Obat Penawar Empat Penyakit Hati

BOLEH jadi keempat penyakit di bawah ini tengah menghinggapi hati Anda. Mungkin karena itu pula Anda sukar untuk mengingat Allah, atau paling tidak, sukar khusyuk saat tengah mengingatNya.

Maka perhatikanlah penawar yang telah Allah berikan untuk kita semua.

1. Jika Anda terjerat hawa nafsu liar dan tidak bisa mengendalikannya, maka LIHATLAH bagaimana perhatian Anda terhadap SALAT. Karena nafsu liar timbul dari sikap menyepelekan salat.

Allah berfirman,

“Kemudian datanglah setelah mereka para pengganti yangg “MENGABAIKAN SALAT dan MEMPERTURUTKAN SYAHWAT, maka kelak mereka akan tersesat.” (QS. Maryam (19) : 59)

2. Jika hati Anda keras, berperangai buruk, dan Anda merasa jauh dari hidayah, maka PERHATIKANLAH bagaimana hubungan Anda dengan kedua orangtua, terutama ibu.

Karena perangai jelek muncul dari kedurhakaan terhadap orangtua.

Allah berfirman,

“Dan aku pun berbakti kepada ibuku, sehingga Allah TIDAK MENJADIKAN aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS. Maryam (19) : 32)

3. Jika kehidupan Anda terasa sempit, dan perasaan Anda selalu gusar, maka LIHATLAH bagaimana perlakuan Anda terhadap Alquran.

Karena kesempitan hidup berasal dari jauhnya Anda terhadap Alquran.

Allah berfirman,

“Dan barangsiapa BERPALING dari peringatan-KU (Alquran) niscaya baginya sungguh penghidupan yang sempit.” (QS. Thaha (20) : 124)

4. Jika Anda merasa ragu-ragu akan kebenaran dan dihinggapi rasa was-was, maka perhatikanlah DIRI ANDA, apakah Anda sudah melaksanakan nasihat yang selama ini telah Anda dengar atau tidak? Karena keraguan tumbuh dari penolakan akan nasihat.

Allah berfirman,

“Dan sesungguhnya jikalau mereka mau MELAKSANAKAN NASIHAT yang sampai kepada mereka, tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan iman mereka.” (QS. An-Nisa (4) : 66). Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang mau mengamalkan nasihat. [BBM Dakwah Al-Sofwa]

 

 

Kemenag Tingkatkan Pengawasan Biro Umrah Melalui E-Umrah

Kementerian Agama (Kemenag) tengah berupaya memperbaiki regulasi pelaksanaan ibadah umrah yang dikelola biro penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU). Hal ini terus dilakukan sejak mencuatnya kasus-kasus penipuan calon jamaah umrah sejak 2017 lalu.

Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kemenag RI, Nizar mengatakan pihaknya tengah meningkatkan pengawasan PPIU secara digital. Pihaknya menekankan pemantauan dan antisipasi biro umrah nakal melalui umrah elektronik atau e-umrah. Salah satunya yang sudah dikembangkan adalah Sipatuh (Sistem Pengawasan Terpadu Umrah dan Haji).

“Ada e-hajj ada e-umrah. Ini bagian dari era digital yang tidak bisa dipungkiri. Konteks pengawasannya, Sipatuh. Karena dengan elektronik e-umrah ini memberikan kepastian apakah bisa terlayani dengan baik,” kata Nizar di sela-sela Seminar bertajuk ‘Menuju Pengelolaan Umroh yang Sistemik dan Berkualitas dan Antisipasi Pemberlakuan E-Umroh’ di Hotel Puri Khatulistiwa, Jatinangor, Sabtu (29/9).

Sistem eletronik akan memudahkan Kemenag RI melakukan pengawasan. Selain itu masyarakat juga dengan mudah mendapatkan informasi terkait PPIU yang nantinya akan dipilih.

Ia menyebutkan melalui Sipatuh, calon jamaah umrah bisa melihat PPIU yang memiliki izin. Jamaah juga dapat melihat rekam jejak biro umrah tersebut sebagai dasar pilihan mendaftar. Nantinya juga bisa dipantau perkembangan pendaftaran sebelum diberangkatkan.

