Temukan Artikel Mengenai Lailatul Qadar

Assalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

Sahabat Pembaca yang dimuliakan Allah SWT, Puasa Ramadhan sudah memasuki 10 hari terakhir.

Melalui pemberitahuan ini, sekiranya Sahabat ingin membaca lebih banyak artikel mengenai malam Lailatul Qodar, silakan mencari di kolom Pencarian dengan keyword: Malam lailatul Qodar, Lailatul Qodr, atau Lailatul Qodr.

Semoga Lailatul Qodar bukan hanya ditemukan dalam bentuk artikel pada aplikasi/web ini saja, tetapi juga Sahabat bisa menjumpai malam seribu bulan tersebut di tengah ibadah yang sama-sama kita kerjakan. Amien.

 

Wassalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh.

 

Imsyak dan Sahurnya Rasulullah SAW

Rasulullah SAW menamakan sahur dengan istilah ’makan pagi yang diberkahi’ sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud, Nasai dan Ahmad dari la ’Irbadh bin Sariyah berkata, ”Rasulullah saw mengajakku untuk bersahur didalam bulan Ramadhan dengan bersabda,”Mari kita makan pagi yang diberkahi.”

Di dalam riwayat Ahmad dari Abu Said bahwa Rasulullah SAW bersabda,”sahur seluruhnya adalah keberkahan maka janganlah anda meninggalkannya walaupun seseorang dari kalian hanya meminum seteguk air. Sesungguhnya Allah swt dan para malaikatnya memberi salam kepada orang-orang yang bersahur.”

Di dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa Aisyah pernah ditanya tentang dua orang yang salah satunya menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur sedangkan yang lainnya mengakhirkan berbuka dan menyegerakan sahur maka dia menjawab, ”Siapa dari keduanya yang menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur?’ orang itu menjawab,”Dia adalah Abdullah bin Mas’ud.” Aisyah menjawab, ”Demikianlah Rasulullah saw melakukannya.”

Diriwayatkan oleh Ahmad dari Bilal berkata, ”Aku mendatangi Rasulullah saw dan mengadzankan shalat. Beliau saw ingin berpuasa maka dia pun meminum kemudian beliau saw memberikannya kepadaku dan keluar untuk shalat, ini adalah sebelum masuknya fajar.”

Riwayat dari Anas didalam ash Shahihain disebutkan,”Sesungguhnya Bilal telah mengumandangkan adzan pada waktu malam (sebelum fajar) maka makan dan minumlah sehingga Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan adzannya.” Sesungguhnya Ibnu Ummi Maktum adalah seorang buta yang tidak mengumandangkan adzan kecuali jika dikatakan kepadanya, ”Telah shubuh, telah shubuh.”

Terdapat riwayat yang membatasi waktu antara sahur dengan shalat didalam hadits Zaid bin Tsabit yang berkata, ”Kami (menyelesaikan) sahur bersama Rasulullah saw kemudian kami mengerjakan shalat.” Anas berkata, ”Berapa lama antara keduanya?” Zaid menjawab, ”Sekitar lima puluh ayat” (Muttafaq Alaihi)

Dari hadits Bilal diatas dapat difahami bahwa adzan pertama yang dikumandangkannya adalah untuk membangunkan seorang yang hendak berpuasa keesokan harinya agar bersahur. Sedangkan adzan kedua yang dikumandangkan Ibnu Ummi Maktum adalah datangnya waktu shubuh yang menandakan berhentinya waktu sahur.

Waktu imsak yang ditentukan sepuluh menit sebelum shubuh itu adalah perkiraan para ulama yang setara dengan seorang yang membaca sebanyak 50 ayat Al Qur’an, yaitu batas waktu antara selesainya sahur dengan adzan waktu shubuh. Dan 50 ayat ini adalah waktu yang cukup atau tengah-tengah, ia tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.

Pada dasarnya waktu akhir dari sahur seseorang adalah sedikit menjelang masuknya waktu fajar akan tetapi diharamkan baginya jika telah masuk waktu fajar. Namun demikian dianjurkan agar seorang yang bersahur menghentikan sahurnya pada sepuluh menit sebelum masuknya shubuh agar dirinya memiliki kesiapan penuh untuk berpuasa esok harinya dan agar dirinya juga bersiap-siap untuk melaksanakan shalat shubuhnya.

 

ERA MUSLIM

Ciri-Ciri Malam Lailatul Qodar

Bulan Ramadhan merupakan salah satu bulan yang diistimewakan oleh umat Islam. Di dalam bulan Ramadhan, Allah SWT memberikan keistimewaan umat Nabi Muhammad SAW dibandingkan umat-umat nabi sebelumnya, khususnya keistimewaan dalam ganjaran beribadah. Salah satu keistimewan Bulan Ramadhan adalah adanya Lailatul Qodar (malam seribu bulan). Inilah malam yang membuat umat nabi Muhammad SAW begitu istimewa.

