Tips Menjaga Kesehatan untuk Jamaah Haji

Jamaah haji diimbau menggunakan APD saat keluar hotel.

Oleh Fuji Eka Permana dari Makkah, Arab Saudi

Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah sangat mengimbau jamaah haji agar memperhatikan kondisi tubuhnya agar tetap sehat. Ada beberapa tips yang jamaah haji bisa lakukan untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat.

Kepala KKHI Makkah, Edy Supriatna mengatakan, ibadah haji adalah aktivitas fisik. Di samping itu, jamaah haji yang tiba di Madinah dan Makkah akan terpapar suhu udara yang panas dengan kelembabannya yang rendah.

“Untuk antisipasi itu, sehari-hari (jamaah haji) mengonsumsi makanan yang disediakan. Kemudian minum air ditambah oralit, minum 200 ml per jam ditambah oralit satu saset per hari itu support agar tidak dehidrasi,” kata Edy di Makkah, Sabtu (3/6/2023)

Ia mengingatkan, demi menjaga kesehatan, jamaah haji yang sudah ada di Makkah sebelum umroh wajib, sebaiknya istirahat dulu. Jika jamaah haji hendak keluar dari hotel, menggunakan payung, topi, semprotan wajah untuk mendinginkan wajah, dan pakai kacamata hitam, agar jamaah haji tidak kena terik matahari secara langsung.

Terkait jamaah haji lansia perlu didampingi. Di dalam kloter diterapkan strategi body system, artinya dalam satu kamar yang terdapat jamaah haji lansia didampingi oleh jamaah haji yang tidak lansia. Jadi sesama jamaah haji saling membantu.

“Kalau ingin melakukan aktivitas ibadah, itu (jamaah haji lansia) betul-betul didampingi, kalau perlu didampingi dalam melakukan ibadah gunakan kursi roda dan lain-lain dan terus didampingi sampai selesai ibadahnya,” ujar Edy.

Edy menambahkan, jika jamaah haji lansia memiliki komorbid, tetap minum obat yang rutin diminum sejak dari Indonesia. Ini untuk membantu agar penyakitnya tidak kambuh saat berada di Makkah.

“Nanti mulai tanggal 5 Juni 2023 coba kita fasilitasi pemeriksaan medical check up, harapannya jamaah haji dari Madinah yang tidak dilakukan medical check up di Madinah akan kita lanjutkan pemeriksaan fisik di sini,” ujarnya.

Edy menyampaikan, jamaah haji gelombang dua akan dilakukan Medical Check Up untuk persiapan Armuzna. Kemudian, saat kepulangan jamaah haji, mereka juga diperiksa lagi. Di KKHI juga ada program poli risti untuk mendukung jamaah haji lansia.

Ia mengingatkan, jamaah haji yang punya komorbid, saat beraktivitas harus tahu diri. Disesuaikan aktivitas fisiknya, jangan memaksakan diri kalau tidak memungkinkan.

“Konsultasi dengan dokter pendamping di kloter, di sektor juga sudah kami lengkapi dokter spesialis sehingga bisa berkonsultasi jika diperlukan bisa minta teman-teman sektor dan tenaga kloter, itu layanan yang diterima di KKHI Makkah, semoga jamaah sehat bisa menjalankan ibadah dengan baik jadi haji mabrur,” jelas Edy.

IHRAM

Hukum Pergi Haji Bagi Anak yang Belum Baligh

Pergi haji ke tanah suci merupakan salah satu kewajiban agama dalam Islam yang harus dilakukan oleh setiap Muslim yang mampu secara fisik, finansial, dan mental. Haji merupakan ibadah yang penuh dengan makna dan nilai-nilai keagamaan yang tinggi. Namun, sering kali muncul pertanyaan mengenai hukum pergi haji bagi anak kecil yang belum baligh, apakah diperbolehkan pergi haji?

Hukum Pergi Haji Bagi Anak yang Belum Baligh

Menurut ulama anak kecil diperbolehkan untuk pergi haji, meskipun hukumnya bukan wajib. Pergi haji di usia dini dapat membentuk kecintaan dan kedekatan dengan Allah SWT, mengenalkan anak pada nilai-nilai agama, serta melatih mereka untuk melaksanakan ibadah yang penuh tanggung jawab.

