Saat PPKM Pemerintah Putuskan Tutup Masjid, Zakir Naik; Ikuti dan Patuhi

Sebelumnya belum pernah terjadi dalam sejarah Islam, mayoritas masjid di dunia Islam ditutup seperti  beberapa waktu lalu. Sekitar75 persen masjid ditutup akibat pandemi Covid 19.

Di Indonesia sendiri, pada awal-awal Pandemi masjid ditutup. Kegiatan keagamaan ditiadakan. Shalat Jamaah lima waktu dikerjakan dari rumah. Shalat Jumat, diganti dengan Zuhur. Sebagai keringanan hukum. Shalat taraweh, tadarus Al-Qur’an, dan kultum ditiadakan selama Ramadhan tahun lalu.

Pun ketika Idul Fitri, masjid dianjurkan tidak menggelar ibadah shalat Idul Fitri. Demikian juga Idul Adha. Untuk meminimalisir penyebaran virus Covid-19. Itulah sekelumit kenangan pahit di tahun 2020.

Kini, 2021 pun keadaan tak jauh berubah. Bahkan terbilang lebih parah. Varian baru Delta Covid-19 menyebar begitu cepat. Di susul pelbagai  kebijakan pihak terkait yang gagal dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19.

Akhirnya, jutaan orang kembali terjangkit. Ribuan nyawa meninggal setiap hari. Rumah sakit full akibat pasien. Oksigen langka, padahal itu wajib ketika ada pasien terjangkit Covid-19. Tenaga kesehatan kelelahan. Sebab beban kerja yang berat.

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diambil pemerintah. Untuk mumutus mata rantai penularan Covid-19. Pelbagai isi point PPKM adalah penutupan rumah ibadah, termasuk masjid. Kemudian direvisi, dengan meniadakan kegiatan keagamaan di dalam masjid.

Pro kontra timbul di tengah masyarakat Islam terkait penutupan masjid dan peniadaan kegiatan keagamaan dalam masjid selama PPKM berlangsung. Lantas bagaimana seyogianya sikap seorang muslim ketika menghadapi kebijakanseperti ini?.

Dokter Zakir Naik, seorang ahli medis, ulama, dai, pakar studi perbandingan agama, dan juga penceramah, memberikan nasihat dan arahan. Nasihat itu ia sampaikan untuk merespons penutupan masjid dan peniadaan kegiatan keagamaan di negara muslim.

Menurut Dokter Zakir Naik Ketika terjadi wabah, pandemi, epidemi—yang kemungkinan besar menular—, merupakan kewajiban dari pemerintah negara Islam, untuk bertanya pada ahlinya. Mereka adalah pakar kesehatan, ahli medis, dan para dokter terkait keadaan ini. Sebagaimana diperintahkan Al-Qur,an Q.S an Nahal ayat 43;

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Artinya; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.

Di samping bertanya pada ahli medis, pemerintah juga harus bertanya pula pada mufti atau ulama di negara tersebut— dalam konteks Indonesia ada MUI. Yang terdiri dari para pakar dalam studi Islam. Misalnya ahli hadis, fikih, sejarah, usul fiqih, dan tafsir Al-Qur’an. Pemerintah bertanya keadaan ini dalam kajian keislaman.

Kemudian, pemerintah mengadakan dialog bersama antara pakar medis dan mufti Islam—ulama-ulama Islam—, terkait persoalan wabah. Dan mengantisipasinya penularan pandemi dalam bidang keagamaan.

Ketika hasil dialog tiga otoritas itu; pemerintah, dokter, dan ahli fikih memutuskan menutup masjid dan meniadakan ibadah selama Covid-19, maka Anda harus setuju. Sebagai seorang muslim kita harus ikut perintah tersebut. Pasalnya mereka adalah orang yang pakar dan juga pemimpin yang sah.

Sebagaimana dikatakan oleh Al-Qur’an dalam Q.S an Nisa, ayat 59, tentang mentaati perintah Allah dan Rasul, pun perintah pemimpin yang sah. Allah berfirman dalam kitab suci Al-Qur’an;

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ

Artinya; Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.

Terlepas dari pendapat pribadi seorang muslim,—apakah ia setuju dan tidak terhadap hasil keputusan itu—, maka kita sebagai muslim harus ikut aturan tersebut. Bila otoritas terkait memutuskan peniadaan kegiatan keagamaan di masjid, kaum muslim harus ikut.