 

Namun, adalah rahasia Allah SWT kapan lailatul qodar itu bisa ditemukan. Rahasia ini, tiada lain agar kita menjalankan ibadah di bulan suci ini, dari awal hingga bulan Ramadhan itu berakhir. Banyak riwayat atau hadis yang mengisyaratkan lailatul qodar itu datang di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, khsusunya di bilangan ganjil, sebagaimana sabda Rasulullah saw,

”Carilah dia (lailatul qodr) pada sepuluh malam terakhir di malam-malam ganjil.” (HR. Bukhori Muslim).

 

Ciri-ciri Lailatul Qodar

Dinamakan lailatul qodar karena pada malam itu, Allah SWT memerintahkan malaikat untuk menuliskan ketetapan tentang kebaikan, rezeki dan keberkahan di tahun ini, sebagaimana firman Allah SWT :

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ ﴿٣﴾
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ ﴿٤﴾
أَمْرًا مِّنْ عِندِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ ﴿٥﴾

Artinya : ”Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi kami. Sesungguhnya kami adalah yang mengutus rasul-rasul.” (QS. Ad Dukhan : 3 – 5)

Al Qurthubi mengatakan pada malam itu para malaikat turun dari setiap langit dan dari sidrotul muntaha ke bumi dan mengaminkan doa-doa yang diucapkan manusia hingga terbit fajar. Para malaikat dan jibril as turun dengan membawa rahmat atas perintah Allah swt juga membawa setiap urusan yang telah ditentukan dan ditetapkan Allah di tahun itu hingga yang akan datang. Lailatul Qodr adalah malam kesejahteraan dan kebaikan seluruhnya tanpa ada keburukan hingga terbit fajar, sebagaimana firman-Nya :

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ ﴿٤﴾
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ﴿٥﴾

Artinya : ”Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qodr : 4 – 5)

Diantara hadits-hadits yang menceritakan tentang tanda-tanda lailatul qodr adalah :

  1. Sabda Rasulullah saw,”Lailatul qodr adalah malam yang cerah, tidak panas dan tidak dingin, matahari pada hari itu bersinar kemerahan lemah.” Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah yang dishahihkan oleh Al Bani.
  2. Sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya aku diperlihatkan lailatul qodr lalu aku dilupakan, ia ada di sepuluh malam terakhir. Malam itu cerah, tidak panas dan tidak dingin bagaikan bulan menyingkap bintang-bintang. Tidaklah keluar setannya hingga terbit fajarnya.” (HR. Ibnu Hibban)
  3. Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya para malaikat pada malam itu lebih banyak turun ke bumi daripada jumlah pepasiran.” (HR. Ibnu Khuzaimah yang sanadnya dihasankan oleh Al Bani)
  4. Rasulullah saw berabda,”Tandanya adalah matahari terbit pada pagi harinya cerah tanpa sinar.” (HR. Muslim)

Karena tidak ada yang mengetahui kapan jatuhnya lailatul qodr itu kecuali Allah SWT maka cara yang terbaik untuk menggapainya adalah beritikaf di sepuluh malam terakhir sebagaimana pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

 

Ciri-ciri Orang Yang Mendapatkan Lailatul Qodar

Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dari Abu Hurairoh bahwa Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa melakukan qiyam lailatul qodr dengan penuh keimanan dan pengharapan (maka) dosa-dosanya yang telah lalu diampuni.”

Juga doa yang diajarkan Rasulullah saw saat menjumpai lailatul qodr adalah ”Wahai Allah sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi Maaf, Engkau mencintai pemaafan karena itu berikanlah maaf kepadaku.” (HR. Ibnu Majah)

Dari kedua hadits tersebut menunjukkan bahwa dianjurkan bagi setiap yang menginginkan lailatul qodar agar menghidupkan malam itu dengan berbagai ibadah, seperti : shalat malam, tilawah Al Qur’an, dzikir, doa dan amal-amal shaleh lainnya. Dan orang yang menghidupkan malam itu dengan amal-amal ibadah akan merasakan ketenangan hati, kelapangan dada dan kelezatan dalam ibadahnya itu karena semua itu dilakukan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ridho Allah swt.

 

Dikutip dari Era Muslim

 

 

Saat Halal dan Haram Tidak Lagi Diperdulikan

Sesungguhnya, yang halal itu jelas dan yang haram itu juga jelas. Antara keduanya terdapat hal-hal samar yang tidak diketahui kebanyakan orang.

 

SEPERTI halnya cinta, tema seputar halal dan haram tidak ada habisnya untuk dibahas. Seiring perkembangan zaman, masalah ini terasa makin kompleks, makin menarik, sekaligus makin memusingkan.

Ada banyak hal baru yang tidak ditemui pada zaman Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabat. Selintas tidak ada dalil hukum yang menerangkan bidang-bidang tersebut. Boleh jadi, kita menganggapnya halal, namun setelah diselidiki, ternyata statusnya haram. Begitu pun sebaliknya. Bagi sebagian orang, masalah ini sangat membingungkan atau setidaknya menimbulkan keragu-raguan.

