Jumlah Jamaah Haji Lansia Tahun Ini Terbanyak dalam Dekade Terakhir

Pada ibadah haji tahun ini, lonjakan lansia hampir mencapai 100 persen.

Jumlah jamaah haji lansia alami peningkatan setiap tahunnya. Pada ibadah haji tahun ini, lonjakan lansia hampir mencapai 100 persen.

Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat, lebih 61.000 lansia dari 209.782 jamaah haji yang tahun ini tiba di Arab Saudi. Ini merupakan angka lansia terbesar dalam 10 tahun terakhir penyelenggaraan ibadah haji.

Pada 2014, jumlah jamaah haji lansia pada angka 22.022. Jumlah ini terus meningkat menjadi 23.928 (2015), 25.471 (2016), dan 33.732 (2017). Sempat turun menjadi 32.499 pada 2018, lalu naik lagi pada angka 39.659 di 2019. Kalau melihat data ini, lonjakan lansia hampir mencapai 100 persen pada 2023.

“Sesuai dengan amanat UU Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (PIHU), jamaah haji Indonesia perlu mendapatkan pelayanan kesehatan,” kata anggota Amirul Hajj perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Sundoyo, di Madinah, Selasa (4/7/2023).

Dalam rangka mendukung pelayanan kesehatan bagi jamaah, Kementerian Kesehatan pada penyelenggaraan haji 2023, telah merekrut 2.113 tenaga kesehatan. Mereka terdiri atas tenaga dokter, termasuk dokter spesialis, dan perawat.

Selain dokter dan perawat, ada juga Tenaga Promosi Kesehatan. Tugasnya, memberikan pelayanan di luar gedung dengan cara memberikan edukasi dan imbauan agar jamaah menjaga kesehatan dengan cara banyak minum dan makan makanan yang sehat.

“Kami juga siapkan pelayanan kesehatan di kloter, sektor, dan Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), baik Makkah maupun Madinah. Disiapkan juga, pelayanan kesehatan pada Pos Kesehatan Arafah dan Pos Kesehatan Mina,” ujarnya.

Jika ada jamaah yang tidak dapat diberikan pelayanan kesehatan di KKHI karena peralatan kesehatan yang terbatas, Sundoyo memastikan mereka dirujuk ke RS Arab Saudi. Selama menjalani perawatan di RS Arab Saudi, jamaah akan didampingi oleh tenaga kesehatan Indonesia.

“Hal ini untuk memudahkan komunikasi antara pasien dengan tenaga kesehatan RS Arab Saudi,” ujarnya.

Layanan kesehatan yang disiapkan Kemenkes juga didukung dengan obat-obatan dan alat kesehatan, termasuk alat kesehatan habis pakai. Kementerian Kesehatan terus berkoordinasi dengan Kementerian Agama untuk memastikan jamaah haji mendapatkan hak akses terhadap pelayanan kesehatan dengan mutu yang baik.

“Penanganan kesehatan menjadi bagian dari usaha menjaga kesehatan jamaah,” ujarnya.

IHRAM

Kiat Jaga Kebugaran Tubuh untuk Lansia

Calon jamaah haji lansia diimbau menjaga kebugaran tubuh menjelang keberangkatan haji.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengimbau calon jamaah haji lansia untuk menjaga kebugaran tubuh menjelang keberangkatan haji pada 24 Mei 2023.

Kepala Dinkes Kepri Mohammad Bisri mengatakan, dalam pelaksanaan manasik haji yang dilakukan di tingkat kota dan kecamatan telah disampaikan kiat-kiat atau tips menjaga daya tahan tubuh saat menjalan ibadah di Tanah Suci.

“Jamaah harus ikuti instruksi yang telah disampaikan dalam manasik haji. Apa saja yang harus dilakukan dan menjaga kesehatannya. Perlu menjaga kesehatan agar selalu bugar saat pelaksanaan haji,” kata Bisri saat dihubungi di Batam, Kamis.

Ia menyampaikan untuk tetap menjaga kebugaran tubuh pada saat menjalankan ibadah haji, lansia juga harus dalam pengawasan tim medis selama di Tanah Suci.

