Prof Nasaruddin Umar Apresiasi Undangan Haji dari Raja Salman untuk 50 Muslim Indonesia

Ada 50 Muslim Indonesia yang mendapatkan undangan haji Raja Salman.

Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar menjadi salah satu dari 50 Muslim asal Indonesia yang terpilih sebagai tamu undangan haji dari Raja Salman bin Abdulaziz Alsaud.

Dia mengatakan, Raja Arab Saudi mengundang sekitar 50 negara untuk melakukan ibadah haji di Tanah Suci. Di tahun sebelumnya, negara-negara Barat juga termasuk ada yang diundang oleh Raja Salman.

“Seperti Amerika, dan negara-negara Eropa. Artis-artis yang Muslim juga pernah, Mike Tyson juga pernah. Jadi, orang-orang yang dianggap punya pengaruh di negerinya biasanya dapat undangan khusus,” tuturnya kepada wartawan usai acara pelepasan jamaah haji tamu Raja Salman di Jakarta, Rabu (21/6/2023).

Indonesia kemungkinan karena penduduk Muslimnya terbanyak, mendapat jumlah lebih besar yaitu 50 orang. Negara-negara lain biasanya mendapat jumlah tamu undangan 5 sampai 10 orang.

Prof Nasaruddin, yang sebelumnya juga pernah menerima undangan yang sama, menyebutkan, mereka nantinya ditempatkan dalam suatu tempat yang khusus dan biasanya diterima oleh Raja Salman.

“Jadi satu kebanggaan juga buat kita, bangsa Indonesia selalu mendapatkan undangan terbanyak dari Kerajaan Arab Saudi. Dan saya juga salut, ya, di Kerajaan Arab Saudi terutama Kedubes Saudi di sini, itu ada pemerataan undangan. Jadi bukan hanya pejabat yang diundang. Anda lihat itu ada masyarakat yang punya jasa dalam dakwah juga diundang,” tuturnya. Dia berharap ke depannya semoga Kerajaan Arab Saudi setiap tahun betul-betul memberikan prioritas khusus untuk Indonesia. “Bayangkan, 40 tahun orang mengantre (untuk berangkat haji) tetapi ini ada orang diundang khusus,” ujarnya.

Selama di Saudi, lanjut Prof Nasaruddin, biasanya akan ada pertemuan antara Raja Salman dan para tamu undangan haji dari raja, di dalam suatu aula yang besar yang digelar oleh Kerajaan.

“Sekarang belum (ada info apakah akan bertemu Raja Salman), tapi biasanya setiap tahun. Karena saya sudah pernah ikut juga dan kali ini diundang lagi,” ungkapnya.

Prof Nasaruddin dalam kesempatan itu mengimbau kepada para tamu undangan haji Raja Salman untuk menciptakan hubungan kerja sama yang baik antara Indonesia dengan Kerajaan Saudi. Terlebih, gagasan pemerintah Arab Saudi juga mendukung moderasi umat beragama dan mengajak masyarakat Islam untuk berpikir maju ke depan.

“Saya kira perlu kita berikan apresiasi. Termasuk Dubes Saudi yang ada di Indonesia sekarang ini. Dubes Saudi (sekarang) ini termasuk one of the best diplomat Saudi yang dikirim ke Indonesia,” tuturnya.

IHRAM

Pantau Fasilitas di Arafah, Menag: Lebih Bagus

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meninjau persiapan layanan di Arafah yang dilakukan oleh pihak Masyariq atau Muassasah. Beberapa fasilitas yang ditinjau antara lain tenda dan toilet jamaah haji, serta dapur yang akan digunakan untuk memasak makanan jamaah.

“Saya mengecek persiapan di Arafah yang dilakukan Masyariq. Saya kira sejauh ini bagus. Ada beberapa yang belum selesai dan mereka menjanjikan dua hari selesai,” kata Menag dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Rabu (21/6/2023).

Perihal toilet, ia menyebut hal ini merupakan poin yang paling krusial dan janji tahun lalu telah ditepati untuk penambahan toilet. Ia pun berharap tahun depan bisa ditambah lagi karena masih banyak lahan kosong yang bisa dipakai untuk menambah toilet.

Menag mengatakan penambahan fasilitas toilet ini sangat penting. Sebab jamaah haji Indonesia kebanyakan adalah perempuan, yang secara umum memerlukan waktu yang lebih lama ketika berada di toilet dibanding laki-laki.

“Ini baguslah, lebih luas, lebih bersih dibanding sebelumnya. Alhamdulillah, mudah-mudahan jamaah kita bisa beribadah dengan baik. Toilet juga disiapkan untuk difabel,” lanjut dia.

Tiba di Arafah sekitar pukul 17.30 Waktu Arab Saudi, Menag lebih dulu meninjau kesiapan tenda jamaah haji Indonesia. Ia melihat tenda sudah digelar karpet merah dan dilengkapi fasilitas kasur busa.

Tidak hanya itu, Menag juga sempat duduk di atas kasur untuk mencoba kualitas alas tidur yang telah disiapkan. Layanan kasur ini diberikan kali pertama oleh pihak Masyariq pada penyelenggaraan ibadah haji 1443 H/2022 M.

“Fasilitas tenda yang jelas AC-nya lebih dingin, ada penambahan AC di tenda sehingga lebih dingin. H-2 sebelum wukuf di Arafah, insya Allah semua sudah siap selesai. Tidak ada kekhawatiran. Nanti H-2 kita cek lagi. Mudah-mudahan apa yang disampaikan oleh pihak Masyariq benar-benar diwujudkan,” ucap Gus Men, panggilan akrabnya.

