengharamkan terjadinya khalwat, yaitu menyepinya dua orang yang berlainan jenis dan bukan mahram dari penglihatan, pendengaran dan kesertaan orang lain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyebutkan bahwa bila hal itu terjadi, maka yang ketiga adalah setan.

Sedangkan pertemuan yang bersifat umum, di mana di sana terdapat sejumlah orang laki-laki dan juga hadir di dalamnya para wanita, yang perlu dilakukan minimal adalah agar tidak terjadi campur baur yang melewati batas-batas yang dibolehkan. Seperti melihat aurat, memegang, bersentuhan, atau bertatap-tatapan satu sama lain yang bisa menimbulkan syahwat. Karena dalam praktek seperti itu bisa terjadi zina mata, telinga, hati dan lainnya.

Dalam dalam kehidupan yang hedonis, para laki-laki dan wanita yang bukan mahram melakukan pesta bersama, berdansa, berjoget, bernyanyi, memeluk, mencium, bersalaman dan bentuk percampuran lainnya yang diharamkan dalam Islam. Inilah campur baur yang diharamkan.

Namun menjaga jarak seperti ini bukan berarti harus dengan sikap bermusuhan. Sebab permusuhan itu sendiri pun dilarang. Yang benar adalah mengurangi secara pasti kesempatan pertemuan hingga hilang lenyap. Jangan ada lagi pertemuan yang hanya berdua saja, juga tidak boleh ada lagi kirim-kirim salam, baik langsung atau lewat SMS, email dan lainnya.

Bentuk seperti ini bukan berarti bermusuhan, melainkan menghentikan total bentuk-bentuk hubungan yang bersifat pribadi. Termasuk mengingat-ingat memori berdua sebelumnya. Bahkan kalau pernah berfoto berdua bersama, sebaiknya dimusnahkan saja, biar setan tidak lagi memanfatkannya untuk menjerumuskan kembali. Benda-benda yang memiliki kenangan manis saat perselingkuhan itu dilakukan, sebaiknya dibuang atau diberikan ke orang lain. Biarlah semua kenangan pupus bersama angin, sebab jalan itu memang salah dan buntu. Semua orang yang salah jalan dan terlanjur masuh, harus memutar dan kembali lagi.

Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. [Ahmad Sarwat, Lc.]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2349514/hati-hati-teman-tapi-mesra-awal-perselingkuhan#sthash.IZwFMFGI.dpuf

Menggunakan KB yang Tetap sesuai Syariat

ISTILAH Keluarga Berencana atau disingkat KB adalah istilah yang khusus hanya berlaku di negeri kita. Sebenarnya di balik istilah itu, perlu dikaji elemen-elemennya. Misalnya tentang motivasi yang melatarbelakangi KB itu sendiri. Bila motivasinya semata-mata karena takut kelaparan atau tidak kebagian rezeki, para ulama umumnya keberatan.

Apalagi bila dikaitkan dengan teori pertumbuhan penduduk macam pemikirannya Thomas Robert Maltus, jelaslah motivasi itu sangat bertentangan dengan akidah Islam. Sebab setiap anak yang dilahirkan ke muka bumi ini, sudah ada jatah rezkinya dari Allah. Lagi pula, Allah telah menjadikan bumi ini sebagai tempat untuk mendapatkan penghidupan. Bumi memberikan makanan yang sangat berlimpah, bahkan meski untuk 10 kali lipat penduduk bumi yang ada sekarang ini.

Teori-teori barat yang umumnya pesimistis dan ketakutan dengan ledakan penduduk, lebih merupakan sebuah politik perang urat syaraf ketimbang menyuguhkan fakta sesungguhnya. Inilah yang selama ini dikritisi oleh para ulama tentang keluarga berencara. Sementara di sisi lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menganjurkan agar umatnya memiliki keturunan yang banyak. Sebab beliau akan ‘bersaing’ dengan nabi yang lain dalam masalah jumlah umat.

Pandangan Lembaga Riset Islam

Dalam muktamar kedua tahun 1385 H/1965 M Muktamar Lembaga Riset Islam di Kairo menetapkan keputusan bahwa sesungguhnya Islam menganjurkan untuk menambah dan memperbanyak keturunan, karena banyaknya keturunan akan memperkuat umat Islam secara sosial, ekonomi dan militer. Menambah kemuliaan dan kekuatan.

