Rezeki Selalu Datang Tepat Waktu

DI antara konsep rezeki yang sering dilupakan adalah tentang waktu; rezeki tidak mungkin datang terlambat atau lebih awal dari waktu yang dijadwalkan. Ia senantiasa hadir tepat waktu ketika seorang hamba membutuhkannya.

Akan tetapi, meyakini konsep ini tidaklah semudah mengatakan atau menuliskannya. Banyak di antara kita yang kurang bahkan tidak percaya sehingga menaruh kekhawatiran berlebihan, tidak pada tempatnya. Alhasil, di tahap ini, banyak di antara mereka yang galau itu mengupayakan rezeki dengan jalan lain yang tidak disyariatkan.

Akhirnya, mereka menempuh jalan yang diharamkan. Dalihnya, “Lantaran jalan halal sukar ditempuh atau ditemukan, jalan haram adalah pilihan yang sukar ditolak.” Apalagi ketika mengatasnamakan kebutuhan atau cinta yang salah. Kali ini, persoalannya semakin rumit.

Jalan haram ini tidak hanya ditempuh oleh mereka yang berdasi dan kantornya elit. Bahkan, kalangan alit yang naiknya sepeda onthel sekali pun, bisa diuji dengan persoalan ini. Meskipun, jalan ceritanya sama sekali tak serupa.

Bagi kalangan berdasi, ujiannya bisa bernama kebutuhan yang dipaksakan. Sebab teman-temannya bermobil mewah dan huniannya mahal, mereka pun merasa kudu menyesuaikan diri. Akan semakin rumit ketika ianya sering ditanya soalan aset dan semua hal terkait kepemilikan harta.

Belum lagi tuntutan pasangan hidup yang kudu terlihat sepadan. Sebab istri si anu mengendarai mobil sport keluaran terbaru dan membeli tas dengan harga tas ratusan juta rupiah, maka ia pun menuntut suaminya untuk menyetarakan derajat. “Pah,” kata si istri di suatu malam, “Bu Anu sudah ganti mobil tiga kali lhodalam sebulan ini.”

Nah, lantaran orientasi hidup yang salah inilah, masalah akan bermunculan satu persatu hingga menggunung. Pasalnya memang, kejahatan kelas kakap selalu dimulai dengan aksi kelas teri yang diiringi degup jantung nan kencang lantaran khawatir ketahuan.

Padahal, andai ia memahami konsep rezeki yang senantiasa tepat waktu itu, tak perlulah paksakan diri dengan sesuatu yang haram. Sebab, proses yang halal pastilah menenangkan dan membawa keberkahan. Halal dan berkah inilah yang mustahil dibeli dengan sebanyak apa pun bilangan mata uang.

Jika yakin bahwa rezeki pasti tepat waktu, maka ia akan berpikir, “Jika memang ganti mobil tiga kali dalam sebulan adalah yang terbaik bagiku, Allah Taala pasti akan memberikannya.” Tentu, bukan dalam rangka bermewah-mewahan. Toh, mobil bisa dijual dan uangnya dibagikan kepada fakir miskin atau mereka yang membutuhkan.

Lagi-lagi, harta memang akan berdampak amat positif di tangan orang-orang yang shalih, berapa pun jumlahnya.

 

[bersamadakwah ]

 

 

Apakah Asy-Syiah Mencintai Ahli Bait?

DAHULU kelompok Syiah dalam sejarah daulah-daulah Islam diperlakukan oleh kaum muslimin secara biasa. Ya, memang benar kaum muslimin berselisih dengan Syiah, akan tetapi kaum muslimin tidak melakukan pembunuhan terhadap mereka. Tidak melakukan pengusiran dan pemusnahan.

Banyak ulama Syiah hidup dalam “dekapan” kebudayaan Islam, seperti para sastrawan dan penyair. Yang demikian itu karena Ahlussunnah dapat hidup dengan kelompok mana pun, meskipun berselisih dan memerangi penyimpangan akidahnya, sebagaimana yang dilakukan Ali bin Abi Thalib r.a. terhadap kelompok Khawarij.

Ahlussunnah tidak memerangi, melainkan terhadap orang yang mengangkat senjata terhadap kaum muslimin, atau mengkhianati, atau berusaha merusak agama mereka.

Ada pun kelompok Syiah, mereka senantiasa berusaha mencapai kekuasaan, namun tidak pernah berhasil, hingga akhirnya Alawiyyun bekerja dengan Abbasiyyun untuk menjatuhkan Daulah Umawiyah, dan berhasil. Dan tegaklah Daulah Abbasiyyah.

Abbasiyyun adalah keturunan paman Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam, yaitu al-Abbas. Mereka termasuk ahli bait. Akan tetapi ini sebenarnya bukan yang diinginkan Syiah. Yang diinginkan adalah ahli bait Alawiyyun (keturunan Ali bin Abi Thalib), sekalipun Abu Thalib dan al-Abbas sama-sama paman Nabi. Maka hal ini menyingkap pemahaman Syiah dalam mendefinisikan ahli bait.

Mereka berpendapat: ahli bait adalah istilah yang intinya berhubungan dengan Ali dan anak-anaknya saja. Dan kata-kata mereka yang sering diulang-ulang adalah ahli bait dizalimi. Ini tidak benar.

Sebagai contoh Abu Ja’far al-Manshur. Dia anak Muhammad bin Ali bin Abdullah bin al-Abbas (paman Nabi) dari keturunan al-Hasyimi, tetapi mengapa mereka melaknatnya?

