Zikir Jelang Isra Miraj 27 Rajab 3 April 2019, Anjuran Rasulullah SAW, Dilafalkan Mulai Malam Ini Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Zikir Jelang Isra Miraj 27 Rajab 3 April 2019, Anjuran Rasulullah SAW, Dilafalkan Mulai Malam Ini

Zikir anjuran Nabi Muhammad SAW yang dipanjatkan di malam jelang Isra Miraj 27 Rajab Rabu, 3 April 2019.

Isra Miraj tinggal sehari lagi, besok Rabu, 3 April 2019 seluruh umat Islam akan memperingati peristiwa bersejarah ini.

Jelang Isra Miraj umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak zikir yang diajarkan Nabi Ibrahim kepada Nabi Muhammad SAW saat menjalani Isra Miraj.

Zikir di malam jelang Isra Miraj ini diajarkan oleh NabiI brahim pada Nabi Muhammad ketika sampai ke lapisan langit ketujuh.

Zikir Isra Miraj ini disebut akan menjadi tanaman subur di surga.

Berikut ini zikir yang diajarkan Nabi Ibrahim kepada Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan Isra Miraj yang dianjurkan dibaca oleh umat Rasulullah:

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّ

Laa haula walaa quwwata illa billah

“Tidak ada daya dalam menjauhi maksiat dan tidak ada upaya menjalankan ketaatan melainkan dengan pertolongan Allah.”

Zikir tersebut bisa dilihat dari yang diriwayatkan oleh Abu Ayyub Al Anshari ra.

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَيْلَةَ أُسْرِىَ بِهِ مَرَّ عَلَى إِبْرَاهِيمَ فَقَالَ مَنْ مَعَكَ يَا جِبْرِيلُ قَالَ هَذَا مُحَمَّدٌ.فَقَالَ لَهُ إِبْرَاهِيمُ مُرْ أُمَّتَكَ فَلْيُكْثِرُوا مِنْ غِرَاسِ الْجَنَّةِ فَإِنَّ تُرْبَتَهَا طَيِّبَةٌ وَأَرْضَهَا وَاسِعَةٌ. قَالَ « وَمَا غِرَاسُ الْجَنَّةِ ». قَالَ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam Isra’, pernah melewati Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Nabi Ibrahim ketika itu bertanya pada malaikat Jibril, “Siapa yang bersamamu wahai Jibril?” Ia menjawab, “Muhammad.” Ibrahim pun mengatakan pada Muhammad, “Perintahkanlah pada umatmu untuk membiasakan memperbanyak (bacaan dzikir) yang nantinya akan menjadi tanaman surga, tanahnya begitu subur, juga lahannya begitu luas.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa itu ghirosul jannah (tanaman surga)?” Ia menjawab, “Laa hawla wa laa quwwata illa billah (tidak ada daya dalam menjauhi maksiat dan tidak ada upaya menjalankan ketaatan melainkan dengan pertolongan Allah).” (HR. Ahmad, 5: 418)

Meski begitu, mayoritas ulama tidak mewajibkan agar zikir itu dibaca pada malam Isra Mi’raj.

Zikir itu bisa dibaca kapan saja dan dalam keadaan apa pun.

Seperti diketahui, Isra Mi’raj adalah perjalanan agung Nabi Muhammad yang ditempuh dalam waktu semalam dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsho di Yerussalem.

Tak hanya itu, Nabi Muhammad juga mengalami perjalanan Nabi Muhammad dari bumi menuju langit ketujuh, lalu dilanjutkan ke Sidratul Muntaha.

Sidaratul Muntaha menjadi akhir perjalanan untuk menerima perintah salat lima waktu.

 

TRIBUNNEWS.com

PATUHI Ungkap Perjalanan Panjang Legalkan Haji Furada

Pemerintah dan DPR resmi melegalkan haji furada. Legalitas haji furada (haji kuota Saudi di luar kuota resmi) diatur Undang-undang Penyelenggaran Ibadah Haji dan Umrah (UU PIHU) Pasal 16 sampai Pasal 17. 