“Calon jamaah umrah bisa memantau sendiri perkembangan dokumen yang diperlukan, paspor kapan jadinya, tiket pesawatnya, kateringnya, hotelnya, itu semua harus ada. Kalau salah satunya tidak ada, akan terjadi ketidakberangkatan. Dan paket-paket ini penting diketahui calon jamaah,” tuturnya.

Saat ini, sudah 90 persen PPIU yang berizin terdaftar dalam Sipatuh. Nanti setiap tahunnya keberadaan PPIU ini akan dievaluasi berdasarkan rekam jejak pemberangkatan jamaah umrah yang dilakukannya.

“Nanti di setiap akhir tahun itu ada evaluasi terhadap PPIU, misalnya dari ketepatan pemberangkatan. Untuk memberikan  reward dan punishment,” ujarnya.

Ia menegaskan pemerintah pusat juga menyiapkan sejumlah regulasi untuk pengaturan pelaksanaan ibadah umrah ini. Pemerintah tak ingin lagi kecolongan dengan kasus-kasus PPIU nakal yang memanfaatkan keinginan besar masyarakat untuk beribadah ke tanah suci.

Ia menyebutkan Kemenag saat ini memasifkan literasi informasi umrah kepada masyarakat. Sehingga masyarakat yang ingin mendaftar umrah bisa terlebih dahulu tahu yang harus disiapkan dan ditanyakan kepada biro perjalanan. Kemudian adalah aturan penegakan hukum yakni sanksi administrasi bagi PPIU yang melanggar. Serta perbaikan tata kelola dan pengawasan.

“Bisnis umrah menjadi kebutuhan sebagai upaya merespon minat yang demikian tinggi dari umat Islam di Indonesia. Kalau tidak dibarengi dengan manajemen baik saya rasa ini akan merugikan calon jemaah umrah,” ujarnya.

REPUBLIKA

Baznas Serukan Gerakan Zakat Bantu Korban Tsunami

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menyeru kepada Lembaga Amil Zakat (LAZ) di tingkat nasional dan daerah menggencarkan gerakan zakat untuk membantu korban gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah. Sebelumnya Baznas telah mengirim tim medis dan tim rescue dari Jakarta dan Makassar.

Ketua Baznas Bambang Sudibyo mengatakan, seluruh gerakan untuk membantu korban di lokasi bencana berada di bawah komando Baznas Pusat. “Kepada seluruh jajaran Baznas dan LAZ mari kita bantu saudara-saudara kita yang menjadi korban gempa dan tsunami dengan cara yang terkoordinasi di bawah arahan Baznas pusat melalui Baznas Tanggap Bencana (BTB),” kata Bambang kepada Republika.co.id, Sabtu (29/9).

Dia mengapresiasi respon cepat yang dilakukan oleh Baznas dan LAZ pada saat penanganan gempa bumi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Baznas mengajak hal serupa kembali dilakukan untuk membantu korban gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Ia menegaskan, melalui koordinasi yang baik diharapkan bantuan akan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan serta lebih cepat diterima oleh masyarakat yang membutuhkan. “Jadi mari kita lakukan sebaik yang kita lakukan di Pulau Lombok atau bahkan lebih baik lagi,” ujarnya.

Sebelumnya, Tim Medis dari Rumah Sehat Baznas Makassar dan sejumlah relawan telah bergabung bersama Tim Baznas Tanggap Bencana (BTB). Mereka bergerak menuju lokasi bencana gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Koordinator Tim BTB, Ade Hilman mengatakan, saat ini tim dari Jakarta telah tiba di Makassar.

“Tim segera bergabung dengan tim medis untuk bergerak menempuh perjalanan darat selama 12 jam ke lokasi bencana, Baznas mengajak masyarakat untuk dapat berpartisipasi membantu pra korban gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah,” ujarnya.

