Arab Saudi akan Mengembangkan 100 Situs Bersejarah di Makkah dan Madinah

Situs bersejarah di Makkah dan Madinah akan dikembangkan Arab Saudi.

Menteri Haji dan Umrah Saudi Tawfiq Al-Rabiah meluncurkan rencana untuk mengembangkan lebih dari 100 situs bersejarah di Makkah dan Madinah. Kementerian, dalam koordinasi dan kerja sama dengan mitra dari beberapa lembaga, akan bekerja untuk mengembangkan situs bersejarah ini dengan kualitas dan standar tinggi. 

Program Doyof of Al-Rahman bekerja untuk mengembangkan pengalaman para haji dan umrah, menjadikannya pengalaman yang kaya dan tak terlupakan di Mekah dan Madinah,” kata  Al-Rabiah dilansir dari Saudi Gazette, Rabu (20/9/2023).

Program Doyof Al Rahman (Guests of the Most Merciful) adalah salah satu program eksekutif Saudi Vision 2030, dan mewujudkan integrasi dan kerja samanya dengan 70 entitas di sektor publik, swasta, dan nirlaba.

Al-Rabiah mengatakan ini saat berbicara tentang program berjudul “Mitra” di Lingkungan Budaya Hira di Makkah pada hari Senin. Menteri mengumumkan peluncuran platform elektronik untuk memesan tiket untuk mengunjungi situs bersejarah dan budaya di Makkah, termasuk Gua Hira dan situs-situs lain yang akan dikembangkan. 

“Tuhan telah memberkati negara kita dengan kehormatan besar, yang melayani Dua Masjid Suci dan haji dan umrah. Makkah dan Madinah memiliki sejarah yang hebat dan umat Islam sangat ingin mengetahuinya,” katanya.

Dr. Al-Rabiah menyaksikan penandatanganan kesepakatan kemitraan dengan sejumlah perusahaan Umrah.

Sumber:

https://saudigazette.com.sa/article/635966/SAUDI-ARABIA/Over-100-historical-sites-to-be-developed-in-Makkah-and-Madinah

Suhu Kota di Arab Saudi Ini Capai Nol Derajat Celsius

Pusat Meteorologi Nasional (NCM) Arab Saudi mengungkapkan bahwa kota Turaif telah mencatat suhu terendah di Arab Saudi dengan nol derajat Celsius. Sementara itu, kota Jazan adalah kota terpanas di Kerajaan pada 30 derajat Celsius.

Laporan ini dikeluarkan Pusat Meteorologi Nasional (NCM) Arab Saudi, sebagaimana dilansir Saudi Gazette pada Jumat (13/1/2023). Dilaporkan bahwa suhu maksimum yang diproyeksikan untuk kota-kota di Arab Saudi pada Kamis (12/1/2023), di antaranya kota Jazan 30 derajat, kota Jeddah dan Al Qunfuthah 28 derajat, kota Makkah 26 derajat, kota Yanbu 25 derajat, kota Bisha 24 derajat, kota Al Wajh, dan kota Shaoura 23 derajat Celsius.

Adapun suhu minimum di kota-kota Kerajaan Arab Saudi adalah di antaranya kota Turaif berada di urutan paling bawah dengan nol derajat Celsius, diikuti oleh Tabuk, Salam dan Qurayyat dengan dua derajat Celsius. Sedangkan kota Arar, Sakaka dan Rafha tercatat tiga derajat Celsius, Hafar Al-Batin empat derajat Celsius, dan Buraidah lima derajat Celsius. 

Arar, Buraidah, Salam, Al-Baha, Al-Dwadmi, Turaif, Taif, Al-Qunfuthah, Hafr Al-Batin, Bisha dan Rafaa’ mencatat kelembaban tertinggi antara 95 persen dan 100 persen.

IHRAM

Pemberlakuan Kembali Jaga Jarak di Arab Saudi Disambut Positif

Pemberlakuan kembali social distancing di Arab Saudi mendapatkan respons positif dari sejumlah asosiasi penyelenggara haji dan umroh di Indonesia.  

Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Firman M Nur, menilai langkah ini merupakan bentuk komitmen Pemerintah Arab Saudi terhadap keselamatan dan kesehatan jamaah haji. Untuk itu semua pihak perlu menghormati kebijakan Pemerintah Arab Saudi ini.

