Siwak, Si Kecil yang Kaya Khasiat

Di antara beragam jenis bahan pembuat siwak, pohon arak  (Salvadora persica) adalah yang paling umum digunakan di kawasan Arab atau Timur Tengah.

Beberapa catatan sejarah menyebut, nama Latin tanaman ini yakni Salvadora persica  diciptakan oleh Dr Laurent Garcin, seorang ahli botani, pengelana, sekaligus kolektor tanaman pohon arak pada 1749. Ia memberikan nama ini sebagai bentuk penghormatan kepada Juan Salvador (1598-1681), seorang ahli obat-obatan dari Barcelona.

Tanaman ini diduga berasal dari kawasan Persia yang kemudian menyebar ke wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Beberapa sumber menyebut, raja-raja Mesir kuno (Fir’aun) dan Babilonia telah menggunakan siwak pada sekitar 7.000 tahun silam. Berabad kemudian, membersihkan gigi dan mulut dengan siwak telah menjadi tradisi yang mendunia, termasuk di negara-negara Muslim.

Lantas, seperti apa sebenarnya tampilan pohon arak yang kaya khasiat itu? Arak atau Salvadora persica ternyata masuk kategori pepohonan kecil atau semak belukar dengan dahan atau ranting bercabang-cabang. Diameter ranting-ranting ini sekitar 0,1 cm sampai lima cm.

Jika kulit tanaman ini dikelupas, akan tampak warnanya yang keputihan dan berserat. Nah, serat-serat itulah yang digunakan untuk menyikat atau membersihkan gigi. Selain ranting, siwak juga bisa dibuat dari akar tanaman ini. Berwarna cokelat, akar pohon arak juga memiliki bagian dalam yang berwarna putih.

Bagaimana dengan aromanya? Siwak dari pohon arak memiliki aroma wangi, seperti seledri dengan cita rasa sedikit pedas.

Jika diamati lebih detail, pohon arak memiliki daun berbentuk lonjong dengan bunga-bunga kecil berwarna hijau kekuningan. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di lingkungan kering. Pohon arak juga mampu tumbuh di atas lahan dengan kadar garam yang tinggi. Karena itu, selain di gurun, ia pun dapat tumbuh di daerah pesisir.

 

 

sumber:Republika Online

Mengapa Makna Ayat-Ayat Alquran Sering Berbeda?

SESUNGGUHNYA Alquran Al-Karim itu adalah kitab yang mengandung mukjizat. Salah satu wujud mukjizat itu adalah kandungannya yang tidak pernah berhenti mengalir. Setiap saat selalu ada ilmu baru yang lahir dari Alquran.

Sehingga tiap ayat memang bisa melahirkan ilmu yang berbeda-beda, tergantung siapa yang mencoba menggalinya. Para ahli tafsirsendiri sesungguhnya punya latar belakang pendekatan yang bervariasi ketika menggali ayat-ayatnya.

Ada yang mendekati penafsiran Alquran dari segi bahasa, ada juga yang menekankan dari segi ilmu fikihnya, ada lagi yang menekankan dari segi sejarahnya, ada lagi yang menekankan dari segi semangat perjuangan dan jihad, ada pula yang menekankan dari segi tauhid dan keimanan. Dan masih banyak lagi corak dan ragam tafsir.

Namun dari kesemuanya itu, antara satu kitab tafsir dengan kitab yang lainnya tidak mengalami perbedaan esensi yang saling bertabrakan. Sebaliknya, masing-masing tafsir itu justru saling memperkaya tafsir lainnya. Suatu pelajaran menarik dan penting yang luput diungkap oleh sebuah kitab tafsir, akan kita temukan di dalam kitab lainya.

Khusus dalam ruang lingkup tafsir hukum fikih, bila terjadiperbedaan dalam menafsirkan suatu ayat, memang merupakan hal yang harus diakui keberadaannya. Namun perbedaan itu tidak timbul kecuali memang disebabkan oleh ayat itu sendiri yang memberi peluang timbulnya perbedaan penafsiran. Sehingga kita tidak bisa menyalahkan para ahli tafsirnya karena mereka saling berbeda kesimpulan.

Bahkan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai representasi dari Alquran yang berjalan, seringkali dipahami oleh para sahabat dengan versi yang berbeda-beda. Yang salah tentu bukan para sahabat, melainkan kalimat dari Rasulullah itu memang bisa dipahami dengan beberapa kesimpulan yang saling berbeda.

Misalnya ketika Rasulullah berpesan kepada pasukan untuk tidak salat Asar kecuali di perkampungan Yahudi Bani Quraidhzah. Sebagian pasukan menaati perintah itu secara zahirnya, yaitu mereka tidak salat Asar meski matahari hampir terbenam. Sebab perjalanan mereka masih jauh dari tujuan. Barulah para malam hari mereka tiba dan sebagian dari mereka mengerjakan shalat Asar di tempat yang ditentukan oleh Rasulullah meski waktunya sudah lewat.

