Bolehkah Menggunakan Produk Orang Kafir?

PERLU diketahui, sebagaimana kaedah yang digariskan oleh para ulama bahwa hukum asal segala barang adalah halal dan boleh digunakan. Oleh karena itu, barangsiapa yang menyatakan bahwa makanan A, minuman B, pakaian C itu haram, dia harus mendatangkan dalil shahih dari Allah dan Rasul-Nya. Jika tidak ada dalil yang menunjukkan haramnya, maka barang-barang tersebut kembali ke status asalnya yaitu halal dan boleh digunakan.

Oleh karena itu, boleh bagi kita menggunakan produk orang datang karena tidak ada dalil dalam Al Quran atau pun dari hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang menunjukkan terlarangnya hal ini. Bahkan ada terdapat beberapa bukti bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga pernah menggunakan produk orang kafir dan ini menunjukkan bolehnya hal ini. Bukti tersebut di antaranya:

[Pertama] Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah memakai baju buatan Yaman sebagaimana dalam hadits Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika sakit, beliau keluar memakai baju qithriyyah (yaitu baju bercorak dari Yaman yang terbuat dari katun) (Lihat Mukhtashor Asy Syamail hal. 49. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa riwayat ini shahih). Perlu diketahui bahwa kebanyakan penduduk Yaman ketika itu adalah orang-orang kafir.

[Kedua] Diceritakan pula bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah menggunakan khuf buatan Habasyah (Ethiopia) yang ketika itu adalah negeri kafir. Hal ini sebagaimana diceritakan oleh Buraidah: “Raja Najasyi pernah memberi hadiah pada Nabi shallallahu alaihi wa sallam dua buah khuf yang berwarna hitam yang terlihat sederhana, kemudian beliau menggunakannya dan mengusap kedua khuf tersebut.” (Lihat Mukhtashor Asy Syamail hal. 51. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa riwayat ini shahih)

 

INILAH MOZAIK

Kisah Berziarah ke Gua Hira Pada Hari Ini

JABAL AL-NUUR, atau Gunung Cahaya, adalah salah satu bukit paling terkenal di bumi. Pentingnya sejarah terletak pada fakta bahwa ayat-ayat pertama Alquran diturunkan ke Nabi Muhammad SAW di dalam sebuah gua di puncak bukit ini di pinggiran kota Makah.

Malaikat Jibril muncul dihadapan Muhammad (saw) dan memintanya untuk membaca. Saat itu di bulan Ramadhan tahun 610 Masehi.

“Bacalah! Atas nama Tuhanmu yang telah menciptakan,” Gabriel mengatakan kepada Muhammad, seorang Arab yang kala itu berusia 40 tahun dan tidak tahu membaca atau menulis. Dan kata-kata ‘Iqra’ (bacalah) bergema di seluruh dunia dari puncak gunung itu, serta mengubah jalannya sejarah manusia dan menghasilkan peradaban terbesar.

Jabal Al-Noor, yang sangat penting bagi umat Islam, merupakan daya tarik utama bagi peziarah dari seluruh dunia yang datang ke Makkah untuk melakukan ibadah haji tahunan serta ziarah umrah yang bisa dilakukan sepanjang tahun.

Gunung yang terletak sekitar 5 km timur laut Masjidil Haram di Makkah, mendapat namanya karena pencerahan yang terjadi di kalangan orang-orang kafir Arabia oleh wahyu Ilahi yang dimulai di gua di puncaknya 1.450 tahun yang lalu.

Banyak peziarah mendaki bukit curam ini untuk mengunjungi Gua Hira (Ghar Hira dalam bahasa Arab) tempat Muhammad biasa meluangkan waktu untuk khalwat sebelum kenabiannya. Gunung ini tingginya tidak mencapai 640 meter (2.100 kaki), namun mendaki sangat berat dan membutuhkan waktu hampir dua jam bagi setiap orang yang sehat agar sampai ke puncak.

Ghar Hira adalah sebuah gua kecil dengan panjang kurang dari 4 meter dan lebarnya lebih dari satu setengah meter. Hanya cukup untuk lima orang untuk duduk.

Jalan menuju kaki gunung itu kini cukup sempit dan terus diganggu oleh kemacetan lalu lintas. Serentetan bunyi klakson  yang sering terjadi oleh pengendara mobil  menyebabkan suara berisik atau suasana tidak nyaman pada orang-orang yang tinggal di jalanan yang menuju lingkungan sekitar itu.