“Ini bagian daripada komitmen Pemerintah Saudi Arabia dan khususnya komitmen pengurus masjid haram dan nabawi tentang kepastian menjaga keselamatan dan kesehatan jamaah dalam menunaikan ibadah di dua masjid suci tersebut,” kata Firman saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (30/12).

Firman mengatakan, Amphuri mengapresiasi kebijakan ini, karena bagian dari pada untuk mastikan jamaah bisa selalu melaksanakan ibadah dengan khusyuk, nyaman dan tetap memperhatikan kesehatan para jamaah. Firman berharap kebijakan ini tidak menutup kembali umroh bagi warga negara asing termasuk Indonesia.

“Kita berharap kondisi ini tetap memberi kesempatan kepada jamaah asal Indonesia untuk tetap bisa menunaikan ibadah umrah ke tanah susi,’ katanya.

Firman memastikan, jamaah Indonesia akan selalu mengikuti semua aturan yang telah ditetapkan Pemerintah Arab Saudi dan Indonesia. Hal ini karena jamaah mengetahui aturan tersebut demi keselamatan jamaah.

“Karena Insya Allah jamaah asal indonesia akan selalu patuh dan tunduk serta mengikuti semua ketentuan prosedur yang ada,” katanya.

Firman mengatakan, Amphuri telah mengirim utusan di tim advance untuk memastikan bagaimana tata laksana, prosedur serta ketentuan umroh di masa pandemi. 

Nantinya tim advance ini akan menyampaikan kepada masing-masing jamaahnya bagaimana pelaksanaan ibadah umroh sesuai dengan protokol Covid yang telah ditetap Arab Saudi, dan Kementerian Haji. “Ataupun ketentuan dari penanggung jawab dua masjid suci,” katanya.

Firman memastikan, setelah megirimkan anggotanya, selanjutnya Amphuri akan memberangkatkan pimpinan penyelenggara umroh PPIU anggota Amphuri. 

Tujuannya sama untuk memastikan lagi secara detail, dan  lebih dalam lagi tentang bagaimana ketentuan umroh di masa pandemi bisa dijalankan.

Menurutnya, target pertama dari kebarangkatan ini, agar semua penyelenggara anggota Amphuri yang akan berangkat menunaikan ibadah umroh mengetahui hasil dari uji coba.  

Mereka jadi bisa langsung mengetahui realita di lapangan, untuk kemudian bisa mencatat dan menyampaikannya kepada calon jamaah haji.

“Kami akan melakukan evaluasi bersama kemudian akan kita sosialisasikan kepada calon jamaah ini akan berangkat ke tanah suci,” katanya.

Dengan demikian mudah-mudah jamaah dapat menjalankan ibada haji penuh percaya diri, karena sudah tidak takut lagi akan masalah yang disebabkan pandemi. Untuk itu sosialisasi hasil peninjauan umroh di masa pandemi ini perlu dilakukan.

“Insya allah lebih akan lebih terbangun confident yang baik daripada calon jamaah yang akan berangkat. Karena mereka telah memiliki pengetahuan dan pelayanan yang baik, sehingga ibadah mereka dapat dilaksanakan secara maksimal danmendapatkan umroh maqbul. Insya Allah,” katanya.

Hal senada disampaikan Gabungan Pengusaha Haji dan Umroh Nusantara (Gaphura). “Kita hormati aturan itu,” kata Anggota Pembina Gaphura, Muharom Ahmad, saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (30/12).

Muharom mengatakan, tujuan diberlakukannya kembali jaga jarak di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi itu demi keselamatan dan kesehatan umum. Khususnya bagi jamaah yang melakukan umroh.

“Tujuannya demi keselamatan dan kesehatan umum, termasuk jamaah umrah, baik oleh otoritas di Arab Saudi maupun di Indonesia,” katanya.

Muharom mengingatkan, setiap terjadi bencana, maka embalilah kepada kaidah bahwa di antara tujuan syariat Islam adalah melindungi jiwa manusia. 

Maka pemberlakuan 3 M (mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak) saat menjalani perjalanan dan ibadah umrah patut tetap dilaksanakan. “Bahkan aturan teranyar adalah wajib karantina institusi selama lima hari saat kedatangan di Arab Saudi,” ujarnya.

