Tiga Manfaat Berbaik Sangka

MEMBANGUN hubungan baik antara manusia satu dengan manusia lainnya dan lebih khususnya muslim satu dengan muslim lainnya, adalah sesuatu yang harus diperjuangkan dengan sebaik-baiknya.

Karena di dalam Alquran Allah SWT, telah menggariskan bahwa setiap mukmin itu bersaudara (QS. Al-Hujurat Ayat 10).

Karena itulah, segala sesuatu dalam bentuk sikap dan sifat yang akan memperkuat dan memantapkan persaudaraan harus dijaga dan dipelihara, untuk segala bentuk sikap dan sifat yang dapat merusak ukhuwah harus dihilangkan. Agar hubungan ukhuwah islamiyah itu tetap terjaga dengan baik, salah satu sifat positif yang harus dilakukan adalah husnuzh zhan atau berbaik sangka.

Karena itulah, jika kita mendengar hal-hal yang buruk terhadap saudara sesama muslim sebaiknya kita tabayyun (pengecekan) terlebih dahulu sebelum mempercayai apalagi meresponnya secara negatif. Allah SWT, berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al-Hujurat Ayat 6)

Manfaat Berbaik Sangka

Banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh seorang muslim jika ia memiliki sifat husnuzh zhan kepada orang lain. Pertama, hubungan persahabatan dan persaudaraan akan menjadi lebih baik. Hal ini karena berbaik sangka dalam berhubungan antara sesama muslim akan menghindari terjadinya keretakan hubungan. Bahkan keharmonisan hubungan akan semakin terasa karena tidak ada kendala-kendala psikologis yang mengahambat hubungan itu.

Kedua, terhindar dari rasa penyesalan dalam berhubungan dengan sesama. Karena buruk sangka terhadap orang lain akan membuat seseorang menimpakan keburukan kepada orang lain tanpa bukti yang benar, sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Q.S Al-Hujurat Ayat 6 di atas.

Ketiga, selalu merasa bahagia atas kemajuan yang dicapai orang lain, walaupun kita sendiri belum bisa mencapainya. Hal ini memiliki arti yang sangat penting, dengan demikian jiwa kita akan menjadi tenang dan terhindar dari iri hati yang bisa berkembang pada dosa-dosa bari sebagai kelanjutannya.

Kerugian Berburuk Sangka

1. Mendapat Nilai Dosa

Berburuk sangka adalah hal yang jelas-jelas dosa, karena di samping kita tanpa dasar yang jelas sudah menganggap orang lain itu tidak baik, berusaha menyelidiki atau mencari-cari kejelekan orang lain. Hal ini membuat kita melakukan dan mengungkapkan segala sesuatu yang buruk tentang orang lain. Alla SWT, berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa.” (QS. Al-Hujurat Ayat 12)

2. Dusta yang Besar

Berburuk sangka akan menjadikan kita menjadi rugi, karena apa yang kita utarakan merupakan suatu dusta yang sebesar-besarnya. Hal ini disabdakan oleh Rasulullah SAW “Jauhilah prasangka itu, sebab prasangka itu pembicaraan yang paling dusta.” (HR. Muttafaqun alaihi)

3. Menimbulkan Sifat Buruk

Berburuk sangka kepada orang lain tidak hanya akan mengakibatkan pada penilaian dosa dan dusta yang besar, namun juga akan berakibat munculnya sifat-sifat buruk lainnya yang sangat berbahaya, baik dalam perkembangan pribadi maupun hubungan kepada orang lain. Sifat-sifat yang akan muncul antara lain yaitu ghibah, kebencian, hasad, menjauhi hubungan dengan orang lain dan lain-lain.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda,”Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke surga. Selama seseorang benar dan selalu memilih kebenaran, dia tercatat di sisi Allah seorang yang benar (jujur). Hati-hatilah terhadap dusta, sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seseorang dusta dan selalu memilih dusta, dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta.” (HR. Bukhari)

Larangan Berburuk Sangka

Berburuk sangka adalah suatu yang sangat tercela dan dapat mengakibatkan kerugian, maka dari itu perbuatan ini sangat dilarang dan di dalam Islam sebagaiman yang sudah disebutkan pada Q.S Al-Hujurat Ayat 12. Untuk menjauhi perasaan berburuk sangka, maka pribadi masing-masing harus bisa menyadari berapa hal ini sangat tidak baik dan tidak benar dalam hubungan persaudaraan, apalagi dengan sesama saudara muslim.

