Mengobati Penyakit Gay Dan Homoseksual (Syariat Dan Medis)

Sebagian orang heran dan bisa jadi agak risih dengan orang yang mendapat ujian tertimpa penyakit seperti ini. Betapa tidak, wanita diciptakan begitu indah di mata laki-laki mengalahkan segala bentuk pemandangan dan panorama indah di dunia akan tetapi ia lebih condong kepada sejenis dan berpaling dari wanita? Begitu juga dengan wanita yang sejatinya haus akan kasih sayang dan belaian laki-laki tetapi mereka lebih condong terhadap sejenis (homoseksual-lesbian).

Penderita penyakit ini juga terkadang heran dengan diri mereka sendiri. Terkadang mereka menikmati penyakit ini tetapi ada juga yang tersiksa, ingin sembuh tetapi tidak bisa, ingin konsultasi dan berterus terang tetapi malu. Khususnya kaum laki-laki yang menjadi gay (homoseksual) lebih susah terapinya, wanita lebih mudah sembuh karena dilihat dari penyebabnya.umumnya wanita menjadi lesbian karena kurang perhatian dari laki-laki. Sebagaimana kaum wanita nabi Luth ‘alaihissalam yang menjadi lesbian karena kaum laki-laki mereka sudah menjadi homoseks dan berpaling dari wanita mereka.

 

Setiap penyakit pasti ada obatnya

Penderita penyakit ini perlu menanmkan keyakinan dengan kuat mereka pasti bisa sembuh. Terkadang mereka putus asa, karena laki-laki tentu lebih banyak bergaul dengan laki-laki misalnya di ruang ganti, kamar mandi. Mereka lebih mudah terpapar dan terfitnah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda,

لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ.

“Setiap penyakit ada obatnya, dan bila telah ditemukan dengan tepat obat suatu penyakit, niscaya akan sembuh dengan izin Allah Azza wa Jalla.” (HR. Muslim)

 

Penyebab penyakit ini

Dalam ilmu psikologi, penyebab mejadi gay secara umum ada dua:

1.trauma masa kecil.

Ketika kecil pernah mendapatkan perilaku kekerasaan atau pelecehan seksual sejenis. Maka akan bisa memperngaruhi pola pikir dan orientasi seksual ketika dewasa.

Misalnya ketika kecil ia pernah di sodomi oleh kakaknya atau pamannya

2.menjadi gay karena pelarian

Lari dari suatu masalah, misalnya seroang laki-laki pernah ditolak 7 kali oleh seorang gadis atau beberapa gadis menolaknya, atau putus dari kekasih yang sangat ia cintai. Ketika ia perlahan-lahan menjadi gay, ia merasakan kenyaman dan kebahagiaan sehingga ia benar-benar memutuskan menjadi seorang gay.

 

 

Terapi psikologi kedokteran

Adapun terapi secara psikologi dan kedokteran maka bisa ditempuh beberapa cara berikut:

1.menjauhi segala macam yang berkaitan dengan gay (homoseksual) misalnya teman, klub, aksesoris, bacaan dan segalanya. Ini adalah salah satu faktor terbesar yang bisa membantu

2. merenungi bahwa gay masih belum diterima oleh masyarakat (terutama di indonesia), masih ada juga yang merasa jijik dengan gay. Terus menanamkan pikiran bahwa gay adalah penyakit yang harus disembuhkan

3. terapi sugesti

Misalnya mengucapkan dengan suara agak keras (di saat sendiri),:

“saya bukan gay”

“gay menjijikkan”

“saya suka perempuan”

Bisa juga dengan menulis di kertas dengan jumlah yang banyak dan berulang, misalnya 1000 kali

4. berusaha melakukan kegiatan dan aktifitas khas laki-laki

Misalnya olahraga karate atau bergabung dengan komunitas kegiatan laki-laki

5.terapi hormon

Jika diperlukan dengan bimbingan dokter bisa dilakukan terpai hormon secara berkala untuk lebih bisa menimbulkan sifat laki-laki

6. menjauhi bergaul dengan laki-laki yang menarik hati untuk

Dan YANG PALING terpenting adalah dukungan semua pihak, keterbukaan dan menerima masukan. Jangan sampai ada yang mencela didepanya atau mengejek perjuangannya dalam emngobati penyakit ini.

 

Bimbingan Islam dalam hal ini

Adapun bimbingan agama Islam yang sempurna dalam hal ini, maka beberapa hal ini perlu direnungi:

1.tulus berdoa dan bersungguh-sunggu dalam berdoa kepada Allah memohon kesembuhan, karena setiap penyakit pasti ada obatnya. Berdoa di waktu dan tempat yang mustajab serta tidak mudah putus asa.

يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ ما لم يَعْجَل، يقول: دَعَوْتُ فلم يُسْتَجَبْ لي

“Doa kalian pasti akan dikabulkan, selama ia tidak terburu-buru, yaitu dengan berkata: aku telah berdoa, akan tetapi tidak kunjung dikabulkan.”  (Muttafaqun ‘alaih)

2. segera bertaubat kepada Allah

Karena segala sesuatu yang terjadi pada kita adalah akibat perbuatan dan kesalahan kita. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ

“Dan musibah apapun yang menimpamu, maka itu adalah akibat dari ulah tanganmu sendiri.” (As Syura: 30).

3. menyadari bahwa gay (homoseksual) adalah dosa besar dan dilaknat pelakunya

Allah Ta’ala berfirman,

وَلُوطًا إِذْ قالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفاحِشَةَ وَأَنْتُمْ تُبْصِرُونَ (54) أَإِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّساءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ

“Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika ia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji itu sedang kamu melihat(nya). Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu(mu), bukan mendatangi wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak dapat mengetahui (akibat perbuatanmu).” ( An-Naml 27:54-55)

4.menjauhi segala sesuatu yang berkaitan dengan gay atau membuatnya menjadi kewanita-wanitaan atau menyerupai wanita.

Sebagaimana dalam hadits.

لَعَنَ النبي e الْمُخَنَّثِينَ من الرِّجَالِ وَالْمُتَرَجِّلَاتِ من النِّسَاءِ وقال: (أَخْرِجُوهُمْ من بُيُوتِكُمْ). متفق عليه

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknati lelaki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai lelaki, dan beliau bersabda: Usirlah mereka dari rumah-rumah kalian.” (Muttafaqun ’alaih)

5. jangan sering menyendiri, minta dukungan keluarga dan orang terdekat serta tetap bergaul dengan masyararat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إن الشيطان مع الواحد ، و هو من الاثنين أبعد

Sesungguhnya syetan itu bersama orang yang menyendiri, sedangkan ia akan menjauh dari dua orang.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani)

6.menjauhi makanan yang haram

Karena makanan bisa berpengaruh terhadap sifat manusia. Sebagaimana perkataan Ibnu Sirin, “Tidaklah ada binatang yang melakukan perilaku kaum Nabi Luth selain babi dan keledai.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Ad Dunya dalam kitab Zammul Malaahy)

 

@Pogung Lor-Yogya, 7 Rajab 1434 H

Penyusun: dr. Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

Ini Firman Allah untuk Kaum Lesbian,Gay,Biseks*

Oleh : Ustadz Sa’id Abu Ukkasyah

Salah satu aktivitas utama kaum gay dalam menyalurkan hasrat seksual mereka adalah sodomi (liwath) , yang secara istilah syari definisinya adalah memasukkan kepala dzakar /penis kedalam dubur pria lainnya.

Nah, perbuatan kaum gay jenis inilah yang menjadi pembahasan utama artikel kali ini.Perbuatan sodomi (liwath) tersebut adalah perbuatan yang diharamkan berdasarkan Al Quran, As Sunnah dan Al-Ijma.

Allah Taala telah mengharamkan perbuatan sodomi ini di dalam Al Quran dan As-Sunnah, oleh karena itulah, para ulama bersepakat (Al-Ijma) atas keharaman sodomi ini, sebagaimana hal ini disebutkan oleh Ibnu Qudamah rahimahullah :

“Ulama bersepakat atas keharaman sodomi (liwath). Allah Taala telah mencelanya dalam Kitab-Nya dan mencela pelakunya, demikian pula Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau mencelanya”3.

Adapun dalil dari wahyu Allah, baik dalam Al Quran maupun As-Sunnah tentang perbuatan sodomi yang dilakukan oleh kaum gay tersebut, maka penyusun sebutkan di tengah-tengah penjelasan di bawah ini.

Inilah Wahyu Allah tentang status pelaku sodomi yang dilakukan oleh kaum gay!

1. Inilah firman Allah Taala yang menjelaskan bahwa pelaku sodomi telah melakukan perbuatan yang sangat menghinakan kemanusiaan. Allah Taala berfirman :

{}Dan (Kami juga telah mengutus Nabi) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kalian mengerjakan perbuatan yang sangat hina itu, yang belum pernah dilakukan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelum kalian?” [Al-Araaf: 80].

Dalam ayat yang agung ini, Allah Taala menyebutkan bahwa perbuatan sodomi antarsesama pria, yang dilakukan oleh kaum Nabi Luth alaihis salam, merupakan perbuatan fahisyah.Sedangkan fahisyah adalah suatu perbuatan yang sangat hina dan mencakup berbagai macam kehinaan serta kerendahan.

Hal ini sebagaimana penafsiran ahli tafsir, Syaikh Abdur Rahman As-Sadi rahimahullah, ketika beliau menjelaskan fahisyah dalam ayat ini,

“Perbuatan yang sampai pada tingkatan mencakup berbagai macam kehinaan, jika ditinjau dari sisi besarnya dosa dan kehinaannya!”. [Tafsir As-Sadi]

Dan firman Allah Taala :{} “yang belum pernah dilakukan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelum kalian?” [Al-Araaf: 80].

