Pungli Pendaftaran Haji di Kemenag Kabupaten Bekasi Marak

Praktik dugaan pungutan liar (pungli) pendaftaran haji reguler di Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bekasi marak dan diminta secara terbuka kepada setiap jamaah. Dana besaran pungli itu berkisar Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu per Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH).

“Saya hampir jadi korban pungli oknum Kemenag Kabupaten Bekasi saat mendaftar haji reguler di Kemenag Bekasi. Istri saya yang dimintai Rp 150 ribu per SPPH,” kata Warga Jejalen Jaya, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Edy S, Selasa (4/4).

Edy menjelaskan, proses dugaan pungli tersebut terjadi ketika jemaah selesai melakukan foto. Terutama, ketika hendak mendapatkan salinan SPPH dari petugas. “Ketika proses stempel itu, istri saya didekati petugas dan dibisiki oknum petugas untuk menyiapkan Rp 150 ribu per SPPH,” katanya.

Dirinya bersama istri mengurus pendaftaran itu secara mandiri atau tanpa perantara, pada Senin (3/4), setelah jam istirahat siang pukul 13.00 WIB. Edy juga mengaku, sebelum dirinya dan istri dipanggil untuk proses stempel, telah melihat oknum petugas yang biasa dipanggil ‘Bu Haji’ di kantor itu, secara terang-terangan kepada jamaah suami istri meminta biaya Rp 200 ribu per SPPH sehingga total Rp 400 ribu.

“Ketika saya tanya kepada sang suami jamaah tadi, uang apa Pak? Dia jawab untuk pendaftaran. Lalu saya bilang, nggak ada itu Pak. Harusnya gratis. Lalu si suami tadi bilang, ah sudah, nggak apa-apa,” katanya.

Dia juga menyayangkan kondisi pelayanan pendaftaran haji di Kemenag Bekasi yang tampak tak jelas prosedurnya, tidak ada loket dan sistem antrean yang rapi dan seterusnya.

Kasubdit Pendaftaran Haji Kemenag Noer Aliya Fitra saat dikonfirmasi mengenai hal itu membantah dengan keras. Dia menegaskan, proses pendaftaran haji reguler gratis dan bebas dari segala macam pungutan.

“Proses pendaftaran haji yang didahului validasi dari perbankan syariah di tempat tinggal jamaah dan hanya menyiapkan Rp 25 juta untuk mendapatkan nomor porsi. Di luar itu, tak ada pungutan lain. Kalau biaya materai itu tanggung jawab jamaah,” kata Noer.

Noer memastikan, hal itu adalah pungli dan dia berjanji akan menindaklanjuti kejadian semacam itu. “Terima kasih informasinya,” katanya.

Terkait dengan proses pelayanan yang masih kurang baik karena prosedur yang tidak jelas, dia hanya mengatakan bahwa prosedur semacam itu memang sedang dalam proses pembenahan dan hal ini terkait dengan anggaran.

 

sumber: IHRAM.co.id

Kakek Rasulullah tak Cemas Abrahah ingin Hancurkan Ka’bah

Mendengar kabar pasukan di dekat Makkah, kakek Rasulullah–yang bertanggungjawab menjaga Kabah, Abdul Muthalib menjawab, “Demi Allah, kami tak ingin berperang dan kami tak punya kekuatan untuk melawan kalian. Akan tetapi, jika Abrahah ingin menghancurkan Baitullah, lakukan sesuka hati. Namun, aku yakin, Allah tak membiarkan rumah-Nya dihancurkan,” ujarnya.

Cukup lama pasukan Abrahah beristirahat di Mughammas. Meski belum memasuki Kota Makkah, mereka telah merampas banyak harta benda kaum Quraisy, termasuk harta milik Abdul Muthalib. Mendengar 200 ekor untanya dirampas pasukan Abrahah, Abdul Muthalib pun beranjak menemui Abrahah.

Mendapat tamu dari pemuka Makkah, berbangga hatilah Abrahah. Ia menyangka Abdul Muthalib cemas Ka’bah akan dihancurkan oleh pasukan gajahnya. “Apa keperluan Anda hingga datang ke mari?” tanya Abrahah kepada kakek Rasulullah dengan congkak.