Sebenarnya, agama kita telah menetapkan aturan sangat jelas tentang masalah halal haram ini. Keduanya termasuk unsur fundamental dalam Islam.

Rasulullah bersabda,

“Sesungguhnya, yang halal itu jelas dan yang haram itu juga jelas, antara keduanya terdapat hal-hal samar yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barangsiapa menjaga diri dari hal-hal yang samar itu maka ia telah menjaga agama dan harga dirinya, dan barangsiapa jatuh ke dalam hal yang samar maka ia telah jatuh kepada hal yang haram, seperti pengembala yang mengembala di sekitar daerah terlarang, nyaris ia masuk ke dalamnya. Ketahuilah, setiap raja mempunyai daerah larangan. Ketahuilah sesungguhnya daerah larangan Allah adalah hal-hal yang diharamkan-Nya.” (HR. Bukhari Muslim)

Hadist ini memperlihatkan betapa besarnya kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada manusia. Sungguh, Allah tidak menghendaki manusia celaka. Jauh-jauh hari, Dia—melalui lisan utusan-Nya—telah mengabarkan akan adanya batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar manusia.

Andai kita hitung, ternyata yang diharamkan Allah lebih sedikit daripada yang dihalalkan. Entah itu dilihat dari sudut pandang zatnya maupun dari sudut pandang tindakannya (cara mendapatkan benda zat tersebut).

Lihat saja, semua minuman halal dikonsumsi, kecuali minuman yang merusak tubuh dan memabukkan. Semua makanan halal dinikmati, kecuali makanan yang menjijikkan dan tidak baik bagi kesehatan, misalnya bangkai (kecuali ikan dan belalang), darah yang mengalir, babi, binatang buas atau bertaring, binatang yang memakan kotoran, dan binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah. Hanya itu saja.

Demikian pula dalam hal perbuatan. Yang dilarang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan yang diperbolehkan. Hanya yang buruk dan membahayakan saja yang dilarang, seperti mencuri, memanipulasi, menipu, riba, menjual diri, mengorbankan orang lain, atau perbuatan musyrik. Di luar itu, selama tidak membahayakan dan merendahkan derajat kemanusiaan, Allah menghalalkannya. Yang termasuk kategori ini, di antaranya berdagang, bertani, berbisnis, menjadi karyawan, serta bidang-bidang usaha lain yang sangat banyak jumlahnya.

Akan tetapi, seiring kuatnya dominasi sistem kapitalisme, termasuk industrialisasi modern yang berasas al-ghayah tubarrir al-washilah (tujuan menghalalkan cara) dan berprinsip zero wasting (sampah nol), yang sedikit itu justru menjadi sangat fungsional dan menguasai. Sebagai contoh babi, dalam kalkulasi bisnis kapitalisme hampir semua bagian tubuh babi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi yang sangat efesien dan menjanjikan.

Kulit atau tulangnya saja ternyata dapat digunakan dalam produksi gelatin. Sebagai informasi, di dunia industri, gelatin tergolong miracle food karena sangat multifungsi dan tak tertandingi kegunaannya. Gelatin dapat digunakan sebagai bahan pengisi, pengemulasi (amulsifer), pengikat, penyedap, dan sekaligus pemerkaya gizi. Karakteristiknya yang lentur dapat membentuk lapisan tipis elastis, film transparan yang kuat, dan daya cernanya tinggi.

Dalam perspektif lain, akibat perkembangan zaman yang sarat warna-warni kapitalisme ini, bidang-bidang baru pun bermunculan seiring dengan makin kompleksnya kebutuhan manusia. Semuanya bermuara pada satu titik, yaitu bagaimana mendapatkan laba alias keuntungan finansial sebanyak mungkin.

Memang tidak semua bidang ini haram. Namun, tidak sedikit yang melanggar aturan yang telah digariskan agama, atau setidaknya bidang ini kehalalannya diragukan alias syubhat, misalnya praktik-praktik ribawi dengan memperjualbelikan uang, bunga bank, berspekulasi di pasar saham, ekploitasi tubuh wanita melalui kontes-kontes kecantikan fashion show, tarian-tarian, dan judi via internet atau telepon seluler.

Belum lagi adanya praktik-praktik curang para pemegang kebijakan, mulai dari bagi-bagi tender proyek, illegal logging, uang komisi, hingga perjalanan-perjalanan dinas yang tidak jelas juntrungannya. Tidak hanya itu, kita pun menyaksikan maraknya kejahatan-kejahatan baru di dunia maya, pengelundupan (transaksi di pasar gelap), mark-up pembiayaan, mafia, hingga praktik-praktik curang (dan amat jahat tentunya) di pabrik-pabrik pengelolahan makanan atau di SPBU-SPBU.