Saat kelompok Syiah menguasai pemerintahan di Irak, dalam beberapa hari saja mereka menghancurkan patung kepala Abu Ja’far al-Manshur, penguasa yang membangun kota Baghdad karena kedengkian mereka. Padahal dia keturunan paman Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam.

Demikian juga terhadap Harun ar-Rasyid, cucu Abu Ja’far, kelompok Syiah melaknatnya siang dan malam! Juga terhadap al-Mu’tashim dan lainnya. Bahkan dari kedengkian mereka kepada keturunan Abbas (Abbasiyah), mereka menyerahkan khalifah Abbasiyah terakhir kepada tentara Tartar, lalu tentara Tartar membunuhnya secara keji.

Dan di antara hal yang patut disebut bahwa Syiah menamakan seorang yang nasabnya keturunan ahli bait dengan sebutan as-Sayyid, bentuk jamaknya Saadah. Bagi kelompok Syiah hal ini adalah penghormatan dan pensucian terhadap nasab mereka. Suatu hal yang tidak aneh, sekalipun orang tersebut melakukan perbuatan fasik dan durhaka, seperti berzina, homoseks, mencuri, merampas, atau menzalimi! Syiah menetapkan panggilan Sayyid sebagai kedudukan khusus baginya.

Meskipun demikian ada perbuatan kontradiksi dari Syiah. Di Irak banyak terdapat keturunan al-Husein dari kalangan Ahlussunnah, seperti suku an-Nuaim, al-Musyaahadah, dan al-Hadidin, akan tetapi mereka tidak mendapatkan kecintaan dan kemuliaan dari Syiah. Kelompok Syiah banyak membunuh mereka di masa pemerintahan al-Ja’fari dan al-Maliki. Nasab mereka yang mulia tidak menjadikan Syiah cinta kepada ahli bait.

Demikian pula klan yang masih keturunan al-Hasan, seperti asy-Raf Makkah, dan di antara mereka ada yang menjadi raja di Jordania. Ada juga Baitul Hasani , tetapi Syiah tidak memuliakannya. Justru Syiah mencela siang dan malam, sekalipun diketahui dengan benar nasab mereka keturunan ahli bait.

Para ahli bait itu dicela Syiah karena “satu dosa”, yaitu mereka adalah Ahlussunnah. Bukan kelompok Syiah.

Bahkan yang lebih dahsyat lagi, kabilah Syiah yang nasabnya mengacu pada ahli bait al-Husein (keturunan Husein), seperti al-Musawi dan al-Huseini, dikultuskan. Akan tetapi, manakala ada di antara mereka berpindah ke Ahlusunnah, maka dia dianggap telah murtad dan dibunuh, sebagaimana terjadi di Irak.

Semua ini menunjukkan bahwa barometer Syiah (dalam cinta dan benci terhadap seseorang) adalah berkaitan dengan akidah, dan bukannya kecintaan terhadap ahli bait.*/Sudirman STAIL (sumber buku: Apa Yang Anda Ketahui Tentang Syiah? Penulis: Abdullah Muslim)

 

HIDAYATULLAH

80.000 Anak-Anak Pengungsi Rohingya Terancam Kekurangan Gizi

Lebih dari 80.000 anak memerlukan penanganan terkait malnutrisi di wilayah barat Myanmar itu, yang menjadi korban penindasan tentara pemerintah pada tahun lalu, Program Pangan Dunia (WPF) mengatakan pada Rabu.

Pasukan kemanan Myanmar melancarkan serangan di wilayah utara Rakhine setelah terjadi serangan yang membunuh 9 polisi perbatasan pada Oktober.

Sekitar 75.000 orang mengungsi wilayah yang berbatasan dengan Bangladesh dalam krisis yang terjadi pada tahun pertama pemenang nobel Aung San Suu Kyi memimpin negara itu.

PBB telah mengatakan bahwa militer telah melakukan pemerkosaan, pembantaian dan pembakaran rumah-rumah yang merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Di pemeriksaan lapangan terperinci pertama terbukti bawah komunitas itu telah menerima penindasan sejak Oktober, WFP mewawancarai 450 keluarga di 45 desa di distrik Maungdaw pada Maret dan April.

“Survei memastikan memburuknya situasi ketahanan pangan di wilayah yang sudah sangat rentan ini (sejak Oktober),” badan PBB itu mengatakan. Sekitar sepertiga mereka yang disurvei melaporkan “ketidakamanan pangan … ekstrim” seperti melewati satu hari satu malam tanpa makan.

Tidak ada satupun dari anak-anak disurvei mendapatkan “makanan yang memadai,” laporan itu mengatakan, ditambahkan bahwa diperkirakan 80.500 anak-anak di bawah umur lima tahun akan membutuhkan penanganan dikarenakan malnutrisi akut di tahun depan.

Pemerintahan Suu Kyi menolak untuk memberikan akses bagi misi PBB yang ditugaskan untuk menginvestigasi dugaan kekerasan oleh pasukan keamanan di Rakhine dan di tempat lainnya.

WFP tidak memisahkan antara komunitas-komunitas yang berbeda, tetapi lebih dari 90 persen penduduk di Maungdaw merupakan etnis Rohingya.

Setelah serangan-serangan tersebut, militer menyatakan sebuah zona operasi di Maungdaw, melarang akses bantuan dan mencegah penduduk setempat bertani dan mencari ikan.

Peta AFP menunjukkan bahwa desa-desa di mana militer paling aktif sangat rentan mengalami kelaparan.