Tips Menjadi Kekasih Allah

TULISAN ini saya kutip dari buku yang ditulis oleh ustad Mahmud asy-Syafrowi berjudul “Manfaat puasa Senin-Kamis dan Puasa Daud “. Awalnya saya cukup malas untuk membaca buku ini, tapi sembari menghabiskan waktu libur, saya mencoba membuka buku ini perlahan-lahan. Ternyata isi buku ini sangat bagus, dan ada satu judul yang membuat saya sangat fokus membacanya. Adalah “Agar Menjadi Kekasih Allah”.

Sebagai seorang mukmin, tentu kita ingin menjadi kekasih Allah. Iya kan? Nah jika iya, maka langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah berusaha menunaikan dan mendirikan fardhu-fardhu (wajib ) Allah swt yang telah ditetapkan kepada kita, seperti salat fardhu lima waktu, puasa Ramadan, membayar zakat, dan menunaikan ibadah haji jika telah mampu.

“Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada perkara-perkara yang Aku fardhukan atasnya.” (HR.Bukhari)

Berikutnya, selain yang fardhu, tentu kita perlu menambah kan yang sunah-sunah, utamanya melakukan amalan yang paling disukai Allah swt. Sama persis ketika kita ingin dicintai pemimpin atau atasan kita, kita tak cukup hanya dengan mengerjakan aturan-aturan wajibnya saja. Tetapi kita juga harus melakukan kerja-kerja tambahan agar kita mendapat hadiah, binus, dan kenaikan pangkat.

Ibadah wajib yang kita kerjakan masih belum cukup dan masih perlu ditambah, karena:

– Kemungkinan besarnya masih banyak kekuaarangan dan cela

– Belum mebuktikan keikhlasan kita yang sebenar-benarnya

– Belum cukup layak untuk mendapat prestasi dan penghargaan

– Ibadah wajib yang kita kerjakan belum memberi pengaruh yang kuat terhadap kadar keteringatan kita kepada Allah swt.

Selain semua hal yang wajib kita kerjakan, akan lebih baik jika kita juga mengerjakan amalan sunah.

Ada banyak sekali amalan sunah yang dapat kita lakukan mulai dari salat, sedekah, membaca Alquran, berzikir, mengajarkan ilmu, menolong sesama dan lain sebagainya.

Dan usahakan diri untuk menjauhi segala bentuk perilaku dosa dan maksiat, sampai yang terkecil sekalipun, seperti menggunjing orang lain, menyakiti orang lain, berkata keji, berdusta, melihat sesuatu yang haram dan perbuatan buruk lainnya.

Semua hal itu bisa menjadi wasilah bagi kita untuk meraih cinta Allah dan menjadi kekasih Allah swt. [Chairunnisa Dhiee]

 

 

Selamat Datang, Wahai Para Malaikat Allah

ENGKAU telah menggapai kemuliaan dunia yang hakiki. Tak ada orang lain. Tak ada orang yang dapat mencapai derajat tertinggi itu. Engkau telah mencapai derajat yang paling puncak yang tidak dapat didaki, kecuali hanya oleh orang-orang yang ikhlas. Orang-orang banyak beribadah, bercita-cita luhur, dan meninggalkan dunia beserta kesenangannya.

Ia adalah orang yang paling dekat dengan sahabat Abdullah bin Masud radhiyallahu. Ia adalah orang yang paling wara. Ia adalah seorang pria yang hatinya sangat lembut. Suka menumpahkan air mata. Apabila salat ia lupa akan segala hal. Tak ingat lagi kehidupan dunia. Ia sangat mencintai Rabbnya. Ibadahnya tak pernah henti. Ada seorang pria Aslam, yang memberikan kesaksian, ketika melihat orang itu sedang salat, yang ia tak pernah melihat dilakukan oleh orang lain. “Apabila ia sujud, ia laksana kain yang dilempar dan dihinggapi oleh burung-burung”, ujar Aslam.

Saat menjelang malam ia jarang tidur. Ia tak memejamkan matanya. Saat orang lain sedang asyik dibuai mimpi-mimpi. Keluarganya pun kasihan kepadanya. Sampai seorang putrinya menegurnya. “Wahai ayah!. Mengapa selalu terjaga? Padahal orang-orang sedang asyik tidur?”. Orang itu menjawab pertanyaan putrinya. “Sesungguhnya neraka janaham terbayang di mataku!, ucap ayahnya. Suatu ketika. Orang itu berkata kepada putrinya yan ia cintai itu, dan berkata: “Aku sangat takut. Takut aku tergelincir ke dalam neraka”, kata ayahnya.