Termasuk dalam hal ini bila seorang muslim tinggal di negera mayoritas non Muslim. Pemerintah non muslim tersebut memutuskan menutup masjid dalam keadaan wabah, maka anda harus mengikuti aturan negara tersebut. Terlebih jika pemerintah sudah melakukan konsultasi dengan pihak medis.

Melihat kasus Covid-19 di Indonesia yang kian parah. Pemerintah Indonesia, pakar medis—para dokter dan epidemolog—, dan pakar hukum Islam (MUI)  telah melakukan dialog. Kemudian memutuskan untuk menutup masjid dan meniadakan kegiatan keagamaan di masjid, termasuk shalat Idul Adha.

Sikap seorang muslim yang taat adalah mengikutinya. Pasalnya, kebijakan itu merupakan bentuk penjagaan keselamatan dan kesehatan umat Islam. Sekaligus, ikhtiar untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Demikian nasihat bijak dan fatwa Dokter Zakir Naik terhadap persoalan penutupan masjid dan peniadaan ibadah, serta kegiatan keagamaan lain. penjelasan ini diambil dari kanal Youtube Dr Zakir Naik dan Cordoba Media. Semoga bermanfaat.

Sebagai catatan, meskipun dr. Zakir Naik dalam masalah atau persoalan lain mengutarakan pendapat yang kontroversial. Pendapat yang perlu untuk dikritisi dan ditelaah bersama. Terutama terkait dialog antar iman dan penafsiran pelbagai ayat dalam Al-Qur’an. Juga persoalan hukum Islam (fiqih). Tetapi dalam persoalan Covid-19, nasihat bijak beliau penting untuk kita renungkan bersama.

BINCANG SYARIAH

Mengapa Zakir Naik Diburu di India?

Ulama India ini memiliki 16 juta pengikut di Facebook dan 150 ribu di Twitter. Ia pun telah memberikan 4.000 kuliah tentang Islam di seluruh dunia. Namun,  pria yang juga dai internasional ini sedang diburu oleh otoritas India.

Dia adalah Zakir Naik atau nama lengkapnya Dr Zakir Abdul Karim Naik. Persoalan yang mengaitkan Zakir Naik, bermula pada musim panas tahun lalu setelah otoritas di Bangladesh menyebut salah satu pelaku penyerangan di Dhaka terinspirasi oleh Naik. Serangan bersenjata itu menewaskan 22 orang.

Seperti dikutip Aljazirah, otoritas Bangladesh merespons dengan melarang Peace TV. Saluran TV yang disiarkan dari Dubai ini didirikan Zakir Naik pada 2006. Dikabarkan ada 100 juta pasang mata yang menyaksikan siaran itu di seluruh dunia.

Dalam pernyataannya, dai berusia 51 tahun ini, membantah mendukung aksi kekerasan. “Membunuh orang berdosa merupakan dosa kedua terbesar bagi Islam,” ujarnya.

Pada November 2016, Badan Kontraterorisme India (NIA) mengajukan laporan awal yang menyudutkan Naik dan badan nonprofit yang didirikannya, Islamic Research Foundation (IRF). Zakir Naik dituduh terlibat dalam kegiatan melanggar hukum dan mempromosikan kebencian agama. Pemerintah nasionalis Hindu, India, Narendra Modi merespons dengan melarang aktivitas IRF selama lima tahun berdasarkan UU Antiteror.

Pengacara Zakir Naik, Mubeen Solkar mengatakan kepada Aljazirah, ia akan menggugat larangan tersebut di pengadilan. “Kita memiliki bukti nyata bahwa larangan ini tak hanya ilegal tapi juga tak adil,” ujarnya.

Direktorat Penindakan India menuduh IRF melakukan tindakan pencucian uang. Semua properti IRF di Mumbai juga telah ditutup. Lembaga pendidikan Naik juga dilarang untuk memperoleh dana dari luar negeri.

Solkar membantah, kliennya terlibat dalam pencucian uang. “Semua transaksi dilakukan lewat bank dan saluran-saluran resmi,” ujarnya.

Naik tidak pulang ke India sejak Juli lalu. Belum diketahui di mana ia berada saat ini. Laporan teranyar menyebut ia telah mendapat kewarganegaraan dari Saudi. Namun belum ada informasi resmi ihwal laporan tersebut.

