Muhair, Jin yang Diislamkan Rasulullah

ABDULLAH bin Ahbar, atau nama aslinya Muhair bin Ahbar, mungkin tidak bisa benar-benar disebut sebagai sahabat Nabi SAW walau ia termasuk dalam karakteristik sahabat beliau.

Muhair bin Ahbar adalah dari golongan jin yang telah memeluk Islam dan memegang teguh agama tauhid sejak zaman Nabi Nuh AS, Rasul pertama yang diutus oleh Allah SWT untuk menyeru umat dan kaumnya.

Generasi demi generasi dan Rasul berganti Rasul, Ibnu Ahbar ini mengimani para Rasul tersebut termasuk sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Bisa jadi ia termasuk dalam kelompok jin yang mengikuti risalah Nabi SAW sebagaimana disitir dalam Al Qur’an Surah al Jin ayat 1-2.

Muhair bin Ahbar tinggal di Gunung Tursina bersama istrinya, tetapi ia lebih sering berkeliling melang-lang buana layaknya seorang musafir. Suatu ketika ia pulang ke rumah dan didapatinya istrinya sedang menangis. Iapun bertanya, “Kenapa engkau menangis?”

Istrinya yang juga memeluk Islam dan mempunyai kecintaan yang sangat besar kepada Nabi SAW, berkata, “Apakah engkau tidak tahu, sesungguhnya Musfir (salah satu jin kafir yang jahat) telah menjelek-jelekkan Nabi Muhammad SAW sehingga beliau menjadi sedih.

Memang, beberapa waktu sebelumnya telah terjadi peristiwa menggemparkan di Makkah karena berhala milik Walid bin Mughirah, salah seorang tokoh kafir Quraisy, bisa berbicara. Peristiwanya berawal ketika kaum Quraisy ingin menyatukan pendapat dalam menyikapi dakwah Nabi SAW, terutama menjelang dimulainya musim haji. Satu hal yang pasti, mereka menolak dakwah dan ajakan beliau untuk bertauhid, tetapi alasan apa yang tepat dari penolakan tersebut?

Berbagai usul muncul, seperti menyatakan Nabi SAW sebagai dukun, penyair, penyihir, pengacau, dan berbagai usulan lain, bahkan sebagai orang sinting. Walid menolak semua usulan tersebut karena semua itu sangat jauh dengan kenyataan yang ada pada pribadi dan perilaku Nabi SAW. Ketika mereka meminta usulan dari Walid, ia meminta waktu tiga hari untuk memikirkannya.

Dalam tiga hari tersebut, Walid bin Mughirah melakukan penyembahan kepada berhalanya, Hubal secara intensif. Ia tidak makan, minum dan tidur, dan ia juga mengajak anggota keluarganya melakukan hal yang sama. Ia juga memberikan persembahan yang luar biasa. Setelah tiga hari, Walid berkata kepada Hubal, berhalanya, “Demi penyembahan yang aku lakukan dalam tiga hari ini, beritahu aku perihal Muhammad..!!”

Saat itulah jin kafir yang bernama Musfir masuk ke dalam berhala Hubal dan berkata, “Muhammad bukanlah Nabi, jangan kau benarkan perkataannya!!”

Dan beberapa “nasihat” Musfir untuk Walid yang pada dasarnya menjelek-jelekkan Nabi SAW. Walid sangat gembira, dan mengabarkan hal tersebut kepada pemuka kafir Quraisy lainnya. Mereka mengundang Nabi SAW pada keesokan harinya untuk berkumpul di halaman Ka’bah. Nabi SAW datang bersama Abdullah bin Mas’ud. Ketika mereka telah berkumpul semua, mulailah Walid memberi persembahan kepada berhalanya dan menanyakan seperti hari sebelumnya. Musfir segera masuk ke dalam Hubal dan mengatakan perkataan seperti hari sebelumnya. Kaum kafir Quraisy itu bersorak gembira. Ibnu Mas’ud bertanya kepada Nabi SAW, “Wahai Rasulullah, apa yang dikatakan berhala tersebut?”

