Saat Kiamat, Manusia Masing-masing atau Bersama?

ALQURAN telah menyebutkan banyak nama tentang Hari Kiamat. Kali ini kita akan berhenti pada satu nama dalam Surat An-Naba, Allah berfirman, “Sungguh, hari pemisah (Hari Kiamat) adalah suatu waktu yang telah ditetapkan.” (QS.An-Naba:17)

Salah satu nama Hari Kiamat dalam Alquran adalah Yaumul Fasl (Hari Pemisah). Mengapa disebut demikian?

Karena pada hari itu akan terpisah antara mukmin dan kafir serta orang-orang baik dan durjana. Hari itu juga memisahkan orangtua dengan anaknya, suami dengan istrinya dan saudara dengan sanak kerabatnya. Semua sibuk dengan nasibnya masing-masing.

Bukankah Allah berfirman,

“Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.” (QS.Abasa:34-37)

Di hari itu ada pos-pos yang harus dilewati setiap manusia. Ada suatu saat dimana tidak ada lagi kata keluarga, kenalan atau kerabat. Semua akan berpikir tentang dirinya masing-masing. Walaupun pada pos-pos lain mereka dapat bertemu kembali dan bisa memberi syafaat kepada saudaranya jika mendapat Izin Allah swt.

Dalam ayat yang sama Allah menyebut hari ini sebagai Miqot yaitu hari yang telah ditentukan. Waktunya tak akan pernah mundur atau maju. Namun yang akan jadi fokus kita pada kali ini adalah pada ayat selanjutnya dari Surat An-Naba.

Allah berfirman, “(yaitu) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong-bondong.” (QS.An-Naba:18)

Seperti yang kita ketahui bahwa peniupan terompet sangkakala akan terjadi dua kali. Pertama sebagai pertanda habisnya waktu dan semua makhluk akan mati. Lalu tiupan kedua akan dibunyikan sebagai pertanda dimulainya kehidupan baru.

“Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi (sangkakala itu) maka seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah).” (QS.Az-Zumar 68)

Namun yang menjadi pertanyaan kita adalah kata Afwaaja (berbondong-bondong). Apakah manusia akan datang secara berkelompok di Hari Kiamat?

Ayat ini juga dikuatkan dengan ayat yang lain dalam Firman-Nya, “(Ingatlah), pada hari (ketika) Kami Panggil setiap umat dengan pemimpinnya.” (QS.Al-Isra: 71)

Dua ayat ini menyebutkan bahwa manusia akan datang berbondong-bondong dan berkelompok. Bahkan mereka akan dikelompokkan dengan pemimpinnya masing-masing.

Tapi bukankah dalam ayat lain Allah Berfirman bahwa manusia akan datang sendiri-sendiri di Hari itu?

“Dan setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri pada hari Kiamat.” (QS.Maryam:25)

Mengapa keterangan ayat ini berbeda dengan ayat sebelumnya. Apakah keduanya kontradiksi?Tentu jawabannya Tidak ! Karena tidak ada yang kontradiksi didalamnya. Namun sekali lagi kita katakan bahwa di Hari Kiamat manusia akan melalui pos-pos. Di saat itu mereka terkadang datang berkelompok dan kadang harus datang sendiri-sendiri, seperti misalnya ketika berhenti di Pos Perhitungan Amal, mereka harus menghadap sendiri.

Jadi kedua ayat ini tidak lah kontradiktif, hanya waktunya saja yang berbeda.Semoga kita semakin banyak mengenal kedalaman makna Alquran sehingga bisa menjadi lentera hidayah bagi hidup kita. [khazanahalquran]

 

MOZAIK

Menag: Menambah Kuota Haji Justru Berbahaya

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menilai tuntutan untuk menambah kuota jamaah haji justru berbahaya.

Menurutnya, perlu ada upaya lebih serius untuk memperhatikan Mina karena merupakan titik krusial. Masalah yang muncul di Mina antara lain kepadatan di tenda jamaah dan keterbatasan toilet.

“Amat sangat riskan dan berbahaya ketika kita menuntut tambahan kuota tanpa pembenahan infrastruktur umum di Mina,” katanya saat ditemui di kantor Daker Madinah, Jumat (8/9).