Namun, jawaban Abdul Muthalib sangat di luar dugaan Abrahah. “Kembalikan 200 ekor unta milikku yang telah dirampas oleh pasukanmu,” ujar Abdul Muthalib. Abrahah pun terheran, “Mengapa kau lebih mengkhawatirkan untamu, padahal kami datang ke sini untuk menghancurkan Ka’bah? Mengapa kau tidak mengkhawatirkan Ka’bah itu saja?” ujarnya.

“Unta-unta yang kau rampas itu adalah miliku, sementara Ka’bah merupakan milik Allah. Maka, Allahlah yang akan melindunginya,” jawab Abdul Muthalib ringan. Abrahah terdiam, namun geram.

 

sumber: Republika ONline

Bisakah Manusia Berdialog Langsung dengan Allah?

BERCAKAP-CAKAP dengan Allah T’ala itu hanya dilakukan oleh para nabi, itupun tidak semua nabi. Hanya nabi tertentu yang disebutkan bercakap-cakap dengan Allah, sebagaimana tercantum di dalam Alquran. “Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat.” (QS. Al-Baqarah: 253)

Di antara nabi yang disebutkan secara tegas telah melakukan percakapan langsung dengan Allah Ta’ala adalah nabi Musa alaihissalam. “Dan rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.” (QS. An-Nisa’: 164)

Dan juga nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang pernah berbicara langsung dengan Allah Ta’ala di sidratil muntaha, saat beliau melakukan mi’raj. Namun lebih sering Allah Ta’ala berbicara kepada para nabinya lewat perantaraan malaikat Jibril. Sehingga saat itu sebenarnya tidak terjadi cakap-cakap langsung antara nabi dengan Allah Ta’ala.

Selain para nabi dan rasul, ada juga sebagian orang yang diberikan ilham oleh Allah Ta’ala. Sehingga seolah dia bercakap-cakap dengan Allah Ta’ala. Misalnya hikmah yang Allah Ta’ala berikan kepada hamba-Nya, Luqman Al-Hakim. “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Luqman: 12)

Meski ayat ini memberi isyarat bahwa Allah berbicara kepada Luqman, namun umumya para ulama tidak memasukkan Luqman sebagai nabi dari para nabi Allah. Sebab tidak juga kita dapati secara eksplisit bahwa terjadi dialog langsung antara Luqman dengan Allah. Ayat ini hanya mengatakan bahwa Allah Ta’ala memberi hikmah kepadanya.

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2369536/bisakah-manusia-berdialog-langsung-dengan-allah#sthash.3soV5W04.dpuf

Orang yang Mengaku Mampu Berdialog dengan Allah

JIKA para nabi tidak semuanya bercakap-cakap dengan Allah Ta’ala, bahkan yang pernah bercakap-cakap itu pun tidak selalu setiap saat berdialog dengan Allah Ta’ala, maka tentu saja orang biasa tidak mungkin melakukannya, terutama di zaman setelah turunnya nabi terakhir, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Sebab bercakap-cakap dengan Allah Ta’ala adalah Allah Ta’ala berbicara kepadanya dan dia berbicara kepada Allah Ta’ala. Kalau berbicara kepada Allah Ta’ala, sudah pasti bisa dilakukan. Sedangkan kalau Allah Ta’ala yang berbicara langsung kepadanya dengan kata-kata dan wahyu, adalah hal yang mustahil.

Bahkan para ulama sepakat bahwa kalau ada orang yang mengaku di zaman ini menerima wahyu dari Allah Ta’ala, dia adalah seorang yang kafir. Karena yang mendapat wahyu hanyalah para nabi. Dan tidak ada nabi sesudah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahkan nabi Isa ‘alaihissalam saat nanti kembali turun, sebagaimana disebutkan dalam banyak hadis sahih, juga tidak dalam kapasitas sebagai nabi. Artinya, dia pun tidak mendapat wahyu, walau beliau pernah jadi nabi.

Mana mungkin orang biasa tiba-tiba mengaku bisa bercakap-cakap dengan Allah, kecuali dia telah berdusta. Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. [Ahmad Sarwat, Lc]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2369537/orang-yang-mengaku-mampu-berdialog-dengan-allah#sthash.EonRS1yR.dpuf

Anda Berwudu di dalam WC? Ini Hukumnya!

