Yahudi Hasidic atau Hasidim

Hasidic atau Hasidim ialah paham Yahudi Ortodoks ekstrem yang muncul karena pengaruh modernisasi pemikiran Kabbalah  dan pemikiran beberapa kelompok sekte Nasrani abad ke-17 dan ke-18 M

MENURUT agama Yahudi, Hasidic atau juga disebut Hasidim (Hasidic Judaism) bermakna taqiy (yang bertakwa). Kata ini diambil dari bahasa Ibrani, dan pertama kali digunakan untuk menyebut suatu paham sufisme.

Hasidic atau Hasidim berasal dari kata Aram hasa yang berarti “saleh”. Kaum Hasidim menaati dan menghormati Taurat, beserta adat istiadat Yahudi, sehingga mereka amat menentang helenisasi yang dianggap bertentangan dengan tradisi Yahudi.

Dalam perkembangannya, kata ini pun digunakan untuk menyebut para  pengikut gerakan Hasidic atau Hasidim. Pendiri gerakan Hasidic/Hasidim ini adalah Rabbi Israel, Ba’al Seyim Thouf (Baal Shem Tov).

Hasidic ialah paham Yahudi Ortodoks ekstrem yang muncul karena pengaruh modernisasi pemikiran Kabbalah (imanensi) yang dipaparkan sebelumnya, cerita rakyat klasik yang berkembang di kalangan para petani Eropa Timur, pemikiran beberapa kelompok serta sekte Nasrani abad ke-17 dan ke-18 M di Eropa Timur; yaitu kelompok separatis (dalam bahasa Rusia: Raskolniksc) di Rusia dan Ukraina, kelompok Dukhobor, Stranicy, Scoptsy, Mulukane, dan lain sebagainya.

Adapun yang paling mempengaruhi Hasidic ialah kelompok Khlysty, sebab pemikiran-pemikiran Tsazzik Hasidic dan Khlysty berdekatan. Hasidic atau Hasidim adalah kelompok Yahudi yang muncul untuk menentang kebijakan helenisasi terhadap masyarakat Yahudi oleh penguasa asing.

Tujuan perjuangan kaum Hasidic/Hasidim adalah kemerdekaan agama, yakni diberikan kebebasan untuk menjalankan agama Yahudi oleh penguasa asing.

Hasidic menganggap kerabian Yahudi sudah menjadi akidah yang bersifat formal, naif dan kering, hampa dari unsur spiritual dan sentimental (perasaan). Kerabian hanya ingin menjaga perintah dan larangan tanpa memperhatikan makna substantitnya.

Hasidic menjadi sekte yang berpegang pada konsep imanentisme dari segi kedekatan pribadi dengan Tuhan (Devekut) -sebagaimana dijelaskan dalam bahasan tentang hakikat keyakinan Kabbalan sehingga, penerapan konsep tersebut menyebabkan munculnya pengalaman spiritual dan keimanan yang terwujud dalam diri pelakunya berupa perasaal bahagia dan ekstase (kegembiraan yang luar biasa).

Permulaan dan penyebaran Hasidic

Pemimpin besar Hasidim, Rabi Schneur Zalman dari Liadi, mengajarkan bahwa “musik adalah pena jiwa.” Hasidim adalah kelompok yang paling cepat berkembang dalam Yudaisme.

Pada abad 16, 17, dan 18 M, kaum Yahudi Polandia mengalami penderitaan jasmani dan rohani. Inilah akibat krisis ekonomi yang melanda tatkala itu.

Keadaan memburuk pada waktu terjadi revolusi Chmielnicki melawan ketamakan orang-orang kaya Yahudi yang menjadi kaki tangan kalangan Borjuis Polandia yang selama itu mengeskploitasi para petani dan rakyat miskin.

Revolusi tersebut berdampak pada terusir serta terlantarnya seluruh umat Yahudi baik yang miskin maupun yang kaya. Padahal sebagiannya sudah menyewa toko-toko dan kedai-kedai kecil lagi bekerja di sana.

Kondisi kaum Yahudi semakin terpuruk sehingga jumlah pencoleng dan pencuri di tengah mereka semakin bertambah. Banyak keluarga Yahudi menganggur dan tidak bisa bekerja, akibatnya mereka semakin tertekan.

Situasi ini diperparah dengan kegagalan seruan Shabtai, tokoh Yahudi yang di kemudian hari beralih keyakinan dan memeluk agama Islam.

Setelah Perang Dunia I, mayoritas Yahudi Hasidic bermigrasi ke Amerika dan menetap di sana. Di tengah kaum Yahudi muncul sistem Kahhal (feodalisme) untuk mengeksploitasi kaum Yahudi demi kepentingan Pemerintah dan kaum Borjuis.

Akibatnya, kaum Yahudi terisolir dari dunia luar. Mereka pun menjadi kaum yang terbelakang dan makin menjauh dari pusat pengajaran Talmud di kota-kota besar. Semua kondisi ini mendukung diterimanya pemikiran Hasidic yang meyakini belajar syariat Talmud sebagai sampingan belaka.

Pada abad ke-20, rezim komunis anti-agama, bersama-sama dengan kehancuran Holocaust, hampir sepenuhnya menghapus Yahudi Hasidim dari peta.

Hasidic dianggap sebagai napas baru serta pelipur kesedihan dan derita kaum Yahudi. Dari wilayah Podolia di Polandia, Hasidic bergerak menuju wilayah pusat Polandia, kemudian menuju Lithuania dan Belarussia, lantas ke daerah-daerah timur kekaisaran Austria-Hongaria; di antaranya Galicia, Bocofina, Transilvania, Slovakia, Hongaria, dan Rumania.*/Dr. Thariq As-SuwaidanEnsiklopedi Yahudi Bergambar

HIDAYATULLAH

Gagalnya Seorang Sufi Berangkat Haji

Seorang ulama bernama Abu Bakar Muhammad bin Ali bin Ja’far Al Kattani pernah gagal berangkat haji. Ini hanya karena mengabaikan ibunya yang sudah sepuh.

Kisah ulama terkemuka abad ke-IV H,  kelahiran Baghdad itu ditulis Wawan Susetya dalam judul bukunya “Kisah Para Sufi”.

Ceritanya, ketika masih remaja Abu Bakar Al-Kattani meminta izin kepada ibunya untuk pergi menunaikan ibadah haji. Ia berangkat menyusuri padang pasir yang luas. Tiba-tiba ia melihat mayat yang tersenyum di padang pasir dengan penasaran ia bertanya.

“Hai mengapa engkau dapat tersenyum, padahal engkau sudah mati?” tanya Abu Bakar Al-Kattani keheranan.

“Karena kasih Allah,”jawab mayat itu.

Abu Bakar Al-Kkattani renungkan sambil berjalan melanjutkan perjalanan untuk berhaji. Namun, tiba-tiba ia menyadari bahwa perbekalan yang dibawahnya masih kurang, sehingga ia harus pulang balik kanan kembali ke kampung halamannya di Baghdad.

Sesampainya di rumah ternyata sang ibu telah menunggu kedatangan di balik pintu. Ibunya terlihat senang melihat anak semata wayangnya datang kembali pulang dari rencana menempuh perjalanan panjang.

