Umar: Inilah 3 Orang Pemuka Quraisy yang Mulia

ABU Ubaidah adalah seorang sahabat yang berperawakan tinggi, kurus dan berwajah tampan. Orang yang melihatnya akan merasa senang dan membuat jiwa tenang dan ingin selalu berjumpa dengannya. Beliau sangat tawadhu, pemalu, tetapi jika keadaan harus memaksa beliau untuk bertindak dan berbuat, maka ia bergegas melakukan bagaikan singa yang hendak menerkam mangsanya.

Abu Ubaidah bernama Amir bin Abdillah bin Jarrah Al-Qurasy dan memiliki kunyah Abu Ubaidah. Abdullah bin Umar bin Khaththab berkata, “Tiga orang yang merupakan pemuka orang Quraisy dan sangat dihormati akhlak mereka, mulia, pemalu, jika mereka berbicara kepada kalian tidak akan berdusta, jika kalian berbicara dengan mereka, merekapun tidak mendustakan kalian. Mereka adalah Abu Bakar as Siddiq, Utsman bin Affan dan Abu Ubaidah bin Jarrah.”

 

 

Menurut tarikh, Abu Ubaidah termasuk orang yang pertama masuk dalam agama islam. Beliau masuk Islam setelah mendapat ajakan Abu Bakar As Siddiq, sehari setelah Abu Bakar menyatakan keislamannya. Setelah itu berturut-turut diikuti Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Maduun dan Al Arqam bin Abi al Arqam. Mereka semua masuk Islam di hadapan Rasulullah dan mengumumkan keislaman mereka dan merekalah tonggak dan pilar umat ini.

 

MOZAIK

Kisah Sahabat Nabi: Hudzaifah Ibnul Yaman, Pemegang Rahasia Rasulullah

Hudzaifah Ibnul Yaman lahir di rumah tangga Muslim, dipelihara dan dibesarkan dalam pangkuan kedua orang tuanya yang telah memeluk agama Allah, sebagai rombongan pertama.

Oleh sebab itu, Hudzaifah telah Islam sebelum dia bertemu muka dengan Rasulullah. Setelah Rasulullah hijrah ke Madinah, Hudzaifah selalu mendampingi beliau bagaikan seorang kekasih. Hudzaifah turut bersama-sama dalam setiap peperangan yang dipimpinnya, kecuali dalam Perang Badar.

Dalam Perang Uhud, Hudzaifah ikut memerangi kaum kafir bersama dengan ayahnya, Al-Yaman. Dalam perang itu, Hudzaifah mendapat cobaan besar. Dia pulang dengan selamat, tetapi bapaknya syahid oleh pedang kaum Muslimin sendiri, bukan kaum musyrikin. Kaum Muslimin tidak mengetahui jika Al-Yaman adalah bagian dari mereka, sehingga mereka membunuhnya dalam perang.

Rasulullah menilai dalam pribadi Hudzaifah Ibnul Yaman terdapat tiga keistimewaan yang menonjol. Pertama, cerdas, sehingga dia dapat meloloskan diri dalam situasi yang serba sulit. Kedua, cepat tanggap, berpikir cepat, tepat dan jitu, yang dapat dilakukannya setiap diperlukan. Ketiga, cermat memegang rahasia, dan berdisiplin tinggi, sehingga tidak seorang pun dapat mengorek yang dirahasiakannya.

Kesulitan terbesar yang dihadapi kaum Muslimin di Madinah ialah kehadiran kaum Yahudi munafik dan sekutu mereka, yang selalu membuat isu-isu dan muslihat jahat. Untuk menghadapi kesulitan ini, Rasulullah memercayakan suatu yang sangat rahasia kepada Hudzaifah Ibnul Yaman—dengan memberikan daftar nama orang munafik itu kepadanya. Itulah suatu rahasia yang tidak pernah bocor kepada siapa pun hingga sekarang.

Dengan memercayakan hal yang sangat rahasia itu, Rasulullah menugaskan Hudzaifah memonitor setiap gerak-gerik dan kegiatan mereka, untuk mencegah bahaya yang mungkin dilontarkan mereka terhadap Islam dan kaum Muslimin. Karena inilah, Hudzaifah Ibnul Yaman digelari oleh para sahabat dengan “Shahibu Sirri Rasulullah (Pemegang Rahasia Rasulullah).

Pada puncak Perang Khandaq, Rasulullah memerintahkan Hudzaifah melaksanakan suatu tugas yang amat berbahaya. Beliau mengutus Hudzaifah ke jantung pertahanan musuh, dalam kegelapan malam yang hitam pekat.

“Ada beberapa peristiwa yang dialami musuh. Pergilah engkau ke sana dengan sembunyi-sembunyi untuk mendapatkan data-data yang pasti. Dan laporkan kepadaku segera!” perintah beliau.

Hudzaifah pun bangun dan berangkat dengan takutan dan menahan dingin yang sangat menusuk. Maka, Rasulullah berdoa, “Ya Allah, lindungilah dia, dari depan, dari belakang, kanan, kiri, atas, dan dari bawah.”

“Demi Allah, sesudah Rasulullah selesai berdoa, ketakutan yang menghantui dalam dadaku dan kedinginan yang menusuk-nusuk tubuhku hilang seketika, sehingga aku merasa segar dan perkasa,” tutur Hudzaifah.

Tatkala ia memalingkan diri dari Rasulullah, beliau memanggilnya dan berkata, “Hai Hudzaifah, sekali-kali jangan melakukan tindakan yang mencurigakan mereka sampai tugasmu selesai, dan kembali kepadaku!”

