Jemaah Haji Sakit Diberangkatkan ke Makkah dengan Ambulans

Madinah (Kemenag) —- Dua jemaah haji sakit asal embarkasi Surabaya kloter 01 (SUB 01) dan Batam kloter 02 (BTH 02) pada Senin (15/7) diberangkatkan ke Makkah dengan menggunakan Ambulans.

Itah Sri Utama, dokter di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah mengatakan bahwa kedua jemaah ini dianggap tidak sanggup untuk bersama kloternya berangkat ke Mekkah dari Madinah yang memakan waktu 4-6 jam perjalanan dengan bus.

Itah mengatakan, jemaah yang dievakuasi “harus sudah stabil kondisinya” untuk bisa dievakuasi dengan ambulans ke Makkah. Selain itu, jemaah tersebut juga telah dinyatakan tertinggal oleh kloternya sebab rombongan kloter kedua jemaah tersebut telah lebih dulu berangkat ke Makkah.

Kedua jemaah SUB 01 dan BTH 02 diberangkatkan terpisah, jemaah asal Surabaya dievakuasi pada Senin pagi dengan ambulans karena menjalani operasi kaki. Sedangkan jemaah asal Batam dievakuasi ke Mekkah pada Senin malam karena menderita penyakit paru-paru.

“Pemberangkatan (evakusi) jemaah dengan ambulans turut dikawal oleh seorang dokter dan perawat,” ujar Itah saat ditemui di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Senin (15/07) malam WAS.

Itah menambahkan bahwa proses evakuasi ini juga dilakukan bekerja sama dengan tim bimbingan ibadah (bimbad) PPIH untuk memastikan jemaah memenuhi syarat dan kewajiban umrah dan haji. Sebelum diberangkatkan, jemaah dipakaikan ihram di KKHI, lalu mendapatkan bimbingan dari konsultan ibadah.

Konsultan ibadah PPIH Tulus Sastrowijoyo menjelaskan, jemaah tersebut selanjutnya tetap akan berhenti di Masjid Bir Ali untuk mengambil miqat. 

“Di Bir Ali, petugas bimbad akan datang ke ambulans dan membimbing niat serta bacaan talbiyah, lalu langsung menuju Makkah,” kata Tulus kepada tim Media Center Haji (MCH).Setibanya di Makkah, jemaah akan diserahkan ke KKHI dan bimbad setempat. Nantinya akan diputuskan apakah jemaah bisa melanjutkan ibadah haji sendiri atau dibadalkan. Jika kondisinya masih belum stabil, jemaah haji yang sakit akan menjalani safari wukuf di padang Arafah. Jemaah akan diantarkan dengan ambulans ke Arafah untuk wukuf yang merupakan rukun haji.

Tulus mengatakan bahwa pembimbingan jemaah haji dalam proses evakuasi ini merupakan salah satu  upaya dilakukan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) untuk memastikan kemabruran ibadah haji jemaah Indonesia.

KEMENAG RI

Batas Makanan untuk Jamaah Haji Dua Jam Setelah Diberikan

Jamaah haji Indonesia diminta untuk memperhatikan petunjuk penggunaan makanan paket yang diberikan oleh PPIH Daker Makkah. Hal tersebut untuk mengantisipasi terjadinya makanan kedaluwarsa atau basi.

“Di dalam boks sudah tertera maksimal jamaah haji diharapkan makanan maksimal dua jam setelah menerima makanan,” kata Kepala Seksi Konsumsi PPIH Daker Makkah, Beny Darmawan di tempat salah satu produksi katering di Kota Makkah, Ahad (14/7).

Misalnya, Beny mencontohkan, jamaah haji menerima makanan siang yang didistribusikan mulai pukul 08.00 WAS hingga 11.00 WAS maka maksimal mengkonsumsinya hingga pukul 13.00 WAS. Sementara untuk makan siang, distribusi dilakukan mulai pukul 19.00 WAS hingga 22.00 WAS, maka batas akhir konsumsi terakhir pukul 00.00 WAS. 

Beny juga menjelaskan, pada distribusi makanan malam, jamaah akan diberikan paket roti croissant atau dua cupcake untuk dimakan pada pagi hari. “Mudah-mudahan dimakannya pagi hari, ya. Kadang-kadang, jamaah malam diberikan malam itu juga sudah dimakan. Padahal sudah dikasih tahu, itu untuk pagi,” kata Beny.

Terkait kebiasaan orang Indonesia yang makan pagi, Beny menjelaskan, jika makanan belum datang, jamaah diimbau untuk membeli makanan. “Jamaah kan sudah dapat uang saku juga, tetapi mudah-mudahan belinya tidak sembarangan. Artinya, harus diperhatikan juga dari segi higienitasnya pada saat itu,” kata Beny.

