Tak Perlu Ingin Menonjolkan Diri

ALHAMDULILLAH.Segala puji hanya milik Allah Swt. Semoga Allah Yang Maha Menguasai langit, bumi dan segala apa yang ada di antara keduanya, menggolongkan kita sebagai ahli syukur. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Jika kita melihat sebuah bangunan gedung yang tinggi menjulang nan kokoh, maka mestilah kita bisa memetik hikmah darinya. Ternyata gedung itu bisa berdiri kuat dan indah karena masing-masing bahannya tidak saling ingin menonjolkan diri, tidak saling ingin selalu terlihat. Sehingga bangunan gedung itu bisa kokoh berdiri dan berfungsi secara optimal.

Bayangkan jika setiap bahan dari bangunan itu saling ingin menonjolkan dirinya, saling menampilkan dirinya, mungkin paku, pasir, beton, besi, semen, batubata dan bahan lainnya akan terlihat dari luar dan menjadikan bangunan itu tampak tidak indah. Bahkan juga tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.

Saudaraku, demikianlah kita selaku kaum muslimin. Ada banyak sekali kelompok di tengah umat Islam. Ada banyak sekali orang, tokoh, sosok di dalam umat Islam yang mana masing-masing memiliki kemampuan dan kegemaran yang berbeda-beda. Dan, jikalau kita ingin umat Islam ini kokoh, kuat, kompak, dan harmoni maka kuncinya adalah tak perlu ingin saling menonjolkan diri. Tak perlu ingin saling terlihat lebih hebat daripada kelompok atau sesama orang Islam lainnya. Karena kita ini adalah umat yang satu, marilah kita jalankan peran kita masing-masing sebaik mungkin sebagai bentuk amal sholeh kita.

Setiap orang atau kelompok ada kapling dan porsinya masing-masing. Jika umat ini punya kebersamaan dengan satu tujuan, maka tidak ada yang lebih baik dari yang lainnya. Setiap orang memiliki kesempatan amal sholeh yang sama, memiliki jasa dan kemuliaan yang sama. Tiada pemimpin jika tak ada yang dipimpin. Tiada imam jika tanpa makmum.

Rasulullah Saw bersabda,“Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.”(HR. Muslim)

Adapun yang penting untuk kita tonjolkan adalah ukhuwahnya, persaudaraan sesama muslimnya, kerjasamanya dalam membangun bangsa dan umat, serta akhlak mulianya. Dengan demikian dakwah kita akan sangat terasa, umat ini akan kuat dan hidup terhormat karena kesholehannya, menjadi rahmat bagi semua orang dan seluruh makhluk.Insyaa Allah! [smstauhiid]

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar 

INILAH MOZAIK

Orang yang Kikir

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt, Dzat Yang Maha Mendengar segala bisikan meski yang paling rahasia di dalam hati sekalipun. Hanya kepada Allah kita memohon dan hanya kepada-Nya kita akan kembali. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Allah Swt berfirman,“Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.”(QS. Al Baqoroh [2] : 268)

Orang yang kikir itu jikalau digambarkan seperti LautMati yang terdapat di Jordania. Banyak sungai yang mengalirkan air kepadanya, ia pun memiliki kandungan mineral yang cukup tinggi. Akan tetapi, ia tidak bisa memberikan manfaat, bahkan ikan pun tidak bisa hidup di sana.

Kenapa seseorang bisa menjadi kikir? Orang kikir itu pasti karena kurang iman. Karena orang yang yakin kepada Allah tidak akan kikir. Orang kikir itu seperti sedang memakai baju besi, yang setiap kali akan mengeluarkan harta, tangan dan tubuhnya malah semakin berat terhimpit oleh lapisan besi. Sedangkan orang dermawan setiap kali mengeluarkan harta, maka ia seperti sedang memakai baju besi yang nyaman dan menjadi perlindungan bagi tubuhnya.

Orang yang bebas dari kebakhilan, dia akan nyaman hidupnya. Sedangkan orang yang kikir walaupun harta berlimpah, maka ia akan menderita. Hartanya hanya dikumpul-kumpulkan, dihitung-hitung lalu ditimbun. Untuk apa? Seperti air yang tergenang tidak mengalir kemana-mana, meski awanya jernih namun tidak akan lama lagi dia akan keruh dan menjadi sumber penyakit. Rasa takut kehilangan, takut dicuri, takut berkurang adalah siksaan yang seringkali tidak disadari oleh orang yang kikir. Betapa menderita orang yang demikian.

