Syeikh Al Qaradhawi: Membela Baitul Maqdis Adalah Urusan Umat Islam

Syeikh Qaradhawi menegaskan pertempuran yang terjadi di Baitul Maqdis adalah urusan umat Islam. Bukan hanya persoalan Palestina atau Arab

Ketua Persatuan Ulama Islam Dunia, Syeikh Yusuf al-Qaradhawi mengatakan bahwa Baitul Maqdis bukan hanya masalah Palestina, tapi urusan umat Islam.

Syeikh Qaradhawi  menegaskan bahwa pertempuran yang terjadi di Baitul Maqdis adalah urusan umat Islam dan membela Baitul Maqdis bukan hanya persoalan Palestina atau Arab, tapi umat Islam di seluruh dunia. Demikian cuitnya dalam akun Twitter-nya.

Jum’at (21/07/2017) lalu, tiga warga Palestina syahid dan sejumlah besar lainnya terluka saat demonstrasi massal di sejumlah lokasi di Baitul Maqdis terjajah untuk memprotes langkah keamanan terbaru ‘Israel’ terhadap Masjidil Aqsha.*

 

HIDAYATULLAH

Terkesan Pergaulan Umat Islam, Petrus Sekeluarga Bersyahadat di Kupang

Petrus sehari-hari bekerja sebagai tukang kuli bangunan. Ia pun tak ketinggalan ketika mendengar akan ada pembangunan masjid. Ia turut mengambil bagian membangun masjid bersama masyarakat Muslim sekitar.

 

Kemarin, Ahad (23/07/2017), di Masjid Agung Baiturrahman Perumnas, Jl Ainiba No 17, Perumnas, Nefonaek, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang, NTT, satu keluarga mengucapkan dua kalimat syahadat di hadapan Imam Amir Kiwang dan puluhan jamaah yang hadir.

Sebut saja Petrus (bukan nama sebenarnya), beberapa waktu lalu ia datang menemui Ustadz Sarifudin mengutarakan niatnya berpindah agama. Sarifudin, dai kelahiran NTT yang kini bertugas di kampung halamannya, pedalaman Soe, menanyakan niat baik Petrus.

“Ada yang bisa saya bantu, Pak?” tanya sang ustadz.

“Begini, Ustadz, saya sekeluarga ingin memeluk agama Islam. Bolehkah?” kata Petrus.

Tak menunggu lama, langsung saja Sarifudin menyambut kabar gembira dari Petrus. Sarifudin segera mengabarkan kepada Ustadz Pono di Kupang. Pono, dai yang juga aktif membina Desa Fatukopa, Soe TTS, NTT, bersama Sarifudin. Pono pun menyampaikan agar Petrus beserta keluarga berangkat ke Kota Kupang untuk segera disyahadatkan.

Hidayah yang didapat Petrus sekeluarga bermula dari kisah setahun lalu. Saat itu, ada seorang donatur dari Jakarta bernazar ingin membangun masjid. Ketika dicari tempat yang layak, donatur ini menemukan tempat pembangunan masjid di desa tempat tinggal Sarifudin dan Petrus.

Petrus sehari-hari bekerja sebagai tukang kuli bangunan. Ia pun tak ketinggalan ketika mendengar akan ada pembangunan masjid. Ia turut mengambil bagian membangun masjid bersama masyarakat Muslim sekitar.

Lama bergaul, ia sangat berkesan dengan kehidupan dan pergaulan orang-orang Islam. Anak-anak Petrus pun selalu diperhatikan oleh Pono dan Sarifudin. Dari situlah ketertarikan Petrus di awal mengenal Islam.

 

Hari bersejarah, Ahad kemarin, tepat pukul 10.30 WITA, Petrus bersyahadat di hadapan Imam Masjid. Walau terbata-bata mengucapkan dua kalimat syahadat, tetapi semangat keislamannya ia buktikan lebih dulu sebelum memeluk Islam. Yakni ia bersama anak-anaknya telah dikhitan oleh Pono dan pegiat dakwah lainnya di NTT.

 

Kini nama Islam Petrus adalah Muhammad Nasir, sedangkan istrinya bernama Siti Aisyah, adapun nama anak-anaknya menyusul.

“Semoga istiqamah di atas jalan yang diridhai oleh Allah Subhanahu Wata’ala, yaitu dinul Islam,” doa salah seorang jamaah yang hadir dan mendukung kegiatan itu.