Keceriaan wajah bundanya itu terlihat dia ke tak rela, anak pergi haji dengan meninggalkannya seorang diri. Melihat sikap Ibunya itu Abu Bakar Al-Kattani berkata untuk meminta kepastian akan kerelaannya yang sempat mengizinkannya berangkat haji.

“Ibu bukankah ibu telah mengizinkan aku pergi?” tanya Abu Bakar Al-Kattani.

“Ya,” jawab ibunya.

“Tetapi tanpa engkau aku tak sanggup melihat rumah ini sejak engkau pergi aku duduk di tempat ini terus-menerus.”

Rupanya perkataan ibunya itu telah menyadarkan Abu Bakar Al-Kattani untuk tidak mengulangi perbuatannya, meninggalkan ibunya seorang diri. Itulah sebabnya, sebelum ibunya meninggal dunia ia tidak mau mengarungi padang pasir lagi untuk berangkat haji.

Abu Bakar Al-Kattani merupakan salah seorang anggota dari keluarga Imam Junaid seorang sufi yang termasyhur. Abu Bakar Al-Kattani mendapat julukan “Pelita Masjidil Haram” karena ia menetap di kota Makkah hingga wafatnya. Selama itu pula, setiap malam, waktunya diisi dengan salat malam dan membaca Alquran sampai khatam.

Bahkan ketika thawaf di Ka’bah misalnya ia bisa membaca 20. 000 ayat. Dan yang paling mengherankan banyak orang, selama 30 tahun Abu Bakar Al-Khattani duduk sambil berzikir di bawah air mancur di dalam Majidil Haram. Itulah keperkasaan Abu Bakar Al-Kattani yang tahan tidur sepanjang malam bersuci berwudhu hanya sekali dalam sehari semalam, karena selalu menjaga kesuciannya.

IHRAM

Barat Harus Belajar Menghormati Kitab Suci

Peristiwa pembakaran al-Quran di Swedia beberapa waktu terakhir menarik banyak perhatian dunia internasional, terutama masyarakat muslim. Jelas saja pembakaran al-Quran tersebut mampu menyulut kemarahan dari berbagai Negara terlebih Negara Muslim, tindakan pembakaran al-Quran disebut-sebut sebagai dampak dari efek Islamofobia.

Pelaku pembakaran al-Quran merupakan seorang ekstremis Denmark-Swedia Rasmus Paludan, yang memimpin gerakan Stram Kurs, atau Garis Keras. Tindakan pembakaran al-Quran ini bukan kali pertama dilakukan oleh Rasmus Paludan, yang tentu saja tindakan tersebut menista Islam dan menodai nilai toleransi umat beragama.

Paludan merupakan seorang aktivis Swedia-Denmark yang telah dihukum karena masalah rasisme, memprovokasi kerusuhan di Swedia. Ketika itu Paludan tengah melakukan tur keliling negara dan membakar salinan al-Quran di depan umum yang pada akhirnya membuat banyak orang geram dan marah kepadanya.

Pada tahun 2020, kelompok Hard Line yang di ketuai oleh Paludan, telah membakar sejumlah al-Quran. Kelompok Hard Line melakukan aksi pembakaran al-Quran di wilayah Rosengard, Malmo yang merupakan tempat banyak kaum muslim tinggali. Akibat pembakaran ini, jelas saja membuat kerusuhan terjadi yang menyebabkan beberapa orang terluka.

Paludan dengan tegas dan jelas mengatakan bahwa pembakaran al-Quran yang ia lakukan merupakan sebuah upaya untuk membantu Swedia melawan Islamisasi yang tengah terjadi dari tahun 1960an. Paludan mengakui bahwa dirinya memusuhi Islam dan umat pemeluknya.

Sebagai pembenci Islam, tentu saja ia tak tinggal diam, Paludan menyerukan untuk semua umat Islam yang tinggal di Denmark supaya dideportasi. “Musuh kami adalah Islam dan Muslim. Hal terbaik adalah jika tidak ada seorang Muslim pun yang tersisa di bumi ini. Maka kita akan mencapai tujuan akhir kita,” ujar Paludan.

Memang di Swedia diperbolehkan untuk melakukan kebebasan berekspresi ketika melakukan aksi demonstrasi. Seperti yang dilakukan oleh Paludan juga mereka beranggapan bahwa itu merupakan salah satu tindakan dalam menyalurkan ekspresi.

Namun, dalam kebebasan berekspresi perlu dibarengi dengan adanya tanggungjawab di dalamnya. Dan aksi pembakaran al-Quran jelas telah menodai toleransi umat beragama di seluruh dunia. Buntut dari pembakaran al-Quran oleh Paludan memicu ketegangan antara Swedia dengan Turki di tengah pembahasan tawaran keanggotaan NATO.

Padahal Stockholm saat itu masih berusaha mencoba meyakinkan anggota NATO Turki untuk menyetujui Swedia dan Finlandia bergabung dengan aliansi militer. Bukan hanya Negara Indonesia saja yang marah dengan apa yang telah dilakukan oleh Paludan, namun, banyak negara Muslim lainnya yang mengungkapkan kemarahan mereka dengan pembakaran al-Quran.

Contohnya saja Negara Maroko yang mengatakan heran dengan pihak berwenang yang mengizinkan pembakaran tersebut terjadi di depan pasukan ketertiban Swedia. Negara Indonesia sendiri menyebut tindakan pembakaran ini sebagai tindakan penistaan terhadap kitab suci.

Jelas saja aksi balasan pun terjadi di mana lusinan pengunjuk rasa berkumpul di depan konsulat Swedia di Istanbul. Para pengunjuk rasa tempat membakar bendera Swedia dan meminta Turki memutuskan hubungan diplomatik dengan Stockholm. Tidak hanya itu, Pemerintah Indonesia juga akan memanggil Kedubes Swedia terkait kejadian tersebut.

Barat belum pernah belajar tentang arti hal yang suci dan sakral bagi umat beragama. Memprovokasi dengan melakukan pelecehan terhadap yang suci hanya akan memperuncing hubungan antar negara. Tentu saja, hal ini adalah bagian dari ekspresi islamofobia yang sudah akut di dunia Barat. Sejatinya, Barat lebih rasis dari pada negara Timur dalam penghargaan terhadap perbedaan.

Prediksi benturan peradaban yang pernah dikatakan Huntinton akan terjadi jika Barat hanya muncul dengan arogan dengan melihat sinis keragaman terkhusus Islam. Bagi Barat Islam dan muslim dianggap ancaman yang membahayakan negara mereka. Ketidakdewasaan Barat dalam menerima kenyataan keragaman menjadi bukti sesungguhnya islamofobia itu nyata di dunia Barat.

Masa depan dialog Islam dan Barat atau Timur dan Negara Barat harus dimulai dengan menghilangkan pra sangka dan islamofobia akut. Benar, negara-negara Eropa, Amerika dan PBB telah mengesahkan pedoman penting tentang perang melawan Islamofobia. Namun, jika negara-negara Barat membiarkan warga negaranya memiliki pandangan islamofobia sama halnya Barat membidani lahirnya benturan peradaban ke depan.

