10 Kiat Istiqomah (6)

Di dalam Shahihain, dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: Aku telah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

“Ingatlah sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik maka baik pula seluruh jasad, namun apabila segumpal daging itu rusak maka rusak pula seluruh jasad. Perhatikanlah, bahwa segumpal daging itu adalah hati!”

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata dalam mukadimah kitabnya Ighatsatul Lahfan:

ولما كان القلبُ لهذه الأعضاء كالملِكِ المتصرِّف في الجنُود الَّذي تصدُرُ كلُّها عن أمرِه، ويستعمِلُها فيما شاءَ، فكلُّها تحتَ عبوديتِه وقهرِه وتكتسِبُ منه الاستقامَةَ والزَّيغ، وتَتْبَعه فيما يعقِدُه من العَزم أو يحلُّه، قال النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم : «أَلَا وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً, إِذَا صَلَحَتْ, صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ القَلْبُ»،هو مَلِكُها وهيَ المنفِّذَة لمَا يأمرُها به، القابلةُ لِمَا يأتِيها منْ هَديَّتِه، ولا يستقيمُ لها شيءٌ مِنْ أعمالها حتَّى تَصدُرَ عن قَصدِه ونيتِه، وهو المسئُول عنها كلِّها

“Tatkala hati kedudukannya bagi badan seperti raja yang berkuasa mengatur pasukannya, semua (pergerakkan)nya berasal dari perintahnya dan sang raja menggerakkannya sesuai dengan kehendaknya maka semua (anggota badan) di bawah pengaturan (hati) dan kekuasaannya. Dari (hati) inilah dihasilkan kelurusan dan penyimpangan. Badan mengikuti tekad kuat hati atau mengikuti sesuatu yang tidak dikehendaki oleh hati. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ , وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

“Ingatlah seseungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik maka baik pula seluruh jasad, namun apabila segumpal daging itu rusak maka rusak pula seluruh jasad. Perhatikanlah, bahwa segumpal daging itu adalah hati!”

Hati adalah raja dari seluruh anggota badan, dan badan itu taat terhadap perintah hati, siap menerima petunjuk hati.Tidaklah lurus suatu amal sehingga amal tersebut berasal dari tujuan dan niat hati, dan hati itu bertanggungjawab atas seluruh (amalan badan)”.

Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman:

{يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ}

Pada hari dimana harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,

{إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ}

kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang sehat (QS. Asy-Syu’araa`:88-89).

Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan dua ayat di atas di dalam kitab tafsir beliau,

Firman Allah:

{يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ}

Pada hari dimana harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,

maksudnya adalah harta seseorang tidaklah bisa melindunginya dari azab Allah walaupun ditebus dengan emas sepenuh bumi.

{وَلَا بَنُونَ}

dan anak-anak laki-laki”,

maksudnya adalah meskipun ditebus dengan semua anak-anak laki-laki yang ada di muka bumi.

Pada hari itu, tidaklah bermanfaat kecuali keimanan kepada Allah, memurnikan ketaatan untuk-Nya semata (ikhlas) dan berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya. Oleh karena itu, Allah berfirman:

{إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ}

kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang sehat”,

maksudnya: selamat dari kotoran (dosa) dan kesyirikan.”

Diantara doa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah

اللَّهُمَّ إنِّي أَسْألُكَ قَلْباً سَلِيمًا

Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu hati yang selamat” (H.R. Ahmad dan An-Nasa`i, Lihat: Ash-Shahihah: 2328).

 

ISLAM orid

Jamaah Haji Makan Masakan Indonesia

Tahun ini KJRI Jeddah, Saudi Arabia memastikan jamaah haji Indonesia bisa menyantap cita rasa masakan lokal. Pasalnya, seluruh penyedia jasa katering jamaah haji yang menandatangani kontrak, diwajibkan menggunakan produk masakan asal Indonesia.

“Ini amanat Pemerintah pusat agar penyelenggaraan ibadah haji bisa membawa dampak pada peningkatan ekspor produk non-migas Indonesia ke Arab Saudi,” ucap Konsulat Jenderal KJRI Jeddah dalam keterangan tertulisnya kepada detikcom, Rabu (11/7/2018).

