Fatwa Baru untuk Umat Islam di Eropa

Oleh: Ikhwanul Kiram Mashuri

Bagaimanakah Anda berpuasa Ramadhan bila berada di negara di mana matahari tidak pernah tenggelam? Misalnya, seperti yang terjadi di Kota Tromso, di jantung wilayah utara Norwegia. Pada periode akhir Mei hingga akhir Juli, kota kepulauan yang dikelilingi pegunungan yang tertutup salju ini mengenal apa yang disebut fenomena ‘matahari tengah malam’, yakni matahari tidak terlihat terbenam hingga tengah malam. Di kota yang berada sekitar 250 km sebelah utara Lingkaran Arktik, Norwegia, ini kini terdapat sekitar 1000 Muslim.

Atau, bagaimana Anda berpuasa di negara yang waktu siangnya sangat panjang hingga mencapai 21 jam seperti di Denmark, Swedia, Norwegia, dan Islandia?

Subhanallah. Maha Suci Allah, yang telah menciptakan langit dan bumi, yang menciptakan siang dan malam serta sore dan pagi. Maha Suci Allah, yang telah menciptakan waktu yang berbeda-beda di antara negara-negara. Pada bulan Ramadhan sekarang ini misalnya, ada negara yang siangnya sangat panjang dan sebaliknya ada pula negara yang siangnya sangat pendek.

Di Denmark misalnya, durasi waktu fajar hingga Magrib mencapai 21 jam, sementara di Swedia, Norwegia, dan Islandia rata-rata mencapai 20 jam, di Inggris 18 jam 59 menit, dan di Jerman 18 jam 9 menit.  Sedangkan di Argentina jarak waktu fajar hingga Maghrib hanya 12 jam 21 menit, di  Brasil dan Cile 12,5 jam hingga 13 jam. Di Kanada 18 jam 9 menit, sementara di Amerika Serikat, tepatnya di Washington DC durasi fajar hingga Maghrib 16 jam 44 menit.

Sedangkan di negara-negara Teluk seperti Arab Saudi 16 jam 13 menit, Uni Emirat Arab 15 jam 23 menit, dan Kuwait 15 jam 59 menit. Namun, di bulan Ramadhan ini suhu udara di negara-negara ini diperkirakan bisa mencapai di atas 50 derajat celsius alias setengah panas air mendidih. Sementara itu di negara-negara Afrika, seperti di Mesir, Tunisia, dan Aljazair jarak waktu fajar hingga Maghrib mencapai 16-17,5 jam tiap hari.

Bagaimana di India dan Pakistan? Di dua negara itu jarak waktu fajar hingga Maghrib mencapai 17 jam dan 16,5 jam. Sedangkan di wilayah Asia-Rusia waktunya hampir sama dengan di Eropa, yakni 20 jam 49 menit. Durasi paling pendek terjadi di Australia, yakni hanya 10 jam.

Lalu bagaimanakam umat Islam di negara-negara tersebut menjalankan puasa Ramadhan sekarang?

Kata Sheikh Hussein Muhammad Halawa, Sekjen Majelis Eropa untuk Fatwa dan Riset (The European Council for Fatwa and Research/ECFR), Islam itu agama yang mudah. Mengutip surat al Baqarah 185, ia mengatakan, ‘‘Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.’’

Di ayat sebelumnya, al Baqarah 184, Allah SWT berfirman, ‘‘Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin.’’

Atas dasar ayat Alquran itu, lanjut Sheikh Halawa sebagaimana dikutipAljazeera.net, ECFR perlu mengeluarkan fatwa untuk umat Islam yang berada di Eropa, terutama di negara-negara yang siangnya sangat panjang. Fatwa ini dirilis setelah ECFR mengadakan konferensi internasional di Dublin, ibukota Irlandia, pekan lalu.

