Allah SWT menyebutkan gerhana bulan dalam kitabNya dan Dia juga menyebutkan keadaannya pada hari kiamat nanti.
Allah SWT. berfirman:
“Dua matahari dan bulan dikumpulkan.” (QS. Alqiyamah:9)
Matahari dan rembulan tidak mungkin bisa bersatu kecuali jika sudah menjadi tanda datangnya hari kiamat, sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah SWT.
Sedangkan pada hari kiamat nanti, manusia benar-benar akan menjumpai kondisi yang demikian.
Rasulullah SAW. telah mengabarkan, bahwa ketika datang hari kiamat, Allah SWT. mengumpulkan seluruh manusia dari yang terdahulu sampai yang terakhir. Di antara mereka ada yang beriman, ada pula yang musyrik. Ada umat-umat terdahulu dari kaum Nabi Nuh, Hud, Shalih, Luth AS. ada juga dari kaum Shabiah, yaitu kaum nabi Ibrahim AS yang menyembah bintang. Kemudian dikatakanlah kepada mereka semua, siapa yang menyembah sesuatu, maka ikutilah dia; orang yang menyembah matahari akan mengikuti matahari, sampai terjerumus ke dalam neraka.
Orang yang menyembah rembulan, akan mengikuti rembulan hingga mereka terjerembab ke dalam api neraka. Dan orang yang menyembah berhala, akan mengikuti berhala tersebut sampai mereka masuk ke dalam neraka. Hingga tersisa orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. mereka menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun.
Para ulama menjelaskan tentang kabar dari Rasulullah SAW. di atas, apakah dosa yang diperbuat oleh rembulan sehingga diikuti oleh pengikutnya dan jatuh ke dalam api neraka. Dosa apa yang diperbuat oleh berhala-berhala sehingga mengakibatkan orang-orang mengikutinya kemudian mereka semua juga masuk ke dalam neraka. Padahal sebenarnya berhala-berhala tersebut tidak ridha ketika diibadahi oleh mereka. Allah SWT. berfirman:
““Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan jahanam, kamu pasti masuk ke dalamnya. Andaikata berhala-berhala itu Tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. Dan semuanya akan kekal di dalamnya. Mereka merintih di dalam api dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar. Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka. Mereka tidak mendengar sedikitpun suara api neraka, dan mereka kekal dalam menikmati apa yang diingini oleh mereka. Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat), dan mereka disambut oleh para malaikat. Malaikat berkata: “Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu.” (QS. Al-Anbiya’: 98-103).
Namun, Allah SWT. memberi pengecualian terhadap beberapa sesembahan sehingga tidak dimasukkan ke dalam neraka. Nabi Isa AS: misalnya, beliau disembah oleh suatu kaum, tapi beliau tidak masuk neraka bersama mereka. Nabi Isa justru akan diberi balasan dengan surga oleh Allah. Serta, siapa saja yang disembah selain Allah dari kalangan orang-orang saleh, baik yang disembah adalah para wali atau shahabat sedangkan mereka semua tidak ridha dengan hal itu dan menolaknya. Maka, sesungguhnya mereka mendapatkan balasan di sisi Allah SWT di surga-Nya nanti.
Adapun jika yang disembah itu ridha, seperti Fir’aun. Dialah yang meminta supaya manusia menyembahnya, maka sesembahan yang demikian itu akan ikut bersama mereka.
Namrud, seorang yang mengaku sebagai Tuhan, kemudian kaumnya menyembahnya, maka mereka akan mengikutinya sampai masuk ke dalam neraka.
Akan tetapi, bagaimana keadaan matahari dan rembulan yang sedang kita bicarakan ini, serta, keadaan berhala-berhala?
Allah SWT. berfirman tentang jahanam, semoga kita terhindar darinya:
““Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)
Manusia sebagai bahan bakar api neraka, maka ini tidak ada masalah. Karena mereka telah bermaksiat kepada Allah SWT: . Allah telah mengancam mereka dengan neraka ketika mereka hidup di dunia, sehingga ketika mereka melanggar perintah Allah, mereka berhak untuk medapatkan siksa tersebut di dalamnya.
Adapun bebatuan, yaitu berhala-berhala yang dahulu mereka sembah, Allah memasukkannya bersama dengan mereka ke dalam neraka untuk menghinakan mereka. Sebagaimana Iblis pun juga masuk bersama-sama dengan mereka ke dalam neraka. Kemudian, mereka saling berkata dan pada waktu itu manusia akan mencela Iblis. Allah berfirman:
“Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih. ” (QS. Ibrahim: 22)
Iblis menghina dan mencela para penghuni neraka, mereka pun juga menghina Iblis serta mencelanya. Mereka bersama-sama di dalamnya sebagai penghinaan untuk mereka, begitu juga berhala-berhala tersebut. Akan tetapi, dikarenakan berhala tersebut tidak berakal, ia hanyalah batu dan tidak merasa sakit meski dimasukkan dengan mereka.
Begitu juga rembulan, ia mempunyai tasbih, tahmid dan pengagungan terhadap Allah SWT. dimasukkanya rembulan ke dalam neraka tidak akan berdampak apapun terhadapnya.
Ada banyak riwayat yang menyebutkan tentang digulungnya api bersama matahari dan bulan. Keduanya akan digulung di dalam neraka. Akan tetapi, ini semua bukan bermaksud untuk menyiksa keduanya, melainkan sebuah penghinaan kepada mereka yang telah membuat kerusakan dengan menyembah keduanya.
Allah SWT. juga menyebutkan rembulan sebagaimana Allah juga menyebutkan matahari Allah berfirman:
“Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan musing-masing beredar pada garis edarnya. ” (QS. Yasin: 40 )
Sungguh, Allah SWT menundukkan makhluk-makhluk ini dan menyempurnakan penciptaannya. Allah telah mengatur jarak antara bulan dan bumi dengan ukuran yang tepat. Para astronom zaman ini menyebutkan rembulan pada setiap tahun menjauh dari bumi sejarak 3 cm. Mereka juga menyebutkan, bahwa bulan mempunyai daya tarik ke bumi. sedangkan jaraknya dengan bumi 384.000 km.
Mereka mengatakan jarak tersebut memberikan pengaruh dalam peristiwa pasang surut air laut. Seandainya rembulan menjauh secara tiba tiba, atau medekat secara tiba tiba, bisa jadi akan mengguncang salah satu wilayah laut, sehingga akan membanjiri manusia.
Allah SWT. telah menyebutkan tentang rembulan sebanyak 25 kali di dalam Al-Qur’an. Dan Allah juga menyebutkan berbagai macam keadaannya, di antaranya tentang peredaran rembulan, larangan beribadah kepada rembulan, dan bagaimana rembulan beribadah kepada Allah.
Kita berdoa kepada Allah agar menambahkan
pemahaman kepada kita semua terhadap kitab-Nya dan memudahkan kita mentadaburi ayat-ayat-Nya.
Wallahua’lam.
BersamaDakwah