Inilah Alasan Allah Perintahkan Kita Berlindung PadaNya?

“KATAKANLAH, Aku berlindung kepada Rabb yang Menguasai waktu Subuh, dari kejahatan makhluk-Nya.” (Qs. al-Falaq [113]: 1-2).

Ayat pertama dan kedua surat al-Falaq di atas mengandung perintah yang ditujukan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallama agar berlindung kepada Allah Taala yang Menguasai waktu Subuh (dan waktu-waktu lainnya) dari kejahatan seluruh makhluk-Nya. Dalam Tafsir al-Azhar, HAMKA menjelaskan bahwa perintah ini juga berlaku untuk seluruh umat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallama.

Ada satu pertanyaan yang perlu kita cari jawabannya, “Mengapa Allah Taala memerintahkan kepada kita agar berlindung kepada-Nya dari kejahatan (seluruh) makhluk-Nya? “Tentang itu laman bersamadakwah menulis:

Makhluk apa saja yang berpeluang menimbulkan bahaya bagi kita, umat manusia? Sebesar apakah bahaya yang ditimbulkan oleh makhluk-makhluk tersebut, mengingat kalimat maa khalaq memiliki makna seluruh makhluk-Nya?

Semua yang dijadikan Allah Taala di dunia dan akhirat adalah makhluk-Nya. Dunia dengan seluruh isinya, langit dan berjenis-jenis gemintangnya, bumi beserta seluruh lapisan dan makhluk di atas dan dalamnya, hingga samudra dan semua biotanya, termasuk miliaran jenis hewan, binatang, dan manusia di dalamnya. Semuanya tergolong dalam makna makhluk yang kata HAMKA, “Segala yang dijadikan oleh Allah Taala bisa saja membahayakan manusia, meskipun secara sekilas tidak terlihat (peluang bahayanya).”

Bukankah langit bisa menurunkan hujan amat deras disertai angin, guntur, petir dengan cahaya dan bunyi yang memekakan telinga dan membuat bulu kuduk berdiri? Bukankah dalam sejarah, langit juga pernah menurunkan hujan batu sebagai bentuk siksa Allah Taala kepada hamba-Nya yang zalim dan mengingakri ajaran-Nya dan Nabi-Nya?

Pun dengan bumi, berapa kali terjadi gempa yang berhasil merenggut jutaan nyawa dan menghancurkan seluruh bangunan di atasnya? Bahkan, bumi pernah menyemburkan lumpur yang menenggelamkan sejumlah rumah dan harta yang dibanggakan oleh segelintir orang di muka bumi ini.

Semua makhluk menyimpan peluang bahaya. Pun manusia di sekitar kita; pasangan hidup, orang tua, anak, saudara, tetangga, dan manusia di berbagai belahan bumi lainnya. Semuanya berpeluang membahayakan kita.

Tidakkah kisah orang tua kandung yang membunuh anaknya menjadi pelajaran betapa kejinya kejahatan yang dikerjakan oleh sesama manusia? Bukankah teror yang terjadi di Palestina oleh penjajah Zionis menjadi bukti kuat bahwa manusia berpeluang menimbulkan dan merencanakan makar bahaya?

Termasuk para begal, penjahat, perampok, atau koruptor yang berdasi dan rajin tampil di televisi. Semuanya berpeluang menimbulkan bahaya. Bahkan, kejahatan manusia berupa perbuatan zalim menjadi salah satu sebab ancaman bahaya besar bagi manusia lainnya.

Akan tetapi, semuanya berada dalam kendali Kuasa Allah Taala. Hanya Dia yang Berkuasa melindungi makhluk-Nya dari kejahatan makhluk-Nya yang lain. Tiada satu pun kejahatan yang bisa menimpa manusia, jika Allah Taala melindunginya.

 

MOZAIK

 

———————————-
Download-lah Aplikasi CEK PORSI HAJI dari Smartphone Android Anda agar Anda juga bisa menerima artikel keislaman ( termasuk bisa cek Porsi Haji dan Status Visa Umrah Anda) setiap hari!

 

 

Imam Masjidil Haram: Haji Terlarang untuk Politik!

Imam Masjidil Haram Syeikh Dr Saleh Bin Abdullah Bin Humaid,  menekankan bahwa ritual haji tidak boleh digunakan untuk memajukan kepentingan politik kelompok atau negara manapun.

