Seputar Siksa dan Nikmat Kubur

Keyakinan akan siksa dan nikmat kubur serta keberadaan alam barzah merupakan bagian akidah utama dalam Islam yang harus diimani. Terlebih, banyak terdapat teks, baik Alquran, hadis, maupun riwayat salaf yang menjadi dasar keniscayaan perkara tersebut.

Topik inilah yang hendak dipaparkan al-Baihaqi dalam kitabnya yang berjudul Itsbat ‘Adzab Alqabr wa Sual Almalakain. Melalui karya yang naskah manuskripnya diperoleh di Perpustakaan Ahmad III Turki itu, al-Baihaqi hendak membeberkan argumentasi tentang siksa kubur dan hal ihwal yang berkenaan dengannya.

Nuansa penulisan yang terbaca di karya tulis tokoh yang bernama lengkap Abu Bakar Ahmad bin Al Husain bin Ali bin Musa al-Khasrujaradi al-Baihaqi as-Syafi’i ini kental dengan konsep yang kerap dipakai dalam kajian hadis, yaitu pola periwayatan.

Tak heran, penikmat kitab ini akan disuguhi rentetan sanad di tiap hadis ataupun atsar yang dikutip. Menunjukkan validitas memang, tetapi pada saat bersamaan, gaya seperti ini membuat kitab kurang praktis dibaca. Untungnya, kondisi ini diperingan dengan klasifikasi kitab ke dalam bab-bab yang berjumlah 31 konsideran.

Kemudahan

Catatan pertama yang dikemukakan oleh sosok kelahiran Khusraugird dekat Desa Bayhaq, Nisaphur pada Sya’ban 384 H itu adalah kemudahan bagi orang yang beriman saat menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh dua malaikat, Munkar dan Nakir. Penegasan itu termaktub dalam ayat, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS Ibrahim [14]: 27).

Peneguhan iman yang dimaksud dalam ayat tersebut juga berlaku kelak di akhirat. Faktor apakah yang dapat meneguhkan keimanan seseorang itu?

Salah satunya ialah kesaksian atau syahadat. Menurut hadis riwayat al-Barra’ bin ‘Azib, Rasulullah SAW pernah menyatakan bahwa seorang Mukmin adalah mereka yang ketika berada dalam kuburnya mampu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan berikrar sebagai pengikut Muhammad SAW.

Riwayat lain dari Abdullah bin Mas’ud mengatakan, orang-orang yang beriman—sebagaimana disebutkan ayat di atas—bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan malaikat tentang siapakah Tuhan yang ia sembah, agama yang ia peluk, dan siapakah nabi yang ia taati. Soal-soal itu pun dengan mudah dijawab. Allah-lah Tuhannya, Islam agamanya, dan Muhammad nabinya. Lalu, kuburnya dilapangkan hingga ia beristirahat dengan tenang.

Sebaliknya, deretan pertanyaan serupa juga disodorkan kepada orang-orang kafir. Jawaban yang keluar dari lisan mereka hanyalah ketidaktahuan dan kebodohan. Akibatnya, kubur yang ia huni pun akan sempit dan ia akan disiksa.

Terkait fakta ini, Abdullah bin Mas’ud membaca ayat, “Dan, barang siapa berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS Thaahaa [20]: 124).

Baik pertanyaan, siksa, maupun nikmat kubur, pasti akan terjadi. Ketika jasad telah dikubur, lalu saudara, kerabat, dan para kolega beranjak pergi meninggalkan makamnya maka orang mukmin ataupun kafir akan disodori pertanyaan-pertanyaan itu.

Hukum Allah berlaku di sana. Seperti dalil-dalil sebelumnya, umat yang beriman menjawabnya dengan enteng. Sedangkan, kaum kafir tak kunjung bisa mencerna soal-soal itu secara baik. Siksa dan nerakalah balasannya. Hal ini sebagaimana tergambar dalam riwayat Anas bin Malik.

Lantas, bagian manakah dari diri manusia yang akan kembali dibangkitkan saat di alam barzah, apakah jasad tanpa roh, roh semata, atau kedua-duanya. Menurut al-Baihaqi, yang mulai mengambil riwayat pada 399 H pada usia 15 tahun, baik mukmin maupun kafir, kelak roh mereka akan dikembalikan ke jasadnya selama berada di alam barzah.