Hal ini sesuai dengan sebuah hadis yang bersumber dengan Ibnu Abbas, Nabi bersabda;

عن النبي صلى الله عليه وآله وسلم أنه لقي رَكبًا بالرَّوحاء، فقال: «مَنِ القَومُ؟» قالوا: المسلمون، فقالوا: مَن أنت؟ قال: «رسولُ اللهِ»، فرَفَعَت إليه امرأةٌ صَبِيًّا، فقالت: ألهذا حجٌّ؟ قال: «نَعَم، ولكِ أَجرٌ» رواه مسلم.

Dari Nabi saw, bahwasannya beliau bertemu dengan suatu rombongan di Rauha’, lalu beliau bertanya: “Kelompok siapa?” mereka menjawab: “Orang-orang muslim.” Merekapun bertanya: “Siapa kamu?” “Utusan Allah” jawab Nabi saw.

Seorang perempuan (di antara mereka) mengangkat anak kecil (menunjukkan) kepada Nabi saw. Lalu ia bertanya: “Apakah (anak kecil) ini juga melaksanakan haji?’ Nabi Saw menjawab: “iya, dan kamu pun mendapatkan pahala.” (HR. Muslim).

Hadis di atas menjadi dasar hukum dari Syafiiyyah, Malikiyyah dan Hanabilah, yang menyimpulkan bahwa anak kecil itu hajinya sah, tetapi dianggap haji sunnah. Artinya, belum menggugurkan kewajiban haji yang menjadi rukun Islam. Pasalnya salah satu syarat wajib haji adalah telah memasuki usia balig. Ia berkata;

قال النووي فيه حجة للشافعي ومالك وأحمد وجماهير العلماء أن حج الصبي منعقد صحيح يثاب عليه وإن كان لا يجزئه عن حجة الإسلام بل يقع تطوعا

Artinya: Imam Nawawi berkata: Dalam hadits ini terdapat hujjah bagi Imam Syafi’i, Malik, Ahmad dan jumhur (mayoritas) ulama bahwa haji anak kecil sah dan mendapat pahala, meskipun tidak mencukupinya dari haji (rukun) Islam, namun jatuhnya adalah sunnah.

Pada sisi lain Al-Mubarakfuri, Tuhfat al-Ahwadzi bi Syarh Jami’ at-Tirmidzi, Jilid 3, halaman 110, bahwa melaksanakan ibadah haji hukumnya sunnah. Meskipun itu tidak menggugurkan kewajibannya ketika sudah dewasa kelak.

قال بن بطال أجمع أئمة الفتوى على سقوط الفرض عن الصبي حتى يبلغ إلا أنه إذا حج به كان له تطوعا عند الجمهور

Ibnu Batthâl berkata: “Para Imam Fatwa telah menentukan Ijma’ atas gugurnya kewajiban haji bagi anak hingga ia baligh, kecuali ia melaksanakannya maka baginya pahala sunnah berdasarkan pendapat mayoritas ulama.

Demikian penjelasan terkait hukum pergi haji bagi anak yang belum baligh. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH

Waktu Senggang, Jamaah Haji Indonesia Mulai Mencari Oleh-Oleh

Jamaah haji membeli oleh-oleh kala waktu senggang.

Waktu senggang jamaah haji Indonesia selama di Madinah coba dimanfaatkan untuk berburu oleh-oleh. Target perburuan para jamaah ini biasanya tak jauh dari hotel tempat mereka menginap.

Seperti yang dilakukan Nukidayanur, 60 tahun, jamaah haji asal Makassar, Sulawesi Selatan. “Saya beli parfum buat keluarga dan tetangga di kampung,” tuturnya saat kembali ke penginapannya di Hotel Safwa Al Madinah seusai melaksanakan ibadah sholat Zhuhur di Masjid Nabawi, Senin (29/5/2023). 

Selain harganya yang cukup murah, alasan lain mereka memborong oleh-oleh karena lokasi pusat perbelanjaan berada di jalur perlintasan antara penginapan dan Masjid Nabawi. “Sekalian lewat pulang ke penginapan jadi mampir beli oleh-oleh buat orang rumah,” ujarnya. 