Sikap Kerajaan Arab Saudi mengenai masalah ini, katanya, sangat tegas: melarang keras untuk memindahkan ziarah ibadah haji ke dalam aktivitas politik di mana ideologi, partai, sekte, aliran pemikiran dan sistem pemerintahan bersaing satu sama lain untuk mendapatkan beberapa poin keuntungan pada setiap isu yang ada. .

Pernyataan itu, disampaikannya keyika memberikan  khotbah Jum’at dihadapan ribuan peziarah haji yang datang dari seluruh dunia di di Masjidil Haram, Bin Humaid beberapaki kalli menegaskan bahwa terlibat dalam kegiatan politik semacam itu, sangat berkompromi dengan kesetiaan agama yang mulia dan tinggi yang menyertai ziarah haji, Saudi Press Agency (SPA) Dilaporkan.

Seperti dilaporkan Saudi Press Agency (SPA), Sheikh Bin Humaid mengatakan bahwa kebijakan pemerintah Saudi  jeas tidak mengizinkan eksploitasi agama oleh siapapun di tempat-tempat suci. Hal itu karena akan mengalihkan perhatian para peziarah dari tujuan utama mereka, yaitu menghabiskan seluruh waktu dan usaha mereka dalam beribadah kepada Allah Yang Maha Kuasa dan melaksanakan ritual haji mereka dengan pengabdian dan ketulusan.

‘’Politisasi ibadah haji tidak akan membawa kebaikan kepada ummat yang sudah mengalami perselisihan dan perbedaan,. Pihak pemerintah Arab Saudi menyediakan semua layanan kepada peziarah dan merawat mereka. Semua pihak yag teribat dalam ibadah haji bertanggung jawab untuk mengambil tindakan tegas untuk melindungi keamanan warga negara, ekspatriat, peziarah haji dan umrah,’’ katanya.

Adanya kebijakan itu, lanjut Bin Humaid, pihak keamanan negara dan tempat-tempat suci tidak mengizinkan tindakan apapun yang mengaburkan atmosfir spiritual ini,. Sebab, bila dibiarkan aka akan merugikan kepentingan publik atau menimbulkan rasa tidak hormat terhadap kepekaan umum umat Islam.

Sheikh Bin Humaid lebih lanjut mengatakan bahwa dalam urusan pelayanan jamaah haji pemerintah Saudi teah memiliki kebijakan yang konstan. Kebijakan ini jelas menyatakan bahwa tidak akan mencegah seorang Muslim mengunjungi Masjidil Haram di Makkah atau Masjid Nabawi di Madinah terlepas dari sikap politiknya atau afiliasi sektariannya. Sebaliknya, ia menyambut semua dan ramah untuk semua. Apalagi satu-satunya slogan dalam haji adalah slogan monoteisme “Labbaika Allahumma labbaik” (kami memenuhi dan akan melaksanakan perintah-Mu ya Allah).

Sementara dalam khotbahnya, Sheikh Salah Al-Budair, Imam Masjid Nabawi di Madinah, memusatkan perhatian pada manfaat akhirat. Dia mengatakan bahwa kehidupan duniawi ini bersifat sementara; Kehidupan yang nyata dan kekal adalah kehidupan akhirat, yang lebih penting dan kekal. Oleh karena itu, katanya, seorang muslim harus memastikan bahwa tujuannya adalah untuk menyenangkan Allah SWT, mohon pengampunan-Nya dan dapatkan tempat tinggal di surga.

REPUBLIKA

Waspada! Ini Modus Pejambret di Masjid Nabawi

Jamaah Indonesia harap berhati-hati usai melaksanakan ibadah di Masjid Nabawi. Pasalnya panitia haji Tim Perlindungan Jamaah yang terdiri TNI/Polri Berhasil menangkap 1 orang wanita bercadar yang merupakan bagian dari kelompok pejambret.
Menurut Kepala Sektor Khusus, Harun Arrosyid, pelaku lebih dari tiga orang. Cara kerjanya sangat cepat seperti halnya komplotan pencopet di Tanah Air. Barang yang diambil oleh eksekutor langsung berpindah tangan ke pelaku lainnya.
“Ketika dikejar hanya satu yang tertangkap, dua pelaku lolos. Modus operandinya tidak sendirian tapi berkelompok,” ujar Letnan Kolonel TNI Angkatan Laut itu.
Dikatakannya, kriminalitas tersebut dilakukan oleh oknum orang-orang bercadar atau perempuan. Mereka beraksi ketika jamaah selesai salat berjamaah lalu mendekati sasarannya.
Mereka, lanjutnya, berpura-pura meminta-minta dan terus menempel calon korbannya. Jamaah tak sadar perlahan-lahan tangan si peminta-minta itu merogoh tas kecilnya “Kemudian dengan secara cepat uang berpindah tangan,” bebernya.
Pihaknya yakin bukan satu kelompok, tapi banyak dan beroperasi di tiap pintu masuk. “Karena itu, jamaah haji kami minta lebih berhati-hati lagi,” saran Harun.
(wal)

