Para ustadz berperan penting untuk tidak menciptakan kerumunan.
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis mengimbau ustadz dan ustadzah mematuhi protokol kesehatan. Sebab, virus Covid-19 dapat menyerang siapa pun tanpa mengenal status.
“Karena kondisi pandemi masih rawan, acara-acara keagamaan, acara sosial, dan bisnis kalau bisa menghindari berkerumun. Hindari kontak fisik. Jangan lupa memakai masker dan cuci tangan,” kata Cholil saat dikonfirmasi, Kamis (19/11).
Walaupun pemerintah menerapkan jaga jarak, bukan berarti aktivitas menjadi terhambat. Masyarakat tetap beraktivitas diiringi dengan penerapan protokol kesehatan.
“Kita tetap beraktivitas dengan menjaga protokol kesehatan. Saya atas nama Sekretaris Satgas Covid-19 MUI mengimbau kepada para asatidz mawas diri,” ujar dia.
Dia mencontohkan ada beberapa temannya yang enggan datang dalam acara keagamaan jika melanggar prosedur kesehatan, termasuk menghindari kontak fisik. Baru-baru ini, Ustadzah Mama Dedeh dikabarkan positif Covid-19. Kabar itu juga sempat menjadi trending di Twitter. Menanggapinya, Cholil memberikan doa dan harapan kepada Mama Dedeh.
“Kepada Mamah Dedeh, saya nggak tahu bagaimana bisa terpapar. Tapi saya berharap sabar dan tawakal kepada Allah, berdoa mudah-mudahan Mama Dedeh diberi kesembuhan dan kesehatan karena ilmu dan perjuangan kepada umat dibutuhkan. Semoga kita semua diselamatkan oleh Allah,” kata dia.
Cholil juga menekankan para ustadz dan ustadzah harus bertindak tegas. Pengajian dan sejumlah acara keagamaan memang tidak dilarang, namun sebaiknya mematuhi protokol kesehatan.
“Peraturan pemerintah wajib ditaati. Para ustadz berperan penting untuk tidak menciptakan kerumunan. Menerima undangan pun harus tau acaranya seperti apa, nggak setiap undangan diterima,” kata dia.