Laporan itu juga menambahkan bahwa rumah tangga yang ditinggalkan kaum prianya karena operasi keamanan lebih mungkin mengalami kelaparan.

Banyak pria Rohingya meninggalkan rumah mereka karena percaya bahwa militer akan menuduh mereka sebagai tersangka militan.

Juru bicara Suu Kyi, Zaw Htay, mengatakan dia tidak familiar dengan penemuan spesifik WFP, tetapi setelah pembatasan keamanan awal pemerintah telah memperbolehkan badan bantuan untuk beroperasi di Rakhine utara.

“WFP melakukan banyak, banyak proyek bagi rakyat di wilayah itu. Pemerintah Myanmar memperbolehkan mereka untuk mengirim makanan dan bantuan lainnya,” katanya dikutip laman dailysabah.com.

Pemerintah terus melarang akses beberapa pekerja bantuan asing di Rakhine utara, tetapi staf nasional dari secara bebas bepergian, katanya, menambahkan bahwa pemerintah telah mengirim bantuan bagi rakyat di wilayah itu. Sementara etnis Rohingya oleh pemerintah Myanmar tidak diakui sebagai warga mereka.

 

HIDAYATULLAH

Wajah Mau Bercahaya? Inilah Caranya

MEMILIKI wajah bercahaya adalah keinginan dari semua wanita. Wajah bercahaya bukan berarti harus berwajah cantik. Banyak wanita yang memiliki wajah cantik, tetapi tidak sedap dipandang mata.

Sebaliknya banyak wanita yang memilki wajah yang biasa saja, tetapi terlihat menarik di mata orang lain. Bentuk wajah, warna kulit dalam batas tertentu memang memberikan keindahan. Namun, telah terbukti ada hal lain yang membuat seseorang menjadi indah. Kita bisa membagi keindahan batin dan keindahan lahir. Keindahan batin adalah zat yang dicintai, seperti keindahan ilmu, akal, kemurahan hati, keberanian, ksatria dan lain-lainnya.

Keindahan batin ini menghiasi rupa lahir sekalipun tidak indah. Orang yang memiliki keindahan batin walaupun berpakaian bagus, kemuliaan dan kharisma akan terasa bila ruhnya tertanam sifat-sifat tersebut. Siapa yang melihatnya akan merasa enggan kepadanya dan siapa yang bergaul dengannya akan merasa nyaman. Apa ya rahasianya agar wajah bisa bercahaya?

1. Rahasia pertama adalah berbuat kebaikan

“Sesungguhnya kebaikan itu membuahkan semburat cahaya di wajah, lentera di hati, meluasnya rezeki, kuatnya badan, rasa cinta di hati orang. Dan sungguh dalam keburukan terdapat kepekatan di wajah, kegelapan di kubur, kelemahan badan, kurangnya rezeki, dan kebencian di hati orang.” (Abdullah bin Abbas).

Kalau berdasarkan atsar Ibnu Abbas di atas, berarti salah satu penyebab wajah bercahaya adalah Berbuat Kebaikan. Orang yang suka berbuat baik, maka hatinya menjadi tentram dan akan keluar sebuah senyuman yang murni dan tulus dari hatinya yang baik. Kebaikan hati itu pun terpancar melalui wajahnya. Ini terbukti ketika salah satu sahabat sejati ana memberi hadiah buah pisang.

Setelah memberikan hadiah itu, ana melihat wajahnya menjadi lebih berseri dari sebelumnya.. atau lebih bercahaya dari sebelumnya. Ini baru contoh kecil, bagaimana kalau kebaikan itu dilakukan terus-menerus? Anda bisa menebaknya sendiri.

2. Rahasia kedua adalah shalat tahajud

Ulama kharismatik kota Basrah, Al Hasan Al Basri pernah ditanya orang, “Kenapa orang-orang yang membiasakan diri salat tahajjud di malam hari mukanya tampah cerah, berseri-seri dan berwibawa?”Beliau menjawab, “Karena mereka selalu bercengkerama dengan Tuhan yang Maha Penyayang di kegelapan malam, maka Dia pun memberikan kepada mereka cahaya dari cahaya-Nya”.

Abdul Aziz bin Umair menggambarkan kecantikan dan kewibawaan orang yang rajin salat tahajjud dengan mengatakan, “Anda akan melihat cahaya kebesaran pada mereka, Anda juga akan melihat bekas-bekas pengabdian di antara kedua mata mereka. Sesungguhnya orang yang mau memutuskan sebagian kepentingan duniawinya. Demikian juga dengan orang yang memutus hubungan dengan-Nya, Allah juga akan memperlihatkan bekas-bekasnya kepadanya “.

Dalam kaitan ini Said bin Al Musayyab ra berkata, “Sesungguhnya orang yang selalu salat malam, Allah akan menjadikan pada wajahnya sinar, sehingga dia dicintai oleh seluruh umat, bahkan orang yang belum mengenalnya sekalipun. Orang akan berkata, “Aku sungguh menyenangi orang ini “.

Orang yang memiliki wajah bercahaya itu, waktu malamnya digunakan untuk bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Taala. Ia terbangun dari tidur yang menyelimutinya. Apabila siang menjelang, merekajauh dari kehidupan yang serba nikmat. Allah lah yang memberikan cahaya pada orang yang menggunakan waktunya dengan baik dan memperbaiki kesalahan-kesalahannya. Yang matanya disibukkan dengan tangis karena merasa melakukan hal-hal yang diharamkan. Lisannya tertahan -dalam diamnya- dari hal-hal yang menghancurkan. Tangannya tertahan, karena takut terjerumus syahwat. Langkahnya terkendali dengan muhasabah.

