Yahudi Khianati Nabi

Di Madinah, setelah hijrah dari Makkah, Rasulullah SAW mengadakan perjanjian nonagresi dan konsistensi damai dengan kaum Yahudi. Akan tetapi, bukannya menghormati perdamaian, sebaliknya Yahudi justru menghasut dan memecah belah kaum Muslim.

Pernah suatu ketika, Sayidina Abu Bakar RA mengajak salah satu suku Yahudi untuk masuk Islam. Namun, yang diajaknya menjawab ketus, ”Demi Allah, hai Abu Bakar, sebenarnya bukan kami yang butuh pada Allah. Tetapi, justru Allah yang membutuhkan kami. Bukan kami yang merayu-rayu Allah, tapi justru Allah yang merayu-rayu kami. Kami tidak butuh kepada-Nya, tetapi Dia yang butuh kepada kami. Kalau benar Tuhan kalian kaya, pasti Dia tak akan meminta kami meminjamkan uang kami kepada-Nya, seperti yang dikatakan Muhammad sahabatmu.”

Dengan ucapan itu, si Yahudi menyindir-nyindir firman Allah, ”Siapakah yang mau meminjami Allah dengan cara baik, maka Allah akan menggandakannya berlipat-lipat.” (QS Albaqarah [2]: 245).Mendengar ucapan tersebut, Abu Bakar yang terkenal lembut menjadi sangat marah. Sambil menampar si Yahudi, Abu Bakar berkata, ”Demi Allah, kalau tidak karena adanya perjanjian di antara kita, niscaya sudah aku penggal batang lehermu.”

Kemudian, Abu Bakar mengadukan ucapan si Yahudi kepada Nabi. Lalu, turunlah ayat, ”Allah telah mendengar perkataan mereka yang berucap, ‘Sesungguhnya Allah fakir, sedangkan kami kaya.’ Akan Kami catat semua perkataan mereka dan tindakan mereka yang membunuh para Nabi tanpa hak serta Kami akan katakan kepada mereka, ‘Rasakan siksaan azab pembakaran!” (QS Ali Imran [3]: 181).

Sejarah Islam mencatat, telah berulang kali orang Yahudi menghasut suku-suku mereka yang telah masuk Islam untuk membangkitkan kembali dendam kesumat jahiliyah dahulu. Ada yang berpura-pura masuk Islam, setelah itu mengada-adakan hal yang tidak ada dalam Islam.

Segolongan lain mencoba memojokkan Islam dengan memperdebatkan, menyebarluaskan prasangka, dan menyerang Islam dengan pertanyaan-pertanyaan, ”Apa itu Allah? Apa itu roh? Jika Allah menciptakan mahluknya, siapakah yang menciptakan Allah?”

Dalam peperangan Badar, untuk membuat kaum Muslim menjadi panik, kaum Yahudi mendesas-desuskan Nabi Muhammad SAW telah mati terbunuh. Setelah diketahui Nabi selamat, pihak Yahudi mengirimkan utusan ke Makkah untuk menghasut kafir Quraisy agar memerangi Muhammad kembali

Kini, di saat Israel melakukan tindakan biadab dan pembantaian terhadap saudara-saudara kita di Palestina, kita diwajibkan untuk meringankan penderitaan mereka. Tiap Muslim itu bersaudara. Mereka adalah satu dalam tangan, hati, dan tujuan.

 

Oleh: Alwi Shahab

Disarikan dari Pusat Data Republika

Jangan Menyerupai Sikap Ingkar Yahudi

‘IKRIMAH berkata, pada suatu hari aku mendatangi Ibnu Abbas yang sedang menangis, sedangkan mushaf berada dalam genggaman tangannya. Untuk menghormatinya aku merendahkan badanku dan terus seperti itu hingga aku mendekatinya, lalu duduk sambil berkata, “Apa yang membuatmu menangis wahai Abu Abbas, semoga Allah menjadikanku sebagai tebusanmu.“

Dia menjawab, “Lihatlah lembaran-lembaran ini, seluruhnya ada dalam surat Al-A’raf.“ Lalu dia melanjutkan, “Tahukah kamu?” Saya menjawab, “Ya, saya tahu.“

Dia berkata, “Di sana terdapat kawasan orang Yahudi yang ikan datang kepada mereka pada hari Sabtu dalam keadaan terapung, kemudian setan menggoda mereka dan berkata, “Sesungguhnya kalian dilarang untuk memakannya pada hari Sabtu, maka ambillah pada hari itu dan makanlah di luar hari tersebut.“

Sebagian kelompok di antara mereka menyetujuinya dan sebagian yang lain berkata (yang menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran), “Tetapi kalian dilarang untuk memakan, mengambil, dan berburu pada hari Sabtu.“

Mereka tetap seperti itu hingga datang Jumat berikutnya, lalu sebagian kelompok pergi dengan anak dan isteri mereka. Ada pun kelompok yang beraliran kanan (para dai) memisahkan diri, dan kelompok kiri pun memisahkan diri pula dan diam.