Banyak pengunjung yang menyatakan kekecewaannya atas kelalaian pihak berwenang setempat untuk membangun jalan yang lapang yang akan dapat secara lelausa membawa pengunjung ke kaki gunung yang terkenal ini.

Mohammed Arshad, seorang peziarah Pakistan, mengatakan bahwa kemacetan lalu lintas di daerah tersebut seringkali mencegah pengunjung untuk bergabung dengan kelompok mereka dan mencapai tujuan mereka.

“Jabal Al-Noor adalah salah satu situs sejarah terpenting di Makkah dan kami berharap pemerintah Saudi akan lebih memperhatikannya,” katanya kepada Saudigazette.com.

Lalu apa yang membedakan Jabal Al-Noor dari gunung lainnya yang ada di sekitar Makkah? Jawabnya adalah ‘mahkota’  atau gambar puncaknya yang tampak aneh. Inilah yang membuatnya terlihat seperti dua gunung di atas satu sama lain.

Puncak gunung itu adalah salah satu tempat yang paling sepi di Makkah. Dan suasana ini semakin teruasa bila ada gua di dalam yang menghadap ke arah Ka’bah itu.

Orang akan bertanya-tanya bagaimana Nabi bisa mendaki gunung yang curam ini berkali-kali dan tinggal di atas selama beberapa hari dalam kondisi iklim Arab yang tidak menguntungkan pada saat itu.

“Sungguh menakjubkan untuk diingatkan akan pengorbanan yang dilakukan oleh KhadIJAH, istri tua Muhammad yang mendaki gunung dengan membawa bekal kepada suaminya setidaknya sekali sehari selama ‘masa pengasinganny’a di dalam gua Hira itu,” kata pengunjung lain.

Arshad mendesak pihak berwenang untuk memperluas jalan menuju ke gunung dan membangun tempat parkir bagi kendaraan yang membawa pengunjung.

Seorang penduduk distrik tersebut mengatakan bahwa sejumlah besar bus yang membawa ribuan peziarah datang ke daerah tersebut pada musim puncak seperti Haji dan Ramadan. “Bus ini tidak menemukan tempat parkir di kaki gunung dan para pengemudi membiarkan mereka diparkir di depan rumah kami, sehingga menimbulkan masalah bagi warga,” katanya.

“Kami telah menghadapi masalah ini selama bertahun-tahun,” katanya dan mendesak pihak berwenang untuk menemukan cara untuk menyelesaikan masalah dengan cepat.

“Mendaki gunung yang terjal bukanlah tugas yang mudah. Perlu banyak energi dan daya tahan, “kata Arshad, seorang peziarah asal Pakistan, seraya menambahkan bahwa banyak orang yang hanya bisa duduk di kaki bukit karena tak mampu memanjat lebih jauh.

Beberapa orang mengatakan bahwa pihak berwenang Saudi, khususnya Komisi Pariwisata dan Warisan Budaya Saudi, hendaknya dapat merawat bukit bersejarah ini dengan baik dan membangun sarana transportasi modern seperti sistem mobil kabel agar pengunjung dapat mencapai puncaknya tanpa kesulitan.

Yang lain meminta pemerintah kota untuk secara teratur menghapus tumpukan sampah yang menumpuk di tempat itu dan juga di sepanjang jalan menuju ke bukit.

“Kami tidak melihat upaya pihak berwenang setempat untuk mengurus tempat ini dengan baik meskipun memiliki kepentingan historis,” kata satu pengunjung.

Namun, Walikota Makkah, Osama Al-Bar, menegaskan bahwa pemerintah kota memastikan kebersihan daerah tersebut. Ada juga rencana, katanya, untuk pengembangan pusat pengunjung di dekat bukit untuk menjelaskan kepada orang-orang tentang sejarah dan artinya.

Kehadiran sejumlah besar pengemis di tangga menuju puncak bukit merupakan gangguan bagi para pengunjung, menciptakan citra buruk tempat itu. Para pengemis termasuk orang tua, orang buta, orang-orang lumpuh dan orang-orang dengan berbagai cacat lainnya.Beberapa orang asing yang tidak berdokumen tinggal di tempat yang membantu pengunjung mendaki bukit dan memperluas berbagai layanan lainnya kepada mereka.