“Saya siap, ya Rasulullah,” jawab Hudzaifah.

Hudzaifah pun pergi dengan sembunyi-sembunyi dan hati-hati sekali, dalam kegelapan malam yang hitam kelam. Ia berhasil menyusup ke jantung pertahanan musuh dengan berlagak seolah-olah anggota pasukan mereka. Belum lama berada di tengah-tengah mereka, tiba-tiba terdengar Abu Sufyan memberi komando.

“Hai, pasukan Quraisy, dengarkan aku berbicara kepada kamu sekalian. Aku sangat khawatir, hendaknya pembicaraanku ini jangan sampai terdengar oleh Muhammad. Karena itu, telitilah lebih dahulu setiap orang yang berada di samping kalian masing-masing!”

Mendengar ucapan Abu Sufyan, Hudzaifah segera memegang tangan orang yang di sampingnya seraya bertanya, “Siapa kamu?”

Jawabnya, “Aku si Fulan, anak si Fulan.”

Sesudah dirasanya aman, Abu Sufyan melanjutkan bicaranya, “Hai, pasukan Quraisy. Demi Tuhan, sesungguhnya kita tidak dapat bertahan di sini lebih lama lagi. Hewan-hewan kendaraan kita telah banyak yang mati. Bani Quraizhah berkhianat meninggalkan kita. Angin topan menyerang kita dengan ganas seperti kalian rasakan. Karena itu, berangkatlah kalian sekarang dan tinggalkan tempat ini. Sesungguhnya aku sendiri akan berangkat.”

Selesai berkata demikian, Abu Sufyan kemudian mendekati untanya, melepaskan tali penambat, lalu dinaiki dan dipukulnya. Unta itu bangun dan Abu Sufyan langsung berangkat. Seandainya Rasulullah tidak melarangnya melakukan suatu tindakan di luar perintah sebelum datang melapor kepada beliau, tentu ia akan membunuh Abu Sufyan dengan pedangnya.

Hudzaifah Ibnul Yaman sangat cermat dan teguh memegang segala rahasia mengenai orang-orang munafik selama hidupnya, sampai kepada seorang khalifah sekali pun. Bahkan Khalifah Umar bin Khathtab, jika ada orang Muslim yang meninggal, dia bertanya, “Apakah Hudzaifah turut menyalatkan jenazah orang itu?” Jika mereka menjawab, “Ada,” Umar turut menyalatkannya.

Suatu ketika, Khalifah Umar pernah bertanya kepada Hudzaifah dengan cerdik, “Adakah di antara pegawai-pegawaiku orang munafik?”

“Ada seorang,” jawab Hudzaifah.

“Tolong tunjukkan kepadaku siapa?” kata Umar.

Hudzaifah menjawab, “Maaf Khalifah, saya dilarang Rasulullah mengatakannya.”

Walau demikian, amat sedikit orang yang mengetahui bahwa Hudzaifah Ibnul Yaman sesungguhnya adalah pahlawan penakluk Nahawand, Dainawar, Hamadzan, dan Rai. Dia membebaskan kota-kota tersebut bagi kaum Muslimin dari genggaman kekuasaan Persia. Hudzaifah juga termasuk tokoh yang memprakarsai keseragaman mushaf Alquran, sesudah kitabullah itu beraneka ragam coraknya di tangan kaum Muslimin.

Ketika Hudzaifah sakit keras menjelang ajalnya tiba, beberapa orang sahabat datang mengunjunginya pada tengah malam. Hudzaifah bertanya kepada mereka,”Pukul berapa sekarang?”

Mereka menjawab, “Sudah dekat Subuh.”

Hudzaifah berkata, “Aku berlindung kepada Allah dari Subuh yang menyebabkan aku masuk neraka.”

Ia bertanya kembali, “Adakah kalian membawa kafan?”

Mereka menjawab, “Ada.”

Hudzaifah berkata, “Tidak perlu kafan yang mahal. Jika diriku baik dalam penilaian Allah, Dia akan menggantinya untukku dengan kafan yang lebih baik. Dan jika aku tidak baik dalam pandangan Allah, Dia akan menanggalkan kafan itu dari tubuhku.”

Sesudah itu dia berdoa kepada Allah, “Ya Allah, sesungguhnya Engkau tahu, aku lebih suka fakir daripada kaya, aku lebih suka sederhana daripada mewah, aku lebih suka mati daripada hidup.”

Sesudah berdoa demikian, ruhnya pun pergi menghadap Ilahi. Seorang kekasih Allah kembali kepada Allah dalam kerinduan. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya.

Kisah Islamnya Sahabat Abu Dzar Al-Ghifari

DARI Abdullah bin Ash-Shamit, ia mengatakan bahwa Abu Dzar menuturkan, “Kami keluar dari kaum kami (Ghifar), dan mereka menghalalkan bulan suci. Aku keluar bersama adikku, Unais, dan ibu kami. Kami singgah di rumah paman kami (dari pihak ibu). Paman memuliakan kami dan berbuat baik kepada kami, sehingga kaumnya iri hati terhadap kami. Kata mereka, Jika kamu pergi meninggalkan keluargamu, maka Unais memimpin mereka. Kemudian pamanku datang lalu menyampaikan kepada kami apa yang dikatakan kepadanya. Mendengar hal itu kami mengatakan, Kebaikan yang anda perbuat selama ini telah anda cemari. Kami tidak bisa meneruskan hubungan lagi denganmu.