Bukan hanya dari Makassar, jamaah haji Indonesia dari Lampung juga melakukan hal yang sama. Mereka berburu oleh-oleh untuk keluarga, anak, dan cucu-cucunya. 

“Saya beli baju buat anak dan cucu di rumah. Harganya enggak terlalu mahal, cuma Rp 100 ribu-an,” ujar Mursilah, jamaah kloter 1 asal Bandar Lampung yang tengah beristirahat di pelataran toko di Madinah. 

Meski belanja cukup banyak, Mursilah yakin kopernya bisa memuat seluruh oleh-oleh yang dibelinya. “Muatlah. Koper saya nanti kan dikosongin,” ucapnya. 

Begitu juga dengan jamaah asal Bangkalan, Madura, Rahmadira yang membeli tiga baju abaya untuk tetangganya di kampung. “Saya beli tiga baju, harganya Rp 100 ribu setiap bajunya untuk sedekah nanti di Kampung,” katanya. 

Dia mengaku belanja oleh-oleh di Madinah karena nanti di Makkah sudah tidak bisa belanja. Setelah puncak haji, dirinya bersama jamaah lainnya langsung pulang kampung. “Di Makkah gak bisa belanja, langsung pulang kampung habis haji,” ujarnya.

IHRAM

Jamaah Haji Diminta Perhatikan Larangan Merokok di Kawasan Markaziyah

Jamaah haji yang melanggar larangan merokok bisa didenda 200 riyal.

Jamaah haji Indonesia diminta memperhatikan larangan merokok yang berada di sejumlah titik di kawasan Markaziyah, Madinah. Dari pantauan Republika.co.id, imbauan tersebut terdiri dari dua pesan.

Pertama, imbauan berupa simbol larangan merokok. Kedua, selebaran berbahasa Arab yang tertulis merokok akan didenda 200 riyal. Keduanya tertempel pada dinding hotel.

Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah Zaenal Muttaqin membenarkan soal kebijakan larangan merokok dari otoritas atau pihak yang berwenang Madinah. Menurutnya, larangan berikut denda kepada pelanggar sudah ada sejak tahun-tahun sebelumnya.

“Jadi ada unsur-unsur kelembagaan yang berwenang di Arab Saudi, mengatur keamanan, kebersihan dan tata kota Madinah. Termasuk mengatur larangan merokok itu, ya memang ada, lihat situasi dan ikuti aturan. Itu seperti larangan memotret, di tempat-tempat tertentu, harus diikuti,” ujar Zaenal, Ahad (28/5/2023).

Zaenal meminta kepada jamaah betul-betul memperhatikan aturan di kawasan tertentu. Terutama yang berada di wilayah Markaziyah atau kawasan seputaran Masjid Nabawi. Dan tahun ini, penginapan jamaah haji asal Indonesia berada di Markaziyah.

“Jangan merokok di sembarang tempat, seperti teras toko, hotel, itu wilayah Markaziyah, masih di sekitar Masjid Nabawi,” kata Zaenal.

Bagaimana jika ada jamaah haji yang terkena masalah tersebut atau melanggar aturan? Zaenal menyatakan akan membantu berkomunikasi karena bisa dimungkinkan peristiwa itu terjadi akibat ketidakmengertian aturan.

IHRAM

Penanganan Pertama Kaki Melepuh pada Jamaah Haji

Menggunakan alas kaki merupakan langkah utama pencegahan kaki melepuh.

uasa panas yang menyengat dengan suhu harian berkisar 38-40 derajat Celsius memungkinkan jamaah rentan alami kaki melepuh. Untuk itu, jamaah diingatkan mengenakan alas kaki selama beraktivitas di luar ruangan.

Kasi Layanan Penghubung Kesehatan Daker Madinah dokter Desnita mengatakan, menggunakan alas kaki merupakan langkah utama pencegahan kaki melepuh. Andai jamaah khawatir alas kaki hilang, maka ada baiknya bawa kantong plastik atau tas kecil yang cukup untuk membawa alas kaki.

