SURIAH mengalami konflik kepanjangan. Umat Islam ditindas rezim Syiah. Ratusan ribu nyawa umat Islam melayang. Akankah penindasan it uterus berlangsung? Berikut nubuwat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallah terkait Syam dan Negeri Akhir Zaman dikutip dari buku Negeri-negeri Akhir Zaman karya Abu Fatiah al Madani
Saksi Pertempuran Besar Malhamah Al Kubra
Imam Muslim dalam hadits yang panjang menerangkan perang ini dengan detail. Lengkapnya sebagai berikut:
“Tidak akan terjadi kiamat sehingga bangsa Romawi sampai di A’maq atau Dabiq. Kedatangan mereka akan dihadapi oleh sebuah pasukan yang keluar dari kota Madinah yang merupakaan penduduk bumi yang terbaik pada masa itu. Apabila mereka telah berbaris (dan berhadap-hadapan untuk berperang), bangsa Romawi akan menggertak, ‘Biarkan kami membuat perhitungan dengan orang-orang kami yang kalian tawan! (maksud mereka orang Romawi yang telah masuk Islam). Mendengar gertakan itu, kaum Muslimin menjawab, “Demi Allah, kami tidak akan membiarkan kalian mengusik saudara-saudara kami!”
Maka terjadilah pertempuran antara dua pasukan. Sepertiga pasukan Islam akan melarikan diri dari medan pertempuran, maka Allah tidak akan mengampuni mereka (memberi taufiq untuk bertaubat) selama-lamanya. Sepertiga pasukan Islam yang lain terbunuh dan mereka adalah sebaik-baik mati syahid di sisi Allah. Sepertiga pasukan Islam lainnya akan memenangkan peperangan, tanpa mendapatkan fitnah (bencana atau kesesatan) sedikitpun selamanya.
Kemudian mereka menaklukan Konstatinopel. Ketika mereka tengah membagi-bagi harta rampasan perang dan telah menggantungkan pedang-pedang mereka pada pohon zaitun, mendadak terdengar suara teriakan setan, “Sesungguhnya Dajjal telah menguasai keluarga kalian!”
Mereka pun segera bergegas pulang, namun ternyata berita itu bohong. Tatkala mereka telah sampai di Syam, barulah Dajjal muncul. Ketika mereka lagi mempersiapkan diri untuk berperang dan merapikan barisan, tiba-tiba datang waktu shalat. Pada saat itulah Nabi Isa turun. Ia memimpin mereka (memerangi Dajjal). Begitu melihat Isa, si Dajjal meleleh hancur bagaikan garam yang mencair. Sekiranya ia membiarkannya, sudah tentu musuh Allah itu akan hancur leleh. Namun Allah membunuhnya melalui perantara tangan Isa, sehingga Isa menunjukkan kepada kaum Muslimin darah Dajjal yang masih segar menempel di ujung tombaknya.”
Rasulullah menyebut Romawi dalam Hadits yang menceritakan Malhamah Kubra ini, mengisyaratkan bahwa Amerika bukan unsur utama. Amerika saat itu sudah hancur. Sedangkan Romawi yang dimaksud di sini adalah Eropa. Ini persis mengulang masa lalu saat Perang Salib. Pada akhirnya pada Perang Salib itu umat Islam keluar sebagai pemenangkan. Kemenangan itu juga bakal di raih umat Islam pada akhir zaman kelak. Itulah janji Allah yang tak pernah ingkar.
Ghautah Menjadi Pusat Pertahanan
Rasulullah bersabda, “Perkemahan kaum Muslimin pada saat terjadinya malhamah (perang besar) adalah Gauthah, disamping Damaskus. (Riwayat Ibnu Majah, Al Hakim dan Ibnu Asakir).
Realitas sekarang ini menjadi bukti awal kebenaran nubuwat Rasulullah ini. Ghautah dibagi menjadi dua distrik (kabupaten): distrik Ghautah Timur dan distrik Ghautah Barat. Selama revolusi rakyat Suriah (2011-2013), Ghautah Timur menjadi salah satu kekuatan mujahidin. Rakyat Muslim di distrik ini sangat mendudung mujahidin, meski puluhan ribu di antara mereka sudah dibantai rezim Suriah.
Nabi Isa Turun di Damaskus
Salah satu tanda-tanda kiamat, turunnya Nabi Isa menjelang akhir zaman. Berdasarkan Hadits shahih Muslim, Isa turun di menara putih sebelah timur Damaskus. Isa mengenakan dua pakaian yang dicelup dengan waras dan za’faran. Kedua telapak tangannya diletakkan di sayap dua malaikat. Bila ia menundukkan kepala maka menurunlah rambutnya. Dan jika diangkatnya kelihatan landai seperti mutiara. Tidak ada orang kafir yang mencium nafasnya kecuali pasti mati. Padahal nafasnya itu sejauh mata memandang. Isa kemudian mencari Dajjal hingga menjumpainya di pintu Lud, lantas dibunuhnya. Isa lalu datang kepada suatu kaum yang telah dilindungi Allah dari Dajjal. Isa mengusap wajah mereka dan memberi tahu derajat mereka di surga.
Ibnu Katsir menjelaskan Hadits ini, “Berdasarkan beberapa kitab yang saya baca, beliau turun di menara putih sebelah timur Masjid Jami’ Damaskus.”
Di Damaskus, lanjut Ibnu Katsir, tidak ada menara di bagian timur selain di sebelah Masjid Jami’ Damaskus.
Rasulullah bersabda, “Sebelum terjadi kiamat akan keluar api dari Hadhramaut atau dari laut Hadhramaut yang mengumpulkan manusia. Kami bertanya, “Apa yang engkau perintahkan kepada kami, wahai Rasulullah? Beliau menjawab, hendaklah kalian berada di Syam.” * (bersambung)