Muharom berharap, Pemerintah Arab Saudi dan Indonesia setelah habis tahun 2021 merubah kebijakan waktu karantina, dari lima hari menjadi tiga hari. Karena lamanya karantina mempengaruhi minat jamaah berangkat umroh.

“Gaphura berharap semoga setelah pergantian tahun kebijakan karantina ketibaan baik di Arab Saudi maupun Indonesia bisa kembali ke tiga hari. Karena durasi karantina ini yang sangat mempengaruhi minat atau tidaknya jamaah berangkat umroh,” katanya.

Untuk itu kata dia, Gaphur mempertimbangkan keberangkatan jamaah umrah setelah kebijakan kedua pemerintah lebih ringan dalam karantina. Karena hal itu merupakan ukuran manfaat atau mudharatnya perjalanan internasional. “Termasuk perjalanan umroh,” katanya. 

IHRAM

Saudi Izinkan Kedatangan Langsung dari Indonesia

Arab Saudi mengumumkan akan mengizinkan kedatangan langsung dari enam negara, termasuk diantaranya adalah Indonesia, Pakistan, India, dan Mesir. Dengan demikian, negara-negara yang ada dalam daftar ini tidak perlu menghabiskan waktu untuk karantina terlebih dahulu selama 14 hari di negara ketiga, yang menjadi aturan terkait pandemi virus corona jenis baru (Covid-19).

Ketentuan terbaru berlaku mulai 1 Desember mendatang, pukul 01.00 dini hari waktu Arab Saudi. Kementerian Dalam Negeri negara kerajaan itu juga mengumumkan bahwa Brasil dan Vietnam termasuk dalam daftar enam negara yang kedatangannya diizinkan secara langsung.

Namun, semua yang datang dari enam negara tersebut tetap harus menjalani karantina institusional selama lima hari. Aturan ini berlaku terlepas dari status vaksinasi para warga tersebut.

Saat ini, negara-negara yang tercatat masih menghadapi larangan perjalanan secara langsung adalah Turki, Ethiopia, Afghanistan dan Lebanon. Kementerian Dałam Negeri Arab Saudi mengatakan penting mematuhi penerapan semua tindakan pencegahan dan protokol pencegahan yang telah diambil untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.

“Semua prosedur dan tindakan tunduk pada evaluasi berkelanjutan oleh otoritas kesehatan yang kompeten di Arab Saudi, sesuai dengan perkembangan situasi epidemiologis secara global,” ujar sumber di Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, dilansir Saudi Gazette, Jumat (26/11).

Sebelumnya pada 24 Agustus, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengeluarkan arahan untuk mengizinkan masuk langsung ekspatriat yang divaksinasi penuh dari negara-negara yang menghadapi larangan perjalanan. Namun, ini hanya berlaku untuk orang asing yang memiliki izin tinggal yang valid (iqama) dan meninggalkan negara Timur Tengah itu dengan visa keluar dan masuk kembali setelah mendapatkan dua dosis vaksin.

Arab Saudi telah menangguhkan sementara semua penerbangan internasional mulai 15 Maret 2020. Meskipun penangguhan layanan penerbangan internasional dicabut setelah satu tahun pada 17 Mei lalu, itu tidak berlaku untuk 20 negara karena pertimbangan situasi kasus Covid-19 negara-negara tersebut.

Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengumumkan penangguhan masuknya ekspatriat dari 20 negara sebagai bagian dari langkah-langkah untuk memerangi virus corona, efektif mulai 3 Februari 2020. Langkah itu membebaskan warga Arab Saudi, serta diplomat asing, kesehatan praktisi, dan keluarga mereka.

Negara-negara yang terkena penghentian perjalanan adalah Argentina, Uni Emirat Arab, Indonesia, India, Pakistan, Brasil, Portugal, Turki, Afrika Selatan, Lebanon, dan Mesir, Jerman, Amerika Serikat (AS), Jepang, Irlandia, Italia, Amerika Serikat. Kerajaan, Swedia, Konfederasi Swiss dan Prancis.

Selain itu, diinstruksikan bahwa orang-orang yang datang dari negara lain memerlukan karantina 14 hari di negara ketiga jika mereka telah melewati salah satu dari 20 negara ini selama 14 hari sebelum pengajuan untuk memasuki Arab Saudi. Kemudian, negara-negara baru Afghanistan, Ethiopia dan Vietnam ditambahkan ke daftar negara terlarang.