Selain tenda dan toilet, ia juga melihat persiapan dapur Arafah, tempat makanan bagi jamaah disiapkan. Kesiapan dapur dinilai menjadi hal yang sangat penting, karena berkenan dengan logistik jamaah.

Menag menyebut kondisi dapur lebih bersih, bagus dan layak dibanding saat ia menjadi jamaah haji reguler tahun 2004. Harapannya, dengan perbaikan ini jamaah haji Indonesia bisa terlayani dengan baik.

Selanjutnya, Menag dan jajarannya mencoba fasilitas tambahan berupa mobil golf. Sarana transportasi ini akan digunakan untuk membantu mobilitas jamaah.

“Tahun ini Masyariq menyiapkan mobil golf juga di Arafah, untuk melakukan patroli kalau ada jamaah membutuhkan pertolongan. Sehingga, mobil ini diharapkan bisa mempercepat akses untuk menolong jemaah kita,” ujar dia.

Menurutnya, ada 65 mobil golf yang disiapkan Masyariq. Selain di Arafah, mobil ini juga akan digunakan di Mina untuk mengantar jamaah pada titik terdekat dengan jamarat.

Mengingat tidak mungkin mobil ini masuk sampai ke area jamarat, setidaknya mobil akan mengantar jamaah sampai pada titik terdekat, terutama untuk jamaah lansia.

Dari hasil tinjauannya itu, Menag menyimpulkan telah terjadi peningkatan layanan yang dilakukan Masyariq dan Pemerintah Saudi dan berlangsung sangat baik. Apa yang disiapkan sudah sesuai dengan kesepakatan yang tahun lalu dibicarakan.

“Nanti setelah penyelenggaraan ibadah haji selesai, kita akan segera lakukan evaluasi lagi dan saya akan bicara dengan Kementerian Haji, terkait perbaikan pelaksanaan di tahun depan,” kata Menag Yaqut.

IHRAM

Ali bin Abi Thalib Melawan Syiah Ekstrem

Tidak mencintai Abu Bakar ra. dan Umnar r.a. kecuali seorang mukmin utama. Membenci keduanya termasuk keluar dari agama (mariq), demikian pesan Ali Bin Abi Thalib kepada Syiah ekstrem

SALAH satu golongan ekstrem Syiah (Rafidhah) beragama dengan membenci Abu Bakar al-Shiddiq (yang teguh berislam kala kebanyakan manusia mendustakannya).

“Umar bin al-Khaththab al-Faruq (Penegak kebenaran dan Pembasmi kebatilan), Utsmân bin Affân, sang pemilik dua cahaya, dan istri-istri Nabi ﷺ yang adalah ibu-ibu kaum mukmin. Mereka mengklaim kebencian itu sebagai rasa cinta kepada ahli bait Nabi ﷺ.

Pada suatu hari, Suwaid bin Ghaflah menemui Ali bin Abi Thalib k.w. dan berkata:

“Wahai Amirul Mu’minin, aku melewati sekelompok orang yang menyebut-nyebut Abu Bakar dan Umar dengan hal-hal yang sama sekali tidak layak bagi keduanya.”

Maka, ‘Ali segera bangkit menuju Mimbar dan berkata:

“Demi Allah yang membelah biji (menjadi dan tumbuh) dan menciptakan jiwa. Tidak mencintai Abu Bakar ra. dan Umnar r.a. kecuali seorang mukmin utama. Dan tidak membenci keduanya kecuali si malang yang keluar dari agama (mâriq). Mencintai mereka itu adalah kedekatan kepada Allah (qurbah). Dan membenci mereka itu adalah keluar dari agama.

Bagaimana bisa satu kaum menyebut-nyebut dua saudara Rasulullah ﷺ, dua wakil beliau, dua sahabat karib beliau, dan dua pemimpin Quraisy, dan dua Bapak kaum Muslim (dengan hal-hal tak pantas)? Aku berlepas diri dari orang yang menjelek-jelekkan keduanya. Dan buat dia sendiri akibat dosanya.” (Khalid Muhammad Tsabit, dari buku Qisasul Auliya’)

HIDAYATULLAH

Hikmah Ibadah Haji

Di antara impian setiap pribadi muslim adalah mampu melaksanakan ibadah haji. Ibadah yang Allah wajibkan hanya kepada mereka yang telah memiliki kemampuan. Allah ‘Azza Wajalla berfirman,

فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka dia aman. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.” (QS. Ali Imran: 97)

Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullahu mengatakan,

هَذِهِ آيَةُ وُجُوبِ الْحَجِّ عِنْدَ الْجُمْهُورِ

Menurut mayoritas para ulama, ayat ini menunjukkan tentang wajibnya haji.” (binbaz.org)

Begitu pun sebagaimana hadis yang disampaikan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فَقَالَ: أَيُّهَا النَّاسُ، قَدْ فُرِضَ عَلَيْكُمُ الْحَجُّ، فَحُجُّوا

Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama berkhotbah di hadapan kami dan mengatakan, ‘Wahai sekalian manusia, diwajibkan atas kalian untuk berhaji.’” (HR. Muslim no. 1337)

Sebagaimana ibadah lain, haji juga menyimpan banyak sekali hikmah dalam setiap prosesi yang dikerjakan oleh seorang muslim di dalamnya.

Seseorang akan merasa untuk berserah sepenuhnya kepada Allah ‘Azza Wajalla

Ketika seseorang memutuskan untuk meninggalkan keluarga, harta benda, dan yang ia cintai untuk menunaikan ibadah haji, yang notabene merupakan ibadah yang tidak ringan baik fisik maupun harta, akan tumbuh di dalam hatinya perasaan berserah hanya kepada Allah ‘Azza Wajalla. Dan hal ini akan semakin mendidik hatinya untuk menyempurnakan peribadahan hanya untuk Allah semata.