Kemudian kami mendekati sekawanan unta kami dan kami menungganginya. Sedangkan paman kami menutup wajahnya dengan pakaiannya sambil menangis. Kami pun pergi sehingga kami tiba di gerbang kota Mekkah. Unais membangga-banggakan sekawanan unta kami dibandingkan unta lainnya. Keduanya lalu pergi kepada seorang dukun (sebagai hakim untuk memutuskan keduanya siapa yang lebih baik), lalu hakim tersebut menilai milik Unaislah yang terbaik. Lalu Unais datang kepada kami dengan membawa sekawanan unta kami bersama unta lainnya.

Ia mengatakan, Aku sudah melaksanakan shalat, wahai saudaraku, tiga tahun sebelum aku bertemu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Aku bertanya, Karena siapa? Ia menjawab, Karena Allah. Aku bertanya, Kemana kamu menghadap? Ia menjawab, Aku menghadap di mana Tuhanku menghadap kepadaku. Aku shalat isya hingga ketika akhir malam, aku terhempas seolah-olah aku pakaian, hingga matahari terbit.

Unais berkata, Aku perlu pergi ke Makkah, berilah aku bekal. Ia pun berangkat hingga sampai di Makkah, dan cukup lama meninggalkanku. Kemudian ia kembali, maka aku bertanya, Apa yang kamu lakukan di Makkah? Ia menjawab, Di Makkah aku bertemu dengan seorang laki-laki yang beragama seperti kamu, yang menyangka bahwa Allah telah mengutusnya (sebagai rasul). Aku bertanya, Apa yang dikatakan orang-orang? Mereka mengatakannya sebagai penyair, dukun dan penyihir. Unais adalah seorang penyair.

Kata Unais, Aku telah mendengar ucapan-ucapan para dukun, tetapi ucapan orang ini tidak seperti ucapan mereka. Aku telah membandingkan ucapannya dengan cara (yang ditempuh) para penyair, tetapi tidak ada yang sesuai dengan ucapan seorang pun, bahwa itu syair. Demi Allah, ia benar dan mereka berdusta.” Aku katakan, Berilah aku bekal untuk pergi ke Makkah dan melihat orang itu. Aku pun tiba di Makkah, dan mencari orang yang paling lemah di antara mereka, lalu aku bertanya, Di manakah orang yang kamu katakan sebagai Shabi (pembawa agama) itu? Ia mengisyaratkan kepadaku seraya mengatakan, (Kamu) shabi. Maka penduduk lemah itu melempariku dengan batu dan tulang sehingga aku jatuh pingsan.

Ketika aku terbangun, seolah-olah aku batu merah karena banyaknya darah di tubuhku. Kemudian aku menuju sumur Zam-zam untuk membersihkan darah dari tubuhku dan minum airnya. Aku sudah berada ditempat ini, wahai anak saudaraku, selama 30 hari 30 malam, tanpa memakan sesuatu pun selain air Zam-zam. Aku menjadi gemuk sehingga hilang lekukan perutku dan aku tidak pernah merasa lemah karena kelaparan. Tatkala penduduk Makkah di malam purnama yang terang benderang, ketika mereka telah tidur, tidak ada seorang pun yang thawaf di Ka`bah, selain dua orang wanita yang bernama Isaf dan Nailah.

Lalu keduanya datang kepadaku dalam thawaf keduanya, maka aku katakan, Nikahlah salah satu dari kalian. keduanya mengomel tidak karuan. Lalu keduanya datang kepadaku, maka aku katakan, Aku lelaki perkasa. Kemudian keduanya pergi sambil mencaci maki dan mengatakan, Seandainya di sini ada seseorang dari para pembela kami. Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan Abu Bakar menyambut keduanya, saat keduanya turun. Beliau bertanya, Ada apa dengan kalian berdua? Keduanya menjawab, Ada shabi di antara Kabah dengan penutupnya. Beliau bertanya, Apa yang diucapkan kepada kalian berdua? Ia menjawab, Ia mengatakan kepada kami dengan ucapan yang tidak pantas.

 

 

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam datang hingga mencium hajar Aswad. Beliau thawaf di Baitullah beserta sahabatnya, kemudian mengerjakan shalat. Setelah menyelesaikan shalatnya, -Abu Dzar mengatakan, Aku adalah mula-mula orang mengucapkan salam kepadanya dengan salam Islam-, maka aku mengucapkan, As-Salamu `alaika, ya Rasulallah! Beliau menjawab, Wa `alaika wa rahmatullah. Kemudian beliau bertanya, Siapa kamu? Aku menjawab, Dari Ghifar.

Tapi, lanjut Abu Dzar, beliau menarik tangannya dan meletakkan jarinya pada dahinya. Aku bergumam dalam hatiku, Mungkin beliau tidak suka jika aku menyebut Ghifar. Aku pun pergi untuk memegang tangan beliau tapi sahabatnya menghalangiku, dan dia lebih tahu daripadaku. Kemudian beliau mengangkat kepalanya seraya bertanya, Sejak kapan kamu berada di sini? Aku menjawab, Sejak 30 hari 30 malam yang lalu. Beliau bertanya, Siapa yang memberimu makan? Aku menjawab, Aku tidak pernah memakan makanan kecuali air Zam-zam. Aku menjadi gemuk sehingga lekukan perutku hilang, dan aku tidak pernah lemah karena kelaparan. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, Air Zam-zam itu memberikan keberkahan. Ia adalah makanan yang mengenyangkan.

