Seribu Satu Jalan Menuju Kematian

SERIBU satu jalan menuju kematian. Hadirnya adalah misteri. Ditebak ia tak datang, tidak diduga ia tiba-data datang.

Innaa lillaah wa innaa ilayhi raaji’uun. Telah kembali ke rahmat Allah Prof. DR. H. Saiful Anam, MA, dosen UINSA Surabaya, seorang dosen yang sangat ramah pada mahasiswanya dan akrab dengan kolega-koleganya. Beliau adalah seorang yang tegas dalam memegang prinsip, teguh dalam pendirian dan santun dalam kehidupan.

Beberapa hari yang lalu, beliau masih menguji disertasi dua mahasiswa Libya bersama saya dan tim penguji yang lain. Saat itu, wajahnya bersih namun tak terlihat sakit. Masih bercanda dan bertanya-tanya tentang Alm. Drs. H. Makasi, MAg, misanan isteri saya yang menjadi teman akrabnya.

Beliau berkata: “Pak Makasi tidak kita duga ya, sudah meninggal dunia.” Saat ini beliau sedang menjadi promotor disertasi mahasiswa Libya dengan saya. Tidak seperti biasanya, beliau cepat tanda tangan bahkan sebelum diskusi disertasi itu dengan saya. Ini bukan kebiasaan beliau. Kata orang, barangkali itu adalah bagian dari tanda-tanda.

Namun kematian tak selalu hadir dengan tanda-tanda pasti. Bahkan tidak pasti kematian itu diawali dengan sakit. Buktinya ada banyak orang yang meninggal bukan karena sakit. Tidak pula pasti diawali dengan wasiat atau perilaku tertentu, buktinya ada yang tiba-tiba meninggal dalam keadaan shalat, sujud, atau dalam keadaan santai bermain. Sungguh kematian itu misteri.

Yang pasti, kita pasti menemui kematian itu. Karena mati tak pernah berjanji kapan akan datang, tugas kita adalah mempersiapkan segalanya untuk menjadi akhir kehidupan yang indah, yang disebut dengan husn al-khatimah. Persembahkan yang terbaik dari apa yang bisa kita lakukan. Saatnya nanti, tak ada yang bisa dibanggakan kecuali iman dan amal shalih. Masihkah mau dan bersemangat bertengkar berebut “tulang?” Salam, AIM, Dosen UINSA Surabaya.

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2295293/seribu-satu-jalan-menuju-kematian#sthash.UCouNgOg.dpuf

Sudahkah Membayar Uang Kos kepada Allah

MALAM ini ada yang datang ke pondok seorang hamba Allah yang hidupnya penuh dengan cerita, cerita menyedihkan dan cerita menggembirakan, cerita nyata yang biasa-biasa saja dan cerita nyata yang bagai hanya di alam maya saja. Bagi saya, kisah-kisahnya adalah testimoni akan kebenaran firman Allah, janji Allah kepada hambaNya.

Hamba Allah yang satu ini sudah lama menjadi aktifis sosial, dengan rajin bershadaqah seakan sudah tak pernah takut miskin. Dunia shadaqah digelutinya semenjak beliau gagal mengatur hidupnya sendiri dengan mengandalkan pada uang deposito yang dititipkan di bank. Uang yang menurut perhitungan kalkulatornya bisa “menjamin” hidupnya walau hanya dengan mengandalkan bunganya saja habis ludes sampai ke akar-akarnya.

Awalnya beliau belajar mengikhlaskan sepeda motor satu-satunya untuk dishadaqahkan, saat ini sudah terbiasa menshadaqahkan apa yang dimilikinya. Bukan hanya uang melainkan juga mobil dan rumah. Apakah beliau jatuh miskin?

Ternyata semakin dipercaya Allah untuk mengelola harta benda untuk kemaslahatan. Anak-anaknya sukses di sekolah dan perguruan tinggi favorit. Rumah dan tanahnya bertambah dan usahanya berkah berlimpah. Bagai dunia mimpi saja kata beliau.

Beliau bershadaqah bukan karena ingin kaya. Menjadi kaya karena shadaqah itu hanya efek positifnya saja. Beliau hanya ingin diridlai Allah. Kebiasaannya sejak dulu adalah menyediakan kotak amal di samping tempat tidurnya. Setiap bangun pagi beliau dan isteri memasukkan sejumlah uang, minimum 100 ribu ke kotak itu sebagai terima kasihnya diijinkan untuk “ngekos” di bumi ini. Sebagian uang kos itu dititipkannya melalui Ponpes Kota Alif Laam Miim. Subhanallah wa Alhamdulillah.

Bagaimanakah dengan kita? Sudahkah membayar uang kos kepada Allah atas perkenanNya mempersilahkan kita ada di bumiNya? Sungguh kisah beliau inspiratif sekali. Ada banyak kisah lainnya yang insyaAllah akan saya share melalui forum ini. Salam, AIM, Pengasuh. [*]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2295294/sudahkah-membayar-uang-kos-kepada-allah#sthash.cNqWDiSW.dpuf

Miras dan Pornografi Pematik Kejahatan Seksual kepada Anak

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar berpendapat, minuman keras (miras) dan pornografi menjadi salah satu faktor pematik maraknya kasus kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur. Karena itu, Deddy berpendapat hukuman di hilir harus berat.

“Tapi ini tidak menjamin akan berkurang tindakan kekerasan terhadap anak. Artinya pencegahan pun harus dilakukan tapi bagaimana peredaran miras, narkoba dan situs porno. Itu harus sama upayanya, harus besar,” kata Deddy Mizwar ketika diminta tanggapannya tentang kondisi Indonesia Darurat Kejahatan Seksual di Bandung, Jumat (13/5).