Ada seribu satu cara mudah mendapatkan uang dengan cara licik dan tidak halal. Boleh jadi, inilah zaman yang pernah diprediksi Rasulullah,

“Akan tiba suatu zaman bagi manusia di mana seseorang tidak lagi mempedulikan rezeki yang didapatkan, apakah dari sumber yang halal atau dari sumber yang haram.” (HR. Bukhari, Nasa’i, Ahmad, dan Ad-Darimi).*/Sudirman STAIL (sumber buku: Haram Bikin Seram, penulis: Tauhid Nur Azhar Eman Sulaiman)

HIDAYATULLAH

Dampak Seks Bebas Terhadap Kanker Serviks

Kanker serviks bagi wanita merupakan penyakit yang cukup menakutkan, karena berdasarkan tinjauan statistik di negara maju, menyebutkan bahwa penyakit ini berada pada posisi keempat sebagai penyakit yang paling mematikan bagi wanita. Dan berdasarkan data statistik di Indonesia, penyakit kanker serviks justru berada pada posisi pertama sebagai penyakit yang paling ganas dan mematikan.

Kanker serviks umumnya diderita oleh wanita pada usia diatas 40 tahun, tapi bukan berarti Anda yang masih berumur dibawah 40 tahun lantas bersantai tanpa mengkhawatirkan keberadaan penyakit ini.Pada dasarnya, kanker serviks sulit dideteksi. Butuh waktu antara 10 sampai 20 tahun sejak sel kanker pertama kali berkembang dalam tubuh hingga akhirnya dapat terdeteksi dan butuh waktu antara 20-30 tahun hingga sel kanker mengalami puncak pertumbuhan.

Penyebab utamanya sendiri adalah infeksi dari virus bernama HPV atau Human Papilloma Virus, infeksi dapat terjadi karena gaya hidup yang tidak baik, misalnya seperti perilaku seks bebas.

Apa dampak seks bebas terhadap kanker serviks? Bagaimana dampak seks bebas terhadap kanker serviks? Seperti apa proses yang terjadi sehingga perilaku seks bebas dapat menyebabkan timbulnya kanker serviks?

Seks bebas umumnya dilakukan di usia yang terlalu muda dengan cara berganti-ganti pasangan seks, potensi infeksi HPV sangat besar dengan perilaku seperti itu karena HPV dapat menular melalui hubungan seksual. Misalnya saja, seorang wanita berhubungan seksual dengan seorang pria yang pernah berhubungan seksual dengan wanita lain yang terjangkit virus HPV, maka kemungkinan wanita tersebut untuk ikut terjangkit virus HPV sangat besar.

Kalaupun si wanita tidak berganti-ganti pasangan, tetap ada kemungkinan besar terjangkit virus HPV bila si pria sering berganti pasangan. Selain itu, seks bebas identik dengan kehamilan.

Karena hubungan seksual dilakukan tidak secara tepat dengan pasangan yang berganti-ganti pula, maka kemungkinan untuk hamil pun semakin besar. Padahal, saat terjadi proses melahirkan secara alami, janin yang melewati serviks atau mulut rahim akan membuat serviks atau mulut rahim tersebut trauma yang dapat menimbulkan terpicunya pertumbuhan sel kanker. Semakin sering trauma terjadi, maka resiko kanker serviks sendiri akan semakin besar.Adakah cara mengurangi dampak seks bebas terhadap kanker serviks? Bila Anda bertanya mengenai cara untuk mengurangi dampak seks bebas terhadap kanker serviks, tentunya tidak ada jawabannya.

Dampak seks bebas terhadap kanker serviks tidak dapat dikurangi, karena pada dasarnya hal itulah yang menyebabkan kanker serviks. Untuk mencegah Anda dan orang terdekat dari ancaman kanker serviks, yang bisa dilakukan adalah menghindari gaya hidup yang tidak baik seperti seks bebas.

Jangan sampai kemudahan dan kenikmatan sementara justru akan menimbulkan kesulitan dan penderitaan di kemudian hari.

Janji Suci Itu Bernama “Ijab Qabul”

TIDAK ada yang salah dalam sebuah pernikahan. Sama sekali tidak. JIka di perjalanannya kelak kau temukan senyum dan tawa, sungguh itulah pernikahan.

Pun jika nanti kau hanya jumpai air mata, juga sungguh, itulah pernikahan. Bahkan jika kai temukan keduanya silih berganti, maka sungguh itulah pernikahan. Kau percaya kan? Begitu pun aku.

Ketika namamu tertuang dalam buku kecil bersanding erat dengan namanya, maka ketika itu jelaslah dirimu telah terikat dengannya. Ketika jari manismu telah diisi cincin oleh pemilik yang sah, maka ketika itu sempurnalah hidupmu berubah. Dan ketika ibu-ayahmu bukan lagi orang pertama yang kau jumpai saat bangun tidur, maka ketika itu berputarlah arah abdimu padanya.