Ketua Harian Permusyawaratan Antar Syarikat Travel Umrah dan Haji Indonesia (PATUHI), Artha Hanif, mengatakan PATUHI sudah lama memperjuangkan agar haji furada dilegalkan pemerintah.

“Setelah sejak beberapa tahun lalu kami mohon kebijakan pemerintah untuk membolehkan visa haji nonkuota resmi,” katanya saat dihubungi Republika.co.id, Senin (1/4).

Artha menuturkan argumentasi visa haji nonkuota atau yang dikenal furada itu mesti dilegalkan sebagai salah satu opsi dan solusi bagi masyarakat mengatasi  antrean panjang jamaah haji reguler dan khusus.

“Alhamdulillah melalui inisiatif DPR RI dan perhatian Kemenag RI, akhirnya RUU haji dan umrah menggantikan UU Haji Nomor 13 Tahun 2008 telah resmi diterima oleh rapat paripurna DPR RI pada 28 Maret 2019,” ujarnya.

Artha menceritakan, bagaimana pada tahun lalu tim PATUHI berjuang memberikan argumentasi kepada pemerintah dan dewan jika furada bisa menjadi opsi mengurangi daftar tunggu panjang penyelenggaraan haji reguler dan khusus.

Akan tetapi pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) dan DPR melalui Komisi VIII kurang antusias tentang penjelasan tim PATUHI tentang haji furada.

“Kami masih teringat bagaimana saat undangan rapat dengar pendapat undang-undang (RDPU) kepada PATUHI tanggal 27 Nov 2018 sebagian anggota dewan dan pejabat Kemenag RI masih alergi dengan visa haji furada,” katanya.

PATUHI ketika itu, kata Artha, terus berusaha maksimal meyakinkan anggota dewan bahwa opsi furada adalah hak asasi manusi (HAM) dan penyelenggaraannya mesti melalui penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK) supaya mudah bagi pemerintah untuk melakukan kontrol.

Artha menyarankan, dengan resminya UU haji dan umrah yang baru maka perlu ada penyesuaian peraturan-peraturan  haji dan umrah di bawahnya. Peraturan di bawahnya itu bisa melalui Peraturan Menteri Agama (PMA) atau Surat Keputusa Direktur Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah  (SK Dirjen). “Supaya match dengan UU haji dan umrah yang baru,” katanya.

IHRAM REPUBLIKA

Pelunasan BPIH akan Masuki Tahap Kedua

Pelunasan BPIH tahap pertama telah berlangsung sejak 19 Maret 2019 hingga 15 April 2019 mendatang. Calon jamaah yang akan melakukan pelunasan dapat melalui sejumlah lembaga perbankan seperti Mandiri Syariah Mobile, Net Banking dan Kantor Cabang Mandiri Syariah dan Layanan Syariah Bank (LSB) Mandiri.

“Kouta jamaah untuk pelunasan pertama, sesuai dengan kuota nasional 204.000 dikurangi 5 persen untuk jamaah cadangan tahap kedua,” jelas Direktur Pengelolaan Dana Haji, Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umroh (Dirjen PHU), Maman Saefullah saat dihubungi Republika, Ahad (31/3).

Maman menjelaskan, berdasarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) No 140 tahun 2019 dan Keputusan Dirjen PHU No 117 tahun 2019, apabila kuota jamaah masih tersisa, maka akan dibuka pelunasan tahap kedua. Pelunasan tahap kedua tersebut kemungkinan dibuka pada 30 April 2019 sampai dengan 10 Mei 2019.

“Perlu kami infokan, per 29 Maret, calon jamaah yang telah melunasi, kurang dari 119 ribu atau 58 persen dari jumlah total jamaah,” kata Maman saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (31/3).

Pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) khusus tahap pertama juga telah berjalan sejak 26 Maret 2019 hingga 2 April 2019. Sedangkan pelunasan tahap kedua akan berlangsung pada 12 April 2019 hingga 16 April 2019 nanti.