Tetapi, kehidupan di alam barzah berbeda dari kehidupan dunia. Tidak ada aktivitas makan dan minum di sana.

 

REPUBLIKA

Saran Ibnu Qayyim dalam Mendidik Anak

Dalam kitab yang ditulisnya, Ibnu Qayyim berbagi tip praktis dalam mengurus dan mendidik anak. Menurut dia, tiap perlakuan yang diberikan oleh orang tua baik secara fisik maupun nonfisik bisa memberikan dampak bagi pertumbuhan si buah hati.

Ibnu Qayyim menyarankan beberapa langkah dasar yang mesti ditempuh secara periodik dalam mendidik anak.

Di antaranya sebagai berikut:

  1. Hendaknya menahan diri tidak membawa anak keluar rumah ataupun bepergian jauh sebelum lewat usia tiga bulan atau lebih. Selain untuk lebih mendekatkan bayi dengan si ibu, kondisi fisik si bayi masih rentan karena masih terlalu lemah.
  2. Pemberian asupan nutrisi bagi si bayi mesti dilakukan secara berjenjang sesuai dengan usianya. Nutrisi pertama yang baik diberikan adalah air susu ibu (ASI), lalu biskuit yang diseduh dengan air hangat, kemudian bisa berikan pula susu murni. Apabila kondisi telah memungkinkan, bisa diberikan menu masakan atau kuah. Hindari pemberian daging secara utuh karena pencernaannya belum sempurna. Daging bisa dikonsumsi setelah pencernaannya membaik.
  3. Mendekati usia si bayi hendak berbicara, tapi masih mengalami kesulitan, bisa dioleskan madu dengan sedikit garam di lidah mereka. Baik madu maupun garam, mempunyai zat yang bisa membantu memperlancar bicara.
  4. Tradisikan menalqin dan memperkenalkan kalimat tauhid atau syahadat sejak dini. Dengan memperkenalkan kalimat tauhid sejak awal, Allah senantiasa mendengar perkataan dan menjaga mereka. Dengan demikian, kelak ketika dewasa anak akan terbiasa dekat dan mengingat Allah. Inilah mengapa Bani Israel memberikan nama Imanuel bagi buah hati mereka. Imanuel berarti Tuhan bersama kami. Dan, dalam Islam, nama yang paling disukai oleh Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman.
  5. Jangan mencegah balita berhenti menangis atau berteriak termasuk mencegahnya minum asi tatkala lapar. Menangis bagi bayi mempunyai manfaat yang baik, terutama untuk membugarkan raga, melebarkan dadanya, menjaga suhu badannya yang natural, serta menghindarai penumpukan dahak.
  6. Jangan anggap remeh balita yang enggan belajar berjalan. Karena itu, latihlah selalu sekalipun, misalnya, badannya belum bisa berdiri tegak karena hanya bisa duduk. Biasakanlah melatihnya perlahan.
  7. Hindarkan balita dari suara-suara berisik dan keras yang mengagetkan. Begitu pula pemandangan dan gerakan-gerakan negatif yang mengganggu pikiran. Faktor kebisingan dan suara gaduh yang buruk tersebut bisa jadi berakibat pada ketidakseimbangan akal. Jika menemukan kondisi gaduh seperti ini, segerakan menyusui dan menenangkannya.
  8. Perhatikan perkembangan perilaku anak. Perkembangan anak dipengaruhi oleh perlakuan orang tua kepada anak. Pola seperti apakah yang diterapkan dalam mendidik mereka? Kehangatan, sikap pemarah, kasar, atau terburu-buru kah? Kesemuanya bergantung pada pola didikan yang digunakan oleh pendidiknya.

    Karena itu, tak sedikit anak yang gagal karena pola pendidikan keliru yang mereka terima. Termasuk pula hindarkan anak dari perkara tidak bermanfaat dan batil.

    Jika tidak, anak akan terbiasa menikmatinya hingga dewasa kelak.

 

REPUBLIKA

Resep Terhindar dari Siksa Kubur

Al-Baihaqi yang berguru hadis kepada Syekh Abu Abdullah al-Hakim itu  dalam kitabnya yang berjudul Itsbat ‘Adzab al-Qabr wa Sual al-Malakain juga memberikan resep sederhana agar terhindar dari azab kubur.