 

* Usman Aidil Wandan, pegiat komunitas menulis PENA. Berita ini hasil kerja sama dengan hidayatullah.com

 

 

Tiga Keburukan yang Berbalik Menyerang Orangnya

“Ada tiga perbuatan (buruk) dalam Alquran yang jika dilakukan akan kembali kepada pelakunya,” kata sahabat nabi Ali bin Abi Tholib.

Apakah ketiga perbuatan tersebut?

1. Melanggar Janji

“Maka barangsiapa melanggar janji, maka sesungguhnya dia melanggar (janjinya) sendiri.” (Al-Fath 10)

2. Rencana Jahat

“Rencana yang jahat itu hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri.”(Fathir 43)

3. Zalim

“Wahai manusia! Sesungguhnya kezalimanmu bahayanya akan menimpa dirimu sendiri.” (Yunus 23).

 

MOZAIK

Orang Lain Bisa Dibohongi, Diri Sendiri tak Bisa

MUNGKIN manusia bisa membohongi orang lain, tapi ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Didalam hatinya ada pengadilan yang akan mengadilinya sebelum menghadapi Mahkamah Agung dihadapan Allah swt.

“Aku bersumpah dengan hari Kiamat, dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu mencela (dirinya sendiri).” (QS.Al-Qiyamah:1-2)

Itulah kenapa Allah menggandengkan Hari Kiamat dengan Nafsil Lawwamah (Jiwa Manusia yang Mencela Dirinya). Setiap kali berbuat salah, hati kecil kita pasti mencela dan menyesali perbuatan itu. Dan ternyata, rasa penyesalan ini adalah hukuman pertama atas kesalahan yang kita perbuat.

Semua orang pasti mengalami kegelisahan yang sangat ketika pertama kali berbuat dosa. Jiwanya terus menyalahkan, hati kecilnya berontak dan mengadili kesalahan itu. Disaat seperti ini jalan untuk kembali masih mudah karena fungsi Nafsil Lawwamah nya belum mati.

Namun jika dosa itu terus terulang, maka rasa penyesalan itu semakin hilang. Hati kecil yang mencela keburukan itu semakin redup. Tak ada lagi rasa gelisah jika bersalah. Dalam posisi ini, jalan untuk kembali semakin sulit.

Hilangnya rasa penyesalan ini adalah hukuman yang lebih berat dari sekedar kegelisahan, karena Allah telah mencabut fungsi Nafsil Lawwamah yang selalu mengingatkan kesalahan dan Membiarkannya terjerumus dalam kemaksiatan. Baginya semua dosa ini adalah hal yang wajar. Tidak ada lagi antibody yang menahannya untuk berbuat buruk.

Selain Mahkamah Hati, ada juga Mahkamah Agung yang menanti di Hari Pembalasan. Terlalu banyak saksi yang akan berbicara tentang apa yang selama ini kita lakukan. Mulai bumi hingga anggota badan kita sendiri.

Jika manusia tidak bisa membohongi dirinya sendiri, bagaimana ia akan membohongi Tuhan yang memiliki banyak saksi?

“Bahkan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri dan meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.” (QS.Al-Qiyamah:14-15). [Khazanahalquran]

 

MOZAIK INILAHcom

Inilah Enam Kebanggaan Manusia di Dunia

DALAM Hadis Qudsi-Nya, Allah swt pernah berfirman kepada Rasulullah saw: Kebanggaan manusia di dunia ini ada dalam enam hal. Bangga dengan wajah yang elok, (lisan) yang fasih, harta dan anak, kedudukan dan nasab, kekuatan serta kekuasaan.

“Wahai Muhammad, katakan kepada mereka yang bangga dengan wajah eloknya,

“Wajah mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan yang cacat.”(Al-Muminun 104)

Katakan kepada mereka yang bangga dengan kefasihan lisannya,

“Pada hari ini Kami Tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.”(Yasiin 65)

Katakan kepada mereka yang bangga dengan harta dan anak,

“Pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna”(Asy-Syuara 88)

Katakan kepada mereka yang bangga dengan kedudukan dan nasab,

“Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian keluarga di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya.”(Al-Muminun 101)

Katakan kepada mereka yang bangga dengan kekuatannya,

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia Perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(At-Tahrim 6)

Katakan kepada mereka yang bangga dengan kekuasaannya,

“Pada hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tidak sesuatu pun keadaan mereka yang tersembunyi di sisi Allah. (Lalu Allah Berfirman), “Milik siapakah kerajaan pada hari ini?” Milik Allah Yang Maha Esa, Maha Mengalahkan.”(Ghofir 16)

Ketika manusia saling berbangga dengan dirinya, kita akan belajar dari jawaban sahabat Nabi yang bernama Salman. Ketika dia ditanya tentang kedudukan dan nasabnya, kira-kira apa yang beliau banggakan?