Konferensi ini melibatkan para ulama, ahli fikih, psikolog, dokter, dan ahli falak. Sebelum pertemuan, delegasi ECFR telah pergi ke wilayah utara Swedia dan Norwegia, di mana matahari tidak pernah terbenam. Sheikh Halawa menyebut fatwa yang dikeluarkan ECFR kali ini adalah ‘fatwa baru untuk umat Islam Eropa’.

ECFR merupakan sebuah lembaga yang berbasis di Dublin. Ia dibentuk di London pada 1997 oleh Federasi Organisasi-organisasi Islam di Eropa (Federation of Islamic Organizations in Europe/FIOE). Salah seorang penggagasnya adalah Sheikh Yusuf Qardhawi, ketua Persatuan Ulama Dunia. Anggota ECFR terdiri dari para ulama dan cendekiawan Muslim.

Di antara fatwa yang baru dirilis terkait umat Islam yang berada di negara di mana matahari tidak pernah tenggelam, adalah agar mereka mengambil waktu di hari-hari yang siang dan malam sama panjang, sebagai ukuran menentukan waktu puasa dan shalat di bulan Ramadhan. Dengan kata lain, waktu-waktu ibadah puasa Ramadhan disesuaikan dengan bulan-bulan di mana durasi siang dan malam sama.

Sedangkan di negara-negara yang malamnya sangat pendek di mana tanda fajar tidak jelas dan tidak cukup untuk shalat Isya, tarawih, sahur, ECFR menfatwakan dua hal. Pertama, melihat hari terakhir di mana tanda terbit dan tenggelamnya matahari, serta waktu Isya cukup jelas, untuk dijadikan pedoman waktu-waktu ibadah Ramadhan. Waktu yang demikian biasanya terjadi pada akhir April atau awal Mei.Kedua, untuk umat Islam di negara-negara di mana malamnya sangat pendek, diperbolehkan bagi mereka untuk mengakhirkan sahur dan shalat fajar (subuh) sebelum 1 jam 5 menit dari terbitnya matahari.

Tentang pendapat bahwa di negara-negara yang siangnya sangat panjang untuk berpedoman kepada waktu Mekah di dalam menjalankan ibadah puasa, menurut Sheikh Halawah, memang ada pandangan yang demikian. Namun, lanjutnya, pendapat itu adalah ijtihad perseorangan ulama tertentu, dan tidak boleh diambil sebagai petunjuk untuk masyarakat. Alasannya, tanda shalat lima waktu di Makkah sepanjang tahun sangat jelas. Ini berbeda dengan di Eropa.

Karena itu di negara-negara Eropa yang siangnya sangat panjang, ECFR memberi fatwa tidak boleh menjamak shalat Dhuhur dengan Ashar karena tandanya sudah jelas. Sedangkan shalat Magrib, Isya, dan tarawih boleh dijamak dalam satu waktu lantaran tanda waktunya tidak jelas.

Sedangkan bagi negara-negara yang tanda waktu Isya jelas namun sangat dekat dengan fajar (subuh), maka dimungkinkan untuk shalat Maghrib dan kemudian langsung shalat tarawih sebelum Isya dengan tenggat waktu 45 menit. Setelah tarawih lalu shalat Isya. Shalat tarawih dimungkinkan lebih dahulu dari Isya, lantaran tarawih dibolehkan dilaksanakan kapan saja di waktu malam.

Mengenai umat Islam yang menemukan kesulitan untuk berpuasa di siang yang panjang, Sheikh Halawa menegaskan, Islam adalah agama yang mudah.  Bagi mereka yang tidak kuat berpuasa oleh suatu sebab, termasuk siang yang panjang, diperbolehkan untuk tidak puasa dan menggantinya di hari yang lain. Namun, Sheikh Halawa menekankan bahwa puasa adalah ibadah imaniyah ruhiyah alias puasa itu untuk mengukur keimanan seseorang.

Dengan begitu, kuat atau tidak kuat seseorang berpuasa kembali kepada yang bersangkutan. Dialah yang bisa mengukur dirinya. Namun, kalau ia tidak puasa dengan sengaja dan tidak ada alasan apa pun, ia juga yang merugi, karena puasa adalah urusan hamba dengan Tuhannya.