Sebagian lagi tetap shalat Asar di jalan tepat pada waktunya, lantaran mereka memahami bahwa tujuan Rasulullah melarang mereka salat Asar di perkampungan Yahudi Bani Quradhzah adalah agar perjalanan mereka lebih cepat. Namun apabila kenyataannya target itu tidak tercapai, tetap harus menjalankan shalat Asar pada waktunya.

Ketika Rasulullah mendengar perbedaan pendapat ini, beliau tidak menyalahkan salah satunya. Keduanya dibenarkan meski saling berbeda secara nyata. Maka demikian juga yang terjadi pada ayat-ayat Alquran, banyak di dalamnya kalimat yang bisa dipahami secara berbeda, tanpa harus keluar dari kaidah baku penafsiran. Di antaranya perbedaan para fuqaha dalam menafsirkan makna quru’ yang terdapat di dalam ayat berikut:

“Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri tiga kali quru’.”(QS. Al-Baqarah: 228)

Ketika para ahli tafsir merujuk kepada ahli bahasa arab, ternyata makna quru’ itu memang ada 2 macam yang saling berbeda. Makna pertama adalah masa haid sedangkan makna kedua adalah masa suci dari haid. Keduanya sama-sama disebut dengan quru’ dalam bahasa arab. Dengan demikian, satu ayat ini mungkin bisa ditafsrikan menjadi tiga kali masa haid, namun pada waktu yang sama bisa ditafsirkan menjadi tiga kali masa suci dari haid. Kesalahan bukan di tangan para mufassir, melainkan Allah Ta’ala sendiri yang menurunkan ayat ini.

Tentunya Allah kalau mau, bisa saja menyebutkan dengan kalimat yang jelas, tegas dan tidak mengandung makna ganda yang saling berbeda. Namun kenyataannya memang itulah yang ada. Sehingga kalau para ulama berbeda pendapat dalam menafsirknnya, bukan sebuah dosa.

Dan syariat Islam menyadari kemungkinan terjadinya perbedaandalam menafsirkan suatu ayat. Tidak ada yang hina dalam masalahperbedaan tafsir hukum ini. Bahkan sebaliknya, kita bisa merasa bangga dengan kekayaan khazanah ilmu hukum Islam dengan ada banyaknya variasi pendapat lewat perbedaan cara memahami suatu dalil.

Karena itu sejak dini para ulama salaf sudah mengembangkan sistem akhlak dan etika berbeda pendapat. Di mana intinya adalah mereka saling menghormati, menjunjung tinggi dan saling menghargai pendapat saudaranya yang sekiranya tidak sama dengan apa yang mereka pahami. Tidak pernah kita dengar para salafus shalih itu saling mencaci, saling memaki atau saling menghujat bahkan mengumbar aib saudaranya di depan khalayak. Akhlak mereka sungguh sangat mulia seiring bersama keluasan ilmu yang mereka miliki.

Keadaan ini seringkali berbanding terbalik dengan fenomena di masa kita sekarang ini. Begitu mudahnya orang-orang yang mengaku pengikut ulama salaf, namun perbuatan, perkataan dan akhlaknya justru menginjak-injak etika para salaf. Lidah mereka lebih sering mencaci maki orang lain ketimbang berzikir kepada Allah. Tulisan mereka lebih sering merupakan hujatan dan umpatan ketimbang ajakan.

Bahkan seringkali merasa hanya kelompok mereka saja yang berhak mengeluarkan fatwa, sedangkan siapapun yang punya fatwa yang berbeda dengan mereka, meski datang dari tulisan para salafushshalih sendiri, langsung dihujat habis-habisan dan dituduh sebagai ahli bid’ah yang pasti masuk neraka. Nauzu billahi min zalik.

Padahal para salafus-shalih di masa lalu terbiasa denganperbedaan pendapat. Justru ciri khas mereka adalah berbeda pendapat, namun tetap saling menyayangi bahkan sangat mesra. Caci maki, umpatan, hujatan dan tuduhan sebagai ahli neraka tidak pernah mereka contohkan. Sebab perbedaan pendapat dalam masalah hukum adalah sebuah keniscayaan, mutlak dan pasti terjadi.

Jangankan para ulama salaf, bahkan para sahabat ridhwanullahi alaihim pun seringkali berbeda pendapat. Padahal mereka hidup bersama Rasulullah pada sebuah era yang disebut dengan khairul qurun (masa terbaik). Tapi tidak satu dari sahabat itu yang memaki dengan sumpah serapah sambil menuding temannya sebagai calon penghuni neraka. Sesungguhnya apa yang dilakukan oleh segelintir orang yang kerjanya menyumpahi orang lain yang tidak sependapat dengannya bukanlah termasuk ahli salaf, karena nama dan realitanya tidak nyambung.

Semoga Allah menghindarkan kita dari kejahilan dalam memahami agama, serta mencairkan ketegangan di antara sesama umat Islam, serta menghimpun hati jutaan umat Islam dewasa ini dalam sebuah kecintaan kepada Allah. Sehingga mampu menerimaperbedaan pendapat persis sebagaimana para salafus-shalih dahulu telah mempraktekkannya.