“Tenanglah Abdullah, sesungguhnya itu setan”

Kembali kepada Muhair bin Ahbar, begitu mendengar penjelasan istrinya, ia sangat marah. Ia mencari jejak si Musfir dan mengejarnya hingga membawanya ke Makkah. Ia berhasil menemukannya di antara Shafa dan Marwah dan membunuhnya di sana.

Nabi SAW dalam perjalanan pulang dengan perasaan gundah dan sedih. Beliau tahu betul bahwa semua itu adalah rekayasa setan terkutuk, tetapi bagaimana cara meyakinkan mereka. Dalam kegundahan tersebut, tiba-tiba beliau bertemu penunggang kuda berpakaian hijau, yang sedang menuntun kudanya mendekati beliau. Setelah dekat, ia mengucapkan salam kepada beliau. Nabi SAW berkata, “Siapa kamu? Salam yang kamu ucapkan sungguh terasa amat indah bagiku?”

“Saya dari bangsa jin, saya telah memeluk Islam sejak jaman Nabi Nuh AS” Kata Muhair bin Ahbar.

Mulailah ia menceritakan pengalamannya sejak melihat istrinya menangis dan cerita tentang beliau bersama Walid, juga pengejarannya terhadap Musfir. Ia juga menceritakan kalau baru saja membunuh Musfir di antara Shafa dan Marwah, kepalanya terpotong dan berada di kandang kuda, sedangkan badannya terbang di antara shafa dan Marwah, menyerupai seekor kambing tanpa kepala. Ia juga menunjukkan pedangnya yang masih berlumur darah Musfir.

Nabi SAW amat gembira mendengar cerita Muhair tersebut, dan mendoakan kebaikan atas apa yang dilakukannya. Beliau kemudian berkata, “Siapa namamu?”

“Muhair bin Ahbar, saya tinggal di Gunung Tursina!!”

Kemudian Muhair berkata lagi, ” Ya Rasulullah, apakah engkau tidak ingin aku mengejek mereka lewat berhala-berhala mereka, sebagaimana mereka telah mengejek engkau.”

“Lakukan saja kalau engkau suka,” Kata Nabi SAW.

Tampaknya kaum kafir Quraisy masih “mabuk kemenangan” dengan peristiwa sebelumnya sehingga mereka mengundang Nabi SAW untuk hadir dalam pertemuan yang sama keesokan harinya. Mereka menghiasi Hubal dengan baju dan berbagai persembahan, kemudian berkata, “Hai Hubal, betapa cerah penglihatanku hari ini jika engkau mengejek Muhammad.”

Muhair yang telah siap di tempat tersebut, segera masuk ke dalam Hubal dan mengeluarkan perkataan yang sangat mengagetkan kaum kafir Quraisy, “Wahai penduduk Makkah, ketahuilah bahwa Muhammad ini adalah Nabi yang haq, agamanya benar, ia mengajak kepada jalan yang benar. Kalian semua dan berhala-berhala kalian ini tidak ada gunanya, jika kalian tidak membenarkan dan mengimaninya, kalian akan berada di neraka jahanam, kekal di dalamnya. Ikutilah Muhammad, ia Nabi Allah, dan mahluk terbaik-Nya.”

Kaum kafir Quraisy terlongong tak percaya, dari “bibir” berhala Hubal yang sama, tetapi sangat jauh berbeda dengan perkataan kemarinnya. Abu Jahal segera tanggap atas situasi tersebut, ia segera bangkit dan mengambil berhala Hubal, kemudian membanting ke tanah hingga pecah berkeping-keping.

Nabi SAW pulang dengan gembira. Beliau juga sempat memberikan nama baru buat Muhair, yakni Abdullah bin Ahbar. Ibnu Ahbar sangat gembira dengan pemberian nama baru oleh Nabi SAW tersebut, ia menyenandungkan syair untuk membanggakan nama barunya dan perjuangannya membela Nabi SAW

 

INILAH MOZAIK

Nasehat Sang Guru

SANG guru malam ini banyak diam. Sepertinya sedang terlarut dalam tafakkur, berpikir mendalam memahami hakikat hidup. Tak berani saya mengganggunya walau hanya sebatas sapa.