Semoga Allah Swt. senantiasa melimpahkan petunjuk kepada kita sehingga kita terhindar dari penyakit kikir.Aamiin yaa Robbal aalamiin.[smstauhiid]

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar 

INILAH MOZAIK

Semua Atas Izin Allah

Semoga Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan doa, menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang husnul khotimah. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Tiada satupun racun, sekuat apapun racun itu, yang bisa membuat mati. Kematian terjadi hanya atas izin Allah Swt. Racun sama sekali tidak mematikan. Racun hanya jalan dari kematian yang Allah tetapkan. Ini hanya sebuah ilustrasi.

Kita tidak boleh memiliki pikiran atau keyakinan bahwa ada sesuatu yang bisa terjadi tanpa keterlibatan izin Allah. Sungguh, tidak ada selembar daunpun yang jatuh ke atas bumi melainkan ia jatuh atas izin Allah.

Perbuatan yang diusahakan oleh manusia adalah perbuatan yang Allah ridhoi dan Allah izinkan terjadi, maka perbuatan tersebut berbuah pahala. Sedangkan perbuatan yang diusahakan oleh manusia, lalu Allah mengizinkan itu terjadi namun Allah tidak ridho, maka berbuah dosa.

Maka, tidak ada pencurian yang terjadi kecuali atas izin Allah, akan tetapi Allah tidak ridho dan bagi si pencuri pasti ada balasannya. Sedangkan bagi yang dicuri, jika dia tafakur, sabar dan taubat, maka baginya pahala dan naik derajatnya di hadapan Allah Swt.

Demikian pula dengan obat. Obat tidak bisa memberi manfaat, tidak bisa menyembuhkan, kecuali atas izin Allah. Obat hanya jalan bagi ketetapan Allah untuk menyembuhkan seseorang.

Allah Swt berfirman, “Jika Allah menimpakan sesuatu kemadhorotan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Yunus [10]:107)

Jadi, kejadian apapun, baik kita sukai maupun yang tidak kita sukai, pasti terjadi atas izin Allah. Semoga kita senantiasa bisa menafakuri setiap kejadian apapun dan menjadi ladang amal bagi kita untuk mencapai derajat yang lebih tinggi di hadapan Allah Swt.Aamiin yaa Robbal aalamiin. [smstauhiid]

 

INILAH MOZAIK

Kembali ke Masjid

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. Tiada yang lebih besar kekuasaannya dari kekuasaan Allah Swt. Seluruh alam dan segala kejadian yang ada di dalamnya mutlak berada dalam genggaman Allah Swt. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Saudaraku, gerakan sholat Subuh di masjid secara berjamaah yang beberapa waktu lalu kita jalankan bersama, harus menjadi momentum bagi kita untuk kembali ke masjid. Gerakan kemarin itu janganlah sampai berhenti satu kali saja. Sholat Subuh dijadikan momentumnya karena inilah waktu sholat yang paling berat dilakukan oleh seseorang.

Rasulullah Saw bersabda,“Sesungguhnya sholat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah sholat Isya dan sholat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.”(HR. Buhori dan Muslim)

Oleh karena itu, jikalau kita terlatih untuk disiplin menunaikan sholat Shubuh berjamaah di masjid, maka insyaa Allahkita akan disiplin pula pada waktu-waktu sholat lainnya. Nah, semangat ini perlu kita pelihara terus-menerus, semangat kembali ke masjid sehingga masjid menjadi lebih makmur dengan padatnya sholat berjamaah di awal waktu. Dan tidak hanya itu, masjid juga makmur dengan kegiatan lainnya, karena sesungguhnya masjid bukanlah tempat sholat semata melainkan pusat kegiatan kaum muslimin.

Di masjid kita bisa selenggarakan kegiatan pendidikan, seperti belajar mengaji, majlis ilmu, bahkan hingga kegiatan keterampilan. Jika setiap kegiatan kita basiskan kepada masjid maka akan jauh lebih mendatangkan keberkahan karena setiap kegiatan tersebut senantiasa terkait dengan motivasi ibadah kepada Allah Swt., bukan hanya kegiatan duniawi saja.