PADA dasarnya tidak ada ketentuan khusus yang mengatur tempat untuk berwudu. Berwudu boleh dilakukan di mana saja, baik di dalam kamar mandi, tempat wudu, sumur, sungai, laut dan lainnya. Kita tidak menemukan dalil yang melarang tempat tertentu untuk berwudu. Kecuali bila tempat itu memang najis sehingga tidak dimungkinkan terlaksananya wudu, maka tempat itu memang tidak bisa dijadikan tempat wudu.

Misalnya, berwudu di dalam kubangan najis, seperti septik tank, comberan, genangan darah atau saluran air limbah/ tinja. Jelas tidak dimungkinkan untuk melakukan wudu di sana, karena tubuh kita pasti bercampur terus menerus dengan benda-benda najis. Ada pun kamar mandi yang ada WC-nya, tidak bisa dikatakan sebagai benda yang selalu najis. WC memang najis bila sedang digunakan untuk buang air. Namun setelah disiram, tentu sudah tidak najis lagi. Lantai kamar mandi mungkin ada najisnya, tetapi setelah disiram tentu sudah tidak najis lagi.

Walhasil, tidak ada najis yang akan melekat saat sedang berwudu. Sehingga tidak ada halangan untuk berwudu. Akan tetapi manakala sebuah kamar mandi yang ada WC-nya dikelola dengan sangat jorok, sehingga ada najis di mana-mana, bahkan sulit dibersihkan, maka memang sebaiknya kita tidak berwudu di dalamnya. Sebab keadaannya mengkhawatirkan. Demikian semoga menjadi lebih jelas.

Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. [Ahmad Sarwat, Lc]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2369516/anda-berwudu-di-dalam-wc-ini-hukumnya#sthash.uZ7Z903q.dpuf

Jangan Sia-siakan Bulan Rajab, Bulan yang Mulia

BULAN suci Ramadan hampir tiba, tepatnya Mei mendatang. Sejak 29 Maret 2017 lalu, saat ini dalam hitungan kalender hijriah adalah bulan Rajab. Alhasil, Ramadan tinggal satu bulan lagi. Rajab merupakan bulan ketujuh dalam kalender Islam, bulan suci yang diistimewakan dan dimuliakan.

Jadi, tidak heran juga jika setiap memasuki bulan Rajab, banyak umat Muslim yang melakukan amalan-amalan seperti puasa, dan dianjurkan banyak berselawat kepada Rasulullah SAW. Kenapa? Karena bulan Rajab merupakan salah satu dari empat bulan haram yang telah dikenal di dalam tradisi Islam. Tiga bulan lainnya telah berurutan yakni Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram dan terakhir adalah bulan Rajab.

Beberapa alasan mengapa bulan Rajab disebut bulan haram, yakni:

Di dalam bulan Rajab diharamkan pembunuhan. Para orang jahiliyah pun telah meyakini hal itu. Pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih diketatkan lagi dari pada bulan yang lainnya. Ini tidak lain karena mulianya bulan Rajab. Demikian juga kebalikannya pada bulan yang dimuliakan ini sangatlah baik untuk melakukan ketaatan.

Di bulan yang telah dimuliakan ini, tentu saja terdapat keistiewaan di dalamnya. Berikut ini adalah beberapa hadis yang menerangkan mengenai keutamaan dan juga kekhususan puasa Rajab:

Telah diriwayatkan bahwa pada Rasulullah SAW dalam memasuki bulan Rajab. Beliau telah berdoa “Ya, Allah berkahilah kami di bulan Rajab (ini) dan (juga) Syaban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan”. (HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik).

“Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari, maka laksana ia Puasa Rajab selama sebulan, bila puasa tujuh hari maka ditutuplah untuknya tujuh pintu neraka Jahim, bila puasa delapan hari, maka dibukakan untuknya delapan pintu surga, dan bila puasa 10 hari maka digantilah dosa-dosanya dengan kebaikan”.

“Sesungguhnya di surga terdapat sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa Puasa Rajab sehari pada bulan Rajab, maka ia akan dikaruniai minum dari sungai tersebut”.

Riwayat secara Mursal Abul fath dari Al Hasan, Nabi Muhammad SAW telah bersabda “Rajab itu bulannya Allah, Syaban bulanku, dan Ramadan bulannya umatku”.

Nabi Muhammad SAW bersabda: Pada malam miraj, saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari madu, lebih sejuk dari air batu dan lebih harum dari minyak wangi, lalu saya bertanya pada Jibril as: “Wahai Jibril untuk siapakan sungai ini? “Maka berkata Jibril as: “Ya Muhammad sungai ini adalah untuk orang yang membaca selawat untuk engkau di bulan Rajab ini”.