Kelompok kanan berkata, “Sungguh celaka kalian. Allah melarang kalian menantang siksa-Nya.“ Sedangkan kelompok kiri berkata, “Mengapa kalian menasehati sebuah kaum yang Allah akan membinasakan mereka dan mengazabnya dengan azab yang pedih?”

Kelompok kanan berkata, “Mohon ampunlah kepada Tuhan kalian agar kalian bertakwa.“ Namun mereka tetap dengan kesalahan yang mereka lakukan. Ketika pagi hari pintu rumah mereka diketuk, lantas orang-orang naik ke atas benteng kota, mereka pun berseru, “Wahai hamba Allah, ada seekor kera, sungguh ia meraung dan memiliki ekor.”

Lalu Ibnu Abbas membaca ayat, “Ketika mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan kami timpakan kepada orang-orang yang zalim azab yang pedih disebabkan mereka selalu berbuat fasik.“ (Al-Araf: 165)

Dia berkata, “Orang yang melarang dari perbuatan jahat telah selamat, namun sekarang kita banyak melihat perkara-perkara yang kian diingkari, namun kita tidak mengatakan sepatah kata pun.”*/Sudirman STAIL (Sumber buku: Investasi Akhirat, penulis: Dr. Khalid Abu Syadi)

 

HIDAYATULLAH

Yahudi Ini Penyebar Fitnah di Masa Utsman

Pada masa kekhalifahan Utsman banyak sekali fitnah. Salah satu tokoh penyebar fitnah saat itu adalah Abdullah ibn Saba adalah seorang Yahudi yang berasal dari Sana’a sebuah kota di Yaman. Dia memeluk Islam pada zaman kekhalifahan Utsman dan berpindah dari satu kota ke kota lainnya dengan niat menyesatkan kaum Muslim.

Dikutip dari buku ‘Para Penggenggam Surga’ karya Syaikh Muhammad Ahmad ‘Isa, Dia memulai perjalanannya ke Hijaz, Bashrah, Kufah, dan Suriah. Namun, dia tidak dapat mempengaruhi seorang pun di Syam. Mereka malah mengusirnya dan membuatnya menetap di Mesir selama beberapa waktu.

Dia mulai menyemburkan racunnya dengan berkata, “Setiap nabi memiliki pewaris dan Ali r.a. adalah pewaris Rasulullah SAW. Dengan demikian Utsman menyerobot urusan umat ini. Dia juga hanya mengambil informasi dari para sahabatnya.”

Pada perjalanannya di Mesir, Ibnu Saba memilih beberapa orang pembantu guna menyebarkan fitnah di berbagai penjuru negeri itu. Dia mengatakan, kepada mereka metode yang digunakannya. “Kalian menyeru pada kebenaran dan menentang kemungkaran, maka orang-orang akan cenderung kepada kalian,” katanya.

Kemudian mereka mulai mencerca para pembesar dan mengatakan kepada rakyat bahwa Utsman menjabat kekhalifahan dengan cara yang tidak dibenarkan. Adapun Ali adalah pewaris Rasulullah SAW oleh karena itu, bangkitlah dan kembalikan hak kekhalifahan tersebut kepada yang berhak. Seruannya itupun menyebar. Dia bersekongkol dengan para pemberontak dan mengajak mereka secara diam-diam.

Pada dasarnya, mereka menolak kemungkaran dan menyeru pada kebaikan. Mereka mengabarkan kelemahan para pembesar ke seluruh penjuru negeri, lalu memberitahukan hal tersebut kepada saudara mereka. Kemudian tiap pemduduk menggambarkan kepada penduduk kota lain. Hingga akhirnya berita itu sampai ke Madinah dan menyebar luas.

Padahal, yang mereka inginkan bukan sebagaimana yang mereka tampakkan. Sebenarnya mereka menginginkan setiap penduduk berkata, “Kami selamat dari apa yang menimpa mereka.”

Akan tetapi karena berita yang datang berasal dari berbagai penjuru negeri, penduduk Madinah berkata, “ Kami selamat dari apa yang menimpa orang-orang tersebut.”

Penduduk Madinah segera menemui Utsman dan bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, apakah sampai kepadamu berita yang sampai kepada kami?”

“Tidak, yang sampai kepadaku hanya berita baik” jawab Utsman.

Mereka lantas menceritakan berita yang sampai kepada mereka. Mendengar hal tersebut, Utsman berkata, “Kalian semua adalah para teman dan teladan orang mukmin. Berikanlah pendapat kalian kepadaku.” Mereka menjawab, “ Kami menyarankan agar engaku mengirimkan orang terpercaya ke berbagai penjuru untuk mendengarkan informasi yang sebenarnya.“ Utsman melaksanakan tersebut.

 

REPUBLIKA

Siapa Orang yang Disalib Menggantikan Isa?