Jika terdapat darurat yang bersifat pribadi yang mengharuskan pembatasan keturunan, maka kedua suami istri harus diperlakukan sesuai dengan kondisi darurat. Dan batasan darurat ini dikembalikan kepada hati nurani dan kualitas agama setiap pribadi. Tidak sah secara syari membuat peraturan berupa pemaksaan kepada manusia untuk melakukan pembatasan keturunan walaupun dengan berbagai macam dalih. Pengguguran dengan maksud pembatasan keturunan atau menggunakan cara yang mengakibatkan kemandulan untuk maksud serupa adalah sesuatu yang dilarang secara syari terhadap suami istri atau lainnya.

Pandangan Rabithah Alam Islami

Pada sidang ke- 16 Majelis Pendiri Rabithah Alam Islami membuat fatwa melarang pembatasan keturunan, dan berikut nashnya:

Majelis mempelajari masalah pembatasan keturunan atau KB, sebagaimana sebagian para penyeru menamakannya. Anggota majelis sepakat bahwa para pencetus ide ini hendak membuat makar atau tipu daya terhadap umat Islam. Dan umat Islam yang menganjurkannya akan jatuh pada perangkap mereka. Pembatasan ini akan membahayakan secara politik, ekonomi, sosial dan keamanan. Telah muncul fatwa-fatwa dari para ulama yang mulia dan terpercaya keilmuan serta keagamaannya yang mengharamkan pembatasan keturunan ini. Dan pembatasan keturunan tersebut bertentangan dengan Syariah Islam.

Umat Islam telah sepakat bahwa di antara sasaran pernikahan dalam Islam adalah melahirkan keturunan. Disebutkan dalam hadis sahih dari Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa wanita yang subur lebih baik dari yang mandul.

Pernyataan Badan Ulama Besar di Kerajaan Arab Saudi

Pernyataan no: 42 tanggal 13/4 1396 H menyebutkan bahwa dilarang melakukan pembatasan keturunan secara mutlak. Tidak boleh menolak kehamilan jika sebabnya adalah takut miskin. Karena Allah Taala yang memberi rejeki yang Maha Kuat dan Kokoh. Tidak ada binatang di bumi kecuali Allah-lah yang menanggung rezekinya.

Adapun jika mencegah kehamilan karena darurat yang jelas, seperti jika wanita tidak mungkin melahirkan secara wajar dan akan mengakibatkan harus dilakukan operasi untuk mengeluarkan anaknya. Atau melambatkan untuk jangka waktu tertentu karena kemashlahatan yang dipandang suami-istri maka tidak mengapa untuk mencegah kehamilan atau menundanya. Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan sebagian besar para sahabat tentang bolehnya azl (coitus interuptus atau senggama terputus).

Pernyataan Majelis Lembaga Fiqh Islami

Dalam edisi ketiga tentang hukum syari KB ditetapkan di Makkah 30-4-1400 H Majelis Lembaga Fiqh Islami menetapkan secara sepakat tidak bolehnya melakukan pembatasan keturunan secara mutlak. Tidak boleh juga menolak/mencegah kehamilan kalau maksudnya karena takut kemiskinan. Karena Allah yang memberi rezeki yang sangat kuat dan kokoh. Dan semua binatang di bumi rezekinya telah Allah tentukan. Atau alasan-alasan lain yang tidak sesuai dengan syariah.

Sedangkan mencegah kehamilan atau menundanya karena sebab-sebab pribadi yang bahayanya jelas seperti wanita tidak dapat melahirkan secara wajar dan akan mengakibatkan dilakukan operasi untuk mengeluarkan bayinya. Maka hal yang demikian tidak dilarang syari. Begitu juga jika menundanya disebabkan sesuatu yang sesuai syari atau secara medis melaui ketetapan dokter muslim terpercaya. Bahkan dimungkinkan melakukan pencegahan kehamilan dalam kondisi terbukti bahayanya terhadap ibu dan mengancam kehidupannya berdasarkan keterangan dokter muslim terpercaya.

Adapun seruan pembatasan keturunan atau menolak kehamilan karena alasan yang bersifat umum maka tidak boleh secara syariah. Lebih besar dosanya dari itu jika mewajibkan kepada masyarakat, pada saat harta dihambur-hamburkan dalam perlombaan senjata untuk menguasai dan menghancurkan ketimbang untuk pembangunan ekonomi dan pemakmuran serta kebutuhan masyarakat.