3. Rahasia ketiga adalah berwudhu

“Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari kiamat nanti dalam keadaan dahi, kedua tangan dan kaki mereka bercahaya, karena bekas wudhu.” (HR. Al Bukhari no. 136 dan Muslim no. 246)

Dapat dipastikan tak ada satu produk kecantikan pun yang mampu menandingi cahaya yang terpancar dari wajah orang-orang yang terjaga wudhunya. Karena cahaya dari air wudhu tak hanya dirasakan di dunia tapi di hari kiamat pun mereka akan mudah dikenali Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits, “Bagaimana engkau mengenali umatmu setelah sepeninggalmu, wahai Rasulullah shalallahu alaihi wasallam?

Kemudian Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjawab: “Tahukah kalian bila seseorang memilki kuda yang berwarna putih pada dahi dan kakinya diantara kuda-kuda yang yang berwarna hitam yang tidak ada warna selainnya, bukankah dia akan mengenali kudanya? Para shahabat menjawab: “Tentu wahai Rasulullah.” Rasulullah berkata: “Mereka (umatku) nanti akan datang dalam keadaan bercahaya pada dahi dan kedua tangan dan kaki, karena bekas wudhu mereka.” (HR. Mslim no. 249)

4. Rahasia keempat adalah berpuasa

Beberapa tahun lalu salah seorang muslimah melihat seorang wanita yang memancarkan wajah yang berbeda dari wanita lain. Orang-orang senang dengan kehadirannya dan merasa kehilangan ketika dia tidak ada. Sebenernya wajah wanita itu biasa saja bahkan berkulit hitam. Awalnya muslimah itu mengira hanya dia yang mempunyai prasangka tentang pancaran wajahnya. Ternyata temen-temannya pun menyatakan hal yang sama. Dia pun berusaha untuk mencari tahu. Apa yang membuat wajah wanita ini begitu menarik.

Muslimah itu curiga, dia pasti melakukan ibadah sunah secara rutin. Ketika ada kesempatan, hal itu ditanyakan kepadanya. Awalnya wanita yang memiliki wajah bercahaya itu tidak mau menjawab. Setelah didesak, dia baru mengaku bahwa selama lima tahun, dia terus menerus puasa Senin-Kamis dan apabila haid pada hari itu, dia menggantinya dengan puasa Daud. Wanita ini juga hampir setiap malam salat tahajud. Luar biasa. Ini adalah salah satu bukti, bahwa kedekatan kita kepada Allah akan menimbulkan pancaran keagungan wajar karena apa saja yang mendekati sumber cahaya, dia akan terkenan pancaran cahaya. [akhwatmuslimah]

 

MOZAIK

Mengenang Rute Kafilah Haji dari Mesir Menuju Makkah

Melalui catatan perjalanan (rihlah) pelancong Ibnu Hawqal terdapat gambaran seperti apa  jalur jalan para jamaah haji dari Mesir ke tanah suci (Madinah dan Makkah) di massa lalu. Perjalanan ini kebanyakan ditempuh melalui jalur jalan pesisir serta panjangnya terbagi dalam dua puluh tahapan. Di tengah jalan nantinya para jamaah haji yang berangkat dari  Mesir akan bertemu para jamaah haji dengan asal Suriah di Aiyla.

Pada saat itu, lazimnya orang-orang Maroko akan menemani perjalanan haji orang-orang Mesir.  Orang-orang dari Palestina akan melewati Median (Tabuk) di dua jalan: satu melalui Al-Bid ‘dan Shaghab, sampai mereka mencapai Madinah.

Jalur kedua tetap sejajar dengan pantai sampai mencapai Al-Juhfa ysng nsntinys ketika sampai di Damaskur sksn bertemu dengan para jamaah haji yang berasal dari orang-orang dari Irak.

Seorang jamaah haji Hakim Wakea misalnya telah mencatat berbagai  tahapan jalan dari para jamaah haji asal Mesir untuk sampai ke tanag suci. Menurutnya, para peziarah atau jamaah haji ini akan melewati wilayah Al-Fusttat, Al-Jub, Al-Hafer, Al-Buwaib, Manzel um Saad, Ajroud, Al-Qalzam, Kursi, Al-Hafer, Nakhal, Aiyla (di dekat Damaskurs).

Setelah itu berbelok menuju  ke jalan pesisir melaui jalan darat dari Aiyla ke Sharaf Al Baal, Madien, Falis, Al-Aghar, Al-Kilabiyah, Al-Bedea, Shaghab, As-Sarhtain, Al-Suqiya.

Sesampai di Al-Suqiya, perjalanan akan menyusuri jalan pesisir: dari Ayla, Ainona, Al-Mussala, Al-Nabak, Dhuba, Al-Murrah, Uwainid, Al-Wajh, Mankhus, Al-Hora (Umluj), Qussaiba, Al-Buhra, Yanbu, Al-Jar, dan sampai ke arah Madinah.

 

Jalur Haji Mesir di Masa Abad Pertengahan/Umayah

Ketika pemerintah pusat Umayyah melemah, jalan darat dihentikan karena takut serangan orang-orang Arab, sementara jalan pesisir tetap ada. Jalur pantai menjadi pilihan para pengorganisir perjalanan haji. Para peziarah yang berasal dari orang kaya di era Mamluk pada abad ke 9 dan ke 10 memilih jalur ini. Bahkan jalur ini tetapramai hingga abad ke 14 dan 15 Masehi.