Maksudnya : bahwa perbuatan sodomi yang telah dilakukan kaum Nabi Luth alaihis salam tersebut, belumlah pernah dilakukan oleh seorangpun sebelum mereka.

Hal ini disebabkan sodomi itu adalah perbuatan menyelisihi fitroh yang sangat menjijikkan ,karena seorang laki-laki mensetubuhi dubur laki-laki lain, sedangkan di dalam dubur itu adalah tempat kotoran besar yang bau, kotor, jorok lagi menjijikkan! Sehingga pantaslah fitrah yang lurus pastilah menolaknya!

2. Inilah firman Allah Taala yang menjelaskan bahwa pelaku sodomi telah melakukan perbuatan yang melampui batas

Allah Taala berfirman :{} Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kalian ini adalah kaum yang melampaui batas. [Al-Araaf: 81].

Pakar ilmu tafsir, Al-Baghawi rahimahullah, menjelaskan makna “musyrifiin (melampui batas)” dalam ayat ini, “Melampui batasan yang halal (beralih) kepada perkara yang haram”. [Tafsir Al-Baghawi].

Syaikh Abdur Rahman As-Sadi rahimahullah berkata :”Melampui batasan yang telah Allah tetapkan lagi berani melanggar larangan-Nya yang haram dikerjakan”. [Tafsir As-Sadi].

3. Inilah firman Allah yang menyebutkan bahwa pelaku sodomi sebagai pelaku kriminal

Allah Taala berfirman : {} Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kriminal itu. [Al-Araaf: 80].

Dalam ayat di atas, Allah Taala sebut kaum Nabi Luth alaihis salam yang melakukan perbuatan sodomi tersebut dengan sebutan “para pelaku kriminal”Dengan demikian, mereka ini sesungguhnya layak untuk disebut “penjahat seksual”, karena telah melakukan kejahatan (kriminal) dalam menyalurkan hasrat seksual mereka ditempat yang terlarang.

4. Inilah firman Allah Taala yang menyebutkan bahwa pelaku sodomi sebagai kaum perusak dan orang yang zhalim. Allah Taala berfirman dalam QS. Al-Ankabuut: (30) (Nabi) Luth berdoa: “Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan adzab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu”.

{}(31) Dan tatkala utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami akan menghancurkan penduduk negeri (Sodom) ini; sesungguhnya penduduknya adalah orang-orang yang zhalim”.

Syaikh Abdur Rahman As-Sadi rahimahullah berkata :

{ } .”Maka Nabi mereka (Luth) putus asa terhadap (taubatnya) mereka, sedangkan beliaupun mengetahui bahwa kaumnya memang layak mendapatkan adzab dan beliau mengeluh (kepada Rabbnya) akan sikap mereka yang mendustakan diri beliau. Lalu beliaupun “Berdoa: “Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan adzab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu”, maka Allahpun mengabulkan doa beliau”

5. Inilah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang menyatakan bahwa pelaku sodomi itu dilaknat

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad (2915) dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

)”Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth. Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth, beliau sampaikan sampai tiga kali “. [Dihasankan Syaikh Syuaib Al-Arna`uth].

Seseorang yang dilaknat oleh Allah, berarti dimurkai oleh-Nya, dan dijauhkan dari rahmat-Nya.

6. Inilah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang menyatakan bahwa pelaku sodomi dan pasangannya itu dihukum mati

Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :( “Barangsiapa yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Nabi Luth, maka bunuhlah pelaku dan pasangannya” [HR Tirmidzi dan yang lainnya, dishahihkan Syaikh Al-Albani]

7. Kaum gay, bertaubatlah, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah berikut ini

Allah Taala berfirman dalam QS. Al-Hijr: 72, tentang demikian mabuknya kaum Nabi Luth alaihis salam dalam kecintaan terhadap sodomi,{} (72) (Allah berfirman): “Demi hidupmu (Nabi Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (dalam kecintaan terhadap sodomi)”.

Syaikh Abdur Rahman As-Sadi rahimahullah berkata :

“Kemabukan ini adalah kemabukan cinta terhadap perbuatan yang sangat hina itu, yang seiiring dengan tidak menggubris (tidak malu) terhadap cercaan dan celaan”.

Sangat pantas kaum gay di zaman Nabi Luth alaihis salam tidak mempan peringatan, karena mereka sudah tebal muka dan sirna rasa malu dari melakukan perbuatan yang menjijikkan tersebut, sehingga tidak tersisa bagi mereka kecuali datangnya siksa yang keras! Apakah siksa untuk mereka itu?

8. Inilah firman Allah Taala yang menyebutkan bahwa Allah pernah menyiksa pelaku sodomi dengan siksaan yang sangat mengerikan

Dalam QS. Al-Hijr: 73-76, Allah Taala mengkabarkan tentang adzab yang ditimpakan kepada kaum Nabi Luth alaihis salam , yaitu berupa siksaan yang sangat mengerikan,{}(73) Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit.