ADA 3 pendapat manusia mengenai orang yang disalib orang yahudi itu dan berikut statusnya. Pertama, orang yang disalib itu adalah Nabi Isa, dan disalib dalam kondisi kafir, karena tuduhan menyebarkan kesesatan. Ini merupakan anggapan yahudi. Kedua, orang yang disalib itu adalah Nabi Isa, dan disalib dalam rangka menebus dosa semua manusia, ini aqidahnya nasrani.

Ketiga, orang yang disalib bukanlah Nabi Isa, tapi salah satu muridnya yang diserupakan dengan Isa. Sementara Nabi Isa diangkat oleh Allah ke langit. Dan inilah aqidah kaum muslimin yang diajarkan oleh Allah dalam al-Quran. (Tafsir Ibnu Katsir, 2/449). Untuk aqidah yahudi dan nasrani, tidak perlu kita hiraukan, karena mereka sendiri tidak yakin dengan aqidah ini. Allah berfirman menceritakan aqidah mereka,

Ucapan Yahudi: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.” (QS. an-Nisa: 157).

Siapa yang disalib itu? Terdapat riwayat yang shahih sampai Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, beliau menjelaskan tafsir ayat di atas, “Ketika Allah hendak mengangkat Isa ke langit, beliau menemui para muridnya, dan ketika itu di rumah ada 12 lelaki hawariyin kemudian Isa mengatakan, “Siapakah diantara kalian yang wajahnya digantikan seperti wajahku, lalu dia akan dibunuh menggantikan aku, dan dia akan mendapatkan surga yang derajatnya sama denganku. Lalu berdirilah seorang pemuda yang paling muda usianya, “Saya.”

“Duduk.” Kata Isa. Nabi Isa mengulang lagi tawarannya, dan pemuda itu angkat tangan dan menyatakan “Saya.” Nabi Isa tetap menyuruhnya untuk duduk. Hingga berlangsung sampai 3 kali. Di yang ketiga, pemuda ini angkat tangan, “Saya.” Lalu Isa mengatakan, “Baik, kamu orangnya.” Lalu dia diserupakan dengan Isa dan Isa diangkat melalui lubang angin yang ada di atap, menuju langit. Kemudian datanglah orang yahudi yang mencarinya, mereka langsung menangkap manusia yang mirip itu, dan langsung membunuhnya, lalu mensalibnya. (Tafsir Ibnu Katsir, 2/449).

Ibnu Katsir berkomentar, “Sanadnya shahih sampai Ibnu Abbas. Demikian pula yang dijelaskan beberapa ulama salaf, bahwa Isa berkata ke mereka, Siapa yang bersedia wajahnya diserupakan dengan wajahku, lalu dia dibunuh menggantikanku dan balasannya dia akan menemaniku di surga.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/450).

Sementara itu, Ibnu Jarir berpendapat bahwa yang diserupakan dengan Nabi Isa adalah semua orang hawariyin muridnya Isa. Ketika orang Yahudi yang mengepung rumah itu menangkap mereka, Yahudi itu kebingungan dan mengatakan, Kalian telah menyihir kami. Tunjukkan mana Isa, atau kami bunuh kalian semua. Kemudian salah satu diantara mereka ada yang maju, karena teringat janji Isa bahwa dia akan mendapatkan surga bersama Isa. Lalu Yahudi itu membunuh orang tadi dan menyalibnya. Namun kata Ibnu Katsir mengomentari riwayat kedua ini, “Konteksnya sangat aneh.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/451)

Apapun itu, berdasarkan riwayat ini, bahwa orang yang disalib, menggantikan Isa adalah orang soleh dan bukan orang jahat. Bahkan dia termasuk manusia yang dijamin surga. Kemudian Ibnu Katsir membantah akidah Nasrani, “Sebagian nasrani menyangka bahwa Yudas yang berkhianat memberi yahudi posisi Isa dialah yang diserupakan dengan Isa, lalu dia disalib. Dia mengatakan, “Saya bukan orang yang kalian cari, justru saya yang menunjukkan kalian posisi orang yang kalian cari.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/452)

Meskipun kami ingatkan, sejarah semacam ini tidak mendesak untuk diketahui muslim, dalam arti iman mereka tetap baik, meskipun mereka tidak mengetahui siapa hakekatnya orang ini. Karena itu, tidak ada penjelasan dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengenai orang ini. Intinya, kita meyakini bahwa yang disalib bukanlah Nabi Isa alaihi shalatu was salam. Allahu alam. [Ustadz Ammi Nur Baits]

 

MOZAIK

Bani Israel, Ahlul Kitab, Yahudi dan Zionis (selesai )

Sambungan artikel PERTAMA

Malapetaka pengkhianatan pun terjadi [722 SM], mereka merubah Taurat menjadi Talmud, dan Talmud kembali dirobah menjadi Protocolat. Watak mereka yang berani merubah ayat-ayat Allah dalam Taurat [Qs. Al-Maidah/5:41] dan sikap penolakan keras terhadap kebijakan para Nabi [Qs. Al-Maidah/5: 20 – 26], begitu sangat jelas dipaparkan dalam firmanNya.