Abu Bakar berkata, Wahai Rasulullah, izinkan aku malam ini untuk menjamunya.” Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan Abu Bakar pergi, dan aku ikut pergi bersama keduanya. (Setelah sampai rumahnya) Abu Bakar membuka pintu dan menyuguhkan kepada kami kismis Thaif. Itulah jamuan pertama yang aku santap. Kemudian aku boleh pergi sesukaku. Aku datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda, Sesungguhnya telah diperlihatkan kepadaku suatu negeri yang memiliki banyak pohon kurma. Aku tidak melihatnya kecuali Yatsrib; apakah kamu sudi menyampaikan kepada kaummu tentang dakwahku? Mudah-mudahan Allah memberi manfaat kepada mereka berkat dakwahmu dan memberi pahala kepadamu karena mendakwahi mereka.

Kemudian aku mendatangi Unais, maka ia bertanya, Apa yang kamu lakukan di sana? Aku menjawab, Yang aku perbuat ialah bahwasanya aku telah masuk Islam dan beriman. Unais berkata, Aku tidak membenci agamamu. Sebab aku sudah masuk Islam dan beriman. Lalu kami menemui ibu kami, maka ibu mengatakan, Aku tidak membenci agama kalian. Sebab aku telah masuk Islam dan telah beriman. Kemudian kami berangkat hingga datang pada kaum kami, Ghifar. Maka, sebagian dari suku Ghifar masuk Islam. Mereka dipimpin oleh Ima bin Ruh-shah al-Ghifari, sesepuh mereka.

Sementara separuh dari suku Ghifar lainnya mengatakan, Jika kelak Rasulullah telah sampai di Madinah, maka kami akan masuk Islam. Setelah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tiba di Madinah, separuh dari suku Ghifar yang tersisa masuk ke dalam Islam. Mereka datang untuk masuk Islam seraya mengatakan, Wahai Rasulullah, saudara-saudara kami telah masuk Islam, maka kami pun masuk Islam. Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berdoa, Semoga suku Ghifar mendapatkan ampunan Allah. Dan suku Aslam, semoga Allah menyelamatkan mereka dari siksaan Neraka.” (Muslim, No. 2473.)

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2369361/kisah-islamnya-sahabat-abu-dzar-al-ghifari#sthash.YgGP1bI0.dpuf

Kisah Sahabat Nabi: Ikrimah bin Abu Jahal, Mukmin Muhajir dan Mujahid

Ikrimah berusia 30 tahun ketika Rasulullah mulai menyampaikan dawah Islam secara terbuka. Ia adalah seorang bangsawan Quraisy yang dihormati, kaya, dan berasal dari keturunan ningrat. Kalaulah tidak terhalang oleh sikap ayahnya yang sangat keras menentang Islam, agaknya ia telah masuk Islam lebih awal, sebagaimana putra-putra Makkah yang berpandangan luas dan maju, seperti Saad bin Abi Waqqash dan Mush’ab bin Umair.

Ikrimah dikenal sebagai pemuda Quraisy yang gagah berani dan seorang penunggang kuda yang mahir. Ia memusuhi Rasulullah hanya karena didorong oleh sikap keras ayahnya yang sangat membenci beliau. Oleh sebab itu, Ikrimah turut memusuhi Rasulullah lebih keras lagi dan menganiaya para sahabat lebih kejam dan bengis, untuk menyenangkan hati ayahnya.

Sejak kematian ayahnya dalam Perang Badar, sikap dan pandangan Ikrimah terhadap kaum Muslimin berubah. Kalau dulu ia memusuhi kaum Muslimin lantaran untuk menyenangkan hati ayahnya, maka kini ia memusuhi Rasulullah dan para sahabatnya karena dendam atas kematian ayahnya. Dan dendam itu ia lampiaskan dalam Perang Uhud.

Ketika Perang Khandaq meletus, kaum musyrikin Quraisy mengepung kota Madinah selama berhari-hari. Ikrimah bin Abu Jahal tak sabar dengan pengepungan yang membosankan itu. Lalu ia nekad menyerbu benteng kaum Muslimin. Usahanya sia-sia, bahkan merugikannya hingga ia lari terbirit-birit di bawah hujan panah kaum Muslimin.

Ketika Fathu Makkah (penaklukan kota Makkah), kaum Quraisy memutuskan tidak akan menghalangi Rasulullah dan kaum Muslimin masuk kota Makkah. Tapi Ikrimah dan beberapa orang pengikutnya tak mengindahkan keputusan itu. Mereka menyerang pasukan besar kaum Muslimin. Namun serangan itu dapat dipatahkan oleh Panglima Khalid bin Walid. Ikrimah melarikan diri ke Yaman lantaran takut dihukum mati oleh Rasulullah.

Ummu Hakim, istri Ikrimah, menemui Rasulullah untuk meminta ampunan. Rasulullah memenuhi permohonan itu. Maka Ummu Hakim pun berangkat menyusul Ikrimah. Setelah bertemu dengan Ikrimah di tempat pengasingannya, Ummu Hakim membujuk suaminya agar mau kembali ke Makkah. Ummu Hakim juga mengabarkan bahwa Rasulullah telah mengampuni dan memaafkannya.

Ketika Ikrimah dan istrinya hampir tiba di kota Makkah, Rasulullah berkata kepada para sahabat, “Ikrimah bin Abu Jahal akan datang ke tengah-tengah kalian sebagai Mukmin dan Muhajir. Karena itu, janganlah kalian memaki ayahnya. Sebab memaki orang yang sudah meninggal berarti menyakiti orang yang hidup. Padahal makian itu tidak terdengar oleh orang yang sudah meninggal.”

Ketika Ikrimah dan istrinya memasuki majelis Rasulullah, beliau menyambutnya dengan gembira. Ketika Rasulullah duduk kembali, Ikrimah duduk pula di hadapan beliau dan mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai tanda keislamannya. Setelah itu, Ikrimah memohon kepada Rasulullah untuk mendoakannya agar Allah mengampuni dosa-dosa dan kesalahannya yang telah lalu. Rasulullah pun memenuhi permintaan Ikrimah itu.

