Benarkah Jin Bisa Menutup Jodoh dan Rezeki?

BEBERAPA kali saya mendapati pertanyaan tentang hal ini yakni klaim sebagian orang bahwa mereka mampu melakukan hal yang sangat luar biasa yakni menutup jodoh dan rezeki orang lain.

Atau pernyataan sebagian orang bahwa jin telah menutup jodoh dan rezeki seseorang. Klaim ini terdengar sangat menakutkan terutama bagi orang-orang yang kebetulan sedang mengalami kesulitan rezeki, terlilit utang atau mereka yang kebetulan belum bertemu dengan jodohnya padahal usia telah beranjak semakin tua.

Sedemikian luar biasanya kah kemampuan jin dan dukun itu hingga mampu mencegah datangnya rezeki dan jodoh padahal keduanya adalah takdir alias wilayah kekuasaan ALLOH. Mungkinkah jin dan dukun itu mengintervensi kekuasaan Alloh swt? Disinilah pemahaman dan akidah kita dipertaruhkan.

Baiklah, mari kita lihat penjelasan Alquran tentang fenomena mencegah atau menutup rezeki, dan jodoh.

QS. Al Mulk : 21 “Atau siapakah yang dapat memberimu rizki jika DIA menahan rezeki NYA ? bahkan mereka terus menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri dari (kebenaran).

QS. Al Fajr : 16″Namun apabila Tuhan mengujinya dan membatasi rezekinya, maka dia berkata, Tuhanku telah menghinakanku.

QS An Naba : 8″Dan kami menciptakan kamu berpasang- pasangan.

Jika kita renungkan 3 ayat di atas maka akan terlihat dengan sangat jelas bahwa rezeki dan jodoh adalah wilayah kekuasaan Alloh SWT, DIA-lah yang memiliki rezeki, DIA yang membagikannya dan DIA pulalah yang berkuasa menahan atau membatasinya. Demikian juga dengan jodoh adalah kekuasaan NYA. Keduanya mutlak milik NYA tanpa ada yang dapat mengintervensi. 3 ayat diatas sangat gamblang bagi kita.

Fenomena terhalanginya rezeki memang benar adanya dan terlihat dari ayat di atas, tetapi yang mampu melakukannya adalah Alloh SWT, sang Pemilik rezeki, bukan jin apalagi dukun. Ayat-ayat tersebut sangat jelas menyebutkan siapa penguasa rezeki dan jodoh itu. Kemampuan dukun dan jin untuk menutup rezeki tidak pernah disinggung dalam ayat itu atau ayat ayat lain. Karena memang mereka tidak pernah mampu melakukannya.

Terhalangnya rezeki, benar adanya dan dijelaskan dalam ayat di atas. Pertanyaannya, mengapa Alloh menutup, menghalangi atau membatasi rezeki kita?

QS Nuh : 10-12″Maka aku berkata kepada mereka, “mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sungguh, DIA Maha Pengampun.” “Niscaya DIA akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu” “Dan DIA memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.”

Ayat di atas menjawab pertanyaan kita mengapa jodoh dan rezeki kita terhalang. Ayat tersebut menjelaskan hikmah istighfar dan memohon ampun yakni dapat mendatangkan hujan, mendatangkan rezeki, memiliki keturunan, menyuburkan lahan. Intinya adalah kemudahan dan jalan keluar atas permasalahan hidup kita terselesaikan dengan istigfar dan tobat kita.

Jika pemahaman ini kita balik maka sebenarnya yang menyebabkan rezeki kita terhalang, munculnya kesulitan hidup adalah karena dosa dan kesalahan kita kepada Alloh SWT. Jika kita membaca keseluruhan ayat dalam Surat Nuh mulai ayat 1, maka kita akan mendapati bahwa perintah istigfar tersebut karena adanya dosa dan kedurhakaan yang dilakukan oleh umat Nabi NUH as.

Silahkan anda buka kitab kitab para ulama tentang hikmah tobat dan istigfar, maka kita akan menemukan hikmah yang kurang lebih akan senada dengan surat Nuh di atas.

Inilah penghalang rezeki yang hakiki. Karena dosa kitalah, yang membuat Pemilik rezeki menahan rezekiNYA.

Lalu bagaimana penjelasan terhadap anggapan bahwa jin dapat menghalangi jodoh dan rezeki kita ?

Anda mungkin akan mengernyitkan dahi membaca penjelasan saya setelah ini, atau bahkan tertawa. Iya, karena memang diluar dugaan kita..inilah yang sebenarnya dilakukan oleh jin itu. Jin itu tidak sedramatis yang kita bayangkan.

1. Menghalangi jodoh

Sebenarnya yang dilakukan jin pada 2 orang laki-laki dan wanita yang akan menikah atau sedang taaruf adalah seperti ketika anda sedang dimintai pendapat teman anda tentang wanita yang ingin dinikahinya atau ingin didekatinya. Apakah anda bisa membayangkannya?

Ok contoh riil begini. Teman wanita anda sedang minta pendapat anda tentang seorang laki-laki yang akan meminangnya. Padahal anda menyukai wanita itu, dan anda tidak termasuk orang yang jujur. Kira-kira apa yang akan anda katakan? Saya yakin anda akan mengatakan pada wanita itu bahwa lelaki yang akan meminangnya bukanlah jodoh yang tepat, bahkan bila perlu anda akan menjelek-jelekkannya. Intinya agar wanita itu semakin ragu dan mengurungkan niatnya.

Jika anda kebetulan mengenal si laki-laki maka mungkin anda akan mendatangi rumah si laki-laki itu dan berusaha untuk membuat laki-laki tersebut membatalkan pinanganya, dengan cara menyampaikan berita bohong dan keragu-raguan. Targetnya sama yakni si laki-laki itu mengurungkan niatnya.Nah, pahamkah anda sekarang?Jadi, sebenarnya persis seperti itulah yang dilakukan jin untuk menghalangi perjodohan.

Jika gangguan jin terjadi pada salah satu, yaitu si lelaki atau wanitanya saja maka jin itu akan berupaya membuat ragu agar pernikahan tidak terjadi, mungkin membuatnya selalu bimbang, membuatnya sulit memahami orang lain hingga sulit berteman, sulit bergaul, lebih nyaman berteman dengan sesama jenis, atau membuatnya tiba-tiba membenci laki-laki yang berusaha mendekatinya.