وَإِذۡ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوۡمِهِۦ يَـٰقَوۡمِ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ جَعَلَ فِيكُمۡ أَنۢبِيَآءَ وَجَعَلَكُم مُّلُوكً۬ا وَءَاتَٮٰكُم مَّا لَمۡ يُؤۡتِ أَحَدً۬ا مِّنَ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (٢٠) يَـٰقَوۡمِ ٱدۡخُلُواْ ٱلۡأَرۡضَ ٱلۡمُقَدَّسَةَ ٱلَّتِى كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمۡ وَلَا تَرۡتَدُّواْ عَلَىٰٓ أَدۡبَارِكُمۡ فَتَنقَلِبُواْ خَـٰسِرِينَ (٢١) قَالُواْ يَـٰمُوسَىٰٓ إِنَّ فِيہَا قَوۡمً۬ا جَبَّارِينَ وَإِنَّا لَن نَّدۡخُلَهَا حَتَّىٰ يَخۡرُجُواْ مِنۡهَا فَإِن يَخۡرُجُواْ مِنۡهَا فَإِنَّا دَٲخِلُونَ (٢٢) قَالَ رَجُلَانِ مِنَ ٱلَّذِينَ يَخَافُونَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡہِمَا ٱدۡخُلُواْ عَلَيۡہِمُ ٱلۡبَابَ فَإِذَا دَخَلۡتُمُوهُ فَإِنَّكُمۡ غَـٰلِبُونَ‌ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓاْ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ (٢٣) قَالُواْ يَـٰمُوسَىٰٓ إِنَّا لَن نَّدۡخُلَهَآ أَبَدً۬ا مَّا دَامُواْ فِيهَا‌ۖ فَٱذۡهَبۡ أَنتَ وَرَبُّكَ فَقَـٰتِلَآ إِنَّا هَـٰهُنَا قَـٰعِدُونَ (٢٤) قَالَ رَبِّ إِنِّى لَآ أَمۡلِكُ إِلَّا نَفۡسِى وَأَخِى‌ۖ فَٱفۡرُقۡ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡفَـٰسِقِينَ (٢٥) قَالَ فَإِنَّهَا مُحَرَّمَةٌ عَلَيۡہِمۡ‌ۛ أَرۡبَعِينَ سَنَةً۬‌ۛ يَتِيهُونَ فِى ٱلۡأَرۡضِ‌ۚ فَلَا تَأۡسَ عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡفَـٰسِقِينَ (٢٦)

“Dan [ingatlah], ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, ingatlah ni’mat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun di antara umat-umat yang lain”.

Hai kaumku, masuklah ke tanah suci [Palestina] yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang [karena takut kepada musuh], maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.

Mereka berkata: “Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar daripadanya. Jika mereka keluar daripadanya, pasti kami akan memasukinya.”

Berkatalah dua orang di antara orang-orang yang takut [kepada Allah] yang Allah telah memberi ni’mat atas keduanya: “Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang [kota] itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”.

Mereka berkata: “Hai Musa, kami sekali-sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.”

Berkata Musa: “Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu” Allah berfirman: “[Jika demikian], maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, [selama itu] mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi [padang Tiih] itu. Maka janganlah kamu bersedih hati [memikirkan nasib] orang-orang yang fasik itu.” (QS: Al-Maidah: 20-26)

Zionis

Sejak diselenggarakannya Kongres Zionisme Internasional Pertama [1895] di Bassel Swiss, Theodore Hertzl [1860 – 1904] menggunakan nama kebesaran “Israil [el]” untuk menyebut negara Yahudi dengan tendensi atas kepentingan politik global yang dibangun di atas kebencian ras dan agama terumuskan dalam “dua puluh empat pasal rahasia” dan dikenal dengan “Protocols of Zion” yang dunia mengenalnya dengan “ayat-ayat setan Zionis Yahudi”.

Bermula dari bocornya ayat-ayat rahasia ini oleh seorang Prancis dan sampai ke tangan Sergyei A. Nilus [pendeta ortodok Rusia], lAl- diterjemahkan dalam bahasa Rusia [1901]. Seiring dengan bocornya rahasia ini, kalangan Yahudi memborongnya di pasaran Eropa Timur, namun sebuah naskah berhasil lolos oleh wartawan Inggris Victor E. Marsden dan menyebar ke Eropa Barat [1917] yang kemudian diterjemahkan menjadi “The Protocols of The Learned of Zion“.

Berikutnya menyebar ke Amerika dan Jerman, serta diterjemahkan kepada lebih dari 21 terjemajan bahasa dunia. [Lihat: “Blueprint Zionis Untuk Menguasai Dunia” [ed. 2014].

Namun tidak ada yang sulit bagi Allah Subhanahu Wata’ala untuk membuka topeng dan membongkar rencana jahat mereka, karena Dialah Khairul Maakirin (Sebaik-baiknya Pembuat strategi).*/Teten Romly Q, Ketua Bidang Kajian Ghazwul Fikri dan Harakah Haddamah Dewan Da’wah Pusat

 

HIDAYATULLAH

 

Bani Israel, Ahlul Kitab, Yahudi dan Zionis

SUNGGUH fenomenal dan sangat menguras perhatian dunia, apabila mencermati sepak terjang bangsa yang satu ini dari zaman ke zaman. Banyak hal dari ‘tingkah polahnya’ yang menyebabkan bumi ini semakin panas, ideologi perang yang selAl- dikobarkannya membuat bumi ini berdarah-darah, tak terkecuali tempat-tempat suci seperti Baitul Maqdis di Palestina.