“Jabal Al-Noor patut mendapat perhatian khusus,” kata pengunjung Jalal Ihsan, warga yang tinggal di sekitar wilayah itu.
“Pihak berwenang harus membangun jalur yang tepat ke puncak gunung sehingga orang-orang dapat mengunjungi ‘Ghar Hira’ dengan mudah,” katanya sambil meminta komisi pariwisata untuk menunjuk pemandu wisata untuk menjelaskan pentingnya sejarah tempat tersebut kepada pengunjung

Abdullah Sulaiman juga menekankan perlunya membangun sistem cable car untuk membawa pengunjung ke puncak gunung dan kembali tanpa kerumitan. “Ini juga akan memecahkan banyak masalah lainnya,” katanya.

Warga yang tinggal di daerah tersebut mendesak badan keamanan untuk terus mengawasi aktivitas pekerja ilegal yang mengeksploitasi pengunjung. Beberapa dari mereka bertindak seperti pembersih tangga menuju ke puncak bukit sementara yang lain mengklaim sebagai pembuat jalur dan hidup dari hasil penangkapan para peziarah. Sebagian lagi tinggal di sana sambil menjual air dan biji-bijian untuk memberi makan burung merpati.

Setiap tahun, banyak orang memaksa gunung mereka untuk mengabaikan kondisi iklim padang pasir yang keras untuk melihat tempat di mana Nabi tercinta mereka pertama kali menerima wahyu surgawi.

Aktivitas para pengunjung akan sampai ke lokasi gua Hira sangat berbeda dari yang dialami Nabi. Sekarang kini sudah tersedia lebih dari 1.000 anak tangga yang membimbing para peziarah mendaki bukit berbatu menuju gua yang terpencil itu. Sepanjang jalan, pendatanga asal Pakistan menjual air kemasan, cemilan dan teh kepada orang-orang yang kelelahan karena pendakian.

Dari atas bukit itu maka akan tampak hamparan kota Makkah yang tenang. Pemandangang  hotel bintang lima yang megah menjulang ke cakrawala Makkah akan terlihat leluasa dari arah itu.

Lalu apa yang membedakan Jabal Al-Noor dari gunung lainnya yang ada di sekitar Makkah? Jawabnya adalah ‘mahkota’  atau gambar puncaknya yang tampak aneh. Inilah yang membuatnya terlihat seperti dua gunung di atas satu sama lain.

Puncak gunung itu adalah salah satu tempat yang paling sepi di Makkah. Dan suasana ini semakin teruasa bila ada gua di dalam yang menghadap ke arah Ka’bah itu.

Orang akan bertanya-tanya bagaimana Nabi bisa mendaki gunung yang curam ini berkali-kali dan tinggal di atas selama beberapa hari dalam kondisi iklim Arab yang tidak menguntungkan pada saat itu.

“Sungguh menakjubkan untuk diingatkan akan pengorbanan yang dilakukan oleh KhadIJAH, istri tua Muhammad yang mendaki gunung dengan membawa bekal kepada suaminya setidaknya sekali sehari selama ‘masa pengasinganny’a di dalam gua Hira itu,” kata pengunjung lain.

 

REPUBLIKA/IHRAM

Non-Muslim Sedekah, Apa Mereka Peroleh Pahala?

JIKA ada non-muslim memberi sedekah, apa akan mendapat pahala dan balasan akhirat? Coba renungkan dua hadits berikut:

Dari Jabir radhiyallahu anhu, dia berkata, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah memasuki kebun Ummu Mabad, kemudian beliau bersabda, “Wahai Ummu Mabad, siapakah yang menanam kurma ini, seorang muslim atau seorang kafir?” Ummu Mabad berkata, “Seorang muslim.” Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu dimakan oleh manusia, hewan atau burung kecuali hal itu merupakan shadaqah untuknya sampai hari kiamat.” (HR. Muslim, no. 1552)

Pada riwayat Muslim yang lain disebutkan, “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman melaikan apa yang dimakan dari tanaman tersebut akan menjadi sedekah baginya. Apa yang dicuri dari tanaman tersebut merupakan sedekahnya. Apa yang dimakan oleh binatang buas dari tanaman tersebut merupakan sedekahnya. Apa yang dimakan oleh seekor burung dari tanaman tersebut merupakan sedekahnya. Tidaklah dikurangi atau diambil oleh seseorang dari tanaman tersebut kecuali merupakan sedekahnya.” (HR. Muslim, no. 1552)

Imam Nawawi rahimahullah berkata mengomentari hadits di atas, “Di dalam hadits tersebut terdapat keutamaan menanam dan mengolah tanah, dan bahwa pahala orang yang menanam tanaman itu mengalir terus selagi yang ditanam atau yang berasal darinya itu masih ada sampai hari kiamat.”