Menurut dia, kunci yang bisa menyelamatkan seseorang dari siksa kubur adalah amal saleh yang dikerjakan sepanjang hidupnya di dunia. Dan, barang siapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menye nangkan). (QS ar-Ruum [30]:44). Merujuk pada pendapat mujahid, tempat menyenangkan yang dimaksud ialah ‘kediaman’ yang nyaman selama di alam barzakh.

Fakta ini juga dipertegas dalam hadis riwayat Abu Hurairah. Disebutkan bahwa ketika mayat telah diletakkan di kuburannya, ia mendengar gesekan sandal handai tolan yang meninggalkannya sendirian. Bila ia orang beriman maka amalan shalat akan berada di atas kepalanya, puasa di sebelah kanannya, dan zakat ada di samping kirinya. Sedangkan, amalan lainnya seperti sedekah, silaturahim, dan perbuatan baik ada di sekitar kedua kakinya. Masing-masing akan menjadi saksi dan pelindung baginya.

Di pengujung karyanya, al-Baihaqi yang terkenal dengan mahakaryanya, as- Sunan al-Kubra dan Dalail an-Nubuwwah, menukil beberapa riwayat yang mengisahkan tentang rasa takut dan harapan besar dari para salaf agar terhindar dari siksa neraka. Padahal, melihat hitungan matematis, tingkat kesalehan spiritual mereka terbilang mumpuni. Ini tak lain menggambarkan ketaatan mereka terhadap Allah dan Rasul-Nya.

Sebut saja, misalnya, pendiri mazhab teolog Asy’ariyah, Abu Musa al-As’yari. Ia meminta agar dijauhkan dari siksa neraka. Ia bahkan memerintahkan agar kedalaman kuburnya kelak ditambahkan. Dalamkanlah liang lahatku, katanya.

Al-Baihaqi yang tutup usia di usia 74 tahun itu mengutip kisah Abu ad-Darda’. Ketika sahabat Nabi tersebut menderita sakit, seorang sahabatnya datang. Lelaki itu berkata, Wahai Abu ad-Darda’, sesungguhnya engkau hampir meninggal dunia maka perintah kanlah aku suatu perkara yang ber manfaat bagiku dan akan meng ingatkanmu.

Abu ad-Darda’ menjawab, Sungguh, engkau di antara umat yang diampuni maka dirikanlah shalat, tunaikan zakat hartamu, berpuasa Ramadhan, dan jauhi lah perkara keji, kemudian beritakanlah kabar gem bira. Merasa tidak puas, lelaki itu pun bertanya ulang. Abu ad-Darda’ membalas dan me mintanya duduk dan merenungkan perkataannya.

Bayangkan ketika engkau berada di hari, tatkala tak ada lagi ruang kecuali liang la hat yang luasnya dua hasta sedang kan panjangnya empat hasta. Keluarga yang konon tak bisa berpisah dengan mu hari itu mening galkanmu sendiri, kolegamu yang dulu membuat megah rumahmu kelak akan menimbunmu dengan tanah lantas beranjak pergi darimu. Pada saat itu, Abu ad-Darda’ melanjutkan, dua malaikat berwarna hitam biru berambut keriting datang. Mereka adalah Munkar dan Nakir. Ia akan menanyakan identitasmu, agama, Tuhan, dan nabi.

Jika jawabanmu tidak tahu-menahu maka demi Allah engkau telah tersesat dan merugi. Sedangkan bila jawabanmu adalah Muhammad Rasulullah dengan kitab sucinya Alquran, demi Allah engkau selamat dan mendapat petunjuk. Kesemua itu tidak akan mampu engkau ucapkan kecuali dengan peneguhan yang dikaruniakan Allah.

 

REPUBLIKA

Persatuan Ulama Muslim Dunia Umumkan Wafatnya Ulama Pakar Qiro’ah

Syekh Abdullah Hatipoğlu wafat di usianya 80 tahun lebih. Mengajar di halaqah selama 55 tahun di Masjid Al-Fatih dan Masjid Sultan Ahmad

 

Persatuan Ulama Muslim Dunia atau International Union of Muslim Scholars (IUMS) mengumumkan wafatnya dai dan seorang ulama yang dikenal pakar qari’ah, Syeikh Abdullah Hatipoğlu.