Mempererat hubungan sesama muslim

Perjumpaan dengan kaum muslimin lain dari seluruh penjuru dunia dengan latar belakang yang berbeda-beda akan semakin melatih kepekaan dan ikatan persaudaraan antar mereka. Dan inilah yang disebutkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama,

المُؤْمِنُ أَخُو المُؤْمِنِ

Seorang mukmin itu saudara bagi mukmin yang lainnya.” (HR. Muslim no. 1414)

Sebagaimana saudara yang tidak ingin melihat dirinya mendapati hal yang tidak disukai, maka seperti itulah ketika menjalankan prosesi ibadah haji seseorang akan dilatih untuk bermuamalah dengan lebih baik kepada muslim yang lain. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda,

لَا يُؤْمِنُ أحَدُكُمْ، حتَّى يُحِبَّ لأخِيهِ ما يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Tidaklah sempurna keimanan seorang hamba, sampai ia mencintai untuk saudaranya apa-apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari no. 13)

Seluruh amalan ibadah haji adalah tauhid

Hal ini dikemukakan oleh Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullahu,

(الحج) كله دعوة إلى توحيده ، والاستقامة على دينه ، والثبات على ما بعث به رسوله محمدا عليه الصلاة والسلام. فأعظم أهدافه توجيه الناس إلى توحيد الله ، والإخلاص له ، والاتباع لرسوله صلى الله عليه وسلم فيما بعثه الله به من الحق والهدى في الحج وغيره. فالتلبية أول ما يأتي به الحاج والمعتمر، يقول: ( لبيك اللهم لبيك، لبيك لا شريك لك لبيك ) يعلن توحيده لله وإخلاصه لله ، وأن الله سبحانه لا شريك له؛ وهكذا في طوافه ، يذكر الله ويعظمه ويعبده بالطواف وحده، ويسعى فيعبده بالسعي وحده ، دون كل ما سواه، وهكذا بالتحليق والتقصير، وهكذا بذبح الهدايا والضحايا، كل ذلك لله وحده، وهكذا بأذكاره التي يقولها في عرفات وفي مزدلفة وفي منى، كلها ذكر لله ، وتوحيد له ، ودعوة إلى الحق وإرشاد للعباد ، وأن الواجب عليهم أن يعبدوا الله وحده ، وأن يتكاتفوا في ذلك ويتعاونوا ، وأن يتواصوا بذلك

Seluruh amalan ibadah haji adalah bentuk pengesaan kepada Allah ‘Azza Wajalla, istikamah di atas agama-Nya, dan bentuk patuh terhadap perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama. Di antara hikmah yang paling agung adalah pengesaan ibadah hanya kepada Allah dan mengikuti sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama yang telah menjelaskan tentang ibadah haji dan lainnya. Talbiyah yang diucapkan pertama kali oleh orang yang berhaji atau umrah memiliki maksud mengesakan Allah dan mengakui bahwa tiada sekutu bagi-Nya, begitu pun ketika tawaf seseorang sibuk dengan zikir dan mengagungkan Allah. Begitu pun dengan sai, yang seseorang tidaklah mempersembahkan sainya, kecuali untuk Allah saja. Pun dengan memangkas rambut, menyembelih hewan, zikir-zikir yang dibaca ketika di Arafah, Muzdalifah, dan Mina semua memiliki kandungan yang sama yakni tauhid. Wajib bagi yang tengah menjalankan ibadah haji untuk mengesakan Allah semata, saling menolong di dalamnya, dan saling menasihati kebaikan.” (Majmu’ Fataawa Ibn Baz, 16: 186-187)

Seluruh prosesi haji adalah zikir

Allah ‘Azza Wajalla berfirman,

لِّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۚ فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْبَاۤىِٕسَ الْفَقِيْرَ ۖ

(Mereka berdatangan) supaya menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang telah dianugerahkan-Nya kepada mereka berupa binatang ternak. Makanlah sebagian darinya dan (sebagian lainnya) berilah makan orang yang sengsara lagi fakir.” (QS. Al Hajj: 28)

Bahkan, zikir merupakan salah satu esensi ibadah haji. Sebagaimana dikemukakan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullahu,

بل هو -أي الذكر- روح الحج، ولبه ومقصوده، كما قال النبي: ( إنما جعل الطواف بالبيت، والسعي بين الصفا والمروة، ورمي الجمار: لإقامة ذكر الله

Bahkan, zikir merupakan esensi ibadah haji. Sebagaimana disebutkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama, bahwa tawaf, sai, dan melempar jamrah adalah dalam rangka menegakkan zikir kepada Allah [1].” (Madarij Al-Salikin, 4: 2537)

Meski hadis di atas lemah, akan tetapi esensi dari setiap prosesi ibadah haji adalah zikir kepada Allah. Hal ini disampaikan pula oleh Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullahu.

Semoga Allah karuniakan kita kesempatan untuk mengerjakan ibadah haji dan jadikan haji tersebut mabrur. Amin

***

Penulis: Muhammad Nur Faqih, S.Ag.

Catatan kaki:

[1] HR Abu Dawud no. 1888 dan dilemahkan oleh ulama.

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/85724-hikmah-ibadah-haji.html

Bacaan Al-Quran Menurunkan Depresi dan Kecemasan

Bagi orang muslim yang taat, membaca Al-Qur’an adalah amalan harian yang sangat direkomendasikan. Apalagi membaca secara tartil, dengan tajwid (pelafalan yang benar), dan tidak terburu-buru sangat dianjurkan.