Hubungan ini tidak semudah yang dibicarakan. Ikatannya bukan hanya pada dia yang kelak akan hidup bersamamu saja, tapi juga pada keluarganya. Tidak sebatas tali di antara manusia saja, tapi juga ketersambungan tanggung jawab terhadap Tuhan.

Sebuah prolog di atas sebenarnya hanya bagian kecil dari gambaran apa yang akan dibahas kali ini. Yap, tentunya bahasan itu semua bagian dari kata pernikahan. Coba pikirkan baik-baik, apa sih yang terpikirkan jika mendengar kata “nikah”? Apakah Janji Suci? Apakah Bahagia? Apakah Cinta? Atau mungkin penderitaan? Mungkin setiap orang mempunyai definisi tersendiri tentang kata itu.

Semua orang pasti tau menikah merupakan sunah Rasulullah. Menikah dengan seseorang yang sudah dipilihkan Allah untuk kita pastinya akan membuat hidup ini menjadi tenang, tentram dan bahagia. Akan terasa indah jika rumah tangga yang akan dibangun dipenuhi dengan manisnya iman, nikmatnya ibadah dan ringannya jiwa raga untuk beramal.

Terasa sejuk rasanya jika kehidupan ini dikelilingi oleh orang yang tulus mencintai dan menyayangi kita, mengikat janji setia dan bersama bahu membahu berjuang mencapai surgaNya. tetapi sebenarnya bukan sampai disitu saja, bukan sampai menunaikan keinginan akad saja. Karena sesudahnya banyak amanah yang harus dipegang eratm ada berbagai rintangan dan cobaan yang harus dilalui, dan ada beribu tanggung jawab yang harus dilaksanakan.

Membahas persiapan hati dan kesiapan mental sebelum menikah dan juga calon mungkin sesuatu hal yang asyik untuk diperbincangkan. Namun kita juga harus tahu ketika fase dimana sesudah ijab terucap dan kabul terkata. Ketika tangan sudah berada di bawah tangan djuga ketika janji bukan lagi milik kita namun sudah berada dalam genggangan Allah SWT.

Pertama, jadilah pasangan yang sempurna dengan saling melengkapi. Memang di dunia ini tidak akan ada seseorang yang sempurna, namun ketika sudah bersatu, anggaplah kekurangan pasangan itu sebagai pelengkp kesempurnaannya. Contohnya, seorang suami bertanggung jawab penuh terhadap arah kehidupan keluarga yang dipimpinnya. Mau dibawa kemana dan kelak akan seperti apa, maka suamilah yang harus menentukan.

Lantas, kepada siapa seorang suami harus bergantung? Pasti kebanyakan orang akan menjawab kepada istri yang tentu akan menjadi orang yang paling dekat dan besar dukungannya kepada suami. Oh ya, benarkah? Tentu tidak. Dalam mengarungi kehidupan berumah tangga, sang suami haruslah hanya bergantung pada Allah. Namun sayangnya, di zaman sekarang banyak yang menjelaskan bahwa seorang suami bisa bergantung pada istri. Akibatnya jelas jika sang suami bergantung pada istri, bahtera rumah tangga yangs sedang dijalani akan cepat rapuh dan roboh. Coba ingat-ingat, banyak hadis yang mengatakan bahwa salah satu pelemah keimanan seseorang adalah wanita? Oleh karena itu, istri seharusnya bukan tempat bergantung suami, namun seseorang yang harus dicintai dan dilindungi satu-satunya. Libatkan Allah dalam setiap cinta kita, walaupun kepada pasangan sendiri, jangan sampai cinta kita kepada istri melebih cinta kita kepada Allah.

Sebaliknya, seorang istri juga harus melibatkan Allah dalam perasaan cinta kepada suaminya. Supaya kelak tujuan keluarga selalu dalam jalur yang diridaiNya. Semua pembahasan pada point pertama ini intinya adalah jangan mencintai seseorang melenihi rasa cinta serta takut kita kepada Allah.

Kedua, sesudah menikah, tanggung jawab terbesar selanjutnya adalah menjadi orang tua. Anak yang allah titipkan pada kita merupakan sebuah amanah yang menjadi saksi sejauh mana seseorang bisa mengarahkan dan menjaga amanah sebagai seseorang yang sudah menikah. Allah sudah melimpahkan sepenuhnya kepada pasangan yang sudah menikah, mau kita bentuk dan dijadikan seperti apa seorang anak terserah orang tuanya.

Karena itu, tidak mudah menjadi orang tua. Diibaratkan anak seperti kertas putih, mau dikasih coretan atau warna apapun tergantung orang yang memiliki kertas itu. Hal pertama yang harus ditancapkan kepada anak adalah pendidikan dan pemahaman agama Islam, Alquran. Intinya pendidikan islami harus diajarkan sedini mungkin kepada Anak.