Menurut dia hukuman berat untuk pelaku kejahatan seksual perlu diterapkan. Sedangkan wacana hukuman kebiri bisa menjadi salah satu bentuk hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku.

“Tentunya hukuman harus berat. Tapi tidak menjamin berkurangnya tindakan kriminal, kekerasan terhadap anak kalau tindakan pencegahan juga harus dilakukan,” kata Deddy.

Sumber : Antara/ Republika Online

FUI Tolak Wacana Permintaan Maaf Pemerintah kepada Keluarga Eks PKI

Forum Umat Islam (FUI) siap menghadap dan melawan kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). FUI menilai PKI memiliki ajaran Komunisme atau Atheisme yang menentang keberadaan Allah Yang Maha Kuasa, yang merupakan dasar kehidupan Bangsa dan Negara  Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khaththath mengatakan, FUI secara tegas tidak mendukung dengan indikasi kebangkitan PKI.

Menurutnya, PKI dalam lintasan sejarah terbentuknya NKRI dan perjalanannya hingga hari ini telah terbukti melakukan pengkhianatan dan pemberontakan dalam rangka membentuk negara komunis di Indonesia yang mengubah dasar Negara dari Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi dasar Atheisme, atau faham Tiada Tuhan.

PKI dalam hal pengkhianatan terhadap NKRI telah melakukan serangkaian tindakan kekerasan dan pembunuhan kepada para alim ulama, para aktivis Islam seperti PII, Banser, dan Nahdatul Ulama di Jawa Timur.

Mereka juga melakukan tindakan provokasi  terhadap Presiden Soekarno agar membubarkan organisasi Islam seperti Masyumi, serta melakukan tindakan pembunuhan kepada para Jenderal TNI sehingga bentrokan antara para kader dan simpatisan PKI dengan para aktivis Islam dan TNI, adalah suatu keniscayaan sebagai akibat dari ulah dan tindakan mereka.

“Adanya wacana untuk membalik fakta sejarah seolah-olah bahwa kader PKI dan simpatisan mereka adalah para korban yang sama sekali tak berdosa adalah  suatu hal yang bertentangan dengan fakta sejarah sehingga adanya upaya tuntutan kepada Negara untuk meminta maaf dan kompensasi adalah suatu hal yang bersifat mengada-ada,” katanya Republika.co.id, Jumat (13/5).

Al Khaththath menjelaskan, adanya berbagai indikasi kebangkitan kembali ajaran ideology PKI di Indonesia seperti upaya pencabutan Tap MPRS No XXV/1966, adalah suatu perkara yang harus diwaspadai. Kembalinya ideology PKI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia wajib ditolak oleh umat Islam khususnya dan bangsa Indonesia umumnya.

FUI, lanjut Al Khaththath telah melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu. Dalam pertemuan ini, FUI meminta sejumlah hal untuk dilakuka pemerintah. Misalnya, dalam menangani masalah yang berkaitan dengan PKI, harus memulai dari kasus pemberontakan-pemberontakan PKI sejak 1946, bukan hanya setelah 1965.

“Dalam membuat program Gerakan Bela Negara (GBN) oleh Kemenhan bisa memasukkan kurikulum ketahanan ideologi, khususnya menajamkan bahaya ideologi komunis,” kata Al Khaththath.

“Selain itu, FUI menolak rencana dan wacana permintaan maaf pemerintah kepada PKI dan mendesak agar pencarian kuburan massal dihentikan serta menyatakan bahwa PKI adalah pelaku kejahatan kemanusiaan,” tegasnya.

Ia menambahkan, FUI juga meminta pemerintah agar menginstruksikan TVRI untuk memutar kembali film G30S/PKI. FUI juga meminta pemerintah untuk  melibatkan para Ulama dan pesantren dalam program bela negara.

 

 

sumber:Republika Online

Tukang Es Pakai Kaos ISIS Ditangkap tapi Puteri Indonesia Pakai Kaos Komunis Dibela, Itulah Indonesia!

Betapa ironis dengan kebijakan di negeri mayoritas Muslim Indonesia. Seorang publik figur Puteri Indonesia -yang selama ini ditentang umat Islam- memakai kaos bergambar palu arit lambang komunis, dibela habis-habisan.

Padahal, sejarah telah menjadi saksi kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) yang banyak membantai umat Islam termasuk pula para pejabat militer di negeri ini.

Namun, perlakuan terhadap Puteri Indonesia 2015, Anindya Kusuma Putri sangat berbeda dengan Ade Puji Kusmanto (31), warga Terlangu, Brebes, Jawa Tengah. (Baca: Puteri Indonesia 2015 Bangga Selfie Pakai Baju Palu Arit Berlambang Komunis)

Ade, pedagang es kelapa muda itu ditangkap aparat kepolisian lantaran mengenakan kaos bertuliskan kalimat tauhid yang dituding bagian dari simbol ISIS (Islamic State of Iraq and Sham) yang kini mendeklarasikan Daulah Islamiyah.

Saya sudah sampaikan ke Menteri Agama, kemarin orang yang pakai baju ISIS ditangkap-tangkapi padahal itu kekuatan hukum positif atau hukum tetap yang bisa dijadikan dasar untuk menangkap orang yang menggunakan baju itu

Hal itu disampaikan Pimpinan Taruna Muslim yang juga pengamat anti Komunis, Ustadz Alfian Tanjung.

“Saya sudah sampaikan ke Menteri Agama, kemarin orang yang pakai baju ISIS ditangkap-tangkapi padahal itu kekuatan hukum positif atau hukum tetap yang bisa dijadikan dasar untuk menangkap orang yang menggunakan baju itu,” kata Ustadz Alfian Tanjung kepada redaksi Panjimas.com, Rabu (25/2/2015).