Hal ini bertujuan agar melodi yang diperdengarkan dapat memberikan pengaruh positif berupa kedamaian bagi para pendengarnya.

Sebuah studi menemukan bahwa pembacaan Al-Qur’an, yang disebut sebagai Qur’an recitation approach atau QRP sangat berguna dalam meredakan anxiety (kecemasan) pada kondisi medis tertentu dan pada kondisi psikososial, demikian kajian enam namasiswa Unair yang ditulis di laman balimedicaljournal.org.

Bahkan secara medis, QRP dapat meningkatkan respon kemoterapi terhadap kanker. Di otak, seperti ditunjukkan oleh gambaran electroencephalography (EEG), QRP dapat memberikan pengaruh relaksasi di otak, meski pendengarnya tidak mengetahui apa yang dibaca atau didengarnya.

QRP juga ternyata dapat meningkatkan kadar serotonin pada penderita stroke, dan memperbaiki prognosis klinisnya. Namun demikian hingga saat ini belum ada riset yang mengkaji pengaruh pembacaan Al-Qur’an terhadap sel-sel otak, terutama pada kondisi depresi.

Penelitian pada hewan coba tikus model depresi, yakni dengan cara menggantung tikus dengan ketinggian 50 cm dari permukaan lantai selama 1 jam dalam 7 berturut-turut hari sehingga menimbulkan perasaan tidak berdaya, ditandai dengan peningkatan waktu berdiam tikus; dan tikus model agresif (dengan cara tail suspension approach selama 7 hari dan dipapar suara berisik), ditandai dengan peningkatan aktivitas maze tikus, dan penurunan waktu berdiam, sehingga tikus menjadi lebih aktif atau agitasi.

Kedua model kejiwaan ini menunjukkan adanya retardasi psikomotorik dan kerusakan kognitif. Pemberian QRP ditemukan meringankan retardasi psikomotorik di kelompok tikus depresi, bahkan menenangkan perilaku agitasi pada tikus.

Sementara pada kelompok tikus yang agresif, mengalami aktivasi perilaku “goal directed” karena kognisi meningkat dengan ketenangan psikomotorik. Hal ini terlihat pada penurunan aktivitas maze yang diikuti dengan peningkatan periode berdiam diri, dengan peningkatan kecepatan mencari makan, namun lebih tenang daripada sebelumnya.

Menariknya, perubahan ini tidak ditentukan oleh dosis atau lama intervensi QRP. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh riset menggunakan musik, dimana music dapat meningkatkan performa belajar dan memori tanpa adanya spesifik dosis dan waktu

Pada saat pembedahan, terdapat satu kelompok yang berbeda bermakna pada jumlah sel-sel neuron, dengan perlakuan optimum, 1 jam per hari pembacaan Al-Qur’an. Namun hal ini tidak berlaku pada kelompok sel-sel glial.

Musik yang lembut dapat menjadi terapi untuk mengatasi anxiety, karena frekuensinya yang rendah, tidak terlalu menghentak dan harmonis.

Sementara pada musik yang keras, dapat menurunkan jumlah neuron dan sel-sel glia karena stres oksidatif yang berlebihan, sehingga menimbulkan frekuensi vibrasi, yang disebut sebagai ototoksisitas.

Sehingga musik keras menjadi sebuah ancaman pada individu. Pada pengamatan di hipokampus, yakni area otak yang menjadi dasar memori spasial dan pembelajaran, mangalami kerusakan pada tikus agresif akibat paparan suara keras.

Bahkan setelah tidak dipapar, terjadi penurunan neurogenesis di hipokampus. Diduga sel-sel glia berperan sebagai pengatur neuroplastisitas yang diinduksi oleh QRP, namun terjadi penurunan sel-sel glia setelah intervensi QRP.

Hal ini membutuhkan penelitian lebih lanjut. Dosis optimal intervensi QRP untuk mengatasi depresi adalah 1 jam, lebih dari itu, terapi QRP menjadi penyebab stres dan tidak efektif.*

HIDAYATULLAH

Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Darinya radhiallahu anhu juga dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

ما من عمل أزكى عند الله عز وجل ، ولا أعظم أجراً من خير يعمله في عشر الأضحى قيل : ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال : ولا الجهاد في سبيل الله عز وجل ، إلا رجل خرج بنفسه وماله ، فلم يرجع من ذلك بشيء ) رواه الدارمي 1/357 وإسناده حسن كما في الإرواء 3/398 .

“Tidaklah suatu amalan yang lebih bersih di sisi Allah Azza Wajalla, dan lebih agung pahalanya dari suatu kebaikan yang dilakukan pada sepuluh hari adha. Dikatakan, “Meskipun Jihad di jalan Allah. Beliau menjawab, “Meskipun berjihad fi sabilillah azza Wajalla. Kecuali seseorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya dan tidak kembali sedikitpun darinya.” HR. Darimi, (1/357 dan sandanya hasan sebagaiman di ‘Irwa’, (3/398).

APA saja keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah? Adakah keutamaan dibandingkan dengan hari-hari lainnya? Apa amalan sholehah yang dianjurkan untuk diperbanyak pada sepuluh hari ini?

Di antara musim ketaatan agung di sepuluh awal di bulan Dzulhijjah. Dimana Allah mengagungkan dibanding hari-hari lain dalam setahun. Dari Ibnu Abbas, radhiallahu anhuma dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

( ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله منه في هذه الأيام العشر . قالوا ولا الجهاد في سبيل الله !! قال : ولا الجهاد في سبيل الله ، إلا رجل خرج بنفسه وماله ولم يرجع من ذلك بشيء ) أخرجه البخاري 2/457

“Tidak ada hari dimana amal sholeh di dalamnya lebih dicintai Allah dibandingkan sepuluh hari ini. Mereka bertanya, “Meskipun berjihad di sabilillah. Beliau menjawab, “Meskipun jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya. Dan tidak ada yang kembali sedikitpun.” HR. Bukhori, (2/457).