Jamaah tiba di Makkah

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Daerah Kerja Makkah (PPIH Daker Makkah) memastikan semua jamaah haji yang baru tiba di Kota Makkah akan mendapatkan menu makanan selamat datang. Makanan itu akan diberikan ketika jamaah sudah sampai di hotel.

“Iya, semua yang pertama kali tiba di Makkah akan mendapat menu selamat datang dengan catatan tiba di bawah pukul 22.00 malam waktu Saudi,” kata Kepala Seksi Konsumsi PPIH Daker Makkah Beny Darmawan saat ditemui di rumah produksi katering di Kota Makkah, Ahad (14/7).

Menunya, yaitu, nasi, satu buah apel, ayam, dan kripik kentang. Khusus untuk kloter pertama yang akan tiba yaitu Kloter I Surabaya yang diperkirakan tiba pada Ahad (14/7) pukul 20.00 WAS, akan diberikan satu botol air mineral.

Kemudian, selanjutnya jamaah yang sudah tiba akan diberikan menu makanan sesuai zonasinya. Mereka akan mendapatkan pada siang dan malam hari hingga mendapat makanan 40 kali selama berada di Kota Makkah. 

“Ada 36 perusahaan katering yang siap melayani makan jamaah,” kata Beny.

IHRAM


Bersiap Melayani Tamu Allah di Tanah Suci

Labbaikallaahumma labbaik. Labbaika laa syariika laka labbaik. Lantunan talbiyah segera merangkai bunyi. Jemaah haji Indonesia hari ini mulai tiba di Kota Kelahiran Nabi

Seragam lengkap plus rompi dan topi dikenakan para petugas haji. Pukul 08.00 waktu Arab Saudi (WAS), mereka berkumpul di kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, untuk mengikuti apel pagi.

Kepala Daker Makkah Subhan Cholid ingin memastikan jajarannya siap menyambut kedatangan dluyufurrahman. Sebab, hari ini, tiga kloter jemaah haji Indonesia gelombang I diberangkatkan dari Madinah ke Makkah. Ketiganya adalah jemaah kloter pertama Embarkasi Surabaya (SUB 1), serta dua kloter awal dari Embarkasi Batam (BTH 1dan BTH 2). SUB 1 dijadwalkan akan sampai terlebih dahulu. Berangkat jam 14.00 dari Madinah, jemaah yang telah menyelesaikan fase Arbain ini dijadwalkan tiba di hotel 608, wilayah Mahbas Jin, Makkah, pukul 20.00 WAS.

“Kita sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak yang akan memberikan layanan kepada jemaah haji, termasuk muassasah dan maktab. Kita sudah cek hotel, alhamdulillah telah siap. Para petugas di sektor juga siap sambut dluyufurrahman,” tutur Subhan di Makkah, Minggu (14/07).

Sedikitnya ada lima layanan yang akan diterima jemaah haji selama di Makkah. Selain akomodasi, ada layanan transportasi, konsumsi, kesehatan,  dan pembinaan manasik.

Akomodasi

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah menyiapkan 173 hotel di Makkah untuk 214.000 jemaah, 2.645 petugas kloter. Hotel tersebut tersebar di tujuh zona, yaitu: Aziziyah, Syisah, Raudhah, Mahbaz Jin, Misfalah, Jarwal, Rei Bakhsy. 

Akomodasi jemaah ini terbagi dalam 11 sektor, yaitu: sektor 1 (23 hotel), sektor 2 (36 hotel), sektor 3 (23 hotel), sektor 4 (19 hotel), sektor 5 (11 hotel), sektor 6 (10 hotel), sektor 7 (15 hotel), sektor 8 (12 hotel), sektor 9 (15 hotel), sektor 10 (2 hotel), dan sektor 11 (7 hotel). Untuk kualitas, pemondokan jemaah Indonesia di Makah rata-rata setaraf hotel bintang tiga. 

“Jarak terdekat hotel jemaah Indonesia ke Masjidil Haram adalah radius 800 – 1000 meter,” jelas Subhan.

Kasi Akomodasi Daker Makkah Abduh menambahkan, jemaah akan mendapatkan sejumlah fasilitas selama di hotel. Yaitu: perlengkapan mandi seperti sabun dan sampo, penggantian seprai setiap dua hari sekali, air mineral yang disediakan di tiap kamar, serta air zamzam dalam dispenser yang disediakan di masing-masing lantai.