Maka wajah Ikrimah pun berseri-seri. Kemudian ia berkata, “Demi Allah, ya Rasulullah. Tak satu sen pun dana yang telah saya keluarkan untuk memberantas agama Allah di masa lalu, melainkan mulai saat ini akan saya tebus dengan dengan mengorbankan hartaku berlipat ganda untuk menegakkan agama Allah. Dan tak seorang pun kaum Muslimin yang telah gugur di tanganku, melainkan akan kutebus dengan membunuh kaum musyrikin berlipat ganda, demi untuk menegakkan agama Allah.”

Sejak itu, Ikrimah menggabungkan diri ke dalam barisan dakwah sebagai anggota pasukan berkuda yang cekatan dan gagah berani di medan perang. Disamping itu, Ikrimah juga menjadi seorang ahli ibadah dan pembaca Alquran yang tekun di masjid.

Ketika terjadi Perang Yarmuk, Ikrimah maju berperang seperti kesetanan. Melihat tindakan nekat itu, Khalid bin Walid, yang menjadi panglima pasukan segera mengejar, “Ikrimah, kamu jangan bodoh! Kembali! Kematianmu adalah kerugian besar bagi kaum Muslimin.”

Namun Ikrimah tidak mempedulikan peringatan tersebut. “Biarkan saja, ya Khalid. Biarkan aku menebus dosa-dosaku yang telah lalu. Aku telah memerangi Rasulullah di beberapa medan peperangan. Pantaskah setelah masuk Islam, aku lari dari tentara Romawi ini? Tidak, sesekali tidak!” Kemudian dia berteriak, “Siapakah yang berani mati bersamaku?”

Beberapa orang segera melompat ke samping Ikrimah, kemudian menerjang ke depan, menghalau pasukan lawan yang terus maju. Akhirnya, walau korban berjatuhan, mereka berhasil memukul mundur pasukan Romawi dengan kemenangan yang gemilang.

Di akhir pertempuran, di bumi Yarmuk berjejer tiga mujahid Muslim yang terkapar dalam keadaan kritis. Mereka menderita luka yang sangat parah; Al-Harits bin Hisyam, Ayyasy bin Abi Rabi’ah dan Ikrimah bin Abu Jahal.

Al-Harits meminta air minum. Ketika air didekatkan ke mulutnya, ia melihat Ikrimah dalam keadaan seperti yang ia alami. “Berikan dulu kepada Ikrimah,” kata Al-Harits.

Ketika air didekatkan ke mulut Ikrimah, ia melihat Ayyasy menengok kepadanya. “Berikan dulu kepada Ayyasy!” ujarnya.

Ketika air minum didekatkan ke mulut Ayyasy, dia telah meninggal. Orang yang memberikan air minum segera kembali ke hadapan Harits dan Ikrimah, namun keduanya pun telah meninggal pula.

Rasul: Janganlah Kamu Mencela Orang Mati

IKRIMAH lari, sementara Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah mengizinkan untuk membunuhnya bersama sembilan orang lainnya. Melihat ancaman mati dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ini, Ikrimah melarikan diri ke Yaman. Pada saat itu istrinya yang bernama Ummu Hakim masuk Islam dan meminta perlindungan dan keamanan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk Ikrimah, maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadanya: “Dia aman”

Ummu Hakim melakukan perjalanan untuk mengembalikan suaminya ke Makkah. Dalam perjalanannya ini, ia ditemani seorang lelaki Romawi. Lelaki ini melihat adanya kesempatan untuk berbuat mesum karena mereka hanya berdua saja, sementara jarak perjalanan sangat jauh. Akan tetapi, Ummu Hakim menolaknya hingga akhirnya mereka berdua sampai di suatu pantai. Disinilah takdir menundukkan Ikrimah.
Ikrimah berkata kepada salah satu seorang nahkoda kapal: “Bawalah aku sampai ke Yaman dan aku akan memberikan apa yang kamu inginkan.”
Nahkoda kapal berkata, “Tidak, kecuali kamu ikhlas.”
“Bagaimana cara berikhas?” Tanya Ikrimah.
“Kamu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad utusan Allah.” Jawab nahkoda kapal.

Dengan kesal Ikrimah berrkata: “Ini adalah Tuhan Muhammad yang kami diajak kepada-Nya.” Ikrimah mengetahui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Ia berputar. Ia kaget, karena di depannya terdapat istrinya. Istrinya berkata: “Aku datang kepadamu dari manusia yang paling baik, manusia yang paling penyayang, manusia yang paling santun, dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Aku telah meminta perlindungan dan keamanan untukmu darinya. Beliau telah menjamin keamananmu, maka janganlah kamu binasakan dirimu sendiri! Kembalilah, karena sesungguhnya kamu akan aman.”

 

 

Ummu Hakim menceritakan hal ihwal pemuda Romawi yang bersamanya. Ia telah meminta bantuan kepada sebagian orang-orang pedalaman dan mereka mau memberikan bantuan. Ia masih tetap bersama dengan pemuda ini, sehingga nafsu pemuda ini tertuju kepadanya. Maka dalam perjalanan menuju Makkah, Ikrimah pun membunuh pemuda tersebut. Saat diajak berduaan oleh Ikrimah, Ummu Hakim berkata: “Wahai Ikrimah, sesungguhnya kamu musyrik, sedang aku muslimah. Allah telah mengharamkan diriku atasmu.” Kata-kata yang seperti panah ini telah menancap di hati Ikrimah, sehingga hati Ikrimah pun terluka dan pikirannya menjadi kacau balau.