 

Dikutip dari REPUBLIKA

 

Segalanya mengenai Zakir Naik, silakan cari di olom Pencarian dengan keyword Zakir Naik.

‘Apa Kapasitas Zakir Naik Mengurus Bahasa Indonesia?’

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah, melarang umat Islam di daerah tersebut belajar tentang agama lewat media sosial (medsos). Salah satu kabar yang ramai beredar di media sosial adalah soal kalimat Insya Allah dengan membawa-bawa nama Zakir Naik.

Ketua MUI Palu, Prof Zainal Abidin menyatakan, informasi di media sosial yang disebarkan oleh oknum-oknum tertentu tidak dapat dijadikan referensi sepenuhnya. “Umat Islam jangan belajar tentang Islam lewat media sosial seperti dari ‘whatsapp’, ‘BBM’, ‘facebook’, ‘instagram’ dan sebagainya,” katanya di Palu, Ahad (23/4).

Ia mencontohkan akhir-akhir ini umat Islam cenderung menulis kalimat Insya Allah yang dimaksudkan sebagai ‘Jika Allah mengizinkan’ atau ‘Kehendak Allah’, kemudian berubah menjadi In Sha Allah. Namun, kata ia, menurut informasi yang beredar, itu penulisan yang benar yaitu In Sha Allah. Sementara Insya Allah adalah salah, karena jika menggunakan huruf ‘sy’ maka diartikan menciptakan Allah.

“Kalau Insya Allah menurut informasi dari media sosial yang membawa-bawa nama Zakir Naik yaitu menciptakan Allah. Karena itu, menurut informasi tersebut yang benar yaitu ‘In Sha Allah’,” ujarnya.

Ia menilai hal itu adalah keliru karena huruf syin dalam kalimat tersebut jika ditulis dalam bahasa Indonesia maka menggunakan ‘sy’, bukan ‘sh’. Zainal pun membantah keras jika Zakir Naik mengurus tentang penulisan kalimat tersebut dalam bahasa Indonesia, dikarenakan Zakir Naik bukan orang Indonesia melainkan orang India yang ahli di bidang perbanding agama, bukan ahli bahasa Indonesia.

“Apa kapasitas Zakir Naik mengurus bahsa Indonesia? Saya yakin informasi yang beredar tersebut bukan dari Zakir Naik, tetapi oknum-oknum tertentu yang membawa-bawa nama Zakir Naik,” sebutnya.

Namun demikian ia menganggap, persoalan tersebut bukanlah hal yang prinsip di dalam Islam. Akan tetapi, ia menekankan agar Islam tidak serta merta langsung menjadikan referensi, patokan dan pedoman informasi dari media sosial.

“Jangan jadikan informasi di media sosial sebagai rujukan dan landasan kalian. Tetapi carilah guru atau seseorang yang berpengetahuan tentang Islam kemudian bertanya langsung, agar kalian tidak keliru,” ujarnya.

Ini Bukti Proses Mualaf di Acara Zakir Naik Bukan Rekayasa

Beredar informasi yang diviralkan beberapa orang dan kelompok yang mengatakan bahwa peristiwa ikrar syahadat yang dilakukan seorang muallaf yang terjadi dalam ceramah Dr. Zakir Naik di Bandung adalah rekayasa atau HOAX .

Mengutip dari laman hoaxes.id Seorang wanita Katolik bernama Novita ramai menjadi perbincangan netizen setelah dirinya memeluk Islam dalam acara DR Zakir Naik di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung (02/04/2017).

Banyak netizen meragukan Novita dan menganggap apa yang dilakukannya hanya rekayasa, bahkan beberapa tuduhan menyatakan bahwa Novita sudah memeluk Islam sejak kecil. Novita dituduh berbohong karena ia mengucapkan kalimat syahadat sangat fasih.

Apa yang benar?

Wanita Katolik yang dimaksud bernama Novita Luciana Wulandari, lahir 9 Maret 1992. Berdasarkan keterangan dari Arini Rienzani, kakak sepupu Novita, wanita berusia 25 tahun tersebut sebelumnya beragama Katolik dan ia belajar Islam sudah dari 2 tahun lalu.

“Saya di sini hanya membantu meluruskan berita yang beredar itu sama sekali tidak benar. Nama lengkapnya Novita Luciana Wulandari, 9 Maret 1992 (25 Tahun), tinggal di daerah Cimahi. Dia sudah belajar tentang islam dari 2 tahun lalu, mulai belajar menghapal surat pendek, bacaan shalat dan sharing.