Jika gangguan jin terjadi pada kedua orang tersebut sekaligus maka jin itu tidak hanya membisikkan keraguan tetapi jin itu bisa menampakan diri dalam wajah si laki-laki atau si perempuan sehingga ketika mereka bertemu wajah seolah berubah. Jika jin berulah di tubuh si perempuan maka mungkin si laki-laki akan melihat wajah wanita tersebut aneh atau menakutkan, atau mengeluarkan bau tidak sedap, atau bahkan jin si perempuan itu akan datang dalam mimpi si laki-laki dan jin itu mengancam jika sampai pernikahan terjadi.

Jika si laki-laki termasuk orang yang baik dan tidak ada gangguan jin dalam tubuhnya maka laki-laki itu tidak akan melihat penampakan wajah yang dilakukan oleh jin yang ada dalam tubuh wanita itu.

Saya pernah menemui seorang wanita yang salah satu keluhannya adalah wajahnya terlihat tua oleh sebagian orang. Tetapi selama proses ruqyah saya tidak melihat wajah tua itu, wajahnya terlihat biasa saja. demikian pula dengan orang-orang yang hadir di dalam ruqyah itu, mereka tidak melihatnya.

Dari kejadian itu saya mengambil kesimpulan bahwa jin lebih mudah berulah pada orang yang sudah ada jin dalam tubuhnya. Oleh karena itu, jika anda seorang wanita yang sedang mengalami gangguan jin, dan suatu saat ada seorang laki-laki ingin melamar anda, tiba tiba dia mengurungkan niat karena melihat wajah anda aneh, atau tiba-tiba ia membenci anda maka bersyukurlah. Karena laki-laki tersebut termasuk mudah dikerjai oleh jin dan kemungkinan besar dalam tubuhnya juga sedang terdapat jin.

Jika kita perhatikan penjelasan diatas maka sebenarnya yang dilakukan oleh jin itu tidak lebih canggih dari yang kita lakukan untuk menggagalkan niat seseorang. Jin itu sama sekali tidak bisa mencegah takdir. Jin itu hanya berupaya agar tubuh yang ditempatinya selalu ragu, tidak mantap, membenci setiap lawan jenis yang berusaha mendekatinya, membuatnya mudah salah paham dengan lawan jenis hingga tidak bisa berteman dengan lawan jenis. Atau dia berusaha menampakan diri pada orang yang berusaha mendekati tubuh yang ditempatinya. Terutama jika orang yang ditampaki tersebut sedang mengalami gangguan jin pula. Karena jin jauh lebih mudah menampakkan diri pada orang yang ada gangguan jin dalam tubuhnya.

Namun jika wanita atau laki-laki itu berpegang teguh pada syariat, mengikuti pendapat hasil musyawarah, mengikuti orang tua dan istikhoroh maka pernikahan tetap bisa terjadi walaupun bujukan jin itu tetap ada. Jadi jin itu hanya membisikan sedangkan keputusan ada ditangan wanita atau lelaki itu. Jika pemahamannya kuat, maka dia akan mengabaikan bisikan itu.

Misalnya, bisikan jin dalam batinnya mengatakan batalkan pernikahan, tiba-tiba membenci si pelamar bahkan dia melihat wajah lelaki itu menakutkan. Tetapi semua orang mengatakan bahwa lelaki itu saleh, nasabnya baik, orang tua juga berpendapat baik, musyawarah keluarga mengatakan laki-laki itu baik, semua teman mengatakan lelaki itu baik. Maka jika wanita itu berpegang teguh pada syariat yakni mengikuti hasil musyawarah, maka dia tetap akan menerima lelaki itu menjadi suaminya walaupun bisikan jin itu ingin menggagalkan dan walaupun wajah lelaki itu nampak buruk. Musyawarah adalah bagian dari syariat dan dapat menjadi hujjah / dasar perbuatan sedangkan perasaan tidak dapat menjadi dasar perbuatan. Tentu dengan catatan bahwa musyawarah tersebut dilakukan dengan ikhlas, memohon pertolongan Alloh, jernih, obyektif dan dengan data informasi yang lengkap dan valid.

Jadi kemampuan jin itu hanyalah sebatas memberikan keraguan dalam batin kita sebagaimana bujuk rayu seseorang pada diri kita, dia tidak pernah mampu menghalangi jodoh kita dalam arti sebenarnya. Karena jodoh adalah ketetapan dan kekuasaan ALLOH SWT.

2. Menghalangi rezeki

Jika kita memahami pembahasan di atas maka kita akan memahami cara kerja jin untuk menghalangi rezeki kita. Cara kerjanya sama seperti menghalangi jodoh.

Jin itu berupaya membisikkan keraguan, kebimbangan dalam melangkah dan memulai usaha, sulit untuk berpikir jernih dalam mencari rezeki, ada dorongan sangat kuat untuk mencari rezeki dari kerja yang haram, sulit bergaul, sulit konsentrasi, mudah putus asa, fisik lemah, mudah salah paham, mendorong agar tidak amanah, dan lain-lain. Intinya jin itu berupaya agar kita lemah dalam berikhtiar mencari rezeki.

Jadi itulah ulah yang dilakukan jin, sungguh mereka tidak pernah bisa menghalangi rezeki kita dalam arti sebenarnya. Karena rezeki ada dalam kekuasaan NYA. Maka jika kita sedang menghadapi kesulitan, sebenarnya bukanlah ulah jin tetapi mungkin karena ada dosa dan kedurhakaan kita kepada sang Pemilik Rezeki baik dosa yang kita sadari maupun tidak kita sadari. Langkah terbaik adalah memperbanyak tobat dan istighfar bukan melakukan ritual tolak bala, ritual membuang sial, ruwatan atau menggunakan jimat keberuntungan. [konsultasiruqyah]

MOZAIK

Celah-celah yang Membuat Jin Ikut Campur

KITA telah ketahui bersama bahwa jin merupakan makhluk gaib yang harus kita yakini keadaannya. Makhluk yang tidak terlihat oleh kasat mata ini selalu berada di sekitar manusia.