Para sahabat lainnya, ingin mengetahui, bagaimana lamanya salat tahajud di malam hari. Salah seorang sahabat, lalu menuturkan : “Mereka menaruh tanda di rambutnya, karena rambut orang itu tebal, untuk mengetahui orang itu tidak atau tidak? Ternyata tanda yang mereka taruh itu tidak berubah. Dari peristiwa itu, diketahui ia tidak membaringkan tubuhnya di malam hari”.

Bila pagi tiba. Ia berkata: “Selamat datang, wahai para malaikat Allah. Tulislah, Bismillaahir-Rahmanaanir-Rahim, subhanallah, wal-hamdulillah, laa Ilahaa illallaah wallaahu Akbar!”. Ia sangat meresapi makna Alquran, bila membacanya. Mengetahui apa yang diperintah dan larangannya. Mengenal betul janji dan ancamanNya. Suatu kali, ia melakukan salat tahajud, dan membaca ayat: “Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu”. (al-Quran : 45:21) Ayat itu merasuk ke dalam pikirannya. Sampai tidak dapat melanjutkannya. Ayat itu diulang-ulang sampai pagi hari. Ia merasakan lezatnya, ketika membaca al-Quranul Karim.

Siapa orang itu? Ia tak lain adalah Rabi bin Khutsaim bin Aidz rahimahullah. Ia adalah murid Abdullah bin Masud radhiyallahu anhu, yang menjadi pewaris ilmunya, peneladan akhlaknya, imam dalam ibadah, zuhud, dan wara.

Rabi tak suka memperlihatkan amal ibadahnya. Ia bahkan berupaya menyembunyikan ibadahnya. Ketika ada orang menemuinya sedang ia sedang memegang mushaf Alquran, ia menutupinya dengan kain agar tak terlihat. Rabi tidak melakukan salat sunah di masjid jami. Ia hanya satu kali orang-orang melihatnya mengerjakan salat sunah. Rabi bin Khutsaim rahimahullah telah mencapai tingkat rasa takut kepada Allah Azza Wa Jalla yang sangat tinggi. Hatinya selalu dipenuhi oleh khasyatillah (takut kepada Allah). Orang yang keadaan seperti itu, pasti akan ringan bagi dari segala musibah dan ujian dunia.

Suatu kali. Rabi pergi bersama dengan Abdullah bin Masud radhiyallahu anhu. Mereka berdua melihat tukang besi. Mereka berdua melihat besi yang sedang menyala dan ditempa. Lalu, Ibnu Masud melanjutkan ke tempat lain. Sampai ditepian sungai Eufrat. Ditepian sungai yang membelah kota Bagdad itu, mereka bertemu dengan seorang pandai besi yang mengerjakan pembuatan perkakas. Saat melihat api yang menyala-nyala itu, Abdullah bin Masud membacakan ayat al-Quran : “Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. Dan, apabila mereka dilemparkan ketempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan”. (al-Furqan :25:12-13).

Saat itu, tiba-tiba Rabi pingsan, dan digotong ke rumahnya. Abdullah bin Masud menunggui sampai dhuhur. Belum juga siuman. Sampai ashar belum juga siuman. Dilanjutkan sampai magrib. Belum juga siuman. Baru sesudah itu, Rabi siuman, kemudian Abdullah bin Masud meninggalkannya. Itulah kondisi orang-orang yang bertaqwa.

Seorang dari Bani Taymillah bercerita, dan pernah mendampingi Rabi selama dua tahun. Selama dua tahun itu, orang menceritakan, bahwa Rabi, hanya berbicara satu kali, yang berkaitan dengan dunia, dan dalam bentuk pertanyaan. “Apakah ibumu masih hidup? Berapa masjid dilingkunganmu?”. Orang yang hatinya sibuk dengan zikrullah, tak memiliki kesempatan menyebut-nyebut dunia.