Darinya radhiallahu anhu juga dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

ما من عمل أزكى عند الله عز وجل ، ولا أعظم أجراً من خير يعمله في عشر الأضحى قيل : ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال : ولا الجهاد في سبيل الله عز وجل ، إلا رجل خرج بنفسه وماله ، فلم يرجع من ذلك بشيء ) رواه الدارمي 1/357 وإسناده حسن كما في الإرواء 3/398 .

“Tidaklah suatu amalan yang lebih bersih di sisi Allah Azza Wajalla, dan lebih agung pahalanya dari suatu kebaikan yang dilakukan pada sepuluh hari adha. Dikatakan, “Meskipun Jihad di jalan Allah. Beliau menjawab, “Meskipun berjihad fi sabilillah azza Wajalla. Kecuali seseorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya dan tidak kembali sedikitpun darinya.” HR. Darimi, (1/357 dan sandanya hasan sebagaiman di ‘Irwa’, (3/398).

Nash ini dan lainnya menunjukkan bahwa sepuluh hari (awal) lebih utama dibandingkan hari-hari lain dalam setahun tanpa ada pengecualian sedikitpun. Meskipun sepuluh terakhir Ramadan. Akan tetapi sepuluh malam akhir Ramadan itu lebih utama dibandingkan sepuluh malam Dzulhijjah. Karena mengandung malam lailatul qadar. Dimana ia lebih baik dari seribu bulan. Silahkan melihat ‘Tafsir Ibnu Katsir, (5/412).

Selayaknya seorang muslim membuka di sepuluh hari ini dengan bertaubat nasuha kepada Allah Azza Wajalla. Kemudian memperbanyak amalan sholeh secara umum, dan dikuatkan perhatian dengan melakukan amalan-amalan berikut ini:

1. Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah: Puasa

Disunahkan bagi seorang muslima berpuasa sembilan hari Dzulhijjah karena Nabi sallallahu alaihi wa sallam menganjurkan melakukan amal sholeh pada sepuluh hari dan puasa termasuk amalan terbaik.

Sungguh Allah telah memilih untuk diri-Nya sebagaimana dalam hadits qudsi:

” قال الله : كل عمل بني آدم له إلا الصيام فإنه لي وأنا أجزي به ” أخرجه البخاري 1805

“Allah berfirman, “Semua amalan bani Adam baginya kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku dan saya yang akan memberi balasannya.” HR. Bukhori, 1805.

Dahulu Nabi sallallahu alaihi wa sallam berpuasa sembilan Dzulhijjah. Dari Hunaidah bin Kholid dari istrinya dari sebagian istri Nabi sallallahu alaihi wa sallam berkata:

كان النبي صلى الله عليه وسلم يصوم تسع ذي الحجة ويوم عاشوراء وثلاثة أيام من كل شهر . أول اثنين من الشهر وخميسين ” أخرجه النسائي 4/205 وأبو داود وصححه الألباني في صحيح أبي داود 2/462 .

“Biasanya Nabi sallallahu alaihi wa sallam berpuasa sembilan Dzulhijjah dan hari asyura serta tiga hari pada setiap bulan. Pertama senin dari bulan dan dua kamis.” HR. Nasa’, (4/205) dan Abu Dawud dishohehkan Albani di Shoheh Abi Dawud, (2/462).

2. Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah: Memperbanyak membaca tahmid (alhamdulilla), tahlil (Lailaha illallahu) dan takbir (Allahu Akbar).

Disunahkkan membaca takbir, tahmid, tahlil dan tasbih (subhanallah) di sepuluh hari. Mengeraskan hal itu di masjid-masjid, rumah, jalanan dan di semua tempat yang diperbolehkan menyebut Allah untuk menunjukkan ibadah dan mengiklankan keagungan Allah Ta’ala. Lelaki dikeraskan dan melirihkan bagi wanita. Allah Ta’ala berfirman:

( ليشهدوا منافع لهم ويذكروا اسم الله في أيام معلومات على ما رزقهم من بهيمة الأنعام ) الحج/28

“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.” QS. Al-Hajj: 28

Mayoritas ulama mengatakan bahwa hari yang telah ditentukan adalah sepuluh hari (Dzulhijjah) sebagaimana yang ada dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma. “Ayyam ma’lumat adalah sepuluh hari.”

Dari Abdullah bin Umar radhiallahunahuma dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

( ما من أيام أعظم عند الله ولا أحب إليه العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد ) أخرجه احمد 7/224 وصحّح إسناده أحمد شاكر .

“Tidak ada hari-hari yang lebih agung dan lebih dicintai Allah melakukan amalan di dalamnya dibandingkan pada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyak di dalamnya dengan tahlil (mengucapkan ‘Lailaha illallahu), takbir (mengucapkan Allahu Akbar) dan tahmid (mengucapkan Alhamdulillah).” HR. Ahmad, (7/224) dan dishohehkan sanadnya oleh Ahmad Syakir.

Tatacara takbir adalah mengucapkan Allahu Akbar, Allahu Akbar, Lailaha illallahu, Wallahu Akbar, Walillahil hamdu. Disana ada cara yang lainnya.