{}(74) Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.

{}(75) Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda.[ ]

*Dikutip dari muslimorid

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2273310/ini-firman-allah-untuk-kaum-lesbiangaybiseks#sthash.noYB5N0Z.dpuf

Perhimpunan Dokter Spesialis Jiwa Seksi RSP: LGBT Masuk dalam Kategori ODMK

Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia Seksi Religi, Spritualitas dan Psikiatri (RSP) PDSKJI, baru-baru ini merilis pernyataan sikap yang mengatakan, para pelaku lesbian, homoseksual, biseksual dan transgender (LGBT), masuk orang yang memiliki masalah kejiwaan (ODMK).

Ketua Seksi RSP PDSKJI Dr. dr. Fidiansjah, SpKJ, MPH membenarkan bila organisasi profesinya telah mengeluarkan rilis tersebut.

Fidiansjah membenarkan meski kesepakatan internasional tidak menggolongkan LGBT bentuk ODGJ, namun tinjauan yang dilakukan hingga keluarnya pernyataan itu terkait kajian ilmu kesehatan jiwa secara holistik.

“Maka dengan memperhatikan tinjauan holistik tadi, maka LGBT masuk dalam kategori ODMK (Orang Dengan Masalah Kesehatan Jiwa),” demikian disampaikan Fidiansjah kepada hidayatullah.com, Senin (08/02/2016).

Sebelumnya, hari Jumat (05/02/2016), Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia Seksi Religi, Spritualitas dan Psikiatri (RSP) PDSKJI mengeluarkan rilis bersama isinya mengatakan pelaku LGBT adalah orang-orang yang memiliki masalah kejiwaan.

“LGBT masuk dalam kategori ODMK (Orang Dengan Masalah Kesehatan Jiwa), yang merujuk pada terminologi ODMK pada UU No. 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa,” demikian pernyataan sikap RSP-PDSKJI.

Dalam pernyataan tersebut juga dijelaskan, bahwa pernyataan sikap kalangan perhimpunan dokters spesialis jiwa dimaksudkan untuk membantu program pemerintah dan membangun bangsa.

“Upaya Seksi RSP ini diharapkan dapat berkontribusi untuk program pemerintah RI melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi individu LGBT yang diusulkan masuk dalam kategori ODMK (Orang Dengan Masalah Kesehatan Jiwa) yang merujuk terminologi ODMK pada UU Keswa.*

 

sumber: Hidayatullah.com

LINE Promosikan LGBT, Aa Gym Stop Menggunakannya

Aplikasi LINE menjadi perhatian banyak pihak karena telah mempromosikan konten lesbian, homoseksual, biseksual, dan transgender (LGBT) dalam bentuk stiker.

Salah satunya adalah dai kondang KH Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym. Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung ini menyatakan berhenti menggunakan aplikasi LINE karena mengandung konten yang mempromosikan LGBT.

“Saya stop menggunakan LINE karena terang-terangan mempromosikan LGBT. Ayo pakai sosmed (social media) yang sehat saja,” kicaunya melalui akun twitter-nya @aagym, Rabu (10/02/2016).

Pantauan hidayatullah.com, hingga Kamis (11/02/2016) sekitar pukul 14.45 WIB, cuitan tersebut sudah di-retweet 955 kali dan sebanyak 456 akun memberi tanda suka.
“LINE menghargai sekali semua masukan dari para pengguna dan pihak-pihak terkait mengenai fitur dan produk kami, dan kami sadar betul betapa sensitifnya isu LGBT di Indonesia,” ujarnya dikutip detikcom, Rabu.Sementara itu, pihak LINE Indonesia melalui Head of Public Relations-nya, Teddy Arifianto, kemarin, mengatakan berjanji menarik stiker-stiker bertema LGBT tersebut.

“Kami berkomitmen untuk memastikan LINE sebagai aplikasi dimana semua orang dapat menikmati dan menggunakannya dengan nyaman. Saat ini kami sedang berupaya melakukan koordinasi untuk menyelesaikan masalah ini dan menarik seluruh stiker LGBT dari pasar Indonesia,” lanjutnya.

Adapun penarikan stiker dilakukan mulai kemarin dan ditargetkan di pekan ini pula sudah selesai.* Yahya G Nasrullah

Saatnya Menolong Pelaku LGBT

Kaum Lesbian, Homoseksual, Biseksual dan Transgender (LGBT) di Indonesia nampaknya menjadi pembicaraan serius minggu-minggu ini. Pembahasan ini sehubungan dengan dugaan seriusnya mereka menjalankan misi terus berkampanye di berbagai tempat agar LGBT bisa diterima di negeri ini.

Hal itu bisa dilihat dari kedegilan mereka dengan mensomasi Harian Umum Republika atas berita dengan judul LGBT Ancaman Serius yang terbit pada Ahad, 31 Januari 2016.