Manusia dan jin mempunyai dunia yang berbeda. Namun tak heran jika seringkali jin mengganggu aktivitas manusia dalam hidupnya. Jin seolah-olah campur tangan dalam kehidupan manusia dan mencoba menyesatkannya dari jalan Allah.

Adapun faktor-faktor penyebab campur tangan dan gangguan jin di alam manusia melalui berbagai pintu, antara lain:

a. Pintu kelemahan kondisi psikologis (kejiwaan) seperti : Perasaan takut sekali, sedih sekali, marah sekali, kelalaian hati dari zikrullah dan semacamnya.

b. Pintu memperturutkan hawa nafsu di tengah maraknya berbagai kemaksiatan.

c. Pintu bidah dengan segala macam dan tingkatannya yang tersebar di tengah tengah masyarakat.

d. Pintu dunia perdukunan, peramalan dan sejenisnya.

e. Pintu dunia beladiri dan olah kanoragan dengan menggunakan tenaga dalam.

f. Pintu dunia olah pernafasan, meditasi dan semacamnya.

g. Pintu dunia pengobatan alternatif supranatural.

h. Kencederungan umum masyarakat kepada dunia klenik, mistik dan misteri.

 

[menaraislam]

Aneh, Suami Kok Pelit kepada Istri dan Anak

SERINGKALI seorang istri gundah dalam menghadapi sikap suaminya. Salah satunya saat suami hitung-hitungan dalam memberikan nafkahnya kepada anak dan istrinya.

Jika seorang suami baik perangainya terhadap kedua orangtuanya tapi kurang baik terhadap istri dan anaknya, apa yang harus dilakukan oleh seorang istri? Kurang baik dalam arti di sini adalah kikir memberi nafkah.

” Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufya (suamiku) tidak memberikan nafkah yang cukup kepadaku dan kepada anak-anakku.”

Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : “Ambillah hartanya dengan cara yang maruf sebanyak yang dibutuhkan olehmu dan anak-anakmu.” (HR. Bukhari dan Muslmi/Muttafaq alaih)

Seorang istri diperbolehkan mengambil harta suami tanpa sepengetahuannya sebanyak yang ia butuhkan. Dengan cara yang baik dan tidak berlebih-lebihan. Syaratnya jika suami dikenal pelit dan tidak memberikan nafkah yang cukup untuk keluarganya padahal suaminya mampu.

Syariat mengandung maslahat

Dalam kasus ini yang perlu dikoreksi itu bukan taatnya suami pada orangtua. Karena bagaimanapun berbakti kepada orangtua adalah perbuatan manusia.

Sama halnya dengan perintah shalat, jika kita mendapati ada seseorang yang suka shalat tapi masih suka berbuat maksiat dan suka menyakiti perasaan orang lain, maka yang dipermasalahkan disini bukanlah perintah shalatnya akan tetapi sejauh mana ia memahami dan memaknai akan pentingnya ibadah shalat.

Syariat Islam dalam keadaan dan kondisi apapun tetap harus kita agunakan, karena ini adalah perintah Tuhan. Syariat Islam sejatinya mendatangkan kemaslahatan bagi sesama dan ajarannya menolak segala jenis kerusakan di muka bumi, manusia bisa saja khilaf di dunia akan tetapi syariat Islam tetap memiliki keutamaan bagi yang benar-benar melaksanakannya.

Karena semakin seseorang taat kepada Tuhannya dan berbakti kepada orangtuanya maka semakin baik pula hubungan sosial dengan keluarga, kerabat dan sesamanya, jika ada orang yang kelihatannya sudah taat dan begitu berbakti kepada orangtua tapi masih tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka yang jadi masalah adalah sejauh mana ia pandai memahami akan tuntunan Tuhan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

 

[hidayatullah]

7 Budaya Arab Saudi yang Perlu Anda Ketahui Sebelum ke Tanah Suci!

Indonesia merupakan negara dengan jumlah jamaah Haji dan Umroh terbesar di dunia. Tiap tahun berbondong-bondong umat Islam Indonesia pergi ke negeri haramain Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah tersebut.

Namun ada beberapa hal yang perlu masyarakat ketahui terkait beda budaya Arab dan Indonesia, terutama bagi mereka yang akan berinteraksi dengan masyarakat di Saudi, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan:

1. Budaya Mujamalah (basa-basi)

Berbeda dengan budaya Barat yang cenderung ekspresif dan berbicara langsung dan lugas, orang Arab tidak berbicara secara langsung. Untuk mengungkapkan maksud aslinya, orang Arab akan berbicara banyak hal terlebih dahulu dan banyak basi-basi (mujamalah).

Untuk bertanya kabar pada teman, tak cukup sekali dengan satu ungkapan, tapi berulangkali. Meski telah berkata sesuai maksudnya, orang Saudi kadang masih mengira yang dimaksudkan adalah sesautu yang lain. Misal kata “laa” (tidak) sebagai jawaban tidak utnuk tawaran menambah makan dan minum. Agar sang tuan rumah yakin bahwa tamunya memang betul-betul sudah kenyang, maka sang tamu harus mengulangi “laa” berulang kali dan kata “wallahi.”

2. Keras Bukan Berarti Marah

Orang Arab terbiasa bersuara keras untuk mengekspresikan kekuatan dan ketulusan, apalagi kepada orang yang mereka sukai. Sayangnya, suara keras mereka kadang ditafsirkan sebagai kemarahan oleh kebanyakan orang Indonesia.

Kadang petugas Arab Saudi ketika memeriksa paspor atau surat lainnya kelihatan marah, namun sebenarnya tidak. Termasuk suara majikan yang keras, tidak selalu berarti mereka sedang marah, hanya TKW kita kadang memahaminya berbeda.

Sebaliknya, orang Indonesia hendaknya tidak mudah tersenyum pada lelaki Arab. Meski maksud kita adalah untuk menunjukkan keramahtamahan atau kesopanan, boleh jadi akan dianggap sebuah godaan oleh pria tersebut.

Adanya kasus majikan Arab memerkosa atau menghamili TKW boleh jadi berkaitan dengan kesalahpahaman antar budaya ini.