Takbir pada zaman sekarang menjadi sunnah yang dijauhi, apalagi di awal sepuluh (Dzulhijjah) hampir saja tidak anda dengarkan kecuali sedikit sekali. selayaknya mengeraskan suara untuk menghidupkan sunah dan mengingatkan orang yang lalai. Telah ada ketetapan dari Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiallahu anhuma keduanya keluar menuju pasar pada sepuluh hari bertakbir, dan orang-orang bertakbir dari takbir keduanya. Maksudnya orang teringat dengan takbir sehingga masing-masing bertakbir sendiri-sendiri. Maksudnya bukan melakukan takbir jama’I dengan satu suara karena hal ini tidak dianjurkan.

Sesungguhnya menghidupkan sunah yang telah punah atau hampir punah, pahalanya agung sekali. sebagaimana yang ditunjukkan sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam:

( من أحيا سنة من سنتي قد أميتت بعدي فإن له من الأجر مثل من عمل بها من غير أن ينقص من أجورهم شيئاً ) أخرجه الترمذي 7/443 وهو حديث حسن لشواهده

“Siapa yang menghidupkan diantara sunahku yang telah mati setelahku. Maka baginya pahala seperti orang yang mengamalkan tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.” HR. Tirmizi, (7/443) hadits ini hasan dengan penguatan lainnya.

3. Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah: Menunaikan haji dan umrah.

Sesungguhnya diantara amalan yang paling utama di sepuluh (awal dzulhijjah) adalah menunaikan haji di Baitullah Haram. Siapa yang diberi taufik oleh Allah menunaikan haji ke baitullah dan menunaikan manasiknya sesuai dengan tuntunan, maka dia mendapatkan bagian –insyaallah – dari sabda Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam:

( الحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة

“Haji mabrur, tidak ada balasan baginya melainkan surga.”

4. Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah: Kurban

Di antara amalan sholeh di sepuluh (awal Dzhulhijjah) mendekatkan diri kepada Allah dengan menyembelih kurban dan mempersembahkan yang terbaik dan mengorbankan harta di jalan Allah Ta’ala. Maka bersegeralah dengan mempergunkan hari-hari yang utama, sebelum menyesal orang yang melalaikan dari apa yang telah dilakukan. Sebelum meminta untuk dikembalikan (ke dunia) dimana tidak akan dikabulkan apa yang dimintanya. []

SUMBER: ISLAMQA

Bentuk Takbir yang Muthlaq (Bebas) dan yang Muqayyad (Terikat) pada Hari-hari Selama Bulan DzulHijjah

MASALAH takbir muthlaq pada saat idul adha, apakah takbir setelah selesai shalat termasuk takbir muthlaq atau tidak? Apakah yang demikian itu termasuk sunnah, mustahab atau bid’ah?

Adapun takbiran pada hari raya idul adha, maka telah disyari’atkan mulai awal bulan sampai pada hari ke 13 bulan Dzul Hijjah, berdasarkan firman Allah Ta’ala:

ليشهدوا منافع لهم ويذكروا اسم الله في أيام معلومات الحج /28

“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfa`at bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan”. (QS. Al Hajj: 28)

Dan itulah yang dinamakan 10 awal bulan Dzul Hijjah. Dan berdasarkan firman Allah lainnya:

واذكروا الله في أيام معدودات البقرة / 203

“Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang”. (QS. Al Baqarah: 203)

maksudnya adalah pada hari-hari tasyriq. Dan berdasarkan sabda Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- :

أيام التشريق أيام أكل وشرب وذكر الله عز وجل رواه مسلم في صحيحه

“Hari-hari tasyriq adalah hari-hari untuk makan, minum dan berdzikir kepada Allah –‘Azza wa Jalla-“. (HR. Muslim dalam Shahihnya)

Imam Bukhori telah menyebutkan dalam kitab Shahihnya sebagai catatan dari Ibnu Umar dan Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhuma- bahwa keduanya pernah keluar ke pasar pada 10 awal Dzul Hijjah dan bertakbir, dan masyarakat bertakbir dengan takbir dari keduanya.

Umar bin Khottob dan anaknya –radhiyallahu ‘anhuma- keduanya dahulu bertakbir pada saat hari-hari Mina di masjid dan di tenda, dengan suara yang keras sehinggan Mina bergemuruh dengan suara takbir.

Telah diriwayatkan dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan dari beberapa para sahabat –radhiyallahu ‘anhum- bahwa mereka bertakbir setiap kali selesai shalat lima waktu, sejak shalat Subuh pada hari Arafah sampai shalat Ashar pada tanggal 13 Dzul Hijjah, hal ini untuk mereka yang tidak sedang berhaji.

Adapun para jamaah haji, mereka sudah sibuk pada saat ihramnya dengan talbiyah sampai melempar jumrah Aqabah pada hari raya idul adha, setelah itu baru mereka sibuk dengan takbir, takbirnya pun dimulai bersamaan dengan batu pertama untuk melempar jumrah Aqabah. Jika dia bertkbir bersamaan dengan talbiyah maka tidak apa-apa, berdasarkan perkataan Anas:

كان يلبي الملبي يوم عرفة فلا ينكر عليه ، ويكبر المكبر فلا ينكر عليه رواه البخاري

“Bahwa orang yang bertalbiyah membaca talbiyah pada hari Arafah tidak apa-apa, dan membaca takbir juga tidak apa-apa”. (HR. Bukhori)

Namun yang lebih utama bagi yang sedang berihram adalah bertalbiyah, dan bagi mereka yang tidak berihram adalah bertakbir pada hari-hari yang telah disebutkan.

Dengan ini anda mengetahui bahwa takbir muthlaq (umum) dan yang muqayyad (terikat) keduanya dilakukan secara bersamaan menurut pendapat yang benar selama lima hari, yaitu; pada hari Arafah, hari Nahr (raya idul adha) dan tiga hari tasyriq.