Sementara di Makkah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berdiri diantara para sahabatnya sambil bersabda: “Sesungguhnya Ikrimah bin Abi Jahal akan datang kepadamu dalam keadaan beriman dan berhijrah, maka janganlah kamu mencela ayahnya, karena mencela orang yang sudah mati dapat menyakitkan orang yang masih hidup, walaupun celaan itu tidak sampai kepada orang yang sudah mati.”

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2369590/rasul-janganlah-kamu-mencela-orang-mati#sthash.ysy2kpSr.dpuf

Zakir Naik Yakin Indonesia Jadi Simbol Perdamaian Dunia

Cendekiawan Muslim asal India Dr Zakir Naik mengatakan, Indonesia memiliki jumlah penduduk dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia. Ia pun yakin Indonesia dapat menjadi kekuatan serta simbol perdamaian dunia Islam.

“Indonesia harus menjadi contoh bagi dunia Islam, apalagi dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia,” kata dia baru-baru ini di Bandung.

Saat ini, kata dia, negara Islam tengah terpecah oleh berbagai konflik yang terjadi, sehingga Islam sering kali mendapat stigma buruk. Oleh karena itu, Indonesia dengan penduduk mayoritas Muslim di dunia, kata dia, harus menjadi titik awal bersatunya negara Muslim. “Jika Muslim bersatu, tidak ada yang berani menantang kita. Sayangnya kita terpecah. Saya yakin Indonesia memiliki kekuatan Muslim yang kuat,” kata dia.

Selain itu, dia mengatakan, berdakwah menjadi tugas seorang Muslim dalam memberikan kebenaran informasi terkait Islam. Sebab, saat ini banyak non-Muslim yang tidak mempunyai pemahaman yang tepat tentang Islam.

“Media internasional banyak memberitakan hal yang keliru, jadi sebuah kewajiban setiap Muslim menyampaikan pesan tentang Islam kepada yang tidak memahaminya,” kata Dr Zakir Naik saat menyampaikan ceramahnya di aula Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kota Bandung, Ahad (2/4).

Zakir menuturkan, salah satu cara agar dapat meyakinkan non-Muslim agar tidak terpengaruh oleh berita yang tidak tepat yakni dengan cara berdakwah. Dengan langkah tersebut maka segala stigma negatif tentang Islam dapat terkikis. “Kita punya tanggung jawab, karena kita dianjurkan untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi hal yang dilarang. Apabila salah, kita koreksi. Itu tugas Muslim,” katanya.

 

sumber:RepublikaONline

Inilah Kecerdasan Dr. Zakir Naik!

Zakir Naik masuk dalam daftar “10 guru spiritual terbaik di India”. Namanya juga dimasukkan ke dalam daftar “100 orang India terkuat 2009” oleh surat kabar Indian Express. Ia juga ditempatkan dalam 62 teratas dalam daftar “500 Muslim paling berpengaruh di Dunia” yang diterbitkan oleh George Washington University, Amerika Serikat.

Dia juga dijuluki “Ahmed Deedat Plus” karena kemampuannya berdakwah mirip dengan kemampuan yang dimiliki Ahmed Deedat. Bahkan, dapat dikatakan bahwa pencapaian Dr. Zakir Naik dalam bidang dakwah dan studi perbandingan agama telah melampaui gurunya, Ahmed Deedat. Pada tahun 2000, Syekh Ahmed Deedat, memberikan plakat yang dipersembahkan kepada Dr. Zakir Naik sebagai hadiah karena pencapaiannya di bidang dakwah dan studi perbandingan agama. Terukir di plakat tersebut kata-kata sebagai berikut: “Putraku (Dr. Zakir Naik), kau telah melakukan dalam waktu 4 tahun hal-hal yang butuh 40 tahun bagiku untuk melakukannya, alhamdulillah”.

Sebagai seorang murid, Dr. Zakir Naik mempunyai persamaan dengan gurunya Syekh Ahmed Deedat. Keduanya mampu mempunyai hafalan yang kuat terhadap ayat-ayat al-Qur’an dan hadits yang kemudian digunakan sebagai referensi dalam berceramah dan berdiskusi. Tidak hanya kitab al-Qur’an dan Hadits saja yang mereka hafal dan digunakan sebagai referensi, mereka juga menghafal kitab-kitab agama lain yang juga mereka gunakan sebagai referensi dalam ceramah dan berdiskusi. Oleh karenanya, ulama sekelas Yusuf Estes menyebut Syekh Ahmed Deedat dan Dr. Zakir Naik sebagai ulama yang mempunyai memori ingatan besar seperti komputer penyimpan data.

Zakir Naik merupakan pendiri dan presiden direktur IRF (Islamic Research Fondation), sebuah organisasi nirlaba yang salah satu tujuannya untuk mengembangkan dakwah Islam. Dia juga pendiri Peace TV, Peace TV Bangla, dan Peace TV Urdu. Melalui Peace TV inilah kemudian dakwah-dakwahnya disiarkan dan ditonton oleh orang banyak di berbagai penjuru dunia. Melalui situs Youtube, yang sebagian besar sumber siarannya dari Peace TV, dakwah Dr. Zakir Naik disampaikan dengan berbahasa Inggris, dan beberapa telah disertai terjemahan bahasa Indonesia.

