Saudi: Pendatang Internasional Dikarantina Lima Hari

Kerajaan Arab Saudi akan mengurangi karantina wajib bagi para pelancong ke kerajaan. Penumpang dari penerbangan internasional diwajibkan melakukan karantina hanya selama lima hari.

Dari aturan sebelumnya, Otoritas Umum Penerbangan Sipil (GACA) disebut telah memotong masa karantina ini sebanyak dua hari. Hal ini disampaikan dalam surat edaran resmi untuk semua bandara di Kerajaan, Senin (13/9) lalu.

Dilansir di The National News, Selasa (14/9), GACA juga meminta pihak berwenang untuk memperbarui prosedur kedatangan bagi penduduk dan pelancong dari negara-negara dalam daftar hijau yang sesuai.

Aturan tersebut berlaku bagi mereka yang telah mendapat vaksinasi yang disetujui untuk digunakan di Kerajaan, baik satu maupun dosis penuh. Semua kedatangan juga harus memberikan bukti tes PCR negatif Covid-19, yang diambil dalam waktu 72 jam sebelum perjalanan.

Tes Covid-19 juga akan dilakukan dalam waktu 24 jam setelah kedatangan mereka, sementara tes lainnya harus dilakukan setelah lima hari. Masa karantina akan otomatis berakhir berdasarkan hasil negatif dan akan diperbarui statusnya di aplikasi ‘Tawakkalna’ Covid-19.

Kasus Covid-19 di Arab Saudi telah menurun secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Negara itu memberlakukan denda berat dan hukuman penjara bagi mereka yang tidak mematuhi prosedur kesehatan dan keselamatan.

Terbaru, Kerajaan Saudi melaporkan 75 kasus Covid-19 baru dan enam kematian, Senin (13/9).

Arab Saudi telah menyumbangkan 20 juta riyal untuk membeli vaksin Covid-19, bagi negara-negara anggota yang kurang berkembang di Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Pusat Bantuan Raja Salman juga mengumumkan Kerajaan Saudi sejauh ini telah berkontribusi pada lebih dari 40 proyek di seluruh dunia untuk memerangi virus corona, dengan biaya sekitar 800 juta dolar AS.  Zahrotul Oktaviani

https://www.thenationalnews.com/gulf-news/saudi-arabia/2021/09/13/saudi-arabia-cuts-quarantine-for-international-arrivals-to-five-days/

IHRAM

UE Mulai Ingkar Janji, Ribuan Pengungsi Suriah Terjebak

Uni Eropa sempat membuat janji bahwa negara kaya di Uni Eropa akan menerima puluhan ribu warga Suriah dan Irak yang mengungsi akibat peperangan. Namun satu per satu negara Uni Eropa mengingkari janji tersebut sebelum mereka akhirnya menutup perbatasan negaranya dari pengungsi perang pada musim semi lalu.

 

Kini ribuan pengungsi terdampar dan terjebak di Yunani. Mereka banyak yang tinggal di lokasi bekas pabrik pembuatan kertas toilet. Mereka juga harus menghadapi suhu malam hari yang mencapai di bawah 10 derajat selsius.

Nyamuk-nyamuk mengintai tenda-tenda kanvas putih yang dipakai pengungsi sejak satu bulan terakhir. Sejumlah pengungsi menjadi korban aksi kriminalitas seperti pemerkosaan, penusukan, dan pencurian. “Saya tidak ingin pergi keluar sendirian lagi,” ujar Rama Wahed (16 tahun), gadis asal Suriah, dikutip dari The Independent.

Ada juga pengungsi yang coba melalukan bunuh diri. Laporan Amnesty International menunjukkan para pengungsi di Yunani mendapatkan beragam ancaman. Selain sistem keamanan yang buruk, mereka juga terancam dengan cuaca ekstrim di musim dingin.

Yunani mengatakan akan mengambil langkah untuk membantu memperbaiki kondisi 50 ribu pengungsi yang ada di negaranya. Namun, UNHCR hanya menyediakan dana sedikit yakni sebesar 1,11 miliar dolar AS atau Rp 14,43 triliun.

Janji Eropa
Pada Juni 2015, sejumlah pemimpin Uni Eropa bertemu di Brussel, seiring dengan terus bertambahnya jumlah pencari suaka ke Uni Eropa. Dua negara dinyatakan mengalami krisis pengungsi terbesar, yaitu Yunani dan Italia, sebagai negara yang dekat dengan perairan Mediterania.

Sebagai aksi solidaritas, negara-negara Uni Eropa lainnya sepakat untuk berbagi beban pengungsi. Uni Eropa akan membagi 40 ribu pengungsi yang sebagian besar dari Suriah, untuk negara anggotanya yang terbentang dari Portugal ke Finlandia.

Mereka berjanji akan memberikan tempat tinggal, bantuan dan kesempatan membangun kehidupan yang layak. Karena jumlah pencari suaka melonjak, Uni Eropa mempersilakan pembagian negara bagi 160 ribu pengungsi.

Namun, 16 bulan setelah keputusan awal, Uni Eropa sampai saat ini hanya merealisasikan 3,3 persen dari janji mereka. Uni Eropa hanya menerima 5.290 pengungsi, yaitu 4.134 dari Yunani dan 1.156 dari Italia.

 

sumber:Republika Online

Cek Kapan Naik Haji Bisa Lewat Android

Bagi Anda yang sudah mendaftarkan diri menjadi salah satu calon jamaah haji dan ingin mengetahui kapan tahun keberangkatannya, sekarang tidak perlu Lagi harus pergi ke kantor Kementrian Agama (Kemenag). Cukup mengunduh aplikasi Check Porsi Haji di Android dan Anda akan mengetahui data keberangkatan calon jamaah haji.

Pengguna tinggal memasukkan kode yang sudah diberikan oleh bank saat mendaftarkan diri dan tekan tombol ‘cari’.

“Mudah penggunaannya, sangat membantu. Saya juga baru mengunduh dan mencoba di sini setelah diberitahu sama petugas urusan Haji di Kemenag Kota Cirebon,” kata Hartono ditemui di Kantor Kemenag Kota Cirebon, Rabu (9/9/2015).

Hartono mencoba memasukkan nama istri dan saudaranya yang akan berangkat haji. Ketika dimasukkan dalam aplikasi tersebut, nama lengkap calon haji, tahun keberangkatan dan kuota haji bisa dilihat langsung. Dari hasil pencarian tersebut, diketahui saudaranya diperkirakan akan berangkat pada 2017.

“Ini memudahkan kita dan tak usah ke kantor Kemenag untuk menanyakan masalah ini,” ujar Hartono.

UWA

sumber: MetroTV News

————————————————————

 

Aplikasi Cek Porsi haji, bisa Anda download di sini atau kunjungi url http://bit.ly/daftarhaji

Setelah mendownload, Anda akan mendapatkan artikel keislaman setiap harinya.