Dia sengaja ikut acara Dr. Zakir Naik bertujuan untuk mendalami lagi dan ingin menanyakan hal yang dia ingin ketahui. Dengan Ridha Allah, dia diberikan panggilan hati dan langsung memeluk Islam saat itu juga, saya tanya bagaimana perasaannya, dia menjawab “Alhamdulillah lega, damai dan bahagia akhirnya bisa memeluk Islam”. Mohon bantu doa saja, agar Novi menjadi wanita yang sholehah, istiqamah. aamiin, ” kata Arini Rienzani

Arini juga mengatakan bahwa jika ingin lebih mengenal siapa sebenarnya Novita dapat dicari namanya di mesin pencarian Google.

Berikut “surat keterangan masuk Islam” yang dikeluarkan oleh Yayasan Daarut Tauhid Bandung untuk Novita Luciana Wulandari.

Novita mengaku dirinya mengenal Islam awalnya dari pacarnya yang muslim. Namun, selama ini pacarnya tak pernah memaksa dirinya masuk Islam. Rasa penasaran justru timbul dari dirinya sendiri. Ia pun, melihat video Zakir Naik di Youtube yang membandingkan tentang Bibel dan Alquran.

“Saya semakin yakin untuk memeluk Islam, setelah melihat video Zakir Naik. Sudah dua tahun, saya nggak ke gereja,” katanya, ““Alhamdulillah, saya bisa bertanya langsung ke Zakir Naik dan dibimbing bersyahadat langsung oleh beliau,” ujar Novi sambil terus menangis tak bisa menahan harunya.

Alamat lengkap Novita sengaja tidak kami publikasikan berdasarkan pesan dari Arini untuk menghormati Novita dan keluarganya. Jadi, tuduhan bahwa Novita adalah orang bayaran dan berbohong masuk Islam dalam acara DR Zakir Naik adalah tidak benar. (hoaxes.id/sp)

 

SANG PENCERAH

Inilah Sosok Anak Zakir Naik, yang katanya Lebih Hebat dari Ayahnya

Dai kondang Dr Zakir Naik memulai safari dakwahnya di Indonesia.

Minggu (2/4/2017) Zakir Naik memberikan ceramah di Universitas Pendidikan Indonesia.

Zakir Naik selama ini begitu dikagumi karena kepintarannya. Dia menghafal sejumlah kitab dan menguasai sains.

Terlepas dari itu semua, siapa sangka jika Zakir Naik memiliki seorang putra yang tak kalah hebatnya.

Zakir Naik bahkan dalam sebuah kesempatan menyebut jika putranya itu lebih baik darinya.

Fariq Naik, demikianlah nama putra Zakir Naik tersebut.

 Pada akun instagram Dakwah Positif dikatakan bahwa Fariq Naik telah menyelesaikan studinya di Islamic International School & Junior College, di Mumbai.

Berikut fakta-fakta tentangnya:

  1. Fariq telah menjadi hafiz Quran saat usianya masih 13 tahun.
  2. Dalam situs she.id disebutkan perjalanan dakwah Farid Naik dimulai saat dia masih berusia 8 tahun.
  3. Mulanya, Fariq memberi ceramah singkat dengan menggunakan bahasa Inggris dan Arab.
  4. Meski usianya masih tergolong muda, tetapi Fariq sudah mampu berceramah di depan ribuan orang di Chennai, Pune, Dubai, Italia, dan Trinidad.
  5. Bahkan saat usianya memasuki 9 tahun, Fariq sudah berdakwah di hadapan lebih dari 50ribu orang di Srinagar dan semakin bertambah besar pendengarnya saat ia berusia 12 tahun.
  6. Setelah memberi perkenalan singkat di Peace TV, ia diundang untuk berdakwah di berbagai belahan dunia termasuk Arab Saudi, UEA, Bahrain, Italia, Sri Lanka dan Maladewa. Seiring dengan perjalanan dakwahnya ini, ia berkeinginan untuk menguasai bahasa Arab dan pengetahuan Islam yang lebih dalam lagi. Impian Fariq kini ingin mengikuti jejak sang ayah.
  7. Saat ini, Fariq memperdalam studi keislaman di Al-Imam Muhammad Ibn Saud Islamic University di Riyadh, Arab Saudi.
  8. Fariq juga sukses menjadi sosok inspratif bagi anak muda sebagai pembicara di Peace TV dalam program “Teen Star”.