Menggarisbawahi fatwa baru untuk umat Islam di Eropa dari ECFR itu, saya ingin menyampaikan beberapa catatan. Pertama, Islam itu agama yang mudah tapi jangan digampangin. Kedua, Islam akan selalu sesuai dengan zaman, tempat, dan kondisi. Ketiga, semua ibadah adalah terkait antara hubungan hamba/manusia dengan Tuhannya. Karena itulah, ibadah pada hakikatnya adalah untuk mengukur tingkat keimanan seseorang secara individu.

Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Semoga dengan berpuasa Ramadhan dan ibadah-ibadah terkait lainnya bisa menjadikan kita sebagai manusia yang lebih berkualitas. Amin.

Tata Cara Mengerjakan Shalat Tarawih Lengkap

Shalat Sunnah Tarawih merupakan shalat sunnah yg dikerjakan di malam hari setelah Shalat Isya di Setiap bulan Ramadhan yang merupakan bulan penuh berkah dan diwajibkan atas kamu seorang muslim untuk melaksanakan atau menunaikan Puasa selama 30 hari. Untuk Hukum Mengerjakan Shalat Tarawih sendiri ialah Sunnah Muakkad yg bisa di artikan Sunnah yg sangat diutamakan atau diharuskan untuk dikerjakan setiap umat Muslim di seluruh dunia karena Shalat Sunnah Tarawih bisa menjadi pelengkap puasa kita.

Sedangkan Jumlah Rakaat Shalat Tarawih ini bisa 8 Raka’at seperti yg pernah diamalkan oleh Nabi Muhammad Saw dan bisa berjumlah 20 Raka’at seperti pernah diamalkan oleh Sahabat Nabi, Umar Bin Khathab. Namun di Indonesia sendiri Jumlah Raka’at Shalat Tarawih yg dikerjakan ialah 20 Raka’at dan ditambah 1 Witir di akhir Shalat Tarawih dan Cara Shalat Tarawih sendiri lebih baik dikerjakan secara Berjamaah walaupun jika dikerjakan sendiri pun masih boleh.

Kemudian untuk Keutamaan dan Keistimewaan Shalat Tarawih di Bulan Ramadhan sendiri banyak sekali, yang antara lain bisa menghapus segala macam dosa, Diampuni segala dosa – dosanya jika dilakukan dg khusyu, memperoleh pahala yg sangat banyak karena Bulan Ramadhan merupakan Bulan yg penuh berkah dan Dikabulkan segala macam doa – doa anda karena waktu yg mustajab ialah Shalat Tarawih di Bulan Ramadhan.

Untuk Tata Cara Shalat Tarawih sendiri dilakukan selama 30 Hari dibulan Ramadhan pada waktu malam hari setelah Shalat Isya sampai terbitnya Fajar atau sebelum masuk Shalat Subuh, Lebih baik dillakukan secarra berjamaah di Masjid dan dikerjakan dg Jumlah Raka’at 20 serta ditambah dg Shalat Witir di akhir Shalat Tarawih. Kemudian Cara Mengerjakan Shalat Tarawih ini masih sama dg Cara Shalat lainnya yg diawali dg Niat Shalat Tarawih dan diakhiri dg Salam.

Hanya saja dilakukan masing – masing 2 Raka’at dg Satu salam sehingga jika dikerjakan dg Jumlah 20 Raka’at berarti melakukan Shalat 10 kali. Sedangkan untuk Bacaan Niat Shalat Tarawih dan Cara Mengerjakan Shalat Sunnah Tarawih bisa anda lihat dibawah ini secara lengkap.