Suatu hari, ada seorang bertanya kepada Salman, “Beritahukan siapa dirimu, siapa ayahmu dan darimana asalmu !”Kemudian Salman menjawab, “Aku Salman putra dari hamba Allah. Dulu aku sesat, kemudian Allah memberiku hidayah dengan Nabi Muhammad saw. Dulu aku miskin, kemudian Allah memberiku rezeki melalui Nabi Muhammad saw. Dulu aku budak, kemudian Allah membebaskanku dengan Nabi Muhammad saw. itulah kedudukan serta nasabku.”

Salman tidak membanggakan kedudukan dan kemuliaan pribadinya. Yang terucap dari lisannya hanyalah kebanggaan kepada Nabinya, Muhammad saw. [khazanahalquran]

 

MOZAIK

Bolehkan Saat Berwudhu Berbicara?

ADA fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al Ustaimin rahimahullah seputar hal yang banyak dipertanyakan di kalangan umat Islam ini.

Menurut beliau, berbicara saat wudhu tidaklah makruh. Hanya saja, sebenarnya hal itu menyibukkan seorang dari aktivitas wudhunya. Karena seorang ketika sedang berwudhu, seyogyanya menghadirkan perasaan ibadah; saat ia membasuh wajahnya, mencuci kedua tangan, mengusap kepala, dan kedua kakinya, hendaknya ia menghadirkan niat dalam hatinya.

Karena jika ia mengobrol, perasaan menghadirkan niat ini terputus, dan bisa mengganggu aktivitas wudhunya. Tidak menutup kemungkinan, akan datang perasaan was-was disebabkan obrolan itu.

Maka yang lebih utama, tidak berbicara sampai wudhunya selesai. Tapi kalaupun mengobrol, itu tidak mengapa.[]

Sumber: Silsilah Fatawa Nur ala Ad-Darb. Serial kaset nomor 344. Bab Thoharoh: Ma Yusannu Lahul Wudhu (Hal-hal yang disunahkan saat wudhu).

 

MOZAIK.INILAHcom

Jamaah Diminta Sudah Memakai Ihram Semenjak dari Tanah Air

IHRAM.CO.ID, JEDDAH — Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Arsyad Hidayat mengingatkan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika jamaah haji hendak mendarat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Salah satu diantaranya adalah sudah sudah mengenakan kain ihram semenjak dari tanah air.

”Kami mengingatkan kembali bagi jamaah haji yang akan mendarat di Jeddah kami minta sudah menggunakan kain ihram semenjak dari tanah air. Jadi nanti ketika pesawat sudah sampai di atas Yalamlam (merupakan batas miqat di mana jamaah harus sudah berniat untuk berumrah), maka pada saat itu kain ihram sudah mereka pakai. Anjuran memakai kain ihram semenjak dari tanah air memang sangat ditekankan karena di samping di akhir akhir kondisi bandara Jeddah yang pada saat itu pasti sudah sangat padat karena hampir seluruh negara kuotanya kini kembali bahkan mengalami peningkatan. Akan susah sekali dan memerlukan waktu yang sangat lama bila baru mengenakan kain ihram setelah mendarat di Bandara Jeddah, ” kata Arsyad kepada Ihram.co.id, ketika dihubungi di Jeddah, Ahad malam (23/7).

Arsyad mengatakan, seruan untuk sudah mengenakan ihram ini tentu saja dikenakan hanya kepada jamaah dari kloter penerbangan terakhir, yang memang mendarat di Jeddah bukan di Madinah. Bagi jamaah kloter awal yang mendarat di Madinah tidak perlu mengenakan kain ihram sebelum mendarat di bandara tersebut.

”Pada waktu penerbangan kloter terakhir suasana bandara Jeddah sangat padat. Untuk mandi, wudhu, melakukan shalat dan mengenakan ihram jelas perlu waktu. Makanya ketika di atas pesawat jamaah sudah kenakan kain ihramnya masing-masing agar lebih cepat berangkat ke Makkah,” kata Arsyad.

