Mengapa Membasuh Saat Wudu Harus Tiga Kali?

DARI Abdullah bin Mughaffal Radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Akan muncul dari umatku sekelompok kaum yang berlebihan dalam bersuci dan berdoa.” (HR. Ahmad 20554, Abu Daud 96, Ibnu Majah 3864, Syuaib Al-Arnauth menilai hadis ini hasan).

Berikut di antara makna berlebihan dalam bersuci:

Pertama, mengulang-ulang gerakan wudhu lebih dari tiga kali. Misalnya, mencuci wajah lebih dari 3 kali, tangan lebih dari 3 kali, dst.

Dari sahabat Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu anhuma, beliau menceritakan,

Suatu ketika datang seorang badui menemui Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dan bertanya tentang tata cara wudhu. Beliaupun mengajarinya tata cara wudhu 3 kali 3 kali. Kemudian beliau bersabda,

“Seperti ini wudhu yang benar. Siapa yang menambahi lebih dari tiga, dia telah berbuat salah, melampaui batas, dan bertindak zalim.” (HR. Ahmad 6684, Nasai 140, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Kedua, terlalu banyak menggunakan air

Dalam Fatawa Syabakah Islamiyah dinyatakan,

Makna berlebihan dalam berwudu adalah melampaui batas ketika berwudu, dengan bersikap boros dalam menggunakan air atau mencuci lebih dari 3 kali. Al-Hafidz al-Aini mengatakan dalam Syarh Abu Daud,

Bentuk melampaui batas dalam bersuci adalah terlalu boros menggunakan air, misalnya banyak mengguyurkan air ke anggota wudhu atau mencuci anggota wudhu lebih dari bilangan (3 kali). (Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 166197)

Kesalahan semacam ini, umumnya dilakukan oleh mereka yang terjangkiti penyakit was-was dalam beribadah. Karena itulah, islam mengajarkan kepada kita untuk berusaha menghindari penyakit ini.

Allahu alam. [Ustaz Ammi Nur Baits]

INILAH MOZAIK

Penyuka Makanan Asing Diimbau Kedepankan Prinsip Halal

Budaya konsumtif masyarakat Indonesia cenderung mengalami euforia dalam mengikuti tren kuliner baru dari luar negeri. Tak peduli apakah makanan tersebut haram atau syubhat. Makanan Korean, Japanese, western foodamat digemari termasuk di kalangan generasi muda.

Wakil Direktur LPPOM MUI Muti Arintawati menuturkan, penyuka makanan Korea, Jepang, maupun Barat tentunya harus mencari alternatif bahan halal jika di negara asalnya menggunakan bahan-bahan haram.

“Berdasarkan pengalaman kami ada yang mudah, tapi ada pula yang butuh waktu cukup panjang untuk mencari penggantinya,” ujar Muti di Jakarta, baru-baru ini.

Kendati demikian, kata Muti, masyarakat yang familiar dengan masakan khas luar negeri harus tetap mengedepankan prinsip halal agar thayyib dan berkah. Ditambah, kini banyak restoran luar negeri yang sudah mengantongi sertifikat halal MUI.

“Tapi bukan sesuatu yang mustahil karena terbukti resto-resto bermenu asing sudah mulai bermunculan yang bersertifikat halal,” katanya.

Sementara, pegiat halal Meilia Amalia, mengatakan resep-resep ini kadang menggunakan material berbahan daging babi. Menurut dia, perlu dicarikan substitusi bahan-bahan halal yang tepat, sehingga tersaji hasil masakan dengan tampilan, rasa, dan tekstur yang sekualitas. Ia mengatakan halal tetap menjadi prinsip dalam berbagai olahan makanan.

“Memang untuk versi Indonesia belum ada. Akar budaya makanannya berbeda. Namun, untuk standar misal menggunakan ayam atau sapi pun, jika itu produk olahan, harus tetap pilih yang bersertifikat halal,” ujar Meili di Jakarta kutip laman resmi LPPOM.*

HIDAYATULLAH

Mengenal Lebih Dekat Anggota Kongres AS Perempuan Berhijab

Pekan lalu menjadi momen tak terlupakan bagi Ilhan Omar. Muslimah keturunan Somalia itu terpilih menjadi anggota Kongres Amerika Serikat dari distrik kelima, Minnesota. Terpilihnya Omar menorehkan sebuah sejarah baru, Dia menjadi anggota DPR AS perempuan pertama yang berhijab.

“Kita memulai kampanye ini untuk membuktikan bahwa kita telah siap dan ingin memperjuangkan bahwa Amerika milik kita semua. Untuk setiap anggota staf, sukarelawan, dan pemilih, kemenangan ini milik kita semua. Bersama-sama, kita akan menggerakkan distrik, negara, dan bangsa kita ke depan,” ujar Omar dalam unggahan Twitter-nya seusai pengumuman kemenangannya dilakukan.