Pihak berwenang Saudi akhirnya mencabut penangguhan perjalanan dengan semua negara tersebut, kecuali empat negara yang tersisa.

IHRAM

Arab Saudi Pulihkan Ibadah Umroh

Otoritas arab saudi mengumumkan penangguhan umrah yang diterapkan untuk mencegah penyebaran covid-19, akan dicabut secara bertahap, Senin (21/9).

Menteri Haji dan Umrah, Mohammed Saleh Benten, mengatakan untuk sementara kesehatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama Kerajaan. Kementeriannya sedang mempelajari rencana tiga babak pemulihan haji secara bertahap.

Dilansir di Arab News, Selasa (22/9), pada fase pertama, warga negara Saudi dan ekspatriat yang tinggal di Kerajaan diizinkan untuk menunaikan ibadah haji kecil ini. Namun, layanan umrah hanya akan beroperasi dengan kapasitas 40 persen dari kapasitas normal.

Kapasitas jamaah yang menjalankan ibadah akan ditingkatkan menjadi 75 persen pada fase kedua. Selanjutnya, pada fase tiga, Saudi akan memulihkan kapasitas penuh dan peziarah dari luar Kerajaan kembali diizinkan melakukan perjalanan umrah.

Kementerian Haji dan Umrah juga menyebut, selama pelaksanaan tiga fase ini, tindakan pencegahan kesehatan yang ketat akan diberlakukan.

Menteri Benten lantas mengatakan, kementerian mendukung semua orang, baik investor dan pekerja, yang terlibat di sektor ini selama transformasi kelembagaan.  Pihaknya ingin memberdayakan perusahaan umroh dan organisasi terkait, agar menjadi entitas ekonomi yang kuat serta memberikan layanan berkualitas tinggi melalui aplikasi //I’tamarna//. Aplikasi ini akan memudahkan jamaah untuk merencanakan perjalanannya.

Lebih dari 30 perusahaan lokal dan internasional akan memberikan layanan kepada para peziarah melalui platform elektronik. Platform tersebut memungkinkan penyedia layanan melakukan tindak lanjut yang diperlukan saat melayani jamaah.

Benten juga menambahkan, perusahaan dan lembaga umrah melayani lebih dari 16 juta jamaah dari Kerajaan, wilayah dan seluruh dunia.

Pentingnya registrasi awal umrah ditekankan oleh Menteri Benten. Perusahaan umrah bertanggung jawab melakukan pembelajaran guna mengidentifikasi kebutuhan jamaah, termasuk mereka yang datang melalui negara transit.

“Warga dari 80 negara sekarang dapat mengunjungi Kerajaan untuk Umrah tanpa memerlukan visa dan jumlah ini akan meningkat,” ujar Benten.

Wakil Menteri Haji dan Umrah Saudi, Abddulfattah Mashat, mengatakan telah menyelenggarakan forum dengan tajuk “Mengelola Perubahan Kelembagaan dan Transformasi di Sektor Umrah”. Tujuan kegiatan ini untuk memperkaya pengalaman jamaah umrah.

Ekonomi haji dan umrah tidak terbatas pada layanan yang diberikan kepada jamaah. Di luar itu, perekonomian juga berputar dan mencakup pilihan layanan dan logistik lainnya.

Kementerian disebut berusaha mengelola transformasi kelembagaan secara efektif, meningkatkan layanan, memperkaya pengalaman dan memperbesar aspek keberlanjutan sektor untuk melayani lebih banyak jamaah.

Pada 2019, Mashat menyebut 5,3 juta warga Saudi, 6,4 juta ekspatriat, 1,2 juta penduduk negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC), dan 7,5 juta orang dari belahan dunia lain melakukan umrah.

Ia juga mengatakan, bagi jamaah yang bepergian dari negara lain, sebelumnya harus melalui agen dan perusahaan umrah terdaftar untuk mendapatkan visa dan membuat pengaturan lain. Kementerian sedang mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki keseluruhan sistem.

Sebagai bagian dari transformasi sektor yang direncanakan, Mashat mengatakan perusahaan Umrah dapat mengakuisisi perusahaan yang ada dan bergabung dengan mereka atas namanya, atau membentuk entitas baru.

Sehubungan dengan transformasi sektor ini, dia menekankan perlunya bisnis mengubah konsep layanan yang mereka berikan dan mengembangkan model bisnis baru.