ISLAM KAFFAH

Dianjurkan untuk Memperbagus Kain Kafan

Dari Jabir radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,

إِذَا كَفَّنَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيُحَسِّنْ كَفَنَهُ

Jika salah seorang dari kalian mengkafani saudaranya, maka hendaknya ia memperbagus kain kafannya.” (HR. Muslim no. 943)

Faedah hadis

Di dalam hadis ini, terdapat anjuran untuk memperbagus kain kafan. Maksud “memperbagus” di sini dapat ditinjau dari dua sisi:

Pertama, memilih kain kafan yang baik, yaitu kain kafan yang berwarna putih sebagaimana telah dijelaskan pada hadis yang lain. Juga kain kafan yang bisa membungkus jenazah.

Kedua, memperbagus ketika mengafani jenazah. Yaitu kain kafan tersebut membungkus jenazah sesuai dengan tata cara yang dijelaskan oleh syariat.

Sehingga, makna “memperbagus” di sini mencakup memilih jenis kain kafannya dan juga mengafani jenazah tersebut sesuai dengan tata cara yang telah dijelaskan oleh syariat. (Tashiilul Ilmaam, 3: 32-33)

Hadis ini menjelaskan bahwa memperbagus kain kafan merupakan sesuatu yang dituntut oleh syariat.

Syekh Abdullah Al-Fauzan hafizahullah menjelaskan, “Memperbagus ini baik dengan kain kafan itu sendiri yang harus bagus, yaitu berwarna putih, bersih, dan membungkus keseluruhan badan jenazah. Dan juga bagus dari sisi tata cara membungkus jenazah dengan kain kafan sesuai dengan tata cara yang telah dijelaskan sebelumnya.” (Minhatul ‘Allam, 4: 271)

Al-Baghawi rahimahullah berkata, “Yang dimaksud dengan ‘bagus’ di sini adalah dari sisi kain tersebut berwarna putih dan bersih, bukan kain kafan yang mahal (mewah).” (Syarhus Sunnah, 5: 315)

An-Nawawi rahimahullah berkata, “Yang dimaksud dengan ‘bagus’ di sini adalah bersih, suci, tebal (tidak terlalu tipis, pent.), bisa membungkus jenazah, dan pertengahan (tidak berlebihan). Tidaklah yang dimaksud dengan ‘bagus’ itu yang mahal atau berlebih-lebihan (mewah).” (Syarh Shahih Muslim, 7: 15)

Oleh karena itu, hendaknya kita tidak berlebih-lebihan dalam masalah ini, yaitu dengan membeli kain kafan yang harganya sangat mahal dan mewah dengan tujuan untuk berbangga-bangga. Hal ini karena kain kafan tersebut juga akan cepat dimakan oleh tanah dan akhirnya cepat rusak dan tidak bernilai. Sehingga, membeli kain kafan yang sangat mahal dan mewah termasuk dalam menghambur-hamburkan harta.

Inilah keteladanan dari sahabat yang mulia, Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Diceritakan dari ibunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,

دَخَلْتُ عَلَى أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَقَالَ: فِي كَمْ كَفَّنْتُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَالَتْ: «فِي ثَلاَثَةِ أَثْوَابٍ بِيضٍ سَحُولِيَّةٍ، لَيْسَ فِيهَا قَمِيصٌ وَلاَ عِمَامَةٌ» وَقَالَ لَهَا: فِي أَيِّ يَوْمٍ تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَالَتْ: «يَوْمَ الِاثْنَيْنِ» قَالَ: فَأَيُّ يَوْمٍ هَذَا؟ قَالَتْ: «يَوْمُ الِاثْنَيْنِ» قَالَ: أَرْجُو فِيمَا بَيْنِي وَبَيْنَ اللَّيْلِ، فَنَظَرَ إِلَى ثَوْبٍ عَلَيْهِ، كَانَ يُمَرَّضُ فِيهِ بِهِ رَدْعٌ مِنْ زَعْفَرَانٍ، فَقَالَ: اغْسِلُوا ثَوْبِي هَذَا وَزِيدُوا عَلَيْهِ ثَوْبَيْنِ، فَكَفِّنُونِي فِيهَا، قُلْتُ: إِنَّ هَذَا خَلَقٌ، قَالَ: إِنَّ الحَيَّ أَحَقُّ بِالْجَدِيدِ مِنَ المَيِّتِ، إِنَّمَا هُوَ لِلْمُهْلَةِ فَلَمْ يُتَوَفَّ حَتَّى أَمْسَى مِنْ لَيْلَةِ الثُّلاَثَاءِ، وَدُفِنَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ

Aku pernah masuk menemui Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, lalu dia berkata, “Berapa lembar kain kalian mengafani Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam?” Dia berkata, “Dalam tiga lembar kain putih buatan negeri Yaman dan tidak dipakaikan baju dan juga tidak sorban.” Kemudian Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu berkata kepadanya, “Hari apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat?” ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menjawab, “Hari Senin.” Lalu dia berkata lagi, “Sekarang ini hari apa?” ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menjawab, “Sekarang hari Senin.” Abu Bakar berkata, “Aku berharap umurku sampai malam ini saja.”

Lalu, dia memandang baju yang dipakainya sejak dia menderita sakit yang ketika itu bajunya sudah kotor terkena minyak za’faran (kunyit) pada sebagiannya kemudian berkata, “Cucilah bajuku ini dan tambahkanlah dengan dua baju lain untuk mengafaniku dengannya.” Aku berkata, “Baju ini sudah usang.” Maka dia menjawab, “Orang yang hidup lebih pantas untuk mengenakan yang baru daripada orang yang sudah mati. Kain itu hanya untuk mewadahi nanah mayat.” Kemudian dia tidak wafat hingga menjelang malam Selasa (di mana akhirnya wafat) lalu ia dikuburkan sebelum pagi. (HR. Bukhari no. 1387)

Dalam sebuah hadis dha’if disebutkan,

لَا تَغَالَوْا فِي الْكَفَنِ، فَإِنَّهُ يُسْلَبُهُ سَلْبًا سَرِيعًا

Janganlah kalian bermewah-mewah dalam mengafani, karena sesungguhnya kain tersebut akan cepat rusak.” (HR. Abu Dawud no. 3154, dinilai dha’if oleh Syekh Albani)

Wallahu Ta’ala a’lam.

***

@Rumah Kasongan, 29 Jumadil akhirah 1444/ 22 Januari 2023

Penulis: M. Saifudin Hakim

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/82387-dianjurkan-untuk-memperbagus-kain-kafan.html

Nama-Nama Neraka

Puncak kebahagiaan seorang muslim adalah tatkala ia dibebaskan dari azab Allah dan dimasukkan ke dalam surga. Allah ‘Azza Wajalla juga menyebutkan bahwa di antara ciri hamba yang beriman adalah mereka yang senantiasa khawatir akan tertimpa azab,

وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَۖ اِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا ۖ

Dan orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami (karena) sesungguhnya azabnya itu kekal.” (QS. Al-Furqan: 65)

Hal ‘sederhana’ dari kekhawatiran ini adalah kita menyadari bahwa dalam Al-Qur’an, seringkali Allah Ta’ala menyebutkan perihal neraka dengan nama-nama yang berbeda dan kita bisa waspada darinya. Berikut adalah beberapa nama neraka yang semoga Allah jauhkan kita sejauh-jauhnya darinya:

Al-Hawiyah

Allah ‘Azza Wajalla berfirman tentang nama ini sekali dalam Al-Qur’an,

وَاَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهٗۙ فَاُمُّهٗ هَاوِيَةٌ ۗ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا هِيَهْۗ نَارٌ حَامِيَةٌ ࣖ

Adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, tempat kembalinya adalah (neraka) Hawiyah. Tahukah kamu apakah (neraka Hawiyah) itu? (Ia adalah) api yang sangat panas.” (QS. Al-Qari’ah: 8-11)

Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullahu mengatakan, “Yakni, tempat kembali orang-orang demikian adalah di neraka yang di antara namanya adalah Hawiyah.” (Tafsir As-Sa’diy, hal. 933)

Al-Ladzha

Allah ‘Azza Wajalla menyebutkannya sekali dalam Al-Qur’an,

كَلَّاۗ اِنَّهَا لَظٰىۙ نَزَّاعَةً لِّلشَّوٰىۚ

Sekali-kali tidak! Sesungguhnya ia (neraka) itu adalah api yang bergejolak, yang mengelupaskan kulit kepala.” (QS. Al-Ma’arij: 15-16)

Syekh Al-Farahidy rahimahullahu mengatakan, “Ladzha maksudnya adalah api yang menyala-nyala dan menyambar-nyambar.” (Kitab Al-‘Ain, 8: 169)

Al-Huthamah

Allah ‘Azza Wajalla berfirman,

كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْحُطَمَةُ ۗ نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ

Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Huthamah. Tahukah kamu apakah (neraka) Huthamah? (Ia adalah) api (azab) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) naik sampai ke hati.” (QS. Al-Humazah: 4-7)

Al-Jahim

Allah ‘Azza Wajalla berfirman menyebutkan nama ini sebanyak lebih dari 23 kali dalam Al-Qur’an, di antaranya,

فَاَمَّا مَنْ طَغٰىۖ وَاٰثَرَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۙ فَاِنَّ الْجَحِيْمَ هِيَ الْمَأْوٰىۗ وَاَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهٖ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوٰىۙ فَاِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوٰىۗ

Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, sesungguhnya (neraka) Jahimlah tempat tinggal(nya). Adapun orang-orang yang takut pada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya, sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (QS. An-Naziat: 37-41)

Juga dalam firman-Nya yang lain,

ثُمَّ اِنَّهُمْ لَصَالُوا الْجَحِيْمِۗ ثُمَّ يُقَالُ هٰذَا الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهٖ تُكَذِّبُوْنَۗ

Sesungguhnya mereka kemudian benar-benar masuk (neraka) Jahim. Lalu, dikatakan (kepada mereka), “Inilah (azab) yang selalu kamu dustakan.” (QS. Al-Muthaffifin: 16-17)

BACA JUGA: Tidak Boleh Memastikan Individu Tertentu Masuk Surga atau Neraka, kecuali Jika Ada Dalil

Jahannam

Nama inilah yang Allah sebutkan lebih dari 70 kali dalam Al-Qur’an, di antaranya,

اِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًاۙ لِّلطّٰغِيْنَ مَاٰبًاۙ لّٰبِثِيْنَ فِيْهَآ اَحْقَابًاۚ

Sesungguhnya (neraka) Jahanam itu (merupakan) tempat mengintai (bagi penjaga neraka), (dan) menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas. Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama.” (QS. An-Naba’: 21-23)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

اِنَّ الَّذِيْنَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوْبُوْا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيْقِۗ

Sesungguhnya, orang-orang yang menimpakan cobaan (siksa) terhadap mukmin laki-laki dan perempuan, lalu mereka tidak bertobat, mereka akan mendapat azab Jahanam dan mereka akan mendapat azab (neraka) yang membakar.” (QS. Al-Buruj: 10)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِۗ

Sesungguhnya orang-orang yang kufur dari golongan Ahlulkitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Mereka itulah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al-Bayyinah: 6)

Saqar

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman tentangnya lebih dari empat kali dalam Al-Qur’an,

اِنْ هٰذَآ اِلَّا قَوْلُ الْبَشَرِۗ سَاُصْلِيْهِ سَقَرَ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا سَقَرُۗ لَا تُبْقِيْ وَلَا تَذَرُۚ لَوَّاحَةٌ لِّلْبَشَرِۚ

Ini tidak lain kecuali perkataan manusia.” Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. Tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu? (Neraka Saqar itu) tidak meninggalkan (sedikit pun bagian jasmani) dan tidak membiarkan(nya luput dari siksaan). (Neraka Saqar itu) menghanguskan kulit manusia.” (QS. Al-Muddattsir: 25-29)

Allah Ta’ala berfirman,

عَنِ الْمُجْرِمِيْنَۙ مَا سَلَكَكُمْ فِيْ سَقَرَ قَالُوْا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّيْنَۙ

“Tentang (keadaan) para pendurhaka, “Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar?” Mereka menjawab, “Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan salat.” (QS. Al-Muddattsir: 41-43)

Sa’ir

Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyebutkannya lebih dari sekali, di antaranya,

وَاَمَّا مَنْ اُوْتِيَ كِتٰبَهٗ وَرَاۤءَ ظَهْرِهٖۙ فَسَوْفَ يَدْعُوْا ثُبُوْرًاۙ وَّيَصْلٰى سَعِيْرًاۗ اِنَّهٗ كَانَ فِيْٓ اَهْلِهٖ مَسْرُوْرًاۗ

“Adapun orang yang catatannya diberikan dari belakang punggungnya, dia akan berteriak, ‘Celakalah aku!’ Dia akan memasuki (neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala).  Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan keluarganya (yang sama-sama kafir).” (QS. Al-Insyiqaq: 10-13)

Dan juga dalam firman-Nya,

فَاعْتَرَفُوْا بِذَنْۢبِهِمْۚ فَسُحْقًا لِّاَصْحٰبِ السَّعِيْرِ

Mereka mengakui dosanya (saat penyesalan tidak lagi bermanfaat). Maka, jauhlah (dari rahmat Allah) bagi para penghuni (neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala) itu.” (QS. Al-Mulk: 11)

Sijjin

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman tentang nama ini sebanyak dua kali dalam Al-Qur’an,

كَلَّآ اِنَّ كِتٰبَ الْفُجَّارِ لَفِيْ سِجِّيْنٍۗ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا سِجِّيْنٌۗ كِتٰبٌ مَّرْقُوْمٌۗ

Jangan sekali-kali begitu! Sesungguhnya catatan orang yang durhaka benar-benar (tersimpan) dalam Sijjīn. Sijjīn adalah nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang durhaka. Tahukah engkau apakah Sijjīn itu? (Ia adalah) kitab yang berisi catatan (amal).” (QS. Al-Muthaffifin: 7-9)

***

Penulis: Muhammad Nur Faqih, S.Ag.

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/82357-nama-nama-neraka.html

Perempuan Arab Saudi Kini Tampil Tanpa Gamis atau Abaya Juga Buka Cadar

Pemerintahan Kerajaan Arab Saudi terus melakukan moderatisasi dibawah kendali Putra Mahkota Mohamed bin Salman (MBS). Sejak Pangeran MbS merilis Visi 2030 sebagai kerangka strategi dan misi Saudi mengurangi ketergantungan negara terhadap minyak sebagai sumber utama pemasukan. Berdasarkan visi tersebut, Arab Saudi melonggarkan aturan syariah dan norma serta budaya yang ketat, demi menggenjot pariwisata dan kunjungan pelancong asing.

Para perempuan sudah boleh menjadi tentara dan membawa kendaraan sendiri. Mereka juga boleh bepergian tanpa kawalan muhrimnya.