Menurut Ustadz Alfian Tanjung, siapa pun mereka baik itu publik figur atau seorang rakyat jelata harus disikapi sama.

Kenapa orang yang memakan simbol sebuah partai yang sangat terlarang, apa pun alasannya, malah dibela katanya sekedar untuk rekreasi atau menghargai. Sedangkan tukang es kelapa malah ditangkap-tangkapi oleh polisi

“Kenapa orang yang memakan simbol sebuah partai yang sangat terlarang, apa pun alasannya, malah dibela katanya sekedar untuk rekreasi atau menghargai. Sedangkan tukang es kelapa malah ditangkap-tangkapi oleh polisi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ustadz Alfian Tanjung menilai, penggunaan simbol komunis yang dilakukan seorang publik figur seperti Puteri Indonesia bukan tanpa sengaja, melainkan ada tujuan tertentu.

“Ini sebagai isyarat PKI sedang melakukan familiarisasi bahwa simbol mereka juga merupakan simbol yang berhak ditampilkan di hadapan publik,” tutupnya. [AW]

 

 

sumber:Panji Mas

Puteri Indonesia 2015 Bangga Selfie Pakai Baju Palu Arit Berlambang Komunis

Puteri Indonesia 2015, Anindya Kusuma Putri mengatakan terlihat narsis saat berfoto selfie mengenakan baju palu arit, lambang komunis.

Dengan bangga Anindya mengunggah foto berbaju komunis itu ke akun Instagram miliknya, @anindyakputri pada Jumat lalu (20/2/2015).

“I So Vietnam Today,” tulis Anindya sebagai keterangan di foto itu.

Nettizen di jejeraing sosial pun banyak yang mengecam tingkah puteri Indonesia tersebut.

”Apakah ini foto Putri Indonesia (mungkin Anindya Putri)? Kok konyol begitu ya?,” ujar akun @nurudinwriter.

“Palu arit adl lambang PKI, paham komunis dilarang di Indonesia, apapun bentuknya! apalagi menyandang Putri Indonesia,” kicau @semesta_kicau.

puteri indonesia kaos palu arit

Wanita kelahiran  3 Februari 1992 itu berdalih bahwa sikap tersebut untuk menghargai negara lain yakni Vietnam. Menurutnya, mengenakan baju palu arit sama seperti orang lain mengenakan batik.

“Saya menghargai persahabatan antar bangsa dan juga perbedaannya termasuk ideologi masing-masing negara. Saat itu pun saya berpikir saya mengenakan baju itu karena menghargai teman-teman dari Vietnam. Sama halnya seperti mereka yang memakai baju batik pemberian saya” ujar Anin di Graha Mustika Ratu, Selasa (24/2/2015).

Alangkah naifnya jika kaos merah berlambang palu arit itu disamakan dengan baju batik. Sebab, sangat jelas kaos palu arit itu melambangkan ideologi tertentu dalam hal ini komunis, sementara baju batik tidak melambangkan ideologi tertentu dan hanya melambangkan budaya dari Indonesia.

“Karena sangat naif, sudah terpilih sebagai Puteri Indonesia. Indonesia kan antikomunis, lalu ada orang yang memakai baju lambang komunis,” kata Mayor Jenderal TNI Mochamad Fuad Basya yang menjabat sebagai Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI di tempat berbeda. [AW/ cnn, viva]

 

sumber:Panji Mas

Hukum Shalat Saat Makanan Telah Tersaji

Manakah yang mesti didahulukan saat makan malam -misalnya- telah tersaji, apakah makan dulu baru mengerjakan shalat? Atau bagaimana?

Dari ‘Aisyah, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ صَلاَةَ بِحَضْرَةِ الطَّعَامِ وَلاَ وَهُوَ يُدَافِعُهُ الأَخْبَثَانِ

Tidak ada shalat ketika makanan telah dihidangkan, begitu pula tidak ada shalat bagi yang menahan (kencing atau buang air besar).” (HR. Muslim no. 560).

Dalam hadits dari Anas radhiyallahu ‘anhu disebutkan,

إِذَا قُدِّمَ الْعَشَاءُ فَابْدَءُوا بِهِ قَبْلَ أَنْ تُصَلُّوا صَلاَةَ الْمَغْرِبِ ، وَلاَ تَعْجَلُوا عَنْ عَشَائِكُمْ

Jika makan malam telah tersajikan, maka dahulukan makan malam terlebih dahulu sebelum shalat Maghrib. Dan tak perlu tergesa-gesa dengan menyantap makan malam kalian.” (HR. Bukhari no. 673 dan Muslim no. 557).

Yang Dinafikan dalam Hadits

Jika disebutkan tidak dengan kata “laa” dalam hadits, maka yang dimaksud bisa tiga makna: (1) laa yang menafikan keberadaan, artinya tidak ada, (2) laa yang menafikan kesahan, artinya tidak sah, (3) laa yang menafikan kesempurnaan, artinya tidak sempurna. Demikian maksud penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin.

Kalau dimaknakan dengan makna peniadaan secara total, tidaklah tepat karena masih saja ada orang yang shalat saat makanan sudah disajikan atau sambil menahan kentut.

Kalau shalat saat makanan tersaji tidak sah, ini bisa jadi menurut ulama yang berpendapat kekhusyu’an itu wajib ada di dalam shalat. Jika dalam shalat terlalu sibuk dengan hal-hal lain di luar shalat, shalatnya tidaklah sah.

Kalau kita nyatakan bahwa kekhusyu’an adalah sunnah shalat, bukanlah wajib sebagaimana yang dinyatakan oleh mayoritas ulama, berarti “laa” yang dimaksud dalam hadits adalah tidak sempurna. Dapat kita tarik kesimpulan bahwa yang lebih tepat, kalimat dalam hadits berarti “tidak sempurna shalat seseorang ketika makanan telah dihidangkan”.