Subhanallah, saudaraku Muslim apakah kita tidak ingin mendapatkan kemuliaan di bulan Rajab untuk meraih janji-janji Allah SWT kelak sebagaimana disampaikan Rasulullah SAW tersebut. Karena itu, marilah kita melakukan amalan di bulan Rajab.

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2370076/jangan-sia-siakan-bulan-rajab-bulan-yang-mulia#sthash.ZJ3KJ7xN.dpuf

Inilah Sosok Anak Zakir Naik, yang katanya Lebih Hebat dari Ayahnya

Dai kondang Dr Zakir Naik memulai safari dakwahnya di Indonesia.

Minggu (2/4/2017) Zakir Naik memberikan ceramah di Universitas Pendidikan Indonesia.

Zakir Naik selama ini begitu dikagumi karena kepintarannya. Dia menghafal sejumlah kitab dan menguasai sains.

Terlepas dari itu semua, siapa sangka jika Zakir Naik memiliki seorang putra yang tak kalah hebatnya.

Zakir Naik bahkan dalam sebuah kesempatan menyebut jika putranya itu lebih baik darinya.

Fariq Naik, demikianlah nama putra Zakir Naik tersebut.

 Pada akun instagram Dakwah Positif dikatakan bahwa Fariq Naik telah menyelesaikan studinya di Islamic International School & Junior College, di Mumbai.

Berikut fakta-fakta tentangnya:

  1. Fariq telah menjadi hafiz Quran saat usianya masih 13 tahun.
  2. Dalam situs she.id disebutkan perjalanan dakwah Farid Naik dimulai saat dia masih berusia 8 tahun.
  3. Mulanya, Fariq memberi ceramah singkat dengan menggunakan bahasa Inggris dan Arab.
  4. Meski usianya masih tergolong muda, tetapi Fariq sudah mampu berceramah di depan ribuan orang di Chennai, Pune, Dubai, Italia, dan Trinidad.
  5. Bahkan saat usianya memasuki 9 tahun, Fariq sudah berdakwah di hadapan lebih dari 50ribu orang di Srinagar dan semakin bertambah besar pendengarnya saat ia berusia 12 tahun.
  6. Setelah memberi perkenalan singkat di Peace TV, ia diundang untuk berdakwah di berbagai belahan dunia termasuk Arab Saudi, UEA, Bahrain, Italia, Sri Lanka dan Maladewa. Seiring dengan perjalanan dakwahnya ini, ia berkeinginan untuk menguasai bahasa Arab dan pengetahuan Islam yang lebih dalam lagi. Impian Fariq kini ingin mengikuti jejak sang ayah.
  7. Saat ini, Fariq memperdalam studi keislaman di Al-Imam Muhammad Ibn Saud Islamic University di Riyadh, Arab Saudi.
  8. Fariq juga sukses menjadi sosok inspratif bagi anak muda sebagai pembicara di Peace TV dalam program “Teen Star”.

Zikir dan Berhati Lurus Ciri Ahli Surga

DALAM sanad Imam Ahmad diriwayatkan dari Anas ra bahwa ketika itu para sahabat tengah duduk-duduk bersama baginda Rasul, kemudian beliau bersabda, “Akan datang kepada kalian di jalan yang kecil ini seorang laki-laki diantara ahli surga (rojulun min ahli jannah)..”

“Dan kemudian datang seorang laki-laki dari golongan Anshar yang jenggotnya itu basah bekas air wudhu, ia menjinjing sandalnya di tangan kirinya kemudian dia mengucapkan salam kepada Rasul dan para sahabat yang ada di sana.”

“Besoknya Rasulullah SAW bersabda lagi, “Akan datang kepada kalian seorang laki-laki calon ahli surga” Dan ternyata, orangnya sama, kemudian di hari ketiga Rasulullah SAW kembali bersabda, dan yang muncul orang itu lagi”

“Hal demikian mengundang rasa penasaran salah seorang sahabat, yang bernama Abdullah bin Amr untuk mengetahui amaliah apa yang dilakukan oleh si laki-laki yang disebut-sebut oleh Rasulullah sebagai calon ahli surga, kemudian Abdullah bin Amr bersiasat untuk mengetahui amaliah tersebut dengan berpura-pura tengah bertengkar dengan keluarganya di rumah, sehingga ia minta izin untuk tinggal di rumah si laki-laki calon ahli surga tersebut..”