IHRAM


Inilah Aturan Masuk dan ke Luar dari Arab Saudi Saat Ini

Arab Saudi pada hari Selasa lalu memang mulai mengizinkan warga negara dan penduduk tertentu untuk masuk dan keluar negara itu. Kebijakan ini dikeluarkan setelah mencabut penangguhan semua perjalanan internasional yang diberlakukan pada awal Maret untuk menahan penyeran wabah virus corona.

Setelah 1 Januari 2021, semua warga negara dan penduduk negara itu akan diizinkan untuk bepergian.

Inilah yang perlu Anda ketahui tentang pembatasan dan pelonggaran regulasi tersebut:

Siapa yang dapat masuk dan keluar arab saudi mulai 15 September?

Warga GCC dan non-Saudi yang memiliki visa kerja, tempat tinggal, atau kunjungan yang sah, mengingat mereka mematuhi tindakan pencegahan kesehatan terkait virus corona.

Untuk warga negara Arab Saudi, hanya individu yang memenuhi setidaknya satu dari kriteria berikut yang dapat melakukan perjalanan ke dan dari Kerajaan:

1. – Pegawai pemerintah sipil dan militer yang ditugaskan untuk tugas resmi.

Karyawan diplomatik dan konsuler dalam misi di luar negeri dan atase asing serta individu yang bekerja untuk organisasi regional dan internasional. Anggota keluarga akan diizinkan untuk menemani para pekerja ini.

-Orang dalam pekerjaan yang membutuhkan perjalanan untuk bisnis komersial dan industri.

-Eksportir, pemasaran, dan manajer penjualan yang pekerjaannya mengharuskan klien mengunjungi luar negeri

-Pasien yang memerlukan perawatan di luar negeri jika memiliki laporan medis.

– Pelajar penerima beasiswa, pelajar yang membayar uang sekolah mereka sendiri, trainee dalam program beasiswa kedokteran, dan pelajar yang diwajibkan untuk bepergian ke luar negeri untuk studi atau pelatihan mereka.

-Kasus kemanusiaan, yang mencakup penyatuan kembali keluarga warga negara dengan kerabatnya di luar negeri, atau mereka yang perlu melakukan perjalanan setelah kematian suami, istri, orang tua, atau anak di luar negeri.

2. Persyaratan apa yang harus dipenuhi para pelancong sebelum melakukan perjalanan ke Arab Saudi?

Wisatawan harus memberikan tes virus corona negatif yang diambil dalam waktu 48 jam sebelum penerbangan mereka. Tes harus dilakukan di otoritas bersertifikat di luar kerajaan Saudi.

3. Bagaimana peraturan untuk penumpang yang datang?

Semua pelancong yang tiba di Arab Saudi harus menjalani tes virus corona pada saat kedatangan mereka.

Mereka harus dikarantina di rumah selama tiga hari setelah memasuki negara dan hanya dapat pergi setelah hasil tes mereka negatif.

 4. Bagaimana jika seorang pelancong dinyatakan positif mengidap virus corona setelah mereka tiba di Arab Saudi?

Jika seorang pelancong dinyatakan positif mengidap virus corona setelah mereka tiba di Arab Saudi, mereka harus mengisolasi diri di rumah selama 10 hari.

Jika mereka terus mengalami gejala bahkan setelah dikarantina, mereka harus tetap di rumah sampai gejala hilang.

Jika mereka tidak menunjukkan gejala, mereka harus mengisolasi diri di rumah selama tiga hari tambahan untuk memastikan mereka tidak menulari orang lain.

5. Bagaimana seorang pelancong mencegah infeksi selama perjalanan mereka ke, dan dari, Arab Saudi?

Otoritas Umum Penerbangan Sipil (GACA) mendesak warga dan penduduk untuk mematuhi semua tindakan pencegahan virus korona saat bepergian untuk melindungi diri dari infeksi.

Seorang pelancong dapat membatasi kemungkinan infeksi mereka dengan mengenakan masker setiap saat. Untuk tindakan pencegahan tambahan, penumpang dapat mengenakan sarung tangan atau menggunakan pembersih tangan setelah menyentuh benda.

 Menjaga jarak dua meter dengan orang lain di bandara juga dapat membantu mencegah penyebaran virus corona.