Isra’ Mi’raj 2019

Isra’ Mi’raj atau Lailatul Mi’raj ialah malam perayaan ketika Rasululloh (SAW) naik ke surga.

Isra’ Mi’raj secara harfiah diterjemahkan sebagai Malam Pendakian. Ini merujuk kepada peristiwa Isra’ dan Mi’raj ketika Nabi Muhammad (SAW) dibawa ke surga dari Masjidil Haram di Mekkah.

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha, yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Surat Al-Isra’:1)

Isra’ Mi’raj atau Perjalanan Malam memiliki makna yang sangat penting dalam Islam. Malam tersebut adalah malam ketika Rasululloh (SAW) dibawa ke surga dan mengalami beberapa keajaiban di sepanjang perjalanannya.

Malam dimulai ketika Malaikat Jibril mendatangi Rasululloh (SAW). Suatu malam ketika Nabi Muhammad (SAW) sedang tertidur di Kabah, Malaikat Jibril muncul dan membersihkan hati dan perut beliau dengan Zam Zam. Kemudian ia membawa Nabi Muhammad (SAW) dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjid Al Aqsha di Yerusalem. Moda transportasi yang digunakan untuk perjalanan tengah malam ini adalah Burraq, seekor binatang yang menyerupai keledai putih. Sesampainya di Masjid Al Aqsha, Nabi Muhammad (SAW) menyadari bahwa semua nabi-nabi lain, sebelum beliau, sudah hadir disana. Di sinilah Nabi Muhammad (SAW) memimpin sholat seluruh nabi.

Selanjutnya, Malaikat Jibril membawanya ke surga. Di setiap tingkat, beliau bertemu para nabi dan menyapa mereka. Pada tingkat paling atas, beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim (AS) yang sedang bersandar di pohon Lote.

Belajar tentang Isra’ Mi’raj dalam Quran

“Sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi.  Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (Surat An-Najm:7-18)

Pohon Lote mengacu pada Sidratil Muntaha yang merupakan pohon lote dalam Surga Jannah yang menandakan akhir dari langit ketujuh. Tidak ada yang bisa menyeberang titik ini. Nabi Muhammad (SAW) adalah satu-satunya yang diperbolehkan. Bahkan Malaikat Jibril tidak menemani beliau melewati titik ini.

Allah (SWT) menyatakan kepada Nabi Muhammad (SAW) bahwa semua Muslim harus sholat sebanyak 50 kali sehari. Ketika Nabi Muhammad (SAW) akan kembali, Musa (AS) mengatakan kepadanya bahwa 50 sholat terlalu banyak, sehingga Nabi Muhammad (SAW) memohon kepada Allah (SWT) untuk mengurangi jumlah sholat tersebut. Allah (SWT) mengurangi jumlah sholat wajib menjadi 45 tetapi Musa (AS) masih menganggapnya terlalu banyak sehingga akhirnya permohonan pada Nabi Muhammad (SAW) dikabulkan dan Allah (SWT) mengurangi jumlah sholat menjadi 5.

Pada perjalanan inilah sholat wajib 5 waktu (dalam sehari) diwajibkan bagi semua Muslim.

Ketika Nabi Muhammad (SAW) kembali dari Mi’raj dan menceritakan seluruh peristiwa tersebut kepada orang-orang, banyak dari mereka mengejek beliau dan mengatakan bahwa beliau sedang berbohong. Lalu beliau menggambarkan Masjid Al-Aqsha kepada orang-orang tersebut, cerita beliau diperkuat (dibenarkan) oleh para pelancong yang sudah pernah ke kota Yerusalem. Dengan demikian ini membuktikan bahwa Nabi Muhammad (SAW) berkata jujur, seperti biasanya.

Meskipun perjalanan ini memiliki makna keagamaan dalam Islam, Rasululloh SAW tidak pernah merayakannya dan beliau juga tidak pernah menyuruh umatnya untuk merayakannya.

