Ketika Harun ar-Rasyid Ngaji ke Imam Malik

Khalifah Harun ar-Rasyid termasuk pemimpin yang sangat dihormati rakyatnya. Tentu wibawa ini tak dicapainya secara gratis. Prestasi dalam pembangunan ekonomi, politik, budaya, dan pengetahuan tergolong gemilang.

Puncak kekuasaan dan kharisma kepribadiannya membuat setiap perintah sang khalifah dipatuhi semua orang. Hanya orang-orang khusus yang berani membangkang dari keinginan-keinginannya. Selain Abu Nawas, Imam Malik adalah salah satu orang yang bernyali istimewa ini.

Khalifah suatu hari mengutus al-Barmaki menjemput Imam Malik untuk mengajar di istananya.
“Ilmu pengetahuan harus didatangi, bukan mendatangi,” jawab Imam Malik atas perintah tersebut. Utusan itu akhirnya pulang ke Iraq dan menyampaikan pesan ini kepada Khalifah.

Ketika menunaikan haji, Khalifah sempat berjumpa Imam Malik dan menyuruhnya membacakan kitab karangannya. Imam Malik tetap menolak dan memintanya hadir di majelis pengajiannya.

“Bagaimana jika di rumah Anda saja?” bujuk Khalifah.

“Rumah saya reyot, tak layak untuk seorang pemimpin besar seperti Baginda,” kata Imam Malik merendah.

Pada momen kunjungan Khalifah ke Madinah, pakar hadits ini sekali lagi dijemput untuk membacakan al-Muwaththa’ di istana. Dengan agak berat hati ia lalu memenuhi ajakannya.

“Saya berharap Baginda bukan orang pertama yang tidak menghormati ilmu. Sungguh, saya tak bermaksud menolak permintaan Baginda. Saya hanya minta Baginda menghargai ilmu agar Allah menghargai Baginda,” tutur Imam Malik.

Khalifah pun akhirnya ikut Imam Malik ke rumah. Khalifah duduk di kursi spesialnya. Ia sempat merasa terganggu dengan banyaknya peserta pengajian, namun Imam Malik berutur, “Jika orang lain tak boleh menyimak kitab ini maka Allah akan menjauhkan rahmat darinya.”

Pengajian dimulai. Imam Malik menyuruh muridnya membaca al-Muwaththa’. Sebelum kitab dibaca tiba-tiba keluar dari lisan Imam Malik: “Para pencinta ilmu sangat menghargai ilmu. Tak seorangpun dapat duduk lebih tinggi dari ilmu.”

Mendengar sindiran itu, Khalifah pun turun dari kursi dan duduk di lantai bersama peserta yang lain. (Mahbib Khoiron)

 

sumber: NU.or.id

Rakyat Indonesia tak Dirugikan dengan Boikot Produk Israel

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi memastikan masyarakat Indonesia tidak akan dirugikan dengan adanya gerakan boikot produk Israel. Sebab, produk Israel di Indonesia tidak banyak. Pemboikotan produk dari negeri zionis pun tidak akan berdampak signifikan pada konsumen Indonesia.

“Kalau produk Israel, saya kira tak banyak. Kalau sukses itu kemenangan politis dan tak akan berdampak pada perekonomian yang signifikan terhadap konsumen Indonesia,” kata Tulus kepadaRepublika.co.id, Kamis (10/3).

Pemerintah, ia menjelaskan, harus bisa membedakan mana produk Israel dan Yahudi. Sebab, ia berujar, produk Yahudi banyak digunakan konsumen Indonesia. “Kalau produk Israel dari Israel, kalau Yahudi dari Yahudi, kan ada unsur dari seluruh dunia, itu cukup signifikan,” jelasnya.

Tulus meyakini, jika ada satu produk Israel yang diboikot dan dibutuhkan masyarakat, maka banyak barang yang dapat menggantinya. “Sangat bisa kalau masyarakat butuh, karena kita banyak pilihan,” lanjutnya.

Kecuali, ujar Tulus, bagi negara Timur Tengah. Produk Israel sangat dibutuhkan khususnya buah-buahan. “Karena Israel penghasil produk buah-buahan terbesar di Timur Tengah dan mengekspor ke Rusia,” lanjutnya. Tulus berujar, YLKI mendukung larangan masuknya produk-produk Israel ke Indonesia.

Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTT LB) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menghasilkan dua dokumen penting, yakni Resolusi dan Deklarasi Jakarta, untuk membantu kemerdekaan Palestina. Salah satu isi Deklarasi Jakarta, yakni melarang masuknya produk-produk hasil dari permukiman ilegal Israel.

Para pemimpin negara OKI memberi dukungan bagi dilaksanakannya konferensi perdamaian internasional. Dunia Islam juga mendorong masyarakat internasional melarang masuknya produk-produk hasil dari permukiman ilegal Israel.

 

sumber: Republika Online

KTT OKI di Jakarta, Panggilan untuk Lindungi Palestina

Awal bulan Maret, Konferensi Timur Tengah yang ke lima di laksanakan di Ibukota Indonesia, Jakarta. Pertemuan tersebut menekankan bahwa perlu ada tindakan untuk mengakhiri penjajahan Israel atas Palestina sejak tahun 1967.

KTT yang dihadiri oleh Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menyatakan, akan mengerahkan semua langkah untuk mengakhiri penjajahan Israel terhadap Palestina, membela hak-hak Muslim melalui jalur hukum serta menolak permintaan Israel untuk mengambil masjid al-Aqsha.

sebagaimana yang dilansir oleh Al Jazeera (7/03), KTT di Jakarta menyerukan dukungan kepada lembaga-lembaga kemanusiaan Palestina dan pejuang Palestina serta mendukung bantuan dana dari OKI untuk Palestina.

Selain itu, KTT juga menyerukan kepada negara-negara Islam dan masyarakat internasional untuk memboikot seluruh produk-produk buatan Israel.

Presiden Indonesia, Joko Widodo telah menyatakan bahwa negaranya akan selalu mendukung dan mengakui kemerdekaan Palestina, meskipun negara yang lain tidak melakukannya. (Eka Aprila)

 

sumber: Bumi Syam

Demi Palestina Presiden Sudan Acuhkan Protes Internasional

Presiden Sudan, Omar al-Bashir tidak menghiraukan surat penangkapan dari ICC terhadap dirinya dan tetap melakukan perjalanan ke Indonesia untuk menghadiri Konferensi Timur Tengah yang diselenggarakan di Jakarta.

Sebagaimana yang dilansir oleh Al Jazeera (7/3), konferensi yang telah dimulai pada hari Minggu tersebut bertujuan menyatukan para pejabat dari 57 negara untuk menyelesaikan konflik antara Israel dan Palestina.

Bashir berhasil menghadiri konferensi atas dukungan dan bantuan dari aktivis Hak Asasi Manusia Indonesia beserta LSM. Sebelumnya, pada tahun lalu, ia pernah membatalkan perjalan untuk menghadiri konferensi Asia-Afrika di Jakarta karena ada kelompok yang protes dan ingin presiden Sudan ditangkap.

International Criminal Court (ICC) yang bertempat di Den Haag mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Bashir pada tahun 2009 dan 2010 atas tuduhan mendalangi genosida dan kekejaman lainnya dalam kampanye untuk menghancurkan wilayah Darfur, Sudan barat.

Pada KTT OKI yang dilaksanakan di Jakarta, Presiden Indonesia Joko Widodo mendesak negara-negara Muslim untuk menjadi bagian dalam memberikan solusi untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina, dan bukan menambah masalah.

Seluruh dunia prihatin dengan memburuknya situasi di Palestina, jika OKI tidak dapat menjadi solusi untuk Palestina, maka OKI menjadi tidak lagi relevan. kata Jokowi pada hari Senin. (Eka Aprila)

 

sumber: Bumi Syam

Langkah Aktifkan Dukungan untuk Palestina

Konfrensi Timur Tengah (KTT) ke lima telah dilaksanakan di Jakarta, Minggu (6/3). Pertemuan tersebut khusus untuk membahas penyelesaian konflik antara Israel dan Palestina.

Sebagaimana yang dilansir Al Jazeera, Pertemuan puncaknya terjadi pada hari Senin, dimana KTT tersebut dihadiri oleh 54 pemimpin dan kepala delegasi dari negara-negara yang termasuk ke dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Malki dalam pidatonya mengatakan, bahwa membela dan melindungi Palestina adalah tanggung jawab negara-negara Islam yang masuk ke dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Ia juga mengatakan, kondisi di Palestina terus memburuk akibat serangan intensif yang diluncurkan oleh Israel.