Omar lahir di Somalia, 4 Oktober 1981. Bersama keluarganya, Omar melarikan diri dari perang saudara di tanah kelahirannya. Ia bahkan, sempat menghabiskan masa kecilnya selama empat tahun di Kamp Utango, dekat kota pesisir Kenya Mombasa.

Sebelumnya, Omar pernah tinggal di kamp Dadaab yang luas. Saat itu kamp dibuka untuk menerima pengungsi perang sipil. Ketika kemenangan Omar diumumkan, penduduk Dadaab pun ikut merayakannya. Banyak di antara warga Dadaab mengingat Omar pernah tinggal di sana 30 tahun yang lalu.

Dilansir dari The Guardian, Omar pernah menceritakan penerbangannya dari Somalia. Saat itu para anggota milisi bersiap menyerang rumahnya di Mogadishu pada tengah malam. Kerabat perempuannya yang lebih tua pun meyakinkan mereka untuk pergi dan meninggalkan keluarga ini dengan damai.

Seusai kejadian itu, Omar bersama keluarganya pun pergi meninggalkan rumah tersebut. Omar masih bisa mengingat per nah melalui jalanan yang dipenuhi puing-puing dan mayat. Kamp Utango yang menjadi tempat tinggal ia dan keluarganya berada di lokasi yang terisolasi. Sanitasinya pun terbatas. Omar bahkan harus mengumpulkan kayu bakar dan air untuk keluarganya.

Keluarga Omar termasuk yang pertama masuk ke kamp tersebut saat pertama kali dibuka. Kamp ini ditutup pada 1996. Omar mengaku kerap merasa iri melihat anak-anak seusianya pergi ke sekolah dan menggunakan seragam. Ia juga sering bertanya kepada sang ayah apakah ia bisa melanjutkan pendidikannya.

“Kondisinya sangat terisolasi, seperti di hutan. Banyak yang meninggal karena malaria,” ujar dia.

Ketika ia berusia 12 tahun, ia dan keluarga pun pergi menuju AS. Saat itulah ia pindah ke Kamp Dadaab. Lokasi ini telah berkembang lebih pesat. Saat itu, Kamp Dadaab dihuni 250 ribu penduduk. Namun, kehidupan di sana pun lebih keras dan kacau.

Selalu ada kedatangan dan kepergian penduduknya. Omar bersama enam saudara-saudarinya akhirnya pindah dan menetap di lingkungan Cedar-Riverside di Minneapolis pada 1997.

Ketertarikan Omar pada dunia politik dimulai ketika ia berusia 14 tahun. Saat itu ia menjadi penerjemah untuk kakeknya di partai Democratic-Farmer-Labor (DFL) lokal. Ia melihat para tetangga berkumpul untuk melakukan advokasi mengenai perubahan di tingkat akar rumput. Proses ini membuat Omar jatuh cinta pada proses demokrasi.

Saat menjadi siswi di Edison High School di Minneapolis, ia telah menjadi pengurus dan membentuk koalisi. Ia juga bekerja sebagai pendidik masyarakat saat menjadi mahasiswi di Universitas Minnesota dan menjadi aktivis progresif dalam partai petani di Minnesota atau DFL selama bertahun-tahun.

Sebelum maju dan mencalonkan diri sebagai anggota kongres, ia memiliki jabatan sebagai Anggota Kebijakan Humphrey dan bertugas sebagai Pembantu Kebijakan senior untuk Anggota Dewan Kota Minneapolis. Ia banyak bekerja dan berfokus pada beberapa masalah, seperti akses pendidikan, perlindungan terhadap lingkungan, dan kesetaraan ras.

Pada 2016, Omar menjadi legislator Muslim Somalia-Amerika pertama di Amerika Serikat. Ber sama tim kampanye, ia berhasil meningkatkan jumlah pemilih sebesar 37 persen. Ia terpilih mewakili distrik 60B Minnesota House of Representatives, tempat ia tinggal bersama suaminya, Ahmed, dan tiga anak mereka.

Dikutip di situs resmi Ilhan Omar, tertulis berbagai pengalaman organisasi yang telah ia lakukan. Di antaranya, mantan anggota Dewan Penasihat untuk Anggota Dewan Minnesota ten tang Hubungan Islam Amerika (CAIR), mantan wakil presiden Minneapolis NAACP, Anggota Dewan St Anthony Falls Heritage Board, dan Koordinator Pen jangkauan Gizi Anak pada Departemen Pendidikan Minnesota.

“Aku rasa tugasku saat ini adalah untuk menanamkan harapan pada orang-orang sehingga mereka punya kekuatan untuk terus berjuang dan percaya bahwa ada kesempatan untuknya. Untuk pertama kalinya betul-betul berbicara tentang bagaimana bangsa dan negara yang harusnya ada dan layak kita dapatkan,” ujar dia.