Walhasil, program KB perlu dilihat pertama kali dari latar belakang motivasinya terlebih dahulu. Kalau motivasinya seperti yang disebutkan di atas, tentu saja kurang sejalan dengan agama Islam. Namun kalau motivasinya terkait dengan pengaturan kelahiran agar mendapatkan keturunan yang berkualitas, atau untuk memberikan kekesempatan kepada anak untuk merasakan kasih sayang dan perhatian lebih lama dari orang tuanya, tentu merupakan alasan yang masih akal dan bisa diterima syariah.

Alat Kontrasepsi

Bila dari segi motivasi sudah sejalan, tinggal masalah teknisnya. Di dunia kedokteran tersedia banyak jenis alat kontrasepsi. Sebagian dari alat itu ada yang dianggap tidak sejalan dengan hukum Islam, seperti yang berfungsi membunuh janin. Adalagi yang berfungsi membunuh zygot, di mana sebagian dari para ulama berpandangan bahwa zygot itu pun harus dihormati layaknya manusia.

Maka alat-alat kontrasepsi yang mekanisme kerjanya membunuh zygot atau janin, termasuk alat kontrasepsi yang tidak dibenarkan dalam Islam. Sebaliknya, bila tidak sampai membunuh janin atau zygot, melainkan hanya berfungsi untuk menghalangi terjadinya pembuahan, oleh sementara kalangan ulama dipandang boleh untuk digunakan.

Wassalamu’alaikum, warahamtullahi wabarakatuh. [Ahmad Sarwat, Lc.]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2341562/menggunakan-kb-yang-tetap-sesuai-syariat#sthash.KYx6dH99.dpuf

Raphael Narbaez: Tuhan Mengajariku Islam Lewat Alquran

Tak pernah terlintas di benak Raphael Narbaez, pria berkebangsaan Amerika Serikat, untuk mempelajari dan bahkan memeluk Islam. Betapa tidak, dalam dirinya telah tertanam sebuah keyakinan bahwa semua agama, selain yang diyakininya, adalah buruk.

Hingga suatu hari, ia tak lagi meyakini kebenaran agama yang dipeluknya. Narbaez pun memutuskan untuk meninggalkan agamanya. Ia lalu mempelajarinya ulang dan bahkan sempat tak memeluk agama apa pun setelah itu.

Ia merasa beruntung memiliki satu keyakinan yang tersisa di hatinya. “Aku yakin Tuhan itu ada,” ujarnya. Keyakinan itu membawanya pada agama yang Islam, agama yang diyakininya paling benar. “Aku yakin, Allah telah merencanakan semua ini bahkan sebelum aku dilahirkan,” ungkapnya.

 

Raphael Narbaez adalah pria kelahiran Texas, California, yang segera dibaptis sebagai seorang Katolik tak lama setelah terlahir ke muka bumi. Maklum saja, ia berasal dari keluarga Katolik yang taat.

Narbaez tumbuh di Lubbock, wilayah Texas yang memiliki banyak gereja dan dihuni komunitas kuat Kristen. Lingkungan tersebut membawanya menjadi seorang saksi Yehuwa (Tuhan orang Yahudi). Saksi Yehuwa adalah sebuah denominasi umat Kristen pemulih kepercayaan milenialisme, di luar ajaran utama Kristen dan tidak meyakini adanya trinitas.

Suatu hari, kata Narbaez, pintu rumahnya diketuk oleh beberapa orang. Mereka mengadakan pengajian Bibel di rumah. Setelah pengajian itu, ia dan keluarganya juga mendatangi gereja para saksi Yehuwa. Mereka menghadiri sejumlah pertemuan dan bergabung dengan jamaah kebaktian mereka. Mereka pun menjadi bagian dari para saksi Yehuwa.

Narbaez pun dengan penuh semangat mengkaji Bibel. Semakin dalam mengkaji dan mendalami Bibel, ia dihadapkan pada sebuah ironi mengenai kitab sucinya itu.