Zakir Naik Yakin Indonesia Jadi Simbol Perdamaian Dunia

Cendekiawan Muslim asal India Dr Zakir Naik mengatakan, Indonesia memiliki jumlah penduduk dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia. Ia pun yakin Indonesia dapat menjadi kekuatan serta simbol perdamaian dunia Islam.

“Indonesia harus menjadi contoh bagi dunia Islam, apalagi dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia,” kata dia baru-baru ini di Bandung.

Saat ini, kata dia, negara Islam tengah terpecah oleh berbagai konflik yang terjadi, sehingga Islam sering kali mendapat stigma buruk. Oleh karena itu, Indonesia dengan penduduk mayoritas Muslim di dunia, kata dia, harus menjadi titik awal bersatunya negara Muslim. “Jika Muslim bersatu, tidak ada yang berani menantang kita. Sayangnya kita terpecah. Saya yakin Indonesia memiliki kekuatan Muslim yang kuat,” kata dia.

Selain itu, dia mengatakan, berdakwah menjadi tugas seorang Muslim dalam memberikan kebenaran informasi terkait Islam. Sebab, saat ini banyak non-Muslim yang tidak mempunyai pemahaman yang tepat tentang Islam.

“Media internasional banyak memberitakan hal yang keliru, jadi sebuah kewajiban setiap Muslim menyampaikan pesan tentang Islam kepada yang tidak memahaminya,” kata Dr Zakir Naik saat menyampaikan ceramahnya di aula Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kota Bandung, Ahad (2/4).

Zakir menuturkan, salah satu cara agar dapat meyakinkan non-Muslim agar tidak terpengaruh oleh berita yang tidak tepat yakni dengan cara berdakwah. Dengan langkah tersebut maka segala stigma negatif tentang Islam dapat terkikis. “Kita punya tanggung jawab, karena kita dianjurkan untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi hal yang dilarang. Apabila salah, kita koreksi. Itu tugas Muslim,” katanya.

 

sumber:RepublikaONline

Harapan MUI dengan Kedatangan Zakir Naik Ke Indonesia

Ulama kondang asal India, Dr Zakir Abdul Karim Naik akan melakukan safari dakwah ke Indonesia akhir Maret hingga April 2017 mendatang.

Safari dakwah bertajuk ‘Zakir Naik Visit Indonesia 2017’.

Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis, Selasa (14/3/2017), berbincang dengan Tribunnews.com mengaku sering menonton zakir Naik di televisi dan Youtube.

Namun, secara pribadi KH Cholil Nafis tidak mengenal sosok Zakir Naik.

“Beberapa kali saya melihat di televisi saat berkunjung ke Bangladesh tahun 2011 dan belakangan ini saya acapkali membuka di youtube ceramah dan debatnya,” ucap KH Cholil Nafis.

Menurutnya, Zakir Naik sebagai ahli di bidang perbandingan agama.

Sehingga, orangnya dinilai senang mendiskusikan antar keyakinan.

Meskipun menurut KH Cholil tak semua keyakinan dapat didialogkan.

“Mungkin hal-hal logika dan spiritualitas dapat diperdebatkan tapi kesadaran atau hidayah dalam beragama sepenuhnya adalah kewenangan Allah SWT,” ucapnya.

Menurut dia, cara dakwah model Dr Zakir Naik baik bagi kalangan intelektual, akademisi, atau antar pimpinan umat beragama.

“Namun, bagi kalangan masyarakat awam dapat disalahpahami sebagai penghinaan bagi keyaninan umat lain,” katanya.

Menurutnya safari dakwah Zakir Naik di Indonesia baik sebagai sarana menjalin ukhuwah Islamaiyah dan ukhuwah insaniyah.

Hadirnya Dr Zakir Naik menjadi sarana transfer ilmu dan pengalam bagi aktivis dakwah di Indonesia.

“Indonesia punya konsep Islam Wasathi yang bisa dikenalkan kepada Dr Zakir Naik agar dibawa ke negerinya dan disiarkan ke seluruh dunia,” ujar dia.