Dia mengaku sejak 2015 telah meminta secara resmi kepada menteri haji Arab Saudi untuk membenahi Mina. Misalnya, dengan membangun tenda dan toilet bertingkat.

Hal ini karena Mina secara syar”i memiliki batasan tempat. Di Mina pula masa tinggal jamaah haji lebih lama ketimbang di Arafah. Jamaah haji diharuskan mabit (bermalam) sebelum melontar jumrah.

“Saya tidak akan menuntut tambahan kuota sebelum Mina dibenahi serius,” katanya.

Tahun ini kuota jamaah haji semua negara kembali ke normal. Indonesia tahun ini mengirim 221 ribu jamaah haji.

 

REPUBLIKA

 

 

—————————————————————-
Download-lah Aplikasi CEK PORSI HAJI dari Smartphone Android Anda agar Anda juga bisa menerima artikel keislaman ( termasuk bisa cek Porsi Haji dan Status Visa Umrah Anda) setiap hari!
—————————————————————-

Keluarnya Yajuj Majuj

YA’JUJ Majuj disebutkan di dalam Alquran Al-Karim di dalam firman Allah Subhanahu wa Taala: “Hingga apabila dibukakan (tembok) Yajuj dan Majuj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Mereka berkata, Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Yajuj dan Majuj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?.” (QS. Al-Kahfi: 94)

Yajuj Majuj merupakan kabilah dari keturunan Yafits bin Nuh. Mereka keluar di akhir zaman setelah dinding penghalang yang dibuat oleh Dzulqarnain jebol. Lantas mereka membuat kerusakan di muka bumi dengan berbagai macam tindakan keji dan kerusakan. Saking banyaknya, mereka memakan makanan dan tanaman apa saja yang dijumpainya dan meminum danau Thabariyah sampai seakan-akan tidak pernah ada airnya.

Keluarnya api yang menggiring manusia ke padang Mahsyar. Api ini keluar dari tanah Adn, yaitu api besar yang menakutkan. Tidak ada sesuatu pun yang dapat memadamkannya. Api ini menggiring manusia ke padang Mahsyar. Demikianlah di antara tanda-tanda kiamat besar. Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Taala agar menyelamatkan kita dari api dunia dan akhirat dan semoga Dia menyelamatkan kita dari kengerian kiamat berkat anugerah-Nya dan kemuliaan-Nya. Sungguh, Dia Maha Mendengar dan Mahadekat.

[Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah/KisahMuslim]

 

MOZAIK

Turunnya Nabi Isa bin Maryam

TERMASUK di antara tanda-tanda kiamat besar ialah turunnya al-Masih Nabi Isa bin Maryam alaihissalam. Alquran dan hadis-hadis telah menunjukkan hal ini. Allah Subhanahu wa Taala berfirman: “Tidak ada seorang pun di antara ahli kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Dan pada hari kiamat dia (Isa) akan menjadi saksi mereka.” (QS. An-Nisa: 159)

Artinya, tidak ada seorang pun dari ahli kitab melainkan akan beriman kepada Nabi Isa alaihissalam menjelang kematiannya dan pada hari kiamat Nabi Isa alaihissalam akan memberi kesaksian kepada mereka. Allah Subhanahu wa Taala berfirman: “Dan sungguh, dia (Isa) itu benar-benar menjadi pertanda akan datangnya hari kiamat. Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu tentang (kiamat) itu dan ikutilah aku. Inilah jalan yang lurus.” (QS. Az-Zukhruf: 61)

Sesungguhnya turunnya Nabi Isa alaihissalam merupakan tanda-tanda kiamat sudah dekat. Terdapat beberapa hadis mutawatir mengenai turunnya Nabi Isa alaihissalam. Sekarang ini Nabi Isa alaihissalam hidup di langit. Allah Subhanahu wa Taala mengangkat ruhnya dan jasadnya kehadirat-Nya. Beliau akan turun ke bumi sebagai hakim yang adil yang menetapkan hukum berdasarkan syariat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Asy-Syaikhani meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Demi Dzat yang menguasai jiwaku. Sungguh, putra Maryam akan turun kepada kalian semua sebagai hakim yang adil. Lalu dia menghancurkan salib, membunuh babi, dan meniadakan pajak. Harta pun melimpah-limpah sehingga tidak ada seorang pun yang mau menerima (pemberian orang lain). Sehingga sujud sekali lebih baik dari pada dunia dan isinya.” Terdapat di dalam hadis-hadis shahih pula bahwa Nabi Isa alaihissalam adalah orang yang akan membunuh Dajjal. Dan setelah misi Nabi Isa bin Maryam alaihissalam selesai, beliau meninggal dunia, lalu kaum muslimin menshalatinya dan dimakamkan di kamar Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang suci.

