Menilik Pedihnya Penyiksaan di Penjara Saydnaya, Suriah

Ada jeritan di balik dinding penjara Saydnaya, jeritan yang sebelumnya tidak diketahui siapapun dan tidak terlihat oleh pandangan dunia.

Hampir setiap penjara milik rezim Bashar Assad memiliki cerita pedih tersendiri, termasuk penjara Saydnaya yang merupakan salah satu pusat penahanan terbesar di Negara Suriah. Dan penjara tersebut terletak 30 km di sebelah utara dari Damaskus.

Penyiksaan di penjara Saydnaya ini dilakukan tengah malam secara rahasia oleh rezim. Awalnya tidak seorang pun yang mengetahui bentuk penyiksaanya melainkan hanya orang-orang mereka saja. Namun kini bentuk penyiksaan tersebut sudah menyebar ke telinga masyarakat dunia.

Para tahanan diperkosa atau dipaksa memperkosa satu sama lain di penjara Saydnaya, petugas memberi makan para tahanan dengan cara melemparkan makanan ke lantai sel layaknya memberikan kepada hewan.

Ruang tahanan yang memiliki satu ventilasi tersebut dipenuhi kotoran dan darah, serta warga sipil berulang kali disiksa namun tidak diberi perawatan medis. Penyiksaan demi penyiksaan dilakukan rezim Bashar Assad hingga para tahanan terenggut nyawanya.

“ Setiap hari akan ada 2 atau 3 orang tewas di sayap kami, aku ingat penjaga akan bertanya berapa banyak jumlah kami di dalam sel, “ kata Nader, mantan tahanan yang kini telah mengganti namanya.

“ Kamar nomor satu berapa banyak.? Kamar nomor dua berapa banyak.? Dan seterusnya, ucap Nader yang menirukan perkataan penjaga tersebut. Dalam satu hari pemukulan, Nader mengatakan ada 13 orang tewas di sayap tunggal penjara.

Bahkan salah satu mantan perwira militer mengatakan, ia bisa mendengar gemericik suara orang digantung dalam ruangan eksekusi yang terletak di lantai bawah sel tahanan.

“ Jika anda mendekatkan telinga di lantai, anda dapat mendengar suara seperti menggelegak, “ kata Hamid, seorang tahanan yang ditangkap pada tahun 2011. “ Kami juga tidur di atas suara orang yang tersedak sampai mati, dan hal itu sudah biasa bagi kami, “ tambah Hamid.

Pihak Amnesty Internasional menjelaskan kisah selanjutnya, bahwa orang yang sudah tewas dibawa oleh sebuah truk dan jenazah tersebut dimakamkan di kuburan massal. Sedangkan keluarga jenazah tidak diberikan informasi tentang nasib keluarganya yang mendapat penyiksaan bengis dari rezim Bashar Assad.

Seperti dilansir Al Jazeera.com, pihak Amnesty Internasional mengatakan, lebih dari 17.700 orang diperkirakan telah tewas dalam seluruh penjara di Suriah milik Bashar Assad sejak awal meletusnya konflik tahun 2011.

Tewasnya 13.000 orang di penjara Saydnaya merupakan kampanye mengerikan yang dilakukan oleh rezim Bashar Assad, dimana hal tersebut bertujuan untuk memusnahkan orang-orang yang menentangnya, kata Lynn Maalouf, wakil direktur penelitian di kantor Amnesty, Beirut.

“Pembunuhan berdarah dingin yang dibuat rezim dengan menyiksa psikologis dan fisik ribuan tahanan tidak berdaya di penjara Saydnaya, tidak dapat dibiarkan terus-menerus, “ kata Maalouf.

Penyiksaan tersebut termasuk pelanggaran kemausiaan, bahkan berdasarkan penyelidikan yang dilakukan oleh PBB, apa yang terjadi di penjara Saydnaya termasuk bentuk pemusnahan. (Eka Aprila).