Demikian artikel singkat yang membahas tentang ada apa di balik Ijab Qabul. Semoga kelak ketika akan menikahah, kita bisa mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga dengan persiapan yang matang.[fimadina]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2385741/janji-suci-itu-bernama-ijab-qabul#sthash.zzkIJXLC.dpuf

Lika Liku Jalan Hidup

SEMALAM saya berkesempatan menyapa masyarakat muslim Indonesia di Melbourne, tepatnya di kediaman Syekh Nadirsyah Hosen, seorang cendekiawan Indonesia yang bendera keilmuannya berkibar di Australia. Saat ini beliau menduduki jabatan penting di Monash University. Lumayan banyak yang hadir dalam kajian keislaman semalam. Terasa akrab dan semakin akrab dengan terlibatnya ikan kering dan pete dalam jamuan buka puasa.

Saya sampaikan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan penataan hati, proyek kehidupan utama yang harus dilakukan secara serius oleh mereka yang mengejar bahagia. TATA hati adalah kata kuncinya. Berpuasa di bulan Ramadhan ini adalah salah satu medianya. Berpuasa yang tidak mengantarkan pada penataan hati adalah sebuah bentuk kegagalan proyek utama ini.

Selepas acara, kita lanjutkan dengan dialog terbatas. Tuan rumah bercerita tentang kehidupannya dan kehidupan keluarga serta orang besar yang dikenalnya. Satu kesimpulan: “Hidup penuh lika liku, hidup penuh ujian.” Tak ada orang besar yang tak diuji, tak ada orang yang mulia yang tak tertimpa musibah. Bukankah emas itu kelihatan berbeda dari besi setelah dibakar dengan api?

Kemudian ada yang bertanya, mengapa kita meminta dijauhkan dari musibah, kalau musibah itu menjadikan kita besar dan mulia? Jawaban singkatnya. Pertama, musibah yang kita minta dijauhkan adalah musibah yang mencelakakan, musibah yang kita tidak mampu memikulnya; kedua, musibah itu dinamakan musibah adalah saat menjauhkan kita dari Allah, sementara yang mendekatkan kita kepada Allah adalah nikmat dalam wajah yang berbeda. Salam, AIM. [*]

 

MOZAIK INILAH.com

Generasi Islam, Karakter, dan Ancaman Global

Bulan Ramadhan kita jadikan sebagai wahana untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas. Tak terasa sudah memasuki 10 malam terakhir, dimana kita harus mengejar dan berburu dengan waktu ibadah kita. Waktu ini akan menjadikan cermin untuk generasi islam dalam beribadah, pembentukan karakter, dan mangatasi ancaman global.

Belakangan ini, media sosial dan televisi dihebohkanoleh beberapa isu penting yang menjadi trending topic, salah satunya yaitu tentang membludaknya tenaga kerja asing asal Cina yang membuat semua lapisan masyarakat bereaksi. Masyarakat menilai bahwa jumlah tenaga kerja asingdi Indonesia sudah melebihi batas kewajaran, terutama yang berasal dari Cina. Presiden Joko Widodo pun kemudian angkat bicara dan memberikan klarifikasi bahwa jumlah tenaga kerja asing di Indonesia tidak lebih dari 20 ribu jiwa. Itu kondisinya masih dalam taraf aman.

Tidak bisa disangkal bahwa isu membludaknya tenaga kerja asal Cina ini menguap karena kekhawatiran masyarakat Indonesia terhadap banyak hal, mulai dari isu kebangkitan komunis, pencaplokan wilayah tertentu,diskriminasi, hingga persoalan ketidaksiapan masyarakat Indonesia terhadap persaingan sumberdaya manusia secara global. Bayangkan saja, tenaga kasar dari Cina datang ke Indonesia digaji puluhan juta rupiah, sementara tenaga kasar orang Indonesia cuma dibayar tidak lebih dari Rp 3 juta saja, begitu kira-kira obrolan panas yang menjadi viral di media sosial belakangan ini.

Apabila kita merunut perjanjian Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2015 lalu dan perjanjian Pasar Global antara Cina dan Indonesia, maka tuntutan kita tentu tidak berdasar, karena ini sudah menjadi semacam persaingan resmi di tengah pasar dimana kedua belah pihak sudah membuat kesepakatan. Presiden dan pemangku kebijakan tentu sudah memberikan garis batasan, aturan-aturan dan hal-hal lainnya sebagai bentuk proteksi. Namun, yang menjadi pertanyaan apakah proteksi itu mampu berjalan dengan baik dan menguntungkan masyarakat Indonesia atau sebaliknya?

Sementara keran-keran investasi luar negeri terus dibuka lebar-lebar terutama dalam proyek infrastruktur dan pertambangan yang semuanya mensyaratkan harus mendatangkan tenaga kerja dari negara asal mereka. Sementara di sisi lain masyarakat Indonesia membutuhkan banyak sekali lapangan pekerjaan dari segala lini sebab membludaknya PHK beberapa tahun terakhir sebagai sinyal bahwa ekonomi Indonesia dalam keadaan tidak baik atau cukup melemah.