Hal ini berbeda dengan sedekah jariyah. Tanaman yang disebut di atas tidak dimaksudkan (diniatkan) sebagai sedekah jariyah. Lihatlah tanpa keinginan dari pemiliknya atau ahli warisnya, tetap jadi amal yang pahalanya terus mengalir. Juga kata Imam Nawawi hadits ini menunjukkan bahwa pekerjaan yang terbaik adalah bertani. Juga kata beliau bahwa pahala dan balasan akhirat hanya ditujukan khusus untuk kaum muslimin. Faedah lainnya lagi, seseorang dapat pahala ketika sesuatu yang miliki dicuri, dimakan oleh binatang ternak atau burung, dan semacamnya. (Lihat Syarh Shahih Muslim, 10: 195)

Kesimpulan dari Imam Nawawi dari perkataan di atas: PAHALA DAN BALASAN AKHIRAT hanya ditujukan khusus untuk kaum muslimin (bukan orang kafir). Sungguh prihatin saja, saat ini sebagian pondok pesantren Islam malah membiarkan non-muslim masuk di tengah-tengah mereka untuk memberi bantuan. Yang mengherankan, non-muslim diagungkan bak pahlawan, padahal masih banyak saudara mereka yang muslim yang bisa membantu.

Kami doakan, moga Allah beri hidayah. Semoga jadi renungan. [Muhammad Abduh Tuasikal]

 

INILAH MOZAIK

Merindukan Rasulullah

Alkisah, beberapa tahun setelah Nabi SAW wafat, Abdullah bin az-Zubair (Ibnu az-Zubair), ke ponakan Aisyah RA, pernah bertanya kepada bibinya itu. “Wahai Bibi, beri tahu aku tentang hal paling istimewa yang engkau dapati dalam diri Nabi Muhammad?”

Saat ditanya itu, Aisyah diam, tidak langsung menjawab. Air matanya mulai mengalir. Dia pun menangis seseng gu kan, begitu menyayat hati, hingga Ab dullah bin az-Zubair berpikir mung kin dia bertanya pada momen yang tidak tepat. Ia pun berkata, “Bibi, kalau eng kau tidak bisa menjawab sekarang tidak apa-apa.”

Di sela-sela tangisnya, Aisyah kemudian berkata, “Aduhai betapa rindunya hati ini dengan beliau. Aku be gitu rindu dengan beliau.” Selan jutnya ia berkata, “Wahai keponakanku, engkau bertanya kepadaku tentang hal paling istimewa yang aku dapati dalam diri beliau, aku tak tahu bagaimana menjawabnya karena seluruhnya yang ada dalam diri beliau adalah istimewa.” Dalam kisah lain, Aisyah juga pernah ditanya seseorang mengenai akhlak suaminya, lalu ia menjawab, “Akhlak beliau adalah Alquran.” Orang itu bertanya lagi, “Apa maksudnya?”

Aisyah menjawab, “Alquran ber cerita tentang orang-orang yang sabar. Ketahuilah, beliau adalah orang paling sabar di dunia. Ketika Alquran bercerita tentang orang-orang yang shalat khu syuk, maka beliau adalah orang yang paling khusyuk shalatnya. Ketika Al qur an memerintahkan ten tang sede kah, ikhlas, memaafkan siapa saja yang ber salah, maka beliau adalah orang yang paling dermawan, ikhlas, dan pe maaf. Andai kata ada orang yang tidak membaca Alquran sekalipun, me lihat beliau saja dia bisa memba yang kan isi Alquran itu seperti apa.”

Nabi SAW memang telah wafat, te tapi kerinduan akan beliau tidak pernah le nyap dalam diri orang-orang terde kat nya, terutama istrinya, Aisyah. Ke rinduan yang membangkitkan lagi gairah untuk mengikuti dan mene ladani akhlak beliau dalam kehidupan.

Semua yang dilakukan Nabi adalah istimewa karena beliau adalah ejawan tah Alquran dan selalu berada dalam bim bingan Allah. Karena itu, Allah me ngatakan bahwa orang yang menga ku mencintai Nabi perlu mem buktikannya dengan mengikuti beliau, “Katakanlah (Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah men cintaimu dan mengampuni dosa-dosa mu.’ Allah Maha Pengam pun, Maha Penyayang.” (QS Ali Imran [3]: 31).

Orang yang benar-benar merin dukan Nabi adalah orang yang tidak hanya mengingat atau menyebutnyebut nama beliau, tetapi yang lebih penting juga adalah meneladani akhlak luhur dan mengikuti ajaran Rasulullah secara kafah. Seseorang belum dikatakan merindukan Nabi SAW jika perilakunya justru berlawanan dengan akhlak luhur beliau. Wallahu a’lam.