Mengganggu kekhusyukan orang beribadah adalah dosa. Saya tunggu saja perkenan beliau untuk memerintah, melarang atau mendiamkan saya. Murid yang baik adalah murid yang ‘sami’na wa atha’na.’

Setelah tertunduk lama beliau menatap saya dan berkata: “Tak usah jauh-jauh kau cari bahagia. Bahagia itu ada dalam dirimu sendiri.” Beliau terdiam lagi. Saya terus menunggu lanjutan dawuhnya. Ilmu hakikat hidup adalah ilmu termahal. Karena itu maka tak banyak yang membeli. Sayapun tak mampu membeli, karenanya terus menunggu perkenan dan kemurahan hati sang guru.

Beliau memandang saya lagi, dan berkata dalam bahasa Arab yang fasih yang artinya “Bahagia itu ditemukan di dua tempat: hati yang menerima dengan rasa cukup akan pemberian dan jiwa yang tenang dengan ketetapan.”

Iya, hanya hati yang merasa cukup dengan apapun yang Allah berikan yang akan merasa nyaman. Hati yang selalu metasa kurang akan menjadi hati yang gelisah. Iya, hanya jiwa yang menerima segala ketetapan Allah dengan tenang yang akan bahagia. Mereka yang senang protes dan mengeluh pasti jiwanya tersiksa.

Beliau lalu menjelaskan cara hati bisa qana’ah dan jiwa bisa menerima semua ketetapan Allah dengan penuh ridla. Sayang, dalam tulisan ini saya tak bisa berpanjang tulisan. Karena juga ingin tafakkur seperti beliau.

 

INILAH MOZAIK

Prestasi, Ketulusan dan Kerendahan Hati Ibnul Jawzi

IBNUL Jawzi adalah seorang alim yang memiliki semangat spektakuler dalam dunia dakwah dan pendidikan. Lebih dari 20.000 orang Yahudi dan Kristen yang masuk Islam melalui beliau. Sungguh luar biasa karena mengenalkan Islam dan menanamkan keyakinan Islam dalam hati banyak orang bukanlah sesuatu yang mudah.

Lebih dari 100.000 orang jahat yang bertaubat sebab dakwah beliau. Ini adalah prestasi lainnya. Menyadarkan orang dan mengantarkannya ke jalan yang lurus bukan urusan mudah pula. Yang mudah adalah mengajak orang untuk menjadi jahat. Wa al-‘iyaadzu bi Allah.

Lebih 2.000 tulisan yang telah dikarang beliau. Menyebar karyanya dibaca banyak ummat. Menulis ribuan kata juga bukan hal mudah. Menulis komentar singkat saja akan status media sosial saja terasa sulit. Mau tidak mau, kita akan berdecak kagum akan kehebatan prestasi ulama ini.

Beliau tak hanya tulus dalam dakwah dan pendidikan, beliau memiliki kepribadian yang santun, tawadlu’, rendah hati. Di suatu saat, beliau berkata kepada para muridnya: “Suatu saat nanti, jika kalian masuk surga dan tidak menemukan saya ada di sana, mohon tanyakan saya kepada Allah ya dan sampaikan kepada Allah ‘ya Allah, ada orang namanya Fulan yang telah mengingatkan kami untuk selalu denganMu, dimana dia.'” Lalu beliau menangis. Semoga Allah memberkahi beliau.

Luar biasa kerendahhatian beliau. Bagaimana dengan kita?

 

INILAH MOZAIK

Merokok di Toilet Cari Inspirasi Produk Setan

KAMAR mandi, toilet adalah tempat setan bersarang. Dari Zaid bin Arqam radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya toilet ini dihadiri setan.” (HR. Ahmad 19807, Abu Daud 6, dan disahihkan Syuaib al-Arnauth).

Setan menyukai kamar mandi karena tempat ini isinya kotoran, di sana tidak ada zikrullah, dan di sana manusia buka aurat. Sehingga setan menyukai tempat semacam ini. Karena itu, kamar mandi, toilet, tidak boleh jadi tempat favorit, apalagi tempat istirahat. Manusia yang hobi berdiam di kamar mandi, atau toilet, berarti fitrahnya perlu diluruskan.