“Hotel juga menyediakan staf keamanan dan kebersihan selama 24 jam yang dapat dimintakan bantuan bila jemaah memerlukan,” jelas Abduh.

Bus Shalawat

Layanan lainnya yang akan diterima jemaah saat di Makkah adalah bus shalawat. Seluruh jemaah Indonesia pada musim haji 1440H/2019M akan mendapatkan layanan bus shalawat. Bus ini memberikan layanan transportasi buat jemaah selama di Makkah dari hotel ke Masjidil Haram, pergi-pulang.

“Dari hotel ke Masjidil Haram, mereka cukup satu kali naik bis dengan layanan 24 jam,” tegas Subhan.

Menurutnya, layanan bis shalawat akan beroperasi sejak kedatangan pertama jemaah haji Indonesia di Makkah. Bus ini akan dihentikan sementara pada fase puncak haji, 6 – 13 Dzulhijjah, lalu mulai beroperasi kembali pada 14 Dzulhijjah 1440H. Ada dua perusahaan yang telah dikontrak, yaitu Saptco dan Rawahil.

“Tim transportasi sudah melakukan simulasi layanan dan sudah melakukan koordinasi dengan perusahaan bus. Insya Allah, sebelum jemaah tiba di Makkah malam nanti, angkutan shalawat sudah siap antar jemaah ke Masjidil Haram,” jelasnya. 

“Total ada 463 armada bus yang akan disiapkan. Bus-bus tersebut akan beroperasi bertahap sesuai kedatangan jemaah haji Indonesia di Makkah,” sambungnya.

Bus shalawat yang digunakan minimal pembuatan tahun 2015 dengan kapasitas maksimal 70 orang dan memiliki akses 3 pintu. Buz juga harus dilengkapi AC, global positioning system (GPS), serta alat pemadam kebakaran dan kotak P3K.

Total pengguna bus shalawat diperkirakan mencapai 216.660 orang. Selama masa operaisional, bus shawalat akan berputar dari hotel jemaah menuju Masjidil Haram dan sebaliknya, secara berkelanjutan. Total putaran layaan bus shawalat diperkirakan mencapai 573.750 putaran.

Ada sembilan rute dengan empat terminal bus shalawat yang berada di sekitar Masjidil Haram, yaitu: (1) Jamarat – Mahbas Jin – Bab Ali; (2) Syisyah – Syib Amir; (3) Syisyah Raudhah – Syib Amir; (4) Syisyah 1 – Syib Amir; (5) Syisyah 2 – Syib Amir; (6) Raudhah – Syib Amir; (7) Jarwal – Syib Amir; (8) Misfalah – Jiad; dan (9) Rea Bakhsy – Jiad. Total ada 56 halte sebagai tempat jemaah saat akan naik dan turun dari bus shawalat.

Katering

Layanan katering di Makkah diberikan kepada jemaah haji Indonesia sejak lima tahun terakhir. Layanan ini diberikan tanpa mengurangi biaya living cost (uang saku) sebesar SAR1500 yang diterima jemaah saat di embarkasi pemberangkatan. 

Kali pertama layanan katering di Makkah diberikan sebanyak 12 kali pada 2015. Setahun kemudian, layanan ini meningkat menjadi 25 kali. Sejak 2017, layanan katering di Makkah diberikan hingga 40 kali kepada setiap jemaah, dalam bentuk makan siang dan malam. Ini masih ditambah lagi dengan snack berat (roti/croisant/cupcake) untuk sarapan yang dibagikan bersamaan dengan distribusi makan malam. Jemaah juga mendapat paket kelengkapan konsumsi berupa: kopi, teh, gula, kecap, saos sambal, serta sendok dan gelas.

“Total ada 36 perusahaan katering yang sudah menjalin kontrak kerjasama dalam layanan konsumsi jemaah haji Indonesia,” jelas Kasi Katering Daker Makkah Beny Darmawan saat meninjau Dapur Jawharat Asia. Dapur yang terletak di kawasan Awali Makkah ini akan memberikan makanan selamat datang kepada jemaah haji SUB 01 yang tiba pertama kali di Makkah. 

“Ketentuannya, kalau tiba sebelum jam 10 malam, makanan selamat datang akan langsung diberikan. Jika lewat jam 10 malam, konsumsi dibagikan esok harinya. SUB 01 diperkirakan tiba di hotel Makkah jam 8 malam,” sambungnya. Menu pertama yang akan disiapkan untuk SUB 01 adalah ayam broast, potato chip, buah, dan air mineral.

Sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan, lanjut Beny, Kementerian Agama tahun ini menyajikan sejumlah menu nusantara khas sejumlah daerah di Indonesia, antara lain: rawon, rendang, soto betawi, dan pindang ikan patin. Kapasitas dapur paling kecil adalah menyiapkan 4.500 pax, sedang yang terbesar mencapai 14.000 pax. 

Kesehatan

Layanan kesehatan jemaah disiapkan oleh tim Kementerian Kesehatan dengan menggunakan fasilitas Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja (Daker) Makkah. Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah Muhammad Imran memastikan pihaknya siap memberikan layanan pemeriksaan kesehatan untuk jemaah yang akan tiba di Makkah. 

“Semua persiapan telah dilakukan, termasuk untuk obat-obatan, dokter, dan fasilitas kesehatan lain,” kata Imran. 

Menurutnya, sebanyak 50,8 ton obat-obatan telah tersedia. KKHI Makkah juga dibantu oleh 105 tenaga paramedis yang meliputi dokter, suster, apoteker, petugas laboratorium dan lainnya. Semunya telah siap melayani jemaah sakit. “KKHI Makkah berkapasitas  total sebanyak 257 unit tempat tidur,” jelas Imran. 

Gedung KKHI Makkah dilengkapi fasilitas  IGD, ruang observasi, ruang rawat inap, ICU, laboratorium, hingga ruang rawat jiwa. Ada juga layanan terapi terbaru, salah satunya metode penyembuhan luka yang lebih cepat untuk pasien diabetes mellitus.

“Ruang IGD KKHI Makkah dilengkapi 24 tempat tidur, alat bantuan dasar medis, lifesaving, stimulator detak jantung (defibrillator), dan ruang dokter jaga,” ujarnya. KKHI juga memiliki ruang observasi dengan sejumlah tempat tidur, apotek, laboratorium, dan depo obat-obatan. Ruang ICU dilengkapi 10 tempat tidur. Khusus lantai 5, tersedia layanan psikiatrik kejiwaan dengan tiga dokter spesialis kejiwaan dan perawat jiwa berpengalaman.

Bimbingan Ibadah

Kementerian Agama tahun ini menugaskan 25 konsultan ibadah di Kota Makkah. Tugas mereka, memberikan bimbingan kepada jemaah haji Indonesia. “Untuk petugas bimbingan ibadah ada tambahan cukup banyak, karena memang kebutuhan untuk itu cukup besar,” ujar Subhan.

Penyediaan konsultan ibadah ini menjadi perhatian Kemenag. Menurut Subhan, kunci pelaksanaan haji bukan terletak pada ketersediaan fasilitas pendukung seperti akomodasi, transportasi, dan sebagainya, tapi pada makna dari ibadah haji itu sendiri. “Kita berharap adanya konsultan ibadah ini dapat memberikan pencerahan dan makna bagi pelaksanaan haji para jemaah,” harapnya.

Sebanyak 25 konsultan ibadah ini terdistribusi dalam Kantor Daker dan Sektor. Sebanyak tiga konsultan ibadah bertugas di Kantor Daker Makkah, sementara masing-masing dua pembimbing ibadah bertugas pada 11 sektor perumahan jemaah di Makkah.

“Selain para konsultan aktif memberikan bimbingan kepada jemaah di hotel, mereka juga akan membuka bimbingan di kantor sektor. Sehingga, jemaah, siapa saja, kapan saja bisa melakukan konsultasi kepada mereka,” lanjutnya.

Untuk pelaksanaan tugas pelayanan pada lima aspek ini, lanjut Subhan, Daker Makkah didukung dengan tim sebanyak 1.203 personel. Tim ini ditugaskan sesuai dengan kebutuhan pada kantor daker, 11 sektor, sektor khusus Masjidil Haram, KKHI, serta tim petugas transportasi shalawat yang akan menjaga sembilan rute dan empat terminal.

Selamat bertugas melayani tamu-tamu Allah. Semoga mabrur dalam tugas dan ibadah. Aamiin!

sumber: KEMENAG RI

Jamaah Haji Tertua dan Termuda Berangkat dari Pondok Gede

Calon jamaah haji (Calhaj) tertua di Embarkasi Jakarta-Pondok Gede dari kloter 1 hingga kloter 6 adalah Hendra Tolib Saidi dengan usia 99 tahun. 

Kasubag Humas dan Protokol Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta-Pondok Gede, Affan Sofwan, mengatakan Hendra merupakan calhaj asal Kota Tangerang, Banten, dan masuk dalam kelompok terbang (kloter) 6. Sedangkan calhaj termuda adalah Ibnu Ambiyya Usman Fazri yang berusia 17 tahun. Ibnu masuk dalam kloter 4 asal Provinsi Banten. 