 

Oleh: Fajar Kurnianto

REPUBLIKA

Din: Saat ini Kondisi Umat Islam Alami Guncangan Cukup Besar

Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban Prof Din Syamsuddin mengatakan, keharmonisan antar umat beragama sangat diperlukan untuk menjaga kesatuan negara. Menurut dia, keadaan umat Islam saat ini sedang mengalami guncangan yang cukup besar, dimana konflik bersenjata terjadi di beberapa negara yang mayoritas berpenduduk Muslim, seperti di Arab.

Lebih jauh lagi, hubungan antara negara-negara muslim juga kerap tidak harmonis. “Indonesia sendiri saat ini menjadi harapan dunia untuk bisa menjadi penyangga dari keruntuhan dunia Islam,” ujar dia, dalam keteragannya yang diterima Republika.co.id, kemarin.

Untuk itu, kata Din, perlu dilakukan peningkatan komunikasi antarumat demi menjaga kerukunan yang selama ini telah terbangun dengan baik.

Penegasan Din itu disampaian saat bertemu dengan Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah. Dalam pertemuan tersebut dibahas keberagaman umat beragama di wilayah Aceh.

Menurut Nova, keberagaman umat beragama di Aceh akan terus dibina mengingat terdapat umat agama lain yang hidup berdampingan di Aceh. Langkah antisipatif tersebut perlu dilakukan demi terciptanya kehidupan harmonis di semua lapisan masyarakat serta mencegah terjadinya perpecahan.

“Kita menyadari dalam periode tertentu ada kalanya hubungan ini terjadi pasang-surut. Potensi dis-harmonisasi tidak hanya menyangkut perbedaan, tetapi juga karena perbedaan persepsi dalam melihat sebuah regulasi,” ujar Nova.

Wagub mencontohkan, isu penyebaran ajaran sesat, atau konflik antar umat beagama seperti yang terjadi di Aceh Singkil beberapa waktu lalu bisa dijadikan pengalaman berharga. “Kita jadikan hal yang bisa menimbulkan sebuah antisipasi kejadian di masa yang akan datang dan tentu banyak lagi pengalaman untuk dijadikan bahan diskusi agar hal-hal tidak baik antar umat beragama bisa kita hindari, ujarnya.

 

REPUBLIKA

Ketika Rasulullah Menjahit Pakaian dan Perbaiki Sandal

Sikap Teladan Rasululah sallallahu alaihi wasallam di kehidupan sehari-hrinya.
Rasulullah sallalllahu alaihi wasallam adalah utusan Allah subahanhau wa ta’ala yang diberikan tugas yang berat, yaitu menegakkan Islam di dunia ini. disamping beliau adalah seorang Rasul, Rasulullah juga memiliki sikap dan akhlak yang sempurna yang membuat takjub dan pantas untuk diteladani.

Walaupun begitu, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam adalah seorang manusia. Memiliki tugas yang berat, Rasulullah tidak pernah melupakan perannya dalam keluarga. Beliau membantu istri-istrinya dalam rumah tangga, beliau juga bersosialisasi denga lingkungan sekitar.

Dari sikap teladannya ini mengajarkan kaum Muslim agar semua pekerjaan yang ada di dunia  tidaak boleh menghalangi dirinya melakukan pekerjaan kecl yang sangat bernilai dan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Dalam buku Teladan Rasulullah yang ditulis oleh Dr. Ahmad Hatta, disebutkan beberapa sikap teladan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam yang menjadi sunnah dan mendatangkan pahala bila dikerjakan, di antaranya:

1. Melakukan pekerjaan rumah.

Aisyah meriwayatkan, “Aku pernah ditanya tentang apa yang telah diperbuat Rasulullah sallallahu alaihi wasallam di rumhnya.” Aisyah menjawab, “Rasulullah senantiasa melakukan pekerjaan rumah tangga (membantu urusan rumah tangga). apabila waktu shalat tiba, maka beliau pun keluar untuk shalat.”(HR. Bukhari)

2. Menjahit pakaian dan memperbaiki sandal.

Aisyah meriwayatkan, bahwa ia ditanya tentang apa yang dilakukan Rasulullah di rumahnya. ‘Aisyah menjawab. “Beliau menjahit pakaiannya dan memperbaiki sandalnya sendiri.”
Aisyah menambahkan, “Beliau juga senantiasa mengerjakan apa yang dikerjakan para lelaki di rumah mereka.”(HR. Ahmad)