Sedangkan pada hari ke delapan dan sebelumnya sampai awal bulan, maka takbir yang dilakukan adalah takbir muthlaq, tidak terikat, berdasarkan beberapa ayat dan atsar sebelumnya. Dan di dalam Al Musnad dari Ibnu Umar –radhiyallahu ‘anhuma- dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bahwa dia berkata:

ما من أيام أعظم عند الله ولا أحب إليه العمل فيهن من هذه الأيام العشر ، فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد

“Tidak ada hari yang lebih agung menurut Allah, juga tidak ada hari yang lebih dicintai oleh-Nya kecuali 10 awal bulan Dzul Hijjah, maka perbanyaklah oleh kalian tahlil, takbir dan tahmid”.

Atau sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-. []

SUMBER: ISLAMQA

Kisah Manusia Pertama yang Berkurban

Ibadah kurban merupakan syariat yang sudah ada sejak Nabi Adam.

Ibadah kurban merupakan syariat yang telah berlangsung sejak zaman nabi Adam Alaihissalam. Karena itu ibadah kurban merupakan syariat yang sangat tua. Jauh sebelum Nabi Ibrahim Alaihissalam diperintahkan Allah SWT untuk mengurbankan putranya, yakni Ismail sebagai ujian keimanan, syariat berkurban telah ada dan diperintahkan kepada anak-anak nabi Adam yakni Qabil dan Habil. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran surat Al Maidah:

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

Artinya: Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”. (Alquran surat Al Maidah ayat 27).

Kisah kurban Qabil dan Habil sebagaimana juga menukil riwayat Ibnu Abbas yang terdapat dalam kitab tafsir ibn Jarir al Tabari yang menjelaskan bahwa keduanya diperintahkan berkurban. Dikisahkan bahwa sehari-harinya Qabil pergi bertani sedangkan Habil menggembala domba. Kala itu, nabi Adam tidak ada di tempat bersama keluarganya. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Adam tengah diperintahkan Allah ke Makkah berziarah ke Baitullah. 

Dikutip dalam buku 40 Kisah Akhir Hidup Kezaliman Makhluk-Makhluk Allah yang disadur oleh Kaserun AS Rahman dari sejumlah kitab di antaranya Al Jaza’ min Jinsil ‘Amal karya Sayyid Husein Affani, Al Qashshah wa Ibrar karya Syekh Abdullah Yusuf Ajlan, At Tahdzir min Su’il Khatimah karya As Subhani dan 100 Qishshah min Nihayah Azh Zhalimin karya Hani al Hajj, disebutkan bahwa Qabil adalah remaja yang egois dan jiwanya dikuasai oleh sikap mementingkan diri sendiri. Hatinya tertutup oleh nafsu dan syahwat. Selain itu Qabil juga seorang petani yang memiliki sifat kikir. Sedangkan Habil adalah saudara kandung Qabil. Dia remaja yang lemah lembut dan saleh.  Seorang yang mencintai kebaikan untuk orang lain, taat beribadah kepada Allah SWT dan menjalankan perintah-Nya. Dia adalah seorang peternak yang dermawan.

Sebelum keduanya diperintahkan berkurban, Allah SWT memerintahkan nabi Adam untuk menikahkan anak-anaknya secara silang. Qabil lahir bersama dengan saudari satu kandung yang bernama Iqlima. Sementara Habil lahir dengan saudari kandungan yang bernama Labudza. Qabil menolak dan menentang nabi Adam. Di tidak rela Habil menikah dengan Iqlima. Qabil iri dengan Habil karena bisa menikahi Iqlima yang berparas cantik.  

Qabil terseret oleh bisikan kejahatan dan kerusakan, dia dipermainkan dan terombang-ambing oleh sifat iri dan hasud yang terus tumbuh di dalam hatinya. Sementara Habil tetap seperti biasa, tenang, dan damai. Habil selalu patuh kepada perintah nabi Adam. 

Hingga Allah SWT menguji kedua anak nabi Adam itu. Keduanya diperintah Nabi Adam untuk berkurban dan meletakan kurbannya di atas bukit. Disebutkan Qabil mengorbankan beberapa helai padi yang tidak berisi. Sedang Habil mengorbankan kambingnya yang paling gemuk.  

Habil mempersembahkan hewan ternak terbaiknya sebagai kurban. Para mufasir berbeda pendapat tentang jenis hewan ternak yang dijadikan oleh Habil untuk berkurban. Ada yang berpendapat bahwa hewan itu adalah unta, ada juga yang berpendapat hewan kurban itu adalah sapi, ada juga yang berpendapat hewan kurban itu adalah domba. 

Namun banyak disebutkan mufasir tentang jenis hewan kurban Habil adalah kambing gibas yang gemuk besar berwarna putih dan memiliki tanduk. Menurut Mujahid yakni murid Ibnu Abbas kambing gibas itu lah yang digunakan malaikat Jibril untuk mengganti nabi Ismail ketika akan dikurbankan oleh nabi Ibrahim.

Sementara itu Qabil memiliki sifat pelit. Ketika datang perintah berkurban Qabil justru mempersembahkan tanaman yang paling busuk. Kurban yang dipersembahkan Habil diterima Allah sedang kurban yang dipersembahkan Qabil tidak diterima Allah. Sebab itulah Qabil semakin membenci Habil.

Qabil semakin marah dan benci pada saudaranya. Hingga kemudian Qabil mengancam membunuh Habil. Tetapi Habil menjawab ancaman Qabil dengan tenang. Jawaban Habil itu diabadikan dalam Alquran.  