Bahkan Saudi mengizinkan bikini di Pantai Pure Beach sejak 2021. Itu adalah pantai privat yang terletak di King Abdullah Economic City, sekitar 125 kilometer dari kota internasional Jeddah.

Kini, wajah ibukota Saudi, Riyadh telah menunjukkan wajah baru. Para perempuan telah lumrah tampil tanpa baju gamis atau abaya. Mereka bahkan banyak yang lepas cadar.

Dikutip dari The National, Arab Saudi menampilkan wajah baru yang lebih terbuka jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Perempuan-perempuan di ibu kota Riyadh tidak lagi mengenakan abaya hingga cadar.

Kebanyakan perempuan di sana memakai jilbab biasa dengan berbalut pakaian kekinian. Pemandangan itu semakin jelas di tengah ingar-bingar warga beberapa hari sebelum tahun baru 2023.

Di Bandara Internasional King Khalid Riyadh, menjadi pemandangan biasa laki-laki dan perempuan mengantre di jalur yang sama di bagian bea cukai. Mereka tidak dibatasi pemisahan lagi.

Mayoritas perempuan juga tak mengenakan cadar dan beberapa tak memilih memakai abaya. Abaya adalah pakaian tradisional berukuran besar yang sering dikenakan di negara Teluk Arab.

Keterbukaan di Riyadh dan penghapusan aturan jarak sosial ini tentu saja mengubah tatanan kehidupan sehari-hari warga secara signifikan.

“Mengunjungi Arab Saudi adalah pengalaman yang berbeda pada 2008 dibandingkan saat ini,” kata turis asal Mesir yang berkunjung ke Jeddah, Samia.

“Pada 2008, Saudi menerapkan aturan ketat dengan mewajibkan mengenakan abaya dan kerudung serta pemisahan jenis kelamin yang mencolok,” imbuhnya.

Pada 16 Desember, Otoritas Arab Saudi melarang abaya dikenakan murid perempuan saat ujian di sekolah. Kebijakan itu dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Komisi Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Saudi (Education and Training Evaluation Commission/ETEC) Saudi.

ETEC menyatakan penting mematuhi pakaian sesuai aturan untuk menjaga kesopanan publik di ruang ujian.

“Dilarang mengenakan abaya pada saat ujian,” demikian pernyataan ETEC.

Badan tersebut kemudian meminta para murid mengenakan seragam sekolah saat ujian. Menurut mereka, seluruh pakaian yang dikenakan siswa harus selaras dengan aturan kesopanan publik di Saudi.

Abaya tak lagi diwajibkan di Saudi terutama di Riyadh dalam beberapa tahun belakangan. Semua itu karena pada tahun 2018, Putra Mahkota Arab Saudi MBS membolehkan perempuan tak memakai abaya maupun hijab asal tetap berpakaian sopan.

“Keputusan sepenuhnya diserahkan kepada perempuan untuk memutuskan jenis pakaian yang layak dan terhormat yang dia pilih untuk dikenakan,” kata MBS waktu itu.

ISLAM KAFFAH

Bisnis Online dalam Pandangan Islam

Dengan semakin banyaknya pengguna internet di seluruh dunia, bisnis online menjadi salah satu hal yang menjamur akhir-akhir ini.

Di Indonesia sendiri banyak sekali terdapat bisnis online, baik dalam skala kecil hingga besar. Dengan menjamurnya bisnis online yang mengandalkan kepercayaan antara pembeli dan pedagang ini, tingkat penipuan dalam bisnis online pun semakin meningkat.

Di Indonesia sendiri, keberadaan bisnis online syariah (bisnis berbasis syariat) bisa dikatakan mulai berkembang. Kini semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya bisnis yang bersih, jujur dan sesuai dengan hukum Islam. Keberadaan bisnis online syariah ini juga tak terlepas dari peran perbankan syariah yang tumbuh secara positif di Indonesia. Sistem ekonomi syariah yang kini tengah populer di masyarakat membuat banyak orang beralih ke bisnis online yang sesuai dengan aturan Islam ini. Lalu bagaimana pandangan Islam mengenai bisnis ini?

Pada dasarnya, bisnis online ini sama dengan bisnis offline seperti biasanya. Yang membedakan keduanya hanya lokasi atau tempat bisnis itu dijalankan. Dalam bisnis offline, terdapat toko atau tempat tetap yang digunakan untuk menjual barang atau jasa, sedangkan bisnis online menggunakan media internet sebagai tempat berjualan sekaligus media berpromosi. Antara pembeli dan penjual saling tak tatap muka dan transaksi dilakukan atas dasar kepercayaan.

Bisnis, berdagang, atau berjualan sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Seperti yang disampaikan beliau dalam hadis bahwa 9 dari 10 pintu rezeki berada dalam dunia bisnis.

Meski demikian perdagangan maupun bisnis yang dilakukan harus dalam koridor ajaran Islam. Mengenai bisnis online, ada sebuah hadis yang mengarah padanya. “Janganlah kau membeliikan di dalam air, karena biasanya mengandung kecurangan” (Hadis riwayat Ahmad bin Hambal dan Al Bayhaqi dari Ibn Mas’ud)

Skema dasar dari bisnis online adalah:

  1. Terjadinya transaksi antar dua pihak.
  2. Adanya pertukaran barang, jasa maupun informasi.
  3. Internet adalah media utama dalam proses jual beli (ijab-qabul).

Ada dua jenis ijab-qabul yaitu:

  1.  Sesuai perjanjian, dimana pembayaran dilakukan dengan tunai sebelum barang dikirim.
  2.  Al Istisna, yaitu bentuk pembayaran yang menunggu hingga barang dikirim.

Sama seperti bisnis pada umumnya, bisnis online dalam ekonomi syariah juga terbagi dalam yang halal dan haram, legal atau illegal. Bisnis online yang diharamkan yaitu bisnis judi online, perdagangan barang-barang terlarang seperti narkoba, video porno, barang yang melanggar hak cipta, senjata dan benda lain yang tidak memiliki manfaat. Intinya, bisnis online adalah bisnis berdasarkan muamalah.

Bisnis online diizinkan (Ibahah) selama bisnis tersebut tidak mengandung elemen yang dilarang. Transaksi penjualan online dimana barang hanya berdasar pada deskripsi yang disediakan oleh penjual dianggap sah, namun jika deskripsi barang tidak sesuai maka pembeli memiliki hak khiyar yang memperbolehkan pembeli untuk meneruskan pembelian atau membatalkannya.

MYSHARING

Kemenag Rilis 108 Lembaga Pengelola Zakat Tidak Berizin

Kemenag Rilis 108 lembaga pengelola zakat tidak berizin. Adapun datanya dalam Januari 2023 ini, ada kisaran 108 lembaga yang melakukan pengelolaan zakat tanpa izin ataupun tidak sesuai dengan regulasi yang ditetapkan. 

Sebagaimana dikutip dari laman resmi Kemenag Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin mengharapkan agar lembaga pengelola zakat yang belum memiliki izin untuk segera melakukan proses perizinan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

“Lembaga pengelola zakat yang tidak berizin sesuai Undang-undang Zakat No.23 Tahun 2011, wajib menghentikan segala aktivitas pengelolaan zakat”, kata Kamarudin. 