Di samping itu, jika ada benih-benih perasaan berburuk sangka di dalam hati, maka hal itu harus segera diberantas dan dijauhi karena hal itu berasal dari godaan setan yang bermaksud buruk kepada kita. Yang paling utama dan penting , harus terus memperkuat jalinan persaudaraan antarsesamaMuslim agar yang selalu kita kembangkan adalah berbaik sangka, bukan malah berburuk sangka.

Pesan Khalifah Umar bin Khattab r.a “Janganlah kamu menyangka dengan satu kata pun yang keluar dari seorang saudaramu yang mukmin kecuali dengan kebaikan yang engkau dapatkan bahwa kata-kata itu mengandung kebaikan.”

 

 

MOZAIK

Aku tak Pernah Berbuat Baik ke Orang Lain

SUATU hari, Imam Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Aku tidak pernah berbuat baik untuk orang lain. Dan tidak ada orang yang pernah berbuat buruk kepadaku.”

Para sahabat beliau terheran, mereka bertanya, “Wahai Imam, bukankah engkau telah banyak berbuat baik kepada orang lain dan begitu banyak orang yang telah berbuat buruk kepadamu?”

Mendengar pertanyaan sahabatnya, Imam tersenyum kemudian berkata, “Tidakkah kalian membaca firman Allah swt, “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka itu juga untuk dirimu sendiri.”(Al-Isra 7).

Masihkah kita ingin berbuat buruk kepada diri kita sendiri?

 

MOZAIK

Ketika Diri Merasa Suci

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Dialah Alloh, Dzat Yang Maha Kuasa, Maha Mulia, lagi Maha Pengasih kepada seluruh makhluk. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Alloh Swt. berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya, dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS. An Najm [52] : 32)

Saudaraku, salah satu celah sumber malapetaka adalah bisikan syaitan dalam hati kita. Ketika kita sudah berikhtiar untuk memperbaiki diri, mengistiqomahkan ibadah, membersihkan penampilan, maka syaitan masuk datang membisiki ke dalam hati kita sehingga kita merasa sudah menjadi orang sholeh. Syaitan kemudian secara halus semakin menyeret kita dengan memandang orang lain tidak lebih sholeh daripada kita.

Maasyaa Alloh, justru hal yang demikian adalah ciri dari kotornya hati kita. Ketika kita merasa suci, itu pertanda kita ujub. Oleh karena itu semoga kita bisa lebih berhati-hati dan waspada dalam melihat diri kita sendiri. Yang harus kita perbanyak adalah merasa diri kotor dan lemah di hadapan Alloh Swt, sehingga kita tiada henti kita terus memperbaiki diri dan mohon ampunannya.

Termasuk dalam menyikapi pujian orang lain. Pujian bisa membuat kita semakin merasa suci. Namun, kita tidak bisa memaksa orang lain untuk tidak memuji kita. Yang bisa kita lakukan adalah mawas diri dalam menyikapi pujian, sadarilah bahwa orang lain memuji kita karena ia tidak tahu siapa diri kita sebenarnya dan karena Alloh masih menutupi keburukan kita di hadapannya.

Nah saudaraku, mari kita senantiasa sediakan waktu untuk mengevaluasi diri kita, membersihkan hati kita, agar terhindar dari berbagai penyakit hati. Semoga Alloh Swt. senantiasa melindungi kita dan menerima taubat kita. Aamiin yaa Robbal aalamiin.

 

[smstauhiid]

Delapan Pria Bersepeda dari London untuk Berhaji

Delapan pria akan melakukan perjalanan darat untuk menunaikan ibadah haji di Arab Saudi. Bukan menggunakan bus atau mobil, melainkan mengayuh sepeda dari London, Inggris selama kurang lebih enam pekan.

Delapan pesepedah ini akan berangkat hari ini, Jumat (14/7). Dilansir Alarabiya, perjalanan tersebut juga bertujuan penggalangan dana untuk bantuan medis di Suriah. Mereka berharap bisa mengumpulkan satu juta poundsterling.