Ibnu Fadlallah pun mengidentifikasi tahap-tahap jalur ziarah Mesir yang berasal dari rute pedagang dan peziarah haji semenjak abad ke 7 abad ke-12 SM.

Rinciannya, setelah ke luar dari Kairo  peziarah akan berkemah di Al-Birkah. Mereka tinggal di sana selama tiga sampai empat hari. Kemudian mereka melakukan perjalanan Ke Suez dalam lima tahap, kemudian ke Nakhal dalam lima tahap, dan kemudian pergi ke Aiyla dalam lima tahap dan di dalamnya mellau jalur utama Aqaba.

Semenjak saat itu perjalanan dilanjutkan  menuju tepian atau pesisir laut Merah. Di situ mereka kemudian berkemah selama empat atau lima hari. Tempat ini menyenangkan karena ada pasar yang bagus dengan banyak toko. Kemudian mereka pergi ke Haqel dalam satu tahap, lalu ke pantai Midian dalam empat tahap, dan singgah di kawasan yang ada di dekat  gua Sho’aib (Yitro).

Sesampai di sana perjalanan kemudian ke Uyoun Al-Qassab dalam dua tahap, lalu ke Al-Mwaileh dalam tiga tahap, dan kemudian ke Al-Azlam (Al-Aznam) dalam empat tahap. Tahapan ini adalah jalur yang sangat berat karena  ketersediaan air adalah yang terburuk.

Lolos dari Al-Aznam, maka perjalanan diarahkan menuju Al-Wajh di mana jalur ini terbagi dalam lima tahap. Di sini pasokan air cukup lumayan.  Setelah itu menuju jalur jalan  ke Akra yang terbagi dalam dua tahap di pasokan air kembali sulit. Dari wiayah itu perjalanan kemudian mengarah ke Al-Hora, yang berada di pantai Laut Merah. Jalur ini terbagi dalam  dalam empat tahap di mana banyak ditemukan air minum yang sedikit mengandung garam (payau).

Lepas dari Al-Hora perjalanan kemudian berlanjut ke arah wilayah Nabt yang terbagi dalam dua tahap dengan persedian air minum yang menipis Setelah itu kemudian ke Yanbu yang jalurnya terbagi dalam lima tahap dan bisa ditempuh dalam waktu tiga hari.  Lalu ke Al-Dahna dalam satu tahap, lalu ke Bader dalam tiga tahap, dan kemudian ke Rabigh dalam lima tahap, yang diikuti oleh Al-Juhfa Meeqat, lalu ke Khulais dalam tiga tahap, lalu masuk ke Baten dalam tiga tahap.

Di jalur-jalur tersebut perjalanan semula sangat berat, sedikit terasa ringan karena pasokan air kembali lumayan setelah rombonga peziarah sampai ke wilayah Asfan di mana tersedia banyak sumur untuk mengambil pasokan air minum.

Nah, setelah persediaan air tercukupi kembali, maka perjalanan diteruskan menuju Baten yang kemudian mengarah ke Makkah. Jalur ini bisa ditempuh dalam satu tahap saja.

 

IHRAM

Harga Tanah di Makkah Mencapai 100 Ribu Dolar AS per Meter

Harga tanah di kawasan Makkah memang bukan-main. Ketua real estate Investor di Kamar Dagang dan Insustri Makkah, Mansour Abu Rayash, mengatakan mungkin sekarang investor harus harus membayar 2 juta Real (Saudi real/ SR) untuk satu meter persegi tanah di zona tengah di sekitar Makkah pada akhir 2013.

‘’Pada tahun 2013 harga tanah berkisar antara SR 500.000 dan SR 1,5 juta pada tahun 2012. Satu meter persegi di area strategis di Jepang adalah sekitar 100.000 dolar AS , tujuh kali lebih murah dari pada Makkah,’’ katanya se[eryi dikutip di surat kabar Al-Sharq dan Arabia News, beberapa waktu yang lalu

Menurut Abu Rayah, investasi real estate di Makkah meningkat tajam menjadi 45 persen. Sementara i peningkatan sebanyak 55 persen dibagiani wilayah lain di Saudi Arbia menyumbang 55 persen, Dan mulai tahun 2013 sisanya tersebut akan meningkat menjadi lebih dari 50 persen.

“Pasar real estat di Makkah menyaksikan angka harapan di atas dalam hal harga dan kesepakatan. Empat puluh lima persen dari semua likuiditas mengalir ke kota Makkah. Makkah memang menunjukan kegiatan besar-besaran di pasar real estat yang disebabkan oleh kompensasi pengambilalihan properti yang mencapai angkanya sudah mencapai 200 miliar SR pada tahun 2012,’’ ujarnya lagi.

Abu Rayash mengatakan banyak uang dituangkan ke pasar real estat di Makkah oleh banyak investor dari berbagai daerah termasuk Riyadh, Qasim, serta wilayah lain di provinsi timur dan selataaudi Arabia. Adanya pembongkaran proyek perluasan Masjdil Haram juga menjadi penyebab semakin mahalnya harga tanah di Makkah.

Abu Rayash mengatakan banyak investor sedang menuju ke Makkah, bukan kota-kota utama lainnya seperti Riyadh dan Jeddah karena jumlah jamaah umrah dan haji yang sangat besar.