Hal ini disampaikannya pula pada Minggu (8/7) di Wisma Konjen RI, dalam koordinasi untuk memastikan keamanan pasokan makanan dan minuman jamaah haji tahun 2018. Malahan, tahun depan menurutnya KJRI juga akan mengupayakan kebutuhan terkait akomodasi dan transportasi menggunakan produk Indonesia.

Untuk saat ini, Tim Ekonomi dan Perdangangan KJRI Jeddah memulai dengan berkoordinasi dengan para importir makanan dan minuman di Arab Saudi untuk memastikan keamanan pasokan makanan dan minuman bagi jamaah haji. Perusahaan importir produk Indonesia tersebut diwakili oleh Mohammad Bawazer For Trading (MBT), Said Bawazir Trading Company (SBTC), Mizanain Trading and Marketing (MTM), Annakla, Sami Alkhatiri Est, Arroqib Est, dan AlGhammad Trading Est.

“Koordinasi dengan para importir ini penting untuk memastikan agar katering haji pada tahun ini menggunakan produk-produk Indonesia,” kata Konsul Promosi Perdagangan Gunawan.

Mohammad Bawazer menyebut telah mempersiapkan suplai logistik beberapa bulan sebelum pelaksanaan haji, di 3 wilayah. “Kami telah mempersiapkan 4 sampai 5 bulan sebelum pelaksanaan haji untuk mengatur sistem suplai logistik di wilayah Jeddah, Madinah dan Makkah,” ujar Bawazer.

Sementara itu pendapat berbeda diutarakan Abdul Halim dan Hasan Doldaum, perwakilan dari perusahaan Sami Alkhatiri. Keduanya meminta agar KJRI lebih awal menyampaikan daftar menu yang dibutuhkan jemaah, agar importir juga bisa menyiapkan pasokan produk yang diminta pihak katering.

Tidak hanya menggandeng importir dan pengusaha katering, ke depan Tim Ekonomi dan Perdagangan KJRI Jeddah berencana menggelar temu bisnis juga bersama pengusaha bidang perhotelan dan transportasi. Ada pula pameran khusus yang akan diselenggarakan di Balai Nusantara KJRI Jeddah.

DETIK

 

 

TERBARU: Aplikasi Cek Porsi Haji, kini dilengkapi Informasi Akomodasi Haji di Tanah Suci! Silakan Download dan instal bagi Calon Jamaah Haji yang belum menginstalnya di smartphone Android! Klik di sini!

10 Kiat Istiqamah (5)

 

  1. Ahli Tafsir di kalangan tabi’in, Qatadah rahimahullah menafsirkan ayat,

ثُمَّ اسْتَقَامُوا

“…kemudian mereka istiqamah…”

استقاموا على طاعة الله

“Mereka istiqamah di atas ketaatan kepada Allah.”

 

Hal ini sesuai dengan sebuah riwayat yang dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

استقامُوا على أداءِ فرائضِه

“Mereka istiqamah di atas penunaian kewajiban-kewajiban dari Allah.”

Ibnu Rajab rahimahullah mendefinisikan istiqamah dalam kitabnya Jami’ul ‘Ulum wal Hikam,

الاستقامة : هي سلوك الطريق المستقيم، وهو الدين القويم من غير تعويج عنه يمنة و لا يسرة، و يشمل ذلك فعل الطاعات كلها الظاهرة و الباطنة و ترك المنهيات كلها كذلك

“Istiqamah adalah meniti jalan yang lurus, yaitu agama (Islam) yang lurus, tak bengkok ke kanan dan ke kiri, dan mencakup pelaksanaan semua ketaatan, baik yang zhahir maupun batin, dan menghindari semua larangan-larangan (Allah).”

Beberapa tafsir tentang istiqamah tersebut di atas berdekatan maknanya dan saling menafsirkan satu sama lainnya. Karena istiqamah adalah sebuah kata yang mencakup seluruh ajaran dalam Islam.