Perjalanan akan dimulai dari London timur, kemudian menuju New Haven. Mereka akan menggunakan ferry untuk mencapai Dieppe, Prancis.

Dari sana, mereka mengayuh sepeda sepanjang Paris, Swiss, Jerman, Austria, Liechtenstein dan masuk Italia.

Di Venice, mereka akan menggunakan ferry untuk menyebrang ke Igoumenitsa, Yunani. Kemudian sepeda kembali dikayuh sepanjang Yunani hingga tiba di bandara. Mereka akan menyebrangi lautan dengan pesawat untuk mencapai Alexandria, Mesir.

Perjalanan dilanjutkan di sepanjang Mesir hingga tiba di Hurghada untuk kembali menggunakan ferry. Mereka akan berlabuh di Yanbu, Arab Saudi. Ini bukan akhir perjalanan.

Mereka akan kembali bersepedah dari Yanbu ke Madinah untuk bergabung dengan saudara-saudara Muslim lainnya dari seluruh dunia. Para pesepedah itu yakin perjalanan ini akan membawa rahmat.

Siapa pun bisa mendonasikan uang dalam program Hajj Ride ini. Semua dana akan disumbangkan untuk layanan darurat Suriah. Perjalanan sepeda tersebut merupakan kerjasama organisasi Human Aid dan organisasi lainnya di Inggris juga Malaysia.

Sejak April lalu, organisasi-organisasi ini telah mengirim 80-85 ambulans ke Suriah. Dana yang diperoleh dari donasi Hajj Ride akan menambah keperluan medis yang dibutuhkan.

Pendiri dan pengusung Hajj Ride, Abdul Wahid mengatakan rencana ini sudah memenuhi pikirannya sejak ia jadi mualaf 11 tahun lalu.

“Saya cinta bersepedah dan ingin berhaji, saya juga ingin membantu banyak orang,” kata dia pada Alarabiya.

Ia yakin, perjalanan London-Madinah sangat mungkin. Ia semakin yakin setelah ikut parade sepeda dari London ke Paris pada 2015 lalu.

Selama perjalanan, Wahid dan rekan-rekannya juga akan berkampanye untuk meningkatkan kepedulian pada korban perang di Suriah.

Beberapa rekannya itu diantaranya tiga orang Bengali-Ingris, empat orang Pakistan-Inggris dan satu orang asli Inggris. Motivasi mereka beragam, namun dengan niat sama yakni beribadah.

“Semangat haji kadang sudah lama hilang, dulu orang-orang merasakan keistimewaan karena perjalanannya kadang memakan waktu hingga

setengah tahun,” katanya. Wahid dan rekannya ingin mengingatkan kembali pada perjuangan tersebut.

Selain kampanye soal bantuan medis Suriah,mereka juga akan meningkatkan kesadaran untuk aktif berolahraga. Penyakit jantung dan

diabetes adalah masalah utama di banyak negara Muslim dan Inggris. Sehingga mereka berharap orang-orang akan lebih peduli pada kesehatannya.

 

IHRAM

Tukang Becak Naik Haji, Setiap Hari Nabung Rp 5 Ribu di Bawah Bantal

Karto memang hanyalah tukang becak. Dia membawa pulang rata-rata Rp 30 ribu per hari. Yang luar biasa, dia mampu melaksanakan ibadah haji dengan jerih payah sendiri.

 

FAJAR mulai tampak di ufuk timur. Bagi Karto, itulah saatnya membersihkan becak bututnya yang kini dimodifikasi menjadi becak motor agar tetap terlihat cling.

Ya, Karto adalah salah seorang warga Kota Santri yang berprofesi tukang becak. Setelah salat Subuh, dia mengayuh pedal becaknya dari Kecamatan Kabuh hingga 20 km ke utara Kota Jombang setiap hari.

Meski hanya mengandalkan becak kesayangannya, Karto ternyata menjadi salah seorang calon jamaah haji (CJH) dari Jombang yang melunasi BPIH tahap II. Dia bakal berangkat ke Makkah pada Agustus ini.