Berarti, dapat kita sebut bahwa shalat saat makanan telah tersaji, hukumnya makruh.

Faedah Hadits

Beberapa faedah yang bisa disimpulkan dari hadits:

1- Islam sangat perhatian terhadap shalat sampai-sampai memerintahkan untuk konsentrasi dalam shalat dan menghilangkan pikiran di luar shalat.

2- Shalat dengan penuh kekhusyu’an lebih utama daripada shalat di awal waktu karena Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam menyarankan untuk makan lebih dulu supaya kekhusyu’an shalat tidak terganggu dengan hadirnya makanan.

3- Memilih untuk menyantap makan tidaklah mengapa walau shalat jama’ah nantinya luput. Kalau menyantap saat waktu shalat itu bukan rutinitas dan telah rutin mengerjakan shalat secara berjama’ah, maka pahala berjama’ah tetap dicatat. Hal ini berdasarkan hadits,

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

Jika seorang hamba dalam keadaan sakit atau bersafar, maka akan dicatat baginya semisal keadaan beramalnya saat mukim (tidak bersafar) atau saat sehat (tidak sakit).” (HR. Bukhari no. 2996). Makan saat shalat berjama’ah termasuk uzur yang sama dengan hadits ini, sehingga juga akan dicatat sama halnya ketika sakit atau bersafar.

4- Jika makanan belum dihidangkan saat sudah merasa lapar, maka tetap shalat dikerjakan lebih dulu. Hadits di atas dimaksudkan mendahulukan shalat jika makanan telah tersaji. Karena saat itu kecenderungan hati lebih besar dibanding saat makanan belum hadir.

Jadi prinsipnya bukanlah “ketika lapar lebih baik makan daripada shalat.” Prinsip yang dimaksud dalam hadits adalah “mendahulukan makan dari shalat saat makanan telah tersajikan.”

5- Maksud dari mendahulukan makan dari shalat adalah ketika benar-benar dalam keadaan butuh untuk makan (benar-benar lapar). Karena sebab larangan mendahulukan shalat kala itu adalah karena masalah khusyu’ dan konsentrasi hati. Jika hati tidak begitu butuh pada makan, maka tidak jadi larangan mendahulukan shalat saat itu. Karena “al hukmu yaduuru ma’a illatihi wujudan aw ‘adaman”, hukum itu berputar pada ada atau tidaknya illah.

6- Jika makanan telah tersaji namun saat itu tidak boleh disantap, maka bukan berarti shalat mesti ditinggalkan.

Misalnya, jika belum shalat Ashar dan kita baru terbangun saat mendekati matahari terbenam dan masih belum waktu berbuka puasa, namun makanan telah tersaji. Maka tidak bisa dikatakan bahwa kita tidak shalat Ashar saja karena makanan telah tersaji, tunda saja shalat tersebut sampai berbuka. Yang benar, shalat Ashar tetap dikerjakan meskipun makanan belum bisa disantap karena  memang belum saatnya waktu berbuka.

7- Jika ada makanan porsi besar dan makanan ringan saat berbuka puasa, maka yang lebih baik tetap mendahulukan makanan ringan, barulah setelah shalat Maghrib dilanjutkan dengan makanan berat. Demikian kesimpulan dari penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin.

 

Pecahnya Pemberontakan PRRI

Menurut Wangsawidjaya, yang waktu itu menjadi sekretaris pribadi Bung Hatta, orang nomor dua di Indonesia ini meletakkan jabatan bukan hanya karena tindakan Bung Karno yang sering menyimpang, terutama karena keadaan pemerintahan dewasa itu (1950-1958).

Saat itu parpol saling menyerang dan bertengkar secara tidak sehat karena condong bersikap sebagai orang partai daripada negarawan. Sedangkan, partai yang berkuasa lebih mementingkan politik dan aspirasi partainya ketimbang kepentingan bangsa dan negara.

Sekalipun sudah tidak lagi sebagai wakil presiden, perhatian Bung Hatta terhadap nusa dan bangsa tetap besar. Ketika pecah pemberontakan PRRI, ia berupaya sekuat tenaga mengusahakan perdamaian antara pusat dan daerah. Indonesia, katanya, tidak boleh pecah, malah harus memperkuat persatuan.

”Empat kali saya berupaya menghalang-halangi (pemberontakan PRRI), tapi tidak berhasil. Saya tegaskan bahwa tindakan itu akan mencapai sebaliknya dari yang dimaksud, akan menghancurkan apa yang telah dibangun dengan usaha sendiri serta menjadikan Sumatra Barat sebagai padang dilajang gajah, dan last but not leastmemperkuat semangat diktatur di kalangan pemerintahan,” (Solichin Salam: Sukarno–Hatta).

Sukarno dan Hatta tak Saling Dendam

Hatta sendiri kepada Solichin menceritakan bagaimana akrabnya ia dan Bung Karno waktu itu. ”Hingga tiap surat yang akan ditandatanganinya ditolak sebelum ada paraf saya. Dan tiap keputusan yang saya ambil Bung Karno selalu menyetujuinya.”

Sedangkan, Wangsa, yang menjadi sekretaris pribadi Bung Hatta hingga tokoh ini meninggal dunia, menyatakan, sekalipun sering berbeda pendapat, keduanya tidak pernah saling mendendam. Sebagai bukti, Bung Hatta tidak dendam kepada Bung Karno ialah peristiwa menjelang wafatnya presiden pertama RI ini.

Pada 19 Juni 1970, atau dua hari sebelum Bung Karno wafat, Bung Hatta dan Wangsawidjaja mengunjungi RSPAD Gatot Subroto untuk menjenguk Bung Karno.