Enam Amalan Pagi Hari yang Membuat Hidup Lebih Berkah

TIDUR pagi, memang terasa mengenakkan, terutama bagi mereka yang memang tak bisa mengelakkannya. Usai Subuh, kepala langsung terasa berat dan hati pun seolah mendesak agar badan segera rebah dan secepat mungkin memejamkan mata.

Mungkin wajar, membuat kondisi tubuh memang lejar. Tetapi, jika tanpa sebab, lantas setiap pagi melenakan diri dengan tidur, aduhai betapa ruginya.

Sedang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam setiap pagi hari memanjatkan doa untuk umatnya. اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا “Ya Allah berikanlah berkah kepada umatku di pagi hari mereka.” (HR. Tirmidzi).

Artinya, pagi bukan saatnya untuk berleyeh-leyeh, apalagi kembali pulas mendengkur. Oleh sebab itu, mesti ada niat dan ikhtiyar kuat dalam diri agar kita tidak termasuk umat Islam yang kehilangan berkah, justru di awal suatu hari bermula.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Pagi hari bagi seseorang itu seperti waktu muda dan akhir harinya seperti waktu tuanya.”

Rasulullah menjelaskan, barangsiapa yang tidak bagun di pagi hari,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ : { يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ ثَلَاثَ عُقَدٍ إِذَا نَامَ بِكُلِّ عُقْدَةٍ يَضْرِبُ عَلَيْكَ لَيْلًا طَوِيلًا فَإِذَا اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ وَإِذَا تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عَنْهُ عُقْدَتَانِ فَإِذَا صَلَّى انْحَلَّتْ الْعُقَدُ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَ إِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ}.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu bahwa Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Setan akan mengikat tengkuk salah seorang dari kalian saat tidur dengan tiga ikatan ia akan membisikkan kepadamu bahwa malam masih panjang, jika ia terbangun lalu berdzikir pada Allah lepaslah satu ikatan, jika ia berwudlu maka lepaslah dua ikatan, dan jika ia melanjutkan dengan sholat, maka lepaslah seluruh ikatan itu, sehingga pada pagi harinya ia mulai dengan penuh kesemangatan dan jiwanya pun sehat, namun jika tidak, maka dia akan memasuki waktu pagi dengan jiwa yang keji dan penuh kemalasan.” [HR Bukhari]

Pertama, berdzikir

Dzikir pagi adalah amalan yang patut digalakkan. Karena selain membuat lebih bersemangat di pagi hari juga berdampak dimudahkan segala urusan oleh Allah Subhanahu Wata’ala.

Dzikir pagi  dibaca saat masuk waktu Subuh hingga matahari terbit. Namun boleh juga dibaca sampai matahari akan bergeser ke barat. Soal bacaan wirid, ada bermacam-macam  pilihan.

Masalah dzikir pagi ini, Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا * وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” [QS. Al-Ahzaab : 41-42].

Dari Anas Ibnu Mali, Rasulullah bersabda;

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيل، وَلَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مَنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً ”

“Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah ta’ala mulai shalat Subuh hingga terbit matahari lebih aku senangi daripada memerdekakan empat orang budak dari anak Ismaa’iil. Dan aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah mulai shalat ‘Ashar hingga tenggelam matahari lebih aku senangi daripada memerdekakan empat orang budak.” [HR: Abu Daawud, Al-Baihaqiy]

Kedua, tilawah Al-Qur’an

Tilawah Al-Qur’an, terlebih jika diniati untuk dibaca dengan penuh penghayatan, perenungan dan kesiapan hati mengikuti dan mengamalkan kandungannya, hal ini akan sangat membantu fokus otak dan hati untuk lebih siap menyudahi Shubuh dengan kebaikan, ilmu dan spirit iman yang lebih hidup.

Terlebih waktu Shubuh udara masih bersih, suasana belum bising dan fisik juga masih segar. Tentu hal tersebut akan memudahkan akal, hati dan emosi lebih cepat merasakan getaran, kesan dan spirit dari ayat demi ayat yang dibaca.

Bahkan, para penghafal Qur’an, memanfaatkan waktu emas ini sebagai momentum untuk muroja’ah (mengulang-ulang hafalannya). Andaikata hanya bisa tilawah selembar atau dua lembar, sebagai langkah awal, ini tentu suatu kemajuan yang harus terus dijaga dan ditingkatkan.

Ketiga, memulai beraktivitaslah

Rasulullah, tidak menjumpai pagi melainkan bergegas dalam beraktivitas.

Seperti yang Allah firmankan;

وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ مَقَاعِدَ لِلْقِتَالِ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mukmin pada beberapa tempat untuk berperang.” (QS. Ali Imron [3]: 121).