Perlu perjuangan ekstrakeras bagi Karto untuk mengumpulkan uang puluhan juta rupiah. ”Awalnya, sangat sulit mengumpulkan uang sambil membaginya untuk kebutuhan belanja keluarga. Bahkan, saya pernah tidak memberikan uang belanja kepada istri,’’ kenangnya.

Lelaki 67 tahun itu melanjutkan, meski awalnya hanya mampu nyelengi Rp 5 ribu per hari, dia diizinkan berangkat tahun ini karena rida Allah. ”Bahkan, saya pernah menyisihkan Rp 1.500 sehari. Karena Sang Pangeran mengizinkan, ya inilah karunia-Nya,’’ tuturnya.

Lembar demi lembar rupiah yang disisihkan Karto tersebut menyimpan cerita khusus. ”Saya kumpulkan di bawah kasur, kadang juga di bawah bantal. Kalau sudah terkumpul banyak, saya tabung (di bank, Red),’’ ujarnya.

Bertempat tinggal di rumah kayu berukuran 5 x 2 meter di Dusun Klubuk, Desa Sukodadi, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, bersama istri dan dua cucunya, Karto menuturkan bahwa kehidupannya dipenuhi perjuangan pahit. ”Sebelum saya jadi tukang becak, di sini (Dusun Klubuk, Red) merupakan tempat lokalisasi. Saya dan istri bekerja sebagai tukang parkir. Dulu sering kena razia,’’ ungkapnya.

Namun, seiring bertambahnya usia, tenaga Karto tak cukup kuat untuk mengayuh becak. Jadi, dia memodifikasi becak dengan menambah beberapa rangkaian mesin hingga menjadi becak motor. ”Setelah itu, saya agak terbantu. Menggunakan becak motor lebih mudah dan saya cukup kuat untuk bekerja,’’ ucapnya.

JAWA POS

Arab Saudi Tetapkan Uang Jaminan 400 Real per Jamaah Haji

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menyatakan semua perusahaan haji domestik harus menyetor pembiyaan sebesar 400 Real (Suadi Real/SR) per peziarah sebelum mereka melakukan pendaftaran elektronik untuk haji yang akan datang. Biaya tersebut akan berupa garansi bank sebesar 30 persen dari nilai layanan yang diberikan oleh perusahaan haji. Dan biaya itu memang harus dibayar sebelum mendaftarkan peziarah domestik melalui sistem online untuk musim ziarah mendatang.

Dan biaya tersebut harus ditransfer ke rekening kementerian melalui bank lokal yang terdaftar di Otoritas Moneter Arab Saudi. Namun, kementerian tersebut memperingatkan perusahaan haji agar tidak menaikkan harga mereka agar peziarah membayar biaya baru tersebut.

Mereka juga memerintahkan mereka untuk mengalokasikan semua pekerjaan administrasi, penerimaan dan pemrosesan data kepada orang Saudi.Proses registrasi elektronik haji dijadwalkan dimulai pada Dhul Qida 1 (24 Juli).

Mengenai alasan untuk menyetorkan dana sebesar 400 SR per peziarah adalah untuk memastikan bahwa para peziarah yang membatalkan rencana mereka untuk melakukan haji dan akan mendapatkan pengembalian dana dari perusahaan.

Melalui dana itu, maka Kementerian tersebut diperkirakan akan mampu mengumpulkan dana sebesar 86 juta SR dari bank garansi yang diberikan oleh perusahaan haji.

 

IHRAM

ZeeZee Shahab Mengubah Lelah Jadi Lillah

Keputusan menutup seluruh aurat sesuai ajaran agama kepercayaannya, sempat membuat ZeeZee Shahab merasa di bawah. Berhijab sempat membuat ZeeZee tidak mendapat tawaran pekerjaan hingga berbulan-bulan. Namun, dengan sugesti ubah lelah jadi Lillah, kini ia menjalani hidup penuh rahmat dan berkah.

“Semua dimulai ketika aku memutuskan untuk berhijrah. Hidup aku mulai terasa berubah semua. Ketika aku baru berhijab, aku jobless. Sekalinya ditawari pekerjaan, itu iklan sampo. Kalaupun film, lawan mainnya tidak pas. Sempat bertanya juga sama Allah, kenapa seperti ini,” jelas dia.