Renungan Siang Tentang Komunikasi

COBA renungkan dawuh Syekh Ahmad Isa berikut ini: “Selamanya Anda akan dimintai pertanggungjawaban dari apa yang Anda katakan. Dan Anda tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipahami orang lain dari kata-kata Anda. Pilihlah kata-katamu dan perbaikilah niatmu. Dan ketahuilah bahwa benarnya niatmu selamanya tak akan mampu menghilangkan salah paham.”

Ini adalah teori komunikasi yang bagus untuk direnungkan dan diterapkan, tanpanya maka komunikasi akan berujung pada ketidaknyamanan: luruskan niat, bukan untuk menyinggung atau menyakiti, lalu pilihlah kata-kata terbaik yang sekiranya tak menimbulkan sejuta tafsir yang memungkinkan pertengkaran atau konflik.

Masih disalahpahami? Tak masalah, Rasulullah yang berhati baik dan bertutur indah saja disalahpahami dan dipersalahkan. Yang penting, yakinkan kita benar dan berada di jalan yang benar. Sisanya, pasrahkan saja kepada Allah. Salam, AIM. [*]

 

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi

MOZAIK

Teknologi untuk Dekat dengan Allah

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. Semoga Allah Yang Maha Menatap, melimpahkan hidayah kepada kita sehingga kita istiqomah dalam meniti jalan yang lurus. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Allah Swt. berfirman, “Katakanlah: sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. (QS. Al Kahfi [18] : 109)

Saudaraku, teknologi adalah karunia dari Allah Swt. Karena Allah pemilik segala ilmu. Allah yang memberikan karunia akal pikiran dan kesempatan kepada manusia untuk meneliti, mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Dan, teknologi adalah buah dari rangkaian proses yang dijalani manusia tersebut.

Dengan berbagai peralatan berteknologi canggih, kita bisa semakin dekat dengan Allah Swt. Akan tetapi dekat itu tidak selalu berpatokan kepada jarak secara fisik. Sebagaimana kita menggunakan ponsel pintar untuk berkomunikasi secara intens dengan orangtua yang posisinya berbeda kota atau berbeda pulau atau bahkan berbeda negara. Jarak fisik memang berjauhan, tapi hati sangat berdekatan.

 

—————————————————————-
Download-lah Aplikasi CEK PORSI HAJI dari Smartphone Android Anda agar Anda juga bisa menerima artikel keislaman ( termasuk bisa cek Porsi Haji dan Status Visa Umrah Anda) setiap hari!
—————————————————————-

Teknologi bisa menjadi jalan kita untuk semakin dekat dengan Allah karena dengan teknologi kita semakin mudah untuk belajar. Teknologi memungkinkan kita bisa ikut majlis talim yang posisinya jauh secara fisik dari kita. Teknologi memungkinkan kita bisa menyaksikan tayangan-tayangan tentang kemegahan alam raya ini, bukti-bukti keagungan Allah untuk kemaslahatan manusia. Maasyaa Allah!

Teknologi pun memang memiliki sisi negatif jikalau kita salah menggunakannya. Akan tetapi, sebagai hamba yang sudah mendapat hidayah maka semestinya kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dalam menggunakan fasilitas teknologi. Sehingga teknologi bisa menjadi jalan bagi kita untuk semakin dekat dengan Allah dan semakin yakin kepada-Nya. Insyaa Allah!

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

[smstauhiid]

 

Raja Salman Undang 1.000 Warga Palestina Berhaji Tahun Ini

Raja Arab  Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud menegaskan akan mengundang 1.000 warga Palestina dari anggota keluarga dan keluarga para martir yang kmenjadi korban ebiadakan Israel untuk melakukan ibadah haji tahun ini.

Undangan ini merupakan kebiasaan pihak Kerajaan Arab Saudi yang sudah berlangsung selama embilan tahun secara berturut-turut. Dan tak hanya diundang, Raja Salman juga akan mengudang serta menjamu mereka di istananya.