Alangkah indahnya jika kaum muslimin kembali menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan mereka. Semakin kaum muslimin terbiasa sholat berjamaah di masjid maka semakin erat rasa kebersamaan dan persaudaraan di antara kita. Kedisiplinan sholat berjamaah di masjid akan mengundang datangnya pertolongan Allah dalam urusan lainnya. Sehingga kaum muslimin bisa bangkit kembali menjadi umat yang menebar rahmat bagi umat lainnya dan bagi seluruh alam. Semoga kita tergolong hamba-hamba Allah Swt. yang hatinya senantiasa terpaut ke masjid.Aamiin yaa Robbalaalamiin.[smstauhiid]

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

INILAH MOZAIK

Menjaga Lisan Ciri Keimanan

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. Semoga Allah Yang Maha Menatap, menggolongkan kita sebagai orang-orang yang istiqomah dalam keimanan. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Rasulullah Saw bersabda,“Muslim yang sejati adalah muslim yang selamat orang muslim lainnya dari lisan dan tangannya..”(HR. Bukhori dan Muslim)

Saudaraku, marilah kita lebih berhati-hati dalam menjaga lisan. Karena orang yang tidak bisa menjaga lisannya, maka hidupnya akan menjadi sumber masalah. Sedangkan orang yang bisa menjaga lisannya, maka hidupnya akan selamat dan dia pun menjadi jalan keselamatan bagi orang lain. Kualitas seseorang salah tolak ukurnya adalah lisannya.

Kita sudah melihat saat ini hiruk pikuk yang sedang terjadi di Indonesia adalah disebabkan lisan yang tidak terjaga. Termasuk juga tulisan, karena tulisan adalah salah satu ekspresi dari lisan. Lisan dan tulisan nyaris sama dalam hal fungsi dan efek yang ditimbulkannya, jika tidak dijaga, tidak dipelihara, tidak dipikirkan dulu, asal ceplas ceplos saja, maka bisa menimbulkan hal yang tidak baik. Tidak setiap yang ingin dibicarakan perlu dibicarakan, tidak setiap yang ingin dikatakan, perlu dikatakan.

Ucapan itu seperti anak panah yang direntangkan pada busurnya. Sebelum dilepaskan maka tahan dulu, sebelum diucapkan maka pikirkan dulu. Sebelum dilepaskan maka bidik dulu, sebelum dikatakan maka pastikan dulu. Supaya ucapan kita tepat sasaran, yaitu ucapan kita diridhoi Allah Swt.

Setiap mau mengatakan sesuatu, pikirkanlah dahulu apakah perkataan ini penting? Jika penting, apakah perlu untuk disampaikan? Apa manfaatnya, karena ada kalanya perkataan yang benar tapi tidak manfaat disebabkan waktu yang tidak tepat atau situasi yang tidak pas.

Saudaraku, ciri orang beriman adalah senantiasa memelihara lisannya. Semoga kita termasuk orang yang semakin terampil mengelola lisan kita agar terhindar dari ucapan yang mengandung dosa, menyakiti orang lain atau tiada berguna.Aamiin yaa Robbalaalamiin.[smstauhiid]

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

INILAH MOZAIK

Jangan Mengundang Madharat

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt, Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Langit, bumi, dan segala isinya mutlak adalah ciptaan-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Allah Swt berfirman,“Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemadharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”(QS. An Nisaa [4] : 111)

Saudaraku, siapakah yang menyebabkan datangnya keburukan kepada diri kita? Jawabannya tiada lain adalah perbuatan buruk diri kita sendiri. Yang membuat hidup kita sengsara adalah karena perbuatan kita sendiri. Yang membuat diri kita hina adalah karena perbuatan hina diri kita sendiri.

Mungkin ada pertanyaan, mengapa kita sudah berusaha untuk bersikap baik, hidup lurus, berbuat dengan tulus, tapi tetap saja ada orang yang menghina dan memfitnah kita? Maka, orang yang terus berupaya memperbaiki diri, hidup lurus dan menjaga kebersihan hati akan tetap tenang hatinya meski sebesar apapun orang lain menghinanya.