“Kalau yang harus minum obat, ya harus teratur minumnya, ikuti arahan dokter. Jadi ambil jalan tengahnya, yang penting jamaah lansia itu dalam pengawasan dan terkontrol kondisi kesehatannya. Lansia itu risiko dari sisi sakit,” kata dia.

Lebih lanjut, Bisri memastikan sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci, jamaah calon haji akan dilakukan pengecekan kesehatan secara berkala. “Semua jamaah diperiksa kesehatannya sebelum berangkat, makanya di dalam kloter ada nakes yang mengawal mereka,” ujar dia.

Kata Bisri, jika dari hasil pemeriksaan yang menyatakan kemampuan fisik calon haji lansia tidak diperbolehkan berangkat karena alasan medis, calon haji yang bersangkutan tidak akan diberangkatkan.

“Begitu juga sebaliknya, walaupun tua tidak bisa jalan tapi fisiknya kuat dan sehat tetap boleh berangkat. Walaupun dia di kursi roda, yang penting jantungnya terkontrol, misalnya kena sakit kencing manis, tapi terkontrol juga tidak apa, yang dipastikan itu,” ujar dia.

sumber : Antara

Ini Dia Jamaah Haji Usia 103 Tahun dari Tasikmalaya dan Cerita Mau Naik Haji

Jamaah haji dari Tasikmalaya sudah bersiap untuk diberangkatkan ke Tanah Suci.

Usia tak menjadi halangan bagi Mutiroh untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Di usia yang sudah menginjak 103 tahun, warga asal Kampung Kabandungan, Desa Pakalongan, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, itu tetap semangat untuk melaksanakan rukun Islam kelima.

Republika mencoba mengunjungi rumah Mak Mut –sapaan akrab Mutiroh, yang terletak di Kampung Kabandungan, Kamis (18/5/2023). Rumahnya nampak sederhana, selayaknya kondisi rumah di perdesaan pada umumnya. Berdinding kayu dan tidak ada gerbang yang menghalanginya. 

Di rumah itu, Mak Mut tinggal seorang diri. Suaminya telah meninggal pada 2017. Namun, anak-anak Mak Mut juga tinggal di kampung itu, sehingga ketika malam perempuan kelahiran Februari 1920 itu tidur di rumah anaknya.

Keseharian Mak Mut kini lebih banyak dihabiskan di rumah. Meski begitu, ia masih sering ikut pengajian yang ada di sekitar kampungnya.

Mak Mut mengisahkan, keinginannya untuk naik haji sudah lama muncul. Namun, baru sejak sekitar 13 tahun lalu, ia bersama almarhum suaminya memantapkan niat pergi ke Tanah Suci. Salah satu usaha yang dilakukan pasangan suami istri itu adalah menjual sawah dan kolam ikan untuk biaya berangkat ibadah haji bersama. Uang hasil jual tanah itulah yang digunakan untuk mendaftar haji pada 2017.

“Saya daftar bersama suami,” kata Mak Mut.

Suami wafat 

Nahas, tak sampai setahun usai pendaftaran, suami Mak Mut meninggal dunia. Uang pendaftaran milik suaminya pun dikembalikan, karena keluarganya memilih jatah itu tak diwariskan kepada anaknya yang lain. Kendati demikian, Mak Mut tetap mantap dengan niatnya untuk pergi haji, meski harus berangkat tanpa didampingi keluarganya.

“Tidak takut. Tetap semangat, karena ke Makkah adalah cita-cita saya,” ujar dia.

Mak Mut termasuk beruntung…

Karena masa tunggunya untuk bisa berangkat ke Tanah Suci cenderung sebentar, tak sampai belasan tahun.

Perempuan itu semula dijadwalkan berangkat pergi haji pada 2021. Pandemi Covid-19 membuat jadwal itu berantakan, lantaran ketika itu lansia tak diperkenankan pergi ke Arab Saudi untuk beribadah haji.

Namun, kini Mak Mut telah mendapatkan kepastian. Ia dijadwalkan berangkat dari Tasikmalaya ke Tanah Suci pada 4 Juni 2023. 