Oleh karena itulah Ibnul Qoyyim rahimahullah menyatakan hal itu dalam ucapannya,

فالاستقامةُ كلمة جامعةٌ آخذةٌ بمَجامِع الدِّينِ ؛ وهي القيامُ بينَ يدي الله على حقيقةِ الصِّدقِ والوَفاء بالعهدِ

“Jadi, istiqamah adalah kata yang mencakup ajaran-ajaran agama (Islam) ini, yaitu (melakukan perjalanan hidup) menuju kepada Allah dengan benar-benar jujur dan memenuhi perjanjian.”

KIAT KETIGA “Dasar istiqamah adalah keistiqamahan hati”

Dasar istiqamah dan pondasinya adalah keistiqamahan hati, maka barangsiapa yang memperbaiki hatinya, maka ia akan baik ucapan dan perbuatan anggota tubuh lahiriyyahnya. Dalam sebuah hadits yang dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah, diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa bersabda,

لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ

Tidak akan istiqamah (lurus) keimanan seorang hamba sampai istiqamah (lurus) hati-Nya.

 

Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan,

فأصلُ الاستقامةِ استقامةُ القلب على التَّوحيد، كما فسَّر أبو بكر الصِّدِّيق وغيرُه قولَه{إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا} بأنَّهم لم يلتفتوا إلى غيره ، فمتَى استقامَ القلبُ على معرفةِ الله، وعلى خشيتِه، وإجلاله، ومهابتِه، ومحبَّتِه، وإرادته، ورجائه، ودعائه، والتوكُّلِ عليه، والإعراض عمَّا سواه، استقامَت الجوارحُ كلُّها على طاعتِه، فإنَّ القلبَ هو ملِكُ الأعضاء وهي جنودهُ ؛ فإذا استقامَ الملِكُ استقامَت جنودُه ورعاياه.

“Dasar istiqamah adalah keistiqamahan hati di atas tauhid, sebagaimana Abu Bakr Ash-Shiddiq dan selainnya menafsirkan firman Allah,

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhan kami adalah Allah kemudian mereka istiqamah (mereka tidak berpaling kepada selain-Nya). Selama hati (seseorang) lurus di atas  ma’rifatullah, takut kepada Allah, mengagungkan-Nya, memuliakan-Nya, mencintai-Nya, menghendaki-Nya, mengharapkan-Nya, berdoa kepada-Nya, tawakkal kepada-Nya, dan berpaling dari selain-Nya, maka luruslah anggota tubuh seluruhnya di atas ketaatan kepada-Nya, karena sesungguhnya hati adalah raja bagi seluruh anggota tubuh, sedangkan anggota tubuh adalah pasukannya. Apabila raja itu lurus, maka lurus pula pasukannya dan rakyatnya.”

ISLAMorid

Agar Tak Sakit Saat Ibadah Haji, Jamaah Harus Persiapkan Ini

Musim Haji 2018 sudah di depan mata, jamaah haji kloter pertama akan diberangkatkan pada Senin (16/7/2018). Pada tahun-tahun sebelumnya, banyak jamaah haji yang mengalami masalah kesehatan selama proses haji berjalan.

Pada pertemuan dengan media, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dr dr Eka Jusup Sinka, MSc mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan jamaah haji sebelum berangkat.

“Untuk persiapan sebelum berangkat, pertama kita harus latihan jalan. Karena selama di sana nanti kan kita harus jalan lumayan jauh. Lalu yang selanjutnya adalah makan buah dan sayur, ini dapat membantu kita dalam menjaga kesehatan sebelum berangkat. Dan yang terakhir adalah banyak minum air putih,” tuturnya di Gedung Adhyatma Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (6/7/2018).

Bukan hanya jamaah haji yang harus melakukan persiapan, pemerintah pun juga menyiapkan perlengkapan pendukung kesehatan serta obat-obatan bagi jamaah haji yang berada di Arab Saudi nantinya.