 

MOZAIK

Terbitnya Matahari dari Arah Barat

RASULULLAH shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Kiamat tidak akan datang sebelum matahari terbit dari arah Barat. Apabila orang-orang melihat hal ini, maka semua orang yang ada di atasnya beriman. Hal ini pada saat tidak berguna lagi iman seseorang yang memang belum beriman sebelum itu, atau (belum) berusaha berbuat kebajikan dengan imannya itu.”

Allah Subhanahu wa Taala berfirman: “Maka Tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas yang meliputi manusia. Inilah adzab yang pedih.” (QS. Ad-Dukhan: 10-11)

Yang dimaksud dengan dukhan dalam ayat ini ialah kabut tebal yang memenuhi antara langit dan bumi yang muncul sebelum kiamat datang yang mengambil nafas orang-orang kafir sehingga mereka hampir tercekik sedangkan bagi orang-orang mukmin seperti mengalami pilek. Kabut ini berlangsung di muka bumi selama empat puluh hari.

 

MOZAIK

10 Tanda Besar Datangnya Hari Kiamat

DI antara dalil-dalil yang menunjukkan tanda-tanda besar dari kiamat adalah apa yang diriwayatkan dari Hudzaifah bin Asid al Ghifari yang berkata bahwa Nabi saw datang kepada kami ketika kami sedang saling mengkaji suatu hal.

Beliau saw berkata, “Apakah yang sedang kalian bahas?” mereka menjawab, “Kami sedang mengingat tentang hari kiamat.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya kiamat tidak akan terjadi sehingga kalian menyaksikan sebelumnya sepuluh tanda.” Maka beliau menyebutkan, yaitu, “Keluarnya asap tebal, munculnya dajjal, binatang bumi, terbitnya matahari dari tempat terbenamnya, turunnya Isa bin Maryam, Yajuj dan Majuj, tiga pembenaman bumi, di timur, di barat dan di semenanjung Arabia dan terakhir adalah keluarnya api dari Yaman yang akan menggiring manusia ke Mahsyar mereka.” (HR. Muslim)

Apa yang disebutkan didalam hadis di atas tentang sepuluh urutan tanda-tanda besar dari kiamat tidaklah menunjukkan uratan berdasarkan waktu terjadinya karena didalam hadis lain yang diriwayatkan juga oleh Imam Muslim dari Abu Hurairoh bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya tanda-tanda (besar, pen) yang pertama muncul adalah matahari terbit dari arah barat, keluarnya binatang di tengah-tengah manusia pada waktu dhuha”

Dari sepuluh tanda-tanda besar yang disebutkan di atas maka ada enam yang dapat dilihat orang-orang beriman sedangkan sisanya tidaklah bisa dilihat. Keenamnya itu adalah kemunculan dajjal, Isa bin Maryam, Yajuj dan Majuj, terbitnya matahari dari tempat terbenamnya dan keluarnya asap.

Sedangkan empat lainnya, yaitu pembenaman bumi di timur, pembenaman bumi di barat, pembenaman bumi di semenanjung Arabia serta keluarnya api dari dasar teluk Adn atau dari timur yang akan menggiring manusia ke Mahsyar (tempat pengumpulan) mereka.

Tiga pembenaman bumi tersebut tidaklah terjadi kecuali bumi sudah didiami oleh orang-orang yang paling jahat, sementara itu tak satu pun orang yang beriman ada diatasnya, sebagaimana disebutkan di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi bahwa pembenaman bumi itu terjadi apabila alat-alat musik dan minuman-minuman keras merajalela.