Al-Qur’an mengisyaratkan, sungguh bangsa yang pernah dihinakan Allah Subhanahu Wata’ala ini; disebabkan karena mereka menolak ayat-ayat Allah, membunuh para NabiNya, mendurhakaiNya dan banyak bersikap melampaui batas. [QS. Al Imran/ 3:112].

Yang dimaksud adalah kaum mereka, walaupun Allah sendiri menyebutkan “laisuu sawaa-an min ahlil kitaab“. Tidaklah sama [di antara mereka] ada ummat yang komitmen dan tetap membaca ayat-ayatNya siang dan malam, mereka bersujud, beriman pada Allah dan hari akhir, menegakkan kebaikan dan mencegah keburukan, serta berlomba dalam kebaikan [Qs. Al- ‘Imran/3: 113 – 114].

Kalaulah ada Ahlul Kitab seperti dalam ayat tersebut, menurut para ahli Tafsier seperti halnya ‘Abdullah bin Salam, Asad bin ‘Ubaid, Tsa’labah bin Tsu’bah dan lain-lainnya yang benar-benar membaca kitab Taurat yang sebenarnya.

Ada banyak nama yang disematkan pada kaum ini, terkadang mereka dipanggil Bani Israil, Ahlul Kitab, Ibrani, Yahudi dan juga Zionis yang lebih populer sejak masa-masa pendudukkan.

Bani Israil

Disebut Bani Israil, disandarkan pada Nabiyullah Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim yang mendapatkan gelar Israil [bahasa Ibrani; israa: kekasih, hamba dan iil: Tuhan]. Maka dikatakan Bani Israil, adalah anak keturunan nabi Ya’qub. Gelar serupa sama dengan “Khalilullaah” atau “Khalilurrahmaan” sebagai gelar Nabiyullah Ibrahim [bahasa Arab; khaliel: kekasih, Rahmaan: Allah].

Adapun turunan Nabi Ya’qub memiliki empat orang istri dan dua belas anak;

1) Isteri pertama [Li’ah] melahirkan enam orang anak: Rawabin, Sami’un, Lawiyah, Yahudza, Badzakir dan Dzambalan.

2) Isteri kedua [Rahil] melahirkan dua anak: Yusuf dan Benyamin.

3) Isteri ketiga [Zalifah] melahirkan dua anak: Za’ad dan Asyir, dan

4) Isteri keempat [Barihah] melahirkan anak: Dana dan Naftalia. [Lihat: “Yahudi Ahl al-Kitab”, Ulil Amri, 2004]

Ahlul Kitab

Dalam Al-Qur’an ditemukan tidak kurang 31 kata Ahlul Kitab, yang secara mayoritas para ulama tafsir klasik yang lebih berpegang pada teks-teks wahyu dan hadits nabi lebih memaknai dengan Yahudi dan Nashrani sebagaimana dikuatkan At-Thabary, Al-Qurthuby, Ibnu Katsir dan lain-lain.

Bahkan Imam Syafi’i lebih menekankan Yahudi dan Nashrani dari kalangan Bani Israil. Sedangkan yang beranggapan Ahlul Kitab itu termasuk selain Yahudi dan Nashrani [Majusi/ Zoroaster, Shabi’un, Hindu, Budha, Kongfucu dan Shinto] hanyalah sebagian kecil dari “pemikir belakangan” seperti dipopulerkan Nurcholis Madjid (dalam Islam Doktrin dan Peradaban) dan Huston Smith ketika menjelaskan agama-agama besar dunia. [Lihat: The Religions of Man, ed. terj. 1991]

Ibrani

Sebutan ini lebih disandarkan kepada datuknya yang kelima bangsa Yahudi bernama ‘A’bir, dan ini dipakai oleh bangsa Palestina kuno. Ada pula yang menyandarkannya pada kota ‘Ibri yang dihubungkan dengan peristiwa nabi Ya’qub keluar dari Iraq dan menyebrang melintasi Eufrat [kata aa baa raa, artinya melintas, menyebrang].

Berikutnya, ada yang menyandarkan kepada nabi Ibrahim al-‘Ibrani, di mana keturunannya melakukan perjalanan menuju Khuran Suriah yang dilanjutkan lawatannya ke negeri Kananiyah [2000 SM] dan menetap di sana hingga melahirkan Ya’qub dan keturunannya. Dan kini, kata ‘Ibrani lebih disematkan pada masalah ras dan bahasa.