“Dengan sedih hati kami mendapat kabar wafatnya seorang da’i dan qari’ Syekh Abdullah Hatipoğlu, salah satu pakar qira’ah di Masjid Al-Fatih Istanbul Turki,” ujar pernyataan resmi laman IUMS dalam bahasa Arab.

“Beliau wafat di usianya yang sudah lewat delapan puluh tahun. Beliau selama hidupnya selalu bergelut dengan ilmu dan pengabdian terhadap Al-Quran dengan membacanya dan mengajarkannya di halaqah-halaqah ta’lim selama 55 tahun di masjid Al-Fatih dan Masjid Sultan Ahmad. Beliau wafat hari Ahad kemarin di Istanbul dan dishalatkan oleh ribuan orang di Masjid Al-Fatih,” tulis laman tersebut.

Sekjen IUMS Syeikh Ali al-Quradaghi turut menghadiri prosesi pemakaman serta mendoakan.

Beberapa ulama anggota IUMS dan beberapa pelajar baik dari Turki dan luar Turki turut menghadiri pemakamannya.

“Umat Islam pun kehilangan beliau yang merupakan salah satu ulama yang ikhlas. Oleh karena itu kita doakan beliau agar beliau diberi ampunan dan pahala yang banyak, dan dimasukkan kedalam Surga Firdaus. Keluarga dan pecinta serta para sahabat beliau semoga diberikan kesabaran dan ketabahan oleh Allah Subhanahu Wata’ala,” tulis laman tersebut.*/Fadli Maskur

 

HIDAYTULLAH

Jamaah Haji Diminta Waspadai Penularan Wabah Kolera

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan adanya wabah penyakit kolera yang saat ini sedang terjadi di Yaman bisa terjadi di Arab Saudi karena letak dua negara ini yang berdekatan. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Wiendra Waworuntu mengatakan, saat ini diperkirakan sekitar 300 ribu warga Yaman terkena penyakit ini. Kemudian setiap hari sekitar 5 ribu kasus kolera baru terjadi di Yaman.

“WHO memperingatkan wabah kolera saat musim haji mendatang sampai September 2017 karena letak Yaman yang bersebelahan dengan Arab Saudi,” katanya saat pemaparan kebijakan pencegahan kolera di kalangan jamaah haji Indonesia, Selasa (25/7).

Penyakit infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri vibrio Kolera ini menyebar melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Ciri-cirinya buang air besar cair, berwarna seperti air cucian beras, dan encer lebih dari tiga kali sehari. Kemudian ini berlanjut dengan muntah dan dehidrasi.

Untuk mencegah penyakit ini menular ke jamaah haji di Tanah Air, pihaknya mengaku menyediakan obat dan alat kesehatan yang diklaim cukup. Namun, ia meminta jamaah haji juga melakukan upaya-upaya untuk mencegahnya. Diantaranya mencuci buah dan sayuran dengan air hingga bersih sebelum dikonsumsi. Selain itu, rajin cuci tangan dengan sabun dan air.

“Selain itu makan makanan matang, hindari makanan mentah dan setengah matang,” ujarnya.

Ia juga meminta jamaah meminum dari botol kemasan dan minuman yang telah dimasak dan tutup makanan dan minuman yang telah tersedia. Yang tak kalahnpenting, kata dia, cuci peralatan makan dan pakaian dengan air mengalir. Periksa juga tanggal kadaluwarsa makanan dan minuman yang akan dikonsumsi. Ia juga meminta jamaah menjaga kebersihan tempat menginap atau pondokan.

“Pemeriksaan sanitasi katering dan pondokan haji juga dilakukan,” ujarnya.

Namun jika jamaah haji Indonesia ada yang sudah terkena diare, ia meminta agar jamaah tersebut langsung meminum oralit untuk pertolongan pertama. Ia juga meminta jamaah segera berobat jika sudah diare lebih dari tiga kali.

 

IHRAM

5 Miliarder Dunia Punya Kesamaan Ini, Beda dari Kelas Menengah

Majalah Forbes merilis daftar orang terkaya sejagat 2017 di awal pekan ini. Dalam empat tahun beruntun, Bill Gates menduduki singgasana dengan kekayaan bersih 86 miliar dolar AS.

Selain Gates, dalam lima top teratas ada Warren Buffet, Jeff Bezos, Amancio Ortega, dan Mark Zuckerberg. Seperti Gates, keempat miliarder tersebut adalah seorang ayah.