Pernah Rabi terkena penyakit lumpuh dalam waktu yang lama. Suatu ketika ia ingin makan daging ayam. Namun, ia menahan keinginannya itu selama empat puluh hari. Baru, ia berkata kepada istrinya : “Aku ingin makan daging ayam sejak empat puluh hari yang lalu, agar keinginanku dapat diredam”, ucapnya. “Subhanllah.Mengapa itu tidak engkau lakukan?”, sahut istrinya. Maka, istrinya menyuruh seseorang pergi ke pasar membeli ayam. Lalu, disembelihnya ayam itu. Usai menyembelih ayamnya, lalu memasak ayam itu, dan dicampur dengan roti, kemudian istrinya menghidangkan masakan itu kepada suaminya.

Betapa. Saat Rabi akan makan hidangan ayam beserta roti, di depan pintu datanglah seorang pengemis dan meminta- “Berikanlah ini kepadanya. Semoga Allah Azza Wa Jalla memberkahi”, kata Rabi kepada istrinya. “Subhanallah”, sahut istrinya. “Sudahlah. Berikan kepada dia”, kata Rabi. Isterinya lalu berkata : “Kalau begitu aku akan melakukan hal-hal yang lebih baik”, tukas istrinya. “Apa?”, tanya Rabi kepada istrinya. “Aku akan memberikan uang seharga makanan ini”, jawab isterinya. Setelah isterinya menyerahkan uang itu kepada pengemis itu, lalu Rabi berkata :”Berikanlah uang berikut makanan itu seluruhnya”.

Suatu hari datang seoran laki-laki ke rumahnya meminta nasehat. Rabi rahimahullah mengambil kertas lalu menulsikan kata-kata : “Katakanlah, marilah kebucakan apa yang diharamkan Tuhanmu,yaitu : Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Berbuat baiklah terhadap kedua orang tuamu (ibu-bapak), dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut miskin. Kami akan memberi rezeki kepada kamu dan mereka,dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan keji, janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah, melainkan dengan sebab yang benar”.

Rabi bin Khutsaim telah memberikan teladan. Memberikan pelajaran. Memberikan arahan. Semua menjadi jalan menuju kehidupan yang diridhai Allah Azza Wa Jalla. Tak ingin mendapatkan murkaNya, kelak di akhirat nanti. Wallahu alam. [Eramuslim]

Waspadai Riya

Pada era informasi ini, begitu sulit menghindari riya. Dengan dalih syiar dakwah, warga internet (warganet) mengunggah doa dan ibadah di akun-akun mereka.

Riya diambil dari kata rukyat (melihat). Pokok sikapnya adalah mencari kedudukan di hati orang-orang dengan memperlihatkan berbagai macam perbuatan baik kepada mereka.

Riya disebut dekat dengan syirik. Rasulullah SAW sampai- sampai takut umatnya akan terjatuh dalam kubangan sikap yang diistilahkan dengan syirik kecil itu. Padahal, tiada sesuatu yang berhak untuk dijadikan sandaran perbuatan melainkan Allah SWT.

Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (QS al-Baqarah [2]: 22).

Dalam menjelaskan ayat ini, sahabat Ibnu Abbas atau Abdullah bin Abbas menjelaskan, yang dimaksud dengan sekutu-sekutu bagi Allah adalah berbuat syirik.

Dia pun menjelaskan, syirik itu merupakan perbuatan dosa yang lebih sulit dikenali ketimbang jejak semut yang merayap di batu hitam di tengah kegelapan malam.

Imam al-Ghazali, dalam Ihya Ulumuddinyang saripatinya diringkas oleh Syeikh Jamaluddin al-Qasimi menjelaskan, riya ada yang samar-samar dan terang- terangan.

Riya terang-terangan adalah riya yang membangkitkan suatu perbuatan dan mengan- tarkan pada suatu perbuatan, wa laupun pada mulanya ia bermaksud untuk mendapatkan pahala. Ini adalah riya yang paling terang-terangan.

Sedikit lebih samar adalah riya yang tidak mengantarkan pada suatu perbuatan tersendiri, tetapi perbuatan yang sudah biasa dilakukan dengan tujuan untuk mengharap keridhaan Allah SWT menjadi ringan.