3. Ekpresi Bahasa Tubuh Orang Arab

Orang Arab akan menguncupkan semua jari-jari tangannya dengan ujung-ujungnya menghadap ke atas sebagai pengganti kata-kata “tolonglah Pak” atau “tunggu sebentar!” atau “ tolong sabar sedikit !”

Budaya lainnya, orang Arab akan saling merangkul seraya mencium pipi dengan bibir ketika berjumpa dengan teman dekat. Ini suatu perilaku yang dianggap tidak lazim oleh bangsa lain di dunia, bahkan mungkin juga oleh orang Indonesia.

Merangkul sesama teman adalah hal lumrah. Tidak perlu risih, orang Arab boleh jadi akan tersinggung jika kita menghindar.

4. Antara Budaya Arab dan Islam

Arab Saudi dikenal dengan negeri kelahiran Islam. Dan anggapan pada umumnya bahwa masyarakat Saudi itu Islami. Nyatanya, tidak 100 persen demikian. Mereka juga bagian dari budaya Arab (termasuk warisan jahiliyah) dengan segala pernak-perniknya, termasuk cara dan etika mereka dalam berkomunikasi, tidak selalu santun seperti diajarkan Al-quran dan Sunnah.

Sebagian dari cara mereka berkomunikasi bersifat kultural semata-mata. Konon, ada dua tipe orang Arab: tipe Abu Bakar dan Abu Jahal. Orang Arab yang telah mendapat pendidikan Islam dan meresapi ajarannya akan berperilaku bak Abu Bakar, sedang mereka yang kering dari ajaran akhlak Islam biasanya akan buruk seperti Abu Jahal.

5. Bergandengan Tangan dengan Teman Lelaki Itu Aib!

Bagi masyarakat Indonesia, bergandengan tangan dengan teman laki-laki adalah lazim. Namun bagi orang Arab, hal itu adalah aib. Pernah ada WNI yang menggandeng tangan temannya ketika berjalan di pertokoan Mekah, tiba-tiba mereka diteriaki : enta luthi walla eh? hadza aib! (kamu homo apa bagaimana? Itu aib!).

Namun jika yang kita menggandeng wanita atau pasangan kita (istri) hal itu adalah lazim di Saudi.

6. Berkendara di Sebelah Kanan

Bila di Indonesia semua kendaraan dan angkutan umum wajib berada di jalur kiri jalan (dan letak roda kemudi mobil berada di bagian kanan), maka di Arab Saudi kebalikannya. Hal ini berbeda sama sekali dengan apa yang berlaku di Arab Saudi, semua pengguna jalan termasuk waktu menaikkan maupun menurunkan penumpang berada di jalur sebelah kanan jalan.

Khusus wanita, jangan bepergian sendirian, harus bersama mahram/suami atau sesama teman rombongan. Termasuk saat naik taksi. Saat naik, maka laki-laki duluan, wanita belakangan. Sebaliknya saat turun maka wanita duluan, suami belakangan. Hal ini untuk menjaga istri agar tidak dibawa kabur tukang taksi. Saat naik lift juga harus selalu didampingi. Jika saat naik lift bersama teman wanita ada lelaki yang datang, lebih baik keluar dahulu.

Satulagi, hati-hati dengan kebiasaan remaja Saudi yang suka ugal-ugalan. Mereka kadang melakukan aksi ekstrem dengan mengemudikan Jip dengan hanya dua roda di jalanan.

7. Wanita adalah Privasi

Nilai kehormatan orang Arab terutama melekat pada anggota keluarganya, khususnya wanita, yang tidak boleh diganggu orang luar. Di Arab Saudi wanita adalah sangat privasi.
Di Arab Saudi, Wanita tidak boleh menyetir, bekerja bebas, atau kelluar rumah tanpa didampingi mahram. Aadalah hal tabu ketika kita menanyakan hal berikut; Sudahkah anda menikah? Berapa umurmu? Atau siapa istri anda?

Sudah lazim di budaya Saudi jika seorang pria tidak pernah mengenal atau bahkan sekadar melihat wajah istri atau anak perempuan dari sahabatnya, meskipun mereka telah lama bersahabat dan sering saling mengunjungi.
Sesama dosen yang puluhan tahun mengajar di jurusan yang sama pun tidak pernah tau siapa istri sahabatnya. Bagi mereka, Istri adalah privasi.

Dalam kehidupan keseharian, wanita Arab itu bercadar, memakai pakaian serba hitam, keluar-masuk rumah naik mobil. Rumah mereka pun berpagar tinggi. Ini membawa konsekuensi antar tetangga tidak bisa saling mengenal siapa saja wanita di rumah sebelah. Apalagi tidak ada budaya arisan layaknya di Indonesia, menjadikan interaksi antar warga begitu tetutup.

Juga tidak lazim bagi seorang pria untuk memberi bingkisan kepada istri sahabat prianya itu atau anak perempuannya yang sudah dewasa.

Karenanya, terhadap wanita Saudi, tidak perlu kita bersikap sok ramah, berlama-lama memandang, apalagi menggoda atau mengganggu. Dipastikan habis riwayat kita.

Demikian 7 Budaya Arab Saudi yang perlu orang Indonesia ketahui ketika berkunjung ke Tanah Suci. Semoga Bermanfaat!

 

Oleh: Muhammad Zulifan

DUNIA TIMTENG

“Masjid Jumat” Tempat Rasulullah Pertama Jumatan

MADINAH, selama bilangan abad, menjadi poin penting bagi dinasti-dinasti Islam yang berkuasa dan meninggalkan situs-situs yang punya nilai sejarah, yang masih berdiri hingga kala ini, di antaranya adalah masjid. Sebagian dari masjid tersebut, pernah disambangi oleh Rasulullah dan dijadikan sebagai tempat salat.

Bukan hanya Masjid Nabawi yang terkenal itu. Masih terdapat masjid lain yang pernah dituju Rasul untuk salat. Jumlahnya mencapai puluhan. Di antaranya adalah Masjid Jumat, berada di barat daya Kota Madinah.