6. Kapan semua warga negara dan penduduk Arab Saudi diizinkan untuk bepergian?

Semua warga negara dan penduduk yang tidak termasuk dalam kategori yang disebutkan di atas akan diizinkan melakukan perjalanan internasional setelah 1 Januari 2021, menurut GACA.

Keputusan untuk mencabut pembatasan perjalanan sepenuhnya akan ditinjau 30 hari sebelum 1 Januari, kata GACA.

7. Kapan turis diizinkan mengunjungi Kerajaan?

Belum ada tanggal yang ditetapkan untuk kembalinya wisatawan ke Arab Saudi, tetapi GACA telah mengumumkan bahwa pembatasan perjalanan akan dicabut pada awal 2021, menunggu tinjauan.

IHRAM



Penyerbuan Masjid Al-Haram 40 Tahun Lalu

Sudah 40 tahun sejak Arab Saudi pertama kali mengalami serangan teror. Serangan yang mengejutkan semua Muslim di seluruh dunia karena terjadi di tempat paling suci bagi Muslim.

Dilansir di Arab News pada Rabu (12/9), munculnya ekstremisme di Kerajaan Arab Saudi (KSA) dimulai pada 1 Muharram 1400 H atau 20 November 1979. Sebuah kelompok menyimpang menyerbu Masjid Suci di Makkah. Insiden itu berlangsung selama dua pekan. Lebih dari 100 nyawa meninggal.

Saat itu, bertepatan dengan hari pertama di bulan pertama kalender Islam, ratusan jamaah sedang mengitari Ka’bah. Ada yang bersiap melakukan shalat Subuh.

Waktu menunjukkan hampir pukul 05.25 waktu setempat. Tiba-tiba, jamaah mendengar suara peluru. Suara yang mengubah tempat paling damai menjadi panggung para pembunuh. Nahas, serangan itu langsung menyasar orang-orang sipil dan keamanan.

Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengatakan, ekstremisme dimulai setelah 1979. Dia berjanji mengubah Saudi menjadi negara moderat.

“Kami kembali pada jati diri sebelumnya, sebuah negara Islam moderat yang terbuka untuk semua agama dan dunia,” kata dia.

Ia memastikan, Saudi tidak ingin menghabiskan waktu 30 tahun mendatang dengan hal yang berhubungan dengan ide-ide merusak. Ia juga menegaskan Saudi berkomitmen memberantas ekstremisme.

Saat serangan terjadi, pemerintah mengirim peringatan melalui megafon pada pelaku. Mereka mengingatkan tindakan yang dilakukan para penyerang, menyimpang dari ajaran Islam.

“Barang siapa yang berniat menyimpang di Masjid Suci, dalam agama, atau melakukan kesalahan, kami akan membuat mereka merasakan hukuman menyakitkan,” kata otoritas Saudi saat itu.

Semua seruan yang disuarakan KSA tidak membuahkan hasil. Malah, dari menara masjid suci yang tinggi, para penembak jitu menembaki orang-orang di luar Masjid al-Haram.

Saat itu, Raja Khaled mengumpulkan ulama senior mendiskusikan masalah itu. Mereka sepakat, agresor dari sudut pandang Islam dianggap murtad. Sebab, seorang Muslim tidak pernah membunuh orang yang tidak bersalah. Terlebih, melakukan serangan di dalam Masjid Suci, itu adalah hal yang lebih mengerikan.

Para ulama mengeluarkan fatwa untuk membunuh penyerang sesuai instruksi Syariah Islam. Raja Khaled memerintahkan pasukan menangkap penyerang, jika memungkinkan.

Seorang saksi, Hizam al-Mastouri (75 tahun), mengatakan, dia adalah seorang prajurit yang berpartisipasi dalam operasi melawan para penyerang itu. “Kami memasuki Masjid al-Haram ketika keluar dari kendaraan militer di wilayah Masa’a, dekat Gunung al-Marwa. Serangan tembak mengarah dari segala penjuru. Mereka bisa melihat kami, sementara kami tidak dapat melihat mereka. Kemudian, pimpinan mengubah strategi sesuai dengan situasi,” kata al-Mastouri.

Mantan pemimpin redaksi Arab News, Khaled Almaeena, mengisahkan, pagi itu dia hendak mengunjungi kerabatnya di Makkah. Dia melihat kerumunan orang berkumpul dan ada banyak keributan.