Juga hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Masud bahwa Rasulullah saw bersabda,”Kiamat tidak akan terjadi kecuali atas manusia-manusia yang paling jahat.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Serta hadits yang diriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah saw bersabda,”Kiamat tidak akan terjadi kecuali apabila di bumi tidak disebut-sebut lagi (nama) Allah, Allah.” (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)

Adapun pendapat yang mengatakan bahwa kemunculan Imam Mahdi beriringan dengan kemunculan Isa bin Maryam kemungkinan disandarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari jalan Muhammad bin Kholid dari Abban bin Sholeh dari al Hasan dari Anas bahwa Rasulullah saw bersabda,”Tidaklah ada Mahdi kecuali Isa bin Maryam.”

Namun hadits ini lemah sebagaimana disebutkan Syeikh al Banni dan salah satu alasannyasebagaimana juga dikatakan al Baihaqibahwa Muhammad bin Kholid tidaklah dikenal. (as Silsisalah adh Dhaifah juz I hal 154)

Ditambah lagi dengan adanya hadits yang menyatakan bahwa kelak Imam Mahdi akan melaksanakan shalat bersama Isa bin Maryam sebagaimana yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah saw bersabda,”. Tiba-tiba Isa sudah berada diantara mereka dan dikumandangkanlah shalat, maka dikatakan kepadanya, majulah kamu (menjadi imam shalat) wahai Ruh Allah.” Ia menjawab,”Hendaklah yang maju itu pemimpin kamu dan hendaklah ia yang mengimami shalat kamu.” (HR. Ahmad)

Al Hafiz Ibnu Hajar didalam bukunya “Fathul Bari” menyebutkan pendapat Abul Hasan al Abadi didalam “Manaqib asy Syafii” bahwa berbagai berita yang mutawatir menyatakan bahwa al Mahdi adalah dari umat ini sementara Isa melaksanakan shalat dibelakangnya. Dan ini adalah jawaban dari hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Anas,”Tidak ada Mahdi kecuali Isa”.

Imam al Qurthubi mengatakan bahwa ada kemungkinan maksud dari hadits “Tidak ada Mahdi kecuali Isa” adalah tidaklah ada Mahdi yang sempurna dan maksum kecuali Isa, dan makna ini menggabungkan berbagai hadits yang menghilangkan kontradiksi yang ada. (at Tadzkiroh hal 69)

Sebagaimana disebutkan diatas bahwa kemunculan Imam Mahdi adalah pembatas antara tanda-tanda kecil dengan tanda-tanda besar dari kiamat. Maka kemunculan Imam Mahdi tidaklah bersamaan dengan Isa bin Maryam akan tetapi kemunculannya lebih dahulu daripada diturunkannya Isa bin Maryam.

Hal ditunjukkan dengan akan adanya penaklukan Konstantinopel pada masa Imam Mahdi dan setelah itu barulah muncul dajjal lalu diikuti dengan kemunculan Isa bin Maryam, sebagaimana disebutkan didalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairoh bahwa Rasulullah saw bersabda,”Apakah kalian pernah mendengar suatu kota yang terletak sebagiannya di darat dan sebagiannya di laut?”

Mereka (para sahabat) menjawab,”Pernah wahai Rasulullah.” Beliau saw bersabda,”Tidak terjadi hari kiamat, sehingga ia diserang oleh 70.000 orang dari Bani Ishaq (orang-orang kulit putih). Ketika mereka telah sampai di sana, maka mereka pun memasukinya. Mereka tidaklah berperang dengan senjata dan tidak melepaskan satu panah pun. Mereka hanya berkata Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka jatuhlah salah satu bagian dari kota itu.” Tsaur (perawi) itu mengatakan,”Saya tidak tahu kecuali hal ini hanya dikatakan oleh pasukan yang berada di laut.

Kemudian mereka berkata yang kedua kalinya Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar maka jatuh pula sebagian yang lain (darat). Kemudian mereka berkata lagi Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar maka terbukalah semua bagian kota itu. Lalu mereka pun memasukinya. Ketika mereka tengah membagi-bagikan harta rampasan perang tiba-tiba datanglah seorang diantara mereka seraya berteriak,”Sesungguhnya dajjal telah keluar.” Kemudian mereka meninggalkan segala sesuatu dan kembali.”