Kepentingan kita di kamar mandi hanya untuk buang hajat atau untuk mandi atau kebutuhan lainnya. Sehingga ketika selesai hajat, agar segera keluar. Untuk itulah, para ulama melarang makan atau minum di kamar mandi.

Imam Ibnu Utsaimin pernah ditanya tentang hukum makan atau minum di kamar mandi. Jawaban beliau,

“Kamar mandi adalah tempat untuk buang hajat saja. Sehingga tidak selayaknya berdiam lama di kamar mandi, kecuali sebatas menyelesaikan hajatnya. Sementara makan dan minum di kamar mandi, menyebabkan seseorang teralalu lama diam di kamar mandi, yang tidak selayaknya dilakukan.” (Majmu al-Fatawa, 11/110)

Semakna dengan ini adalah merokok di kamar mandi. Apalagi untuk mencari inspirasi. Kita khawatirkan, inspirasi produk kamar mandi adalah inspirasi dari setan. Allahu alam. [Ustaz Ammi Nur Baits]

 

INILAH MOZAIK

Ini Tiga Godaan Penghafal Alquran

Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis mengahadiri acara wisuda Khatmil Quran Pondok Pesantren Pandanaran Yogyakarta, Kamis (3/5). Setidaknya ada 1.600 santri penghafal Alquran yang diwisuda dalam acara tersebut.

KH Cholil mengatakan, para wisudawan tersebut merupakan generasi qurani yang diharapkan pada masa yang akan datang. Karena itu, dalam tausiyahnya Kiai Cholil mengingatkan agar penghafal Alquran tersebut melanjutkan studinya untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalannya. Pasalnya, banyak godaan yang akan dihadapi penghafal Alquran di masa yang akan datang.

 

“Kelak mereka bisa menjadi ulama, cendekiawan, dokter, asitek dan lain-lain. Di era sekarang ini banyak godaan bagi pembawa misi Alquran dan pejuang agama Islam,” ujar KH Cholil dalam keterangan tertulisnya, Kamis (3/5).

 

Pertama, yaitu godaan dalam menghadapi arus pemikiran. Karena, pemikiran yang menghantui ajaran Islam saat ini terdapat ekstrimisme, baik yang pemikiran terlalu ke kanan ataupun terlalu ke kiri. “Karena tidak memahami Islam dengan benar sehingga tak bisa menjadi umat yang wasathi maka muncullah muslim libral dan muslim radikal,” ucapnya.

 

Dia menuturkan, pemikir liberal yang terlalu ke kiri seringkali merasa pintar, sehingga salah dalam memahami ayat Alquran. Sementara, pemikir radikal yang ke kanan-kananan memiliki pemahaman literalis dan tekstualis, sehingga tak jarang mengkafirkan yang lain. “Itulah yang menjadi tantangan pertama bagi penghafal Alquran,”  ujarnya.

 

Tantangan kedua, lanjut dia, yaitu terkait dengan persoalan ekonomi. “Kedua, ekonomi yang melilit dalam kehidupan seseorang kadang menjadi lupa dengan Alquran yang telah dihafalnya. Harapannya bagi para penghafal Alquran agar dapat memilih profesi yang seiring dengan kewajiban menjaga Alquran di qalbunya,” katanya.

 

Kemudian, tantangan ketiga bagi penghafal Alquran yaitu tantangan politik. Menurut dia, politik juga menjadi tantangan bahkan hambatan bagi pejuang Islam dan penghafal Alquran. Karena, kesibukan berorganisasi dan berpolitik kerap melalaikan tujuan awal perjuangan.

 

“Awalnya hanya untuk mengimbangi dinamikan sosial, tapi selanjutnya kadang terhanyut iming-iming politik yabg bertolak belakang dengan misi perjuangan yang ada di Alqran. Tak terkecuali penghafal Alqur’an menjadi lupa untuk menjaganya bahkan kadang lengah untuk mengamalkannya,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Cendikia Amanah Depok ini.