Bacaan Niat Shalat Tarawih Terlengkap

Cara dan Niat Shalat Tarawih Terlengkap

Cara Mengerjakan Shalat Tarawih Terlengkap

Setelah anda membaca Bacaan Niat Shalat Tarawih diatas maka anda tinggal mengikuti Imam Shalat Tarawih yg dilakukan secara berjamaah di masjid dan anda tinggal mengikuti Bacaan dan Doa Shalat Tarawih tersebut karena biasanya Imam Shalat Tarawih membaca Suratan dan Doa Shalat tarawih secara cepat dan ringkas sehingga anda harus benar – benar mengikuti dg khusyu. Adapun step atau langkah – langkah dlm Tata Cara Mengerjakan Shalat Tarawih seperti dibawah ini yg disuguhkan secara lengkap dan jelas kepada anda.

tata cara shalat tarawih terlengkap

tata cara shalat tarawih terlengkap step 2

tata cara shalat tarawih terlengkap step 3

Untuk tambahaan sajja bahwa Tata Cara Mengerjakan Shalat Tarawih sangat mudah untuk dikerjakan karena dari Gerakan dan Doa Shalat Tarawih sendiri masih sama dg Shalat pada umumnya dan anda tinggal mengikuti Imam Shalat Tarawih dari segi Gerakan dan Doa – Doanya, kemudian untuk menjawab Bilal sendiri anda tinggal ikut mengikuti para jamaah karena jawaban untuk Bilal itu sunnah dan diatas sudah dibuatkan secara lengkap sehingga anda tinggal menghafalkan jawaban Bilan ketika Shalat Sunnah Tarawih.

Kemudiian setellah anda mengerjakan Shalat Tarawih, diusahakan anda jangan sampai lupa dalam membaca Niat Berpuasa untuk besok hari dan setelah itu anda jg disunnahkan untuk membaca Ayat Suci Al Qur’an dan memperbanyak Dzikir karena dibulan Ramadhan banyak sekali pahala yg bisa anda dapatkan.

 

sumber: Rukun-Islam.com

Kekuatan Ramadhan

Oleh: Asma Nadia

Seorang pria yang sedang berada di balik kemudi, marah besar menyaksikan kendaraan di depannya diam dan menimbulkan kemacetan. Hal yang membuatnya akan terlambat tiba di kantor.

Dengan wajah kesal, ia segera membuka kaca, bersiap mengumpat si pengemudi mobil. Tapi begitu kaca terbuka, lelaki ini tiba-tiba tersadar jika ia sedang berpuasa. Maka kembali kaca jendela mobil dinaikkan diiringi ucapan istighfar. Menarik napas dalam, memilih bersabar hingga lalu lintas kembali normal.

Di sebuah sekolah, seorang siswa yang kesulitan menghadapi ujian, berusaha meraih kertas contekan yang telah disiapkan di bawah meja. Akan tetapi, sebuah bisikan hati serta merta menghentikan usahanya. “Malu, //masak// lagi puasa nyontek!”

Siswa ini lalu mengerjakan ujian sampai selesai tanpa membuka-buka kertas yang sudah disiapkan, dan bertekad belajar lebih giat selama Ramadhan sehingga tak perlu menyontek.

Beberapa ibu berkumpul, berbincang akrab dan santai sambil menunggu anak-nak mereka yang masih kecil sekolah. Topik yang dibicarakan beragam, mulai dari film, sinetron religi, harga yang melambung naik, bisnis yang makin sulit, hingga merembet ke masalah personal orang lain. Seperti biasa, di antara mereka selalu saja ada bigos (biang gosip) yang memberi ‘info’ terbaru.

Akan tetapi, kali ini semua kompak saling mengingatkan. “Bulan puasa, nggak baik ngomongin orang!” Begitulah, selama bulan suci, mereka membatasi dan sebisanya menghindari gosip dalam obrolan.

Di sebuah kampus, sepasang muda-mudi yang selalu berdua selama pacaran, berkomitmen untuk memperjarang pertemuan selama bulan puasa. Malu, masa puasa-puasa pacaran? Keduanya pun memilih mengisi aktivitas masing-masing tanpa sering bertemu sekalipun di ruang publik. Seorang pejabat yang sering minta komisi dan jatah proyek, di bulan ramadhan memutuskan lebih sering di rumah atau masjid.