Dalam acara Power Vision: Key of Success di Menara 165 TB Simatupang, Jakarta Selatan, aktris dan host ternama itu, baru mulai menerima tawaran kerja setelah empat hingga lima bulan ia berhijab. Ia baru sadar, dan mulai mendapatkan momen-momen indah, semua terwujud karena rasa sabar yang ia terus perkuat.

“Bukan soal pekerjaan, untuk berbuat baik pun dulu ada saja halangannya. Dulu ketika mau umroh saja, ada saja halangannya. Dan akhirnya aku bisa umroh dan banyak lagi yang bisa aku lakukan, semua setelah berhijab. Semua diperlancar,” ujar dia.

Berhijrah bukanlah hal mudah bagi seorang ZeeZee, karena bukan hanya pakaiannya saja yang berubah, tetapi perilaku dan gaya hidupnya perlahan juga harus ia ubah. Termasuk dalam hal dekat dengan seorang laki-laki.

Dengan suami yang sekarang ia pilih, ia hanya mengenal dalam waktu satu bulan dan lima bulan kemudian, suaminya melamarnya dan akhirnya menikah. Dari situ, ia juga mulai menjadikan suaminya sebagai ladang ibadah. Kemanapun ia pergi dan rencanakan, ia ingin suami ikut meridhoi.

“Aku beri contoh wanita muda dan berkarier, jika sekarang sudah punya keluarga sendiri, ridho suami ini perlu. Aku dulu sempat di awal ingin buat restoran, suami nggak ridho karena ada penjualan minuman beralkohol, pasti akan failed, kata dia. Dan benar, lima bulan kemudian aku failed,” papar dia.

ZeeZee belajar, tidak hanya dia perlu berusaha, tapi perlu juga ridho dan ada amalan baik di dalamnya. Bagi dia, sukses adalah sukses dalam hal materi dan bisa bagi waktu antara kerja dan keluarga.

“Aku tipe orang, jalani dulu semua, baru dipikirikan, koordinasi sama suami, dan insya Allah baru bisa sukses. Berubah itu karena Allah. Ubah semua lelah jadi Lillah,” tutup dia.

 

REPUBLIKA

Suuzan Produktif

Ibarat kata peribahasa, “Gajah di pelupuk mata tak tampak. Semut di seberang lautan tampak.” Menemukan kesalahan orang lain jauh lebih mudah ketimbang menelisik kealpaan diri. Padahal, musuh terbesar kita adalah diri sendiri, bukan orang lain. Dalam kajian Tazkiyatun Nafs: Intisari Ihya Ulumuddin karya Hawwa S (2008), musuh terbesar adalah jiwa kita. Jiwa memiliki tabiat suka mengajak ke arah keburukan, cenderung kepada kejahatan, dan lari dari kebaikan. Karena itu, kita harus menyucikan, meluruskan, dan menuntun jiwa kita agar beribadah kepada Allah SWT dan mencegahnya dari berbagai hawa nafsu.

Jika jiwa kita abaikan maka kita tak dapat mengendalikannya. Sebaliknya, jika jiwa dididik dengan baik, ia akan menjadi jiwa yang menyesali dirinya dan jiwa yang tenang yang diajak masuk ke golongan hamba-hamba Allah dengan keadaan ridha dan diridhai. Didik dan sucikan jiwa kita karena Allah sangat mencintai orangorang yang membersihkan diri, bersih lahir maupun batin. (QS al- Baqarah: 222).

Jangan pernah sibuk menasihati orang lain sebelum menasihati jiwa diri kita sendiri terlebih dahulu. Firman Allah SWT, “Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang beriman.” (QS adz-Dzaariyaat: 55). Naifnya, jika muncul masalah, kita lebih sering mencurigai dan berburuk sangka (suuzan) kepada orang lain. Tanpa fakta dan bukti yang benar, prasangka bisa makin memperkeruh masalah. Selain itu, hubungan silaturahim antarsesama Muslim pun bisa terputus.

Suuzan itu perbuatan tercela. Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang beriman! Jauhilah kalian dari kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu, kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.” (QS al-Hujurat: 12).