“Abdullah bin Amr akhirnya tinggal di rumah laki-laki tersebut hingga tiga malam, ia mencoba mengamati setiap gerak-gerak sang calon ahli surga; ternyata sang calon ahli surga tidak pernah salat malam, salat tahajud, kecuali tatkala dia berbalik dalam tidurnya, ia selalu berzikir kepada Allah dan bertakbir, demikianlah, sampai ia terjaga hanya untuk salat subuh saja..,

“Dan setelah hari ketiga, setelah Abdullah bin Amr mengetahui hanya amalan itu saja yang dilakukan oleh si ahli surga, akhirnya Abdullah berterus terang kepada orang tersebut; dan ia berkata kepada Anshor tadi bahwa sebenarnya antara ia dan bapaknya tidak ada kebencian pertengkaran, tapi sebetulnya ia hanya ingin tinggal di rumah calon ahli surga saja, sebab Rasulullah pernah berkata tiga kali bahwa ia calon ahli surga., hanya ingin tahu apa yang dilakukan oleh si calon ahli surga agar ia bisa mencontohnya..”

“Si calon ahli surga mengatakan bahwa ia tidak melakukan amaliah lain kecuali yang dilihat oleh Abdullah bin Amr, ditambah dengan sedikit amal lain yaitu bahwa ia tidak pernah menyimpan rasa benci, ia tidak pernah menipu atau berbuat curang kepada orang lain dan tidak pernah punya rasa hasad atau iri atas kebaikan yang telah Allah berikan atas orang lain.”.

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2370351/zikir-dan-berhati-lurus-ciri-ahli-surga#sthash.CiC9pH1t.dpuf

Jamaah Umrah Jangan Permisif, Hak Terabai, Segera Lapor!

Ratusan calon Jamaah umrah First Travel yang mengalami penundaan pemberangkatan umrah, dinilai permisif karena tidak berani melapor kasus tersebut pada pihak kepolisian. Hal tersebut dinilai perlu, karena pengelola travel sudah mengabaikan hak-hak jamaah.

“Ya harusnya berani melapor, berani berbicara, ini kan terkait hak-hak mereka yang diabaikan travel. Jamaah kita terlalu baik,  apa-apa ya diikhlasin. Padahal haknya terabai,” tegas Ketua Komisi VIII DPR-RI Ali Taher Parasong saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (4/4).

Ali mengatakan, seharusnya kalau sudah pasti waktu keberangkatan, dan visa sudah turun, baru ada imbauan pada calon jamaah untuk berangkat. “Inikan masuk pada kasus penipuan, jangan berlindung dibalik persoalan masyarakat yang permisif,” tegas Ali.

Ali mengaku, sangat miris, melihat orang mencari uang dengan cara yang kasar seperti itu. Ali mengimbau, calon jamaah harus punya sikap dan tegas terhadap travel yang sudah berani mengabaikan hak Jamaah.

Karena, lanjut Ali, opini masyarakat atau calon jamaah sering digiring untuk melihat kejadian tersebut sebagai suatu hal yang biasa, dan tidak dikatergorikan pada penipuan.

 

sumber:IHRAM

Kisah Sahabat yang Jenazahnya Dilindungi Lebah

DIRIWAYATKAN dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengutus 10 mata-mata yang dipimpin Ashim bin Tsabit al-Anshari kakek Ashim bin al-Khaththab. Ketika mereka tiba di daerah Huddah antara Asafan dan Makkah mereka berhenti di sebuah kampung suku Hudhail yang biasa disebut sebagai Bani Luhayan. Kemudian Bani Luhayan mengirim sekitar 100 orang ahli panah untuk mengejar para mata-mata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Mereka berhasil menemukan sisa makanan berupa biji kurma yang mereka makan di tempat istirahat itu. Mereka berkata, Ini adalah biji kurma Madinah, kita harus mengikuti jejak mereka.