 

ISLAMICFINDER.org

Menjemput Rizki

SAHABAT-SAHABATKU, mudah-mudahan kita tidak ragu sedikit pun terhadap rizki yang sudah Allah janjikan untuk kita. Karena kita diciptakan sudah lengkap dengan rizkinya, dan tidak pernah meleset.

Apa yang ditetapkan Allah untuk kita, pasti akan berjumpa dan apapun yang tidak ditetapkan Allah untuk kita, pasti tidak akan pernah bertemu. Kita diciptakan oleh Allah ketika di rahim umur 4 bulan, sudah ditetapkan rizki, ajal, nikmat dan musibah yang akan menimpa dan amal-amal kita.

Kita tidak disuruh mencari rizki, tapi kita disuruh menjemput rizki karena kalau dicari, belum tentu ada, antara ada dan tiada. Tapi kalau menjumput sudah pasti ada. walaupun belum tentu bertemu dikarenakan kurang sungguh-sungguh atau kurang terampil.

Rizki secara umum dibagi tiga

1. Rizki yang dijamin

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” QS. Huud ayat 6.

2.Rizki yang digantungkan

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka,” QS. Ar-Raad : 11.

3.Rizki yang dijanjikan

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah [nimat] kepadamu, dan jika kamu mengingkari [nimat-Ku], maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih“. QS. Ibrahim ayat 7

Cara tergampang mendatangkan rizki adalah syukuri rizki yang ada. Jangan pernah takut oleh rizki yang belum ada, tapi takutlah belum mensyukuri rizki yang sudah ada.

Syarat syukur:

  1. Hati yakin tidak ada pemberi karunia selain Allah, bukan perusahaan yang menjamin kita, gaji, orang tua, gelar atau keterampilan, tetapi hanya dari Allah.
  2. Afdholu doa “Alhamdulillah” orang yang ahli syukur selalu memuji Allah dalam setiap kejadian.
  3. Orang yang ahli syukur selalu berterimakasih kepada orang yang menjadi jalan rizki.
  4. Gunakan nikmat untuk mendekat ke Allah. Punya kening gunakan untuk banyak bersujud, punya mata gunakan untuk banyak membaca Alquran, punya mulut gunakan untuk banyak dzikir, punya uang gunakan untuk banyak menolong orang.

Semoga bermanfaat. [smstauhiid]

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

INILAH MOZAIK

Engkau Tak Mampu Menjangkau Hikmah Dibalik Setiap Kejadian!

Kehidupan ini penuh dengan misteri. Banyak kejadian yang terjadi diluar dugaan kita. Banyak kejutan-kejutan yang mengagetkan, sampai-sampai kita tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Kita hanya bisa meraba-raba apa hikmah dibalik semua ini ini?

Terkadang kita berada dalam posisi yang sangat sulit, namun tiba-tiba dibalik kesulitan itu ada jalan keluar bagi masalah-masalah kita sebelumnya.

Terkadang kita mendapat masalah yang berat, tapi kemudian masalah itu selesai dengan cara yang remeh dan membawa keuntungan yang besar bagi hidup kita.

Manusia tidak mampu menebak hikmah dibalik kejadian-kejadian yang menimpa hidupnya. Karena itu manusia yang ingin memiliki kehidupan yang tenang dan tentram akan menyerahkan segala urusannya kepada Allah swt.

Ingatlah bahwa bersandar kepada selain-Nya hanya akan mendatangkan kekecewaan. Karena siapapun yang kita harapkan sebenarnya tidak memiliki kemampuan apa-apa.

Orang kaya bisa menjadi miskin dalam sekejap. Orang yang punya jabatan akan segera kehilangan jabatannya. Orang yang memiliki kekuatan juga tidak akan bertahan lama. Bahkan semua yang hidup dengan semua fasilitas itu pada akhirnya juga akan mati.