Langkah selanjutnya, keberadaan botol air minum juga sangat penting. Selain untuk mencegah dehidrasi, air dalam botol minum ini bisa digunakan sebagai penanganan pertama kaki melepuh.

“Sebenarnya penanganan bisa dilakukan dengan menggunakan air dari keran yang mengalir. Fungsi air ini untuk menurunkan suhu panas pada kaki agar segera turun. Makanya ketika kaki sudah berasa panas ada baiknya berhenti terlebih dahulu selama setengah jam agar melepuhnya tidak melebar,” ujar dia.

Karenanya, kata dia, ketika jamaah sudah merasa panas kakinya hindari melanjutkan perjalanan. Siram kaki yang panas dengan air jangan pakai odol. Pengunaan odol ini justru membuat panas tidak keluar.

“Tidak disarankan itu,” kata dia.

Apabila suhu kaki sudah turun dan bisa melanjutkan perjalanan segera oleskan krim sebagai langkah penanganan berikutnya. 

IHRAM

Ini 7 Aturan Penting Bagi Jamaah Haji Sebelum dan Saat Tiba di Saudi

Jamaah haji lansia akan menjadi atensi kementerian agama.

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah mengumumkan serangkaian pedoman yang harus dipatuhi oleh jamaah haji sebelum dan setibanya di Arab Saudi. Ketentuan itu dimaksudkan untuk memastikan kelancaran ibadah haji.

Pertama, seperti dilansir Gulf News, Jumat (26/5/2023), jamaah diharuskan membawa semua dokumen resmi yang diperlukan saat tiba di bandara untuk menyelesaikan prosedur perjalanan. Kedua, sebagaimana instruksi kementerian, semua perangkat elektronik harus disimpan di dalam bagasi terdaftar.

Ketiga, peziarah harus memastikan bahwa setiap bagasi yang akan dikirim mematuhi dimensi yang disetujui untuk memastikan penerimaannya. Keempat, tanda pengenal khusus harus ditempatkan pada setiap barang bawaan sebelum pengiriman.

Kelima, jamaah dilarang membawa barang yang telah diatur larangannya oleh Kementerian Haji dan Umrah Saudi. Adapun barang yang dilarang dibawa tersebut, di antaranya ialah kantong plastik, botol air, bahan cair, dan bagasi yang tidak dibungkus atau tidak diikat. Kotak yang dibungkus dan dilapisi kain juga dilarang.

Keenam, setibanya di Arab Saudi, jamaah diharuskan untuk melaporkan uang tunai atau barang berharga apa pun yang mereka miliki melebihi nilai 60 ribu riyal Saudi. Ini termasuk mata uang asing, hadiah, perangkat elektronik, perhiasan dan logam mulia. Ketujuh, kementerian menekankan pentingnya mengisi deklarasi bea cukai saat memasuki atau keluar dari Arab Saudi. Ini sangat penting jika peziarah membawa mata uang lokal atau asing atau barang apa pun yang bernilai lebih dari 60 ribu riyal Saudi. Deklarasi pabean yang sama juga diperlukan untuk penumpang yang membawa barang dalam jumlah komersial senilai lebih dari 3.000 riyal Saudi atau barang yang dilarang untuk diimpor atau diekspor, seperti barang antik. Hal ini juga berlaku untuk barang-barang yang dikenakan cukai. Kementerian telah mengeluarkan peringatan keras kepada jamaah yang gagal melengkapi dan menandatangani deklarasi bea cukai, mencatat bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban.

IHRAM

Meski Hujan, Jamaah Haji Semangat Dirikan Sholat Arbain

Jamaah haji ingin mendirikan sholat jamaah selama 40 kali di Masjid Nabawi.

Madinah diguyur hujan deras disertai petir dan angin kencang sekitar pukul 17.55 Waktu Arab Saudi atau bertepatan dengan masuknya waktu salat magrib.

Kondisi tersebut tidak menghalangi antusiasme jamaah berbondong-bondong datang ke Masjid termasuk calon haji dari Indonesia untuk melaksanakan ibadah Arbain.