“Untuk jamaah haji, kita menyiapkan 7 ton obat-obatan yang mayoritas untuk penyakit saluran pernapasan. Sedangkan untuk perlengkapan lainnya kita ada kacamata, topi, alat semprot air untuk ke wajah serta juga sandal,” tambah dr Eka.

Akan ada sekitar 221.000 jamaah haji yang akan berangkat pada musim haji tahun ini, mereka pun akan didampingi oleh dokter serta tenaga medis lainnya.

“Tahun ini kita memberangkatkan 221.000 jamaah yang terdiri 204.000 jamaah reguler dan 17.000 jamaah khusus. Ada total 300 personil, 36 dokter spesialis, 63 dokter umum, dan 201 tenaga kesehatan lainnya,” tandasnya.

DETIK

 

TERBARU: Aplikasi Cek Porsi Haji, kini dilengkapi Informasi Akomodasi Haji di Tanah Suci! Silakan Download dan instal bagi Calon Jamaah Haji yang belum menginstalnya di smartphone Android! Klik di sini!

10 Kiat Istiqamah (4)

Doa yang Paling Manfaat

Para ulama mengingatkan hendaklah kita menyadari bahwa suatu ucapan dalam shalat yang berbunyi

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

Tunjukilah kami jalan yang lurus

adalah sebuah doa yang Allah Ta’ala wajibkan bagi kita untuk diulang-ulang sebanyak tujuh belas kali dalam sehari semalam, yaitu sebanyak jumlah rakaat shalat wajib lima waktu dalam sehari semalam.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan,

تأملت أنفع الدعاء فإذا هو سؤال العون على مرضاته ، ثم رأيته في الفاتحة في {إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Saya perhatikan doa yang paling bermanfaat, maka (saya dapatkan) berupa permohonan pertolongan untuk meraih ridha-Nya, kemudian saya mendapatkan doa tersebut terdapat dalam surat Al-Faatihah pada ayat iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin (hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan).”

Kiat Kedua

Hakikat istiqamah adalah meniti jalan yang lurus (Islam).

Agar kita dapat memahami istiqamah dengan baik, maka kita perlu mengenal beberapa perkataan sahabat dan tabi’in dalam menjelaskan makna istiqamah. Berikut ini beberapa nukilan dari Salafush Shalih rahimahumullah.

  1. Abu Bakar Ah-Shidddiq radhiyallahu ‘anhu menjelaskan firman Allah Ta’ala

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhan kami adalah Allah kemudian mereka istiqamah.”

sebagai berikut.

هُم الَّذين لم يُشركوا بالله شيئًا

“Orang-orang yang istiqamah adalah orang-orang yang tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun.”

Abu Bakar Ah-Shidddiq radhiyallahu ‘anhu menjelaskan bahwa dasar istiqamah dan intinya adalah tauhid, mengesakan Allah Ta’alaBarangsiapa yang benar-benar mengesakan Allah Ta’alamaka ia akan menunaikan hak dan kesempurnaan tauhid, yaitu taat kepada Allah dengan meniti jalan-Nya yang lurus.

  1. Pakar Tafsir di kalangan sahabat radhiyallahu ‘anhu, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhumenafsirkan ayat berikut

ثُمَّ اسْتَقَامُوا

“…kemudian mereka istiqamah…”

sesuai dengan tafsiran Abu Bakar Ah-Shidddiq radhiyallahu ‘anhu di atas. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menjelaskan ayat tersebut.

على شهادة أن لا إله إلَّا الله

“(Mereka istiqamah) di atas syahadat tiada Sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah”

  1. Diriwayatkan dari Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu bahwa tatkala beliau di atas mimbar, beliaupun membaca ayat

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhan kami adalah Allah kemudian mereka istiqamah.”

dengan tafsiran berikut.

لم يَرُوغوا رَوَغان الثَّعلب

“Mereka tidak berjalan ke kanan dan ke kiri sebagaimana berjalannya musang.”

 

Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu menjelaskan bahwa orang-orang yang istiqamah adalah orang-orang yang berjalan lurus, meniti jalan Allah, Ash-Shirath Al-Mustaqim.