Seperti dilansir saudigazette.com, Menteri urusan umat Islam Saudi Arabia, Sheikh Saleh Al-Asheikh, yang juga pengawas umum Kustodian Dua Program Masjid Suci untuk haji dan umrah, mengucapkan terima kasih atas adanya keputusan raja tersebut. Ia pun berharap keputusan pemberian kesempatan kepada 1.000 warga pejuang Palestina berhaji itu dapat menjadi sarana bagi untuk membantu warga Palestina melakukan ibadah haji yang menjadi pilar kelima rukun Islam.

Saleh mengatakan bahwa isyarat kerajaan ini berasal dari perasaan persaudaraan Arab dan Islam terhadap Palestina. Dan ini menjadi dukungan konkrit atas semua perjuangan rakyat Palestina.

 

REPUBLIKA

 

————————————————–
Download-lah Aplikasi CEK PORSI HAJI dari Smartphone Android Anda agar Anda juga bisa menerima artikel keislaman ( termasuk bisa cek Porsi Haji dan Status Visa Umrah Anda) setiap hari!

Menjaga sikap Jujur

Seorang pemimpin harus memiliki sifat jujur agar ia dipercaya oleh orang-orang yang dipimpinnya dan stakeholdernya.

 

SEORANG yang jujur di dalam jiwanya terdapat nilai rohani yang memantulkan sikap berpihak kepada kebenaran, moral terpuji, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya, sehingga ia hadir sebagai orang berintegritas yang mempunyai kepribadian terpuji dan utuh.

Sifat jujur merupakan mutiara akhlak yang akan menempatkan seseorang dalam kedudukan mulia (maqamam mahmuda). Orang yang jujur berani menyatakan sikap secara transparan, terbebas dari segala kepalsuan dan penipuan. Hatinya terbuka dan selalu bertindak lurus, dan oleh karena itu ia memiliki keberanian moral yang sangat kuat.

Seperti halnya keikhlasan, kejujuran juga tidak datang dari luar. Tetapi dari bisikan kalbu yang secara terus menerus mengetuk-ngetuk dan membisikkan nilai moral luhur yang didorong hati nurani manusia yang fitrah. Kejujuran bukan sebuah paksaan, melainkan panggilan dari dalam diri seseorang.

Perilaku jujur diikuti oleh sikap bertanggung jawab atas apa yang diperbuat (integritas), sehingga kejujuran dan tanggung jawab ibarat dua sisi mata uang. Orang yang jujur selalu merasa diawasi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya:

“Dan sesungguhnya Kami menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS Qaaf: 16)

Dalam kajian budaya kerja Islami tentang kejujuran, pernah terjadi suatu dialog antara Khalifah Umar bin Abdul Aziz dengan seorang anak gembala yang sedang menggembala ternak tuannya. Dialog tersebut seperti menjadi mitos yang melegenda, yang menjadi perlambang seorang anak manusia yang memegang teguh kejujuran yang diilhamkan oleh surah Al-Qaaf ayat 16 tersebut.

Ringkasan dialog tersebut adalah sebagai berikut:

Kh: Wahai gembala bagaimana kalau 1 ekor domba yang kamu gembalakan itu saya beli?

AG: Mohon maaf tuan, saya hanya diamanahi untuk menggembalakan dan tidak untuk dijual.

Kh: Bagaimana kalau 1 ekor itu saya beli dengan harga 10 kali harga pasar?

AG: Amanah adalah harga diri saya dan tidak bisa dibeli dengan uang.

Kh: Kambing gembalaan itu begitu banyak, kalau hanya 1 satu ekor tidak ketahuan. Kamu katakan saja dimakan serigala…

AG: (Dengan perasaan kesal) fa ainallah (di mana Allah)…

Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah orang yang saleh. Ia sebetulnya tidak benar-benar ingin membeli, tetapi hanya menguji kejujuran anak gembala itu. Hasil uji itu tersebut membuat Khalifah Umar bin Abdul Azizi bangga dengan sikap jujur yang menjadi integritas anak gembala itu. Masih adakah orang seperti itu di zaman sekarang ini?