Baginya bulan puasa adalah bulan penyucian diri, sehingga ia tidak mau menerima bentuk sogokan atau korupsi apapun selama bulan puasa.
“Malu sama Yang di atas.” batinnya.

Contoh-contoh yang dihadirkan sejak awal tulisan, hanya sebagian kecil dari begitu banyak perubahan ke arah lebih baik, yang dilakukan umat seiring masuknya bulan Ramadhan.
Berbagai pihak berlomba melakukan kebaikan, berlomba untuk menyempurnakan diri dalam upaya menghomati bulan suci.

Tapi ada selipan hikmah penting dari fenomena di atas. Sekalipun judul resonansi kali ini adalah Kekuatan Ramadhan, sebenarnya tidak langsung membahas hal tersebut, melainkan betapa Ramadhan justru menunjukkan bahwa umat Islam sebenarnya kuat. Ramadhan memperlihatkan bahwa segala kelemahan, emosi, dan perilaku buruk yang selama ini dilakukan pada dasarnya adalah pilihan sendiri. Seseorang berbuat buruk bukan karena tidak mampu meninggalkan perbuatan tersebut, tapi memang memilih untuk melakukannya.

Seorang pecandu rokok, selalu mengatakan lidahnya asam jika tidak merokok. Ada juga yang bilang tanpa rokok mereka tidak bisa konsentrasi. Akan tetapi selama ramadhan, para perokok aktif ternyata bisa melakukan semua pekerjaan sama baiknya dengan hari biasa, meski tanpa rokok. Jadi, mereka sebenarnya memiliki kekuatan untuk meninggalkan kebiasaan buruk tersebut, hanya saja di luar ramadhan memilih untuk tidak melakukannya.

Pribadi yang mudah naik darah, terbukti bisa menahan diri selama berpuasa. Artinya, jika mau mereka punya kemampuan untuk itu. Sayang di bulan lain lebih banyak yang memilih kembali kalah dalam menahan emosi. Orang yang curang dan sering melakukan korupsi. sebenarnya bisa jujur. Tapi ia memutuskan meneruskan kebiasaan buruknya, begitu Ramadhan berakhir.

Ramadhan mengingatkan kita bahwa manusia adalah makhluk yang kuat. Benar-benar kuat dan punya kemampuan menjadi pemenang dalam berbagai situasi. Kuat menahan emosi. Kuat tidak melakukan kecurangan. Kuat untuk bertindak jujur. Akan tetapi, banyak di antara kita hanya mau menggunakan kekuatan tersebut saat Ramadhan dan memilih mengabaikan di sebelas bulan berikutnya.

Ramadhan adalah bulan latihan. Sebuah latihan tentu dianggap berhasil jika melahirkan akhlak dan perilaku konsisten, bahkan sesudah masa training berlalu. Dan berapa bilangan ramadhan telah kita lalui? Belasan, mungkin puluhan ramadhan telah menyapa kita. Bilangan ‘latihan’ dan kesempatan bertaubat yang Allah pertemukan kita dengannya. Sungguh bodoh dan meruginya manusia, yang tak kunjung menjadi lebih baik, bahkan masih mengulang dosa yang sama. Padahal mungkin saja ini Ramadhan terakhir kita.

sumber: Repubika Online

Bersyukur Ketika Senang, Bersabar Ketika Mendapat Bencana

Dari Shuhaib bin Sinan radhiallahu’anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

عجبًا لأمرِ المؤمنِ . إن أمرَه كلَّه خيرٌ . وليس ذاك لأحدٍ إلا للمؤمنِ . إن أصابته سراءُ شكرَ . فكان خيرًا له . وإن أصابته ضراءُ صبر . فكان خيرًا له

Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya”[1].

Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan bersyukur di saat senang dan bersabar di saat susah, bahkan kedua sifat inilah yang merupakan penyempurna keimanan seorang hamba. Abdullah bin Mas’ud berkata: “Iman itu terbagi menjadi dua bagian; sebagiannya (adalah) sabar dan sebagian (lainnya adalah) syukur”[2].

Dalam Al-Qur’an, Allah memuji secara khusus hamba-hamba-Nya yang memiliki dua sifat ini sebagai orang-orang yang bisa mengambil pelajaran ketika menyaksikan tanda-tanda kemahakuasaan Allah. Allah berfirman:

إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kemehakuasaan Allah) bagi setiap orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur” (QS Luqmaan: 31).

Beberapa faidah penting yang dapat kita petik dari hadits ini:

  • Imam Ibnul Qayyim berkata: “(Hadits di atas menunjukkan bahwa) tingkatan-tingkatan iman seluruhnya  (berkisar) antara sabar dan syukur”[3].
  • Kehidupan seorang mukmin seluruhnya bernilai kebaikan dan pahala di sisi Allah, baik dalam kondisi yang terlihat membuatnya senang ataupun susah.
  • Seorang hamba yang sempurna imannya akan selalu bersyukur kepada Allah ketika senang dan bersabar ketika susah, maka dalam semua keadaan dia senantiasa ridha kepada Allah dalam segala ketentuan takdir-Nya, sehingga kesusahan dan musibah yang menimpanya berubah menjadi nikmat dan anugerah baginya.
  • Orang yang tidak beriman akan selalu berkeluh kesah dan murka ketika ditimpa musibah, sehinnga semua dosa dan keburukan akan menimpanya, dosa di dunia karena ketidaksabaran dan ketidakridhaannya terhadap ketentuan takdir Allah, serta di akhirat mendapat siksa neraka.
  • Keutamaan dan kebaikan dalam semua keadaan hanya akan diraih oleh orang-orang yang sempurna imannya[4].
  • Rukun sabar ada tiga yaitu: menahan diri dari sikap murka terhadap segala ketentuan Allah I, menahan lisan dari keluh kesah, dan menahan anggota badan dari perbuatan yang dilarang (Allah), seperti menampar wajah (ketika terjadi musibah), merobek pakaian, memotong rambut dan sebagainya[5].
  • Rukun syukur juga ada tiga:
    1. mengakui dalam hati bahwa semua nikmat itu dari Allah Ta’ala,
    2. menyebut-nyebut semua nikmat tersebut secara lahir (dengan memuji Allah dan memperlihatkan bekas-bekas nikmat tersebut dalm rangkan mensyukurinya),
    3. menggunakan nikmat tersebut di jalan yang diridhai Allah[6].

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

 

Catatan Kaki

[1] HSR Muslim (no. 2999).
[2] Dinukil oleh imam Ibnul Qayyim dalam kitab “’Uddatush shaabiriin” (hal. 88).
[3] Kitab “Thariiqul hijratain” (hal. 399).
[4] Keempat faidah di atas kami nukil dari kitab “Bahjatun naazhiriin” (1/82-83).
[5] Lihat keterangan imam Ibnul Qayyim dalam kitab “al-Waabilish shayyib” (hal. 11).
[6] Ibid.

Penulis: Ustadz Abdullah Taslim, Lc., MA.

Artikel Muslim.Or.Id

Ustaz Arifin Ilham Bimbing Dua Mualaf Bersyahadat

Alhamdullillah, bersyahadat dua mualaf Michel dan Richel Rivani. Prosesi syahadat dipimpin oleh Ustaz Muhammad Arifin Ilham di Masjid Az-Zikra, Sentul, Jawa Barat, Ahad (7/6).

“Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar gemuruh takbir ribuan jamaah mesjid Az Zikra menyambut rasa syukur gembira atas masuk Islamnya dua sahabat kita, saudara Michel dengan nama Islam Muhammad Ismail Ilham, dan Richel Rivani dengan nama Islam Siti Rohima Hajar,” kata Ustaz Arifin Ilham dalam akun facebook, Senin (8/6).