Tafsiran istiqamah seperti inilah yang disimpulkan oleh Ibnu Rajab rahimahullah, sebagaimana akan disebutkan setelah ini, in syaallah.

[bersambung]

Aplikasi Cek Porsi Haji Sudah Aktif Kembali

Alhamdulillah, aplikasi cek porsi haji sudah aktif lagi. Abgi Anda yang ingin mengetahui kapan tahun keberangkatan haji, bisa segera megeceknya,karena datanya dari Kemenag RI sudah mulai dibuka.

Seain itu,  melalui APlikasi Cek Porsi HAji ini,kami juga memberikan tambahan informasi seputar Akomodasi Haji tahun ini.

Download dan instal disini! 

Sampaikan informasi ini ke sanak keluarga dan  sesama Calon Amaah HAji lainnya. Semoga ada manfaatnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh!

 

Pelopor Kebaikan

Motivasi Rasulullah kepada umatnya tidak sebatas menjadi pelaku kebaikan. Beliau juga mengajak untuk menjadi pelopor kebaikan. Maksud dari pelopor kebaikan adalah menjadi penyebab orang lain melakukan kebaikan atau terhindar dari keburukan.

Rasulullah bersabda yang artinya, Maka berbahagialah dengan surga orang-orang yang Allah jadikan pelopor kebaikan dan penutup keburukan ada pada kedua tangannya. (HR Ibnu Majah, dihasankan oleh Syekh al-Albani).

Pelopor kebaikan adalah posisi yang sangat menguntungkan. Pahala yang didapatkan tidak berbatas.Sebab, siapa saja yang melakukan kebaikan disebabkan oleh dirinya, sang pelopor akan mendapatkan bagian pahala dari orang tersebut.

Pada zaman Rasulullah, beliau pernah didatangi sekelompok orang dari suku Mudhor. Keadaan mereka sangat kekurangan dan memprihatinkan.Rasulullah sangat berharap ada di antara sahabat-sahabatnya yang mengulurkan bantuan. Lalu, datanglah seorang laki-laki membawa sedekahnya. Berkat sedekah sahabat tersebut, sahabat lain pun mengikutinya.

Momentum indah ini langsung dikomentari oleh Rasulullah, Barang siapa memelopori kebaikan dalam agama Islam, maka baginya pahala dari perbuatannya tersebut, dan pahala dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya, tanpa berkurang sedikit pun dari pahala mereka. (HR Muslim no 1016).

Setiap orang dapat menjadi pelopor kebaikan. Bagi seorang pejabat, ia bisa menjadi pelopor kebaikan dengan kebijakannya. Misalnya, sang pejabat menetapkan seluruh pegawai diberi kesempatan melaksanakan ibadah shalat setiap waktu shalat.

Bagi masyarakat umum, peluang menjadi pelopor kebaikan juga terbuka lebar. Nikmat lisan yang kita miliki adalah salah satu fasilitas yang dapat mengantarkan kita pada posisi ini. Mengajak orang kepada kebaikan dengan lisan, tulisan, dan keteladanan adalah wasilah terantarnya kita sebagai pelopor kebaikan. Dalam Alquran, Allah memastikan perkataan yang mengajak kepada kebaikan adalah perkataan yang terbaik. Allah berfirman yang artinya, Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah?(QS Fushilat: 33).

Sebaliknya, pelopor keburukan juga terancam dengan balasan yang setimpal. Dosa yang didapatkannya tidak terbatas pada dosa yang dilakukannya. Ia juga akan mendapatkan dosa dari orang lain yang terjerumus dalam dosa disebabkan oleh dirinya. Rasulullah bersabda, Tidak ada satu pun jiwa yang terbunuh secara zalim melainkan atas anak Adam (Qabil)yang pertama bagian dari darahnya.Karena dialah yang mula-mula melakukan sunah (tuntunan/contoh) pembunuhan. (Muttafaqunalaih).