Menariknya, atas reaksi cepat dan massif dari berbagai kalangan umat Islam (tokoh, ormas dan media) pengasong ide LGBT di negeri ini mengeluarkan istilah homophobia. Tentu saja istilahhomophobia ini menarik untuk didudukkan secara objektif.

Menarik apa yang dipaparkan dalam buku Combatting Homophobia Experiences and Analyses Pertinent to Education yang menjelaskan bahwa homophobia adalah perkara yang tidak bisa dilihat secara satu sisi semata. Tetapi, memerlukan beragam pendekatan yang melibatkan banyak aspek.

Anehnya, di negeri ini setiap penolakan yang dilayangkan kepada pengasong ide-ide liberalisme langsung dihantam dengan beragam label; mulai tidak toleran, tidak objektif, kuno, tidak humanis, diskriminatif dan kini disebut dengan istilah homophobia.

Memang di beberapa negara, yang tidak menganggap begitu pentingnya agama seperti di Eropa, Amerika Utara dan Amerika Latin, serta India dan negara-negara lainnya sudah ada yang mengakui LGBT secara legal konstitusional,  sementara Indonesia tidak.

Atas dasar itulah, pengasong ide-ide liberal memberikan banyak label kepada siapa saja yang menolak ide yang mereka anggap modern dan progresif serta telah diakui di banyak negara asing.

Hal itu memang sepintas nampak rasional, teurtama jika menjadikan humanity sebagai satu-satunya cara memandang. Humanity yang dikehendaki Barat nampaknya ingin semua kondisi manusia bisa diterima sebagaimana yang umum diterima di masyarakat, termasuk LGBT. Andalan untuk menjadikan pemahaman ini disambut ialah dengan menggunakan kata sakti lain, yakni “anti diskriminasi”.

Tetapi, dunia tidak mungkin seimbang tanpa diskriminasi. Artinya, tidak meski diskriminasi selalu buruk. Sebagai contoh, tim sepakbola pria tidak dipertandingkan dengan tim sepakbola wanita. Tentu karena kekuatan pria tidak sama dengan wanita. Oleh karena itu, mesti dipisahkan. Hal semacam ini diskriminasi tetapi ini adil. Sama halnya dengan jenis olahraga lainnya, selain bulu tangkis regu campuran.

Kemudian, mari lihat penetapan gerbong khusus wanita di KRL Jabodetabek. Jelas itu diskrimnasi. Tetapi, diskriminasi yang demikian mengurangi bahkan meniadakan potensi pelecehan seksual dan beragam tindak kejahatan lainnya. Oleh karena itu, diskriminasi tidak berlaku mutlak. Bergantung pada dasar dan tujuan dari diskriminasi itu diberlakukan.

Dengan kata lain, pandangan humanity yang menghendaki diskriminasi sebagai basis dalam memandang baik dan salah jelas tidak bisa diterima akal sehat. Sebab pada kenyataannya ada diskriminasi yang justru ketika tidak diberlakukan akan menimbulkan mudharat luar biasa. Di sinilah logika homophobia menjadi tidak tepat. Mengingat homo itu adalah suatu kelainan yang mestinya direhabilitasi. Tetapi oleh Barat justru dilihat sebagai fakta sosial yang mesti diakui keberadaannya.

LGBT Mesti Ditolong

Astry Budiarty mahasiswi Jurusan Sosiologi FISIP Unhas dalam skripsinya yang berjudul Gaya Hidup Lesbian (Studi Kasus di Makassar) menemukan, LGBT secara normal adalah manusia biasa, yang membedakan hanyalah perilaku seksualnya.

“Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lesbian dalam menjalani hidupnya sheari-hari hampir sama dengan orang-orang yang normal pada umumnya, yang membedakan hanyalah perilaku seksual mereka. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa, lesbian jenis Butch semuanya berasal dari keluarga menengah keatas namun kehidupan keluarga kurang  harmonis, sedangkan lesbian jenis Femme, berasal dari keluarga menengah kebawah dan kehidupan dalam keluarga sangat harmonis.” (Halaman abstrak).

Lebih lanjut Astry menjelaskan bahwa mengapa seorang wanita menjadi lesbi disebabkan beberapa segi, di antaranya kondisi keluarga yang tidak harmonis, orang tua yang sering cekcok. Orang tua dengan anak-anak tidak harmonis atau bermasalah. Termasuk juga peran ibu yang sangan dominan dalam keluarga, sehingga meminimalis peran ayah (suami).

Bisa jga seseorang menjadi lesbi karena pengalaman seksual buruk yang tejradi pada masa kanak-kanak, seperti pelecehan seksual dan kekerasan yang dialami. Meskipun menurut penelitian jumlahnya tidak siginifikan, gay hanya 7,4% dan lesbi hanya 3,1%.