Di dalam Syarhnya Imam Muslim menyebutkan bahwa sebagian mereka ada yang berkata bahwa yang telah dikenal dan terjaga adalah “Bani Ismail” (bukan Bani Ishaq, pen) hal itu ditunjukkan oleh isi dari hadits diatas karena yang dimaksudkan di situ adalah Arab, dan kota itu adalah Konstantinopel.

Sebagaimana diketahui pula bahwa diturunkannya Nabi Isa bin Maryam untuk yang kedua kalinyasetelah kemunculan dajjalpada waktu iqamat shalat shubuh dikumandangkan di al Mannarah al Baidha (menara Putih) di sebelah timur Damaskus untuk membantu Imam Mahdi dan kaum muslimin dalam membunuh dajjal.

 

MOZAIK

Hikmah dari Jus Mangga yang Tumpah

Seorang teman mendadak menumpahkan jus mangganya yang masih penuh ketika sedang syuro organisasi. Bergegas saya mengambil lap untuk mengelap air kental yang menumpahi lantai itu. Meski sang teman sudah membersihkannya menggunakan beberapa lembar tisu, tapi limpahan jus masih kental.

Untuk noda setebal jus itu tentu butuh waktu lama jika harus menggunakan tisu, meski berlembar-lembar. Bisa tapi butuh upaya dan waktu yang cukup lama. Sementara dengan lap atau kain tebal seperti handuk maka akan mudah menghilang.

Jus atau noda apapun yang mengotori lantai itu kita ibaratkan dosa kita, kita ibaratkan kesalahan-kesalahan yang terjadi akibat ulah tangan, ulah otak, ulah hati kita. Maka cara penghapusannya pun berbeda. Makin berkerak itu dosa, maka upaya penghapusan dosanya pun perlu tenaga lebih. Yang selanjutnya kita sebut sebagai kepahitan hidup. Sebab, kepahitan yang kita alami adalah sebagai sarana penggugur dosa apabila kita mau merenungkan, memuhasabahi dan kemudian memperbaiki diri.

Di masa lampau, seorang bertanya kepada Ibnu Abbas ra., ”Aku melakukan zina dengan seorang wanita, lalu aku diberikan rizki Allah dengan bertaubat. Usai  itu aku ingin menikahinya, namun orang-orang berkata (sambil menyitir ayat Allah), ”Seorang pezina tidak menikah kecuali dengan pezina juga atau dengan musyrik.” Lalu Ibnu Abbas berkata, ”Ayat itu bukan untuk kasus itu. Nikahilah dia, bila ada dosa maka aku yang menanggungnya.” (HR Ibnu Hibban dan Abu Hatim)

Ibnu Umar ditanya tentang seorang laki-laki yang berzina dengan seorang wanita, bolehkan setelah itu menikahinya? Ibnu Umar menjawab, ”Ya, bila keduanya bertaubat dan memperbaiki diri.”

Bila mau jujur, sesungguhnya semua masalah, cobaan, kematian, bangkrut, sakit, dan segala hal yang dirasakan pahit dalam hidup ini adalah cara Allah untuk mengangkat derajat kita hingga mencapai derajat yang Dia sukai. Semua itu menunjukkan cinta Allah kepada hamba-Nya.

Bukan tentang pahitnya, tapi tentang penyikapannya.  Makin dekat dengan Allah SWT, atau makin menjauh sejauh mungkin. Makin noda itu menebal, maka butuh tenaga lebih untuk membersihkannya. Seperti karat yang butuh amplas untuk mengembalikan besi kembali cemerlang. Wallahua’lam.

 

[Paramuda/BersamaDakwah]

Kontribusi Muslim Non-Arab Bangun Peradaban Islam

Dalam pandangan Islam, semua bangsa berada dalam posisi yang sejajar. Baik bangsa Arab maupun non-Arab, kedua-dua nya adalah setara di mata Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada keutamaan bagi bangsa Arab atas bangsa Ajam (non-Arab), dan tidak ada keutamaan bagi yang berkulit hitam atas yang berkulit merah kecuali dengan takwa.”