Kalau sudah seperti ini tidak ada cara lain untuk kita lakukan sebagai masyarakat kecuali mulai membangun pribadi yang berkarakter, unggul dan berdaya saing. Terutama untuk kita para generasi millenialsMuslim. Apabila kita membiarkan budaya tidak memiliki karakter, keunggulan dan tidak berdaya saingsecara terus menerus, maka kita akan menjadi terasing di negeri sendiri seperti yang dialami oleh banyak kota di Asia Tenggara.Lihatlah penduduk asli negeri tersebut sekarang sudah tersingkir dan menjadi orang pinggiran diganti oleh pendatang yang menguasai setengah dari seluruh aset dan ekonomi kotanya.

Menjadi pribadi berkarakter

Jauh-jauh hari 14 abad silam Rasulullah SAW sudah memberikan contoh nyata kepada kita bagaimana menjadi pribadi yang berkarakter. Namun sayang sekali sebagian besar generasi saat ini sepertinya enggan dan malas kembali membuka kitab-kitab sejarah Rasul. Sia-sia tiap kali maulidan, tapi teladannya tidak digunakan. Padahal di dalamnya berisi penjelasan-penjelasan yang lengkap bagaimana menjadi pribadi yang berkarakter. Apabila kita sudah menjalankan semua yang sudah beliau contohkan dalam dimensi kehidupan kita, insya Allah kita akan selamat dari ancaman global sebesar apapun bentuknya.

Ada empat hal yang diajarkan Rasulullah untuk membentuk karakter pribadi yang unggul yaitu pertama siddiq, artinya benar. Rasulullah sudah menjadi pedagang pada masa kecilnya dan kemudian menjadi saudagar ketika usia26 tahun, hingga ia menjadi nabi pada usia 40 tahun. Konsistensinya yang begitu lama dalam dunia perdagangan ini disebabkan karena diakui kebenaran perkataan dan perbuatannya.

Apabila menjual sesuatu beliau tidak melebih-lebihkan harganya, tidak mengambil keuntungan terlalu besar, tidak mengambil keuntungan di bawah tangan. Apabila barang dagangannya rusak beliau menjelaskan secara terang-terangan kepada pembeli dan rela mengurangi harganya. Begitulah kejujuran Rasulullah yang kemudian dikenal seantero kota Mekah sebagai orang yang paling benar.

Kalau ingin melihat contoh yang lebih dekat, lihatlah sosok pekerja yang jujur diantara karyawan di tengah kantor kita. Lihatlah kehidupannya begitu tenang, ibadahnya khusuk, keluarga bahagia dan ia dipastikan cepat naik pangkat dan langgeng dengan posisinya tersebut. Orang jujur akan mudah di terima di kalangan manapun dan kehidupannya tidak akan dipenuhi rasa takut dan was-was karena tidak ada yang ditutup-tutupi dan tidak ada yang disembunyikan.

Kedua, Amanah artinya dipercayai. Betapa Rasulullah dalam menjalankan bisnis dagang bersama Pamannya Abu Thalib tidak pernah sedikit pun ia menipu atau mengerjakan sesuatu yang tidak tuntas. Terkait soal uang ada berapa yang beliau dapatkan pada hari ini, maka sebanyak itu pula yang ia berikan kepada Pamannya. Begitu pula ketika ia berdagang milik Khadijah, tidak pernah sekalipun ada barang yang hilang dimakan sendiri oleh Rasulullah, semua dikembalikan sesuai dengan kondisinya.

Kita juga bisa melihat karakter seperti ini di kantor kita, betapa orang yang amanah dititipkan suatu pekerjaan dan pekerjaan itu diselesaikan dengan baik, maka orang tersebut dipastikan akan selalu dipakai oleh pimpinannya. Sebaliknya yang suka tidak amanah akan cepat keluar dari kantor tersebut. Orang yang amanah dibutuhkan oleh semua orang, karena orang tidak amanah kedoknya akan terbuka begitu cepat.

Ketiga, tabligh artinya menyampaikan. Tabligh bukan berarti menyampaikan ceramah saja, tapi tabligh juga punya pengertian public speaking. Rasulullah adalah seorang figurpublic speaker yang unggul pada zamannya, wejangan-wejangannya menyentuh hati dan membuat bulu kuduk bergidik. Lihat saja kenapa Umar Sang Singa Padang Pasir bisa sampai memeluk Islam dan mencintai Rasulullah? Itu sebab cara bicara Rasul yang sangat baik.

Kita bisa melihat di sekiling kita bahwa orang yang pandai dalam berbicara cenderung lebih maju dan lebih dilirik oleh atasannya. Kariernya cepat melejit walaupunbaru beberapa bulan ia masuk kantor.