Zuckerberg, pendiri dan CEO Facebook ini merupakan ayah termuda yakni baru berusia 32 tahun. Dia dan istrinya Priscilla Chan, memiliki seorang putri berumur satu tahun. Baru-baru ini mereka mengumumkan kehamilan anak kedua.

“Memiliki anak mengubah caramu berpikir tentang dunia di dalam jalur yang dramatis,” kata Zuckerberg kepada mahasiswa Pertanian dan Teknik Universitas Negeri North Carolina dikutip dari CNBC, Rabu (22/3).

Buffet dan Gates memiliki tiga orang anak. Keduanya memiliki kesamaan tentang berapa uang yang harus ditinggalkan untuk masing-masing kepentingan. Taipan Spanyol, Ortega pun memiliki tiga anak. Sementara pendiri Amazon, Bezos adalah ayah dari empat anak.

Fakta lima orang terkaya di dunia semua memiliki anak membantah keyakinan umum kelas menengah. “Gagasan yang salah ketika anda harus memilih antara keberhasilan di dunia dengan kehidupan keluarga yang bahagia,” kata Steve Siebold dalam bukunya “Bagaimana Orang Kaya Berpikir”.

Orang-orang kaya tahu perihal ia memiliki semuanya. Tapi rata-rata kebanyakan orang percaya mereka harus memilih antara keluarga bahagia atau menjadi kaya.

Menurutnya, harus dihilangkan pemikiran kekayaan diperoleh dengan mengorbankan waktu buat keluarga. Alih-alih menggunakan keluarga sebagai alasan, Siebold melihat orang-orang terdekat tersebut justru menjadi motivator utama.

 

REPUBLIKA

Bertobatlah, Meminta Kemudian

Pernah suatu ketika seorang laki-laki dengan wajah bersedih datang menemui ulama besar yang bernama al-Hasan al-Bashri untuk mengadukan permasa lahannya. Al-Hasan al-Bashri pun memberikan nasihatnya, Mohon ampunlah (istighfar) kepada Allah!

Di lain kesempatan, banyak orang datang mengadukan berbagai keluhan kepada ulama saleh ini. Ada yang menga dukan masalah kemiskinan yang dialaminya, kematian anak nya, hasil panen kebunnya yang sedikit, dan masalah-ma salah yang lainnya. Apa kata al-Hasan al-Bashri? Beliau me nyarankan kepada mereka untuk memperbanyak istigh far.

Melihat saran dan jawaban dari al-Hasan al-Bashri yang ha nya itu-itu saja, padahal permasalahannya berbeda, beberapa orang berkata kepada beliau, Banyak orang datang kepadamu mengeluh ini dan itu, tapi mengapa engkau malah menyuruh mereka semua untuk membaca istighfar?

Al-Hasan al-Bashri pun membacakan sebuah ayat kepada mereka, Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, karena sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, mem banyak kan harta dan anak-anakmu, serta mengadakan untukmu kebunkebun dan sungai-sungai. (QS Nuh [71]: 10-12).

Sungguh, Allah begitu adil kepada kita sebagai hamba- Nya. Dia memberikan kunci untuk berbagai permohonan dan kebaikan-kebaikan dengan satu syarat saja, yaitu me mohon ampun terlebih dahulu, menyucikan diri agar bersih. Jika proses membersihkan diri sudah selesai, mintalah kepada Allah dengan penuh kesungguhan hati, maka Allah akan mengabulkannya.

Sungguh, Allah akan meninggalkan kita dan mengabai kan permohonan yang kita panjatkan, jika di dalam diri ma sih tersimpan noda hitam akibat dosa yang belum dibersih kan. Allah menyediakan berbagai pintu tobat yang ter buka setiap saat.

Untuk itu, maka Rasulullah mengajarkan kita doa dan istighfar yang paling utama, yaitu Sayyid al-Istighfar, yang artinya: Wahai Allah Tuhanku! Tidak ada tuhan selain Engkau. Engkau telah menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu.

Sungguh, aku berada dalam perjanjan dengan-Mu, sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan-keburukan perbuatanku. Aku mengaku banyaknya nikmat yang Engkau anugerahkan kepadaku.