Dengan demikian seorang pemimpin harus memiliki sifat jujur agar ia dipercaya oleh orang-orang yang dipimpinnya dan stakeholder (pihak-pihak yang terkait)-nya. Kalau seorang pemimpin kehilangan kepercayaan dari orang-orang yang dipimpinnya dan stakeholdernya gara-gara tidak jujur, maka ketaatan orang-orang yang dipimpinnya dan sikap stakeholdernya sudah diliputi rasa dongkol dan tidak ikhlas lagi mengikuti petunjuk atau perintahnya, serta berdampak pada kekecewaan. Akhirnya cepat atau lambat ia akan ditinggalkan oleh orang-orang yang dipimpinnya dan stakeholdernya.*/Sudirman STAIL (sumber buku: Manajemen Bisnis Syari’ah, penulis: Prof. Dr. H. M. Ma’ruf Abdullah, SH., MM)

 

HIDAYATULLAH

Penyebab Hidup Terasa Berat

ALHAMDULILLAH. Puji dan syukur kita hanya kepada Allah Swt, Dzat Yang Maha Kuasa atas seluruh alam dan atas segala kejadian. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Saudaraku, masalah terbesar kita adalah kurang yakin kepada Allah Swt. Orang yang yakin kepada Allah akan merasakan bahwa hidup ini jauh lebih ringan. Kalau kita merasa hidup ini terasa berat, maka kita perlu introspeksi diri. Salah satu penyebab hidup terasa berat adalah kalau cita-cita kita hanya urusan duniawi; harta, pangkat, jabatan, popularitas, pujian makhluk dan sebagainya.

Padahal sesungguhnya dunia ini tidak ada apa-apanya, maka tidak heran dunia bisa didapatkan siapa saja bahkan orang yang sangat banyak maksiat sekalipun. Dunia ini sudah sempit, sedikit, tidak berharga, namun diperebutkan, maka orang-orang yang memperebutkannya pasti akan merasakan betapa berat hidupnya.

Oleh karena itu, jika kita ingin hidup di dunia ini terasa ringan, maka jadikanlah akhirat sebagai cita-cita. Allah Swt. berfirman, “Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS. Al Anam [6] : 32)

Jadi, kita ini sebenarnya bukan penduduk asli dunia, kita ini penduduk asli akhirat, kita ini keturunan para penghuni surga yaitu nabi Adam dan siti Hawa. Dan, ke akhirat kita pasti akan kembali. Saat ini kita di dunia hanya mampir sebentar saja.

Allah Swt. berfirman, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al Qoshosh [28] : 77)

Akhirat adalah tujuan kita, dunia adalah persinggahan dan tempat kita mengumpulkan bekal dengan cara berbuat baik, beramal sholeh, pantang zholim. Inilah yang akan membuat hidup kita terasa ringan, mantap dan ajeg karena cita-cita kita besar, agung dan jelas. Semoga Allah Swt. mengumpulkan kita kembali di akhirat dalam keadaan bahagia, sejahtera di surga-Nya. Aamiin yaa Robbalaalamiin.

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

[smstauhiid]

Kita Hanya Nebeng

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. Semoga Allah Yang Maha Mengetahui segala kejadian, yang tersembunyi maupun yang terang, menggolongkan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang husnul khotimah. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Kalau kita memakai motor yang bagus, masih baru dan mulus, apalagi helm dan jaketnya juga bagus dan mahal, maka saat mengendarainya boleh jadi kita merasa semua yang ada di pinggir jalan melihat kagum ke arah tidak. Padahal mungkin mereka tidak begitu. Kalau kita tinggal di perumahan yang elit, gerbangnya dijaga satpam 24 jam, tamu yang masuk ke perumahan ini harus lapor dahulu, maka saat kita memasuki perumahan ini mungkin ada rasa hebat di hati kita saat kita tahu bahwa ada orang lain yang melihat kita.

Padahal kendaraan kita nyicil. Rumah kita pun nyicil. Dan belum lunas. Sedangkan selama cicilan itu belum lunas, kendaraan atau rumah tersebut belumlah milik kita. Akan tetapi, rasa ujub, takabur, dan sombongnya sudah jauh melampaui apa yang sesungguhnya terjadi. Demikian juga kalau kita merasa terhormat di depan manusia hanya karena profesi kita. Padahal lulus dari perguruan tinggi luar negeri dengan hanya lulus dari sekolah dasar dalam negeri, itu tidak menentukan tingkat kemuliaan seseorang.