Karena itu kita diperintahkan untuk pasrah kepada Dzat yang tidak pernah mati, seperti dalam firman-Nya :

وَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱلۡحَيِّ ٱلَّذِي لَا يَمُوتُ

“Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati.” (QS.Al-Furqan:58)

Serahkan segala urusanmu kepada Allah swt, karena engkau tidak mampu menjangkau maksud dari setiap kejadian yang menimpamu.

وَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُواْ شَيۡـٔٗا وَهُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّواْ شَيۡـٔٗا وَهُوَ شَرّٞ لَّكُمۡۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ

“Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS.Al-Baqarah:216)

Kisah dalam Surat Al-Kahfi akan memberikan kita gambaran yang jelas bagaimana sebuah kejadian yang tampak buruk dan menyesakkan hati justru menjadi jalan untuk meraih solusi dan kebahagiaan.

Dalam Surat Al-Kahfi diceritakan sebuah fenomena menarik yaitu :

(1) Nabi Khidir as tiba-tiba merusak perahu seseorang “tanpa sebab”. Seakan kejadian ini amat buruk dan merugikan. Namun ternyata dibaliknya ada kebaikan besar agar perahu itu terselamatkan dari rampasan penguasa.

(2) Nabi Khidir as tiba-tiba membunuh seorang anak kecil yang masih lucu. Kejadian ini pasti akan mengejutkan dan menyesakkan dada orang tuanya. Namun dibalik kejadian itu justru ada rahmat dan kasih sayang Allah, karena kelak anak itu akan membawa petaka bagi keluarganya dan dirinya sendiri.

(3) Tiba-tiba Nabi Khidir as membangun tembok yang akan roboh disebuah lingkungan yang penduduknya biadab dan kikir. Ternyata dibalik itu ada kebaikan besar untuk menjaga harta anak yatim.

Kita tak mampu menjangkau hikmah dibalik kejadian-kejadian yang menimpa. Sesuatu yang tampak buruk dan menyesakkan dada bisa menjadi awal datangnya berbagai kemudahan dan keselamatan dari Allah swt. Musibah yang diiringi air mata bisa saja menjadi pintu pembuka semua anugerah dan kenikmatan dari-Nya.

Maka jalan satu-satunya adalah bertawakal dan memasrahkan diri kepada Yang Maha Mengetahui dan Maha Mengatur segalanya.

Dan Allah mengetahui sementara kalian tidak mengetahui.

Semoga bermanfaat

KHAZANAHAQURAN

Dosa yang Terus Mengalirkan ke Alam Kubur

DI samping ada pahala jariyah, dalam Islam juga ada dosa yang sifatnya sama, dosa jariyah. Dosa yang tetap terus mengalir, sekalipun orangnya telah meninggal. Dosa yang akan tetap ditimpakan kepada pelakunya, sekalipun dia tidak lagi mengerjakan perbuatan maksiat itu.

Betapa menyedihkannya nasib orang ini, di saat semua orang membutuhkan pahala di alam barzakh, dia justru mendapat kucuran dosa dan dosa. Anda bisa bayangkan, penyesalan yang akan dialami manusia yang memiliki dosa jariyah ini.

Satu prinsip yang selayaknya kita pahami, bahwa yang Allah catat dari kehidupan kita, tidak hanya aktivitas dan amalan yang kita lakukan, namun juga dampak dan pengaruh dari aktivitas dan amalan itu. Allah berfirman di surat Yasin,

“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).”(QS. Yasin: 12)

Orang yang melakukan amal dan aktivitas yang baik, akan Allah catat amal baik itu dan dampak baik dari amalan itu. Karena itulah, Islam memotivasi umatnya untuk melakukan amal yang memberikan pengaruh baik yang luas bagi masyarakat. Karena dengan itu dia bisa mendapatkan pahala dari amal yang dia kerjakan, plus dampak baik dari amalnya.