Keempat, fathanah artinyacerdas. Nabi adalah orang-orang pilihan yang dipilih oleh Allah sebagai pemimpin kaumnya. Bayangkan beliau mampu menghafal dan menelaah 6.236 ayat Alquran dan kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadits, itu tentu membutuhkan kecerdasan yang luar biasa. Kecerdasan Rasul sudah dibuktikan ia mampu memimpin Mekah dan Madinah, memimpin perang, membangun ekonomi dan membangun sosial kemasyarakatan yang madani.

Kalau kita sudah menanamkan keempat sifat ini ke dalam diri kita, maka dapat diyakini kita akan menjadi pribadi yang berkarakter unggul dan akan menjadi leader di tengah masyarakat majemuk.

 

Oleh: Dr Misbah Fikrianto MM MSi *)

*) Wakil Direktur Politeknik Media (Polimedia)

 

REPUBLIKA

Iktikaf Ala Pendaki

Dari depan, Masjid Habiburrahman tampak biasa saja. Masjid itu tidak terlihat sedang mengadakan agenda apapun. Namun, saat masuk ke dalam masjid, suasana menjadi berbeda.

Pelataran masjid yang biasa diisi jamaah kini disulap bak tanah lapang Suryakencana di Gunung Gede-Pangrango. Puluhan tenda pendaki gunung berdiri berwarna-warni di dalam masjid tersebut.

Namun, tidak ada kegiatan layaknya pendaki di aula tersebut. Mereka pemilik tenda terlihat tengah mengaji, shalat atau sekadar mengobrol.

‘Pendaki-pendaki’ ini ternyata bukan tengah menikmati pemandangan di gunung, melainkan sedang melaksanakan iktikaf di dalam Masjid Habiburrahman yang terletak di Jalan Pajajaran, Kota Bandung.

Neti (35 tahun), warga asal Kabupaten Sumedang, terlihat asyik bermain dengan ketiga anaknya di tenda yang ia buat di masjid, sedangkan suaminya tengah khusyuk membaca Alquran. Seperti kegiatan kemping lainnya, ia membawa perlengkapan seperti gelas, piring, termos, bantal, dan perlengkapan tidur.

Neti bercerita, ia sudah langganan beriktikaf di masjid ini sejak 2006. Ia beralasan, iktikaf di Masjid Habiburrahman menyenangkan karena ramai dan nyaman.

Tahun ini, ia kembali melaksanakan iktikaf untuk memberikan pembelajaran kepada anak-anaknya. Ia menyewa kavling tenda sebesar Rp 125 ribu selama iktikaf berlangsung hingga akhir Ramadhan.

“Anak-anak rajin shalat kalau di sini, “ katanya saat dijumpai Republika.co.id usai melaksanakan shalat Qiyamul Lail, belum lama ini.

Sama seperti jamaah yang lain, iktikaf ia lakukan untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar. Selain itu, ia ingin memanfaatkan 10 hari terakhir Ramadhan dengan meningkatkan ibadahnya.

Berbeda dengan Neti yang beriktikaf bersama keluarga, Dian Lesmana memilih melaksanakan iktikaf dengan murid-muridnya. Guru SMP IT Qordova ini sengaja jauh-jauh datang dari Rancaekek, Kabupaten Bandung, untuk beriktikaf di Masjid Habiburrahman.

“Di sini lebih enak,” katanya.

Iktikaf bersama siswa ia lakukan guna memberikan pengetahuan agama kepada generasi penerus bangsa itu. Selain itu, beriktikaf dengan suasana yang unik tentu akan menambah semangat dalam beribadah.

Humas DKM Masjid Habiburrahman Rahmat Tarman mengatakan, masyarakat sangat berantusias untuk melaksanakan iktikaf di masjid ini. Tarman menyebutkan, ada 5.000 jamaah yang setiap malam melakukan iktikaf di masjid tersebut. Kebanyakan, warga yang beriktikaf berasal dari Bandung Raya, mencakup Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Sumedang, Kota Bandung, dan Cimahi.

Rahmat mengatakan, ada sejumlah kegiatan yang dilaksanakan selama iktikaf, di antaranya kajian Subuh dan shalat Qiyamul Lail.

Pria berkaca mata ini mengimbau warga untuk selalu berhati-hati dengan barang bawaan selama beriktikaf. Meskipun masjid sudah dilengkapi dengan kamera pengawas, pengawasan barang oleh jamaah tetap harus dilakukan.

“Ada saja laporan kehilangan, kebanyakan lupa,” ujarnya.

Di masjid yang berdampingan dengan PT Dirgantara Indonesia ini juga tersedia beberapa jenis makanan dan minuman untuk sahur dan berbuka puasa bagi para jamaahnya. “Kita mengajak dan memfasilitasi masyarakat untuk bisa bersama-sama menghidupkan 10 hari terakhir Ramadhan dan menggapai malam Lailatul Qadar,” tuturnya.

 

REPUBLIKA