“Alhamdulillah kini bertambah lagi saudara muallaf kita, 608 muallaf, insya Allah terus dan terus Allah gembirakan kita dengan banyaknya mualaf. Allahumma ya Allah tancapkan dihati kami kekuatan iman, hiasilah hidup kami dengan keindahan Islam, dan selamat kami dari fitnah dunia akhirat…aamiin,” ucapnya.

Menegur Orang Lain yang Makan Sembarangan di Depan Kita Saat Puasa Ramadhan

Tanya:
Bagaimanakah sikap kita terhadap orang yang makan sembarangan di depan kita yang berpuasa saat Ramadhan? Apakah boleh kita menegurnya?

Jawab:
Pertama saya mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Semoga ibadah kita diterima oleh Allah Swt.

Mengenai orang yang makan seenaknya di depan yang sedang berpuasa, maka sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Kita dapat menyampaikan dengan santun memohon pengertian kepada orang tersebut bahwa perbuatannya mengganggu kekhidmatan dalam berpuasa.

Mohon dengan baik agar dia bisa bersikap toleran. Pada saat lain, kita juga harus menunjukkan sikap toleran terhadap agamanya. Islam mengajarkan kepada kita untuk membina hubungan baik dengan sesama, termasuk dengan mereka yang berbeda agama.

 

sumber: Kompas.com

Yulius Patianan Bersyahadat Karena Bawakan Lagu Religi

Cukup panjang usaha Yulius Patianan, mualaf asal Lampung, mencari kebenaran. Upayanya tidak sia-sia, ia temukan kebenaran hakiki pada Islam.

Pemuda yang kini bekerja sebagai seorang wiraswasta ini memutuskan untuk memeluk Islam setelah ia membandingkan tata cara peribadatan seorang Kristiani dengan seorang Muslim. Menurutnya, tata cara peribadatan seorang penganut Kristen sangat berbeda dengan seorang Muslim.

Bila seorang Muslim ketika hendak melakukan shalat, hal utama yang harus dilakukan adalah bersuci dengan mengambil air wudhu, terbebas dari hadas besar dan hadas kecil yang ada pada diri dan pakaiannya, sedangkan seorang penganut Kristen ketika hendak beribadah tidak ada hal demikian.

“Saat saya masih beragama Kristen dulu, saat ingin berangkat ke gereja, saya tidak pernah bersuci, bahkan pernah juga datang dalam keadaan pakaian yang tidak bersih dan terkena najis. Lebih lagi ketika masuk ke gereja, semua kami masuk tanpa melepaskan alas kaki walaupun terkadang tidak jarang alas kaki yang kami kenakan menginjak kotoran ketika berangkat ke gereja.”, ucap Yulius seperti dilansir Pesantren Mualaf Annaba Center, Ahad (21/6).

Yulius mengaku, perbandingan yang ia lakukan tidak datang begitu saja. Berawal ketika ia bersama temannya diminta untuk mengisi sebuah acara Isra’ Mi’raj di sebuah masjid yang ada di sebuah desa ketika ia berada di Lampung.

Yulius yang masih beragama Kristen ketika itu tentu merasa aneh ketika ia diminta untuk memainkan lagi-lagu Islami bersama teman-teman satu bandnya. Namun, karena alasan pekerjaan ia pun kemudian mengamini permintaan yang ditujukan kepada ia dan rekannya itu.

Singkat cerita, melalui hal inilah Yulius terketuk hatinya untuk kemudian berkeinginan membandingkan Islam dengan Kristen. “Saya sudah dua tahun membandingkan antara Islam dengan Kristen dari berbagai hal sejauh yang saya mampu. Selama dua tahun itu pula saya merasakan keraguan yang teramat sangat, hingga akhirnya setahun belakangan ini saya tidak lagi melakukan kebaktian di gereja.”, jelas Yulius.