Seperti yang dilakukan pasangan suami istri lanjut usia (lansia) Wartono dan Ismoyowati, calon haji dari Kabupaten Demak, Jawa Tengah yang salat Magrib dan Isya di Masjid Nabawi meskipun istrinya menggunakan kursi roda.

Hal sama juga dilakukan Zainuddin dan Surinah, jamaah haji kloter l asal Kabupaten Lingga Kepri memutuskan untuk tetap melaksanakan ibadah Arbain meski turun hujan.

“Saya sudah melaksanakan ibadah Arbain sejak Subuh kemarin. Sudah target sampai selesai, dapat 40 waktu,” ujar Zainuddin, Kamis (25/5).

Jamaah calon haji kloter pertama yang tiba di Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz (AMAA) Madina pada Rabu 24 Mei 2023 ini baru bisa melaksanakan ibadah haji pada tahun ini karena pada 2020 terhalang pandemi. Begitu juga pada 2022, Zainuddin tidak bisa berangkat haji karena istrinya harus menjalani operasi.

“Alhamdulillah tahun ini bisa berangkat haji,” katanya.

Hal yang sama juga disampaikan Sita (46) jamaah haji kloter l ini mengaku tetap melaksanakan ibadah arbain meski turun hujan.

“Mumpung masih di sini, jangan melewatkan Arbain,” katanya.

Selain Masjid Nabawi, hujan juga mengguyur Bandara Internasional Pangeran Amir Mohammad Bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Ini merupakan kali kedua hujan mengguyur kawasan tersebut.

Hujan deras disertai angin kencang tersebut terjadi sekitar pukul 17.15 WAS. Landasan dan pesawat yang biasanya terlihat juga tertutup tingginya curah hujan. Tidak hanya itu, angin kencang juga menerbangkan benda benda seperti plastik yang ada di area bandara

Sebelumnya, hujan disertai angin kencang juga melanda bandara tersebut pada pukul 19.30 WAS ketika jamaah haji asal embarkasi Jakarta Bekasi (JKS) dan jemaah dari Pakistan baru keluar dari ruang pemeriksaan Imigrasi. Jamaah calon haji Indonesia yang baru di bandara langsung mengucap syukur.

sumber : Antara

Cerita Jamaah Haji 119 Tahun Akhirnya Sampai ke Tanah Suci

Jamaah haji Harun berharap sampai ke tanah tempat para nabi mendakwahkan tauhid.

Seorang kakek berjalan setapak demi setapak menuju pintu keluar Gedung F1 Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Sambil tertatih, tangannya dipegang Musdi, keponakan sang kakek.

Namanya Harun bin Senar. Kelahiran 1 Juli 1904 , atau kini usianya mencapai 119 tahun. Asalnya dari Dusun Karang Duak, Desa Pangbatok, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura. Harun adalah jamaah haji tertua di Indonesia untuk musim haji tahun ini.

Harun tercatat sebagai jamaah haji yang berangkat dari Embarkasi Surabaya. Dia masuk pada Kelompok Terbang (Kloter) 6. masuk ke asrama haji pada Rabu (25/5), dan terbang ke Tanah Suci pada Kamis (26/5).

Di sekitaran gedung tempatnya transit sehari di asrama haji, Harun mengenakan batik haji Indonesia warna hijau kombinasi ungu lengan panjang, berkopiah hitam kombinasi oranye dan bersarung coklat tua kombinasi garis coklat muda.

Saat diajak berbincang, Harun lebih banyak tertunduk. Karena faktor usia, pendengarannya sedikit terganggu. Komunikasinya juga hanya bisa menggunakan Bahasa Madura.

“Kakek Harun tidak bisa Bahasa Indonesia. Ngomongnya juga agak sedikit keras agar beliau dengar,” ujar Musdi, yang Bahasa Indonesianya tidak terlalu lancar.

Dia bercerita keseharian Harun di rumah. Kadang ia berjualan ayam di pasar. Saat masih belum seusia sekarang, ia ke pasar menggunakan sepeda kayuh, namun kini berjalan kaki.

Kepalanya terus tertunduk ketika berbicara, hanya sesekali menghadap lawan bicaranya, tapi tidak lama tertunduk lagi. Di jari tengah tangan kanannya melingkar tasbih digital berwarna putih kombinasi hitam.