Jadi, kalau kepahitan atau keburukan diundang oleh keburukan diri kita sendiri, maka yang akan hadir dalam diri kita adalah kegelisahan, hidup tidak tenang, terasa sempit. Sedangkan kalau kita selalu berupaya menjauhi keburukan, menjauhi perbuatan hina dan senantiasa berupaya menjaga kebersihan hati, maka kepahitan yang datang dari luar tidak akan menggoyahkan ketenangan hati kita. Jika kita senantiasa menjaga kedekatan dengan Allah, senantiasa mengingat-Nya, maka Allah akan karuniakan ketenangan di hati kita.

Keburukan datang karena diundang oleh keburukan diri kita sendiri. Marilah kita terus memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Agar jika datang keburukan dari luar sebagai ujian, maka hati kita akan tetap tenang, menghadapinya menjadi bernilai ibadah, dan berakhir dengan kebaikan.WAllahualambishowab.

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

INILAH MOZAIK

Tenang, Ada Allah!

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. Dialah Yang Maha Menguasai segala sesuatu. Hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepada-Nya kita akan kembali. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Saudaraku, bagaimanapun kenyataan hidup yang kita hadapi, seberat apapun, ingatlah kalimat ini,“Tenang, ada Allah!”Sesungguhnya kalimat ini bukanlah kalimat yang sekadar pelipur lara yang terlontar dari lisan semata. Melainkan benar-benar kalimat yang berasal dari dasar akidah yang murni, tauhiid yang lurus dan kokoh. Kalimat yang mengandung kebenaran yang tak terbantahkan, yaitu “ada Allah!”

Ada Allah yang melihat segala-galanya, tidak ada yang tersembunyi dari-Nya dan tidak ada yang luput sedikitpun dari pengetahuan-Nya. Ada Allah yang mendengar segala suara hingga bisikan yang paling rahasia sekalipun yang terbersit dalam hati manusia. Ada Allah Yang Maha Kaya, yang tidak akan berkurang sedikitpun kekayaan-Nya karena mencukupi kebutuhan seluruh makhluk-Nya. Ada Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, tidak ada kejadian sekecil apapun kecuali ada dalam kuasa-Nya.

Allah Swt berfirman,“Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah!” lalu jadilah ia.”(QS. Al Baqoroh [2] : 117). [smstauhiid]

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

INILAH MOZAIK

Jika Tidak Ikhlas

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. Semoga Allah Yang Maha Menguasai seluruh alam ini, menggolongkan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang terampil menjaga kebersihan hati. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Rasulullah Saw. bersabda,“Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.”(HR. Muslim, Ibnu Majah, Ahmad, Baihaqi)

Saudaraku, yang membuat hidup ini terasa berat adalah jikalau hati tidak ikhlas dalam beramal. Meski amal yang dilakukan adalah amal yang ringan, namun jika tidak ikhlas maka akan terasa sangat menyusahkan. Orang yang ikhlas akan ringan saja menjalani hidup ini karena besar atau kecil amal yang ia lakukan, ia akan senantiasa menikmatinya karena yakin Allah Maha Mengetahui dan Maha Menepati Janji. Sedangkan orang yang tidak ikhlas, meski hanya memindahkan bungkus permen yang tercecer ke dalam tong sampah, akan terasa berat jikalau tidak ada orang yang melihatnya.

Sungguh rumit hidup orang yang tidak ikhlas, kemana-mana yang dicari adalah penilaian makhluk. Melakukan apapun ia selalu berharap-harap dipuji orang lain, berharap-harap diberi balas jasa oleh orang lain, berharap dihargai, disanjung oleh orang lain. Dan, jika ia sudah beramal namun tidak mendapatkan hal tersebut, betapa nelangsa hatinya. Sehingga ia tidak mendapatkan apapun dari amalnya kecuali lelah belaka.

Inilah orang yang riya, yang berharap-harap amalnya dilihat dan dipuji orang lain. Sangat rugi orang yang riya, karena amalnya akan hangus begitu saja. Abu Said Al Khudri menyampaikan sebuah riwayat bahwa suatu ketika Rasulullah Saw. pernah mengingatkan akan bahaya Dajjal. Lantas beliau bersabda,“Maukah kukabarkan pada kalian apa yang lebih aku takutkan bagi kalian menurutku dibanding dari fitnah Al Masih Ad Dajjal?”Para sahabat berkata,“Tentu ya Rosululloh.”Kemudian beliau bersabda,“Syirik khofi (syirik yang samar) di mana seseorang sholat lalu ia perbagus sholatnya agar dilihat orang lain.”(HR. Ibnu Majah)

Semoga Allah Swt. senantiasa memberi petunjuk kepada kita sehingga kita tergolong hamba-hamba-Nya yang ikhlas. Aamiin yaa Robbal aalamiin. 