Aku mengakui dosa-dosaku. Maka ampunilah dosa-dosaku, karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosaku itu kecuali Engkau. (HR al-Bukhari, Ahmad, dan lainnya) Sesungguhnya, Allah Maha Bijaksana lagi Pengampun! Semoga Allah mengampuni kita serta mengabulkan semua keinginan dan doa-doa yang kita panjatkan. Aamin.

 

Oleh: Feri Anugrah

REPUBLIKA

Syari’at Islam: Nikmat yang telah Disempurnakan, Syukurilah!

Bersyukurlah kepada Allah Ta’ala atas segala nikmat dengan mentauhidkan dan menjalankan ketaatan kepada Allah Ta’ a la! Janganlah kufur (mengingkari) nikmat.

 

Allah Ta’ala berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Kusempurnakan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagi kalian.” (QS. Al-Maaidah [5]: 3)

Ayat ke-3 dari suroh Al-Maaidah adalah ayat istimewa. Istimewa karena ayat ini merupakan ayat pamungkas. Melalui ayat ini Allah Ta’ala memberitahukan bahwa Allah Ta’ala telah menyempurnakan agama Islam, menyempurnakan nikmat-Nya dan meridhoi Islam sebagai agama bagi Nabi Muhammad Saw. beserta umat beliau…

 

Tafsir ayat

Berkaitan dengan penggalan ayat di atas Al-Jazaairy dalam kitab tafirnya Aysaar At-Tafaasiir mengatakan bahwa ini adalah berita dari Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya yang beriman bahwa Allah Ta’ala telah menganugerahkan tiga kenikmatan kepada mereka. Dua di antaranya adalah: Pertama, berupa disempurnakannya agama Islam yang meliputi aqidah, ibadah, hukum, dan adab. Kedua, keridhoan Allah Ta’ala atas Islam sebagai agama bagi mereka dimana Allah Ta’ala mengutus rasul-Nya dan menurunkan kitab-Nya yang mengandung aqidah dan syari’ah, menjauhkan mereka dari agama-agama batil seperti Yahudi, Nasrani dan Majusi, serta mencukupkan bagi mereka atas nikmat itu dengan diridhoi-Nya agama ini bagi mereka, yakni Al-Islam yang berdasarkan pada penyerahan diri kepada Allah Ta’ala secara dhohir dan bathin.

Sedangkan Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menulis, “Ini merupakan nikmat Allah yang paling besar kepada umat ini, kare¬na Allah telah menyempurnakan bagi mereka agama mereka; mereka tidak memerlukan lagi agama yang lain, tidak pula memerlukan nabi lain selain nabi mereka.” Lebih lanjut beliau mengatakan, “Setelah Allah menyempurnakan bagi mereka agama mereka, ber¬arti telah cukuplah kenikmatan yang mereka terima dari-Nya.”

 

Syari’at penutup

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas Al-Maaidah ayat ke-3 menyebutkan bahwa agama Islam – yang salah satu komponennya adalah syari’at – telah sempurna, yang berarti telah sempurnalah nikmat batin (jenis nikmat yang disempurnakan Allah Ta’ala ada dua: dhohir dan batin. Lihat QS. 31: 20) yang Allah Ta’ala berikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman.  Lalu ketentuan syari’at apa yang telah menutup ajaran Islam? Jawabannya terdapat pada penggalan pertama ayat ini.

Penggalan tersebut membahas ketentuan syari’at terkait makanan dan mengundi nasib dengan anak panah. Syari’at terkait makanan yang dibahas adalah keharaman memakan bangkai, darah, daging babi, hewan yang disembelih dengan nama selain Allah. Selain itu juga hewan yang mati karena tercekik, dipukul/terpukul, jatuh dari tempat tinggi atau terperosok ke dalam sumur, ditanduk oleh hewan lainnya, dan diterkam binatang buas – kecuali yang sempat disembelih sebelum mati -, serta hewan yang disembelih untuk dikorbankan kepada berhala.

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَنْ تَسْتَقْسِمُوا بِالْأَزْلَامِ ذَلِكُمْ فِسْقٌ الْيَوْمَ

“Diharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan yang disembelih untuk berhala. Dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah kefasikan.” (QS. Al-Maaidah [5]: 3)

 

Tanasub ayat

Selain pada ayat di atas, informasi bahwa Allah Ta’ala menyempurnakan nikmat-Nya yang berkaitan dengan ketentuan syari’at juga terdapat pada Al-Baqoroh: 150 yang menjelaskan syari’at bergantinya arah kiblat dari Masjid Al-Aqsho ke Ka’bah, dan Al-Maaidah: 6 yang menjelaskan syari’at Wudhu dan Tayammum.