Dalam konteks senada, Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah prasangka karena prasangka itu adalah perkataan paling dusta.” (HR Bukhari Muslim). Mari kita budayakan suuzan produktif: Curigai diri sendiri! Saat kita sibuk mencurigai diri sendiri, kita jadi tak punya kesempatan berprasangka buruk pada orang lain. Kita bisa fokus menemukenali akar persoalan.

Saat akan atasi masalah, sikap mencurigai orang lain lebih sering bersifat kontraproduktif. Kita kerap dikendalikan hawa nafsu untuk mencari kambing hitam atas suatu persoalan dan merasa pihak paling bertanggung jawab adalah orang lain, bukan diri kita sendiri. Akhirnya, kita gagal menemukan solusi terbaik. Suuzan kepada orang lain merupakan sikap kontraproduktif. Sebaliknya, suuzan pada diri sendiri merupakan sikap produktif. Orang yang gemar mencurigai jiwanya sendiri bisa membuat akalnya sehat, nuraninya hidup, dan hatinya mudah diingatkan dan disadarkan jika melakukan kekeliruan.

 

Oleh: Asep Sapaat

REPUBLIKA

Ikhlas dan Dakwah

Saat kita diundang untuk memberikan tausiyah lalu kita penuhi dan kemudian menjalani syiar dakwah, maka tentu hal yang biasa dan begitulah seharusnya. Tapi, tidak ada undangan dan bahkan kita berupaya mendatangi objek dakwah lalu kita menjalani syiar dakwah, maka tentu hal ini luar biasa dan begitulah amal indah yang semestinya.

Kita berdakwah bukan karena diundang tapi kita tetap berdakwah mesti tidak diundang. Lisan kita tetap berujar nasihat penuh hikmah, meski tidak di atas podium. Kita tetap bersemangat menyampaikan ilmu-ilmu Allah dan Rasul-Nya, meski setelah itu tidak ada panitia yang salam tempel memberi fee transport. Kita tetap berdakwah sama penuh ghirah-nya, baik di perkantoran dan perkotaan ataupun di pelosok-pelosok kampung. Baik dengan jumlah jamaah yang membeludak atau hanya beberapa jamaah saja di gang-gang kecil.

Insya Allah kita bukan berkategori pendakwah air PDAM; keran air terbuka dan air akan keluar kalau sudah dibayar. Justru dakwah kita akan menjadi air hujan, yang siap mengguyur dan membasahi ruhiyah penduduk bumi, kapan pun dan di mana pun serta dalam kondisi bagaimanapun. Atau, dakwah kita akan menjadi air di tempayan besar; sesiapa saja yang haus dan butuh disilahkan mengambilnya.

Dalam hal dakwah kita belum diterima maka janganlah menyudahi amal mulia ini. Jangan lupa batu pecah bukan pada pukulan keseratus tapi karena terus dipukul. Teruslah jaga dengan istiqamah dan ikhlas. Saatnya kita memuhasabah harakah dakwah yang sudah kita jalani ini. Terutama dalam hal keikhlasan. Kita barangkali yang kurang dalam ikhlas sehingga dakwah kita pun sulit diterima di masyarakat, termasuk orang-orang dekat kita.

Ingat, ikhlas itu sebab paling besar diterimanya suatu penyampaian. Sindir al-Baihaqi dalam Al-Madkhal ila ‘Ilmi As- Sunan, “Kenapa perkataan ulama salaf di masa silam lebih terasa manfaat daripada perkataan kita?” Jawabnya, “Karena mereka ketika berucap hanya untuk meraih kejayaan Islam, supaya diri mereka mendapat keselamatan dan mereka hanya cari ridha Ar- Rahman. Sedangkan, kalau kita berucap lebih dominan untuk mencari popularitas, hanya cari kepuasan dunia dan cuma berbicara menyesuaikan selera manusia yang mendengar.”

Ikhlas dalam dakwah akan membuat amalan itu lebih langgeng. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Segala sesuatu yang tidak didasari ikhlas karena Allah, pasti tidak bermanfaat dan tidak akan kekal.” (Dar-ut Ta’arudh Al ‘Aql wan Naql, 2: 188).