Jadi, tidak salah jika bangsa Arab mengenal petuah, “Waktu adalah pedang.” Kemudian dalam bahasa kita dikenal, “Siapa cepat dia dapat.” Dengan kata lain, siapa bergegas dalam beraktivitas insya Allah dia akan sukses. Sinkron dengan apa yang jamak diketahui orang, “Man jadda wajada” (Siapa bersungguh-sungguh dia dapat).

Dengan demikian, selesai sholat Subuh, selesai tilawah, jangan rebahkan badan. Tapi bangkit dan bergeraklah melakukan aktivitas mulia lainnya. Seperti menyapu rumah, mencuci piring, atau apapun yang pada intinya tubuh bisa bergerak sehingga lepas dari gelayutan mata yang memaksa diri terus mengangut.

Keempat, segerakan mandi

Kebaikan, dalam Islam hukumnya mesti disegerakan, demikian pula halnya dengan mandi di pagi hari. Andaikata jam keluar rumah terbilang masih siang, menyegerakan mandi pagi jelas tidak merugikan.

Selain akan memberikan kesegaran lebih dini, waktu untuk melakukan persiapan sebelum menjalani rutinitas harian di luar rumah, bisa dilakukan lebih awal, sehingga mencegah adanya barang tertinggal atau urusan yang terselap, termasuk terhindar dari berangkat terburu-buru. Dengan begitu, insya Allah, semua urusan akan berjalan sesuai rencana.

Kemudian, dalam tinjauan medis, mandi pagi memberikan banyak keuntungan. Mulai dari lancarnya peredaran darah, meningkatnya produksi sel darah putih, mengurangi resiko darah tinggi, serta meningkatkan kesuburan.

Kelima, beramal

Diriwayatkan sahabat Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ

“Sesungguhnya agama itu mudah. Tidak ada seorangpun yang membebani dirinya di luar kemampuannya kecuali dia akan dikalahkan. Hendaklah kalian melakukan amal dengan sempurna (tanpa berlebihan dan menganggap remeh). Jika tidak mampu berbuat yang sempurna (ideal) maka lakukanlah yang mendekatinya. Perhatikanlah ada pahala di balik amal yang selalu berterusan . Lakukanlah ibadah (secara berterusan) di waktu pagi dan waktu setelah matahari tergelincir serta beberapa waktu di akhir malam.” [HR. Bukhari no. 39]

Keenam, Shalat Dhuha

Shalat Dhuha merupakan sunnah mu’akkadah, terbukti telah dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, sebagaimana diriwayatkan Muslim,  dari hadits Aisyah radhiallahu anha, dia berkata;

( كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا ، وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللَّهُ )

“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam shalat Dhuha sebanyak empat (rakaat), kadang beliau menambah sesuai keinginannya.”

Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.”[HR Muslim]

Adalah Ibnul Qayyim Dalam Kitab Zaadul Ma’ad, (4/378) pernah berkata tentang empat hal yang akan menghampat datanganya rizki;

“Empat hal yang menghambat datangnya rizki:  tidur di waktu pagi,sedikit shalat,  malas-malasan dan berkhianat.”

Semoga empat hal yang  dimaksud Ibnu Qayyim tidak masuk di antara kita semua. Selamat menjemput berkah pagi hari.*

HIDAYATULLAH

Wafat Sesuai Rencana Allah

MANUSIA lahir dalam keadaan yang berurutan, tetapi manusia wafat sesuai dengan rencana Allah SWT. Tidak ada yang bisa membuat kita meninggal, kecuali memang sudah waktunya.

Termasuk para korban kecelakaan jatuhnya pesawat JT610 yang takdirnya sudah dipanggil oleh Allah SWT. Mereka meninggal, karena memang sudah waktunya untuk meninggal.

Dan yang memang belum takdirnya, pasti ada rahasia Allah SWT untuk bisa menghentikan seseorang dari kecelakaan tersebut. Bisa tertinggal pesawat dan dibuat terlambat. Atau bisa juga diberikan kegiatan lain, yang membuat orang tersebut tidak jadi ikut menaiki pesawat ini.

Oleh karena itu, dengan kejadian ini jangan sampai membuat kita hanya ingat kepada kematian, tapi malah melupakan Allah SWT yang bisa memerintahkan malaikat maut untuk mencabut nyawanya. [*]

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

INILAH MOZAIK

Menjemput Rezeki Dengan Berkah

ALHAMDULILLAH. Tiada yang patut kita puji selain Allah Swt. Tiada yang bisa kita jadikan tempat berlindung dan meminta kecuali Allah Swt. Semoga Allah Yang Maha Mencukupi rezeki seluruh makhluk-Nya, mengkaruniakan kepada kita kebeningan hati. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Allah Swt berfirman, “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semunya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Huud [11]: 6).

Saudaraku, kita diciptakan oleh Allah dilengkapi dengan rezeki. Rezeki ditentukan setelah usia empat bulan di rahim ibu kita. Rezeki ada yang baik atau yang buruk, tergantung cara kita menjemputnya. Rezeki yang buruk disebabkan cara menjemputnya yang buruk.