Dasar Hukum Perizinan LAZ

Demikian pun terkait perizinan LAZ ini sebenarnya telah diatur jelas dalam pasal 38 yang menegaskan bahwa setiap orang dilarang dengan sengaja bertindak selaku amil zakat melakukan pengumpulan, pendistribusian, atau pendayagunaan zakat tanpa izin pejabat yang berwenang. 

Bimas Islam merilis daftar pengelola zakat yang berizin dan tidak berizin sebagai bagian dari upaya melakukan pengamanan dana sosial keagamaan zakat, infak, dan sedekah. Tentunya langkah tersebut diambil untuk melindungi masyarakat dari penyalahgunaan pengelolaan dana tersebut. 

Lebih lanjut lagi Kemenag juga telah mengimbau agar masyarakat menunaikan zakat, infak dan sedekah di lembaga pengelola zakat yang telah dibentuk pemerintah maupun dibentuk masyarakat yang telah mendapat izin operasional sesuai ketentuan regulasi. 

Kemenag Rilis Lembaga Pengelola Zakat Tidak Berizin

Berikut ini daftar 108 lembaga yang melakukan pengelolaan zakat tanpa izin sesuai dengan regulasi yakni: 

  1. Yayasan Sedekah Harian, Kab.Tangerang, 
  2. Banten Pelopor Kepedulian, Tangerang, 
  3. Banten Social Trust Fund UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tangerang Selatan, Banten 
  4. Yayasan Amal Terbaik Madania, Tangerang Selatan, Banten 
  5. Yayasan Langkah Maju Peduli (Laju Peduli), Tangerang Selatan, Banten 
  6. Yayasan Bathara Indonesia, Tangerang, Banten 
  7. Baitul Maal BMT Beringharjo, Gamping, DI Yogyakarta 
  8. LAZIS IKADI, Sleman, DI Yogyakarta 
  9. Yayasan Baitul Maal Merapi Merbabu, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta 
  10. Yayasan Baitul Maal BRI YBM BRILiaN, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 
  11. Baituzzakah Pertamina, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 
  12. Yayasan Baitul Maal PLN, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 
  13. Amanah Astra, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 
  14. Portal Infaq, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 
  15. Jakarta Amanah Mulia, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 
  16. MTT Telkomsel, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 
  17. BP ZIS Indosat, Jakarta Timur, DKI Jakarta 
  18. Sahabat Dhuafa Mandiri, Jakarta Timur, DKI Jakarta 
  19. Yayasan Pulau Harapan Cendekia, Jakarta Timur, DKI Jakarta 
  20. Pecinta Anak Yatim Doeafa Indonesia Tercinta, Jakarta Barat, DKI Jakarta 
  21. Yayasan Askar Kauny, Jakarta Timur, DKI Jakarta 
  22. One Care, Jakarta Timur, DKI Jakarta 
  23. Yayasan Fitrah Insan Madani, Jakarta Timur, DKI Jakarta 
  24. OK OCE Peduli, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 
  25. LAZ Al Fatih, Jakarta Barat, DKI Jakarta 
  26. Insan Peduli Umat (IPU), Jakarta Pusat, DKI Jakarta 
  27. LAZ An-Nur PT Indonesia Power, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 
  28. Yayasan Tunasmuda Care (T.CARE), Jakarta Timur, DKI Jakarta 
  29. Yayasan Wihdatul Ummah (WU), Jakarta Selatan, DKI Jakarta 
  30. Lembaga Amil Zakat Pertamina Hulu Rokan (LAZNAS PHR), Jakarta Selatan, DKI Jakarta 
  31. Yayasan Global Zakat, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 
  32. Yayasan Dakwah Islam Cahaya Ilmu, Jakarta, DKI Jakarta 
  33. Yayasan Afham Kaiyisah, Cengkareng, DKI Jakarta 
  34. LAZ AL-HAKIM SUCOFINDO, Pasar Minggu, DKI Jakarta 
  35. Sedekah kreatif , Jakarta, DKI Jakarta 
  36. Laznas AQL, Jakarta, DKI Jakarta 
  37. Al Maghfirah Bp Jamsostek , Jakarta, DKI Jakarta 
  38. Cerdas Bersama Zakat, Bandung, Jawa Barat 
  39. Parisada Peduli Umat, Bandung, Jawa Barat 
  40. Pondok Sedekah Indonesia, Bekasi Utara, Jawa Barat 
  41. Rumah Harapan, Karawang, Jawa Barat 
  42. Rumah Pemberdayaan Ummat, Bandung, Jawa Barat 
  43. Baitulmal Tazkia, Bogor, Jawa Barat 
  44. Yayasan Harapan Amal Mulia, Bandung, Jawa Barat 
  45. Yayasan Al Iman, Bandung, Jawa Barat 
  46. Yayasan Baitul Qur’an Indonesia, Depok, Jawa Barat 
  47. Yayasan Dompet Yatim Dhuafa, Depok, Jawa Barat 
  48. Yayasan Kebun Amal, Bandung, Jawa Barat 
  49. Yayasan Yuk Peduli, Garut, Jawa Barat 
  50. Infaq Berkah Qurani, Bandung, Jawa Barat 
  51. LAZ Darussalam, Bogor, Jawa Barat 
  52. Graha Yatim & Dhuafa, Cirebon, Jawa Barat 
  53. Lembaga Amil Zakat Infaq Shodaqoh dan Wakaf At-Taqwa, Cirebon, Jawa Barat 
  54. Yayasan Sosial Baitul Maal Itqan, Bandung, Jawa Barat 
  55. Yayasan Huda Cendekia, Bogor, Jawa Barat 
  56. ZISWAF At – Taufiq, Kota Bogor, Jawa Barat 
  57. Yayasan Indonesia Berdaya Kreatif Garut Jawa Barat 
  58. Yayasan Musa’adatul Ummah Al Ma’soem, Kota Bandung, Jawa Barat 
  59. Yayasan Gugus Karya Mandiri, Bandung, Jawa Barat 
  60. Yayasan Nusa Charity , Ciamis, Jawa Barat 
  61. Darul Akrim Inayah, Kota Bandung, Jawa Barat 
  62. Yayasan rute langkah amanah, Tangerang Selatan, Jawa Barat 
  63. Yayasan Rumah Infaq, Bekasi, Jawa Barat 
  64. Baitul Maal Al Furqon, Bekasi, Jawa Barat 
  65. Explore! Humanity, Bandung, Jawa Barat 
  66. Yayasan Amal Produktif Indonesia, Bandung, Jawa Barat 
  67. Yayasan Darul Hikam, Bandung, Jawa Barat 
  68. Yayasan Talaga Pakarti, Cianjur, Jawa Barat 
  69. Baitul Maal Pupuk Kujang, Karawang, Jawa Barat 
  70. Percikan Iman, Bandung , Jawa Barat 
  71. Gerak Sedekah Cilacap, Cilacap, Jawa Tengah 
  72. Yayasan Daril Khairaini, Semarang, Jawa Tengah 
  73. Yayasan Tenda Visi Indonesia, Bandung, Jawa Tengah 
  74. Baitul Maal BMT Bina Umat Mandiri, Tegal, Jawa Tengah 
  75. Solusi Zakat, Semarang, Jawa Tengah 
  76. LAZ Sukoharjo, Sukoharjo, Jawa Tengah 
  77. Yayasan Al-Qoyyim Sukoharjo, Sukoharjo, Jawa Tengah 
  78. Griya Zakat, Semarang, Jawa Tengah 
  79. Bahagia Berbagi Indonesia, Semarang, Jawa Tengah 
  80. ZISWAF Masjid Pelajar (ZISWAP), Semarang, Jawa Tengah 
  81. Baitul Misbah, Sragen, Jawa Tengah 
  82. Yayasan Arwaniyah Kudus, Kudus, Jawa Tengah 
  83. Yayasan Sembada Mulia Sejahtera, Solo, Jawa Tengah 
  84. Edi Mancoro, Semarang, Jawa Tengah 
  85. Yayasan Kemanusiaan Nasional Kotak Amal Indonesia, Surabaya, Jawa Timur 
  86. Baitul Maal Amanah, Blitar, Jawa Timur 
  87. LAZIS Khoiru Ummah, Malang, Jawa Timur 
  88. Yayasan Dompet Peduli Ummat Jatim, Sidoarjo, Jawa Timur 
  89. Yayasan Suara Hati Sidoarjo, Sidoarjo, Jawa Timur 
  90. LAZ AZKA Al Baitul Amien Jember, Jember, Jawa Timur 
  91. LAZ Adz Zikri Peduli, Malang, Jawa Timur 
  92. LAZ Tabungan Amal Saleh (LAZ Tamasa), Sidoarjo, Jawa Timur 
  93. Yayasan Rumah Perubahan Indonesia (Saku Yatim), Lumajang, Jawa Timur 
  94. Lembaga Amil Zakat Bina Sejahtera, Pontianak, Kalimantan Barat 
  95. Peduli Kasih Anak Kalimantan, Pontianak, Kalimantan Barat 
  96. Al Mumtaz Peduli, Pontianak, Kalimantan Barat 
  97. Yayasan Zakat Kita Bersama, Kota Samarinda, Kalimantan Timur 
  98. Bangun Negeri Kita (BANGKIT Foundation), Bandar Lampung, Lampung 
  99. Lampung Peduli, Bandar Lampung , Lampung 
  100. Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah, NTB, NTB 
  101. Griya Zakat Permata Papua, Timika, Papua 
  102. Dompet Peduli Lentera Hati, Manokwari, Papua Barat 
  103. Lembaga Amil Zakat Yayasan Masyarakat Muslim Freeport Indonesia, Timika, Papua Barat 
  104. LAZNAS Karyawan Muslim Chevron Indonesia, Pekanbaru, Riau 
  105. Yayasan Sinergi Sriwijaya Peduli, Palembang, Sumatera Selatan 
  106. Bulan Sabit Merah Indonesia Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara 
  107. Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh Al- Mansyur ( LAZISMA), Bangka Belitung, 
  108. Bangka Belitung Baitul Mal Darul Mahabbah, Pangkal Pinang, Bangka Belitung