Coba lihat Imam Nawawi, meskipun umurnya singkat, namun ilmunya terus kekal dan langgeng. Karya beliau yang begitu masyhur, seperti Hadits Arba’in An-Nawawiyah, Riyadhus Sholihin dan Syarh Shahih Muslim. Bahkan, kita dapati beliau punya karya dalam berbagai bidang ilmu. Itu semua beliau lakukan karena hanya ingin meraih ridha Allah, bukan ingin disebut orang paling cerdas, paling berilmu dan saleh. Bukan pula ingin meraih gelar mentereng dengan gemerlap dunia semata. Wallahu A’lam.

OLEH: Ustaz Arifin Ilham

REPUBLIKA

Membahagiakan Isteri Melancarkan Rezeki

MENDAPATKAN isteri yang ideal mungkin adalah impian para lelaki. Begitupun dengan wanita, siapa wanita yang tidak ingin memiliki suami saleh dan sesuai kriteria ideal yang didambakan.

Namun kita tahu bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Kita hanya bisa mengusahakan agar dapat menjalankan peran masing-masing semaksimal mungkin dan sesuai dengan apa yang diridhai Allah taala.

Ada sebuah nasihat bagi seorang suami. “Bahagiakanlah isteri karena membahagiakan isteri dapat melancarkan rezeki.” Benarkah demikian? Berikut sifat-sifat isteri yang bisa jadi akan mendatangkan rezeki bagi suaminya:

# 1. Wanita yang taat pada Allah dan rasul-Nya.

Ada empat faktor yang menjadi pertimbangan sebelum menikahi seorang wanita, yaitu karena (1) kecantikannya, (2) keturunannya, (3) hartanya dan (4) agamanya. Kita diperintahkan untuk memilih wanita karena faktor agamanya, beruntung sekali jika bisa mendapatkan keempatnya.

Wanita yang taat pada Allah dan Rasul-Nya akan membawa rumah tangga menuju surga, menuju ketentraman. Rumah tangga yang tentram, nyaman, bahagia adalah rezeki yang sangat berharga. Rumah tangga yang dinahkodai suami yang saleh didampingi istri yang salehah akan menjadikan rumah tangga itu berkah, menghasilkan anak-anak yang saleh / salehah, mendapatkan ridha dan rahmat Allah.

# 2. Wanita yang taat pada suaminya.

Jika aku boleh menyuruh seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku akan menyuruh seorang isteri untuk sujud kepada suaminya (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Sepanjang perintah suami tidak bertentangan dengan agama, maka isteri wajib mentaatinya. Ketaatan seorang isteri pada suaminya akan membuat hati suami tenang dan damai dan bisa menjalankan kewajibannya mencari rezeki yang halal untuk keluarga. Akan halnya wanita yang berkarier di luar rumah bisa tetap bekerja sepanjang suaminya mengizinkan dan kewajibannya untuk menjaga diri dengan baik di tempat kerja.

“Laki-laki adalah pemimpin atas wanita karena Allah telah melebihkan sebagian dari mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan dengan sebab sesuatu yang telah mereka (laki-laki) nafkahkan dari harta-hartanya. Maka wanita-wanita yang saleh adalah yang taat lagi memelihara diri di belakang suaminya sebagaimana Allah telah memelihara dirinya”. (Q.S. An Nisa : 34).

# 3. Wanita yang melayani suaminya dengan baik.

Tugas utama isteri adalah menjalankan tugas rumah tangga dengan sebaik-baiknya, melayani suami dengan baik serta mendidik anak-anaknya. Isteri yang baik berusaha melayani suaminya dengan baik seperti menyiapkan makanannya, menyiapkan keperluannya, memenuhi kebutuhan biologisnya, menjaga perasaan suaminya jangan sampai suaminya terluka karena sikapnya.

Wanita yang demikian akan menjadi kesayangan suaminya dan bisa menjadi partner yang baik dalam mewujudkan rumah tangga yang sakinah dan menarik hal-hal positif dalam rumah tangganya, termasuk rezeki bagi suaminya.

# 4. Wanita yang berhias hanya untuk suaminya.

“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah” (H.R. Muslim).

Adalah sifat wanita yang suka bersolek dan berhias, tapi wanita yang saleh hanya berhias dan menampakkan perhiasan untuk suaminya. Wanita yang jika dipandang suaminya selalu menyenangkan dan tahu bagaimana menyenangkan suaminya. Wanita yang bahkan malaikat pun mendoakannya akan memudahkan rezeki datang padanya.