Contohnya, orang yang shalat tahajud tiap malam dengan perasaan berat. Namun, apabila di rumahnya terdapat tamu ia menjadi giat dan ringan melakukan Tahajud.

Riya yang lebih samar lagi adalah riya yang tidak terpengaruh pada perbuatan dalam hal membuatnya terasa mudah dan tidak pula dalam hal membuatnya terasa ringan.

Riya itu menyusup ke dalam hati. Tanda-tandanya yang paling jelas adalah ia merasa bergembira manakala ada orang yang melihat ketaatannya.

Orang-Orang Ikhlas Takut akan Riya

Imam al-Ghazali dalam bukunya  Ihya Ulumuddin menuliskan, ketika ada ibadah belum terasa seperti tidak adanya ibadah dalam segala hal yang berkaitan dengan makhluk, ia belum kosong dari benih riya. Benih ini pun disebut lebih samar dari langkah semut.

Semua itu hampir saja melenyapkan ibadah dan tidaklah selamat darinya kecuali orang-orang yang sidiq. Kotoran-kotoran riya yang samar-samar itu tidak terhitung. Ketika ia mendapati perbedaan di dalam jiwanya saat ibadahnya dilihat manusia dengan binatang, dia masih menyimpan riya di dalam hatinya.

Menurut imam bernama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali itu, orang- orang ikhlas selalu takut kepada riya yang samar. Mereka selalu berusaha lebih keras dalam menyembunyikan ibadahnya. Upaya mereka bahkan lebih tinggi ketimbang orang yang hendak menyembunyikan kejahatannya.

Semua ikhtiar itu adalah harapan supaya amal-amal saleh mereka menjadi ikhlas. Allah Azza wa Jalla pun mem beri mereka ganjaran pada Hari Kiamat dengan sebab keikhlasan mereka. Mereka mengetahui, Allah SWT tidak menerima amal pada Hari Kiamat kecuali yang ikhlas.

Bukankah Allah Taala telah berfirman: Dan katakanlah, `Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu Dia memberitakan apa yang telah kamu kerjakan’.(QS at-Taubah [9]: 105). Wallahu a`lam.

Dari Dalam Kabah, Menag Doakan Kesejahteraan Indonesia

Makkah (PHU)—Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin hari ini, Selasa (25/09), mendapat kehormatan untuk memasuki ruang bagian dalam Kabah. Kehormatan itu diberikan oleh Pemerintah Saudi kepada Menag bersamaan dengan momen pencucian Kabah.

“Alhamdulillah pagi hari ini, saya selaku Menag yang juga amirul hajj pada penyelenggaraan haji tahun ini, merasa bersyukur berkesempatan untuk memenuhi undangan Menteri Haji Arab Saudi untuk ikut masuk ke dalam Kabah,” terang Menag.

Moment pencucian Kabah dilakukan pagi hari, jelang memasuki waktu Dluha. Dipimpin Gubernur Makkah Prince Kholid Al Faishal, sejumlah tokoh, termasuk Menag Lukman diberi kesempatan untuk melihat bagian dalam bangunan yang menjadi kiblat umat muslim dunia.

“Kami beberapa saat diperkenankan masuk Kabah. Kami menunaikan salat dua rakaat sebanyak empat kali karena di setiap bidang, di setiap sudut kami melakukan salat dua rakaat. Kami juga memanjatkan doa terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia tercinta agar ke depan bangsa dan seluruh masyarakat Indonesia senantiasa mampu meningkatkan kualitas hidupnya, meningkatkan kesejahteraannya,” tutur Menag.

Berkesempatan memasuki Kabah, menurut putra mantan Menag KH Saifuddin Zuhri (alm) tidak semata kehormatan bagi dirinya, tapi juga bagi seluruh bangsa Indonesia. “Kami sampaikan terima kasih kepada Pemerintah Saudi Arabia yang sudah memberikan kesempatan sekaligus kehormatan ini,” ujarnya.

Dijelaskan Menag, bagian dalam Kabah sangat bersih dengan lapisan marmer pada dinding dan lantai. Aroma ruangannya juga sangat wangi. Pengalaman pertama memasuki Baitullah ini memberi kesan mendalam yang menurut Menag tidak mudah diungkapkan.