Yahudi

Ada beberapa pandangan, mengapa mereka disebut Yahudi; Sebagian mufassir mengaitkannya dengan peristiwa penyembahan anak sapi [Qs. Al-A’raf/7:156], pandangan lainnya menyandarkan pada ‘sikap gemetar’ mereka ketika membaca Taurat, dan yang paling populer pandangan yang menyebutkan bahwa kata Yahudi disandarkan pada Yahudza [anak keempat nabi Ya’qub yang paling berpengaruh] sekalipun masih silang pendapat karena perbedaan lafazh keduanya [yaitu Yahudi dan Yahudza].

Setelah wafatnya Sulaiman bin Dawud, keturunan Ya’qub ini terpecah menjadi dua golongan besar; Pertama, kelompok Yahudza [kerajaan selatan] yang mendapat dukungan Yahudza dan Bunyamin. Kedua, kelompok Israil [kerajaan utara] yang mendapatkan dukungan dari sepuluh keturunan lainnya dan disebut pula Samaria sampai jatuhnya mereka ke tangan bangsa As-Syiria, walaupun akhirnya mereka bersatu kembali.*>>> (Bersambung)

 

HIDAYATULLAH

Orang-orang yang Celaka dalam Alquran

ADA beberapa kelompok yang disebut celaka dalam Alquran. Beberapa kali Allah menggunakan kata “Celaka !” bagi tipe-tipe manusia tersebut.

Siapa saja mereka?

1.Yahudi

“Maka celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka (sendiri), kemudian berkata, “Ini dari Allah,” (dengan maksud) untuk menjualnya dengan harga murah. Maka celakalah mereka, karena tulisan tangan mereka, dan celakalah mereka karena apa yang mereka perbuat.”(Al-Baqarah 79)

2.Musyrik

“Dan celakalah bagi orang-orang yang mempersekutukan-(Nya), (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka ingkar terhadap kehidupan akhirat.”(Fussilat 6-7)

3.Kafir

“Maka berselisihlah golongan-golongan (yang ada) di antara mereka. Maka celakalah orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari yang agung!”(Maryam 37)

4.Pembohong

“Celakalah bagi setiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa.”(Al-Jatsiyah 7)

5.Pendusta Agama

“Maka celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.”(At-Thur 11)

“Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran).”(Al-Mursalat 15, 19,24,28,34,37,40,45,47,49)

*Kata “Celaka bagi mereka yang mendustakan (kebenaran)” disebut 10x dalam surat Al-Mursalat

6.Berhati Keras

“Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.”(Az-Zumar 22)

7.Pengumpat

“Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela.”(Al-Humazah 1)

8.Lalai Terhadap Waktu Salat

“Maka celakalah orang yang salat. (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap (waktu) salatnya”(Al-Maun 4)

9.Mengurangi Timbangan

“Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!”(Al-Muthoffifin 1). [khazanahalquran]

 

MOZAIK

Waspadai Yahudi & Invasinya Lewat Perang Pemikiran

INVASI yahudi ke dunia Islam sebenarnya tidak terbatas pada bentuk serangan militer saja. Namun yang lebih parah adalah serangan dalam bentuk pemikiran. Para ulama sering menyebut dengan istilah Perang Pemikiran (Al-Ghazw Al-Fikri).

Negara yang diserang oleh Yahudi secara militer sangat terbatas jumlahnya. Mungkin hanya Palestina saja. Selebihnya, yahudi menggunakan kekuatan angkatan bersenjata lain, misalnya Inggris, Amerika atau bahkan atas nama pasukan perdamaian PBB.

Toh, semua negara adidaya dan lembaga internesional itu juga di bawah pengaruh dan kemauan yahudi. Negara-negara seperti Irak, Iran, Afghanistan, Libanon, Sudan, dan beberapa negeri lain adalah contoh invasi yahudi yang meminjam tangan sekutunya.

Dan sebenarnya, kekacauan dan terorisme dunia yang selama ini dituduhkan kepada umat Islam, tidak lain adalah skenario yahudi. Fakta di lapangan semakin hari semakin tidak bisa dipungkiri. Bahkan pengeboman WTC di Amerika, justru didalangi oleh yahudi.

Meski pemerintah AS tidak pernah mau mengakuinya. Termasuk bom-bom yang meledak di negeri ini, meski dilakukan oleh orang yang agamanya kebetulan Islam, tetapi tokoh cerdas di belakangnya sulit untuk ditepis bahwa mereka adalah agen-agen yahudi.

Maka boleh dibilang bahwa nyaris semua negara di dunia ini telah menjadi korban invasi yahudi. Tidak terkecuali Amerika dan negara adidaya yang lain.

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2321183/waspadai-yahudi-invasinya-lewat-perang-pemikiran#sthash.Vte5YFLO.dpuf

Menelusuri Jaringan Yahudi di Indonesia

Israel yang mendapat dukungan AS juga mempergunakan senjata-sernjata pemusnah massal yang dinyatakan terlarang oleh konvensi Jenewa. Amerika Serikat yang kini makin terus terang membela Israel, menolak gencatan senjata dan menghendaki penyerbuan sekutunya itu ke Lebanon tanpa menghiraukan berapapun korban jiwa. Sementara, pakar hukum dari sebuah universitas ternama di AS tidak menyebutkan serangan Israel itu sebagai kejahatan perang.