“Diharapkan kota ini nanti akan akan mampu akan menerima tujuh juta peziarah Umrah dan empat juta jamaah haji tahun ini sebagai hasil perluasan Tempat Suci, berfungsinya kereta api kereta di kawasan Mashaer dan Makkah yang baru, dan juga selesainya perluasan Jembatan Jamrat.” Katanya.

 

IHRAM

Sejarah Hari Ini: Wafatnya Nabi Muhammad SAW di Pelukan Siti Aisyah

Pada 8 Juli 632, Nabi Muhammad SAW meninggal dunia di Madinah, Arab Saudi. Muhammad yang merupakan pemimpin umat Islam dan pemimpin politik paling berpengaruh di dunia ini meninggal dipelukan istri ketiganya, Siti Aisyah.

Muhammad pertama kali menerima wahyu dari Allah SWT pada 610, di sebuah gua di Gunung Hira, Makkah melalui malaikat Jibril. Wahyu-wahyu yang diterimanya kemudian dikumpulkan menjadi kitab suci Alquran yang menjadi pedoman hidup umat Islam.

Muhammad merupakan nabi terakhir dan penyempurna tradisi Yahudi-Kristen, yang mengadopsi teologi agama-agama yang lebih tua itu sambil memperkenalkan doktrin baru, yaitu Islam. Ajarannya juga membawa persatuan bagi suku Baduy di Arab.

Pada musim panas 622, Muhammad hijrah ke Madinah, sejauh sekitar 200 mil sebelah utara Makkah, tempat ia diberi kekuatan politik yang cukup besar. Di Madinah, dia membangun sebuah model pemerintahan teokratis dan mengelola sebuah kerajaan yang berkembang dengan sangat pesat.

Dilansir dari History, setelah wafat, Muhammad diakui sebagai pemimpin yang sangat sukses di seluruh Arab selatan hingga aktif di Kekaisaran Timur, Persia, dan Ethiopia. Setelah itu, kerajaan Islam menjadi kerajaan terbesar yang pernah ada di dunia, yang terbentang dari India ke Timur Tengah dan Afrika Utara serta sampai ke semenanjung Iberia di Eropa Barat.

Penyebaran Islam berlanjut setelah berakhirnya penaklukan di Arab, dan banyak agama di Afrika dan Asia mengadopsi agama tersebut. Saat ini, Islam adalah agama terbesar kedua di dunia.

 

REPUBLIKA

Anna Maidi Mengenal Islam dari Suami

Pria 19 tahun bernama Chabane Maidi mampu mengubah seorang Anna menjadi muslimah. Padahal, stigma negatif muslim, masih berpengaruh negatif di Amerika akibat peristiwa 11 September. Saat itu dia baru menjadi mahasiswa.

Anna baru menyadari saat memikirkan hidupnya pernah berada dalam masa transisi dari kehidupan masa lalu hingga memiliki kehdiupan yang baru sebagai muslim. Kisahnya dimulai ketika mengenal seorang pria berusia 19 tahun. Anna bertemu dengannya di sbeuah ruang baca Cafe Hoosier dengan memberikannya sebotol jus.

Anna bertemu dengan suaminya tahun 2006 ketika berusia 18 tahun. Dia mengaku, bahwa berkat suaminya, dia memeluk Islam. Anna bukanlah wanita yang religius. Namun, dia tetap percaya Tuhan dan percaya bahwa Dia ada.

Berbeda dengan suaminya, saat Anna mengenalnya Chabane adalah seorang muslim yang taat. Chabane memiliki keyakinan yang kuat dengan agama dan Alquran.

Anna pun mencoba untuk membacanya. Sebagai seorang mahasiswa, Anna tidak terlalu punya banyak waktu untuk membaca kitab suci hingga khatam. Namun, suatu saat, dia ditawari bekerja magang di Prancis 2009. Anna mulai sering membaca Alquran lebih sering ketika berada di Prancis.

Dia mengaku, menemukan kebenaran ketika membaca Alquran. Dia pun resmi memeluk Islam sepekan sebelum dia kembali ke Amerika.

Sekembalinya ke Amerika, dia tidak segera memberitahu Chabane yang saat itu belum menjadi suaminya. “Saat itu saya hanya ingin bersama Tuhan saja,” ucap dia.

Karena, ketika dia bertemu dengan Chabane, Anna merasa hidupnya tak lagi miliki dia dan Tuhannya. “Saya ingin merasakan hidup hanya ada saya saja sebentar,” ujar dia.

Setelah menikah, Chabane dan Anna memiliki dua anak. Anak pertamanya berusia tiga tahun dan anak keduanya berusia 20 bulan. Setelah menjadi mualaf, Anna merasa dapat melihat banyak keindanhan di dunia. Dia merasa seolah-olah saya menjadi diri saya sendiri lebih dari sebelumnya.

Dia bersyukur mengenal Allah melalui Chabane suaminya. Karena tanpa dia, Anna tidak tahu saat ini dia akan berada dimana.

 

REPUBLIKA

Mesir Hari Ini Lebih Buruk dari Husni Mubarak

Sambungan artikel PERTAMA

Meski memilihnya untuk berkuasa, jutaan orang keluar melawan langkah-langkah Mursi untuk memberikan dirinya sendiri otoritas legislatif dan eksekutif yang luas. Banyak orang, kebanyakan para sekular dan anggota penjaga lama, takut bahwa perlawanan itu dapat berakhir buruk. Kekacauan yang mencengkram Suriah dan Libya setelah Arab Spring menjadi sebuah peringatan keras pada publik.