Harun menjadi salah seorang anggota jamaah yang bisa disebut beruntung. Pada 2017, ia memutuskan untuk mendaftar haji ke salah satu KBIH dekat desanya, dan mendapat jatah berangkat ke Tanah Suci pada 2046.

Namun, kebijakan Pemerintah yang memprioritaskan jamaah berusia lanjut untuk berangkat tahun ini, membuat namanya masuk menjadi calon haji. “Hanya” menunggu enam tahun, namanya tercatat masuk kuota salah satu jamaah haji.

Setelah mendapat kabar dan diminta melunasi kekurangan biaya haji, tanpa pikir panjang Harun yang sudah lama ingin mengajak keponakannya berhaji segera membayarnya.

Dua sapi betina miliknya dijual. Hasilnya dibayarkan lunas untuk biaya beribadah ke Tanah Suci. Nama Harun dan Musdi pun lolos.

Bahkan, dari data medis tim kesehatan, semua hasilnya terkonfirmasi bahwa Harun dalam keadaan baik dan tak ada rekomendasi obat-obatan khusus yang harus dibawa, kecuali vitamin C beserta rekomendasi beristirahat yang cukup.

Dari sisi makanan, Harun juga tidak merepotkan, yang terpenting ada sayur dan kuah. Untuk minum ia selalu minta air putih hangat, khususnya air putih hasil dimasak.

Ketika ditanya kisah perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah, Harun langsung menegakkan kepala. Memorinya seolah teringat dan semangat bercerita saat ia masih duduk di bangku sekolah.

Ia, bahkan masih bisa menyanyikan lagu “Nippon” dengan jelas. Nada dan liriknya juga masih dilantunkannya dengan semangat. Terlebih ia mengaku saat sekolah kerap mendapat pelajaran Bahasa Jepang, bukan Bahasa Melayu.

Dari Madura ke Madinah

Pergi ke Mekkah dan Madinah adalah impiannya sejak lama. Harun bercerita sangat ingin menunaikan ibadah rukun Islam yang kelima dengan keluarga, namun takdir berbicara lain. 

Dari enam kali pernikahannya, semua istrinya sudah meninggal dunia terlebih dahulu. Baru pada beberapa tahun terakhir ini, Allah SWT mengizinkannya untuk berkunjung ke Baitullah, tapi seorang diri, hanya didampingi sang keponakan.

 “Saya menikahnya setelah istri meninggal dunia, enam kali. Anak-anak sudah keluarga semua, cucu, cicit juga. Ada yang sudah meninggal, ada yang masih ada,” tuturnya.

Harun adalah anak keempat dari tujuh bersaudara. Kakak dan adiknya, semua juga sudah wafat.

Di hadapan Ka’bah, ia ingin berdoa memohon kepada Allah SWT untuk selalu diberi keberkahan. Lalu, tak lupa akan mendoakan seluruh keluarga, kerabat, masyarakat Pamakesan, Jawa Timur, dan Bangsa Indonesia pada umumnya.

Ia juga mendoakan agar seluruh masyarakat Tanah Air selalu sehat, diberi umur panjang dan dilancarkan rezekinya.

Keberadaan Harun dalam rombongan jamaah haji tahun ini didengar oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Tanpa pikir panjang, orang nomor satu di Pemprov Jatim itu bergegas ke Asrama Haji Sukolilo.

Ketika Harun bertemu Khofifah

Meski hanya bertemu kurang dari sejam, Khofifah kaget bercampur kagum karena Harun masih bisa membaca Alquran.

Saat itu, Harun didampingi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Husnul Maram beserta sejumlah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya lainnya.

Bertempat di Posko Bidang Lansia, Gedung Ar Roudho, Harun disambut Khofifah dan mengajaknya berbincang. Husnul Maram mendadak menjadi penerjemah bahasa saat keduanya berbincang.

“Ternyata, Mbah Harun ini rutin membaca Alquran dan tanpa kaca mata. Karena memang waktu beliau banyak, sehingga setiap saat bisa membaca Alquran. Kemudian beliau juga istikamah melakukan shalat malam,” ucap Khofifah.