Akhirnya, setelah sekian lama Yulius melakukan perbandingan, ia pun memutuskan untuk memeluk Islam. Tepat pada dua hari menjelang ramadhan, ia mengucapkan kalimat syahadat di hadapan ustadz Syamsul Arifin Nababan yang dipandu oleh ustadz Dr. Daud Rasyid.

Setelah mengucapkan kalimat syahadat, ia pun mengganti namanya menajadi Abdurrahman sebagai nama yang akan memberikan keberkatan karena artinya adalah hamba yang pengasih, yang menjadi doa bagi dirinya. Ia pun diberi penjelasan mengenai berbagai kewajiban serta larangan yang ada dalam agama Islam, seperti penjelasan mengenai rukun Islam dan larangan melakukan dosa-dosa besar serta lainnya.

Kiai Nababan berpesan kepadanya agar belajar Islam dengan giat, supaya mampu memahami Islam dengan baik. Beliau juga berpesan, pesantren An-Naba Center Indonesia membuka pintu yang selebar-labarnya bagi Yulius agar belajar Islam di pesantren mualaf ini.

“Yulius, kamu harus belajar Islam dengan sungguh-sungguh supaya dapat memahami Islam dengan baik. Kita semua yang hadir di sini juga harus demikian, ketika kita memutuskan untuk menjadikan Islam sebagai satu-satunya agama yang benar, maka kita harus masuk Islam secara kaffah, total.”, ucap kiai.

Kini, di tengah-tengah kesibukannya sebagai seorang wiraswasta, Yulius berupaya semaksimal mungkin mempelajari Islam.

sumber: Republika Online

Keutamaan Ucapkan Salam

Dalam sehari semalam terucap kata salam. Dimulai saat Muslim memasuki masjid, saat berpisah, masuk atau keluar rumah, dan banyak lagi.

Rasulullah selalu mengajarkan bahwa setiap bertemu saudara sesama Muslim sangat dianjurkan mengucapkan salam. Nabi Muhammad SAW pernah ditanya sahabat. ” Ya Rasulullah, Amalan apakan yang terbaik di dalam Islam. Rasulullah menjawab : Memberikan makanan dan mengucapkan salam kepada orang (Muslim) yang enkau kenal maupun yang tidak engkau kenal. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dikisahkan Imran bin Hushain, Suatu hari ada seorang laki-laki yang datang kepada Rasulullah lalu laki-laki itu berkata ‘Assalaamualaikum,’ lalu kemudian Rasulullah menyawab salam laki-laki itu. Rasul kembali duduk lalu ia berkata : sepuluh.

Kemudian datang orang yang lain, lalu seseorang itu berkata ‘Assalamuakum warahmatullaah,’ Rasulullah kembali menjawab salamnya kemudian ia duduk dan kemudian berkata : dua puluh.

Tak lama berselang, dalang orang yang lain lagi, lalu dia berkata : ‘Assalamualaikum warahmatullah wabarakaatuh,” Rasulullah berkata : tiga puluh.  (HR.Abu Dawud dan dihasankan oleh at-Tirmizdzi)

Begitulah Rasulullah menempatkan pahala salam. Tidak terbayang berapa pahala hilang dari seorang muslim yang merasa cukup dengan bagian dari lafazh salam karena tidak mau atau belum terbiasa menyempurnakan lafazh salam tersebut.

Selain itu, Rasullullah bersabda “Apabila salah seorang di antara kalian tiba di suatu majelis, hendaklah memberikan salam, dan bila akan meninggalkan majelis, bukankan yang pertama itu lebih baik dari yang kedua.” (HR.Abu Dawud dan at-Tirmidzi)

Kalau kegiatan kita sehari hari seperti yang disebutkan diatas mengunakan salam. Sedikitnya kita semua tidak kurang 30 kebaikan setiap kali sunnah dari 20 atau lebih sunah salam yang kita kumpulkan.

 

sumber: Republika Online