“Siapa pun yang familiar dengan naskah tersebut tahu persis bahwa Bibel telah banyak tercemar di sepanjang sejarah. Namun, di sisi lain, aku selalu merasa bahwa Bibel yang asli benar-benar berasal dari Tuhan,” katanya. Umat Kristen lainnya pun, kata dia, memuaskan diri dengan pemikiran yang sama bahwa Bibel yang asli hebat dan logis.

Narbaez mulai belajar lebih banyak dan mendalami Bibel, hingga ia dibaptis sebagai saksi Yehuwa saat memasuki usia 13 tahun. Semenjak itu, ia seperti mendapat suntikan semangat untuk berbuat lebih banyak ‘pekerjaan Tuhan’.
“Sesuatu yang tidak biasa terjadi. Aku diakui dan diberkati untuk menjadi pembicara dalam acara-acara kebaktian. Dan aku mulai berbicara di depan jamaat berjumlah besar,” paparnya.

 

Bahkan, ia baru berusia 20 tahun saat memiliki jamaat kebaktian sendiri, dan ia semakin mendalami ajaran tentang ‘saksi-saksi Yehuwa. Lalu, setelah melewati banyak kebaktian, doa, dan duka, Narbaez meninggalkan agamanya dan tidak mencoba untuk kembali.

Yang terjadi kemudian, katanya, ia tak dapat berpindah ke agama baru apa pun. “Sebagai saksi Yehuwa, aku diajari bahwa semua agama tidak baik, bahwa hanya para saksi Yehuwa yang mampu membawaku pada penerimaan terhadap Tuhan,” katanya.

Dengan penuh kesadaran, Narbaez tak lagi memercayai semua ajaran saksi-saksi Yehuwa, juga ajaran agama lainnya. Jadilah ia seseorang tanpa agama. “Untungnya, aku bukan seorang tanpa Tuhan. Aku masih memercayai adanya Tuhan yang menciptakan seisi semesta,” katanya.

Ia lalu memutuskan untuk kembali ke gereja, tempat di mana ajarannya berasal. “Aku dilahirkan sebagai seorang Katolik dan menjadi seorang saksi Yehuwa sepanjang hidupku, aku kembali ke sana untuk menemukan sesuatu yang mungkin saja telah kulewatkan,” katanya.

Tiga bulan lamanya Narbaez menghanyutkan diri dalam doa-doa, kebaktian, dan juga misa. Namun, semua itu tidak mengubah keadaan yang dialaminya. “Sama sekali tidak menarik pikiranku, tidak juga hatiku,” ujarnya.

Hingga pada satu hari, ia berkesempatan bertemu dengan seorang Muslimah yang selalu tampak gembira dan ramah. “Aku memperhatikannya dan tertarik dengan kepribadiannya. Ia memberitahuku banyak hal tentang Islam.”

Setelah itu, tak sedikit pun tebersit niat dalam benaknya untuk memeluk Islam. “Aku hanya berpikir tentang sebuah keinginan menjadi umat Kristen yang baik, dan aku yakin dengan cara Tuhan menjadikanku seorang Kristen taat.”

 

Narbaez pun kembali mendalami Bibel. Ia melakukannya berjam-jam, terutama saat malam. Ia membaca seluruh isi kitab Perjanjian Baru dan melahap Perjanjian Lama; Genesis (Permulaan), Deutoronomy (Ulangan), Exodus (Kepergian).

Lalu ketika ia mencapai bagian tentang Prophets (Nabi-nabi), Narbaez tiba-tiba ingin mengistirahatkan matanya sambil berpikir tentang pertemuannya dengan Muslimah yang memberitahunya tentang Islam, tentang menjadi seorang Muslim, tentang Alquran, dan tentang Allah SWT. Lalu aku berkata, “Baiklah, aku adalah orang dengan pikiran terbuka sekarang. Aku akan mencari tahu tentang itu, bukan sebagai seorang saksi Yehuwa,” tuturnya.

Mula-mula ia berpikir tentang jumlah Muslim dunia yang mencapai 1,2 miliar. Lalu, Narbaez berpikir bahwa ternyata setan tak terlalu hebat untuk bisa memperdaya 1,2 miliar umat Islam, dan ia pun mulai membaca Alquran untuk mencari jawabannya.