Setiap makhluk sudah ada rezekinya. Misalnya, Allah menciptakan pohon terbatas gerakannya. Karena pohon tidak lincah, maka makanannya didekatkan lewat akar. Rezekinya didekatkan, ini sengaja diatur oleh Allah Swt.

Begitupun binatang, misalnya singa, pada waktu masih bayi dia tak bisa mengejar rusa, maka Allah menyediakan air susu di tubuh induknya. Ketika air susunya berhenti, Allah menggantinya dengan makanan yang diburu induknya. Setelah besar dia berburu sendiri. Makin kuat fisiknya, makin tinggi kualitas ikhtiarnya.

Begitupun manusia, dalam perut ibu rezekinya masuk lewat tali ari-ari karena belum bisa berbuat apa-apa. Setelah lahir, walau tali ari-ari digunting, tetap saja bertemu dengan rezeki lewat air susu ibu. Saat air susu berhenti, Allah menyediakan berbagai makanan yang kalau lapar tinggal menangis, maka rezeki akan datang. Makin dewasa harus makin gigih ikhtiarnya menjemput rezeki karena Allah telah menyiapkan kekuatan fisik, akal dan panca indera.

Karenanya, janganlah malas mencari nafkah, binatang pun selalu berikhtiar untuk mendapatkan rezekinya. Rasulullah Saw pernah terkesan kepada burung yang pergi dengan perut kosong, tapi setelah terbang kembali dengan perut kenyang. Jadi, kuncinya adalah terbang (bergerak) dan itu tak bisa didapatkan dengan sayap yang malas. Binatang yang tak mempunyai akal saja berikhtiar hingga bisa bertemu dengan rezekinya. Mustahil manusia yang mempunyai akal tak bertemu dengan rezekinya.

Allah Swt sudah menyiapkan perangkat ikhtiar lahiriah dan ruhiah. Kita membutuhkan tokoh-tokoh ekonomi yang tak hanya kuat berpikir, tapi juga bisa menggerakkan potensi. Membangkitkan kondisi ekonomi tak hanya dengan teori duniawi belaka, tetapi juga harus dengan teori tentang bagaimana Allah membimbing kita menemukan rezeki.

Jikalau kita merasa ada masalah dengan rezeki kita, maka kita harus mengevaluasi sikap kita terhadap rezeki yang Allah berikan. Karena ada orang yang diberi rezeki, namun rezekinya berubah menjadi musibah karena salah menyikapinya. Jangan-jangan Allah telah memberi banyak, tetapi kita kufur nikmat.

Lihatlah pula ikhtiar kita. Jangan-jangan ikhtiar kita belum benar, malas atau tidak memakai ilmu. Segala sesuatu harus dengan ilmu, termasuk untuk mendapatkan rezeki, kalau tak pernah mencari ilmu, tak akan bertemu dengan rezekinya. Tak mau mencari ilmu sama dengan tak mau mendapatkan rezeki.

Gigih ikhtiar menjemput rezeki harus seiring dengan amalan yang disukai Allah. Amalan yang bisa membuka pintu rezeki misalnya sholat tepat waktu, memperbanyak istigfar, silaturahim, dan sedekah. Cara menjemput rezeki ini in syaa Allah adalah cara yang Allah sukai, dan akan mempertemukan kita dengan rezeki yang berkah.

Ya Allah, bukakan hati kami agar selalu yakin Engkaulah satu-satunya penjamin rezeki. Bimbinglah kami agar dapat menyempurnakan ikhtiar menjemput rezeki-Mu dengan cara yang Engkau ridhai. Aamiin yaa Robbal aalamiin. [smstauhiid]

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar 

INILAH MOZAIK

Cara Rasulullah Bergaul

Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang sangat penyabar, lapang hati, penyayang, pemurah, dan pemaaf. Beliau dikenal sebagai pribadi yang jujur, iffah (memelihara diri dari sifat keji), amanah, zuhud, serta tawadhu. Pada pribadi beliau terkumpul seluruh karakter baik lagi terpuji.

Sifat-sifat mulia tersebut beliau tampakkan di hadapan para sahabat, bahkan musuh-musuhnya. Benci dan dengki tidak mampu menutupi keagungan sifat-sifat beliau. Mereka menyaksikan sendiri dan mengakuinya. Semua mengamini firman Allah SWT, “Sesungguhnya engkau benar-benar memiliki akhlak yang mulia.” (QS al-Qalam: 4).

Nabi SAW adalah sebaik-baik Nabi dalam membina umatnya. Beliau sebaik-baik ayah bagi anak-anaknya. Sebaik-baik suami bagi para istrinya. Sebaik-baik kakek bagi cucu-cunya. Dan sebaik-baik sahabat bagi para sahabatnya.