 

INILAH MOZAIK

Beberapa Dalil Pahala Bagi yang Baru Berniat

NIAT memiliki keutamaan yang sangat besar. Maka memang benar bila bab niat menjadi perhatian tersendiri dalam rangka meningkatkan kualitas amal kita. Bahkan terdapat keutamaan niat yang sangat istimewa, yakni niat akan diganjar dengan pahala meskipun orangnya belum melakukan amalannya. Kami akan sampaikan tiga dari beberapa dalil yang bersumber dari hadits shahih tentang pahala atas niat kebaikan.

Dari Abdullah bin Abbas radliyallahu anhu, Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda “Sesungguhnya Allah menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan namun dia tidak (jadi) melakukannya, Allah tetap menuliskannya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika dia berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allah menulisnya di sisiNya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang banyak. Barangsiapa berniat buruk namun dia tidak jadi melakukannya, maka Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan barangsiapa berniat berbuat kesalahan kemudian mengerjakannya maka Allah menuliskannya sebagai satu kesalahan”.(HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfirman kepada para malaikat, “Jika hambaKu berniat melakukan kesalahan, maka janganlah kalian menulis kesalahan itu sampai ia (benar-benar) mengerjakannya. Jika ia sudah mengerjakannya maka tulislah sesuai dengan perbuatannya. Jika ia meninggalkan kesalahan itu (tidak jadi mengerjakan kesalahan/dosa yang ia niatkan), maka tulislah untuknya satu kebaikan. Jika ia ingin mengerjakan kebaikan namun tidak mengerjakannya tulislah sebagai kebaikan untuknya. Jika ia mengerjakan kebaikan tersebut, tulislah baginya sepuluh kali kebaikannya itu hingga tujuh ratus” (HR. Bukhari).

Dari Anas radliyallahu anhu, dari Nabi shalallahu alaihi wasallam, beliau bersabda, “Barangsiapa menginginkan kebaikan kemudian tidak mengerjakannya, maka satu kebaikan ditulis untuknya. Jika ia mengerjakan kebaikan tersebut, maka sepuluh kebaikan ditulis baginya. Dan barangsiapa menginginkan kesalahan kemudian tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis apa-apa baginya. Jika ia mengerjakan kesalahan tersebut, maka ditulis satu kesalahan baginya” (HR. Muslim).

INILAH MOZAIK

Berumah Tangga adalah Ibadah

Mendirikan rumah tangga bisa jadi sarana untuk saling menasihati.

 

Berumah tangga bagi seorang Muslim tidak hanya didasari oleh sebuah kebutuhan akan fitrah untuk hidup berpasangan dengan lawan jenis. Lebih dari itu, berumah tangga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ibadah dan dakwah.

Sebagai ibadah, berumah tangga merupakan sarana untuk meningkatkan dan menyempurnakan amaliah ibadah kepada Allah SWT. Rasulullah bersabda, ”Barangsiapa menikah, maka sesungguhnya ia telah menyempurnakan separuh iman, karena itu hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam separuh yang tersisa.” (HR Thabrani).

Sedangkan sebagai dakwah, berumah tangga adalah sarana untuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan takwa serta berlomba dalam memberikan contoh terbaik. Dakwah dalam konteks ini tidak hanya antara suami, istri, dan anak. Namun, juga meliputi bagaimana keluarga yang dibentuk dapat menjadi teladan bagi keluarga lainnya dan masyarakat pada umumnya.

Adalah kenyataan bahwa setiap pasangan suami-istri selalu memiliki kekurangan dan kelebihannya. Kekurangan istri atau suami adalah sarana dakwah bagi pasangan masing-masing untuk melengkapi dan menutupi kekurangan tersebut.

Alquran menjelaskan hubungan suami-istri dengan ungkapan bahasa seperti sebuah pakaian. Artinya, istri adalah pakaian suami dan suami adalah pakaian istri. Ini membawa konsekuensi keduanya harus berusaha saling menjaga dan menasihati. Allah SWT berfirman, ”Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka adalah pakaian bagimu dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.” (QS 2: 187).