Sementara, bagi yang hendak melakukan dialog antar iman bisa menjadi sarana untuk mengasah pengetahuan tentang rasionalisasi ajaran agama dan saling memahami tentang konsep keyakinan antar masing-masing umat beragama.

Ia berharap kunjungan Dr Zakir Naik ke Indonesia menjadi sarana tukar menukar ilmu dan pengalaman aktifitas dakwah yang menyejukkan dan mendamaikan umat muslim dan menjadi sarana untuk menepis tuduhan Islam teroris.

“Kami berharap jangan sampai kehadiran Dr Zakir Naik menjadi kontra produktif sehingga menyinggung perasaan apalagi menistakan keyakinan umat beragama lain,” katanya.

sumber:TribunNews

Panitia Zakir Naik Buka Jalur VIP Gratis untuk Non-Muslim

Ulama asal India Zakir Abdul Karim Naik, siap untuk menjalani rangkaian safari dakwah di Indonesia. Safari dakwah bertajuk “Zakir Naik Visit Indonesa 2017” itu akan berbentuk kuliah umum di lima kota di Indonesia.

Menurut Ketua Humas Panitia Zakir Naik Visit Indonesia 2017 Budhi Setiawan, panitia pusat dan lokal telah siap menyambut kedatangan Zakir Naik. Ribuan peserta di Kota Bandung, telah siap mengikuti kuliah umum Zakir Naik di Gymnasium UPI, besok Ahad (2/4).

Budhi mengatakan, kegiatan ini tidak hanya diikuti kalangan Muslim. Tapi, diikuti juga kalangan non-Muslim. Bahkan, untuk kalangan non-Muslim ada tiket jalur khusus.

“Untuk kalangan non-Muslim panitia telah membuka pendaftaran khusus dengan tiket VIP gratis,” ujar Budhi dalam siaran persnya, Sabtu (1/4).

Pada kesempatan yang sama, Budhi juga meluruskan dugaan sejumlah kalangan yang menyebut Zakir Naik akan melakukan debat. Zakir Naik akan menyampaikan materinya dengan metode ceramah biasa, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan peserta. “Jadi kesempatan tanya jawab akan lebih lama,” katanya.

Terkait dengan tema kuliah umum, Budhi mengatakan tema untuk tiap-tipa lokasi berbeda sesuai hasil diskusi langsung antara panitia dengan Zakir Naik. “Kalau tema itu hasil diskusi antara beliau dengan panitia. Di UPI Bandung, temanya “Da’wah or Destruction” yang akan diikuti 10 ribu orang,” kata Budhi.

Zakir Abdul Karim Naik, adalah seorang cendekiawan Muslim, dai, dan mubaligh asal India. Ia juga penulis buku-buku keislaman dan perbandingan agama. Secara profesi, sejatinya ia seorang dokter medis.

Sejak 1991, Zakir telah menjadi seorang dai yang terlibat dalam dakwah Islam dan perbandingan agama. Di India, Zakir adalah pendiri sekaligus Presiden Islamic Research Foundation (IRF), sebuah organisasi nirlaba yang memiliki dan menyiarkan jaringan saluran TV gratis Peace TV dari Mumbai, India.

Zakir Naik lahir pada 18 Oktober 1965 di Mumbai (Bombay pada waktu itu), India dan merupakan keturunan Konkani. Ia bersekolah di St Peter’s High School (ICSE) di Kota Mumbai. Kemudian bergabung dengan Kishinchand Chellaram College dan mempelajari kesehatan di Topiwala National Medical College and Nair Hospital di Mumbai.

Ia kemudian menerima gelar MBBS-nya di University of Mumbai. Pada 1991, Ia berhenti bekerja sebagai dokter medis dan pada akhirnya fokus dalam dunia dakwah.

Ia telah berceramah dan menulis sejumlah buku tentang Islam dan perbandingan agama juga hal yang ditujukan untuk menghapus keraguan tentang Islam. Sejumlah artikelnya juga sering diterbitkan di majalah India seperti Islamic Voice.

Tentang pengaruh Zakir Naik, Indian Express dalam terbitan 22 Februari 2009 memasukkan dia ke dalam peringkat 82 dari “100 Orang India Terkuat 2009” di antara satu miliar penduduk India. Sementara dalam daftar khusus “10 Guru Spiritual Terbaik India”, Zakir Naik berada di peringkat tiga, setelah Baba Ramdev dan Sri Sri Ravi Shankar. Ia menjadi satu-satunya Muslim di daftar ini.