Selanjutnya, di kloter 4 asal Provinsi Banten, calhaj tertua adalah Maryam Pei Armin dengan usia 93. Sebelumnya, hingga kloter 3 calhaj di embarkasi Pondok Gede, jamaah tertua adalah Ismail Ahmad Bakka dengan usia 95. Pria yang dulunya berprofesi sebagai pelaut itu masuk dalam kloter 3 asal Jakarta Pusat.  

“Alhamdulillah kondisi mereka sehat dan tidak ada masalah. Mereka mendapat perhatian khusus karena termasuk jamaah risti (resiko tinggi). Seperti pengawasan khusus oleh petugas haji, dicek kesehatannya setiap hari,” kata Affan saat ditemui di Embarkasi Jakarta-Pondok Gede, Jakarta, Rabu (10/7). 

Hari ini, Rabu (10/7), kloter 4 jamaah haji asal Banten memasuki asrama haji Pondok Gede. Mereka akan diberangkatkan pada Kamis (11/7) dini hari, yakni pada pukul 01.50 WIB. Kloter 4 asal Banten ini mengangkut sebanyak 393, termasuk 388 jamaah dan 5 petugas haji. 

Di hari yang sama, kloter 6 asal Banten memasuki asrama haji pada pukul 20.00 WIB. Mereka dijadwalkan terbang ke Arab Saudi pada pukul 22.50 WIB. Kloter 6 asal Banten juga mengangkut 393 orang, termasuk 388 jamaah dan 5 petugas haji.

Sementara itu, kloter 5 asal Provinsi Lampung mengangkut 405 jamaah dan 5 petugas. Namun, Affan mengatakan calhaj asal Lampung hanya melakukan transit di Bandara Soekarno Hatta untuk kemudian langsung terbang ke Saudi dengan menggunakan maskapai Saudi Airlines. Dengan demikian, calhaj asal Lampung tidak lagi memasuki asrama haji Pondok Gede. 

Setibanya di asrama haji, Affan menuturkan calhaj menjalani proses pemeriksaan dokumen, pemeriksaan kesehatan, pemberian gelang identitas, pembagian living cost, dan pemberian paspor. 

“Selanjutnya, tujuh jam sebelum jam penerbangan, mereka sudah siap dan didorong oleh PPIH embarkasi untuk berangkat menuju bandara,” tambahnya. 

IHRAM REPUBLIKA

Siklus Menu Makan Jemaah Haji Indonesia Gunakan Rumus 2-3-4-5

Madinah (Kemenag) — Jemaah haji Indonesia selama 8-9 hari berada di Madinah akan memperoleh layanan katering berupa makan selama 18 kali. Hal ini dikatakan Kepala Bidang Katering Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Ahmad Abdullah.

Abdullah menjelaskan bahwa siklus menu makanan untuk jamaah haji Indonesia per minggunya ada 14 kali. Ia menambahkan, rumus yang digunakan sebagai acuan menu makanan jamaah adalah 2-3-4-5.

“Yakni 2 kali telur, 3 kali daging, 4 kali ayam, dan 5 kali ikan,” kata Abdullah, Rabu (10/07). Ia menjelaskan bahwa tahun ini konsumsi ikan diperbanyak porsinya untuk menghindari rasa bosan mengkonsumsi daging.

Untuk musim haji tahun ini, PPIH Arab Saudi menggandeng 13 penyedia katering untuk di layanan katering di Madinah, 36 penyedia katering di Makkah dan Mina 13 penyedia katering sedangkan selebihnya dikelola oleh muassasah asia tenggara.

“Setiap perusahaan penyedia katering diwajibkan memiliki juru masak (chef) dan bahan baku yang berasal dari Indonesia,” ujar Abdullah ketika mengunjungi salah satu penyedia katering.

Ia juga menjelaskan bahwa untuk memastikan kualitas masakan, petugas katering diupayakan untuk melihat, meraba, merasakan makanan sebelum didistribusikan ke jemaah.

“Moto pelayanan kita adalah tepat distribusi, tepat jumlah, tepat menu dan tepat rasa,” ujarnya. 

Abdullah menambahkan bahwa pengawasan layanan katering tidak hanya saat distribusi, tapi juga saat produksi, mulai pemilihan bahan baku, lauk pauk dan buah.

Ia juga mengimbau jemaah tidak perlu membawa gula, kopi, teh, dan kecap. Karena saat tiba di Madinah dan Makkah, jemaah akan memperoleh paket kelengkapan konsumsi yang terdiri dari : kecap, sambal, kopi, teh, gula dilengkapi dengan sendok dan gelas.