Kemudian, ada pengaruh lingkungan. Anggapan lama menyebutkan, “Karakter seseorang dapat dikenali dari siapa teman-temannya” atau pengaruh lingkungan yang buruk dapat memengaruhi seseorang untuk bertingkah laku seperti orang-orang dimana dia berada (halaman 48 – 49).

Dengan demikian LGBT mestinya ditolong untuk bebas dari orientasi seksual yang menyimpang. Meskipun LGBT tidak melanggar HAM katakan demikian, tetapi itu akan merugikan mereka secara individu dan pada jangka waktu tertentu akan berdampak negatif terhadap lingkungan dan kehidupan umat manusia sendiri.

Logikanya sederhana, LGBT tidak tumbuh dari sejak manusia dilahirkan, tetapi ada faktor penyebab. Artinya LGBT adalah penyimpangan dan bisa diluruskan. Hal itu sama dengan fakta mengapa seseorang mencuri. Mungkin karena ditelantarkan orang tua, orang tua telah tiada dan bisa jadi karena dorongan untuk memiliki sesuatu sementara tidak memiliki uang untuk membeli. Tetapi, apapun sebabnya, perilaku mencuri tidak lantas menjadi baik hanya karena pelakunya memelas dan minta maaf.

Oleh karena itu istilah homophobia yang digunakan untuk melegalkan LGBT secara konstitusi di negeri ini jelas tidak relevan. Selain karena LGBT itu adalah suatu bentuk penyimpangan perilaku, dan ia bisa disembuhkan.

Daripada mereka menghendaki LGBT dilegalkan di negeri Berketuhanan Yang Maha Esa ini, lebih baik LGBT didorong untuk dibuatkan UU yang menjadi payung hukum penyakit Kaum Luth itu segera kembali kepada fitrahnya. Bukan malah dijerumuskan ke dalam siksa bathin dunia-akhirat atas nama dan logika HAM yang kadangkala tidak sesuai dengan common sense. Wallahu a’lam.*

 

 

Oleh: Imam Nawawi, Penulis adalah Pimred Majalah MULIA

Rep: Admin Hidcom

Editor: Admin Hidcom

sumber: Hidayatullah.com

Virus LGBT Bukan Hal Lucu, Ia Sudah Taraf Bahaya!

Belakangan ini, penyakit LGBT ( Lesbian, homoseksual, biseksual, dan transgender) kembali ramai diberitakan di media.

Merasa mendapat dukungan dari media-media sekular, para pengidap penyakit tersebut kini makin terang-terangan di tengah masyarakat.

Mereka merajalela dan berani berkeliaran dimana-mana. Tanpa rasa malu pengidap penyakit LGBT itu menunjukkan identitas dan meminta legalitas atas keberadaan mereka.

Realitas di atas mengingatkan aku dengan kejadian nyata di salah satu kampus negeri di Kalimantan Timur.

Seorang staf di kampus perguruan tinggi tersebut secara terang-terangan mengakui bahwa dirinya seorang homoseksual.

Dengan santai dia bercerita, bahwa dirinya pernah bertengkar karena memperebutkan seorang pria di tempat pusat perbelanjaan.

“Kenapa kamu tidak jadi transgender saja?” tanya dosen menggoda.

Penderita homo itu menjawab, “Gak ah, saya gak mau seperti teman saya,” Waktu dia meninggal gak ada yang mau memandikan dia, jadi langsung dikafanin aja, “Innalillah… ternyata benar-benar ada orang yang menganggap hal itu biasa. Aku hanya bisa terperangah mengetahui hal ini.

Aku berharap pihak universitas-universitas atau sekolah-sekolah lebih selektif dalam memperkerjakan karyawan. Dan jika ada siswa atau mahasiswa yang berkepribadian selayaknya LGBT, sebaiknya diobai atau dikarantina saja.

Karena mereka bisa meracuni pikiran orang-orang di sekitar mereka dengan dalih Hak Asasi Manusia (HAM).

Dalam hal ini hendaknya pemerintah lebih tegas menangani kasus LGBT ini.

Wahai saudaraku kaum muslimin, jika belum bisa melakukan hal yang besar untuk permasalahan LGBT ini, maka lakukanlah dengan cara yang sederhana dulu.

Seperti mengingatkan keluarga, tetangga, dan kerabat tentang bahayanya LGBT. Karena sudah jelas keberadaan LGBT menyimpang dari tujuan Allah menciptaan laki-laki dan perempuan, yaitu untuk memperbanyak keturunan.

Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (Swt) yang artinya:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (QS. An-Nisa [4]: 1).

Ceritakan juga kepada mereka tentang kisah kaum Nabi Luth yang diazab oleh Allah karena perilaku menyimpang mereka. Islam juga menghukumi perilaku LGBT dengan hukuman yang berat.

Rasulullah sangat keras menghadapi kaum seperti ini, bahkan hal itu belum tentu bisa dilaksanakan oleh pemrintahan kita. Rasulullah bersabda:

“Siapa saja yang kalian jumpai melakukan perbuatan kaum Nabi Luth maka bunuhlah pelaku dan pasangan (kencannya).” (HR. Abu Daud).