Dalam pergaulan, beliau mewariskan kesan mendalam kepada para sahabatnya. Beliau selalu mendahului mengucapkan salam kepada orang yang dijumpainya lalu menyodorkan tangannya lebih dahulu untuk bersalaman. Beliau tidak akan melepas tangannya sebelum orang itu melepas tangannya sendiri.

Jika beliau dipanggil, beliau akan menengok dengan seluruh anggota tubuhnya. Apabila bercakap-cakap dengan seseorang, beliau tidak memalingkan wajahnya sampai orang itu pergi. Wajahnya selalu diarahkan kepada orang yang semajelis dengan beliau. Sehingga, orang-orang yang bersama beliau merasakan bahwa mereka sangat dihargai dan dihormati.

Rasulullah SAW tidak memotong pembicaraan seseorang hingga ia selesai berbicara. Kecuali jika orang itu keterlaluan, maka beliau memutuskan pembicaraannya dengan melarangnya berbicara, atau dengan berdiri berpaling meninggalkannya.

Nabi kita yang mulia ini menghormati tamu yang masuk ke rumahnya. Kadang-kadang tamu beliau dipersilakan duduk di atas bajunya serta diberi bantal. Jika tamunya menolak, beliau terus menawarkan hal itu hingga ia berkenan duduk di atasnya.

Ketika Jabir bin Abdillah al-Bajali hadir di majelis Nabi SAW, ia tidak mendapati tempat maka ia duduk di dekat pintu. Lalu Rasulullah melipat bajunya dan memberikan kepadanya seraya berkata, “Silakan duduk di atasnya!”

Diambillah baju itu oleh Jabir dan diletakkan di wajahnya lalu diciumnya seraya menangis serta dikembalikannya kepada Nabi yang mulia. “Semoga anda dimuliakan oleh Allah sebagaimana engkau memuliakanku,” katanya.

Tatkala seseorang datang ke rumah beliau karena suatu keperluan, sedangkan beliau sedang menunaikan shalat, beliau meringankan shalatnya untuk segera menemui tamunya. “Apakah engkau memiliki keperluan?” kata beliau. Apabila keperluannya telah terpenuhi, beliau lalu kembali menunaikan shalatnya.

Kekasih Allah ini selalu menasihati para sahabatnya dengan bahasa yang santun, lemah lembut, dan penuh kasih sayang. Beliau tidak bercakap-cakap dengan sesuatu yang menyinggung perasaan dan menyakiti hati para sahabatnya.

Jika tidak bertemu dengan salah seorang dari para sahabatnya selama sekian hari, Nabi SAW selalu menanyakannya. Bila sahabatnya itu pergi, beliau mendoakannya. Jika sakit, beliau menjenguknya. Bila sudah wafat dan beliau belum menshalatinya, beliau datang ke kuburannya.

Bergaul itu ada seninya. Seninya adalah menjaga etika. Etika pergaulan yang ditanamkan Nabi SAW akan turun kepada kita, jika akhlak beliau ada pada diri kita. Tanpa meneladani beliau, kemuliaan belum pantas disematkan pada diri kita.

 

Oleh: Muhammad Shobri Azhari

KHAZANAH REPUBLIKA

Katya Kotova Sering Mendengar Nenek Berdoa dalam Bahasa Arab

Perempuan Rusia yang berumur 23 tahun ini mengaku tak asing dengan Islam. Ketika usianya tiga tahun, Katya pernah menginjakkan kaki di masjid itu. Ia mengenang, saat itu neneknya mengajaknya ikut sekadar menyaksikan shalat berjamaah. Suasana itu masih jelas dalam ingatannya.

“Aku masih mengingat pemandangan itu dengan jelas. Para perempuan shalat di lantai dua masjid. Aku berdiri dekat tangga, sambil melihat ke bawah, di mana para pria shalat di lantai dasar, kata Katya Kotova seperti dikutip dari laman Russia Beyond the Headlines, belum lama ini.

Hampir 50 persen orang Bashkortostan merupakan Muslim. Namun, kekuasaan Uni Soviet yang berpaham ateis membuat cukup banyak orang beradaptasi. Orang tua Katya, misalnya, menganut paham sekuler. Ayahnya seorang Kristen Ortodoks Rusia, sedangkan ibunya Muslim Tatar. Tidak seorang pun dari mereka yang taat pada kepercayaan masing-masing.

Namun, generasi di atas orang tua Katya lebih religius. Nenek Katya, misalnya, tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu. Dari sang nenek, Katya pertama kali mengenal ibadah tersebut.

Selain itu, ia sering pula mendengar suara sang nenek ketika sedang berdoa dalam bahasa Arab. Saat itu, tentu saja Katya belum memahami artinya. Sewaktu aku masih kecil, kapan pun merasa takut, aku mengucapkan doa-doa Islami itu, meskipun tak paham betul artinya, kata dia. Di sisi lain, buyut Katya dari pihak ayah merupakan penganut Kristen Ortodoks.