Hari ini, Ahad (23/7), Arsyad melakukan pengecekan kesiapan pelayanan jamaah haji Indonesia di bandara Jeddah. Menurutnya, saat ini persiapan pelayanan jamaah sudah mendekati final. Dia pun yakin ketika nanti tiba masanya untuk melakukan kerja penyambutan dan pelayanan jamaah, maka semua hal sudah dapat disiapkan secara baik

”Kunjungan dimaksudkan untuk mengecek kesiapan seluruh pelayanan  baik pelayanan kedatangan, kesehatan, pemberian katering, sarana pra sarana serta transportasi,” kata Arysad.

Sebagaimana diketahui dan sudah mulai berlaku pada tahun-tahun sebelumnya, seiring dengan dipergunakannya Bandara Madinah sebagai bandara penerima kedatangan jamaah haji, maka waktu kedatangan rombongan jamaah haji Indonesia dibagi dua. Untuk kloter awal hingga pertengahan waktu pemberangkatan, jamaah haji akan mendarat di Madinah. Setelah itu setelah sepekan tinggal di Madinah mereka diberangkatkan ke Makkah.

Ini berbeda dengan rombongan jamaah haji yang berada di kloter akhir. Mereka akan mendarat di Jeddah dan langsung menuju Makkah. Mereka akan tinggal sekitar satu bulan di Makkah, sebelu kemudian diberangkatkan ke Madinah. Di Madinah nantinya akan tinggal selama satu pekan untuk menjalankan ibadah shalat arba’in, sebelum kembali ke tanah air.

Yang pasti, bagi jamaah yang datang ke Makkah dari Jeddah, karena menjelang puncak haji mereka akan langsung merasakan suasana Makkah yang sudah hiruk pikuk dan macet. Ini berbeda dengan jamaah haji yang datang dari Madinah. Karena mereka datang lebih awal, maka mereka akan mendapati suasana Makkah yang sedikit longgar.

“Jadi harus ada kesiapan mental dari para jamaah haji yang datang ke Makkah pada di kloter terakhir. Mereka harus siap dengan suasana Masjidil Haram yang padat dan kota Makkah yang ingar-bingar bahkan macet,” kata Arsyad.

 

IHRAM

Jagalah Wudhu, Kelak Dia Akan Menjagamu

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarokaatuh. Wudhu adalah syariat Allah dan sunah Rasulullah, walaupun tata caranya sangat mudah dan praktis, tetapi di dalamnya mengandung faedah yang sangat besar.

Sungguh kelak di hari kiamat Rasulullah akan mengenali umatnya dari bekas wudhu yang terpancar dari wajah dan telapak tangannya, pada hari itu pula orang-orang kafir tertunduk sesal dengan wajah yang hitam legam karena kekufuran mereka.

Tiada kebahagiaan kecuali hidup dalam sunah Nabi muhammad. Diantaranya “Almutathohhiriin” kecintaan Allah kepada hambaNya yang selalu menjaga kesucian dirinya, di antara selalu berwudhu.

Simaklah dengan iman kalam Allah ini, “Pada hari (kiamat) yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): “Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu. Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya” ( QS Ali Imron : 106-107 ).

Banyak keutamaan wudhu yang dijelaskan Rasulullah Saw. Antara lain sebagaimana diriwayatkan Thabrani dari Ubadah bin Shamit, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Jika seorang hamba menjaga salatnya, menyempurnakan wudhunya, rukuknya, sujudnya, dan bacaannya, maka salat akan berkata kepadanya, ‘Semoga Allah Swt menjagamu sebagaimana kamu menjagaku’, dia naik dengannya ke langit dan memiliki cahaya hingga sampai kepada Allah Swt dan salat memberi syafaat kepadanya.”

Dan berita gembira dari Rasulullah, “Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari kiamat nanti dalam keadaan dahi dan kedua tangan dan kaki mereka bercahaya, karena bekas wudhu” (HR Bukhari).

Kemudian ajakan Rasulullah, “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan salat” (HR. Bukahri dan Muslim).

Dalam hadis lain, “Barangsiapa tidur di malam hari dalam keadaan suci (berwudhu) maka Malaikat akan tetap mengikuti, lalu ketika ia bangun niscaya Malaikat itu akan berucap Ya Allah ampunilah hambaMu si fulan, kerana ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci” (HR Ibnu Hibban dari Ibnu Umar r.a.).

Setiap muslim juga harus senantiasa menjaga wudhu untuk menjaga izzah keislamannya, Rasulullah Saw bersabda, “Istiqomahlah kalian, walaupun kalian tidak akan mampu melakukannya secara hakiki (namun berusahalah mendekatinya), dan ketahuilah sebaik-baik amalan kalian adalah sholat, dan tidaklah ada yang menjaga wudhu kecuali dia seorang mukmin.” (HR. Al-Hakim dan Ibnu Hibban)

Subhanallah tentu wudhu akan menjadi “thiibannafsi” energi yang sangat kuat mendorong pengamalnya untuk taat kepada Allah dan RasulNya.