Masjid tersebut adalah titik lokasi pelaksanaan salat Jumat pertama kali oleh Rasul beserta rombongan ketika habis singgah dari Quba menuju Madinah. Rasul tiba di Madinah dari Makkah pada Senin 12 Rabiul Awal dan menetap di Quba selama empat hari hingga Jumat pagi 16 Rabiul Awal.

Begitu keluar Madinah, waktu salat Jumat tiba. Maka di sinilah Rasul melakukan salat Jumat pertama kalinya di Madinah. Karena itulah dinamakan Masjid Jumat. Khalifah Umar bin Abd al-Aziz merenovasi ulang dan kembali diperbaiki pada masa Dinasti Abbasiyah antara 155-159 H. Masjid ini juga disebut dengan Masjid Bani Salim, karena terletak di perkampungan Bani Salim.

[M. Sholich Mubarok/bersamadakwah]

Inilah Tips Ibadah Haji Yang Wajib Anda Ketahui

Tips Ibadah Haji-Siapa yang tidak ingin berangkat Haji ke Baitullah? Setiap muslim sudah pasti mendambakan untuk bisa menunaikan Ibadah yang merupakan salah satu rukun Islam tersebut. Tidak semua orang beruntung dapat melaksanakan ibadah agung ini.

Meski sudah mampu pun, masyarakat harus bersabar belasan tahun dalam daftar tunggu sampai tiba saat gilirannya. Di DKI Jakarta saja, masa tunggu Haji sudah mencapai 17 tahun. Maka beruntunglah bagi mereka yang diundang Allah untuk menziarahi Haramain  dan menunaikan rukum Islam kelima.

Untuk memudahkan jamaah yang akan pergi haji, berikut kami sajikan beberapa Tips Ibadah Haji yang perlu anda ketahui.

A. Sebelum Keberangkatan

  1. Persiapan Ilmu: Ilmu sebelum amal, banyaklah membaca dan bertanya kepada ustadz seputar manasik haji. Salah satu panduan haji bisa anda dapatkan di sini. Usahakan menghafal do’a-do’a penting manasik haji. Meski bisa membaca doa di buku panduan Haji, berdoa langsung akan lebih membawa kekhusyu’an.
  2. Persiapan fisik: mulai berlatih olah raga rutin, misalnya berjalan kaki di pagi dan sore hari. Haji adalah ibdah yang membutuhkan kondisi fisik yang prima. Banyak aktivitas jalan kaki dan berdesakan antar jamaah, serta waktu istirahat yang sedikit.
  3. Persiapan ruhiyah: mulai perbanyak ibadah sunnah, tahajud, dhuha, serta sholat sunnah lainnya. Banyak bertaubat dan meminta maaf kepada sesama.
  4. Persiapan sosial: dianjurkan untuk berwasiat, karena perjalanan haji adalah perjalanan yang panjang dan penuh rintangan. Minta doa keluarga besar dan lingkungan kampung juga sangat dianjurkan.
  5. Persiapan mal (harta): Tukarkan uang rupiah dengan uang real jauh-jauh hari. Jelang keberangkatan reyal menjadi mahal. Belilah pada saat kurs masih murah.
  6. Persiapan Bekal:
  • Pakaian: bawalah pakaian sekedarnya karena bagasi kuotanya terbatas. Bawa pula peralatan mandi dan cuci pakaian.
  • Makanan: Bawa makanan yang praktis dan kering seperti rendang, dendeng, ikan asin, indomie, orek. Makanan di Saudi cenderung bumbunya kurang, sehingga banyak jemaah yang tidak nafsu makan.
  • Obat-obatan: Bawa obat-obatan terutama bagi yang mendertia penyakit tertentu. Obat umum perlu juga dibawa seperti  penghilang nyeri (analgesic), obat pilek, obat sakit perut, kain kasa serta perangkat obat luka. Jangan lupa lotion pelembab kulit karena udara Saudi yang kering bisa menyebabkan kulit pecah-pecah dan berdarah.

B. Tiba di Tanah Suci

Ibadah Inti:

1. Tanggal 8 Dzulhijjah (hari Tarwiyah)

Pergi ke Mina pada tanggal 8 dzulhijjah dan bermalam (Mabit) di sana. Mabit pada malam tanggal 9 Dzulhijjah adalah sunnah.

2. Tanggal 9 (hari Arafah)

Pergi ke Arafah pada pagi hari (subuh). Saat wukuf di Arafah. Banyak berdoa dan dengarkan khotbah Arofah. Setelah itu duduk diam di tenda. isilah waktu dengan aktivitas ibadah dan dzikir, jangan banyak jalan-jalan. Biasanya, jamaah Indonesia pada hari ini memenuhi jabal Rahmah untuk berfoto.

3. Malam Harinya (Malam 10 Dzulhijjah)

Bermalam di Muzdalifah. Jarak Arafah ke Muzdalifah cukup jauh (10 km). Biasanya jamaah menggunakan bus. Sampai di Muzdalifah, siapkan batu kerikil untuk melontar jumrah, masukkan kerikil kira-kira sebesar biji kopi ke dalam botol air mineral, usahakan lebih dari 7 buah karena kadang lemparan tidak sampai ke dinding. Tempat jumroh ada di Mina, berbatasan langsung dengan Muzdalifah.

4. Tanggal 10 ( Hari Raya Idul Adha)

Menuju Mina. Setelah subuh, berjalan ke Mina untuk lempar jumroh. Jamaah haji tidak melakukan shalat Id, tapi ada beberapa amalan ibadah haji; melontar jumrah aqabah, menggundul kepala atau memendekkan rambut, thawaf ifadhah dan sai. Melontar jumrah pada tanggal 10 Dzulhijjah lebih utama dilakukan di pagi hari waktu Dhuha dan hanya melontar di satu jumrah dengan tujuh lontaran, yaitu jumrah Aqabah (jika datang dari arah Mina atau Muzdalifah, letaknya yang paling ujung). Namun jika diperkirakan jamarat (tempat pelontaran) penuh sesak, atau tubuh kurang fit, maka melontar dapat ditunda di siang hari, atau sore hari, atau boleh juga malam hari.