“Saya bahagia bisa berangkat. Alhamdulillah masih sehat,” kata dia.

Mak Mut meyakini dirinya siap untuk menunaikan ibadah haji. Ia mengaku sudah menjalani berbagai pemeriksaan kesehatan. Fisiknya masih dianggap kuat untuk ibadah di Tanah Suci.  

Perempuan yang kini memiliki tujuh anak, 20 cucu, dan 14 cicit, itu pun tak banyak memiliki kekhawatiran. Meski berangkat seorang diri dari rumah, ia meyakini petugas haji dari Kabupaten Tasikmalaya akan menuntunnya saat menjalani ibadah di Arab Saudi. 

“Nanti ada yang menuntun lansia dari kantor (Kemenag),” ujar Mak Mut. 

Anak Mak Mut, Suartika (44 tahun), mengatakan orang tuanya itu sudah sangat ingin menunaikan ibadah haji sejak lama. Keinginan itu mungkin sudah dimiliki orang tuanya sejak muda. Namun, nasib membawa orang tuanya baru dapat pergi ke Tanah Suci di usia senja.

Menurut dia, Mak Mut bersama almarhum ayahnya mendaftar untuk pergi haji pada 2017. Ketika itu, usia Mak Mut sudah 97 tahun. Uang untuk mendaftar haji itu diperoleh dari hasil jual sawah dan kolam ikan. 

Namun, pada akhir 2017 ayahnya meninggal dunia. Keinginan Mak Mut untuk pergi haji bersama suaminya pun pupus. Meski begitu, Mak Mut tetap bertekad untuk pergi menunaikan ibadah haji. 

“Sebenarnya (Mak Mut) harusnya pergi pada 2021. Namun terhalang pandemi Covid-19,” kata anak keenam dari tujuh bersaudara itu.

Meski harus tertunda dua tahun, Suartika menilai semangat ibunya untuk pergi haji tak pernah padam. Bahkan, seluruh kegiatan bimbingan manasik diikuti ibunya tanpa pernah absen, kecuali kegiatan manasik terakhir karena kondisi Mak Mut kurang fit. 

Menurut dia, ibunya itu masih sehat dari segi fisik. Mak Mut masih bisa berjalan dengan normal. Hanya penghilatan dan pendengaran Mak Mut yang mulai terganggu karena usia tak lagi muda. Namun, pihak keluarga tetap terus mendukung Mak Mut untuk menggapai cita-citanya itu. 

Kini, Mak Mut telah mendapatkan jadwal untuk berangkat ke Tanah Suci. Seluruh persiapan pun telah dilengkapi untuk bisa menunaikan ibadah haji.  

“Kami sangat mendukung. Semoga di sana tetap sehat dan selamat sampai kembali lagi,” kata Suartika. 

Sebelumnya, Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kemenag Kabupaten Tasikmalaya, Yayat Kardiyat, mengatakan terdapat 1.514 calhaj yang akan berangkat dari Kabupaten Tasikmalaya pada tahun ini. Sekitar 20 persen di antaranya merupakan lansia. 

“Kalau dari Kabupaten Tasikmalaya, hanya 20 persen calhaj lansia. Usia paling tua dari Kabupaten Tasikmalaya 103 tahun,” kata dia saat dihubungi Republika, Rabu (17/5/2023).

Menurut Yayat, pihaknya telah menyiapkan penanganan untuk para calhaj lansia agar dapat menjalani ibadah haji dengan lancar. Apalagi, tagline penyelenggaraan haji tahun ini bertema haji berkeadilan dan ramah lansia, lantaran hampir 40 persen calhaj dari Jawa Barat (Jabar) adalah lansia.

“Kami juga sudah siapkan pembimbing yang sudah terlatih dalam menangani lansia,” kata dia.

IHRAM

Haji Ramah Lansia, Kemenag Ingatkan Petugas Dua Hal Ini

Tema Haji Ramah Lansia menjadi hal utama yang diusung Kementerian Agama (Kemenag) dalam pelaksanaan haji tahun ini. Tema tersebut diambil mengingat jumlah jamaah lanjut usia (lansia) mencapai 30 persen dari keseluruhan.