“Dengan 30-40 persen penghasilan warga negara berkisar 2 dollar atau kurang, terdapat sebuah ruang yang sangat kecil bagi manuver untuk mereka,” Mark Levine, seorang profesor sejarah Timur Tengah di Universitas California, mengatakan pada Aljazeera. “Jika negara itu dihentikan oleh sebuah demonstrasi baru, secara harfiah jutaan orang dengan cepat menghadapi kehancuran financial dan bahkan kelaparan.”

Sementara posisi publik Sisi secara luas tidak tertandingi selama dua tahun pertamanya berkuasa, belakangan ini serangkaian keputusan telah menguji popularitasnya di negara itu.

Tahun lalu, pemerintah mengumumkan perjanjian maritim dengan Arab Saudi untuk mentransfer kekuasaan dua pulau Laut Merah, memicu ribuan orang turun ke jalan untuk melakukan protes. Merespon hal itu, pemerintah menjatuhi hukuman penjara dua tahun pada 71 orang pendemo.

Retakan di ekonomi Mesir juga telah muncul ke permukaan. Pada Mei, inflasi Mesir naik hingga 30 persen, tertinggi dalam tiga dekade. Di bawah pinjaman bailout IMF sebesar 12 miliar dollar untuk mendukung rencana reformasi ekonomi, pemerintah mengembangkan mata uang dan menaikkan harga bahan bakar sebesar 55 persen untuk yang kedua kalinya dalam beberapa bulan.

Ancaman besar domestik lain yang sedang dihadapi Mesir ialah kekerasan di Sinai, di mana kelompok bersenjata, berafiliasi dengan Islamic State of Iraq dan Daesh (ISIL, dikenal dengan ISIS), telah melancarkan perang terbuka pada pemerintah, pasukan keamanan dan penduduk sipil.

“Sementara Mesir pernah mengalami serangan-serangan teroris di bawah Mubarak, pemberontakan di Sinai saat ini lebih berlarut-larut dan serangan pada penduduk sipil dan pasukan keamanan secara regular terus berlanjut,” Allison McManus, direktur peneliti di Institut Tahrir untuk Kebijakan Timur Tengah, mengatakan pada Aljazeera.

“Menanggapinya, pemerintah telah melancarkan tindakan keamanan, hukum dan politik berskala besar atas nama perang terhadap teror yang telah menarget dan menjerat tidak hanya aktor kekerasan, tetapi juga tokoh oposisi dan lainnya, hingga ke tingkat yang belum pernah dilihat di masa Mubarak.”

Dan sementara pemerintah mengklaim mereka telah masalah itu telah terkendali, upaya mereka untuk menahan kekerasan di Sinai, yang berasal dari tahun 2011,  sebagian besar telah gagal.

Diantara serangan yang telah hampir menjadi serangan sistematis, kelompok ISIS menjatuhkan sebuah pesawat penumpang Rusia, membunuh 224 orang di tahun 2015, dan di tahun ini, mereka menarget gereja dan bus-bus yang mengangkut umat Kristen di provinsi Sinai, membunuh hampir 100 orang dalam beberapa bulan terakhir.

“Pemerintah menghadapi sebuah ancaman serius dari teroris dan menerima beberapa kritik tentang penanganan mereka atasnya. Negara itu jelas-jelas kurang aman, tetapi ini juga merupakan hasil dari perubahan regional, khususnya kebangkitan ISIS,” Issandr el-Amrani, kepala seksi Afrika Utara di Kelompok Krisis Internasional, mengatakan pada Aljazeera.

Meskipun posisi Mesir di front Internasional tampaknya semakin menguat karena membentuk hubungan yang lebih dekat dengan Amerika Serikat, Arab Saudi dan Israel, para analis mengatakan secara domestik, Mesir dalam penurunan.

“Di setiap indikator virtual, Mesir hari ini lebih buruk daripada saat di bawah Mubarak,” Yerkes mengatakan. “Situasi keamanan jauh lebih buruk, ekonomi buruk, tingkat penindasan jauh lebih tinggi dan kemampuan pemerintah untuk memberi bahan dasar dan pelayanan telah menurun.”

 

 

Oleh: Zena Tahhan, Jurnalis dan produser di Aljazeera Inggris

HIDAYATULLAH

Mesir Hari Ini Lebih Buruk dari Husni Mubarak

EMPAT tahun lalu di tanggal ini, Mesir menyaksikan tergulingnya presiden pertama mereka yang terpilih secara demokratis, Mohammad Mursi, dalam kudeta militer.

Anggota Ikhwanul Muslimin itu hanya menjabat selama setahun ketika pemimpin militer, Jenderal Abdul Fattah al-Sisi, mengumumkan penggulingannya di televisi milik negara, bersama dengan penangguhan konstitusi dan pembentukan pemerintahan sementara.

Militer mengatakan mereka merespon rakyat, yang telah membanjiri jalanan dengan ribuan orang pada 30 Juni 2013, karena ditakutkan Mursi akan menjadi semakin otoriter.

Hanya dalam dua tahun, Mursi menjadi pemimpin Mesir kedua yang digulingkan. Dalam gelombang pemberontakan populer yang terjadi di seluruh dunia Arab pada 2011, rakyat Mesir juga menggulingkan kediktatoran-30 tahun pemimpin militer Husni Mubarak.

Pergolakan sosial dan politik selama tahun-tahun itu menjebak Mesir ke dalam sebuah krisis ekonomi dan secara mendalam memecah belah negara itu.