Itulah sikap negara imperialis yang mengklaim kampiun hak azasi manusia (HAM). HAM memang milik mereka, bukan milik kita.

PBB pun dibuat tak berkutik melihat kekejamaan di luar perikemanusiaan itu. Bung Karno pernah menyatakan PBB nyata-nyata menguntungkan Israel dan merugikan negara-negara Arab. Pernyataan itu dikemukakan saat Indonesia keluar dari organisasi dunia tersebut.

Konon, warga Yahudi sudah sejak kolonial Belanda banyak berdiam di Indonesia, khususnya di Jakarta. Pada abad ke-19 dan 20 serta menjelang Belanda hengkang dari Indonesia, ada sejumlah Yahudi yang membuka toko-toko di Noordwijk (kini Jalan Juanda) dan Risjwijk (Jalan Veteran) —dua kawasan elite di Batavia kala itu— seperti Olislaeger, Goldenberg, Jacobson van den Berg, Ezekiel & Sons dan Goodwordh Company.

Mereka hanya sejumlah kecil dari pengusaha Yahudi yang pernah meraih sukses. Mereka adalah pedagang-pedagang tangguh yang menjual berlian, emas dan intan, perak, jam tangan, kaca mata dan berbagai komoditas lainnya.

 

Keturunan Yahudi Sering Disangka Keturunan Arab

Sejumlah manula yang diwawancarai menyatakan, pada 1930-an dan 1940-an jumlah warga Yahudi di Jakarta cukup banyak. Jumlahnya bisa mencapai ratusan orang. Karena mereka pandai berbahasa Arab, mereka sering dikira keturunan Arab.

Abdullah Alatas mengatakan, keturunan Yahudi di Indonesia kala itu banyak yang datang dari negara Arab. Maklum kala itu negara Israel belum terbentuk. Seperti keluarga Musri dan Meyer yang datang dari Irak.

Di masa kolonial, warga Yahudi ada yang mendapat posisi tinggi di pemerintahan. Termasuk gubernur jenderal AWL Tjandra van Starkemborgh Stachouwer (1936-1942). Sedangkan Ali Shatrie menyatakan kaum Yahudi di Indonesia memiliki persatuan yang kuat.

Setiap Sabat (hari suci umat Yahudi), mereka berkumpul bersama di Mangga Besar, yang kala itu merupakan tempat pertemuannya. Menurut majalah Sabili, dulu Surabaya merupakan kota yang menjadi basis komunitas Yahudi, lengkap dengan sinagognya yang hingga kini masih berdiri.

 

Keturunan Yahudi Tancapkan Kuku di Indonesia

Ali Shatrie berkata, mereka umumnya memakai paspor Belanda dan mengaku warga Negeri Kincir Angin. Abdullah Alatas mengaku mengalami saat-saat hari Sabat dimana warga Yahudi sambil bernyanyi membaca kitab Talmut dan Zabur, dua kitab suci mereka.

Pada 1957, ketika hubungan antara RI-Belanda putus akibat kasus Irian Barat (Papua), tidak diketahui apakah seluruh warga Yahudi meninggalkan Indonesia. Konon, mereka masih terdapat di Indonesia meski jumlahnya tidak lagi seperti dulu.

Yang pasti dalam catatan sejarah Yahudi dan jaringan gerakannya, mereka sudah lama menancapkan kukunya di Indonesia. Bahkan gerakan mereka disinyalir telah mempengaruhi sebagian tokoh pendiri negeri ini. Sebuah upaya menaklukkan bangsa Muslim terbesar di dunia (Sabili, 9/2-2006).

 

Bappenas Disebut Gedung Setan

Dalam buku Jejak Freemason & Zionis di Indonesia disebutkan gedung Bappenas di Taman Surapati dulunya merupakan tempat para anggota Freemason melakukan peribadatan dan pertemuan. Gedung Bappenas di kawasan elite Menteng, dulunya bernama gedung Adhuc Stat dengan logo Freemasonry di kiri kanan atas gedungnya, terpampang jelas ketika itu.

Anggota Freemason menyebutnya sebagai loji atau rumah setan. Disebut rumah syetan, karena dalam peribadatannya anggota gerakan ini memanggil arwah-arwah atau jin dan setan, menurut data-data yang dikumpulkan penulisnya Herry Nurdi.

Freemasonry atau Vrijmetselarij dalam bahasa Belanda masuk ke Indonesia dengan beragam cara. Terutama lewat lembaga masyarakat dan pendidikan. Pada mulanya gerakan itu menggunakan kedok persaudaraan kemanusiaan, tidak membedakan agama dan ras, warna kulit dan gender, apalagi tingkat sosial di masyarakat.

Dalam buku tersebut disebutkan, meski pada 1961, dengan alasan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, Presiden Sukarno melakukan pelarangan terhadap gerakan Freemasonry di Indonesia. Namun, pengaruh Zionis tidak pernah surut. Hubungan gelap ‘teman tapi mesra’ antara tokoh-tokoh bangsa dengan Israel masih terus berlangsung.