Saat berusia 13 tahun, Katya telah dibaptis menjadi seorang Kristen Ortodoks. Dengan begitu, di sekolah Katya merasa sudah seperti orang Rusia pada umumnya. Dia mengenakan kalung salib dan mulai meninggalkan kebiasaan merapalkan doa berbahasa Arab.

Katya begitu dekat dengan kakaknya. Berbeda dengan Katya, kakaknya itu penganut Kristen Ortodoks yang taat. Memasuki usia 18 tahun, Katya pindah ke Moskow.

Di ibu kota itu, ia belajar ilmu hukum di Universitas Negeri Rusia. Ia bercita-cita menjadi seorang pengacara dan pejuang keadilan. Saat menjadi mahasiswi, Katya tinggal sekamar dengan seorang kawan yang Muslimah.

Di sela-sela waktu belajar, mereka berdua kerap bertukar pikiran soal agama. Katya mulai serius mendalami agama sendiri, Kristen Ortodoks. Selain itu, agar bisa memahami perspektif kawannya, Katya juga membaca buku-buku mengenai Islam.

Seiring waktu, kenang dia, ketertarikannya meningkat terhadap Islam. Ia bahkan kemudian ingin pindah ke agama tauhid tersebut. Beberapa bulan sebelum wisuda, Katya telah menyelesaikan magang di Komite Investigatif, Moskow. Ia memang berniat menempuh karier di lembaga itu. Saat itu, hasratnya berpindah agama kian besar. Ia merasakan, jiwanya tersentuh dengan kesan-kesan yang didapatnya dari Islam.

Segala pertanyaan mengenai eksistensi diri, hubungan manusia dengan Sang Pencipta, serta bagaimana manusia seharusnya menjalani hidup. Semua kegelisahan itu dirasakannya dan ia menemukan jawabannya dalam Islam. Katya akhirnya memeluk agama Islam. Pada 30 Maret 2016 lalu, ia mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Agung Moskow. Seluruh koleganya di Komite Investigatif terkejut begitu mendengar kabar itu. Tidak menunggu waktu lama, Katya lantas memutuskan konsisten berhijab.

Hijrah ke Dagestan

Sejak saat itulah, suasana kerja di Komite dirasakannya kurang kondusif lagi. Karena itu, pelan-pelan Katya mencari pekerjaan baru, sekalipun tak ada hubungannya dengan dunia hukum. Meskipun keluar dari Komite, Katya tetap menjalin pertemanan dengan sejumlah koleganya. Ia berhijrah ke Dagestan.

Katya menjalani pekerjaan baru sebagai pelayan di sebuah kafe halal di sana sampai kini. Sebagai informasi, Dagestan merupakan negara bagian yang terletak sekitar 2.000 kilometer di selatan Moskow. Tepatnya di tepi Laut Kaspia. Negara bagian Dagestan memiliki populasi Muslim terbesar ketiga.

Saat ditanya apakah Katya menyesali masuk Islam di mana harus meninggalkan karier yang dicita-citakan dan bekerja hanya sebagai pelayan kafe, ia tak menyesalinya.

Dia mengaku terinspirasi kisah seorang perempuan yang teguh pendirian. Namanya Irena Sendler. Katya menceritakan, Irena merupakan sosok Muslimah yang tercatat dalam sejarah berhasil menyelamatkan sekitar 2.500 anak dari kekejaman Perang Dunia II di Warsawa, Polandia.

Selain itu, Katya juga mengambil semangat dari Valentina Tereshkova, perempuan Uni Soviet pertama yang menjadi kosmonaut. Sampai yang paling kontemporer, Katya tergugah dengan keteguhan seorang aktivis HAM Pakistan, Malala Yousafzai.

Lantaran itu, Katya masih menyimpan bara semangat kembali membaktikan diri di dunia aktivis keadilan. Ia tidak ingin berpangku tangan terhadap penderitaan anak-anak dan perempuan, khususnya di Rusia.

Adalah rahasia umum di Rusia bahwa Anda jangan pernah terlihat mencuci pakaian kotor Anda. Maksudnya, masalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bukanlah sesuatu yang biasa ditampilkan ke publik. Ini persoalan perempuan, yang biasa dihadapinya sendirian.

“Nah, saya percaya, solusi datang dari kedua sisi (ranah privat dan publik), ujarnya menjelaskan.

Muslimah Itu Pembawa Perdamaian Ketenteraman

Bagaimana Islam memandang perempuan? Katya menilai, agama ini sejatinya membebaskan perempuan. Namun, begitu banyak stigma yang dilekatkan kepada seorang Muslimah. Menurut Katya, tidak benar bahwa Islam mengajarkan pengasingan perempuan dari ranah publik. Ada beberapa stigma atas Muslimah. Misalnya, bahwa perempuan Islami haruslah dikekang bagaikan burung di dalam sangkar oleh orang tua atau kemudian suami.