“Kiblat semua Muslim di dunia itu adalah Kabah. Ketika kita memasuki, tentu kita memiliki kesan tersendiri yang luar biasa,” kenangnya.

Menag dijadwalkan akan berada di Saudi hingga 26 September mendatang. Setelah dari Makkah, Menag akan menuju Kota Nabawi, Madinah. Menag akan melepas kepulangan kloter terakhir jemaah haji Indonesia dari Madinah menuju Tanah Air. (kd/ab).

Muslim Cina Puji Pengelolaan Zakat di Indonesia

Komisi Etnis dan Agama RRC dan Asosiasi Islam Cina mengapresiasi manajemen pengelolaan zakat di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Wakil Presiden China Islamic Association, Wang Wenjie menilai Baznas mampu menggiring isu positif-konstruktif tentang zakat ke pentas dunia.

“Pengelolaan zakat di Indonesia mengalami kemajuan pesat. Saya jadi memahami, dengan kreativitas dan inovasi program pendistribusian dan pendayagunaan menjadi pemacu dan pemicu kegiatan penghimpunan zakat dari umat, pengusaha dan rencana pemotongan gaji pegawai negeri,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (28/9).

Turut hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Wakil Presiden The Guangdong Islamic Association, Chen Yanhua; Deputi Sekjen The Guangdong Islamic Association, Tuxunguli; Deputi Sekjen The Guangdong Islamic Association, Wang Yuxia; serta pejabat The Guangdong Provincial Ethnic and Religious Commision, Zhang Quanhui dan Zhang Chaofa. Perwakilan Baznas antara lain Wakil Ketua Baznas, Zainulbahar Noor, anggota Baznas Irsyadul Halim dan KH Masdar F Masudi, direksi, manajemen, amil dan amilat Baznas serta pejabat Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama.

Wang Wenjie pun menyambut baik keinginan Baznas untuk menjalin kerja sama bidang pendidikan dan pengembangan kapasitas dai dalam penguasaan budaya dan bahasa Mandarin. Secara khusus, delegasi China Islamic Association memuji digitalisasi pelayanan zakat yang diterapkan Baznas, termasuk kerja sama dengan lembaga internasional seperti UNDP yang merupakan bagian dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

“Zakat listrik untuk mustahik bekerja sama dengan non-Muslim seperti lembaga PBB ini sangat menarik. Mungkin ini hanya ada di Indonesia dan merupakan yang pertama di dunia,” kata Wang.

Baznas menjajaki kerja sama dengan Komisi Etnis dan Agama dan Asosiasi Islam Cina. Baznas sekaligus bekerja sama dalam mengembangkan kemampuan berbahasa Mandarin para dai dan pelajar mustahik.

“Kita mengupayakan menjalin kerja sama pendalaman Bahasa Mandarin untuk para dai dan para mustahik mahasiswa dan pelajar,” ujar Zainul.

Zainul berharap Baznas terus menjalin komunikasi dengan China Islamic Association dan menyiapkan kunjungan balasan untuk merealisasikan kerja sama di bidang pendidikan, dakwah dan pendalaman budaya Cina dan bahasa Mandarin. “Untuk tahap awal kita kirim sepuluh pelajar dan 10 dai untuk belajar budaya dan bahasa Mandarin sehingga kelak mereka bisa mahir berdakwah dengan menggunakan bahasa Mandarin,” ucapnya.

Jumlah Harta yang Ditinggalkan Utsman bin Affan

Berapa banyak harta peninggalan Utsman bin Affan?

Utsman adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW. Ia terkenal kaya dan rajin derma untuk dakwah.

Soal harta Utsman bin ‘Affan, para ulama menyebutkan bahwa harta yang ditinggalkannya sekitar tiga puluh juta dirham, seratus lima puluh ribu dinar.

Utsman juga meninggalkan seribu ekor unta dan tiga ribu ekor kambing serta meninggalkan perkebunan yang diwasiatkan untuk istri-istri Nabi Muhammad SAW.