Hadis di atas diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab Musnad (5/411) dan al-Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman (4774). Sementara, al- Haitsami dalam kitab Majma’ (3/266) juga menjelaskan, hadis di atas diriwayatkan oleh Ahmad dengan perawi yang sahih. Dalam hadis lainnya, Rasulullah SAW juga melarang umatnya membanggabanggakan diri dengan nenek moyang mereka yang telah meninggal dunia. Sebab, semua manusia adalah keturunan Adam AS yang diciptakan Allah SWT dari tanah (HR Abu Daud [5116] dan at- Tirmidzi [3955] dengan sanad hasan).

Allah SWT berfirman: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki (Adam AS) dan seorang perempuan (Hawa), menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersukusuku supaya kamu saling mengenali. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal,” (QS: Al-Hujurat [49]: 13).

Ayat di atas semakin mempertegas bahwa posisi bangsa Arab dan non-Arab dalam pandangan Islam adalah sama. Yang membedakan manusia di mata Allah SWT hanyalah tingkat ketakwaan mereka. Konsep egalitarianisme tersebut tentu saja membuka peluang besar bagi seluruh kaum Muslimin dari berbagai latar belakang bangsa dan budaya untuk memberikan sumbangannya bagi kemajuan dunia Islam.

Sejarah pun mencatat, kaum Muslimin Arab dan non-Arab saling bahu membahu dalam membangun peradaban Islam. Mulai dari bidang dakwah, politik, militer, hingga ilmu pengetahuan. Bahkan, tidak sedikit sahabat Rasulullah SAW dari kalangan non-Arab yang memberikan kontribusi penting bagi tegaknya panji-panji Islam pada masa lampau.

Sebut saja Salman al-Farisi, seorang sahabat Nabi SAW yang berasal dari Persia. Dia dikenal sebagai ahli strategi militer ulung dalam Perang Khandaq, yaitu pertempuran antara kaum Muslimin melawan kelompok kafir Makkah pada 627 Masehi (5 Hijrah).

Dalam perang ter sebut, jumlah pa sukan Muslim kalah jauh dibandingkan dengan tentara yang dikerahkan oleh kelompok kafir Makkah.

Sejarawan asal Prancis, Ma xime Rodinson, dalam buku ‘M u hammad: Prophet of Islam’ menyebutkan, kaum Muslimin pa da waktu itu hanya memiliki 3.000 tentara. Sementara, kekuatan musuh mencapai 10 ribu tentara.

Melihat situasi yang tidak seimbang itu, Salman al-Farisi lalu mengusulkan pembuatan parit di dekat Madinah untuk membentengi kota tersebut dari serangan kaum kafir Makkah. Strategi yang ditawarkan Salman ketika itu ternyata sangat jitu. Kaum Muslimin berhasil memperoleh kemenangan meski dengan jumlah pasukan yang minim.

Sahabat Nabi SAW lainnya, Bilal bin Rabah, juga berasal dari kalangan non-Arab. Dia adalah mantan budak keturunan Afrika yang dibebaskan oleh Abu Bakar ash-Shiddiq dari majikan bernama Umayyah ibn Khalaf. Bilal dikenal lantaran suaranya yang merdu dan menggugah jiwa. Oleh karena itulah, Rasulullah SAW menunjuknya sebagai muazin pertama dalam sejarah Islam.

“Tidak hanya itu, Bilal juga diberi kepercayaan oleh Rasulullah SAW untuk mengemban jabatan prestisius sebagai bendahara negara di Madinah,” ungkap peneliti Islam asal Mesir, Tarek A Ghanem, dalam karya tulisnya, A Slave with a Free Soul (Part 3: Bilal ibn Rabah).

 

REPUBLIKA

Bukti Awal Peradaban Islam yang Sangat Jaga Kebersihan

Kita semua telah mengetahui sebagian besar sejarah di abad pertengahan yang tekait dengan jalan dan rumah-rumah terungkap fakta baunya yang tidak biasa (bau tidak sedap).

Akan tetapi itu berbeda pada awal peradaban Islam. Dan, inilah fakta yang membuktikan bagaimana umat Islam menjaga kebersihan.

1. Pada abad pertengahan memang sering dibayangkan dengan bau, gelap dan tidak bersih. Namun, di abad ke-X orang Muslim sangat menjaga kebersihan.