Tips melempar jumroh: pada hari ini (10 Dzulhijjah) sudah pasti jamarat ramai sesak, karena semua jamaah tertuju pada satu jumroh (Al-aqabah). Berhati-hatilah, karena kerumunan jutaan orang bisa mengakibatkan jamaah jatuh dan terinjak-indak hingga meninggal. Setelah dekat ke lingkaran jumroh aqabah, tak perlu buru-buru melempar. Lingkaran sumur cukup panjang. Lokasi yang ramai adalah di  awal lingkran awal dan tengah. Berjalanlah maju hingga ke ujung lingkaran akhir, di sana biasanya  lebih sepi karena jamaah terkonsentrasi di awal dan tengah lingkaran.

5. Tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah

Mabit pada malamnya dan melontar pada siangnya. Pada hari kedua, lokasi jumroh sudah tidak sepadat hari 1 karena terbagi 3 lokasi (Sughra, Wustho, Aqabah). Lakukan tips yang sama untuk melempar jumroh.

Setelah tanggal 13 tidak ada lagi manasik haji. Jamaah menunggu kepulangan dengan banyak beribadah di tanah suci.

Beberapa Peringatan dan Tips Ibadah Haji yang Penting:

  1. Perbanyak beribadah sunnah di masjidil haram dan masjid nabawi selain ibadah pokok lainnya. Jangan tergoda teman untuk malas pergi ke mesjid karena ingin jalan-jalan berbelanja atau malas bangun.
  2. Taati pembimbing haji. Terkait kondisi dan kemungkinan yang terjadi, mereka lebih berpengalaman. Sering bertanya jika belum faham akan sebuah ibadah dan pastikan tidak berpisah dari jamaah.
  3. Sangat dianjurkan untuk senantiasa menggunakan masker saat manasik haji terutama  di Arafah (wukuf) dan Mina (lempar jumroh). Kita berkumpul dengan jutaan manusia dari berbagai negara dan iklim yang berbeda, sangat mungkin untuk tertular penyakit.
  4. Untuk mengurangi dampak udara Saudi yang sangat kering dan panas hingga mengganggu pernafasan (khususnya bagi jamaah Indonesia yang terbiasa dengan kelembaban udara tinggi), basahi kain kasa dengan air mineral segar, lalu tempatkan di masker hidung. Tips ini akan membuat udara yang kita hirup lebih lembab dan segar.
  5. Saat berada di Masjidil Haram usahakan perbanyak  sholat sunnah, mengaji. Jangan malah tawaf di tempat belanja. Perbanyak berdoa di tempat-tempat mustajab seperti di Multazam,   Hijir Ismail, Bukit Shoffa dan Marwa.
    Mencium hajar aswad saat musim haji adalah sangat beresiko karena kepadatan jamaah. Jangan dipaksakan apalagi untuk kaum wanita.
  6. Di masjid Nabawi terdapat Raudhoh dan makam Nabi Muhammad SAW. Pilih waktu-waktu yang tepat untuk menuju ke tempat tersebut  (lokasi ditandai dengan karpet bewarna hijau, karpet di Nabawi pada umumnya berwarna merah). Raudhoh salah satu tempat mustajab untuk berdoa, karenanya senantiasa penuh sesak oleh jamaah. Waktu terbaik ke lokasi tersebut adalah setelah sholat subuh atau tengah malam.
  7. Selalu posisikan tas pasport di depan, jangan diselempangkan di belakang. Jangan menaruh uang seluruhnya dalam tas pasport dan bawalah uang seperlunya saja.
  8. Bawa selalu uang pecahan 1 real atau lebih, dan lakukan selalu memberi sedekah setiap hari di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Di masjid tersebut tidak ada kotak amal jadi sedekahkanlah kepada orang yang membutuhkan, misalnya para petugas kebersihan.
  9. Khusus wanita: Jangan bepergian sendirian, harus bersama mahram/suami atau sesama teman rombongan. Termasuk saat naik taksi. Saat naik, maka laki-laki duluan, wanita belakangan. Sebaliknya saat turun maka wanita duluan, suami belakangan. Hal ini untuk menjaga istri agar tidak dibawa kabur tukang taksi. Saat naik lift juga  harus selalu didampingi. Jika saat naik lift bersama teman wanita ada lelaki yang datang, lebih baik keluar dahulu.
  10. Saat tersesat: hubungi polisi, minta antarkan ke petugas Indonesia. Selalu berpakaian seragam nasional kemana-mana sehingga dapat dikenali (tips ibadah haji).
  11. Senantiasa bersabar dalam antrian, karena banyaknya jamaah yang ingin dilayani. Tidak perlu emosi apalagi berdebat karena hal itu akan mengurangi pahala haji.
  12. Sholat di masjidil haram: Usahakan mengambil wudhu di Hotel. Jika terpaksa ke toilet pun, jangan mendekati waktu sholat karena pintu keluar tangga toilet sudah tertutup oleh barisan orang sholat.
  13. Wisata dan belanja dilakukan di luar waktu manasik haji. Kunjungi situs-situs sejarah Islam dan Perjuangan Nabi seperti Gua Hira, Jabal Uhud, masjid Kuba, Masjid Qiblatain, dst. Gunakan kesempatan yang belum tentu datang dua kali ini.
  14. Waspada dengan orang Indonesia yang mengaku mahasiswa dan menawarkan jasa serta meminta imbalan. Ingat, tidak semua yang di Mekah atau madinah adalah orang baik. Waspada pula pada orang asing yang minta bantuan dengan mengaku sedang tertimpa musibah, dst. Semua tindakan hendaknya dikomunikasikan dengan pembimbing.
  15. Orang Indonesia terkenal tertib, sopan, dan tidak suka membuat ulah. Jika ada yang menyapa maka tidak perlu dibalas dengan berlebihan.

C. Persiapan Pulang

  1. Beli oleh-oleh secukupnya, lebih baik lagi jika punya perencanan tertentu agar fokus. Jika kebanyakan, maka tidak muat di bagasi dan mubadzir. Biasanya jamaah Indonesia membeli kurma nabi (Ajwa), perhiasan emas, hiasan dinding, sajadah, tasbih, peci haji, baju muslim, minyak wangi, dan buku-buku Islam. Kurma Nabi bisa dibeli di Madinah karena lebih murah, sedang yang lainnya bisa dibeli berbagai lokasi di Haramain.
  2. Bawa air zam-zam secukupnya. Terlau banyak akan menyusahkan terkait beban bawaan yang berat, namun setelah itu hanya bisa ditinggal di bandara King Abdul Aziz.
  3. Beri tanda atau nama di Koper yang mudah dilihat agar mempercepat proses pengambilan di bandara Soekarno Hatta.