Setelah sebelumnya mereka mendapat kabar dari Mas Agung (dirut PT Gunung Agung) bahwa Bung Karno dalam keadaan gawat. Sakitnya Bung Karno ini memang sangat dirahasiakan pemerintah. Karena itulah, Hatta sebelum membesuknya harus minta izin terlebih dulu kepada Pak Harto melalui Sekmil Jenderal Tjokropranolo.

 

 

sumber: Rumaysho.Com

 

Lupa Membaca Bismillah di Awal Makan

Kita telah tahu bahwa di awal makan kita diperintahkan untuk membaca bismillah. Bagaimana jika lupa membaca bismillah di awal, apa yang mesti dibaca sehingga rutinitas makan kita tetap diberkahi serta dijauhi dari godaan setan?

Urgensi Membaca Bismillah di Awal Makan

1- Membaca bismillah di awal makan adalah perintah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam

Dari ‘Umar bin Abi Salamah, ia berkata, “Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam, tanganku bersileweran di nampan saat makan. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ » . فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِى بَعْدُ

Wahai Ghulam, bacalah “bismilillah”, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu.” Maka seperti itulah gaya makanku setelah itu. (HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022)

2- Setan menghalalkan makanan yang tidak disebut bismillah

Dari Hudzaifah, ia berkata, “Jika kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadiri jamuan makanan, maka tidak ada seorang pun di antara kami yang meletakkan tangannya hingga Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam memulainya. Dan kami pernah bersama beliau menghadiri jamuan makan, lalu seorang Arab badui datang yang seolah-oleh ia terdorong, lalu ia meletakkan tangannya pada makanan, namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang tangannya. Kemudian seorang budak wanita datang sepertinya ia terdorong hendak meletakkan tangannya pada makanan, namun beliau memegang tangannya dan berkata,

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَيَسْتَحِلُّ الطَّعَامَ الَّذِى لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ جَاءَ بِهَذَا الأَعْرَابِىِّ يَسْتَحِلُّ بِهِ فَأَخَذْتُ بِيَدِهِ وَجَاءَ بِهَذِهِ الْجَارِيَةِ يَسْتَحِلُّ بِهَا فَأَخَذْتُ بِيَدِهَا فَوَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنَّ يَدَهُ لَفِى يَدِى مَعَ أَيْدِيهِمَا

Sungguh, setan menghalalkan makanan yang tidak disebutkan nama Allah padanya. Setan datang bersama orang badui ini, dengannya setan ingin menghalalkan makanan tersebut, maka aku pegang tangannya. Dan setan tersebut juga datang bersama budak wanita ini, dengannya ia ingin menghalalkan makanan tersebut, maka aku pegang tangannya. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya tangan setan tersebut ada di tanganku bersama tangan mereka berdua.” (HR. Abu Daud no. 3766. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih)

3- Mudah kenyang dan bawa berkah pada makanan dengan membaca bismillah di awal

Dari Wahsyi bin Harb dari ayahnya dari kakeknya bahwa para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا نَأْكُلُ وَلاَ نَشْبَعُ. قَالَ « فَلَعَلَّكُمْ تَفْتَرِقُونَ ». قَالُوا نَعَمْ. قَالَ « فَاجْتَمِعُوا عَلَى طَعَامِكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ يُبَارَكْ لَكُمْ فِيهِ

Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan dan tidak merasa kenyang?” Beliau bersabda: “Kemungkinan kalian makan sendiri-sendiri.” Mereka menjawab, “Ya.” Beliau bersabda: “Hendaklah kalian makan secara bersama-sama, dan sebutlah nama Allah, maka kalian akan diberi berkah padanya.” (HR. Abu Daud no. 3764. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut hasan)

Lupa Membaca Bismillah

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Jika seseorang meninggalkan membaca “bismillah” di awal karena sengaja, lupa, dipaksa, tidak mampu mengucapkannya karena suatu alasan, lalu ia bisa mengucapkan di tengah-tengah makannya, maka ia dianjurkan mengucapkan “Bismillaah awwalahu wa aakhirohu” (Al Adzkar, hal. 427, terbitan Dar Ibnu Khuzaimah)

Ada beberapa hadits yang membicarakan masalah ini.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ

Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: “Bismillaah awwalahu wa aakhirohu(dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”.” (HR. Abu Daud no. 3767 dan At Tirmidzi no. 1858. At Tirmidzi mengatakan hadits tersebut hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih)

Dalam lafazh lain disebutkan,

إِذَا أَكَلَ أَحَدكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّه ، فَإِنْ نَسِيَ فِي أَوَّله فَلْيَقُلْ : بِسْمِ اللَّه فِي أَوَّله وَآخِره

Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia ucapkan “Bismillah”. Jika ia lupa untuk menyebutnya, hendaklah ia mengucapkan: Bismillaah fii awwalihi wa aakhirihi (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”. (HR. Tirmidzi no. 1858, Abu Daud no. 3767 dan Ibnu Majah no. 3264. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih dan Syaikh Al Albani menyatakan hadits ini shahih).

Dari Umayyah bin Mihshon -seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, ia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- جَالِسًا وَرَجُلٌ يَأْكُلُ فَلَمْ يُسَمِّ حَتَّى لَمْ يَبْقَ مِنْ طَعَامِهِ إِلاَّ لُقْمَةٌ فَلَمَّا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ فَضَحِكَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ « مَا زَالَ الشَّيْطَانُ يَأْكُلُ مَعَهُ فَلَمَّا ذَكَرَ اسْمَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ اسْتَقَاءَ مَا فِى بَطْنِهِ »

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah duduk dan saat itu ada seseorang yang makan tanpa membaca bismillah hingga makanannya tersisa satu suapan. Ketika ia mengangkat suapan tersebtu ke mulutnya, ia mengucapkan, “Bismillah awwalahu wa akhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya).” Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam pun tertawa dan beliau bersabda, “Setan terus makan bersamanya hingga. Ketika ia menyebut nama Allah (bismillah), setan memuntahkan apa yang ada di perutnya.” (HR. Abu Daud no. 3768, Ahmad 4: 336 dan An Nasai dalam Al Kubro 10113. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Al Hakim menshahihkan hadits ini dan disetujui oleh Adz Dzahabi. Al Mutsanna bin ‘Abdurrahman mengatakan hadits ini hasan dan memiliki berbagai penguat. Lihat Majma’ Az Zawaid, 5: 22).