Bagi para orang tua, perlakukan anak-anak kalian sebagaimana mestinya. karena tidak jarang kita jumpai orang tua yang suka mendadani anak laki-lakinya seperti perempuan, atau sebaliknya dengan alasan sebagai lucu-lucuan.

Rasulullah sangat melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala (Swt) selalu memberi taufik dan hidayah kepada kita semua. Semoga Allah juga melindungi negeri ini dan para pemimpinnya. Agar para pemimpin bisa membedakan mana haq dan mana yang batil. Wallahu a’lam.*

 

Oleh: Ma’rufah Nur Annisa, Penulis mahasiswi di Samarinda, Kalimantan Timur

Rep: Admin Hidcom

Editor: Cholis Akbar

sumber: Hidyatullah.com

Bagaimana Muslim Bersikap Terhadap Lesbian dan Homo?

Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) telah menjadi fenomena sosial di tengah masyarakat. Rita Soebagio dari Aliansi Cinta Keluarga (AILA) menilai masyarakat perlu merangkul orang-orang dengan ketertarikan sesama jenis ini, tanpa mengkompromikannya dengan nilai-nilai agama yang tetap. Pandangan Islam terhadap kelompok LGBT sudah jelas.

“Ketika berbicara tentang LBGT, kita berhadapan dengan suatu gerakan sosial. Bukan person to person. Ada orang yang memiliki same sex attraction (SSA) dan gerakan sosial yang mendukungnya,” kata Rita Soebagio dalam Talkshow Holding Hands with LGBT di kampus Universitas Indonesia, Depok, Selasa (22/9) sore.

Bunda Rita menggarisbawahi, kita tidak sedang menumbuhkan kebencian kepada orang per orang. Tidak dipungkiri, ada orang yang mempunyai kecenderungan sesama jenis. Yang ditolak adalah ketika orang-orang ini menampakkan perilaku tersebut di muka umum, membenarkan tindakan mereka, bahkan mempropagandakan LGBT.

Menurut Rita, umat Islam harus mewaspadai gerakan ini. Ada gerakan yang mungkin tidak disadari oleh para SSA sendiri, suatu gerakan didukung oleh dana jutaan dolar. Dengan tuntutan kesetaraan, kelompok LGBT melakukan redefinisi dan dekonstruksi, yang berimbas pada institusi keluarga. Konsep ayah-ibu dirombak sesuai kepentingan kelompok.

Kaum feminis sering berargumen, LGBT sudah lama menjadi bagian dari budaya Indonesia, lewat tradisi bissu, calabai, warok, dan sejenisnya. Menurut Bunda Rita, itu tidak bisa menjadi pembenaran LGBT sudah diterima secara luas di Indonesia. Kendati artikulasi perilaku seksual sejenis bisa didapati dalam budaya daerah, LGBT baru muncul sebagai fenomena sosial dalam masyarakat perkotaan pada abad ke-20.

 

Homoseksual dan Agama

Peneliti Center for Gender Studies (CGS) itu menguraikan gerakan LGBT dimulai pada abad 20 lewat proses legalisasi beberapa produk hukum. Meminjam teori aktivis LGBT Dede Oetomo, perjalanan kelompok LGBT di Indonesia dibagi tiga tahap. Awal 80-an, kelompok LGBT masih belum berani tampil. Memasuki akhir 80-an, mereka mulai masuk lewat advokasi AIDS. Kemudian, fase paling berani terjadi pasca reformasi. Pergerakan kelompok LGBT semakin masif dan tidak lagi malu-malu.

“Antara homoseksualitas dan agama sampai kapanpun benturannya akan keras sekali. Islam sudah jelas pandangannya terhadap LGBT. Sekalipun banyak tafsir-tafsir baru dari kelompok pro-LGBT bermunculan,” lanjut Bunda Rita. Tahun 2014, MUI kembali menguatkan lewat fatwa No. 57 Tahun 2014 tentang lesbian, gay, sodomi, dan pencabulan.

Menyikapi LGBT, menurut Bunda Rita, seorang Muslim harus berpegang pada nilai-nilai agama yang tetap. Kendati sangat keras terhadap perilaku sesama jenis, Islam yang rahmatan lil ‘alamin ini juga mengajarkan akhlak dan hak-hak terhadap sesama. Islam mengenal prinsip ta’awanu ala birri wa taqwa, menolong para SSA untuk kembali kepada fitrahnya. Ia mengisahkan, tidak sedikit SSA yang datang dengan segenap kegalauan mengisahkan orientasi seksual mereka.

“Jangan sampai lingkungan semakin menguatkan identitas gender yang salah. Termasuk, lewat tindakan bullying. Bagaimana kita tetap merangkul mereka tanpa kompromi dengan nilai-nilai agama yang tetap. Jangan sampai kita menyisihkan mereka sehingga diambil oleh aktivis gender yang mungkin lebih hangat, kemudian menguatkan potensi SSA itu,” tegas Sekjen AILA itu.