 

REPUBLIKA

MUI: Alquran tak Ajarkan Melakukan Bom Bunuh Diri

Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis, menegaskan Alquran tidak mengajarkan perbuatan keji. Hal tersebut ia sampaikan menanggapi bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur, Ahad (13/5) pagi.

“Islam melarang melakukan sesuatu yang merusak diri sendiri, apalagi sambil membahayakan bahkan membunuh yang lain,” ujar Kiai Cholil kepada Republika.co.id, Ahad.

Kiai Cholil lantas membacakan ayat alquran surah al-Baqarah ayat 195 yang berbunyi “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”. Ayat tersebut, kata Kiai Cholil, adalah bukti bahwa perbuatan bom bunuh diri dilarang di dalam alquran.

Kiai Cholil mengutuk bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya. Ia menegaskan, agama tidak mengajarkan perjuangan menegakkan kebenaran dengan cara membunuh diri sendiri dan orang lain. Ia berharap pihak terkait segera mengusut tuntas peristiwa tersebut.

Selain itu, Kiai Cholil juga berharap aparat mampu mencegah terjadinya aksi teror ke depannya. “Saya berharap agar kita dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap aksi-aksi teror dan destruktif,” katanya.

Kiai Cholil juga mengimbau masyarakat agar tidak menyebarkan foto atau video kejadian bom bunuh diri. Apalagi, penyebaran tersebut dilakukan tanpa maksud yang jelas.

 

REPUBLIKA

8 Keutamaan Memberi Makan Buka Puasa (5)

ADA beberapa keutamaan memberi makan buka puasa. Ini juga termasuk bagi yang membantu atau menjadi panitia buka puasa karena termasuk dalam orang yang menolong dalam kebaikan.

g) Sedekah akan meredam murka Allah.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits,

“Sedekah itu dapat memamkan murka Allah dan mencegah dari keadaan mati yang jelek.” (HR. Tirmidzi, no. 664. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dhaif)

h) Sedekah akan menghapus dosa.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Sedekah itu akan memadamkan dosa sebagaimana air dapat memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, no. 2616; Ibnu Majah, no. 3973. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

(Lihat bahasan Manfaat Sedekah dalam Syarh Al-Mumthi ala Zaad Al-Mustaqni karya Syaikh Ibnu Utsaimin, 6: 7-11)

Semoga semangat dalam memberi makanan berbuka pada bulan Ramadhan.

[Muhammad Abduh Tuasikal]

 

INILAH MOZAIK

8 Keutamaan Memberi Makan Buka Puasa (4)

ADA beberapa keutamaan memberi makan buka puasa. Ini juga termasuk bagi yang membantu atau menjadi panitia buka puasa karena termasuk dalam orang yang menolong dalam kebaikan.

f) Sedekah akan menambah (berkah) harta.

Terkadang Allah membuka pintu rizki dari harta yang disedekahkan. Sebagaimana terdapat dalam hadits,

“Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim, no. 2588).

Maksud hadits di atas sebagaimana dijelaskan oleh Imam Nawawi rahimahullah:

1) Harta tersebut akan diberkahi dan akan dihilangkan berbagai dampak bahaya padanya. Kekurangan harta tersebut akan ditutup dengan keberkahannya. Ini bisa dirasakan secara inderawi dan kebiasaan.

2) Walaupun secara bentuk harta tersebut berkurang, namun kekurangan tadi akan ditutup dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan kelipatan yang amat banyak. (Syarh Shahih Muslim, 16: 128)

 

INILAH MOZAIK

8 Keutamaan Memberi Makan Buka Puasa (3)

ADA beberapa keutamaan memberi makan buka puasa. Ini juga termasuk bagi yang membantu atau menjadi panitia buka puasa karena termasuk dalam orang yang menolong dalam kebaikan.

c- Menggabungkan shalat, puasa dan sedekah dapat mengantarkan pada ridha Allah.

Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah karenanya menyatakan, “Puasa, shalat dan sedekah mengantarkan orang yang mengamalkannya pada Allah. Sebagian salaf sampai berkata, Shalat mengantarkan seseorang pada separuh jalan. Puasa mengantarkannya pada pintu raja. Sedekah nantinya akan mengambilnya dan mengantarnya pada raja.” (Lathaif Al-Maarif, hlm. 298)

d- Mendapat buah-buahan di surga dan ar-rahiq al-makhtum (minuman khamar yang nikmat di surga)

Dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu anhu, ia berkata, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Muslim mana saja yang memberi pakaian orang Islam lain yang tidak memiliki pakaian, niscaya Allah akan memberinya pakaian dari hijaunya surga. Muslim mana saja yang memberi makan orang Islam yang kelaparan, niscaya Allah akan memberinya makanan dari buah-buahan di surga. Lalu muslim mana saja yang memberi minum orang yang kehausan, niscaya Allah akan memberinya minuman Ar-Rahiq Al-Makhtum (khamr yang dilak).” (HR. Abu Daud, no. 1682; Tirmidzi, no. 2449. Al-Hafizh Abu Thahir menyatakan bahwa sanad hadits ini dhaif dikarenakan dalam sanadnya terdapat perawi yang dikenal mudallis[1] yaitu Abu Khalid Ad-Daalani. Hadits ini punya penguat yang juga dhaif sekali dalam riwayat Tirmidzi).

Hadits di atas adalah hadits dhaif namun punya makna yang benar, yaitu setiap orang yang beramal akan dibalas dengan semisalnya pada hari kiamat. Hadits di atas didukung makna shahihnya dalam ayat,

“Sebagai pembalasan dari Rabbmu dan pemberian yang cukup banyak.” (QS. An-Naba: 36)

“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (QS. Ar-Rahman: 60)

Adapun ar-rahiq al-makhtum adalah khamr di surga atau minuman di surga. Ar-rahiq sendiri adalah khamar yang murni atau minuman yang masih asli, tidak mungkin dipalsukan. Adapun al-makhtum artinya dilak atau dikunci yang hanya bisa dibuka oleh pemiliknya. Menunjukkan bahwa minuman tersebut adalah minuman yang sangat spesial. Ada juga yang menyatakan bahwa minuman tersebut ditutup dengan minyak misk. Sungguh kenikmatan luar biasa. Pengertian ini disebutkan dalam kitab Aun Al-Mabud, 5: 77. Pembahasan lainnya bisa dilihat dalam kitab Minhah Al-Allam karya Syaikh Abdullah Al-Fauzan, 4: 474-475.

Keutamaan lainnya adalah keutamaan dalam hal memberi sedekah.

 

INILAH MOZAIK

8 Keutamaan Memberi Makan Buka Puasa (2)

ADA beberapa keutamaan memberi makan buka puasa. Ini juga termasuk bagi yang membantu atau menjadi panitia buka puasa karena termasuk dalam orang yang menolong dalam kebaikan.

c) Dengan banyak berderma melalui memberi makan berbuka dibarengi dengan berpuasa itulah jalan menuju surga.

Dari Ali radhiyallahu anhu, ia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya.” Lantas seorang arab baduwi berdiri sambil berkata, “Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan wahai Rasululullah?” Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, dan yang senantiasa berpuasa dan shalat pada malam hari di waktu manusia pada tidur.” (HR. Tirmidzi no. 1984. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Lihatlah bagaimana keutamaan Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu yang menggabungkan antara memberi makan dengan amalan lainnya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bertanya (kepada para sahabat), “Siapakah di antara kalian yang pada hari ini berpuasa?” Abu Bakar berkata, “Saya.”

Beliau bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengiringi jenazah?” Maka Abu Bakar berkata, “Saya.”

Beliau kembali bertanya, “Siapakah di antara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?” Maka Abu Bakar mengatakan, “Saya.”

Lalu beliau bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengunjungi orang sakit.” Abu Bakar kembali mengatakan, “Saya.”

Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pun bersabda, “Tidaklah ciri-ciri itu terkumpul pada diri seseorang melainkan dia pasti akan masuk surga.” (HR. Muslim, no. 1028).

 

INILAH MOZAIK