Terkait QS. 2: 150 Ibnu Katsir menulis, “Untuk akan Aku sempurnakan nikmat-Ku untuk kalian, dimana Aku telah mensyari’atkan kepada kalian untuk menghadap ke arah Ka’bah, agar sempurna syari’at bagi kalian dari segala seginya”

 

Berkaitan dengan kata ni’matiy pada ayat tersebut Al-Jazaairy menafsirkannya dengan mengatakan, nikmat Allah Ta’ala itu banyak dan yang paling besar adalah nikmat Islam beserta penyempurnaanya dengan kontinyuitas tasyri’ dan pengamalannya hingga akhir penyempurnaannya, yakni pada Haji Wada’ di Arofah ketika diturunkannya ayat:

{الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الأِسْلامَ دِيناً}

Al-Jazaairy ketika menafsirkan frasa liyutimma ni’matahu ‘alaikum pada QS. 5: 6 mengatakan maksudnya adalah dengan memberi hidayah kalian kepada Islam dan mengajarkan syari’at-Nya kepada kalian.

Seusai menyebutkan menyempurnakan nikmat tersebut dalam QS. 2: 150 Allah Ta’ala dalam ayat ke-152 menyuruh hamba-hamba-Nya yang beriman untuk mengingat-Nya dan bersyukur kepada-Nya dengan jalan menjalankan semua ibadah, serta melarang lupa dan kufur kepadanya-Nya. Demikian juga halnya dalam QS. 5: 6 Allah Ta’ala menyebutkan bahwa Dia menyempurnakan nikmat tersebut agar hamba-hamba-Nya yang beriman bersyukur kepada-Nya. Adapun dalam ayat selanjutnya Allah Ta’ala menyuruh mereka untuk ingat akan nikmat-Nya, serta taat dan bertaqwa kepada-Nya.

 

Tadabbur

Allah Ta’ala telah menganugerahkan beragam nikmat yang jumlahnya tidak terhingga, khususnya nikmat sempurnanya ajaran Islam, nikmat Islam, nikmat hidayah, serta nikmat iman. Allah Ta’ala menganugerahkan segala nikmat tidak lain dan tidak bukan agar kita bersyukur. Bersyukur, selain dengan mengucapkan hamdalah juga mesti dengan mengamalkan ajaran Islam secara kaafah.

Allah Ta’ala telah berjanji akan menambah nikmat dan tidak mengazab jika kita bersyukur (lihat QS. 14: 7, 4: 147). Allah juga telah berjanji akan membukakan bagi kita keberkahan dari langit dan dari bumi jika kita beriman dan bertaqwa (lihat QS. 7: 96).

Bertambahnya segala jenis nikmat, jauh dari azab-Nya, serta dibukanya keberkahan dari langit dan bumi akan kita raih jika kita mengamalkan ajaran Islam secara komprehensif dalam ranah privat dan ranah publik.  Untuk memudahkan pengamalan ajaran Islam secara komprehensif dalam kedua ranah tersebut diperlukan pemimpin-pemimpin yang tidak sekadar Muslim, tapi juga mesti sholeh dan berjiwa mushlih – yakni pribadi yang mau dan mampu menjadikan orang lain sholeh -.

Bersyukurlah kepada Allah Ta’ala atas segala nikmat dengan mentauhidkan dan menjalankan ketaatan kepada Allah Ta’ a la! Janganlah kufur (mengingkari) nikmat dengan menjalankan kekufuran dan kedurhakaan kepada Allah Ta’ala! Jika kedua perkara tersebut dilakukan oleh bangsa ini – dalam ranah privat dan publik – maka insya Allah negeri ini akan menjadi baldatun thoyyibun wa robbun ghofur. Wallahu ‘alam.

 

Oleh: Abdullah al-Mustofa, Anggota Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Jawa Timur

HIDAYATULLAH

Rasa Takut yang Benar

Orang-orang yang menempatkan rasa takut yang pada posisi yang tepat. Mereka itu adalah pewaris para nabi

SETIAP orang pernah mengalami rasa takut. Seorang muslim juga harus memiliki sifat takut dalam hidup, namun pada dimensi yang tepat.