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

SMS TAUHIID

Bagaimana Kita Menyikapi Pujian?

Alhamdulillah.Puji dan syukur hanya untuk Allah, Dzat yang menjadi tempat kembali segala pujian. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Rasulullah Saw.

Pujian adalah hal yang lumrah dalam kehidupan kita sehari-hari. Kerap kali kita mendapat pujian dari atasan kita, dari orangtua, dari anak, atau dari teman kita. Padahal ketahuilah saudaraku, sesungguhnya pujian itu datang tiada lain adalah karena mereka tidak tahu saja keburukan kita.

Ya, sesungguhnya kita dipuji oleh orang lain bukan karena kebaikan kita, melainkan karena Allah Swt. menutupi keburukan-keburukan kita dari pandangan manusia. Seandainya saja Allah membukakan keburukan kita dan seandainya saja keburukan kita mengeluarkan bau tak sedap, niscaya tak ada seorang pun yang mau duduk di dekat kita.

Tidak bisa dipungkiri, manusia akan merasa senang jika mendapat pujian. Oleh karena itulah pujian sebenarnya melenakan. Bukankah pujian itu semata-mata karena orang lain tak mengetahui diri kita yang sebenarnya? Semakin kita merasa senang dipuji, maka semakin kita lalai untuk menyadari kekurangan diri. Dan, akan semakin membuat kita lalai dari memperbaiki keadaan diri.

Itulah mengapa Rasulullah Saw. pernah berdoa,“Ya Allah, janganlah Engkau hukum aku karena apa yang dikatakan oleh orang-orang itu.”(HR. Bukhari). Lewat doa ini Nabi Saw. menyampaikan pesan kepada kita bahwa pujian orang lain bisa membuat diri kita lupa kepada Allah Yang Maha Terpuji. Tidak heran, dalam haditsnya yang lain Rasul Saw. juga pernah berpesan agar melemparkan pasir kepada orang yang suka memuji. Ini adalah pesan yang menyiratkan bahwa betapa pujian bisa sangat membahayakan.

Imam Al Ghazali menerangkan bahwa orang yang dipuji sedang menghadapi dua keburukan.Pertama,ia bisa terjangkit penyakit sombong dan merasa diri hebat(ujub). Padahal sombong dan ujub adalah penyakit hati yang sangat berbahaya.Kedua,ia bisa lupa diri karena terlena dengan pujian.

Saudaraku, seharusnya pujian yang orang lain berikan kepada kita itu membuat kita malu dan berkaca diri. Benarkah kita sebagaimana yang mereka katakan. Karena, sesungguhnya pujian itu datang disebabkan mereka mengira sesuatu yang sebenarnya tak ada pada diri kita.

Namun, orang yang cinta dunia akan menikmati pujian-pujian itu. Bahkan, ia akan berusaha mencari pujian dari orang lain pada setiap pekerjaan yang ia lakukan. Ia akan terus membagus-baguskan topeng daripada membaguskan isi atau kualitas dirinya. Ketika pujian itu ia dapatkan, maka puaslah hatinya. Sedangkan ketika pujian itu tidak ada, maka kecewalah dia. Pada orang seperti ini, tidak ada Allah di dalam hatinya.Naudzubillahi mindzalik.

Coba kita tafakuri, apakah yang ada pada diri kita sehingga bisa menjadi alasan bahwa diri kita ini pantas untuk dipuji. Kita ini hanya makhluk lemah, berasal dari setetes air mani, yang kemana-mana membawa maaf- kotoran, dan akhirnya nanti menjadi bangkai. Kita pun sekedar makhluk yang tak punya apa-apa, selain sekedar titipan dari Allah Swt.