KEMENAG RI


Jemaah Haji Diimbau Selalu Pakai Alas Kaki

Madinah (Kemenag) — Jemaah haji Indonesia gelombang pertama mulai berdatangan ke kota Madinah, selama 8 sampai 9 hari ke depan para jemaah akan melaksanakan Arbain di Masjid Nabawi Madinah.

Jemaah haji Indonesia selama di Madinah akan menginap di hotel yang jaraknya tidak terlampau jauh dari Masjid Nabawi (Markaziyah). Meski demikian, suhu udara Madinah di siang hari yang berkisar antara 35 – 45 derajat merupakan tantangan tersendiri bagi jemaah haji yang hendak melaksanakan Arbain di Masjid Nabawi.

“Jangan membuka alas kaki sebelum pintu masjid karena khawatir kakinya melepuh. Amankan alas kaki, jangan sampai hilang,” ujar Komandan Tim Gerak Cepat (TGC) PPIH Arab Saudi 2019 dr Erwinsyah Erick.

Ia mengatakan karena suhu panas membuat lantai Masjid Nabawi menjadi panas. Karena itu jemaah harus memakai alas kaki dan diminta untuk melepasnya saat berada di depan pintu masjid.

Umumnya jemaah haji usia lanjut kerap bermasalah dengan kaki yang melepuh. Jemaah Indonesia berusia lanjut masuk ke masjid membuka sandalnya tidak tepat di depan pintu, tapi saat posisinya masih jauh dari pintu masjid.

“Yang seringkali terjadi adalah mereka lupa menaruh sandal di pintu sebelah mana,” ujar Erick. Sehingga terpaksa berjalan di lantai Masjid Nabawi yang tengah diterpa cuaca panas.

“Kaki jadi melepuh karena menginjak lantai yang panas. Untuk pulih butuh 5-10 hari. Kan kasihan jadi tidak bisa beribadah dengan maksimal,” kata dia di Madinah.

Ia mengatakan bahwa di Masjid Nabawi yang juga merupakan sektor khusus (seksus), TGC akan sinergi dengan tim perlindungan jemaah (linjam) dan unsur lain siap memberikan layanan bagi jemaah di Masjid Nabawi.

“Tim posisinya menyebar. Kami saling komunikasi jika ada kejadian,” ucapnya. Ia menyarankan kepada jemaah haji yang lupa menaruh alas kaki, atau kehilangan alas kaki bisa menghubungi sektor khusus di pintu 21, di sana disediakan sandal.

Ia juga mengimbau jemaah haji Indonesia agar tetap memperhatikan kesehatan diri. Selalu menyiapkan alat pelindung diri saat keluar hotel.

“Bawa payung, topi, masker atau apapun yang dapat melindungi diri dari paparan sinar matahari. Usahakan menyemprot wajah dengan air sesering mungkin. Jangan lupa banyak minum air putih yang tersedia di tiap tempat untuk mencegah dehidrasi,” ucap Erick.

Sumber : KEMENAG RI
Penulis : Didah
Editor : Didah

Kemenkes Jelaskan Cara Antisipasi Suhu Panas Ekstrem

Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta jamaah haji untuk mengantisipasi suhu ekstrem di Arab Saudi. Ada beberapa hal yang perlu disiapkan jamaah haji sebagai bentuk antisipasi terhadap suhu panas ekstrem.

Kepala Pusat Kesehatan Haji, Eka Jusup Singka menuturkan, jamaah haji harus menghindari kontak langsung dengan sinar matahari. Caranya yaitu dengan menggunakan alat pelindung diri seperti payung saat melakukan perjalanan di luar.

“Suhu panas harus diantisipasi jamaah. Jangan kena kontak langsung dengan sinar matahari. Pakai payung, dan ini harus terus dibawa. Orang Saudi sendiri kalau musim panas itu memproteksi dirinya,” papar dia, Ahad (23/6).

Kemudian, lanjut Eka, jamaah juga harus terus membawa alat semprotan air. Alat yang berisi air ini untuk disemprotkan ke wajah dan airnya dapat diminum. “Air minum juga harus terus dibawa. Boleh air zamzam, yang penting bisa diminum,” jelasnya.

Eka menambahkan, cara mengantisipasi berikutnya, harus menggunakan sandal. Tetapi, ia mengingatkan untuk tidak menggunakan sandal jepit, apalagi bagi penderita kencing manis. “Karena akan mengiritasi dan merusak kulit kita. Pakai yang bukan sandal jepit,” papar dia.

Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) juga diminta untuk aktif memberi penyuluhan, bukan hanya di Arab Saudi tetapi juga saat masih di Indonesia. Puskes Haji pun telah memproduksi video blog (vlog) agar bisa ditonton jamaah soal apa yang harus dilakukan dalam pengendalian faktor risiko.