 

sumber: BumiSyam

 

——————————————————————————
Manfaatkan Smartphone Anda untuk mempelajari AlQuran.
Segera Download aplikasi yang menyediakan ayat-ayat/surat
yang sering digunakan imam sholat
Download di sini!
——————————————————————————

Satu Keluarga Tewas di Provinsi Idlib Akibat Serangan Bom Basyar Assad

Serangan yang dilakukan rezim Basyar Assad kali ini, telah menewaskan 18 orang, dimana 7 orang diantara korban tewas merupakan satu keluarga. Dalam pertempuran yang terjadi di Suriah, siapa saja dapat menjadi korban, bahkan sekalipun ia seorang wartawan ataupun petugas medis.

BUMISYAM|Suriah (22/10) – Hari Kamis, jet tempur Basyar Assad kembali mengguncang Provinsi Idlib, namun kali ini serangan menargetkan kota Maershourin yang terletak di sebelah utara Provinsi Idlib.

Petugas medis mengatakan, dalam serangan yang terjadi di kota Maershourin, sedikitnya 18 orang tewas, dimana 7 orang diantaranya merupakan satu keluarga yang tewas terkena jet tempur rezim.

Seperti dilansir Zaman Al Wasl, petugas medis dan kelompok pertahan sipil juga mengatakan, dari 9 orang anggota keluarga, hanya dua anak yang tersisa, sedangkan 7 orang lainnya telah tewas, termasuk, ayah dan ibu dua anak itu.

Sedangkan 11 orang tewas lainnya adalah orang-orang yang berasal dari seluruh wilayah di bawah kendali pasukan oposisi, seperti wilayah Kafranble, Maerzeita, Babolin, Sheikh Mustafa, Jisr al-Shughour, Tama a, dan Merret al-Numa. (Eka Aprila)

Perdamaian Suriah Sulit Dilakukan Lewat Jalur Diplomatik

Aleppo kembali diserang oleh pesawat tempur yang AS perkirakan itu adalah pesawat tempur Rusia yang membantu rezim Basyar Assad.

Sebuah jalur diplomatik untuk meredakan perang di Suriah sepertinya tidak mungkin berhasil.

Bahkan antara AS dan Rusia tidak menyetujui jika diadakan pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk membahas serangna setelah gencatan senjata saat Idul Adha runtuh.

Seperti dilansir Zaman Al Wasl, pasukan oposisi yang berusaha melawan pasukan rezim mengatakan, proses perdamaian akan sia-sia kecuali pemboman segera dihentikan. (Eka Aprila)

 

Rumah Sakit Aleppo Kembali Jadi Sasaran Serangan Udara Rezim dan Rusia

Serangan udara dari pasukan pemerintah didukung Rusia membombardir wilayah Aleppo sejak Rabu pagi (28/9/2016). Serangan udara hari ini menghantam sebuah rumah sakit besar dan sebuah toko roti.

“Pesawat tempur terbang di atas kami dan mulai menjatuhkan bom ke rumah sakit sekitar pukul 04.00,” kata Muhammad Abu Rajab, staf rumah sakit kepada kantor berita Reuters. “Reruntuhan jatuh mengenai para pasien di ruang intensif.”

Serangan bom itu juga mengenai generator listrik dan tabung oksigen di rumah sakit. Petugas medis mengatakan sejumlah pasien terpaksa dipindahkan ke rumah sakit lain setelah serangan itu.

Reuters melaporkan, Rabu (28/9/2016), warga lain mengatakan serangan udara juga mengenai sebuah toko roti di kawasan pemberontak ketika orang-orang sedang mengantre untuk mengambil roti sekitar pukul 03.00.

Pemantau Hak Asasi Suriah mengatakan serangan terhadap toko roti di kawasan al-Maadi itu menewaskan sedikitnya enam orang.

Sekitar 250 ribu warga sipil kini masih terjebak di Aleppo. Serangan bom dari pasukan pemerintah dan sekutunya sudah menewaskan ratusan orang sejak gencatan senjata pekan lalu gagal terlaksana.

 

sumber: Bumi Syam

Kenapa Kita Harus Menolong Rakyat Suriah

Karena ada lebih dari 7 juta jiwa saudara Muslimin kita terpaksa mengungsi, baik di dalam maupun di luar Suriah. Mereka hidup terlunta-lunta dan terancam keselamatan nyawanya.