Jadi, dua potret manusia inilah yang menghiasi panggung kehidupan ini. Ada pelopor kebaikan dan penutup keburukan. Ada pula pelopor keburukan dan penutup kebaikan.Allah memberikan kita kemampuan untuk memilih. Namun, kita tidak punya kuasa untuk memilih konsekuensi dari pilihan kita. Karena itu, jadilah pelopor kebaikan karena balasannya adalah surga dan jangan menjadi pelopor keburukan karena ancamannya adalah neraka.Wallahua’lam bisshawab.

Oleh: Ahmad Rifai

 

REPUBLIKA

Keyakinan itu Penting dan Menentukan Jalan Hidup

COBA buka kembali al-Qur’an kita yang berkisah tentang Nabi Musa dan kaumnya yang dikejar oleh Fir’aun dan bala tentaranya. Kaum Nabi Musa ketakutan karena Fir’aun and the gang sudah dekat di belakangnya. Kaumnya berkata: “Kita pasti terkejar, tertangkap.”

Apa jawab Nabi Musa sebagai pemimpin? Beliau tetap optimis dan tak gentar. Beliau berkata: “Tidak. Allah bersamaku. Allah akan menuntun dan mengarahkanku.” Keyakinan yang luar biasa, bukan? Allahpun tak mengecewakan hambaNya yang berkeyakinan penuh ini.

Perhatikan pula hadits tentang yakinnya Rasulullah. Saat Abu Bakar berkata dalam persembunyian: “Andai saja mereka kafir Quraisy melihat ke bawah kaki mereka, niscaya mereka akan melihat kita.” Rasul menjawab: “Wahai Abu Bakar, bagaimana menurutmu jika kita yang berdua ini kemudian ada Allah yang ketiganya?” Artinya, tak usah bingung, Allah bersama kita. Beliau berdua pun aman.

Bukan tak boleh ada kekhawatiran. Kekhawatiran sangatlah manusiawi. Tapi, jangan lama-lama kekhawatiran itu menempati ruang hati. Cepat gantikan ia dengan keyakinan, maka Allah tak akan mengecewakan kita.

Optimislah. Teruslah beribadah dan mempersembahkan kebaikan dalam kehidupan ini.

 

INILAH MOZAIK

10 Kiat Istiqamah (3)

Kesungguhan dalam bersandar, berharap, dan memohon kepada Allah termasuk diantara kaedah istiqomah yang pertama-tama dan asasi!

Demikianlah saudaraku, ayat-ayat yang menunjukkan bahwa hidayah itu ada di tangan Allah Ta’ala banyak jumlahnya.

Jadi, hidayah itu karunia Allah Ta’ala yang Allah Ta’ala berikan kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Mengetahui siapa diantara hamba-hamba-Nya yang benar-benar bersungguh-sungguh untuk mendapatkan petunjuk-Nya dan layak mendapatkan petunjuk-Nya, dan siapa yang enggan mendapatkannya!

Oleh karena itulah, termasuk diantara kaedah istiqomah yang pertama kali perlu diperhatikan dan sangat mendasar adalah kesungguhan seorang hamba dalam bersandar, berharap, dan memohon kepada Allah Ta’ala, karena hidayah istiqomah itu hanyalah ada di tangan-Nya. Allah Ta’ala yang memberi petunjuk kepada hamba-hamba-Nya jalan yang lurus.

Tahukah anda doa yang banyak dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?

Karena istiqomah itu ada di tangan Allah Ta’ala, maka pantaslah apabila doa yang banyak dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah doa mohon ketetapan hati di atas agama-Nya!

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu menuturkan:

“Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak berdoa :

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

“Wahai Sang Pembolak-balik hati, teguhkan hatiku di atas agama-Mu”.

Lalu akupun berkata:

“Wahai Rasulullah, kami beriman kepadamu, dan beriman kepada ajaran Islam yang engkau bawa, maka apakah engkau mengkhawatirkan kami?”.

Beliau menjawab :

نَعَمْ، إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ، يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ

“Ya! Sesungguhnya hati (para hamba) itu berada diantara dua jari dari jari-jemari Allah, Dia membolak-balikkannya sesuai dengan yang Dia kehendaki!”. [HR. At-Tirmidzi, Ahmad, dan selainnya, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi 2140].