Narbaez menuntaskan bacaannya dan mulai menemukan jawaban lebih dari yang diharapkannya. “Segala sesuatunya menjadi jelas. Bahkan, aku bisa memahami Bibelku setelah membaca Alquran,” tegasnya. Dan, Narbaez menyimpulkannya sebagai cara Tuhan menjadikannya seorang umat Kristen yang baik.
“Tuhan mengajariku lewat Alquran.”

Narbaez pun terus membaca Alquran. Menurutnya, isinya lebih mudah dan lebih ringkas daripada kitab yang sering dibacanya. “Aku mulai meninggalkan Bibel yang pernah kuyakini sebagai perkataan Tuhan.”

 

Bersamaan dengan itu, Narbaez memiliki keinginan untuk menemui orang-orang Islam, pemilik kitab suci tersebut. Ia memilih masjid sebagai tempat yang tepat untuk bertemu mereka, untuk memeriksa kebenaran informasi yang pernah dikatakan oleh wanita Muslim yang pernah ditemuinya.

Dengan menggunakan mobil, Narbaez mendatangi sebuah masjid di California bagian selatan. “Perutku menegang, rasanya seperti ketika kita diharuskan melakukan sesuatu sedangkan kita tidak menginginkannya,” katanya. Sambil berputar beberapa kali melewati masjid, ia kemudian mencari-cari alasan untuk membatalkan niatnya memasuki masjid tersebut. Ia mendapatkan sebuah alasan. Area parkir masjid tersebut penuh.

“Aku akan berputar sekali lagi. Jika tidak ada mobil yang keluar dari halaman masjid, aku akan pulang.”
“Allah Maha Berkehendak,” ujarnya.
Ia menceritakan, saat melintas di depan masjid untuk terakhir kalinya, sebuah mobil keluar. Ia menjadi jauh lebih cemas dari sebelumnya. Namun, ia menepati janjinya.

Narbaez  menghampiri sekelompok orang yang berbaur di dalam masjid usai shalat berjamaah, saat beberapa di antara mereka menyambutnya sambil mengucap salam. Seseorang yang menyadari bahwa Narbaez adalah orang baru di sana, menggandengnya, mengajaknya berkeliling masjid, dan mengajarinya berwudhu.

Ia terkesima sekaligus takjub. “Aku suka cara mereka (Muslim) menyucikan diri dan semua amalan yang mereka lakukan,” ujarnya. Ia kagum dengan gerakan ruku dan sujud, yang dimaknainya sebagai ekspresi makhluk yang tidak berdaya di hadapan Tuhan.

Dalam hatinya muncul keinginan yang kuat untuk berdoa dengan cara yang dilakukan Muslim. “Saya merasa seperti pulang kembali ke rumah setelah lama bepergian.” Narbaez mantap berislam tak lama setelah itu.

Kemantapan hatinya itu, kata Raphael, bermuara pada Alquran dan hadis. “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat,” ujar Raphael mengutip surah favoritnya, an-Nasr.

Rezeki yang tak Disangka

Diriwayatkan bahwa di Tanah Haram terdapat seorang wali Allah. Dia berpuasa setiap hari, setiap hari ada seseorang yang datang membawakan dua kerat roti untuk berbuka puasa.

Pada suatu hari, terlintas didalam pikirannya, “Mengapa aku harus menggantungkan rezeki ku pada orang ini? mengapa aku melupakan Maha pemberi rezeki seluruh alam.

Ketika pembawa roti datang pada malam tersebut, wali Allah itu pun mengembalikannya kepadanya. Orang itu pun pergi. Selama tiga hari, wali Allah itu tinggal tanpa sesuaru untuk dimakan.


Pada malam harinya dia memohon bersungguh-sungguh di hadapan Allah. ketika dia tidur, wali Allah itu bermimpi. Dia mendengar dalam mimpinya suara bisikan menegurnya, “Mengapa engkau mengembalikan roti yang telah Allah kirimkan untukmu melalui tangan salah seorang hamba-Nya?”

Dia menjawab, “Aku berpikir, bahwa dengan menerima pemberian darinya aku telah bergantung pada selain Allah dalam masalah rezekiku.”

Suara itu bertanya lagi, “Tetapi tahukah engkau, siapakah yang telah mengirimkannya kepadamu?”

Wali Allah itu menjawab, ” Allah yang melakukannya.”

Sahut suara itu,”Kalau begitu, ambillah roti itu dan jangan engkau tolak lagi.”

 

sumber: Republika Online