Karena sudah lebih dari 200 ribu orang saudara Muslimin kita dibunuh disebabkan oleh ke-Islam-annya dan aqidah tauhidnya menuntun mereka berhadap-hadapan dengan kekuatan-kekuatan bukan Islam yang mengancam dan menindasnya secara fisik.

Karena jika kita mendiamkan saudara-saudara kita dalam kesusahannya ini, Allah akan mengazab kita semua dengan azab yang lebih berat (Surat Al-Anfaal ayat 72-74):

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. 8:72)

“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. 8:73)

“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia.” (QS. 8:74)

Dan cukuplah Allah sebagai saksi, dan sebagai satu-satunya sebab, agar kita tidak berdiam diri atas keadaan saudara-saudara kita di Suriah.
Sikap berdiam diri itu mungkin karena keragu-raguan kita, atau mungkin juga karena kita menerima dalih was-was yang dihembuskan syetan ke dalam dada kita. Baik dalih was-was yang kelihatannya bersifat “ilmiah” maupun dalih was-was yang tidak ada penjelasannya.* (Sahabat Al-Aqsha | Sahabat Suriah)

Satu dari Tiga Anak Suriah Tidak Tahu Apa Pun Kecuali Perang

DAMASKUS, KOMPAS.com— Satu dari tiga anak Suriah tidak mengenal apa-apa kecuali perang saudara yang pada Senin (14/3/2016) memasuki awal tahun keenam konflik. Mereka terusir dari sekolah, rumah, menjadi yatim piatu, dan mengalami kekerasan setiap hari dalam lima tahun ini.

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak (Unicef) mengatakan, generasi baru anak-anak Suriah saat ini sedang dibentuk oleh konflik. Mereka tidak mengenal apa pun kecuali perang yang terus berkecamuk.

“Setiap anak Suriah di bawah lima tahun atau balita tidak mengenal apa pun dalam hidupnya kecuali pengalaman yang dibentuk oleh perang. Diperkirakan ada 2,9 juta anak Suriah berada dalam lingkaran perang Suriah. Sekitar 811.000 anak lainnya berada di negara tetangga,” kata Unicef.

PBB mengatakan, perang saudara di Suriah telah membunuh lebih dari 270.000 orang. Lebih dari 11 juta orang, dari total 23 juta populasi Suriah, telah mengungsi dari rumah mereka, entah ke luar negeri atau pun masih bertahan di dalam negeri.

“Lima tahun hidup dalam perang, jutaan anak telah menjadi dewasa terlalu cepat,” kata Peter Salama, Direktur Regional Unicef untuk Timur Tengah dan Afrika Utara.

“Saat perang berlanjut, anak-anak terlibat perang dengan orang dewasa, mereka putus sekolah, dan banyak yang dipaksa menjadi buruh. Sementara anak perempuan menikah dini,” kata Salama.

Di dalam negeri Suriah, “Hampir tujuh juta anak hidup dalam kemiskinan, membuat masa kecilnya tidak bahagia,” kata Salma lagi.

Lebih dari 200.000 anak tinggal di daerah-daerah yang terkepung. Sekitar 2,1 juta anak lagi putus sekolah dan mereka tersebar di seluruh negeri.

Sejak 2014, anak-anak yang direkrut menjadi tentara anak semakin lebih muda dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menurut verifikasi PBB, lebih dari setengah anak-anak di bawah 15 tahun terlibat dalam rekrutmen menjadi tentara anak.

“Anak-anak ini menerima pelatihan militer dan berpartisipasi dalam pertempuran atau mengambil peran yang mengancam kehidupannya sebagai perisai perang, termasuk membawa dan menjaga senjata, pos pemeriksaan, serta mengobati dan mengevakuasi korban luka perang,” kata Unicef.

“Pihak yang terlibat konflik menggunakan anak-anak untuk membunuh, termasuk sebagai algojo atau penembak jitu,” katanya.

Pasukan ‘Sniper’ Assad Tipu dan Bantai Wanita dan Anak-anak di Ghouta

YOGYAKARTA, Kamis (Radio Free Syria | Sahabatsuriah.com): Sedikitnya 7 orang wanita dan anak kemarin syahid dibunuh para penembak jitu (snipers) rezim Bashar al-Assad di kawasan Ghouta Syarqiyya di pinggiran Damascus, ibu kota Suriah.