Pada Ahad, 1 Maret 2015, Zakir Naik mendapatkan penghargaan tertinggi dari Pemerintah Arab Saudi, King Faisal International Prize (KFIP). KFIP merupakan penghargaan terhadap karya-karya luar biasa dari individu dan lembaga dalam lima katagori yakni Dakwah Islam, Studi Islam, Bahasa dan Sastra Arab, Kedokteran dan Ilmu Pengetahuan. Penghargaan itu disampaikan secara langsung oleh Raja Salman bin Abdul Aziz.

 

sumber:republkaOnline

Zakir Naik Ceramah di Indonesia, Ini Tanggapan Komisi Dakwah MUI

Kedatangan pendakwah Islam Internasional dan ahli perbandingan agama Zakir Naik ke Indonesia April mendatang menjadi sorotan dan perbincangan di Tanah Air. Polemik terkait sosok Presiden Research Fondation (IRC) ini memunculkan pro dan kontra, di Indonesia, karena dakwahnya yang ekspansif mendialogkan perbedaan keyakinan di muka umum.

Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) menanggapi cara dakwah Zakir Naik ini, di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. Ketua Komisi Dakwah MUI, KH. M. Cholil Nafis mengatakan memang cara dakwah model Zakir Naik ini terasa baik bagi kalangan intelektual, akademisi atau antarpimpinan umat beragama.

Namun bagi kalangan masyarakat awam, menurutnya dapat disalahpahami sebagai penghinaan bagi keyaninan umat lain. Secara pribadi, Cholil mengakui tak kenal dengan Zakir Naik, selain hanya menonton debatnya di televisi dan di youtube.

“Beberapa kali saya melihat di televisi saat berkunjung ke Bangladesh tahun 2011 dan belakangan ini saya acapkali membuka di youtube ceramah dan debatnya,” kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (14/3).

Ia pun memandang Zakir Naik merupakan ahli di bidang perbandingan agama, sehingga ia senang mendiskusikan antarkeyakinan. “Meskipun tak semua keyakinan dapat didialogkan. Mungkin hal-hal logika dan spiritualitas dapat diperdebatkan, tapi kesadaran atau hidayah dalam beragama sepenuhnya adalah kewenangan Allah SWT,” ujarnya.

Bagi MUI, kedatangan Zakir Naik ini sebagai sarana menjalin ukhuwah Islamaiyah dan ukhuwah insaniyah. Tentunya bagi MUI, kata dia, baik sekali safari dakwah ini ke Indonesia. Hadirnya Zakir Naik menjadi sara transfer ilmu dan pengalam bagi aktivis dakwah di Indonesia. Indonesia punya konsep Islam Wasathi (moderat) yang bisa dikenalkan kepada Zakir Naik agar dibawa ke negerinya dan disiarkan ke seluruh dunia.

Colil mengimbau bagi warga Indonesia yang hendak melakukan dialog antariman bisa memanfaatkan kedatangan Zakir Naik ini menjadi sarana untuk mengasah pengetahuan tentang rasionalisasi ajaran agama. Hal itu juga menjadi upaya untuk saling memahami tentang konsep keyakinan antarmasing-masing umat beragama.

“Kami berharap dengan kunjungan Zakir Naik ke Indonesia menjadi sarana tukar menukar ilmu dan pengalaman aktivitas dakwah yang menyejukkan dan mendamaikan umat muslim dan menjadi sarana untuk menepis tuduhan Islam teroris. Kami berharap jangan sampai kehadiran Zakir Naik menjadi kontra produktif sehingga menyinggung perasaan apalagi menistakan keyakinan umat beragama lain,” ujarnya.

Agenda Zakir Naik di Indonesia dimulai 1 hingga 10 April mendatang. pada Sabtu, 1 April di Masjid Kota Wisata, Cibubur. Ustazah Farhat Zakir Naik, istri Zakir Naik pukul 08.00-11.00 WIB. Pada 2 April agenda Zakir Naik Ceramah terbuka untuk umum di Auditorium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, pukul 08.00-12.00 WIB.

Pada Senin, 3 April Zakir Naik dijadwalkan menyampaikan ceramah umum dengan tema “Misconseption of Islam” di Auditorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), pukul 08.00-12.00 WIB.