Hadits terakhir di atas menunjukkan bahwa setan itu berserikat pada makanan yang tidak disebut nama Allah (membaca: bismillah) saat dimakan. Lalu jika seseorang mengingat Allah (mengucap bismillah) di tengah-tengah makan walau makanan tersisa sedikit, maka diharamkan pada setan apa yang telah dimakan sebelumnya. Juga hadits di atas menunjukkan bahwa setan bisa muntah. Lihat Bahjatun Nazhirin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaly, 2: 48.

Hadits-hadits di atas pun jadi dalil bahwa jika seseorang lupa membaca bismillah di awal makan dan baru teringat di tengah-tengah makan, maka ucapkanlah “bismillah awwalahu wa akhirohu” atau “bismillah fii awwalihi wa aakhirihi“.

Semoga sajian di malam ini bermanfaat dan bisa diamalkan. Moga aktivitas makan kita bukan hanya mengisi perut, namun aktivitas tersebut moga semakin menguatkan kita dalam ibadah dan mendatangkan keberkahan karena mengikuti tuntunan Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam-.

Baca artikel Rumaysho.Com lainnya: Sebelum Makan, Bacalah Bismillah.

Hanya Allah yang memberi taufik.

Akhukum fillah,

 

 

Muhammad Abduh Tuasikal (Rumaysho.Com)

10 Khasiat Basmalah

Pertanyaan:

Assalammu’alaikum.

Saya agak musykil dan igin bertanya tentang khasiat/amalan bismillah.

Dari: Deq

Jawaban:

Wa’alaikumussalam

Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Yang kami maksud khasiat basmalah adalah keutamaan basmalah. Berikut beberapa keutamaan kalimat basmalah,

Pertama, pembukaan Alquran

Allah Ta’ala membuka kitab-Nya yang paling angung, yaitu Alquran dengan lafadz basmalah. Demikian pula, semua surat dalam Alquran diawali dengan basmalah, kecuali surat At-Taubah.

Kedua, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengawali surat yang beliau kirim ke raja-raja, untuk mengajak mereka masuk Islam, dengan lafadz basmalah. Seperti surat yang beliau kirim ke raja heraklius. Sebagaimana yang pernah kita bahas di:

https://konsultasisyariah.com/isi-surat-rasulullah-kepada-heraclius/

Ketiga, basmalah merupakan isi surat yang dikirim oleh Nabi Sulaiman ‘alaihis shalatu was salam kepada Ratu Saba’ yang ketika itu masih menyembah matahari. Allah berfirman, menceraitakan kisah mereka,

قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ إِنِّي أُلْقِيَ إِلَيَّ كِتَابٌ كَرِيمٌ ( ) إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ( ) أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ

Sang ratu berkata: Wahai para menteri, saya mendapatkan sepucuk surat yang mulia. Surat itu dari Sulaiman, isinya: Bismillahir rahmanir rahiim. Janganlah kalian bersikap sombong di hadapanku dan datanglah kepadaku dengan tunduk.” (QS. An-Naml: 29 – 31).

Tujuan utama Nabi Sulaiman mengirim surat ini adalah untuk mengajak mereka masuk Islam dan meninggalkan kekufurannya. Mengingat pentingnya tujuan ini, Nabi Sulaiman mengawalinya dengan basmalah.

Keempat, bacaan basmalah menjadi pemula untuk berbagai bentuk ibadah, seperti wudhu, atau mandi dan tayamum, menurut pendapat sebagian ulama. Dari Abu Hurairah, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى عَلَيْه

Tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah (membaca basmalah).” (HR. Abu Daud 101 dan dishahihkan al-Albani).

Hadis ini berbicara tentang wudhu, namun ulama mengqiyaskannya untuk mandi dan tayamum, karena semuanya adalah kegiatan bersuci.

Kelima, perlindungan dari setan ketika makan

Orang yang makan atau minum dengan didahului membaca basmalah sebelumnya maka setan tidak mampu untuk turut memakannya. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ

Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: “Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”.” (HR. Abu Daud no. 3767 dan At Tirmidzi no. 1858. At Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani).

Dari hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَيَسْتَحِلُّ الطَّعَامَ الَّذِى لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ

“Sesungguhnya setan dibolehkan makan makanan yang tidak dibacakan nama Allah ketika hendak dimakan.”(HR. Abu Daud no. 3766 dan dishahihkan al-Albani)

Keenam, penjagaan dari gangguan setan ketika berhubungan badan

dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ قَالَ: “بِاسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا“، فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا

Jika salah seorang dari kalian (suami) ketika ingin menggauli istrinya, dan dia membaca doa: ‘Dengan (menyebut) nama Allah, …dst’, kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya.” (HR. Bukhari no.141 dan Muslim no.1434)

Ketujuh, penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia.

Seperti yang sering kita bahas, kita tidak bisa melihat jin, namun jin bisa melihat kita dalam semua keadaan. Tidak segan-segan, jin yang kurang bertanggung jawab, juga akan melihat kita dalam posisi ketika tidak berbusana. Untuk menanggulangi hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan agar ketika buka pakaian, kita tidak lupa membaca basmalah.