 

Oleh: Alwi Shahab
sumber: Republika Online

Jilat Yahudi, Calon Presiden AS Donald Trump Janji Menekan Palestina Akui Israel

Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari partai Republik Donald Trump berjanji untuk menekan Palestina agar menerima Israel sebagai negara Yahudi dan Jerusalem sebagai ibu kotanya.

Trump menghadiri Konferensi Politik 2016 dari Komite Urusan Publik Amerika-Israel (AIPAC) di Verizon Center di Washington DC pada 21 Maret 2016.

Donald Trump mendapat penerimaan dan antusias yang besar di konferensi organisasi Yahudi paling berpengaruh di Washington pada Senin, atas sikap pro-Israel kuat yang dia bawa, termasuk menyerang Presiden Obama.

“Presiden Barack Obama adalah hal terburuk yang terjadi pada Israel,” demikian pentolan Republik itu mengatakan pada hadirin di Verizon Center, yang menyebut presiden AS dan mantan Sektretaris Negara Hillary Clinton “menekan sekutu kita dan memberi hadiah musuh kita,” kutip Haaretz, Selasa (22/03/2016).

Trump menangkan dukungan AIPAC dengan sikap pro-Israel yang kuat, demikian tulis Haaretz.

Dalam pidatonya, Trump mengurangi dua posisi yang telah membuatnya dikeluarkan dari aktivis pro-Israel – sikapnya yang tetap “netral” pada pembicaraan damai Israel-Palestina dan penolakannya untuk mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel.

Terhadap Jerusalem, Trump berjanji untuk memindahkan kedutaan Amerika ke kota yang dia sebut, “ibu kota abadi orang Yahudi.”

Dia juga mengatakan bahwa Palestina harus menerima kedekatan hubungan AS-Israel.

“Palestina harus datang ke meja perundingan dengan mengetahui bahwa ikatan antara Amerika Serikat dan Israel sangat tidak terpatahkan,” kata Trump.

“Mereka harus datang ke meja perundingan dengan kemauan untuk menerima bahwa Israel adalah negara Yahudi dan akan eksis selamanya sebagai negara Yahudi.

Trump menyalahkan tidak terselesaikannya perundingan damai kepada Palestina, yang disebutnya berulangkali menolak tawaran-tawaran Israel dan Amerika. Trump juga menuduh Palestina menyebarkan terorisme.

“Anak-anak diajarkan agar membenci Yahudi, itu harus dihentikan,” kata dia. “Anda tidak dapat mencapai perdamaian jika teroris dianggap sebagai martir. Hal itu akan berakhir dan akan berakhir segera, percayalah, kata dia diiringi tepuk tangan para hadirin.

Trump juga mempertanyakan peran PBB pada proses perdamaian, dia mengatakan segala upaya oleh badan internasional itu untuk mengadakan kesepakatan di Timur Tengah akan menjadi bencana. Dia mengatakan PBB “bukanlah teman bagi demokrasi, bukanlah teman bagi AS, dan pastinya bukan teman bagi Israel,” dia berjanji jika nantinya terpilih sebagai presiden AS, dia akan memveto semua resolusi Dewan Keamanan PBB yang memaksa kesepakatan antara Israel dan Palestina.

“Kesepakatan yang dibuat oleh PBB akan sepenuhnya menjadi bencana. Itu bukanlah cara kamu membuat perjanjian,” dia mengatakan, sembari memperingatkan bahwa resolusi PBB seperti itu hanya akan meningkatkan terorisme Palestina.

Terkait Taylor Force, warga negara AS yang terbunuh pada serangan teror di Jaffa awal bulan ini, Trump mengatakan bahwa sikap seperti itu seharusnya tidak mendapat penghargaan. “Anda harus menghadapi perlakuan seperti itu,” kata dia.

Lawan-lawan Trump yang telah mengatakan mereka akan memprotes pidato itu karena ketidakberpihakannya pada kaum minoritas dan persetujuannya atas pelanggaran politik tidak terlihat pada pidatonya, yang mendapat tepuk tangam berulangkali.

Dalam konferensi pers sebelum pidatonya, Trump mengatakan dia akan meminta Israel untuk membayar pada Amerika Serikat atas bantuan luar negeri yang mereka terima. Berbicara di depan wartawan di Washington, Trump mendapat pertanyaan tentang pernyataan dari sikapnya yang akan meminta sekutu AS untuk membayar atas bantuan pertahanan yang diberikan oleh AS. “Saya ingin mereka membayar sejumlah uang pada kita,” kata Trump.

Majalah Fortune juga pernah melabelkan AIPAC sebagai grup lobi Yahudi kedua paling kuat di Washington, DC. Karena itu, biasanya, semua calon presiden AS harus menjilat dan mencari muka agar mendapat dukungan darinya.*/Nashirul Haq AR

 

aumber: Hidayatulah.com