3. Mengunjungi Anak Kecil Yang Sakit.

Anas bin Malik radhiyallahu anhu meriwayatkan, “Dahulu ada seorang anak laki-laki Yahudi yang senantiasa melayani Rasulullah sallallhu alaihi wasallam kemudian ia pun sakit. Lalu Rasulullah pun datang menjenguknya kemudia duduk disebelah kepalanya dan bersabda kepadanya, ‘Masuk Islamlah’ Anak Yahudi itu melihat kea rah bapaknya sementara bapaknya itu berada di sisinya. Lalu, bapaknya berkata kepadanya, ‘Patuhilah Abu al Qasim (Rasulullah sallallahu alaihi wasallam)’. Akhirnya anak Yahudi itu pun masuk Islam. kemudian, Rasulullah keluar seraya bersabda, ‘Segala puji bagi Allag yang telah menyelamatkanya dari api neraka.” (HR. Bukhari)

 

REPUBLIKA

Pembesar Romawi Akui Kehebatan Rasulullah

Rasulullah sallallahu alaihi wasallam adalah teladan bagi umat-Nya. Beliau adalah orang yang paling sempurna akhlaknya. Santun, ramah, tidak pernah berdusta kepada siapa pun. Para sahabatnya sangat menghormati beliau, bahkan musuh pun menghormatiinya.

Dalam buku Teladan Muhammad yang ditulis oleh Dr. Ahmad Hatta diceritakan seorang musuh, yaitu Heraklius pemimpin bangsa Romawi saat itu, mengakui kehebatan dan keagungan dari Rasulullah sallalllahu aaihi wasallam.

Dikisahkan dari Abu Sufyan bin Harb, “Heraklius menerima rombongan dagang Quraisy yang sedang melakukan ekspedisi dagang ke negri Syam pada masa berlakunya perjanjian antara Rasulullah sallallahu alihi wasallam dan Abu Sufyan dan orang-orang kafir Quraisy.

Kemudian, kafilah dagang itu menemukan Heraklius di Eliya. Maka, Heraklius pun mengundang mereka ke istananya. Saat itu, Heraklius sedang bersama para pembesar Romawi. Heraklius memanggil rombongan dagang Quraisy  dan seorang penerjemah. Keraklius berkata kepda penerjemahnya. ‘Siapa di antara kalian yang paling dekat hubungan kekelurgaanya dengan orang yang mengaku nabi itu?’”

Abu Sufyan menjawab, “Akulah orang yang paling dekat hubungan kekeluargannya dengan dirinya,”. Heraklius berkata pada penerjemahnya, ‘Dekatkanlah ia dan teman-temannya kepadaku.’ Mereka pun meletakkan orang-orang Quraisy di belakang Abu Sufyan.

Lalu, Heraklius berkata kepada penerjemahnya, ‘Katakan kepadanya, aku bertaya kepadanya tentang lelaki yang mengaku sebagi nabi itu. Jika kalian berbohong keepadaku, maka kalian orang-orang Quraisy harus mendustaknnya.’. Demi Allah, kalau bukan karena rasa malu akibat tudingan pendusta yang akan mereka lontarkan padaku (kalau berbohong), pastilah aku berdusta kepadanya.’”

Heraklius bertanya lagi, ”Apakah kalian pernah mendapati ia berdusta sebelum ia menyampaikan apa yang dikatakannya itu?. Abu Sufyan menjawab, ‘Tidak pernah.’ Heraklius bertanya lagi, ‘Apakah ia pernah berlaku curang?’ Dijawab lagi oleh Ab Sufyan, ‘Tidak pernah selama kami bergaul dengannya, ia tidak pernah melakukan itu.”

Heraklius bertanya lagi, “Apakah kalian memeranginya?’ Abu Sufyan menjawab. ‘Ya.’ Ia bertanya lagi, ‘Bagaimana peperangan yang terjadi di antara kalian?’ Abu Sufyan menjawab, ‘Perang yang terjadi sangat banyak. Terkadang ia mengalahkan kami dan terkadang pun kami yang mengalahkannya.’

Heraklius bertanya lagi, “Apa yag diperintahkanya kepada kalian?’ Abu Sufyan mejawab, ‘Ia berkata kepada kami untuk menyembah Allah semata, janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan tinggalkan apa yang dikatakan nenek moyang kami. Ia juga memerinthakan kamu untuk shalat, menunaikan zakat, berkata jujur, memaafkan, dan menyambung silaturahim.