Suhu Tanah Suci Panas, Jamaah Siapkan Alat Pelindung Diri

Suhu di Tanah Suci sedang panas ekstrem  hingg mencapai 50 derajat celcius. Diperkirakan suhu panas ini berlanjut pada musim haji 2019.

Direktur Utama PT Patuna Mekar Jaya H Syam Resfiadi mengatakan suhu panas pada musim haji memang selalu terjadi setiap tahunnya. “Iya memang betul setiap musim haji selalu panas,” katanya, Ahad (24/6).
Bahkan menurut Syam suhu panas akan terjadi sampai bulan Maret Tahun 2020. Untuk itu semua pihak yang berada di Tanah Suci baik secara pribadi atau organisasi perusahaan penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK) seperti Patuna sudah mengantisipasi agar tidak sakit karena suhu panas.
“Maka dari itu hindari kena terik matahari langsung,” katanya.
Syam mengatakan, antisipasi lain selain menghindari terik matahari langsung, jamaah juga disarankan menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti payung, topi dan kacamata hitam. “Dan juga jangan lupa selalu membawa air minumdi botol,”
Syam menuturkan tahun ini Patuna memiliki 400 lebih jamaah haji kusus yang diberangkatkan. Untuk mendampingi jamaah haji selama di Tanah Suci Patuna menerjunkan 4 dokter 10 pembimbing ibadah ada 10 dan 6 crew.
“Insya Allah kita berusaha agar Allah Swt memberi yang terbaik. Amiin,”katanya.

Ini Tujuh Ketentuan untuk Koper Jamaah Haji

Seperti tahun lalu, musim haji tahun ini semua koper jamaah haji harus diberi tanda yang jelas. Tujuannya untuk memudahkan pihak Maktab Wukala Almuwahhad dalam mengelompokkan dan mengirimkannya ke hotel.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Sri Ilham Lubis menyampaikan, ada sejumlah ketentuan untuk koper jamaah haji. Ketentuan tersebut telah diedarkan Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah ke Kakanwil Kementerian Agama Provinsi di seluruh Indonesia.

“Ketentuan pertama, sesuai dengan aturan penerbangan, koper tidak diikat dengan tali atau jaring tapi diberi penanda berupa sabuk dengan warna yang berbeda sesuai rombongan dalam kloternya,” kata Sri melalui pesan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (26/5).

Ia menjelaskan, setiap kloter akan dibagi dalam 10 rombongan dengan penanda warna berurutan dari rombongan satu sampai sepuluh. Penanda warna tersebut di antaranya merah, kuning, biru, cokelat, hijau, putih, orange, ungu, hitam, dan merah muda.

Kedua, koper jamaah yang akan berangkat pada gelombang pertama diberi identitas warna putih yang memuat nama, nama dan nomor hotel serta nomor rombongan. Informasi untuk itu bisa diperoleh calon jamaah haji di kantor urusan agama (KUA).

Ia melanjutkan, ketentuan ketiga, koper jamaah haji yang berangkat gelombang kedua diberi identitas warna sesuai warna sektor yang memuat nama, nama dan nomor hotel, serta nomor rombongan. “Jamaah haji Indonesia terbagi dalam 11 sektor di Makkah dengan urutan warna dari satu sampai 11 sebagai berikut, hijau, abu-abu, ungu, merah muda, putih, kuning, merah, biru muda, biru tua, cokelat, dan hitam,” ujarnya.

Ketentuan keempat, jamaah haji hanya diperkenankan membawa koper, tas kabin, dan tas paspor yang diberikan pihak penerbangan. Berat maksimal 32 Kg untuk koper dan tujuh Kg untuk tas kabin. Kelima, jamaah haji tidak diperbolehkan menambah atau mengubah bentuk barang bawaan yang diberikan maskapai.

Keenam, jamaah haji tidak diperkenankan memasukkan air zamzam ke dalam koper. Jika masih ditemukan ada yang melakukannya, koper akan dibongkar pihak penerbangan. Ketujuh, barang yang dilarang dibawa selama penerbangan adalah bahan yang mengandung radioaktif, magnit, yang menyebabkan karat, mengandung racun, campuran oksid, cairan aerosol, gel, bahan kimia, dan bahan yang mengandung peledak.

“Diimbau jamaah haji meletakkan barang berharga dan obat-obatan di tas tentengan atau kabin, bukan di bagasi,” ujarnya.