Para tentara dan snipers itu menangkap dan menggeledah habis rombongan penduduk Ghouta Syarqiyya yang hendak mengungsi keluar kawasan yang diblokade itu. Sesudahnya, para penjagacheckpoint itu mengizinkan para pengungsi itu berjalan keluar meninggalkan Ghouta Syarqiyya untuk menuju Damascus.

Pada saat itulah para snipers kemudian “just for fun” mulai menembaki rombongan yang sebagian besar wanita dan anak kecil itu. Selain 7 orang yang syahid, masih ada sekitar 30 orang lainnya yang luka-luka. (Sumber lain menyebutkan jumlah korban mencapai 12 orang)

7 orang syahid dan 30 lainnya terluka dibunuh penembak jitu Assad.  Foto: AhrarZabadani
7 orang syahid dan 30 lainnya terluka dibunuh penembak jitu Assad.
Foto: AhrarZabadani

Sampai berita ini diturunkan, belum ada pihak keluarga yang bisa mengambil jenazah para syuhada sebab para snipers menunggu untuk menambah korban mereka.

Wanita dan anak adalah yang paling menderita di Ghouta Syarqiyya yang diblokade oleh rezim Assad sehingga tidak ada makanan dan obat-obatan yang bisa masuk. Para penghuni tidak bisa keluar ke kawasan lain, dan pendatang dari kawasan lain pun tidak bisa memasuki Ghouta Syarqiyya ini.

Nasib rakyat Suriah yang ingin keluar dari penjara besar rezim Assad, Ghouta Syarqiyya;  tewas dibunuh penembak jitu. Foto: AhrarZabadani
Nasib rakyat Suriah yang ingin keluar dari penjara besar rezim Assad, Ghouta Syarqiyya;
tewas dibunuh penembak jitu.
Foto: AhrarZabadani

The Syrian Revolution Coordinators Union (SYRCU) mencatat, sejak Assad memulai blokade Ghouta, 1 Nopember 2012 sampai 30 Nopember 2014, jumlah korban tewas mencapai 11.844 orang, termasuk di dalamnya 1.409 anak, 802 wanita, 52 wartawan, 47 orang Palestina, 27 paramedis, dan 3 dokter. Lebih lanjut, SYRCU mencatat jumlah kematian akibat kelaparan dan kekurangan obat-obatan sudah mencapai 216 orang, termasuk di dalamnya 150 anak.

Kondisi berat inilah yang mendorong rombongan wanita dan anak-anak itu berusaha mengungsi keluar Ghouta Syarqiyya. (IC/Sahabat Suriah)

Menyedihkan, anak-anak Suriah hidup hanya untuk menunggu giliran dibunuh

Seperempat juta anak di daerah yang terkepung di Suriah sangat kekurangan makanan, obat-obatan dasar, dan air bersih, menurut sebuah laporan baru oleh Save the Children.

Dalam laporan yang dinamai “Childhood Under Siege”, kelompok bantuan internasioal juga mengecam dampak psikologis perang pada anak-anak di daerah yang terkepung, yang disebut penjara terbuka.

“Dalam setiap kelompok yang diwawancarai, anak-anak mengatakan mereka hidup dalam ketakutan serangan, dan orang tua mengatakan perilaku anak-anak mereka telah berubah -menjadi lebih menarik diri, agresif, atau tertekan,” kata laporan tersebut.

Petugas kesehatan juga dilaporkan beroperasi hanya dengan cahaya lilin. Mereka kehabisan obat dan bayi sakit menjadi sekarat di pos pemeriksaan karena keterlambatan dalam mencapai perawatan medis.

“Ketakutan telah menguasai. Anak-anak sekarang menunggu giliran mereka untuk dibunuh. Bahkan orang dewasa hidup hanya untuk menunggu giliran mereka untuk mati. Kapan giliran saya akan datang?” ujar Rihab, seorang ibu di Ghouta Timur, dalam laporan tersebut, sebagaimana dilansir Anadolu Agency (9/3/2016).