“Desas-desus mengatakan, Ka’bah disita orang asing. Ada yang menceritakan kisah yang berbeda. Saya kembali ke Jeddah dan menonton saluran Saudi Television, satu-satunya yang dapat kami lihat pada masa itu,” ujar Almaeena.

Pada pagi keempat, kelima, dan keenam pascaserangan, dia menuju Makkah. Dia memarkirkan mobil cukup jauh, sembari mengamati Masjid Suci. “Itu adalah pemandangan yang menyedihkan melihat tempat suci kosong. Tidak ada pengunjung. Bahkan, ada tembakan dari menara-menara. Saya bisa melihat kepulan asap dari menara-menara. Ada bau mesiu dan asap,” kisahnya.

Almaeena mengatakan, helikopter sesekali melintas di langit. Ia mengatakan, serangan di Masjid al-Haram itu mengejutkan banyak orang. Butuh waktu bagi Saudi, termasuk pasukan keamanan untuk mengetahui situasi yang mengkhawatirkan itu. Hari-hari berlalu tanpa ada kumandang azan.

Mantan kepala pasukan keamanan khusus, Mayor Jenderal Mohammed al-Nufaie, menceritakan, Pangeran Saud al-Faisal pernah menanyakan kepada otak penyerangan, Juhaiman al-Otaibi, alasan tindakannya. Kemudian, Juhaiman menjawab, “Itu setan”.

”Sebanyak 117 anggota kelompok bersenjata yang dipimpin Juhaiman al-Otaibi terbunuh dalam pertemuan itu. Sebanyak 69 lainnya dieksekusi kurang dari sebulan. Kemudian, sebanyak 19 lainnya menerima hukuman penjara.

 

REPUBLIKA

Merokok Sembarangan di Arab Saudi Akan Didenda Rp 18 Juta

Komite Nasional Pengendalian Tembakau Saudi tengah menggodok aturan tentang sanksi bagi para perokok  yang merokok yang sembarangan di tempat-tempat umum. Bagi mereka yang melanggar, Arab Saudi akan mengenakan denda hingga 1.300 USD (Sekitar Rp18 juta).

Tidak hanya denda, Arab Saudi dalam tahapan berikutnya akan menyediakan klinik keliling untuk mengobati para perokok dalam kebijakan baru negeri kaya minyak tersebut mengenai tembakau, landi Alarabiya, Rabu (7/2).

Sanksi yang dikenakan untuk asupan tembakau meliputi penggunaan rokok, cerutu, pipa, jig, shisha, atau cara lain untuk menikmati tembakau.

Peraturan tersebut juga akan menjatuhkan hukuman kepada siapapun yang dinyatakan bersalah melakukan usaha pembuatan produk tembakau dan turunannya di Arab Saudi. Mereka akan dihukum dengan denda 20 ribu riyal.

Peraturan baru akan melarang merokok di tempat umum seperti di lingkungan masjid, fasilitas pendidikan, kesehatan, olahraga, budaya, tempat sosial dan amal, perusahaan, institusi, badan, pabrik, bank dan sejenisnya.

Termasuk larangan merokok di angkutan umum, darat, udara atau laut, tempat yang menawarkan makanan dan minuman, atau pabrik pengolahan dan kemasannya, serta SPBU, alat transportasi, gudang, lift dan toilet umum. (Ip/Ram)

 

ERA MUSLIM

Saudi Tetapkan Awal Ramadhan Jatuh pada Sabtu

Mahkamah Agung Arab Saudi, Kamis (25/5), menetapkan awal bulan Ramadhan jatuh pada Sabtu (27/5). Seperti dikutip Al Arabiya, Saudi belum lihat bulan baru pada pengamatan kemarin.

Bulan baru merupakan tanda di mulainya Ramadhan yang merupakan bulan kesembilan dari kalender Islam. Umat Islam mengacu pada kalender bulan dalam menghitung tanggal.

Ramadhan merupakan bulan yang suci bagi umat Islam. Pada bulan ini, lebih dari 1,5 miliar Muslim di seluruh dunia akan berpuasa. Umat Islam dilarang untuk makan dari mulai Subuh hingga terbenamnya matahari.

Di Indonesia, pemerintah akan memulai sidang itsbat pada Jumat malam. Namun diyakini, perkiraan Pemerintah Indonesia tak akan jauh berbeda dengan Saudi. Puasa akan dimulai besok dan tarawih nanti malam.

 

REPUBLIKA