Demikian Kemenag rilis 108 lembaga pengelola zakat tidak berizin, ini daftarnya. semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH

Dzikir Pagi Dan Petang

Dari Anas bin Malik رضي الله عنه ia berkata: “Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda: ‘Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai shalat Shubuh sampai terbit matahari lebih aku sukai dari memerdekakan empat orang budak dari anak Isma’il. Dan aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai shalat ‘Ashar sampai terbenam matahari lebih aku cintai dari memerdekakan empat orang budak.’” [HR. Abu Dawud no. 3667, lihat Shahiih Abi Dawud 11/698 no. 3114 – Misykaatul Mashaabiih no. 970, hasan]

Imam Ibnu Qayyim رحمه الله berkata:
“Waktunya antara Shubuh hingga terbit matahari, dan antara ‘Ashar hingga terbenam matahari.”

Dalil dari al-Qur-an tentang Dzikir Pagi dan Petang.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut Nama) Allah dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” [Al-Ahzab/33: 41-42].

Al-Jauhari (seorang ahli bahasa Arab) berkata: (أَصِيلاً) artinya, waktu antara ‘Ashar sampai Maghrib.”

فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ

“Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Rabb-mu pada waktu petang dan pagi.” [Al-Mu’min/40: 55]

(الْإِبْكَار) artinya, awal siang hari, sedangkan (الْعَشِيُّ) artinya, akhir siang hari.

Allah سبحانه و تعالي berfirman:

فَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ

“Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Rabb-mu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya).” [Qaaf/50: 39].

Ini merupakan penafsiran dari apa yang disebutkan dalam beberapa hadits Rasulullah صلي الله عليه وسلم, bahwa siapa yang mengucapkan begini dan begitu pada pagi dan petang hari…, maksudnya adalah sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya, yaitu memulainya sesudah shalat Shubuh dan sesudahnya.

(Lihat penjelasan Imam Ibnul Qayyim dalam Shahiih al-Waabilish Shayyib hal. 165-166)

Bacaan Dzikir Pagi dan Petang

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”

اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang (berada) dihadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” Al-[Baqarah/2: 255] (Dibaca pagi dan sore 1x)[1]

Membaca Surat Al-Ikhlas (Dibaca Pagi dan Sore 3x)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ

“Katakanlah, Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah (Rabb) yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya.’” [Al-Ikhlash/112: 1-4]. (Dibaca pagi dan sore 3x)[2]

Membaca Surat Al-Falaq (Dibaca Pagi dan Sore 3x)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

“Katakanlah: ‘Aku berlindung kepada Rabb Yang menguasai (waktu) Shubuh dari kejahatan makhluk-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. Serta dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”‘ [Al-Falaq/113: 1-5]. (Dibaca pagi dan sore 3x)[3]

Membaca Surat An-Naas (Dibaca Pagi dan Sore 3x)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ

”Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan (Ilah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada-dada manusia. Dari golongan jin dan manusia.’” [An-Naas/114: 1-6] (Dibaca pagi dan sore 3x)[4]

Membaca (Dibaca Pagi 1x)
Ketika pagi, Rasulullah صلي الله عليه وسلم membaca:

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ.

”Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji hanya milik Allah. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabb, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di Neraka dan siksaan di kubur.” (Dibaca pagi 1x)[5]

Membaca (Dibaca Sore 1x)
Dan ketika sore, Rasulullah صلي الله عليه وسلم membaca:

أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ للهِ، وَالْحَمْدُ للهِ، لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوذُبِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُبِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

“Kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji hanya milik Allah. Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabb, aku mohon kepada-Mu kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di Neraka dan siksaan di kubur.”(Dibaca Sore 1x)

Membaca (Dibaca Pagi 1x)
Ketika pagi, Rasulullah صلي الله عليه وسلم membaca:

اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ

“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu sore. Dengan rahmat dan kehendak-Mu kami hidup dan dengan rahmat dan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).” (Dibaca pagi 1x)[6]

Membaca (Dibaca sore 1x)
Dan ketika sore, Rasulullah صلي الله عليه وسلم membaca:

اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا،وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوتُ، وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ

“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu sore dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi. Dengan rahmat dan kehendak-Mu kami hidup dan dengan rahmat dan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu tempat kembali (bagi semua makhluk).” (Dibaca sore 1x)

Baca Juga  Hukum Mengangkat Kedua Tangan Ketika Berdoa
Membaca Sayyidul Istighfar (Dibaca Pagi dan Sore 1x)

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

“Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau, Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.” (Dibaca pagi dan sore 1x)[7]