Oleh karena itulah KTT diselenggarakan, untuk bekerjasama dalam memperjuangkan hak-hak Palestina, dan mengusahakan agar Palestina mendapatkan perlindungan tingkat internasional.

Dan dalam pertemuan puncak KTT di Jakarta, pemerintah Indonesia telah mengerahkan sekitar sepuluh ribu personil keamanan di sekitar lokasi pertemuan. (Eka Aprila)

 

sumber: Bumi Syam

Lima Ribu Bayi Suriah Lahir Kamp Pengungsi Yordania

Semua orang bahagia dengan lahirnya 5.000 bayi di sebuah kamp pengungsian Suriah, tepatnya di klinik Zaatari.

Salah satunya adalah Rima, anak kedua dari Khouloud Ahmad Suleiman (21 tahun), dan suaminya Mohammad Salameh (22 tahun) yang lahir pada hari selasa.

Sedangkan Alaa (2 tahun), ia juga lahir di Zaatari, sebuah kamp pengungsian yang menampung sekitar 80.000 pengungsi Suriah.

Rata-rata proses melahirkan normal dan tidak ada kematian, kata dr. Rima Diab, yang membantu proses melahirkan di klinik Zaatari.

Jika ada komplikasi atau keadaan darurat seperti operasi caesar, ibu tersebut akan dibawa ke rumah sakit besar di kamp Maroko.

Namun jika keadaan ibu melahirkan memburuk, atau bayinya yang baru lahir membutuhkan perawatan intensif, mereka akan dibawa ke rumah sakit Mafraq, yang berada di luar kamp dan di jaga dengan ketat.

Sebagaimana yang dilansir oleh Al Jazeera (2/03), dari 635.000 pengungsi yang terdaftar di Yordania, sekitar 16.000 diantaranya adalah wanita hamil.

Bayi yang lahir di Zaatari menerima kartu pendaftaran UNHCR, dan akta kelahiran Yordania, meskipun ini tidak sama dengan kartu kewarganegaraan. (Eka Aprila)

 

Sumber: Al Jazeera/ Bumi Syam

Pengungsi Perempuan Suriah Ambil Peran Hidup Sebagai Pria

Negara Lebanon dengan populasi 4,4 juta, saat ini bertindak sebagai salah satu negara yang menampung lebih dari sejuta pengungsi Suriah dan tiga perempat keseluruhan mereka adalah wanita dan anak-anak.

Kondisi ini tak pelak membuat wanita-wanita pengungsi ini harus menggantikan tugas pria dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

Sebagaimana yang dilansir oleh Al Jazeera (4/3), mengungsinya warga Suriah ke Lebanon telah menjadi beban tersendiri untuk para pengungsi wanita.

Biaya pendidikan, biaya rumah sakit, dan biaya pasokan air telah menguras tabungan mereka yang terbatas. Sehingga mereka para wanita harus mengambil pekerjaan berat dengan upah yang rendah untuk memberi makan keluarga mereka.

Tidak hanya itu, para pengungsi juga mendapat ancaman dari Lebanon, bahwa mereka akan dikembalikan ke Suriah, jika mereka tidak mematuhi aturan kerja yang berlaku di negara tersebut. ( Eka Aprila)

 

sumber: Bumi Syam

Ini Penjelasan tentang Poster Homo Seksual yang Masuk ke Puskesmas

Poster yang menggambarkan pasangan gay terpampang di salah satu ruangan Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) Kecamatan Senen. Sebelum menimbulkan perdebatan ramai di publik, pihak Puskesmas mengklarifikasi bahwa poster menggambarkan pasangan gay itu bukan bermaksud untuk mempromosikan gay atau perilaku seks menyimpang.

Kader Muda Kesehatan Puskesmas Senen, Agustian mengatakan, poster yang dimaksud memang ada dan terpasang di Puskesmas Senen, tapi bukan di ruangan umum seperti ruang tunggu yang bisa dilihat banyak orang. Tapi di ruang Poli VCT (Voluntary Counseling Test), yang memberikan konseling, pra testing HIV.

“Poster itu berada di dalam sini (Poli VCT),” kata dia sambil menunjukkan lokasi ruangan kepada Republika.co.id, Ahad (6/3).

Ruangan Poli VCT di Puskesmas Kecamatan Senen berada di samping kiri bangunan, berada di luar berbeda dengan ruang Poli lainnya. Diakui Agustian, poster tersebut tidak bisa dilihat masyarakat umum yang mengunjungi Puskesmas Senen, hanya mereka yang mengunjungi ruang Poli VCT lah yang bisa melihat poster tersebut.