 

sumber: Republika Online

Akun LGBT Marak, Orangtua Diminta Awasi Anak-anak

Tanda kehancuran suatu bangsa bisa dilihat dari deklarasi Mahkamah Agung (MA) Amerika Serikat yang telah melegalkan perkawinan sesama jenis seperti, Lesbian, Homoseksual, Biseksual dan Transgender (LGBT) di seluruh penjuru Amerika, Kamis (25/06/2015) lalu.

Demikian pernyataan disampaikan oleh Direktur Divisi Kokoh Keluarga Indonesia Ar-Rahman Qur’anic Learning (KKI AQL) Islamic Center, Bendri Jaisyurrahman saat ditemui hidayatullah.com, di Puri Casablanca, Jakarta, Selasa (30/06/2015).

Nggak usah berpikir macam-macam, kita tinggal lihat kapan datangnya adzab dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk mereka,” cetus Bendri.

Menurut Bendri, Amerika adalah kiblatnya modernisasi dan lifestyle dunia. Untuk itu, katanya, keluarga Indonesia harus bisa mengantisipasi bagaimana supaya dampak legalisasi LGBT di Amerika tidak sampai ke masyarakat Indonesia.

“Anak-anak kita ini masih belum punya kemampuan yang baik untuk menyortir budaya Barat. Mereka hanya melihat sejauh mana trend yang terbaru, justru itulah yang mereka ambil dan ikuti,” ungkap Bendri.

Bendri menegaskan bahwa saat ini Amerika sedang membentuk sebuah trend di bidang kejahiliyahan dengan melegalkan pernikahan sesama jenis. Setelah pernikahan sesama jenis dilegalkan di Amerika, menurutnya, kini tanpa malu-malu mulai banyak bermuncul kaum LGBT ke permukaan (di tengah-tengah masyarakat,red).

“Akun-akun LGBT mulai banyak muncul. Itu yang harus kita antisipasi, saya khawatirnya trend itu menjadi sesuatu yang bisa dimaklumi. Sebab, jika kemaksiatan menjadi trend bisa dianggap sebagai hal yang biasa saja nantinya,” kata Bendri.

Jadi, menurut Bendri, mau tidak mau orangtua harus segera memberikan pemahaman kepada anak-anaknya, mana yang sejatinya bisa diterima dan tidak, serta membedakan antara mana yang haq dan batil. Jika ada orangtua yang tidak bisa melakukan hal itu. Maka, menurutnya, orangtua akan menerima hasilnya, di mana anak akan menerima semua informasi yang diperoleh tanpa menyortirnya terlebih dahulu.

“Nah, pendidikan halal dan haram itu harus sudah dimulai di usia dini. Misalnya kenapa ada anak lelaki menyerupai perempuan, itu anak harus kita tahu. Kita harus bersikap tegas saat anak lelaki kita berhomoseksuala seperti perempuan. Itu salah satu cara yang bisa kita lakukan,” papar Bendri.

Selain itu, Bendri menjelaskan cara antisipasi rusaknya seksualitas (LGBT) itu dengan melibatan peran ayah sebagi tauladan hasanah. Menurutnya, salah satu kenapa alasan perilaku LGBT itu muncul karena peran ayah yang hilang di dalam sebuah keluarga.

“Itu berdasarkan interaksi saya dengan mereka. Saat membimbingan dan membina kaum homoseksual saya tanya kenapa mereka memilih menjadi homoseksual dan mereka menjawab karena merasa sosok ayah telah hilang saat mereka usia dini, bahkan ayah tak lagi dianggap figur baik,” kata Bendri.

“Itu yang membuat anak-anak memiliki persepsi buruk terhadap ayah. Dan akhirnya membuat mereka lebih berpikir untuk membenci lelaki dan ayah,” imbuh Bendri.

Untuk itu, menurut Bendri, ayah harus menjadi figur yang baik bagi jika tak mau anaknya masuk ke dalam hubungan sesama jenis itu. Dan mau tidak mau, ayah juga harus memberikan stimulant yang tepat terhadap anak, di mana anak akan menjadikan ayah sebagai pahlawannya.

“Jika selama ini ada pahlawan namanya Batman, Ironman, dan Superman, maka perlu pahlawan baru namanya Fatherman,” cetus Bendri.

Fatherman itu, jelas Bendri, artinya bahwa ada figur seorang ayah bagi anak-anaknya. Jadi, lanjutnya, bukan lagi seperti Batman, Ironman, dan Superman yang menjadi pahlawan bagi anak-anak melainkan ayah.

“Jika figur ayah itu terbentuk, maka baik anak laki-laki dan perempuan akan senantiasa terjaga dari budaya jahliyah (hubungan sesama jenis.red) itu,” pungkas Bendri.*

 

 

sumber: Hidayatullah