Membaca (Dibaca Pagi dan Sore 3x)

اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ

“Ya Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah penglihatanku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.” (Dibaca pagi dan sore 3x)[8]

Membaca (Dibaca Pagi dan Sore 1x)

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tentramkan-lah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (aku berlindung dari dibenamkan ke dalam bumi).”(Dibaca pagi dan sore 1x)[9]

Membaca (Dibaca Pagi dan Sore 1x)

اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ

“Ya Allah Yang Mahamengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb Pencipta langit dan bumi, Rabb atas segala sesuatu dan Yang Merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, syaitan dan ajakannya menyekutukan Allah (aku berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan atas diriku atau mendorong seorang muslim kepadanya.” (Dibaca pagi dan sore 1x)[10]

Membaca (Dibaca Pagi dan Sore 3x)

بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

“Dengan Menyebut Nama Allah, yang dengan Nama-Nya tidak ada satupun yang membahayakan, baik di bumi maupun dilangit. Dia-lah Yang Mahamendengar dan Maha mengetahui.” (Dibaca pagi dan sore 3x)[11]

Membaca (Dibaca Pagi dan Sore 3x)

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا

“Aku rela (ridha) Allah sebagai Rabb-ku (untukku dan orang lain), Islam sebagai agamaku dan Muhammad صلي الله عليه وسلم sebagai Nabiku (yang diutus oleh Allah).” (Dibaca pagi dan sore 3x)[12]

Membaca (Dibaca Pagi dan Sore 1x)

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ

“Wahai Rabb Yang Maha hidup, Wahai Rabb Yang Maha berdiri sendiri (tidak butuh segala sesuatu) dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan (urusanku) kepada diriku sendiri meskipun hanya sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu).” (Dibaca pagi dan sore 1x)[13]

Membaca (Dibaca Pagi 1x)

أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

“Di waktu pagi kami berada diatas fitrah agama Islam, kalimat ikhlas, agama Nabi kami Muhammad صلي الله عليه وسلم dan agama ayah kami, Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik.” (Dibaca pagi 1x)[14]

Membaca (Dibaca Sore 1x)
Dan ketika sore, Rasulullah صلي الله عليه وسلم membaca:

أَمْسَيْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

“Di waktu sore kami berada diatas fitrah agama Islam, kalimat ikhlas, agama Nabi kita Muhammad صلي الله عليه وسلم dan agama ayah kami, Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang yang musyrik.” (Dibaca sore 1x)

Membaca (Dibaca setiap hari 10x atau 1x)

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.

“Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 10x[15] atau dibaca 1x pada pagi dan sore)[16]

Membaca (Dibaca setiap hari 100x)

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.

“Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca setiap hari 100x)[17]

Membaca (Dibaca Pagi 3x)

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

“Mahasuci Allah, aku memuji-Nya sebanyak bilangan makhluk-Nya, Mahasuci Allah sesuai ke-ridhaan-Nya, Mahasuci seberat timbangan ‘Arsy-Nya, dan Mahasuci sebanyak tinta (yang menulis) kalimat-Nya.”(Dibaca pagi 3x)[18]

Membaca (Dibaca Pagi 1x)

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amalan yang diterima.” (Dibaca pagi 1x)[19]

Membaca (Dibaca Pagi dan Sore 100x)

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ

“Mahasuci Allah, aku memuji-Nya.” (Dibaca pagi dan sore 100x)[20]

Membaca (Dibaca setiap hari 100x)

أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

“Aku memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.” (Dibaca setiap hari 100x)[21]

Membaca (Dibaca Sore 3x)

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan sesuatu yang diciptakan-Nya.” (Dibaca sore 3x)[22]

[Disalin dari buku Do’a Dan Wirid Mengobati Guna-guna dan Sihir Menurut Al-Qur an dan As-Sunnah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Syafi’i – Jakarta (https://aslibumiayu.net/)]
Referensi : https://almanhaj.or.id/11518-dzikir-pagi-dan-petang.html

Hikmah Pagi: Ujian Cinta Kepada Allah

Salah seorang bertanya kepada Dzunnun al-Mishri, siapa yang pantas untuk aku jadikan seorang sahabat?

Beliau menjawab, “temanilah yang ketika kamu sakit ia menyembuhkanmu, ketika engkau melakukan dosa, ia menerima taubatmu, ketika engkau meminta ia memberimu, dan ketika engkau meminta pertolongan ia menolongmu”.

Adakah sahabat lain setelah engkau menjadikan Allah sebagai sahabat? Jika kamu sujud beritau Dia tentang urusanmu, karena Dia Maha Mengetahui baik, yang terang – terangan maupun yang tersembunyi, yang tidak di dengar oleh orang di sekitarmu, karena cinta itu mengandung rahasia, kirimkan surat di waktu sahur, surat yang tintanya air mata, kertasnya pipi, dan posnya adalah penerimaan.

Sebagian orang memahami kalau agama itu kumpulan dari perintah dan larangan, hukum halal dan haram. Mereka lupa bahwa cinta kepada Allah dan rasul-Nya itu melebihi dari segala- galanya.

Mencintai itu pokok permasalahan. Jika tidak ada rasa cinta dalam semua ibadah dan ketaataan, tidak akan dilakuan orang muslim.

Jika engkau mengakui mencintai Allah, maka jadikanlah perasaan cintai itu nampak dalam perilakumu, dalam tata perkataanmu, dalam gerak–gerik tingkah lakumu. Kalau tidak maka engkau bukanlah termasuk orang yang mencintai-Nya.

Diriwayatkan ada seorang dalam perjalanan, tiba – tiba ia melihat seorang perempuan yang baik dan cantik, maka orang ini berkata “Saya jatuh cinta padamu”, lalu perempuan itu membalasnya, “jika perkataanmu memang benar. Saya juga mencintaimu, tapi saya mempunyai saudari yang lebih baik dan lebih cantik ia sekarang di belakangmu, maka silahkan engkau mau pilih yang mana?” ujar perempuan tersebut.

Lalu menolehlah laki –laki ini kebelakang, perempuan tadi menampar wajahnya, dan berkata: “jauhilah diriku wahai pendusta! engkau mengaku sangat mencintaiku tapi engkau melihat yang lain?! engkau mengaku kalau engkau mabuk cinta denganku, baru saya mengujimu rupanya engkau pendusta!” Maka laki laki itupun menangis, kepalanya tersungkur ke tanah, dan berkata “saya mengaku mencintai makhluk, baru aku berpaling darinya aku mendapatkan tamparan di mukaku (luka hatiku).

Berapa kali kami mengaku mencintai Allah kemudian kami berpaling dari-Nya, dan sibuk dengan yang lain. Maka kami mendapatkan tamparan di hati tapi aku tidak merasakan.

Apakah kami telah sampai derajat yang di sampaikan Allah dalam Firman-Nya,

كَلا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka”. (QS. Muthafifin 14). (Lihat: Sahirul Layaly Fi Riyadlil Jannah, Hal. 236-237).

Kita lihat berapa banyak yang mengaku mencintai Allah, kemudian berpaling darinya, lalai dalam sholat berjamaahnya, tilawah Alquran dan lain sebagainya.

Semoga Allah menjaga kita dan ridho terhadap kita semuanya. Aamiin Allahumma Aamiin.

BINCANG SYARIAH