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ: إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمُ الخَلَاءَ، أَنْ يَقُولَ: بِسْمِ اللَّهِ

“Penghalang antara mata jin dengan aurat bani Adam, apabila kalian masuk kamar kecil, ucapkanlah bismillah.” (HR. Turmudzi 606 dan dishahihkan al-Albani).

Kedelapan, penghalang setan untuk membuka tempat barang berharga.

Beberapa harta berharga yang kita simpan di malam hari, juga akan menjadi incaran setan. Dia berusaha mengganggu kita dengan mengotori makanan atau mengambil barang berharga itu. Untuk mengatasi hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan umatnya agar ketika menutup semua makanan dengan membaca basmalah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

غَطُّوا الْإِنَاءَ، وَأَوْكُوا السِّقَاءَ، وَأَغْلِقُوا الْبَابَ، وأطفؤا السِّرَاجَ، فإن الشَّيْطَانَ لَا يَحُلُّ سِقَاءً، ولا يَفْتَحُ بَابًا، ولا يَكْشِفُ إِنَاءً، فَإِنْ لم يَجِدْ أحدكم إلا أَنْ يَعْرُضَ على إِنَائِهِ عُودًا وَيَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ، فَلْيَفْعَلْ

Tutuplah bejana, ikatlah geribah (tempat menyimpan air yang terbuat dari kulit), tutuplah pintu, matikanlah lentera (lampu api), karena sesungguhnya setan tidak  mampu membuka geribah yang terikat, tidak dapat membuka pintu, dan tidak juga dapat menyingkap bejanan yang tertutup. Bila engkau tidak mendapatkan tutup kecuali hanya dengan melintangkan di atas bejananya sebatang ranting, dan menyebut nama Allah, hendaknya dia lakukan.” (HR. Muslim)

Kesembilan, menghalangi setan menginap di dalam rumah

Bacaan basmalah diucapkan ketika masuk rumah, bisa menjadi penghalang bagi setan untuk ikut memasukinya atau menginap di dalamnya.

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ، وَلَا عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ، فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ، وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ

Jika seseorang masuk rumahnya dan dia mengingat nama Allah ketika masuk dan ketika makan, maka setan akan berteriak: ‘Tidak ada tempat menginap bagi kalian dan tidak ada makan malam.’ Namun jika dia tidak mengingat Allah ketika masuk maka setan mengatakan, ‘Kalian mendapatkan tempat menginap’ dan jika dia tidak mengingat nama Allah ketika makan maka setan mengundang temannya, ‘Kalian mendapat jatah menginap dan makan malam’.” (HR. Muslim).

Kesepuluh, menjadi syarat halalnya hewan sembelihan

Diantara keberkahan basmalah, orang yang menyembelih binatang dengan menyebut basmalah, hewan sembelihannya bisa menjadi halal. Sebaliknya, orang yang menyembelih binatang tanpa mengucapkan basmalah, baik disengaja maupun lupa, sembelihannya batal, dan hewan itu tidak boleh dimakan. Allah berfirman,

وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ

Janganlah kalian makan (hewan) yang tidak disebutkan nama Allah ketika menyembelihnya. Itu sesuatu yang fasik (tidak halal).” (QS. Al-An’am: 121).

Allahu a’lam

 

 

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)

Rahasia Dasyat! dibalik Kalimat Bismillahirrahmanirrahim

Dalam pengejawantahan Al Quran terdapat banyak sekali kalimat yang Maha Dasyat,sangat powerful, bahkan sangat kuat yang akan membuat kita terdecak kagum. betapa dasyatnya kalimat-kalimat suci didalam Al Quran itu. Dari semula Al Quran berjumlah 30 juz 114 Surat dan diawali dengan surat Al Fatihah yaitu surat pembuka bagi ayat suci al-quran, inilah inti sari dari Al Quran itu, kita harus tahu bahwa surat Al-Fatihah melebihi semua surat yang lain.
Kalau tidak, mengapa Al-Fatihah dijadikan rukun dalam shalat ? Tidak sah shalat tanpa di dalamnya Al-Fatihah. Berarti Al-Fatihah memang memiliki keutamaan. Salah satu keutamaan Al-Fatihah terdapat pada awal suratnya yaitu kalimat“Bismillahirrahmanirrahim”. dan benar inilah kalimat yang Maha Dasyat itu yaitu kalimat“Bismillahirrahmanirrahim”.

 

Dalam pembahasan ini kita awali dengan kalimat Bismillahirrahmanirrahim. Dan kita mulai dengan kata Bismillah yang berarti itu menunjukkan asma yang agung yang berarti “Dengan menyebut asma Allah” dengan di ikuti kata selanjutnya Rahman dan Rahim yang berarti merujuk kepada sifat-sifat Allah Yang Maha Pengasih dan Yang Maha Penyayang. Dengan arti lengkapnya “Bismillahirrahmanirrahim” Adalah “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
Berarti ketika kita analisa dalam kalimat tersebut tidak ada kata negatif sedikitpun dan semua yang terdapat dalam kalimat ini mengandung kalimat yang positif. Kalimat inilah yang sebenarnya memancarkan kasih sayang kepenjuru alam dan semua makhluk tanpa terkecuali terkena dampak radiasi kalimat positif positif ini. Kalimat positif ini yang akan selalu memancar tiada henti keseluruh pejuru alam, tanpa putus sedikitpun.