Rabu, 5 April, Zakir Naik akan ceramah umum di Auditorium Universitas Darussalam, Gontor, Ponorogo, Jawa Timur dengan tema “Religion in Right Perspective” pukul 08.00-12.00 WIB.  Kemudian Sabtu, 8 April, bertempat di Stadion Patriot, Bekasi, Zakir Naik akan menyampaikan ceramah umum pada pukul 19.00-24.00 WIB. Pada Senin 10 April, Zakir Naik akan menyampaikan ceramah bertema “Quran and Modern Science” di Auditorium Universitas Hasanuddin, Makassar dimulai pukul 08.00 WIB.

 

sumber: Republika Online

Ingin Tahu Jadwal Lengkap Safari Dakwah Zakir Naik di Indonesia? Ini Dia

Cendekiawan Muslim sekaligus dai kondang asal India Dr Zakir Abdul Karim Naik dipastikan akan melakukan safari dakwah ke Indonesia pada awal April 2017. Safari dakwah bertajuk “Zakir Naik Visit Indonesia 2017” itu akan berlangsung selama sepuluh hari, sejak 01 hingga 10 April 2017 mendatang.

“Insya Allah Zakir akan melakukan safari dakwah di Indonesia selama 10 hari,” kata Ketua Humas Panitia Zakir Naik Visit Indonesia 2017, Budhi Setiawan, dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Senin (13/3).

Secara rinci Budhi menjelaskan, rencananya Zakir Naik akan menyampaikan ceramah di enam kota di seluruh Indonesia. Model penyampaiannya ceramah biasa dilanjutkan dengan tanya jawab dengan peserta. “Bukan debat,” kata Budhi.

Safari dakwah akan dimulai pada Sabtu, 1 April. Di Masjid Kota Wisata, Cibubur, Ustazah Farhat Zakir Naik, istri Dr Zakir Naik, dijadwalkan menyampaikan ceramah khusus undangan yang dihadiri 2.500 orang Muslimah. “Peserta khusus Muslimah. Berlangsung pada pukul 08.00-11.00 WIB,” ujar Budhi.

Agenda selanjutnya, Ahad, 2 April, Zakir Naik akan berada di auditorium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Ceramah terbuka untuk umum itu akan dilangsungkan pada pukul 08.00-12.00 WIB dengan target peserta 10 ribu orang dengan tema “Da’wah or Destruction”.

Dari Bandung, Zakir Naik akan menuju Kota Yogyakarta. Pada Senin, 3 April pukul 08.00-12.00 WIB, Zakir Naik dijadwalkan menyampaikan ceramah umum dengan tema “Misconseption of Islam” di Auditorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

“Kita targetkan 15 ribu peserta menghadiri ceramah ini,” ujar dia.

Selanjutnya, Rabu, 5 April, Zakir Naik akan menyampaikan ceramah umum di Auditorium Universitas Darussalam, Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Di Unida, Zakir Naik akan berceramah dengan tema “Religion in Right Perspective” diikuti sekira 10 ribu peserta dan berlangsung pada 08.00-12.00 WIB.

Dari Gontor, Zakir Naik akan menuju Bekasi, Jawa Barat. Pada Sabtu, 8 April, bertempat di Stadion Patriot, Bekasi, Zakir Naik akan menyampaikan ceramah umum bertema “Similarity Between Islam and Christianity” di hadapan sekira 40 ribu peserta dan berlangsung pada pukul 19.00-24.00 WIB.

Safari dakwah terakhir Zakir naik adalah di kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pada Senin, 10 April, pukul 08.00-12.00 WITA, Zakir Naik akan menyampaikan ceramah bertema “Quran and Modern Science” di auditorium Universitas Hasanuddin, Makassar, yang akan diikuti sekira 10 ribu peserta.

Budhi menambahkan, saat ini panitia sedang mengurus segala perizinan dari Kepolisian terkait semua rencana safari dakwah tersebut. Untuk umat Islam yang berkeinginan mengikuti ceramah umum Zakir Naik, Budhi menyarankan agar mereka mendaftarkan diri ke lokasi-lokasi terdekat sesuai dengan kota tempat diselenggarakannya Zakir Naik Visit Indonesia 2017 dan bisa juga mendaftar secara daring.

“Kami mohon doa umat Islam di Indonesia supaya semua proses dan persiapan berjalan baik dan lancar,” katanya.

 

sumber:Republika Online