Untuk menjadikan rumah tangga sebagai sarana dakwah, dari setiap pasangan diperlukan kesadaran bahwa mereka terlahir sebagai pejuang-pejuang kebenaran yang memiliki kewajiban untuk saling memberikan nasihat, mengajak pada kebaikan, dan mencegah dari berbagai kemunkaran.

Hal ini sebagaimana Allah jelaskan dalam firman-Nya, ”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang baik dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS 3: 110).

Dalam ayat lainnya Allah SWT menegaskan, ”Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) pada yang baik, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS 9: 71).

Pendek kata, berumah tangga harus kita jadikan sarana dakwah yang efektif. Baik suami kepada istri, istri kepada suami, orang tua kepada anak-anak, maupun antaranggota keluarga itu sendiri. Atau dengan kata lain, dakwah harus kita jadikan sebagai salah satu tujuan dalam berumah tangga. Wallahu a’lam bis-shawab.

 

Oleh: Mulyana

Sumber : Pusat Data Republika

Bertobat Dahulu, Meminta Kemudian

Semoga Allah mengampuni kita serta mengabulkan semua keinginan kita.

Pernah suatu ketika seorang laki-laki dengan wajah bersedih datang menemui ulama besar yang bernama al-Hasan al-Bashri untuk mengadukan permasalahannya. Al-Hasan al-Bashri pun memberikan nasihatnya, Mohon ampunlah (istighfar) kepada Allah!

Di lain kesempatan, banyak orang datang mengadukan berbagai keluhan kepada ulama saleh ini. Ada yang mengadukan masalah kemiskinan yang dialaminya, kematian anak nya, hasil panen kebunnya yang sedikit, dan masalah-masalah yang lainnya. Apa kata al-Hasan al-Bashri? Beliau menyarankan kepada mereka untuk memperbanyak istighfar.

Melihat saran dan jawaban dari al-Hasan al-Bashri yang ha nya itu-itu saja, padahal permasalahannya berbeda, beberapa orang berkata kepada beliau, Banyak orang datang kepadamu mengeluh ini dan itu, tapi mengapa engkau malah menyuruh mereka semua untuk membaca istighfar?

Al-Hasan al-Bashri pun membacakan sebuah ayat kepada mereka, Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, karena sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, membanyakkan harta dan anak-anakmu, serta mengadakan untukmu kebun-kebun dan sungai-sungai. (QS Nuh [71]: 10-12).

Sungguh, Allah begitu adil kepada kita sebagai hamba- Nya. Dia memberikan kunci untuk berbagai permohonan dan kebaikan-kebaikan dengan satu syarat saja, yaitu me mohon ampun terlebih dahulu, menyucikan diri agar bersih. Jika proses membersihkan diri sudah selesai, mintalah kepada Allah dengan penuh kesungguhan hati, maka Allah akan mengabulkannya.

Sungguh, Allah akan meninggalkan kita dan mengabaikan permohonan yang kita panjatkan, jika di dalam diri masih tersimpan noda hitam akibat dosa yang belum dibersihkan. Allah menyediakan berbagai pintu tobat yang terbuka setiap saat.

Untuk itu, maka Rasulullah mengajarkan kita doa dan istighfar yang paling utama, yaitu Sayyid al-Istighfar, yang artinya: Wahai Allah Tuhanku! Tidak ada tuhan selain Engkau. Engkau telah menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu.

Sungguh, aku berada dalam perjanjan dengan-Mu, sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan-keburukan perbuatanku. Aku mengaku banyaknya nikmat yang Engkau anugerahkan kepadaku.

Aku mengakui dosa-dosaku. Maka ampunilah dosa-dosaku, karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosaku itu kecuali Engkau. (HR al-Bukhari, Ahmad, dan lainnya) Sesungguhnya, Allah Maha Bijaksana lagi Pengampun! Semoga Allah mengampuni kita serta mengabulkan semua keinginan dan doa-doa yang kita panjatkan. Aamin.

 

Oleh: Feri Anugrah

KHAZANAH REPUBLIKA