Tetapi kebangkitan Sisi pada Juni 2014 seharusnya menjadi tanda sebuah era stabilitas yang baru. Dia dengan cepat mengusulkan reformasi ekonomi, seperti memotong subsidi bensin dan meningkatkan pajak dalam upaya untuk mengurangi pengangguran dan menghasilkan pendapatan jangka panjang. Dia juga menginisiasi beberapa proyek infrastruktur baru, termasuk perluasan Kanal Suez dan wilayah pertanian Mesir, yang dia katakan akan membuat Mesir lebih mandiri dan menghasilkan pekerjaan. Ketika kekerasan menyusut, pemasukan pariwisata meningkat.

 

Namun para pengamat mengatakan stabilitas sementara itu, yang telah mulai mengikis, terjadi dengan kebebasan publik sebagai harganya.

“Beberapa orang Mesir telah menerima kembalinya beberapa ‘penjaga lama’ karena mereka percaya bahwa, atas semua kesalahannya, rezim Mubarak  memberi mereka lebih banyak stabilitas daripada rezim Mursi,” Sarah Yerkes, rekan jurnalis di Carnegie Endowment for International Peace berbasis di Washington, mengatakan pada Aljazeera. “Dalam jangka panjang, tipe pemikiran seperti ini tidak rasional – Mubarak hanya dapat mengontrol Mesir untuk waktu yang lama – tetapi dalam jangka pendek, beberapa orang rela terjadinya lebih banyak represi [dan] sedikit kebebasan sebagai imbalan atas apa yang mereka anggap kestabilan yang lebih besar.”

Tidak lama setelah penggantian Mursi, pemerintahan sementara militer memulai langkah keras pada pendukung Ikhwanul Muslimin, banyak dari mereka yang terus melakukan demo balasan dan menyuarakan dukungan mereka pada Mursi.

Pada Agustus 2013, pasukan keamanan dan militer menyerang sebuah demonstrasi di Lapangan Rabaa al-Adawiya, membunuh sekitar 1.000 pendukung Mursi. Human Rights Watch menyebut itu sebagai “salah satu pembantaian demonstran terbesar dalam satu hari di sejarah modern.”

Dan dalam pengadilan massa yang secara luas dikritik, Mesir mendakwa ribuan yang diduga pendukung Ikhwanul Muslim hukuman mati – “hukuman massa terbesar yang diberikan dalam sejarah Mesir modern”, menurut Amnesty Internasional. Gerakan itu, yang merupakan tertua di Mesir, kelompok Islam paling berpengaruh, juga dilarang dan aset-asetnya disita sebelum dinyatakan sebagai sebuah “organisasi teroris” oleh pemerintah.

“Penindasan keras pada pendukung Mursi mengirimkan sebuah pesan mencolok pada semua rakyat Mesir bahwa di bawah kebangkitan pemerintahan otoriter rezim Sisi: Perbedaan pendapat tidak akan ditoleransi. Seiring pemenjaraan massal lebih dari 50.000 orang, hal ini telah memastikan bahwa oposisi terhadap rezim tetap akan terbatas sejak bertahun-tahun sebelumnya,” Abdullah al-Arian, seorang profesor sejarah di Sekolah Layanan Luar Negeri Universitas Georgetown di Qatar, mengatakan pada Aljazeera.

Beberapa bulan setelah menjabat, Sisi meloloskan sebuah undang-undang yang melarang demonstrasi tanpa izin polisi, membuat gerakan demo secara praktis menghilang. Langkah opresif seperti itu, para ahli mengatakan, dilakukan untuk mengencangkan jerat atas negara itu dan membawa wajah stabilitas.

“Banyak rakyat Mesir hanya menginginkan kestabilan ekonomi dan politik; karena itu, mereka mendukung kudeta Sisi. Tidak lama setelah Sisi berkuasa, uang Saudi dan Teluk mulai mengalir ke Mesir, secara sementara menstabilkan ekonomi Mesir dan memenangkan Sisi dukungan yang Mursi telah sia-siakan,” James Gelvin, seorang profesor sejarah Timur Tengah di Universitas California, Los Angeles, mengatakan pada Aljazeera.

“Mesir hari ini jauh lebih otoriter dari pada di bawah pimpinan manapun sejak Gamal Abdul Nasser … Di bawah Sisi, semua aktivitas opoposional telah dilarang, Ikhwanul Muslimin dilarang, dan musuh-musuh politik – baik itu Islam maupun sekular – dibunuh, dipenjarakan dan disiksa.”

Para pembela HAM, kelompok masyarakat sipil dan organisasi non-pemerintah (NGO) telah menjadi target, secara sistematik dipanggil untuk ditanyai, dilarang bepergian dan aset-aset mereka dibekukan. Sebuah undang-undang baru, disetujui pada Mei, mengkriminalisasi banyak aktivitas NGO dan menempatkan mereka di bawah pengawasan langsung badan keamanan negara itu.

“Di bawah kepemimpinan Mubarak, tidak banyak terdapat ruang untuk perbedaan pendapat, tetapi ada garis merah yang jelas,” Yerkes mengatakan. “Rakyat kebanyakan bisa melakukan bisnis mereka, selama mereka tidak mengkritisi Mubarak, Islam atau pun pasukan keamanan. Hari ini, tidak seorangpun aman. Pemerintah pecah, jadi tidak ada garis kekuasaan yang jelas, dan siapapun dapat menjadi target rezim kapanpun.” (bersambung)

 

Oleh: Zena Tahhan

HIDAYATULLAH