Saat ini Dr. Zakir Naik sangat gencar dalam menyampaikan dakwahnya. Menurutnya, adalah tugas setiap Muslim untuk meluruskan kesalahpahaman tentang Islam, guna melawan apa yang dia anggap sebagai biar anti-Islam oleh media Barat, terutama setelah serangan teroris 11 September 2001 terhadap Amerika Serikat. Untuk itu, ceramah yang dia sampaikan bertujuan membuka wawasan non-Muslim bahwa sesungguhnya Islam adalah agama yang damai. Menurut, Dr. Zakir Naik, medialah yang memiliki andil besar dalam membentuk citra Islam di mata dunia. Sayangnya kebanyakan media, terutama media Barat, berusaha membentuk imej Islam menjadi citra yang negatif. Oleh karena itu, melalui media pula Dr. Zakir Naik berusaha menyampaikan ajaran-ajaran Islam secara lebih objektif.

Sejak Dr. Zakir Naik aktif mengadakan ceramah dan dialog, banyak jurnalis dari India dan luar India yang menulis mengenai Dr. Zakir Naik, rata-rata mereka menulis kata-kata yang biasa dikeluarkan oleh Dr. Zakir Naik seringkali “kejam”, ada juga yang mengatakan bahwa Dr. Zakir Naik terkadang sering mencerca kepercayaan lain dan dunia Barat secara umum. Namun, dalam sebuah ceramah dia pernah mengatakan bahwa dia tidak pernah menghina agama atau kepercayaan lain, dia hanya menyalahkan dan berusaha memberi pemahaman yang benar berdasarkan al-Qur’an, hadits, dan ilmu pengetahuan. Zakir Naik berpesan, bahwa agama itu masuk akal, terlebih agama Islam, semua ajarannya pasti masuk akal.

Pada Selasa malam, tanggal 4 April 2017, Dr. Zakir Naik dijadwalkan mengisi acara “International Public Lecture” di Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor. Berdasarkan informasi valid dari Panitia UNIDA Gontor, check-in untuk peserta yang telah terdaftar dimulai pukul 16.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Peserta diharuskan membawa ID-Card saat check-in nanti. Adapun nomor registrasi peserta untuk mendapatkan ID-Card dapat dilihat di unida.gontor.ac.id/zakirnaik/hutama

Sumber: Diambil dari buku berjudul “Dr. Zakir Naik: Dokter yang Mengislamkan Ratusan Ribu Orang” oleh Albi K. dkk.

 

GONTOR.AC.ID

Ceramah di Bandung, Zakir Naik Ditanya Tentang Kelahiran Tuhan

Hadirin acara Zakir Naik Visit Indonesia 2017 di Bandung ada yang menanyakan soal kelahiran Tuhan kepada penceramah asal India itu. Zakir Naik pun menjawabnya dengan lugas. “Allah SWT tidak diciptakan,” katanya saat tanya jawab dengan hadirin di gedung Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Ahad, 2 April 2017.

Sepanjang acara, Zakir berbicara dengan bahasa Inggris berlogat India. Selain didampingi anaknya, Fariq Naik, yang juga ikut berceramah pada bagian awal acara tersebut, sejumlah penerjemah membantunya termasuk ke hadirin yang bertanya.

Pada sesi tanya jawab, Zakir memprioritaskan hadirin dari kalangan non-muslim. Para penanya umumnya berusia antara 20 hingga 30 tahun.

Seorang perempuan bernama Theodore bertanya, darimana Tuhan dilahirkan. Zakir awalnya mengibaratkan pertanyaan itu seperti kabar seorang lelaki telah melahirkan. Lalu muncul pertanyaan berikutnya, apakah bayinya perempuan atau lelaki.

“Ketika seorang lelaki tidak bisa melahirkan seorang anak, pertanyaan apakah anaknya lelaki dan perempuan jadi tidak relevan,” kata Zakir.

Ilustrasi itu kemudian dipakainya untuk menjawab pertanyaan Theodore. “Allah SWT tidak diciptakan. Anda bertanya, siapa yang melahirkan? Pertanyaan itu menjadi tidak logis,” kata Zakir.

Dalam ceramahnya dan tanya jawab yang dimulai pukul 09.30 WIB hingga selewat tengah hari, Zakir Naik membawakan tema berjudul Da’wah or Destruction. Pertanyaan dibebaskan di luar tema tersebut, namun Zakir menolak berdebat dengan hadirin penanya di forum tersebut.

Zakir Naik rencananya akan berada di Indonesia selama 10 hari untuk ceramah keliling lima kota dengan beragam topik. Setelah di Bandung, acaranya berlanjut ke Yogyakarta, Ponorogo, Bekasi, dan Makasar.

 

sumber: TEMPO

Harapan MUI dengan Kedatangan Zakir Naik Ke Indonesia

Ulama kondang asal India, Dr Zakir Abdul Karim Naik akan melakukan safari dakwah ke Indonesia akhir Maret hingga April 2017 mendatang.

Safari dakwah bertajuk ‘Zakir Naik Visit Indonesia 2017’.

Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis, Selasa (14/3/2017), berbincang dengan Tribunnews.com mengaku sering menonton zakir Naik di televisi dan Youtube.

Namun, secara pribadi KH Cholil Nafis tidak mengenal sosok Zakir Naik.

“Beberapa kali saya melihat di televisi saat berkunjung ke Bangladesh tahun 2011 dan belakangan ini saya acapkali membuka di youtube ceramah dan debatnya,” ucap KH Cholil Nafis.

Menurutnya, Zakir Naik sebagai ahli di bidang perbandingan agama.

Sehingga, orangnya dinilai senang mendiskusikan antar keyakinan.

Meskipun menurut KH Cholil tak semua keyakinan dapat didialogkan.

“Mungkin hal-hal logika dan spiritualitas dapat diperdebatkan tapi kesadaran atau hidayah dalam beragama sepenuhnya adalah kewenangan Allah SWT,” ucapnya.