Demikian beberapa Tips Ibadah Haji yang layak anda ketahui. Semoga bermanfaat.

Selamat Mencoba dan Semoga menjadi Haji yang Mabrur!!

oleh: Muhammad Zulifan, Alumnus King Saud University (KSU), Riyadh-Saudi Arabia (2010-2012).

 

DUNIA TIMTENG

Kalung Bertuliskan Allah Boleh Dipakai

BERBAGAI macam perhiasan yang disediakan untuk wanita khususnya, kini sudah tidak terbatas. Aneka bentuk dan kilauan yang menggoda membuat para wanita ingin selalu memakainya.

Perhiasan memang menjadi salah satu pilihan wanita sebagai pelengkap kecantikannya.

Salah satu bentuk perhiasan yang tak biasa ialah kalung bertuliskan nama Allah. Hal semacam ini tersebar luas dipasaran dan tak sedikit kaum hawa yang tertarik untuk memakainya. Lalu, apakah boleh seorang wanita menggunakan kalung bertuliskan nama Allah atau ayat Alquran?

Menurut Prof. Dr. Muhammad Mutawalli Asy-Syarawi, dalam bukunya yang berjudul “Anda Bertanya Islam Menjawab” bahwa seorang wanita boleh menggunakan kalung bertuliskan nama Allah. Hanya saja, bagi wanita yang sedang haid atau nifas harus lebih berhati-hati. Jika pada pemandian umum atau wc hal ini dilarang.

Jadi, boleh-boleh saja jikalau seorang wanita ingin memakai kalung bertuliskan nama Allah tersebut. Namun perlu diingat, sebagai seorang Muslim, walau pun hanya tulisan dalam bentuk apa pun, nama Allah itu begitu berharga. Maka gunakan di tempat dan pada saat yang tepat. [

BERBAGAI macam perhiasan yang disediakan untuk wanita khususnya, kini sudah tidak terbatas. Aneka bentuk dan kilauan yang menggoda membuat para wanita ingin selalu memakainya. Perhiasan memang menjadi salah satu pilihan wanita sebagai pelengkap kecantikannya. Salah satu bentuk perhiasan yang tak biasa ialah kalung bertuliskan nama Allah. Hal semacam ini tersebar luas dipasaran dan tak sedikit kaum hawa yang tertarik untuk memakainya. Lalu, apakah boleh seorang wanita menggunakan kalung bertuliskan nama Allah atau ayat Alquran? Menurut Prof. Dr. Muhammad Mutawalli Asy-Syarawi, dalam bukunya yang berjudul “Anda Bertanya Islam Menjawab” bahwa seorang wanita boleh menggunakan kalung bertuliskan nama Allah. Hanya saja, bagi wanita yang sedang haid atau nifas harus lebih berhati-hati. Jika pada pemandian umum atau wc hal ini dilarang. Jadi, boleh-boleh saja jikalau seorang wanita ingin memakai kalung bertuliskan nama Allah tersebut. Namun perlu diingat, sebagai seorang Muslim, walau pun hanya tulisan dalam bentuk apa pun, nama Allah itu begitu berharga. Maka gunakan di tempat dan pada saat yang tepat. [

Bagaimana Cara Mencintai Allah?

Mencintai Allah SWT adalah menjadikan Allah SWT dan segala perintahnya sebagai prioritas utama dalam segala wujud kehidupan sehari-hari. Cinta kepada Allah SWT adalah cinta pada level tertinggi, mengalahkan segala bentuk cinta kepada manusia, termasuk kepada orang tua, istri, anak-anak, harta benda dan semuanya.

Jangankan menjadikan yang selain Allah SWT itu lebih tinggi derajatnya dengan cinta kepada Allah, bahkan bila hanya sama dan sederajat saja, sudah dikatakan zalim oleh Allah.

Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa, bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya. QS. Al-Baqarah: 165)

Apalagi bila menjadikan semua itu lebih kita cintai dari Allah, tentu lebih parah lagi. Allah menyebut mereka yang mencintai selain dirinya dengan tingkat kecintaan yang lebih tinggi dari mencintai Allah, mereka adalah orang fasiq.

Katakanlah, “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS At-Taubah: 24)

Tata Cara Mencintai Allah

Cara mencintai Allah tentu harus sesuai dengan cara yang ditentukan Allah SWT. Bukan dengan cara mengarang-ngarang sendiri, apalagi menciptakan sendiri ritual-ritual aneh yang tidak ada dasarnya dari Allah SWT.

Dan bentuk mencintai Allah SWT yang paling tepat adalah dengan cara mengikuti petunjuk dari Rasulullah SAW. Sebab beliau adalah petugas resmi yang diutus Allah SWT kepada umat manusia untuk mengajarkan bagaimana cara mewujudkan bentuk real sebuah cinta kepada-Nya.

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS.Ali Imran: 31)

Apapun realisasi rasa cinta seseorang kepada Allah SWT, tetapi kalau sampai bertentangan dengan apa yang telah Rasulullah SAW ajarkan, maka pengungkapan bentuk cinta itu justru tertolak, bahkan malah melahirkan laknat dan siksa dari Allah.

Sebab kedudukan Rasulullah SAW adalah sebagai utusan resmi satu-satunya dari Allah kepada seluruh manusia, bahkan kepada seluruh makhluk hidup yang ada. Maka apa pun yang beliau sampaikan, wajib kita ikuti dengan sepenuh hati. Sebaliknya, apapun yang dilaranganya, tentu saja wajib kita jauhi dari diri kita. Penegasan pernyataan ini disampaikan Allah langsung di dalam Al-Quran Al-Kariem.

Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. (QS. Al-Hasyr: 7)

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah pernah menggambarkan sebuah pengibaratan tentang bentuk cinta kepada Allah. Beliau berkata bahwa cinta kepada Allah itu ibarat pohon dalam hati, akarnya adalah merendahkan diri di hadapan Dzat yang dicintainya, batangnya adalah mengenal nama dan sifat Allah, rantingnya adalah rasa takut kepada (siksa)Nya, daunnya adalah rasa malu terhadap-Nya, buah yang dihasilkan adalah taat kepadaNya Dan penyiramnya adalah dzikir kepadaNya. Kapanpun jika amalan-amalan tersebut berkurang maka berkurang pulalah mahabbahnya kepada Allah”. (Raudlatul Muhibin, 409, Darush Shofa).

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc.

ERA MUSLIM

Sepenuh Hatikah Cintamu kepada Allah?

BANYAK orang mengaku telah mencintai Allah, tetapi masing-masing mesti memeriksa diri sendiri berkenaan dengan kemurnian cinta yang ia miliki.

Ujian pertama adalah: dia mesti tidak membenci pikiran tentang mati, kerena tak ada seorang “teman” pun yang ketakutan ketika akan bertemu dengan “teman”-nya.

Nabi saw berkata: “Siapa yang ingin melihat Allah, Allah pun ingin melihatnya.” Memang benar bahwa seorang pencinta Allah yang ikhlas mungkin saja bisa takut akan kematian sebelum ia menyelesaikan persiapannya untuk ke akhirat, tapi jika ia ikhlas ia akan rajin dalam membuat persiapan-persiapan itu.

Ujian keikhlasan yang kedua ialah seseorang mesti rela mengorbankan kehendaknya demi kehendak Allah; mesti berpegang erat-erat kepada apa yang membawanya lebih dekat kepada Allah; dan mesti menjauhkan diri dari tempat-tempat yang menyebabkan ia berada jauh dari Allah.

Kenyataan bahwa seseorang telah berbuat dosa bukanlah bukti bahwa dia tidak mencintai Allah sama sekali, tetapi hal itu hanya membuktikan bahwa ia tidak mencintaiNya dengan sepenuh hati. SufiFudhail berkata pada seseorang: “Jika seseorang bertanya kepadamu, cintakah engkau kepada Allah? Maka diamlah; karena jika engkau berkata: Saya tidak mencintai-Nya, maka engkau menjadi seorang kafir; dan jika engkau berkata: Ya, saya mencintai Allah, padahal perbuatan-perbuatanmu bertentangan dengan itu.”

Ujian yang ketiga adalah bahwa dzikrullah mesti secara otomatis terus tetap segar di dalam hati manusia. Karena, jika seseorang memang mencintai, maka ia akan terus mengingat-ngingat; dan jika cintanya itu sempurna, maka ia tidak akan pernah melupakan-Nya. Meskipun demikian, memang mungkin terjadi bahwa sementara kecintaan kepada Allah tidak menempati tempat utama di hati seseorang, kecintaan akan kecintaan kepada Allah-lah yang berada di tempat itu, karena cinta adalah sesuatu dan kecintaan akan cinta adalah sesuatu yang lain.

Ujian yang keempat adalah bahwa ia akan mencintai Alquran yang merupakan firman Allah dan Muhammad Nabiyullah. Jika cintanya memang benar-benar kuat, ia akan mencintai semua manusia, karena mereka semua adalah hamba-hamba Allah. Malah cintanya akan melingkupi semua makhluk, karena orang yang mencintai seseorang akan mencintai karya-karya cipta dan tulisan tangannya.[]

 

MOZAIK

Buktikan Jika Anda Mencintai Allah

BANYAK orang mengaku telah mencintai Allah, tetapi masing-masing mesti memeriksa diri sendiri berkenaan dengan kemurnian cinta yang ia miliki.

Ujian pertama adalah: dia mesti tidak membenci pikiran tentang mati, kerena tak ada seorang “teman” pun yang ketakutan ketika akan bertemu dengan “teman”nya.

Nabi saw berkata: “Siapa yang ingin melihat Allah, Allah pun ingin melihatnya.” Memang benar bahwa seorang pencinta Allah yang ikhlas mungkin saja bisa takut akan kematian sebelum ia menyelesaikan persiapannya untuk ke akhirat, tapi jika ia ikhlas ia akan rajin dalam membuat persiapan-persiapan itu.

Ujian keikhlasan yang kedua ialah seseorang mesti rela mengorbankan kehendaknya demi kehendak Allah; mesti berpegang erat-erat kepada apa yang membawanya lebih dekat kepada Allah; dan mesti menjauhkan diri dari tempat-tempat yang menyebabkan ia berada jauh dari Allah.

Kenyataan bahwa seseorang telah berbuat dosa bukanlah bukti bahwa dia tidak mencintai Allah sama sekali, tetapi hal itu hanya membuktikan bahwa ia tidak mencintaiNya dengan sepenuh hati. SufiFudhail berkata pada seseorang: “Jika seseorang bertanya kepadamu, cintakah engkau kepada Allah? Maka diamlah; karena jika engkau berkata: Saya tidak mencintai-Nya, maka engkau menjadi seorang kafir; dan jika engkau berkata: Ya, saya mencintai Allah, padahal perbuatan-perbuatanmu bertentangan dengan itu.”

Ujian yang ketiga adalah bahwa dzikrullah mesti secara otomatis terus tetap segar di dalam hati manusia. Karena, jika seseorang memang mencintai, maka ia akan terus mengingat-ngingat; dan jika cintanya itu sempurna, maka ia tidak akan pernah melupakan-Nya. Meskipun demikian, memang mungkin terjadi bahwa sementara kecintaan kepada Allah tidak menempati tempat utama di hati seseorang, kecintaan akan kecintaan kepada Allah-lah yang berada di tempat itu, karena cinta adalah sesuatu dan kecintaan akan cinta adalah sesuatu yang lain.

Ujian yang keempat adalah bahwa ia akan mencintai Alquran yang merupakan firman Allah dan Muhammad Nabiyullah. Jika cintanya memang benar-benar kuat, ia akan mencintai semua manusia, karena mereka semua adalah hamba-hamba Allah. Malah cintanya akan melingkupi semua makhluk, karena orang yang mencintai seseorang akan mencintai karya-karya cipta dan tulisan tangannya.

 

MOOZAIK