Betapa banyak orang mengalami ketakutan dalam hidupnya namun tidak pada jalan yang benar. Takut tatkala dipecat bosnya, takut disaingi bisnisnya, takut miskin karena menyekolahkan anak dan masih banyak ketakutan-ketakutan lainnya. Takut seperti itu tidak benar. Allah Subhanahu Wata’ala telah singgung tentang orang-orang seperti tipe diatas.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

ولا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا (الإسراء 31)

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.”

Disisi lain, Allah Subhanahu Wata’ala menceritakan orang-orang yang menempatkan rasa takut yang pada posisi yang tepat. Mereka itu adalah pewaris para nabi.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ (فاطر 28)

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa rasa takut itu sangat perlu, namun harus pada domain yang benar; karena jangan sampai rasa takut yang dititipkan Allah swt kepada kita di salah artikan.*/Wandi Bustami

 

HIDAYATULLAH

Visa Telah Terbit, Haji Gelombang Pertama Siap Diberangkatkan

Jakarta – Kementerian Agama memastikan visa jemaah haji gelombang pertama sebanyak 102.663 jemaah telah terbit. Mereka akan segera diberangkatkan.

“Visa jemaah haji Indonesia yang berangkat pada gelombang pertama sudah selesai semua. Total 102.663 jemaah gelombang pertama, visanya sudah diterbitkan Kedutaan Besar Saudi Arabia (KBSA),” ujar Kasubdit Dokumen dan Perlengkapan Haji M Sofwan, dalam keterangannya, Minggu (23/7/2017).

Kloter pertama jemaah haji Indonesia akan mulai diberangkatkan secara bertahap melalui 13 embarkasi di Indonesia. Pemberangkatan gelombang pertama jemaah haji mulai 28 Juli-11 Agustus 2017, disusul gelombang kedua pada 12-26 Agustus 2017.

Shofwan mengatakan, hingga Jumat (21/7) sore, visa yang diterbitkan KBSA mencapai 108.275. Angka ini diperkirakan masih akan bertambah mengingat paspor yang sudah berada di Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI untuk diproses visanya di KBSA mencapai 191.838.

“Kami secara bertahap terus mengirim paspor dan pemaketan layanan jemaah yang sudah siap ke KBSA untuk segera diterbitkan visanya. Dari yang sudah berjalan, rata-rata dalam satu hari proses penerbitan visa bisa mencapai 10.000,” ujarnya.

Shofwan optimis pengurusan visa tahun ini berjalan lancar dan seluruhnya akan terbit sesuai jadwal. “Saya berharap pengurusan visa berjalan lancar dan tidak ada persoalan terkait visa yang harus dialami jemaah,” tambahnya.

Total kuota jemaah haji Indonesia tahun ini sebanyak 221.000, terdiri dari 204.000 jemaah haji reguler dan 17.000 jemaah haji khusus. Ia menyebut dari sekitar 108.000 visa saat ini, masih ada sekitar 96.000 visa jemaah yang masih dalam proses.

“Masih cukup waktu dan semoga semuanya lancar dan sesuai,” ucap Shofwan.

“Jelang keberangkatan, kami juga sedang memastikan persiapan, khususnya untuk lima kloter pertama di semua embarkasi sudah fix semua, sehingga tidak ada kursi yang kosong dan seluruh jemaah siap diberangkatkan,”imbuhnya.

Gelombang pertama akan terbang menuju Madinah Arab Saudi untuk menjalani ibadah Arbain (Jamaah haji mengejar keutamaan salat wajib 40 waktu tanpa putus di masjid Nabawi) selama 8-9 hari. Setelah itu, mereka secara bertahap diberangkatkan menuju Makkah untuk menjalani proses ibadah haji.

Gelombang kedua akan terbang menuju Jeddah lalu ke Makkah. Mereka baru akan diberangkatkan ke Madinah setelah menjalani ibadah haji. Menurut Undang – Undang nomor 13 tahun 2008, Penyelengaraan haji adalah tugas nasional. Negara menjamin memberikan 3 layanan bagi jemaah haji resmi seperti pembinaan, pelayanan, dan perlindungan.
(yld/rna)

 

DETIK