لَئِنْ بَسَطْتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَا بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ ۖ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ # إِنِّي أُرِيدُ أَنْ تَبُوءَ بِإِثْمِي وَإِثْمِكَ فَتَكُونَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ ۚ وَذَٰلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ

“Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam. “Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim.” (QS Al Maidah 28-29). 

Ibnu Abbas berkata bahwa Habil mencoba mengingatkan Qabil agar takut kepada neraka. Tapi Qabil tidak menghiraukan dan tetap bersikukuh pada sikap kerasnya. Qabil terdorong oleh nafsunya untuk membunuh saudara. Qabil pun benar-benar membunuh Habil menggunakan batu besar. Tindakannya itu membuat dirinya menjadi golongan orang yang merugi.

IHRAM

Wukuf di Arafah dan Latar Sejarahnya

Wukuf dinilai penting ditinjau dari sisi pelaksanaannya.

Wukuf di Arafah bagi jamaah haji merupakan rukun dari empat rukun haji yang ada. Wukuf merupakan rukun yang penting dan utama dalam pelaksanaan ibadah haji.

Lantas bagaimanakah latar belakang sejarah dan profil Arafah?

Zuhairi Misrawi dalam buku Mekkah menjelaskan, wukuf dinilai penting ditinjau dari sisi pelaksanaannya yang dibatasi dalam waktu tertentu, yakni hanya pada tanggal 9 Dzulhijjah. Berbeda dengan rukun-rukun haji lainnya yang dapat dilaksanakan kapan saja, meski tetap dalam bingkai bulan-bulan haji yang telah ditentukan.

Wukuf juga merupakan gambaran berkumpulnya umat manusia dari seluruh penjuru dunia, dari berbagai ras, bangsa, status sosial, semuanya berkumpul dengan tujuan yang sama yakni beribadah hanya semata-mata kepada Allah SWT.

Secara maknawi, wukuf di Arafah berarti berdiam diri dengan berdoa dan memperbanyak zikir. Yang mana ini dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah berdasarkan penanggalan Hijriyah.

Sejarah singkat Padang Arafah

Arafah merupakan tempat yang mengandung banyak sejarah. Sebelum Islam hadir, Arafah identik erat dengan sejarah yang berkelindan dari para Nabi, salah satunya datang dari Nabi Ibrahim AS.

Arafah adalah padang pasir yang menyimpan sejarah manusia. Dahulu, Nabi Ibrahim mengharapkan kelahiran anak. Sebab, bapak para Nabi itu belum mendapatkan anak meski sudah puluhan tahun menikah. Bahkan, dia mengatakan, seandainya dikaruniai anak, Ibrahim siap menjadikan anak itu sebagai kurban untuk Allah.

Allah memerhatikan perkataan itu. Pernikahan Ibrahim dengan Sarah menghasilkan seorang anak, Ismail. Ibrahim kemudian bermimpi menyembelih anaknya. Dia bangun, kemudian merenungkan mimpi itu pada 8 Dzulhijjah.

Dia bertanya-tanya, apakah mimpi tersebut benar dari Allah atau bukan. Sehari kemudian dia mengetahui (‘arafa) benar mimpi itu dari Allah. Ketika itu, Ibrahim berada di padang Arafah. Dengan berat hati, Ibrahim berniat menyembelih Ismail pada 10 Dzulhijjah.

Namun, hal itu tak terjadi, karena Allah memerintahkan untuk menyembelih hewan kurban. Sehingga kini, umat Islam mengenal syariat kurban yang pada hakikatnya tak lepas dari sejarah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS.

IHRAM

Hasil Sidang Isbat: Hari Raya Idul Adha Jatuh Hari Kamis 29 Juni 2023

Pemerintah resmi menerapkan 1 Zulhijah 1444 Hijriah/2023 Masehi jatuh pada Selasa (20/6/2023) 2023, dengan demikian Hari Raya Idul Adha jatuh pada Kamis (29/6/2023), setelah diputuskan lewat sidang isbat pada Ahad (18/6/2023).

“Hisab sudah di atas ufuk tapi belum memenuhi kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) serta laporan hilal juga tidak terlihat. Secara mufakat 1 Zulhijah jatuh pada Selasa, tanggal 20 Juni 2023 Masehi,” kata Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi saat konferensi pers penetapan awal Zulhijah 1444H di Jakarta, Ahad.

Wamenag mengatakan keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan hasil hisab posisi hilal dan laporan rukyatul hilal. Dari 99 titik di 34 provinsi pemantauan hilal, tidak ada satupun yang melaporkan telah melihat hilal.

Berdasarkan hasil pemaparan Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kementerian Agama saat Magrib, 18 Juni 2023, posisi bulan di Indonesia tingginya 0 derajat 20 menit sampai 2 derajat 36 menit, dengan sudut elongasi antara 4 derajat 40 menit sampai dengan 4 derajat 94 menit.

Sementara kriteria baru MABIMS menetapkan bahwa secara astronomis, hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat.

Dengan ditetapkannya Idul Adha pada Kamis (29/6) 2023, maka terjadi perbedaan dengan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang menetapkan Idul Adha 1444 H jatuh pada hari Rabu (28/6).

Keputusan PP Muhammadiyah tersebut tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2023 Tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1444 H.

Dengan metode hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Muhammadiyah, bulan kamariah baru dimulai apabila pada hari ke-29 berjalan saat matahari terbenam terpenuhi tiga syarat berikut secara kumulatif, yaitu telah terjadi ijtimak. Kemudian, ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam dan pada saat matahari terbenam Bulan (piringan atasnya) masih di atas ufuk.* (ant)

HIDAYATULLAH