# 5. Jika ditinggal menjaga kehormatan dan harta suami

Saat suami keluar mencari nafkah, isteri yang ditinggalkan di rumah harus menjaga kehormatannya, menjaga dirinya dari tamu yang tidak pantas, membatasi keluar rumah jika tidak terlalu penting. Harta suami yang dititipkan padanya dipergunakan pada hal-hal yang bermanfaat dengan seizin suaminya. Wanita seperti ini memudahkan rezeki masuk ke dalam rumahnya sebagai upah dari ketaatannya kepada Allah dan kesetiaan pada suaminya.

# 6. Wanita yang senantiasa meminta ridha suami atasnya

Wanita ini tahu bagaimana menyenangkan hati suaminya. Menjaga sikap dan perilaku agar tidak menyinggung dan melukai perasaan suaminya. Dia selalu berusaha agar suaminya tidak marah padanya. Dia tidak akan pergi tidur dalam keadaan marah atau meninggalkan suaminya dalam keadaan marah sampai memperoleh maafnya. Mengajak suaminya bercanda untuk menceriakan perkawinannya. Berusaha mendidik anak-anaknya dengan baik. Menjaga rahasia perkawinan dari orang lain.

“Maukah kalian kuberitahu isteri-isteri yang menjadi penghuni surga yaitu isteri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya, dimana jika suaminya marah dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata ” Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha” (H.R.An Nasai).

Isteri seperti ini adalah isteri yang dimudahkan rezekinya melalui tangan suaminya karena amalan dan kesetiaan pada suaminya,

# 7. Wanita yang menerima pemberian suami dengan ikhlas

Wanita yang tidak pernah mengeluh berapapun rezeki yang dibawa pulang suaminya. Selalu ikhlas menerima dan menghargai apapun yang diberikan suami kepadanya. Banyak disyukuri sedikit pun diterima dengan ikhlas. Wanita seperti ini adalah wanita yang mensyukuri rezekinya. Allah sudah menjanjikan bahwa jika kita bersyukur Dia akan menambah rezeki kita. Wanita yang bersyukur dan ikhlas rezekinya senantiasa bertambah baik kuantitas maupun keberkahannya yang akan diberi Allah langsung padanya ataupun melalui suaminya.

# 8. Wanita yang bisa menjadi partner meraih ridha Allah.

Wanita yang menjadikan rumah tangganya sebagai ibadah, pengabdiannya kepada Allah. Bisa menjadi teman diskusi yang berimbang bagi suami. Bisa melakukan koreksi dan menyampaikan dengan lembut kepada suaminya. Mendengarkan nasihat dan kata-kata suaminya dengan penuh perhatian. Sebelum melaksanakan ibadah sunnah seperti puasa sunnah meminta izin kepada suaminya dan tidak melaksanakan jika tidak diizinkan. Bisa menjadi pendorong dan motivator suami untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Itulah mengapa ada kalimat ” dibalik pria yang sukses ada wanita hebat di belakangnya”. Karena wanita seperti ini adalah rezeki utama suaminya.

# 9. Wanita yang tak pernah putus doa untuk suaminya.

Wanita yang bersyukur adalah wanita yang menerima semua kehendak /takdir Allah padanya tapi tetap berusaha melakukan yang terbaik termasuk dengan mendoakan suami dan anak-anaknya agar sukses dunia akhirat. Wanita ini tidak pernah putus doa, tapi menjadikannya sebagai rutinitas harian, penghias bibir setelah shalat. Wanita ini tahu bahwa rezeki suaminya akan ditambah dan diberkahi jika dirinya senantiasa melibatkan Allah pada langkah suaminya melalui doa-doa yang dipanjatkannya setiap hari.

Dan betapa beruntungnya seorang laki-laki jika bisa mendapatkan isteri dengan ciri-ciri seperti di atas. Jika pun isteri ternyata belum memiliki ciri-ciri seperti di atas adalah tugas suami untuk mendidik isterinya, karena isteri adalah tanggung jawab suaminya dan dia akan ditanya di akhirat tentang hal itu. Wallahu alam. [kabarmuslimah]

MOZAIK