Jadi, istiqomah itu di tangan Allah Ta’ala, maka barangsiapa yang ingin bisa istiqomah dalam hidupnya, maka mohonlah kepada Allah Ta’ala semata, hendaklah ia menghiba, merengek-rengek, dan memelas dalam memohonnya kepada Allah Ta’ala.

Inilah kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam shalat malam!

Oleh karena istiqomah itu di tangan Allah Ta’ala, maka pantaslah apabila diantara kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam shalat malam adalah membuka shalat malam dengan doa istiftah yang diantara kalimatnya, yaitu:

إنك تهدي من تشاء إلى صراط مستقيم

“ٍSesungguhnya Engkau memberi petunjuk orang yang Engkau kehendaki kepada jalan yang lurus” [HR. Muslim dalam Shahihnya].

Kewajiban memohon kepada Allah Ta’ala hidayah jalan yang lurus dalam setiap shalat kita!

Oleh karena istiqomah itu di tangan Allah Ta’ala, maka pantaslah apabila kita diwajibkan berdoa pada setiap shalat-shalat yang kita lakukan dengan memohon hidayah kepada-Nya jalan yang lurus! Bahkan, Allah Ta’ala mewajibkan kita berdoa dengan doa itu berulang kali dalam sehari semalam!

Doa tersebut adalah sebuah doa yang terdapat dalam surat Al-Fatihah,

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

Tunjukilah kami jalan yang lurus,

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. [QS. Al-Fatihah]

[Bersambung]

 

ISLAMorid

Inilah Standar Akomodasi Jemaah Haji Indonesia di Saudi

Tugas Tim Perumahan Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) berada di Arab Saudi, yaitu  mempersiapkan akomodasi bagi jemaah haji Indonesia.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis mengatakan bahwa tim beranggotakan 14 orang ini akan bertugas selama kurang lebih 89 hari (sampai Mei) untuk menyiapkan akomodasi  jemaah, di Makkah dan Madinah. Mereka akan bekerja berdasarkan pakta integritas serta pedoman dan standard operating procedure (SOP) yang telah ditetapkan.

“Tugas tim ini adalah mengidentifikasi calon hotel, memverfikasi dokumen kepemilikan dan penawaran, serta melakukan pengukuran jarak hotel,” kata  Sri Ilham Lubis.

“Selain itu, mereka juga akan melakukan pemeriksaan rumah (kasfiyah), tamtir/taksir (menaksir rasio luas kamar dengan jumlah jemaah), negosiasi, dan melakukan kesepakatan harga,” sambungnya.

Ada sejumlah standar penyediaan akomodasi yang harus dipenuhi. Standar tersebut meliputi:

  1. Standar administrasi. Hal ini mencakup masalah status kepemilikan, manajemen, dan spesifikasi hotel yang akan ditetapkan.
  2. Standar wilayah. Tim harus memastikan lokasi hotel mudah diakses (layanan transportasi) sehingga jemaah juga mendapat kemudahan akses untuk beribadah, baik di hotel maupun di Masjidil Haram.
  3. Standar jarak, kualitas, dan harga.

Selain ketiga standar tersebut, penyediaan akomodasi juga harus memenuhi standar kelayakan dengan  memperhatikan aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan.

Tidak hanya untuk jemaah, tim juga akan mempersiapkan penyediaan akomodasi untuk petugas kloter, PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) Arab Saudi, layanan sektor, dan kesehatan.

“Sewa akomodasi di Madinah akan diusahakan agar tahun ini bisa menggunakan pola full musim,” ujarnya.

“Sebagian akomodasi di Makkah yang disewa adalah hotel yang sudah di-repeat order dan sewa multy years (musim jamak),” tandasnya. (Dimas)

sumber: Kemeng RI

 


Informasi Akomodasi HAJI? Donwload Aplikasi Haji, klik di sini! Anda juga bisa mendapatkan Informasi Aomodasi Haji selama di Tanah Suci.