Lalu, Heraklius berkata kepada penerjemahnya, ‘Seandainya semua yang kamu katakan ini benar niscahya dia akan menguasai kerajaan yang ada di bawah kakiku ini. Sungguh aku telah menduga bahwa Rasulullah sallallahu alaihi wasallam tidak ada di antara kalian saat ini . seandainya aku mengetahui jalan agar dapat menemuinya, tentu aku akan berusaha keras untuk menemukannya, hingga bila aku sudah beada disampingnya, niscahya aku akan membasuh kedua kakinya…..” (HR. Bukhari)

 

REPUBLIKA

Akhlak Rasulullah: Mengubah Musuh Menjadi Kawan

Hal pertama yang diutamakan Rasulullah SAW adalah soal akhlak. Saat ditanya apakah yang harus dilakukan terhadap para tawanan, Rasulullah SAW menjawab, perlakukanlah mereka dengan baik. Jangan menyiksa mereka. Berikanlah makanan dan minuman kepada mereka secara saksama. Di satu sisi, membunuh para tawanan mungkin saja dapat meruntuhkan mental kubu musuh.

Namun, itu bukanlah cara yang dipilih Rasulullah SAW. Pemimpin paripurna ini lebih memilih memaklumkan tebusan kepada pihak musuh untuk menebus beberapa dari mereka.Sejumlah tawanan yang bisa membaca dan menulis justru hanya diperintahkan untuk menebus kebebasannya dengan mengajarkan literasi kepada anak-anak Muslim.

Rasulullah SAW juga menjadikan kemenangan sebagai momentum mengajarkan akhlak kepada umat manusia. Sebelumnya, kaum Quraisy mengalami degradasi moral yang luar biasa karena tidak bisa menggempur kekuatan pasukan Islam. Sebaliknya, kekuatan militer Madinah makin jauh melampaui Makkah.

Pada 20 Ramadhan atau delapan tahun setelah hijrahnya, Rasulullah SAW memimpin sekitar 10 ribu orang pasukan dari Madinah dan sekitarnya untuk bergerak memasuki Makkah. Tidak ada perlawanan yang berarti dari kaum Quraisy.

Mereka yang berpuluh tahun silam menyiksa para pengikut Nabi Muhammad SAW, kini menjadi lemah tak berdaya. Sebagiannya malah ketakutan melihat berduyun-duyun pasukan Islam datang mendekat.

Dengan situasi yang amat menguntungkan itu, apa yang dilakukan Rasulullah SAW? Beliau tidak menunjukkan rasa dendam. Sebaliknya, Rasulullah SAW memaklumkan keselamatan bagi siapa saja yang memasuki Masjid al- Haram dan bahkan rumah Abu Sufyan, seorang pemimpin Quraisy, atau rumah masing-masing.

Setiap orang hanya perlu tinggal dengan selamat di kediamannya sambil menyaksikan langsung betapa besar kini kekuatan umat yang pada awalnya lemah. Sasaran penghancuran Rasulullah SAW hanya satu: berhala-berhala yang selama ini mengotori Rumah Allah.

Melalui tindakannya, Nabi SAW mengajarkan pentingnya pengampunan, alih-alih melanggengkan benci atau dendam. Dengan perkataan lain, mengubah musuh menjadi kawan di dalam bingkai Islam.

 

REPUBLIKA

Yahudi Khianati Nabi

Di Madinah, setelah hijrah dari Makkah, Rasulullah SAW mengadakan perjanjian nonagresi dan konsistensi damai dengan kaum Yahudi. Akan tetapi, bukannya menghormati perdamaian, sebaliknya Yahudi justru menghasut dan memecah belah kaum Muslim.

Pernah suatu ketika, Sayidina Abu Bakar RA mengajak salah satu suku Yahudi untuk masuk Islam. Namun, yang diajaknya menjawab ketus, ”Demi Allah, hai Abu Bakar, sebenarnya bukan kami yang butuh pada Allah. Tetapi, justru Allah yang membutuhkan kami. Bukan kami yang merayu-rayu Allah, tapi justru Allah yang merayu-rayu kami. Kami tidak butuh kepada-Nya, tetapi Dia yang butuh kepada kami. Kalau benar Tuhan kalian kaya, pasti Dia tak akan meminta kami meminjamkan uang kami kepada-Nya, seperti yang dikatakan Muhammad sahabatmu.”