Gelar Simulasi, Menag: Seluruh Jemaah Haji Indonesia Dilayani Bus Shalawat

Makkah (Kemenag) — Hari kedua di Saudi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menggelar simulasi layanan bus shalawat di Makkah Al Mukarramah. Menag didampingi Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Nizar, Sekretaris Ditjen PHU Ramadan Harisman, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, Staf Teknis Haji dan Tim Transportasi.

“Alhamdulillah, baru saja dilakukan simulasi rute bus shalawat yang akan digunakan jemaah haji untuk melaksanakan rangkaian ibadah di Masjidil Haram,” ujar Menag di Makkah,  Selasa (28/05).

“Tahun ini seluruh jemaah haji Indonesia akan mendapat layanan bus shalawat di Makkah,” sambungnya.

Menurut Menag, baru tahun ini 100% jemaah mendapat layanan bus shalawat. Sebelumnya, layanan ini hanya dinikmati sekitar 91% jemaah haji Indonesia. Sebab, kebijakan layanan yang awalnya untuk jarak terdekat 1.500 meter,  tahun ini disesuaikan menjadi 1.000 meter. Layanan ini termasuk akan dinikmati 10ribu kuota tambahan.

“Dengan jumlah 100% ditambah kuota tambahan 10ribu, maka situasi dan kondisi jalan-jalan di wilayah Makkah akan semakin padat. Kondisi ini harus benar-benar menjadi perhatian seluruh petugas,” tegas Menag.

Dijelaskan Menag,  ada sembilan rute yang dilalui bus shalawat saat mengantar jemaah haji Indonesia dari hotel ke Masjidil Haram (pergi pulang). Rute-rute tersebut, yaitu:
1. Jamarat – Mahbas Jin – Bab Ali (bus dengan nomor stiker 4)
2. Syisyah – Syib Amir (nomor stiker 5)
3. Syisyah Raudhah – Syib Amir (nomor stiker 6)
4. Syisyah 1 – Syib Amir (nomor stiker 7)
5. Syisyah 2 – Syib Amir (nomor stiker 8)
6. Raudhah – Syib Amir (nomor stiker 9)
7. Jarwal – Syib Amir (nomor stiker 10)
8. Misfalah – Jiad (nomor stiker 11)
9. Rea Bakhsy- Jiad (nomor stiker 12)

“Dari sembilan rute tersebut, jemaah akan terkonsentrasi pada tiga terminal yaitu: Bab Ali dengan jumlah jemaah sekitar 41.000,  Syib Amir dengan jumlah jemaah kurang lebih 124.000, dan Terminal Jiad dengan jumlah jemaah mencapai 51.000,” urai Menag.

“Petugas harus dapat mengantisipasi utamanya pada puncak kepadatan jemaah haji di Makkah. Pastikan semua jemaah dapat layanan,” lanjutnya.

“Konsentrasi jemaah akan terpusat pada terminal Syib Amir. Petugas harus benar-benar ditingkatkan baik dari sisi kedisiplinan maupun jumlah personel,”  Menag kembali menegaskan saat berada di terminal Syib Amir.

Bus Shalawat

Direktur Layanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis mengatakan bahwa tahun ini ada sejumlah kebijakan baru dalam layanan bus shalawat. Kebijakan itu antara lain terkait jarak hotel ke Masjidil Haram, dari yang sebelumnya 1.500m menjadi maksimal 1000m. “Implikasinya, seluruh jemaah haji Indonesia mendapat layanan bus shalawat,” jelas Sri Ilham.

“Tahun ini, jemaah juga hanya satu kali naik bus menuju Masjidil Haram,” lanjutnya.

Menurut Sri Ilham, layanan operasional bus shalawat akan berlangsung 24 jam sejak kedatangan jemaah di Makkah. Untuk spesifikasi, Bus Shalawat yang digunakan minimal buatan tahun 2015 dengan kapasitas maksimal 70 orang dan ada akses tiga pintu.

“Bus juga harus dilengkapi AC, tombol manual darurat pembuka  pintu,  GPS, alat pemecah kaca, alat pemadam kebakaran,  kotak P3K, serta ban cadangan atau ban anti bocor,” tuturnya.

Sri Ilham menambahkan, bus shalawat akan beroperasi pada masa kedatangan jemaah di Makkah,  dari 16 Juli – 6 Agustus 2019 atau selama 22 hari. Pada masa puncak haji (Arafah – Muzdalifah – Mina atau Armina), dari 7 – 15 Agustus 2019, bus shalawat tidak beroperasi.

“Bus Shalawat kembali beroperasi pada masa kepulangan, dari 16 Agustus – 6 September,” tandasnya. (Siaran Pers)

KEMENAG RI