Utsman adalah seorang yang suka berinfak dan dengan infaknya ternyata justru menambah harta yang ia punya.

Dalam sebuah kisah Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa membeli sumur Roumah. Ialu menjadikan gayungnya bersama-sama dengan gayung kaum muslimin untuk sebuah kebaikan, maka darinya ia akan mendapat pahala di surga.” Sumur Roumah adalah nama sebuah sumur yang airnya bersih yang dimiliki oleh seorang Yahudi, dan Yahudi tersebut tidak memberikan air dengan bebas tetapi orang-orang yang ingin mengambil airnya harus membayar kepadanya.

Maka sebagian muslimin merasa keberatan jika terus-menerus membelinya, karena di antara mereka merupakan orang-orang yang lemah. Setelah itu, Ustman pun menemui Yahudi tersebut dan dia berkata, “Aku akan membeli sumur ini.”

Yahudi menjawab, “Aku tidak menjualnya.”

Utsman pun terus meminta hingga Yahudi itu bersedia menjual setengah sumur itu. Lalu dia berkata, “Bagaimana kalau kita membagi aimya setiap hari; misalkan untukmu 100 ember dan untukku 100 ember atau untukmu 200 ember dan untukku 200 ember. Apa kamu sepakat jika membagi air perhari? Untukmu satu hari dan untukku hari berikutnya?”

Yahudi itu menjawab, “Untukmu satu hari dan untukku hari berikutnya agar aku menentukan dan menjual muai keinginanku pada hari yang khusus untukku.”

Maka Utsman pun akhimya membeli setengah sumur darinya dengan harga dua belas ribu dirham. Maka setelah itu, ketika datang hari giliran Utsman, siapa saja bebas mengambil air, mereka datang dan mengambil air untuk persediaan dua bari.

Sementara itu jika tiba harinya Yahudi tersebut tidak ada seorang pun yang datang membeli, kecuali sekelompok yahudi saja. Beberapa hari kemudian Yahudi itu datang kepada Utsman dan berkata, “Engkau telah menghancurkan perdaganganku.”

Utsman menjawab, “Demi Allah, itu perjanjian yang kamu buat sendiri.”

Akhirnya Yahudi itu mengatakan, “Jika begitu, belilah bagianku.”

Maka Utsman pun membeli setengah bagiannya lagi seharga delapan ribu dirham. Kemudian Utsman memberikan seluruh sumur tersebut di jalan Allah.

Kemudian kisah pada Perang Tabuk. Pada saat itu situasi sedang sulit dan Rasulullah SAW sangat membutuhkan bantuan untuk keperluan para tentara. Nabi SAW berkata. ‘Siapakah yang sanggup mempersiapkan pasukan di saat sulit seperti ini?”

Maka Utsman pun berdiri lalu berkata. ‘Wahai
Rasulullah, aku akan memberikan 100 unta lengkap dengan muatan dan pelananya.”

Lalu Nabi memujinya dan beliau berkata, “Siapa Iagi yang sanggup menyiapkan pasukan di saat sulit seperti ini?”

Maka Utsman kembali berdiri dan berkata, “Aku akan memberikan 100 unta lainnya.”

Lalu dia berdiri untuk ketiga kali dan berkata, “Aku akan memberi 100 unta lainnya.”

Nabi SAW berkata, “Tidak ada sesuatu pun yang akan membahayakan Utsman setelah ini.”

Lihatlah, harta itu bukan harta yang terletak dalam hatinya, melainkan harta dalam tangannya saja, sehingga tidak ada rasa berat dalam hatinya saat tangannya melepaskan hartanya. Tetapi ketika Utsman wafat, dia tidak membiarkan keluarganya dalam keadaan fakir. Padahal kita tahu, Utsman telah menyebar hartanya dari sisi kanan dan kiri, depan juga belakangnya, tetapi bersamaan dengan infak yang banyak ini dia meninggalkan tiga puluh juta dirham sebagai warisan dan juga meninggalkan 150 ribu dinar untuk keluarganya. Artinya, dia tidak meninggalkan keluarganya dalam keadaan fakir, dan inilah cara yang benar dalam bersikap terhadap harta.

BERSAMA DAKWAH