Oleh sebab itu, sikap terbaik dikala mendapat pujian dari orang lain adalah segera mengembalikan pujian itu kepada Dzat yang paling berhak untuk dipuji, Allah Swt. Kemudian, segera beristighfar memohon ampun kepada Allah sebagaimana dicontohkan oleh Rasul Saw. Dan, berdoalah kepada Allah supaya kita dibimbing-Nya agar menjadi pribadi yang lebih baik daripada persangkaan manusia.

Ketika mendapat pujian, Rasulullah Saw. berdoa,“Ya Allah, ampunilah aku dari apa yang tidak mereka ketahui.”(HR. Bukhari). Dan, jikapun pujian yang mereka sampaikan itu memang benar ada di dalam diri kita, maka berdoalah sebagaimana doa Rasul Saw.,“Ya Allah, jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka kira.”(HR. Bukhari).

Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah Swt. yang terampil menjaga hati dari kesombongan akibat pujian orang lain. Dan, semoga kita pun termasuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa rendah hati dan bersemangat untuk terus-menerus membersihkan hati dan memperbaiki diri.Wallahu alam bishawab. [smstauhiid]

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

Allah Maha Kuat

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. Dialah Allah yang telah menciptakan langit bumi dan segala isinya, mengaturnya dan mencukupi rezekinya. Hanya kepada Allah kita menyembah dan memohon pertolongan. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Saudaraku, semoga Allah Swt Yang Maha Kuat, menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang kuat. Kuat secara lahir, kuat secara batin, kuat akal, kuat hati, kuat ilmu. Karena ternyata mumin yang lebih dicintai Allah dan dinilai lebih baik oleh Allah adalah mumin yang kuat. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.“Mumin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa Jalla daripadamumin yang lemah; danpada keduanya ada kebaikan.”(HR. Muslim, Ahmad, Ibn Majah, Nasai)

Salah satu asma Allah adalahAl Qowiy,Allah Maha Kuat. Al Qowiy terambil dari rangkaian hurufqof, wau, ya,yang artinya adalah keras, kuat, lawan dari lemah. Al Quran menyebut kata ini sebanyak sebelas kali. Sembilan diantaranya mensifati Allah, dua diantaranya mensifati nabi Musa a.s dan jin Ifrit, Dari sembilan yang disandarkan kepada Allah, tujuh diantaranya dikaitkan dengan kataAl Aziz,Allah Yang Maha Bijaksana. Artinya, kekuatan itu menjadi dahsyat jikalau dipegang oleh yang memiliki kebijaksanaan.

Kekuatan Allah Swt meliputi seluruh alam semesta. Allah betul-betul berkuasa penuh atas alam ini. Tidak ada satu titik pun kecuali tunduk pada kehendak Allah. Langit, gunung, samudra, hujan, matahari, bulan, bintang-bintang, hingga serangga paling kecil di dalam tanah, seluruhnya tunduk pada kekuasaan Allah Swt.

Bagaimana dengan iblis yang membangkan? Iblis pun membangkang atas izin Allah. Bagaimana dengan manusia-manusia yang ingkar? Mereka pun ada dalam kekuasaan Allah. Mudah saja bagi Allah untuk menghentikan detak jantungnya. Allah yang menidurkan mereka dan membangunkan mereka kembali. Allah yang menyediakan bagi mereka rezeki. Allah yang menjadikan mereka tua hingga pada saatnya tiba, Allah yang mematikan mereka.

Tidak ada makhluk yang hebat. Jika memang hebat, cobalah jangan bernapas. Jika memang hebat, cobalah jangan tidur. Jika memang hebat, coba tahan pertumbuhan kukunya. Jika memang hebat, cobalah jangan menjadi tua. Jadi, tidak ada yang kuat di alam semesta ini, kecuali karena dikuatkan oleh Allah Swt.

Allah Maha Kuat. Tidak bisa diancam oleh apapun dan oleh siapapun. Pembangkangan makhluk tidak membuat berkurang sedikitpun kekuatan-Nya. Demikian juga, ketaatan makhluk tidak akan menambah kekuatan-Nya. Allah Maha Kuat, sebelum dan sesudah apapun.

Maka saudaraku, sungguh kita tidak memiliki daya dan kekuatan apapun kecuali Allah yang memberikan kekuatan itu.Laa haulaa walaa quwwata illaa billah,tiada daya dan tiada kekuatan kecuali atas izin Allah Swt.WAllahu alam bishowab.

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

MOZAIK