Dengan ucapan itu, si Yahudi menyindir-nyindir firman Allah, ”Siapakah yang mau meminjami Allah dengan cara baik, maka Allah akan menggandakannya berlipat-lipat.” (QS Albaqarah [2]: 245).Mendengar ucapan tersebut, Abu Bakar yang terkenal lembut menjadi sangat marah. Sambil menampar si Yahudi, Abu Bakar berkata, ”Demi Allah, kalau tidak karena adanya perjanjian di antara kita, niscaya sudah aku penggal batang lehermu.”

Kemudian, Abu Bakar mengadukan ucapan si Yahudi kepada Nabi. Lalu, turunlah ayat, ”Allah telah mendengar perkataan mereka yang berucap, ‘Sesungguhnya Allah fakir, sedangkan kami kaya.’ Akan Kami catat semua perkataan mereka dan tindakan mereka yang membunuh para Nabi tanpa hak serta Kami akan katakan kepada mereka, ‘Rasakan siksaan azab pembakaran!” (QS Ali Imran [3]: 181).

Sejarah Islam mencatat, telah berulang kali orang Yahudi menghasut suku-suku mereka yang telah masuk Islam untuk membangkitkan kembali dendam kesumat jahiliyah dahulu. Ada yang berpura-pura masuk Islam, setelah itu mengada-adakan hal yang tidak ada dalam Islam.

Segolongan lain mencoba memojokkan Islam dengan memperdebatkan, menyebarluaskan prasangka, dan menyerang Islam dengan pertanyaan-pertanyaan, ”Apa itu Allah? Apa itu roh? Jika Allah menciptakan mahluknya, siapakah yang menciptakan Allah?”

Dalam peperangan Badar, untuk membuat kaum Muslim menjadi panik, kaum Yahudi mendesas-desuskan Nabi Muhammad SAW telah mati terbunuh. Setelah diketahui Nabi selamat, pihak Yahudi mengirimkan utusan ke Makkah untuk menghasut kafir Quraisy agar memerangi Muhammad kembali

Kini, di saat Israel melakukan tindakan biadab dan pembantaian terhadap saudara-saudara kita di Palestina, kita diwajibkan untuk meringankan penderitaan mereka. Tiap Muslim itu bersaudara. Mereka adalah satu dalam tangan, hati, dan tujuan.

 

Oleh: Alwi Shahab

Disarikan dari Pusat Data Republika

Makanan dan Minuman Favorit Rasulullah

Rasulullah sallallahu alaihi wasallam sederhana dalam hal makanan maupun minuman. Beliau makan jika sesuai seleranya dan membiarkan jika tidak sesuai seleranya tanpa mencelanya. Dan beliau hanya makan yang halal dan thayib (baik bagi kesehatan) dan dan tidak berlebihan.

Dari banyaknya jenis makanan dan minuman Rasulullah sallallahu alaihi wasallam juga mempunyai favoritnya, berikut di antaranya:

1. Minuman yang Manis dan Dingin.

Rasulullah sangat menyukai minuman yang rasanya manis dan dingin.
Dari Aisyah radhiyallahu anha meriwayatkan, “Minuman yang paling disukai Rasulullah adaah minuman yang manis dan dingin.”(HR. Tirmidzi)

2. Makanan yang Manis.
Rasulullah sangat menyukai makan yang manis-manis rasanya, seperti buah-buahan yang manis dan segar.
Dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata, bahwa Rasulullah gemar makanan manis-manis dan madu…”(HR. Bukhari)

3.  Susu 
Rasulullah menyukai susu sebagai makanan dan munimannya. Karena di dalam susu banyak sekali kandungan yang baik untuk tubuh dan bisa membuat kenyang tanpa menyantap makanan. “Tidak ada sesuatupun yang bisa berfungsi sebagai makanan sekaligus minuman selain susu.”(HR. Tirmidzi)

Semua aktivitas dan pola kehidupan Rasulullah memang telah dirancang oleh Allah subhanahu wa ta’ala sebagai teladan yang baik (uswah hasanah) bagi semua manusia. Termasuk dalam pola dan jenis  makanan, minuman beliau yang bertujuan pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Dan pola atau jenis makanan dan minuman seringkali dikaitkan dengan pengobatan. Karena makanan atau minuman adalah penentu proses metabolisme pada tubuh kita. Makanan dan minuman yang baik pasti sehat untuk tubuh kita.
Dan Rasulullah sallallahu alaihi wasallam telah mencontohkannya. Dengan mengikuti pola makan dan minum Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, kita sebenarnya sedang menjalani terapi pencegahan penyakit dengan makanan dan minuman (attadawi bil ghidza).

Disarikan dari Teladan Rasulullah, Maghfirah Pustaka

 

REPUBLIKA