Ashim merasa rombongannya diikuti Bani Luhayan, kemudian mereka berlindung di sebuah kebun. Bani Luhayan berkata, Turun dan menyerahlah, kami akan membuat perjanjian dan tidak akan membunuh salah seorang di antara kalian. Ashim bin Tsabit berkata, Aku tidak akan menyerahkan diri pada orang kafir. Lalu memanjatkan doa, Ya Allah, beritakan kondisi kami ini kepada Nabi-Mu shallallahu alaihi wa sallam. Rombongan Bani Luhayan melempari utusan Rasulullah dengan tombak, sehingga Ashim pun terbunuh. Utusan Rasulullah tinggal tiga orang, mereka setuju untuk membuat perjanjian. Mereka itu adalah Hubaib, Zaid bin Dasnah dan seorang lelaki yang kemudian ditombak pula setelah mengikatnya. Laki-laki yang ketiga itu berkata, Ini adalah penghianatan pertama. Demi Allah, aku tidak akan berkompromi kepadamu karena aku telah memiliki teladan (sahabat-sahabatku yang terbunuh).

Kemudian rombongan Bani Hudhail membawa pergi Hubaib dan Zaid bin Dasnah, mereka berdua dijual. Ini terjadi setelah peperangan Badar. Adalah Bani Harits bin Amr bin Nufail yang membeli Hubaib. Karena Hubaib adalah orang yang membunuh al-Harits bin Amir pada peperangan Badar. Kini Hubaib menjadi tawanan Bani al-Harits yang telah bersepakat untuk membunuhnya. Pada suatu hari Hubaib meminjam pisau silet dari salah seorang anak perempuan al-Harits untuk mencukur kumisnya, perempuan itu meminjaminya. Tiba-tiba anak laki-laki perempuan itu mendekati Hubaib bahkan duduk dipangkuannya tanpa sepengetahuan ibunya. Sementara tangan kanan Hubaib memegang silet. Wanita itu berkata, Aku sangat kaget. Hubaib pun mengetahui yang kualami. Hubaib berkata, Apakah kamu khawatir aku akan membunuh anakmu? Aku tidak mungkin membunuhnya.

Wanita itu berkata, Demi Allah aku tidak pernah melihat tawanan sebaik Hubaib. Dan demi Allah pada suatu hari, aku melihat Hubaib makan setangkai anggur dari tangannya padahal kedua tangannya dibelenggu dengan besi, sementara di Makkah sedang tidak musim buah. Sungguh itu merupakan rizki yang dianugrahkan Allah kepada Hubaib. Ketika Bani al-Harits membawa keluar Hubaib dari tanah haram untuk membunuhnya, Hubaib berkata, Berilah aku kesempatan untuk mengerjakan shalat dua rakaat. Mereka mengizinkan shalat dua rakaat. Hubaib berkata, Demi Allah, sekiranya kalian tidak menuduhku berputus asa pasti aku menambah shalatku. Lalu Hubaib memanjatkan doa, Ya Allah, susutkanlah jumlah bilangan mereka, musnahkanlah mereka, sehingga tidak ada seorang pun dari keturunannya yang hidup, lalu mengucapkan syair:

 

 

Mati bagiku bukan masalah, selama aku mati dalam keadaan Islam
Dengan cara apa saja Allahlah tempat kembaliku
Semua itu aku kurbankan demi Engkau Ya Allah
Jika Engkau berkenan,
berkahilah aku berada dalam tembolok burung karena lukaku (syahid)

Lalu Abu Sirwaah Uqbah bin Harits tampil untuk membunuh Hubaib. Hubaib adalah orang Islam pertama yang dibunuh dan sebelum dibunuh melakukan shalat. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam memberitahu para sahabat pada hari disiksanya Hubaib, bahwa kaum Quraisy mengutus beberapa orang untuk mencari bukti bahwa Ashim bin Tsabit telah terbunuh dalam peristiwa itu, mereka mencari potongan tubuh Ashim. Karena Ashim adalah yang membunuh salah seorang pembesar Quraisy. Tetapi Allah melindungi jenazah Ashim dengan mengirim sejenis sekawanan lebah yang melindungi jenazah Ashim, sehingga orang-orang itu tidak berhasil memotong bagian tubuh jenazah Ashim sedikit pun.” (HR. Al-Bukhari, no. 3989; Abu Dawud, no. 2660.)

 

 

[Sumber: 99 Kisah Orang Shalih (alsofwah.or.id)]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2369054/kisah-sahabat-yang-jenazahnya-dilindungi-lebah#sthash.Oh3d7vt9.dpuf