Dalam laporan tersebut, anak-anak terpaksa makan daun rebus dan pakan ternak untuk satu kali makan sehari-hari mereka.

“Anak-anak meninggal akibat kekurangan makanan dan obat-obatan di bagian Suriah hanya beberapa kilometer dari gudang yang dipenuhi dengan bantuan. Mereka ‘membayar’ kelambanan dunia,” kata Tanya Steele, CEO Save the Children. (fath/arrahmah.com)

By: arrahmah.com/Fath/Kamis, 30 Jumadil Awwal 1437 H / 10 Maret 2016

(nahimunkar.com)

Video Anak Suriah Ini Bikin Netizen Berurai Air Mata

Perang selalu membawa kesedihan dan penderitaan bagi siapapun. Salah satu pihak yang paling merasa sengsara karena perang adalah anak-anak. Di saat anak-anak di bagian dunia lain bisa merasakan kenyamanan hidup, anak-anak Suriah harus mengenyam pahitnya hidup karena mengungsi untuk menghindari perang yang melanda negeri mereka.

Anak-anak Suriah terpaksa harus ikut mengungsi bersama keluarganya ke negara lain untuk menghindari bom dan peluru yang bisa mengancam nyawa sepanjang siang dan malam.

Keadaan anak-anak yang berada di pengungsian terlihat menyedihkan. Mereka bangun di pagi hari dengan kekurangan susu dan bahan makanan. Realita ini sangat berbeda dengan kehidupan anak-anak di dunia barat yang merasakan nyamannya hidup dimana mereka mengawali hari dengan susu dan sarapan yang berlimpah.

Perbedaan tersebut dituangkan dalam sebuah video yang dibagikan melalui oleh akun Facebook Tribun Medan yang dilansir dari Huffington Post. Video tersebut mengabadikan kisah memilukan nasib anak-anak Suriah saat bangun di pagi hari di pengungsian mereka tanpa susu dan sarapan yang memadai.

Video yang berjudul “Anak Suriah” tersebut menjadi viral di internet. Netizen merasa sangat terharu bahkan sebagian mengaku meneteskan airmata melihat video yang diunggah pada Senin (4/4) itu. Sampai saat ini video tersebut sudah ditonton ratusan ribu netizen.

Memulai harinya dengan nyaman, kehidupan anak dari negara barat digambarkan jauh menyenangkan dengan nasib anak suriah yang harus bersedih dengan penderitaan setiap harinya. Video tersebut dibuat oleh lembaga kemanusiaan dan dimaksudkan untuk menggalang dana bagi anak-anak Suriah yang menjadi korban perang.

Videonya,klik di sini!

 

 

sumber:Bersama Islam

29 Orang Tewas Akibat Penyiksaan di Penjara Rezim Basyar Assad

Jaringan Hak Asasi Manusia Untuk Suriah mengatakan, sebanyak 29 orang tewas pada bulan April lalu, akibat penyiksaan didalam tahanan rezim.

Sebuah data statistik menyebutkan, Provinsi Damaskus tercatat sebagai wilayah paling banyak korban penyiksaan yaitu sekitar ada 8 orang yang tewas, sedangkan wilayah lainnya, seperi Provinsi Daraa ada 6 orang, Deir al-Zor 5 orang, 3 orang dari wilayah Idlib, 3 dari wilayah Hama, dan 2 orang masing-masing dari wilayah Aleppo dan Homs.

Sebagaimana dilansir oleh alshamtoday, rezim melakukan penangkapan dan penyiksaan sejak tahun 2011, namun rezim menyangkal hal tersebut dan mengakui bahwa kematian para tahanan bukan di sebabkan karena penyiksaan rezim.

Meskipun rezim tidak mengakui, Jaringan Hak Asasi Manusia untuk Suriah telah mendapatkan informasi dari para mantan tahan rezim, bahwa rezim telah melakukan penyiksaan terhadap tahanan didalam penjara. Bahkan setiap bulannya korban penyiksaan di dalam tahanan rezim terus meningkat. (Eka Aprila)

 

sumber: Bumi Syam