2. Produk kosmetik yang digunakan pada peradaban Muslim 1.000 tahun lalu, bisa bersaing dan dibandingkan dengan kosmetik saat ini.

3. Dalam Islam kebersihan sangat penting, mengambil wudu sebelum salat itu selalu dilakukan sebelum salat.

4. Pada abad ke-XIII mesin untuk mengambil air wudu terlihat seperti robot burung merak yang menyemburkan delapan aliran air dari kepalanya.

5. Al-Kindi, seorang sarjana dari Irak menulis sebuah buku tentang minyak wangi, resep minyak wangi, krim, dan perairan yang wangi.

6. Buku Al-Kindi juga menjelaskan, tentang 107 metode dan resep untuk membuat minyak wangi, resep minyak wangi, dan alat-alat untuk membuat minyak wangi.

7. Pengetahuan tentang parfum membuka jalan dari dunia Muslim ke Prancis Selatan, yang memiliki tanah, dan iklim yang sempurna untuk pembuatan minyak wangi.

8. Lebih dari 1000 tahun yang lalu, musisi dan ikon fashion Muslim Ziryab memperkenalkan pasta gigi ke Andalus.

9. Ziryab pun juga memperkenalkan cara penggunaan garam unrtuk membersihkan pakaian.

10. Hammam atau kamar mandi menjadi sebuah sarana di setiap kota Muslim.

 

AKTUAL

Rumah Sakit Tertua dalam Peradaban Islam

Istilah rumah sakit dikenal pula dengan sebutan bimaristan yang berarti rumah orang-orang sakit dalam bahasa Persia. Sejumlah sejarawan menganggap, Khalifah al-Walid I yang memerintah Dinasti Umayyah 705-715 M/ 86-96 H disebut sebagai pendiri RS pertama di kawasan Damaskus, Suriah. Sebagian menyebutkan Khalifah Harun al-Rasyidlah pendiri RS pertama di kawasan Baghdad pada abad ke-9.

RS terpenting di Baghdad dibangun pada 982 M/ 372 H oleh Adud ad-Dawlah dengan keberadaan 25 dokter, dan beberapa perawat. Di sejumlah kawasan Islam, RS pun berdiri, antara lain, di Mesir, Tunisia, Turki, Granada, Suriah, dan lain sebagainya sebagai bentuk pengabdian terhadap masyarakat.

RS juga didukung dengan sumber daya dokter yang mumpuni. Tidak hanya dari kalangan Muslim tetapi juga non-Muslim. Bahkan, pasien non-Muslim dapat berobat di RS tersebut, sekalipun tidak terlacak berapa persentase mereka.

Maristan al-Nuri 

Lokasinya berada di kawasan Pasar al-Hamidiyyeh, selatan Masjid Agung Umayyah di Damaskus, Suriah. RS ini dibangun oleh Nur ud-Din Zangai pada 1154 sebagai rumah sakit dan sekolah kedokteran. RS ini memiliki kedudukan penting sebagai lembaga medis dan paling maju pada masanya serta terus berfungsi sebagai RS sampai abad ke-19. Bangunan ini kini difungsikan sebagai museum kedokteran Islam.

Bimaristan Sultan Qalawun

Rumah sakit Sultan Qalawun dibangun di Kairo pada 1284 M/ 683 H oleh Sultan Amir ‘Alam al-Din Sanjar al-Shuja’I, penguasa Dinasti Mamluk. RS ini lengkap dengan berbagai fasilitas, di antaranya, fasilitas pengajaran untuk keragaman subjek seperti pembedahan dan oftalmologi (spesialis mata). Di samping penyediaan 100 tempat tidur untuk orang sakit, perpustakaan yang lengkap, dan apotek.

RS Divrigi  

Bangunan ini bukan hanya difungsikan sebagai masjid yang penuh hiasan, melainkan juga difungsikan sebagai kompleks pengobatan yang dibangun pada 1299 di kota kecil Divrigi di Anatolia Timur, sekarang di Provinsi Sivas, Turki. Arsiteknya adalah Hürremshah dari Ahlat dan masjid ini dibangun atas perintah Ahmet Shah, penguasa Mengujekids. Pada 1985, RS ini masuk dalam situs warisan dunia UNESCO.

 

REPUBLIKA