Saudaraku, kalau dalam hidup ini harta, pangkat, jabatan, rumah, kendaraan, gelar bisa membuat kita ujub dan sombong, maka hidup kita sangatlah dangkal. Betapa hidup kita tidak bernilai jika hanya menjadikan perhiasan dunia sebagai tolak ukur kemuliaan. Sungguh konyol jika kita merasa terhormat oleh bungkus, sedangkan terhadap isi kita abai. Tidakkah kita sadar bahwa semua itu tiada lain hanyalah titipan dari Allah Swt. Bahkan kita hidup di dunia pun hanya nebeng saja, dan alam semesta ini mutlak adalah milik Allah Swt. Lantas apa yang pantas kita sombongkan sebenarnya? Tidak ada sedikitpun.

Di dalam Al Quran terdapat hikmah yang sangat besar terkandung dalam nasehat Luqman kepada putranya. Allah Swt. berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Lukman [31]: 18)

Kehidupan kita adalah karunia dari Allah. Hanya Allah yang mencukupi rezeki kita, melimpahi kita dengan berbagai karunia-Nya. Bumi ini hanya milik Allah, sedangkan kita hanya nebeng sementara dan hanya sebentar saja. Semoga kita bisa mengisi masa hidup kita yang sebentar ini dengan amal ibadah kepada Allah Swt. dan semoga kita selamat dari kesombongan. Aamiin yaa Robbalaalamiin.

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

[smstauhiid]

Salim A Fillah: 4 Bekal Penting Harus Dimiliki Orang yang Berhijrah

Pesan itu disampaikan Salim beberapa hari setelah salah seorang artis sempat menjadi buah bibir masyarakat, gara-gara artis itu kembali terjun ke dunia hiburan pasca pengakuan hijrahnya dari panggung hiburan tahun 2015 lalu.

 

Tema tentang hijrah beberapa hari ini diketahui sempat menjadi pembicaraan hangat di tengah masyarakat.

Terkait hijrah, penulis buku-buku ternama, Salim A Fillah, menyampaikan pesan khusus kepada khalayak.

“Bagi orang yang berhijrah, ada 4 bekal penting yang harus dimiliki,” ujar Salim dalam untaian nasihat yang disampaikan pada suatu perjalanannya di sebuah perairan.

Bekal pertama, kata sosok dai muda ini, adalah at-tadhiyah, yaitu keberanian berkorban.

“Kedua, at-tawakkal, keberanian untuk hanya bersandar kepada Allah,” tambahnya yang tampak duduk di atas perahu, disampaikan ke publik melalui video yang diunggah pada Senin (07/08/2017) lewat akun terverifikasinya di media sosial.

Bekal ketiga adalah at-ta’allum, keberanian untuk terus belajar.

“Dan yang keempat, at-tawadhu’, keberanian untuk rendah hati,” imbuhnya.

Dalam ceramah singkatnya itu, Salim menekankan nasihatnya pada poin pertama, yaitu keberanian berkorban dalam berhijrah.

Penulis buku Jalan Cinta Para Pejuang ini menjelaskan, dalam hijrah, selalu ada yang harus ditinggalkan.

“Bisa jadi sesuatu-sesuatu yang sangat dicintai, atau sesuatu yang memberi kenyamanan, atau sesuatu yang sangat menjadi hal yang kita sandari selama ini,” ungkapnya mencontohkan.

Ia pun menceritakan penggalan kisah hijrah salah seorang Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Abdurrahman bin Auf ketika di Madinah dalam hijrahnya, dia meninggalkan segala sesuatu di Kota Makkah.

“Yang hebat dari Abdurrahman bin Auf, ketika sampai di Madinah, ditawari rumah, ditawari istri, ditawari kebun pun, ditolak,” tutur Salim.

Penolakan itu, menurut Salim, demi Abdurrahman bin Auf mendapatkan hijrah yang sempurna.

“Dan demi mengikat jiwanya untuk nanti hanya bersandar kepada Allah Subhanahu Wata’ala,” imbuh Salim, lantas mengucapkan, “Selamat berhijrah!” sebagai pesan pamungkas.

Video itu diunggah akun Twitter @salimafillah beberapa hari setelah salah seorang artis sempat menjadi buah bibir masyarakat, gara-gara artis itu kembali terjun ke dunia hiburan pasca pengakuan hijrahnya dari panggung hiburan tahun 2015 lalu.*

 

HIDAYATULLAH

 

 

————————————————–
Download-lah Aplikasi CEK PORSI HAJI dari Smartphone Android Anda agar Anda juga bisa menerima artikel keislaman ( termasuk bisa cek Porsi Haji dan Status Visa Umrah Anda) setiap hari!