Menurut dia, cara dakwah model Dr Zakir Naik baik bagi kalangan intelektual, akademisi, atau antar pimpinan umat beragama.

“Namun, bagi kalangan masyarakat awam dapat disalahpahami sebagai penghinaan bagi keyaninan umat lain,” katanya.

Menurutnya safari dakwah Zakir Naik di Indonesia baik sebagai sarana menjalin ukhuwah Islamaiyah dan ukhuwah insaniyah.

Hadirnya Dr Zakir Naik menjadi sarana transfer ilmu dan pengalam bagi aktivis dakwah di Indonesia.

“Indonesia punya konsep Islam Wasathi yang bisa dikenalkan kepada Dr Zakir Naik agar dibawa ke negerinya dan disiarkan ke seluruh dunia,” ujar dia.

Sementara, bagi yang hendak melakukan dialog antar iman bisa menjadi sarana untuk mengasah pengetahuan tentang rasionalisasi ajaran agama dan saling memahami tentang konsep keyakinan antar masing-masing umat beragama.

Ia berharap kunjungan Dr Zakir Naik ke Indonesia menjadi sarana tukar menukar ilmu dan pengalaman aktifitas dakwah yang menyejukkan dan mendamaikan umat muslim dan menjadi sarana untuk menepis tuduhan Islam teroris.

“Kami berharap jangan sampai kehadiran Dr Zakir Naik menjadi kontra produktif sehingga menyinggung perasaan apalagi menistakan keyakinan umat beragama lain,” katanya.

sumber:TribunNews

Ceramah Zakir Naik Jadi Ajang Bersyahadat

Cendekiawan Muslim bertaraf Internasional Dr Zakir Naik memberikan ceramah di hadapan puluhan ribu jamaah yang hadir di Gymnasium UPI, Kota Bandung, Ahad (2/4), selama sekitar satu setengah jam. Selesai berceramah, Zakir Naik mempersilakan peserta yang hadir untuk bertanya. Namun, Ia memprioritaskan peserta non-Muslim untuk memberikan pertanyaan.

Beberapa orang yang beragama non-Muslim beragama Katolik, Kristen Protestan, ateis, dan Buddha melontarkan banyak pertanyaan tentang Nabi Isa, tentang Allah SWT, dan tentang Islam. Dari belasan orang yang bertanya, ada sekitar empat orang yang langsung bersyahadat menyatakan diri masuk Islam. Di antaranya adalah Danalia Permata Sari (26 tahun) beragama Buddha, Novita Luciana (25) beragama Katolik, Kevin beragama Katolik, dan Deni Saputra seorang ateis.

Saat mualaf tersebut membacakan syahadat, banyak peserta yang tak bisa menahan tangisnya. Begitu juga, para mualaf, mereka terbata-bata membacakan dua kalimat syahadat sambil menangis.

Salah satu mualaf yang terus menangis setelah membacakan syahadat adalah Novita Luciana (25). Menurut Novi, Ia tak bisa menahan rasa harunya karena akhirnya bisa memeluk Islam dan membaca syahadat.

Menurut Novi, dirinya mengenal Islam awalnya dari pacarnya yang Muslim. Namun, selama ini pacarnya tak pernah memaksa dirinya untuk masuk Islam. Rasa penasaran justru timbul dari dirinya sendiri. Ia pun, melihat  video Zakir Naik di Youtube yang membandingkan tentang Bibel dan Alquran.

“Saya semakin yakin untuk memeluk Islam, setelah melihat video Zakir Naik. Sudah dua tahun, saya nggak ke gereja,” katanya.

Novita mengatakan, sudah dua tahun ini mulai mempelajari Islam. Semakin dipelajari, ia merasa cocok karena agama Islam masuk akal dan mudah dipahami. Ia pun, mulai mengomunikasikan keinginan kuatnya untuk masuk Islam kepada orang tuanya.

“Alhamdulillah, saya bisa bertanya langsung ke Zakir Naik dan dibimbing bersyahadat langsung oleh beliau,” ujar Novi sambil terus menangis tak bisa menahan harunya.

Bagi Novi, adanya ceramah Zakir Naik di Youtube bisa memudahkan non-Muslim yang ingin mencari tahu tentang Islam. Karena kalau harus membaca buku biasanya Ia susah paham.

“Tadi saya pun dapat jawaban dari Zakir Naik, agar jangan khawatir kehilangan pekerjaan setelah masuk Islam karena Allah yang memberikan rezeki,” kata Novi seraya mengatakan bahwa ia sebernarnya sudah belajar shalat dan sudah hapal surah al-Ikhlas, an-Nas, dan al-Falaq.

Sementara menurut Deni Saputra, dia sebenarnya lahir dari orang tua beragama Islam. Namun, kedua orang tuanya bercerai. Jadi, dia pun mempelajari banyak paham. Yakni, dari mulai paham komunis, sosialis, Kristen, Buddha, dan agama yang lainnya.

Namun, sampai sekarang dia belum meyakini satu agama pun. “Saya ke sini untuk menguatkan keyakinan saya, agama apa yang harus saya pilih. Soalnya, saya sering lihat Zakir Naik di Youtube memang masuk akal,” katanya.

Deni mengatakan, ia sempat melontarkan beberapa pertanyaan kepada Zakir Naik, yang selama ini mengganjal pikirannya. Ternyata, Zakir Naik bisa menjawab semua pertanyaannya dan menjelaskannya. “Ya, saya mengikrarkan kembali untuk masuk Islam,” katanya.

 

sumber:republika Online