Sekretaris Jenderal Kemenag Nizar Ali menegaskan tema Haji Ramah Lansia ini tidak sebatas menjadi slogan. Menurutnya, layanan terhadap lansia dapat diwujudkan dalam layanan nyata di lapangan.

“Meski ada petugas layanan lansia, namun harus ditekankan semua petugas pada dasarnya adalah petugas ramah lansia,” Ujar Nizar dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Senin (17/4/2023).

Terkait dengan tema tersebut, Nizar pun mengatakan para petugas harus memperhatikan dua hal utama. Pertama, tersedianya sarana prasarana serta fasilitas penyelenggaraan ibadah haji, yang mendukung kebutuhan serta memenuhi hak lanjut usia.

Selanjutnya, perlindungan dan pendampingan jamaah haji lansia yang mengalami keterbatasan fisik, mental, sosial, maupun ekonomi.

Setelah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Terintegrasi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, ia berharap para petugas dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya sebelum keberangkatan ke Arab Saudi. Para petugas diminta mendalami lebih jauh dan mencari informasi-informasi penting, yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas di lapangan nanti.

Tidak hanya itu, melalui bimtek itu juga ia berharap komitmen layanan petugas yang dibangun secara bersama-sama dan sudah menjadi komitmen layanan PPIH Arab Saudi tahun 1444H/2023M, dapat dilaksanakan dengan baik selama bertugas di Arab Saudi.

Senada dengan Nizar, Direktur Bina Haji Arsad Hidayat menyampaikan petugas mempunyai tugas yang berat untuk mempertahankan prestasi atas indeks pelayanan tahun lalu dengan nilai yang cukup tinggi. “Alhamdulillah selama mengikuti bimtek, para petugas telah menunjukkan progres pemahaman terhadap semua layanan dan artinya susah siap melayani jemaah,” kata Arsad. 

IHRAM

Kemenag Catat 60 Ribu Calon Jamaah Haji Kategori Lansia

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kementerian Agama RI Hilman Latief mengatakan pada tahun 2023 kuota jamaah haji kembali mendapatkan 221 ribu orang, dengan lanjut usia (lansia) mencapai 60 ribu lebih, sehingga para calon haji (calhaj) lansia akan lebih diprioritaskan.

“Ada sekitar 60 ribu lebih calon jamaah haji kategori lansia. Lansia ini berusia di atas 65 tahun,” kata Dirjen PHU Hilman Latief saat menghadiri acara peresmian Pengkajian Bulanan dan peresmian Masjid An Nur Sangkana Muhammadiyah Kota Cirebon di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (14/1/2023).

Menurutnya kuota jamaah haji Indonesia pada tahun 2023 mencapai 221 ribu orang. Dari jumlah tersebut 60 ribu di antaranya merupakan warga lansia sehingga perlu penanganan lebih khusus.

Ia mengatakan dengan banyaknya lansia yang akan beribadah, maka Kemenag berusaha seoptimal mungkin untuk memberikan pelayanan terbaik bagi mereka sehingga derajat haji mabrur bisa diperoleh pula bagi mereka yang lansia.

“Mulai bantuan fisik, fasilitasnya, pendampingannya kami persiapkan untuk para lansia, dan semoga mendapatkan haji yang mabrur,” katanya.

Selain itu, kata dia, Kemenag juga terus berupaya memperjuangkan calon jamaah haji asal Jawa Barat. Salah satunya berupa pemberangkatan melalui Bandara Kertajati, yang terletak di Kabupaten Majalengka.

Karena, menurutnya, bandara yang sudah dibangun dengan anggaran yang tidak sedikit menjadi salah satu kebanggaan warga Jawa Barat, sehingga perlu direalisasikan penggunaannya.

“Ada keinginan warga Jawa Barat agar bandara yang sudah dibangun dengan dana triliunan itu bisa memberangkatkan jamaah haji. Salah satunya ketersediaan asrama,” demikian demikian Hilman Latief.

IHRAM