“Ya kalau orang mengunjungi Poli VCT dan melihat poster ini, tentunya ia yang memiliki permasalahan  HIV, baik yang tertular karena jarum suntik narkoba, wanita pekerja seks, atau laki suka laki (LSL),” ujarnya.

Ditanya mengapa poster tersebut terlalu vulgar menggambarkan pasangan gay, ia mengatakan banyak mereka yang LSL tidak menyadari kalau mereka lebih rentan terkena HIV.

Pelaku LSL atau gay, jelas dia, memiliki potensi penularan HIV lebih besar ketika melakukan hubungan seksual, dibandingkan pasangan seks dengan lawan jenis. Bahkan dibandingkan pelaku lesbian sekalipun, tingkat penularan HIV pada gay cenderung lebih tinggi. “Jadi kita perlu menegaskan dalam poster tersebut, bahwa ini lhokamu itu potensi HIVnya lebih tinggi,” ujarnya.

Sebelumnya beredar di media sosial soal poster yang menggambarkan pasangan gay di beberapa Puskesmas, salah satunya Puskesmas Kecamatan Senen, pada Ahad (6/3). Poster tersebut menggambarkan pasangan gay, bertuliskan ‘Aku Bisa Jalani, Aku Bisa Jaga Diri’.

 

sumber: Republika Online

Hasyim Muzadi: Restoran Asing di Indonesia Jadi Donatur LGBT

Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok dan Malang KH A Hasyim Muzadi kembali mengingatkan masyarakat supaya meningkatkan kewaspadaan terhadap kampanye lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).

“Ternyata yang sangat merusak moral dan martabat bangsa bukan LGBT kodrati, melainkan adalah kampanye yang menggunakan isu LGBT untuk kepentingan komersial,” kata KH Hasyim kepada pers di Jakarta, Ahad (6/3).

Pernyataan itu disampaikan Kiai Hasyim terkait masih maraknya polemik soal LGBT belakangan ini. Menurut mantan ketua umum Nahdlatul Ulama (NU) itu, melihat fakta-fakta di lapangan serta konstelasi kampanye LGBT di seluruh dunia, maka data autentik menunjukkan gerakan kampanye LGBT juga mendapat bantuan dana dari luar negeri.

KH Hasyim mengaku mendapatkan informasi jika sebagian warung kopi dan warung makanan asing yang bertebaran di Indonesia telah menjadi donatur bagi kampanye LGBT. “Oleh karena itu, kesadaran kembali ke warung bangsa sendiri lebih selamat dan terhormat,” kata anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu.

Sumber : Antara / Republika Online

Kiai Hasyim: Kampanye LGBT di Indonesia untuk Legalkan Kawin Sejenis

Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok dan Malang KH A Hasyim Muzadi menuturkan, isu hak-hak asasi manusia (HAM), demokrasi, dan kemanusiaan yang selalu diangkat para jurkam sosialisasi LGBT, ternyata hanya merupakan kemasan isu dan sama sekali bukan sebuah keluhuran perjuangan.

Kiai Hasyim menyebutkan ada beberapa orang yang merasa dan mengaku tokoh Islam, namun tidak tahan terhadap godaan dana untuk mendukung LGBT. Sehingga ketika menerima dana tersebut mereka menjadi salah tingkah, bahkan seperti hilang ingatan.

“Fakta-Fakta ini semua menjadi gamblang, mana yang membela agama dan nasionalisme serta mana yang memperjualbelikannya,” katanya di Jakarta, Ahad (6/3).

Anggota Watimpres itu menuturkan, ujung dari kampanye LGBT adalah tuntutan untuk melegalkan kawin sejenis. Masalah LGBT itu sendiri, menurut dia tidak bisa diselesaikan melalui pendekatan HAM dan demokrasi, karena pada hakikatnya LGBT merupakan kelainan seksual dalam peri kehidupan seseorang.

Pendekatan yang benar untuk menyelesaikan masalah LGBT adalah melalui prevensi dan rehabilitasi, sehingga seseorang bisa kembali menjadi normal secara seksual. Kiai Hasyim juga mengingatkan, serangan terhadap Indonesia bukan hanya kampanye LGBT, melainkan juga peredaran narkoba yang makin meningkat dengan tujuan menghancurkan generasi muda Indonesia.

 

Sumber : Antara/ Republika Online