Ketua Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama itu menyampaikan bahwa shalat malam dapat mengingatkan bahwa masing-masing manusia sebetulnya punya hajat, sehingga kemudian dimunajatkan di saat ibadah malam, maka insya Allah hajat itu diijabah oleh Allah SWT.

Saat itu terungkap bahwa Harun tidak berkenan disiapkan kursi roda. Karena itu, bagi Khofifah, tekad dan semangatnya itu luar biasa. Khofifah berdoa semoga Harun beserta seluruh jamaah calon haji Indonesia, terutama asal Jatim, diberikan kesehatan, kelancaran dan menjadi haji yang mabrur.

Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut secara khusus meminta Harun untuk mendoakan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jatim, di Tanah Suci nanti agar bahagia selalu, aman, nyaman, dan berkah.

Perhatian ke jamaah lansia

Pemerintah Provinsi Jatim melakukan berbagai upaya komprehensif untuk memberikan pelayanan maksimal bagi para jamaah calon haji, terutama yang berusia lanjut (lansia).

Bahkan, saat memimpin Apel Kesiapan Petugas Haji Indonesia Embarkasi Surabaya-Jawa Timur Tahun 2023 di Halaman Gedung Negara Grahadi Surabaya beberapa waktu lalu, Khofifah secara khusus menekankan pentingnya perhatian yang ekstra bagi jamaah lansia.

Pemprov Jatim berkomitmen untuk selalu berkoordinasi dengan Kanwil Kemenag maupun dengan para petugas haji, termasuk dengan Kadinkes Jatim serta Dirut RSU Haji yang lokasinya berada persis di sebelah Asrama Haji Sukolilo. 

Petugas haji jangan sampai lengah dalam mengawal kesehatan para jamaah calon haji, terutama berusia lanjut, sehingga mobilitasnya juga bisa cepat dilakukan bila dibutuhkan.

IHRAM

PPIH Bentuk Tim Khusus Wujudkan Haji Ramah Lansia

Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Hilman Latief mengatakan, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah membentuk tim khusus demi mewujudkan Haji Ramah Lansia 2023.

“Kami telah menyiapkan tim khusus dari PPIH untuk melayani lansia serta kita latih mulai dari teknis cara menggunakan, mendorong, serta menaikkan kursi roda ke atas kendaraan,” ujarnya saat ditemui di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (23/5/2023).

Hilman mengatakan, pihaknya meminimalkan upacara seremonial sehingga calon jamaah haji (calhaj), khususnya lansia, tidak kelelahan dalam mengikuti rangkaian kegiatannya. Selain itu, ia telah bekerja sama dengan berbagai pihak dalam merumuskan serta memahami karakter jamaah lansia agar pelayanan kepada mereka dapat dilaksanakan secara maksimal.

“Kami memberikan semangat kepada calhaj lansia agar konsisten, sabar, dan bisa mengatur diri karena situasi di Tanah Suci cukup berat saat ini,” katanya.

Pada kloter pertama yang diberangkatkan dari Embarkasi Jakarta malam ini terdapat dua orang calhaj dengan usia 82 tahun dan 14 pengguna kursi roda.

Kemenag pada pelaksanaan ibadah haji tahun ini mengangkat tema Haji Ramah Lansia. Alasannya, pada musim haji tahun 2023 ada sebanyak 67 ribu anggota jamaah atau sekitar 30 persen dari kuota jamaah haji Indonesia berusia lanjut.

Terkait dengan layanan di Arab Saudi, Pemerintah Indonesia juga sudah melakukan koordinasi dengan pihak terkait di negara tersebut guna memastikan layanan yang baik terkait akomodasi, transportasi, katering, dan layanan masyair (Arafah-Muzdalifah-Mina).

Dengan pembekalan, bimbingan, dan pendampingan petugas, serta penyiapan berbagai kebutuhan selama rangkaian ibadah, diharapkan jamaah haji lansia dari Indonesia bisa menjadi jamaah yang lebih mandiri, mampu melaksanakan ibadah haji tanpa banyak tergantung pihak lain.

sumber : Antara