Sahabatku, mulai saat ini berjanjilah untuk “dawaamul wudhu” senantiasa menjaga wudhu tidak hanya untuk salat. Semoga Allah wafatkan kita dalam keadaan berwudhu, husnul khotimah…Aamiin. [KH. Muhammad Arifin Ilham]

 

MOZAIK.INILAHcom

Islam Sangat Anti Penyakit Malas

MALAS adalah penyakit paling berbahaya dalam hidup manusia. Mengapa demikian? Karena dari sejak lahir manusia harus melalui masa-masa yang sulit. Masa keluar dari perut ibu, masa jatuh bangun saat berjalan sampai dia terus melewati berbagai kesulitan hingga akhir hayatnya.

Hidup yang penuh rintangan ini jika dihadapi dengan rasa malas akan memberikan kerugian langsung di dunia maupun nanti di akhirat. Oleh karenanya Islam sangat anti terhadap penyakit malas.

“Sungguh, Kami telah Menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (Al Balad 4)

Dalam Firman-Nya, Allah swt selalu menekankan manusia untuk berusaha dan bekerja keras. Karena hidup tidaklah mudah. Seorang yang bermalas-malasan tidak akan memperoleh apa-apa di dunia apalagi di akhirat kelak.

“Wahai manusia! Sesungguhnya kamu telah bekerja keras menuju Tuhan-mu, maka kamu akan menemui-Nya.”(Al Insyiqaq 6)

“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya” (An Najm 39)

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan Tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (Al Ankabut 69)

Pada tiga ayat diatas Allah selalu menggunakan kata-kata yang menunjukkan kata usaha keras bukan hanya usaha biasa. Karena hidup bukanlah tempat tinggal abadi, dunia hanya tempat menabung bekal di akherat.Buang rasa malas sekarang juga!

 

INILAHcom

Nasehat Pagi dari Sahabat

MENJELANG subuh tadi, sahabatku yang kini tinggal di Mesir mengirimkan satu kalimat indah dalam bahasa Arab yang terjemahan Indonesianya kira-kira begini: “Bentuk kedengkian yang paling jelek adalah menghina orang lain demi untuk meningkatkan nilai dirinya sendiri, mengungkap kekurangan orang lain demi untuk menutupi kekurangan diri.”

Terapi untuk menyembuhkan penyakit ini adalah dengan selalu menanamkan keyakinan dalam hati bahwa tak ada manusia tanpa kekurangan, termasuk diri kita sendiri. Indahnya hidup jika kita mampu mensinergikan kelebihan-kelebihan masing-masing kita demi untuk mengurangi dan menutupi kekurangan yang ada.

Ada pemilik perkutut yang menghina perkutut orang lain, mencacinya sedemikian rupa agar tak ada yang tertarik pada perkutut orang lain itu. Dia lupa bahwa tak semua orang memiliki tabiat seperti dirinya. Orang sehat mata dan telinga masih dengan baik dan jelas bisa menilai secara obyektif. Sang pendengki ternyata tak mampu mengobati apalagi membunuh kedengkiannya sendiri sehingga dia tega membunuh burung perkutut milik orang lain itu.

Perkutut orang lain itu tak salah. Pemiliknyapun tak salah. Yang salah fatal adalah yang membunuh yang menganggap dengan membunuh perkutut itu dia tak lagi memiliki saingan dan urusan menjadi selesai. Maka, sang pembunuh perkutut itu ditangkap, disidang dan dipenjara. Akhir yang ngenes, bukan?

“Hati-hatilah dengan iri hati dan dengki.” Demikian pesan Nabi kita yang mulia. Jalan hidup sudah ditentukan oleh Allah, bagian kita tak akan tiba di orang lain, bagian orang lain tak akan tiba di kita. Cukup hadapi dengan dua hal utama, yakni syukur dan sabar.

Memilih jalan selain syukur dan sabar hanya akan menciptakan masalah-masalah baru selain iri hati dan dengki itu. Sayangnya, ada juga orang yang beranggapan bahwa masalah itu bisa diselesaikan dengan masalah sambil berkata ringan: “Bikinlah masalah baru sehingga masalah lama tertutupi.” Ah, sepertinya ini bukan jalan yang tepat, bukan?. Salam AIM. [*]

 

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi

MOZAIK