Faktanya, lanjut Katya, seorang Muslimah boleh dan bisa saja bekerja di luar rumah kapan pun Muslimah itu menghendakinya. Jika pekerjaannya itu semata-mata halal, sang suami tidak bisa menghalang-halangi.

Setiap orang memiliki potensi berbuat kebaikan bagi masyarakat. Menurutku, tujuan kita menjadi perempuan adalah membawa perdamaian dan ketenteraman, terutama bagi keluarga sendiri, simpulnya.

Karena itu, Katya merasa bersyukur memiliki keluarga yang mendukung keputusannya. Kedua orang tuanya tidak melarang Katya mengenakan hijab. Mereka malah menghormatinya. Sebagai bentuk bakti kepada orang tua, Katya merasa wajib menjaga nama baik keluarga.

Orang tuaku paham keputusanku memeluk agama Islam. Demikian pula dengan keputusanku konsisten mengenakan hijab, yang kira-kira mirip perempuan dari suku Tatar pada umumnya, ujar Katya.

Dalam beberapa hari ke depan, Katya akan menghabiskan waktu liburan tahun baru bersama keluarga tercinta.

Di Antara Para Pengeluh, Adakah Kita?

DI ANTARA para pengeluh itu ada banyak yang sesungguhnya tak punya alasan kuat untuk mengeluh. Mereka hanya terjebak pada tuntutan keinginan diri yang terlalu tinggi tanpa adanya kemampuan menata hati untuk mensyukuri apa yang telah diterima.

Di antara para pengeluh itu ada banyak yang melupakan indahnya mata hari terbit dan cantiknya matahari terbenam. Mereka terlalu sibuk mengejar angin dan mengukur jalan demi menjadi yang terkaya dan tersukses. Untuk melihat sunrise dan sunset, mereka harus mengeluarkan biaya bayak ke tempat wisata tertentu. Padahal, setiap hari, matahari bisa dinikmati dari pojok pagar rumah.

Di antara para pengeluh itu ada banyak yang tak lagi bisa menikmati wajah rembulan di bulan purnama. Mereka terlalu sibuk menerobos malam demi mengejar sesuap nasi, ujarnya. Mereka tak lagi mampu membaca pesan bulan sabit yang terus berubah ukuran setiap malam yang mengajarkan manusia bahwa hidup ini berjalan melewati masa. Setiap waktu ada yang berubah, berkembang dan mengurang.

Di antara para pengeluh itu, ada yang memang berprofesi sebagai pengeluh, kemana-mana menjual keluhan demi mendapatkan belas kasihan. Ada pula di antara mereka yang mengeluh karena tak memahami rumus dan kaidah kehidupan. Untuk yang terakhir inilah kami hadir untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar kita bisa berbahagia bersama dalam kehidupan yang sementara ini. Salam, AIM, Pengasuh Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya. [*]

INILAH MOZAIK

Wahai Anak-anakku Ingat Pesan Imam al-Ghazali

PARA orang tua hendaknya berhenti fokus hanya pada kesenangan dirinya. Dunia ini masih dan akan terus berlanjut. Kita para orang tua harus mempersiapkan generasi yang akan datang yang jauh lebih cerdas dan tangguh dibandingkan kita. Masa depan semakin kompleks.

Jangan lupa bahwa mempersiapkan generasi masa depan bukanlah hanya dengan mempercerdas mereka dalam hal teori pembangunan, namun mengisi jiwa mereka dengan keimanan sebagai mentalitas kehidupan mereka. Jiwa mereka tak boleh kosong dari agama karena dengan itulah ada keberkahan dan kebahagiaan sejati.

Teringatlah saya pada nasehat Imam al-Ghazali dalam risalah kecilnya berjudul risalah Ayyuhal Walad. Beliau berkata: “Wahai anak-anakku, walaupun telah 100 tahun engkau membaca buku, walaupun telah ribuan buku engkau kumpulkan, engkau belum siap mendapatkan rahmat Allah sebelum Anda mewujudkan semuanya dalam bentuk amal perbuatan.”

Betapa kita membutuhkan karya nyata selain hapalan akan pendapat dan teori. Perlu selalu mempertanyakan apa yang telah kita perbuat dan persembahkan pada masyarakat. Lalu Imam Ghazali memperkuat nasehat tersebut di atas dengan beberapa ayat, di antaranya adalah:

  1. Tak ada bagi manusia kecuali apa yang telah dia usahakan.
  2. Siapa yang berharap rahmat Tuhannya, maka berbuatlah dengan perbuatan yang shalih.
  3. Balasan atas apa yang mereka kerjakan.

Iman itu adalah perkataan dengan lusa, pembenaran dengan hati dan perbuatan dengan anggota tubuh. Di sinilah kita temukan kesempurnaan iman.

INILAH MOZAIK