 

Bagaimana tidak dengan sifat-sifat Allah Yang Maha Pengasih dan Yang Maha Penyayang. Sehingga seandainya ada induk kucing mempunyai anak dan induknya itu mau mengasuh anaknya serta memberikan perlindungan dari bahaya yang akan menerkam itu sebab karena sifat Kasih sayangnya, begitupula ketika kita bisa berdiri tegak menghirup udara bebas tanpa pungutan biaya sepeserpun dan mustahil tanpa sifat Maha PenyayangNya kita tidak akan mungkin seberuntung orang yang orang matanyanya buta tidak diberi kesempatan untuk membaca artikel ini. Tanpa sebab pancaran sifat kasih sayangnya yang pasti kita tidak akan hidup di dunia ini.
Dan masih banyak sekali yang belum terpikirkan dan terlintas dibenak kita, bahkan keyakinanpun itu juga termasuk suatu karunia dampak dari sifat Alloh Yang Maha Pengasih dan Yang Maha Penyayang. Sungguh sangat banyak dan berlimpah sekali kasih sayangnya yang diberikan kepada kita. Akan tetapi dengan kasih sayang yang diberikan secara cuma-cuma kepada kita, pernahkan kita bersyukur kepadanya ? tak terkecuali ujianpun adalah adalah suatu pengejawantahan kasih sayang Tuhan yang diberikan kepada kita.
Tuhan memberikan batasan kepada kita agar tidak terlampau jauh terjebak dalam paham arus materialisme (cinta dunia). Bagi orang yang sabar dan memiliki hikmah yang tinggi dia tidak serta merta mencaci maki apa yang menimpa pada dirinya, dia terus selalu positif thingking dan belajar menerima keadaaan yang terjadi pada dirinya, dia tidak pernah mencaci maki Tuhan dengan segala keadaan dan keterbatasan yang dihadapinya. Berpikir positif positif dan positif.

 

Sifat kasih sayang inilah yang senantiasa memancar dan mengarah disetiap hati manusia, tidak perduli statusnya, golongan serta ras dari mana, yang jelas sifat kasih sayang ini selalu akan meliputi hati manusia dan makhluk diseluruh alam jagad raya ini.
Dan tidak perduli manusia itu memiliki sifat jahat maupun sifat baik tetap manusia masih mendapatkan jatah sifat kasih sayang itu. Masih ingatkan pelajaran semasa di bangku sekolah dasar menjelaskan tentang perkalian aljabar apapun angkanya apabila positif bertemu dengan positif maka hasil yang didapat adalah angka positif, begitupula sebaliknya angka berapapun yang bernilai negatif apabila dikalikan dengan angka positif maka yang di dapat adalah nilai negatif dari sebuah angka itu sendiri.
Maka alangkah ironinya sifat kasih sayang yang positif itu diterima dengan hati negatif atau hati yang jahat, berapapun kita lantunkan kalimat “Bismillahirrahmanirrahim”yang maha dasyat itu di bibir kita, seribu kali bahkan sampai ratusan ribu kali apabila diterima dengan hati yang negatif kalimat yang maha daysat itu tidak ada kekuatan sama sekali walaupun kita tergolong ahli ibadah sekalipun, karena jalur yang kita tempuh sudah terputus dengan sifat negatif kita. Akan tetapi walaupun kita bukan termasuk orang ahli ibadah akan tetapi apabila hati si penerima itu bersih dari sifat negatif maka pada saat dia berucap dengan kalimat yang maha dasyat tersebut menimbulkan efek yang maha dasyat pula.

 

Maka mutlaklah apabila manusia ingin mendapatkan pancaran kalimat positif ini harus diimbangi dengan receiver positif juga maka akan mendapatkan hasil pancaran yang sangat bagus dan memuaskan. maih ingatkan dalam postingan sebelumnya ( Tuhan adalah Hati! )ada sebuah yang dilakukan oleh ilmuwan jepang yang dibukukan didalam buku The Hidden Message In Water oleh Dr.Masaru Emoto tentang keajaiban dari kalimat positif ini bisa menimbulkan efek yang sangat luar biasa bahkan dalam percobaannya beliau mecoba memberikan rangsangan kalimat postif kedalam air dan apa yang terjadi air yang molekulnya biasa seketika berubah menjadi molekul molekul yang sangat menakjubkan.

 

Itu hanya dengan kalimat positif, apalagi dengan kalimat yang maha dasyat ini dibarengi dengan jiwa yang positif juga. Betapa dasyatnya efek yang akan terjadi? tidak akan menutup kemungkinan dengan kalimat yang maha dasyat ini dunia yang senantiasa mencekam dengan segala kerisauan dampak isyu global warming serta akibat terserangnya penyakit krisis mental yang melanda umat masyarakat diseluruh dunia akan musnah dengan kalimat yang agung dan Maha Dasyat ini. Sehingga tidak menutup kemungkinan dunia yang mencekam dengan ke egoisan dan keangkuhan dari para pemimpin diseluruh dunia ini, dan yang baru saja kita ketahui betapa ganasnya bangsa Israel menghacurkan umat muslim dipalestina, akan bersatu dan berdamai tanpa adanya suatu perselisihan.
Betapa eloknya indahnya sebuah kebersamaan, betapa indah hati manusia yang memiliki sifat Kasih Sayang. Dan penulis berharap terutama dari golongan islam, kristen, hindu, budha, maupun atheis sekalipun, bahkan organisasi Wahidiyah tidak ada suatu perpecahan dan permusuhan sehingga tercapailah moto “Tidak Pandang Bulu” dengan misi Wahidiyah “Satu Hati” untuk menuju lari kembali kepada Alloh (Fafirru Ilalloh).

 

Maka inilah fungsi wahidiyah mengapa di siarkan ke seluruh penjuru alam jagat dunia ini. Dan alangkah ironinya apabila orang-orang memegang ilmu wahidiyah masih tertancap ion-ion negatif (merasa benar sendiri) sehingga mengakibatkan antara satu pengamal dengan yang lain saling bersebrangan, saling bermusuhan, saling hujat menghujat, saling hasut menghasud, dan saling fitnah menfitnah. Awas lagi-lagi bendera “AKU” berkibar.