Wallah a’lam bishshawab. [Ahmad Sarwat, Lc]

 

 

sumber:Mozaik Islam

Ternyata Surat Al-Mulk Memiliki Faedah Luar Biasa

Tidak ada lagi yang lebih sempurna selain Al-Quran, semua signal ilmu pengetahuan, tata cara berprilaku dan bernegara semua tertuang dengan sangat baik didalamnya. Sekalipun tidak pernah Al-Quran itu dapat dirubah oleh manusia karena memang Al-Quran adalah bukti otentik akan kebesaran Allah SWT. Penciptaan manusia serta penciptaan alam raya semua di kupas habis oleh Al-Quran padahal secara logika ketika Al-Quran turun ke bumi ini pada dahulu kala tidak ada namanya penelitian ataupun ilmu pengetahuan yang bisa menandinginya.
Termasuk diturunkannya surat Al Mulk didalam Al Quran yang dapat memberikan keterangan jelas dan sangat dahsyat faedah serta keutamaan dari surat tersebut.
 
Tentang Surat Al-Mulk
Surah Al Mulk (bahasa Arab:الملك ) adalah surah ke 67 dalam Al-Qur’an. Surah ini tergolong surah ‘makkiyah’ yang terdiri daripada 30 ayat. Dinamakan Al Mulk kerana kata Al Mulk yang terdapat pada ayat pertama surah ini. yang bererti ‘Kerajaan’. Surat ini disebut juga dengan ‘At Tabaarak’ yang bererti Maha Suci.
Secara umumnya, surah ini banyak mengisahkan tentang kekuasaan Allah terhadap makhluk ciptaan-Nya. Ini jelas digambarkan daripada tajuk surah ini, al-Mulk, yang bermaksud ‘kerajaan’. Pada awal surah, ayat ini diceritakan kesempurnaan ciptaan alam ini, yang tidak ada cacat-celanya. Allah telah menciptakan alam ini daripada awal yang tiada apa-apa kepada yang ada dan seterusnya menjaga alam ini dengan penuh kesempurnaan. Allah berkuasa menciptakan dan mematikan sesuatu menurut kehendak-Nya.
Keistimewaan Dan Keutamaan Surat Al-Mulk
Keistimewaan Dan Keutamaannya tersebut diketahui karena Baginda Rasulullah SAW menyebutkan tentang khasiat surat al-Mulk ini diantaranya:
Dalam salah satu sabdanya. Rasulullah mengatakan bahwa Surat al-Mulk itu menjaga dan memelihara pembacanya dari azab kubur. Ibnu Abbas berkata: “Pada suatu hari ada seseorang menghampar jubahnya di atas kuburan dan ia tidak tahu bahwa tempat itu adalah kuburan, ia membaca surat Al-Mulk, kemudian ia mendengar suara teriakan dari kuburan itu: Inilah yang menyelamatkan aku. Kemudian kejadian itu diceriterakan kepada Rasulullah saw. Lalu beliau bersabda: Surat Al-Mulk dapat menyelamatkan penghuni kubur dari azab kubur.” (Ad-Da’awat Ar-Rawandi, hlm 279/817; Al-Bihar 82/ 64, 92/313/2, 102/269/
Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata: “Surat Al-Mulk adalah penghalang dari siksa kubur, surat ini termaktub di dalam Taurat, barangsiapa yang membacanya di malam hari ia akan memperoleh banyak manfaat dan kebaikan, …Sungguh aku membacanya dalam shalat sunnah sesudah Isya’ dalam keadaan duduk. Ayahku (sa) membacanya pada siang dan malam. Barangsiapa yang membacanya, maka ketika malaikat Munkar dan Nakir akan masuk ke kuburnya dari arah kedua kakinya, kedua kakinya berkata kepada mereka: kalian tidak ada jalan ke arahku, karena hamba ini berpijak padaku lalu ia membaca surat Al-Mulk setiap siang dan malam; ketika mereka datang kepadanya dari rongganya, rongganya berkata kepada mereka: kalian tidak ada jalan ke arahku, karena hamba ini telah menjagaku dengan surat Al-Mulk; ketika mereka datang kepadanya dari arah lisannya, lisannya berkata kepada mereka: kalian tidak ada jalan ke arahku, karena hamba ini telah membaca surat Al-Mulk setiap siang dan malam denganku.” (Al-Kafi 2/233/hadis 2)
Imam Muhammad Al-Baqir (sa): “Bacalah surat Al-Mulk, karena surat ini menjadi penyelamat dari siksa kubur.”
Karena fadhilahnya yang luar biasa ini, maka membaca surat al-Mulk dengan rutin istiqomah setiap hari pastilah sangat dianjurkan. Para ulama banyak menyampaikan agar membiasakan membaca surat ini pada habis sholat subuh dan habis sholat maghrib.
Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya. [HR Muslim, 3509].
sumber: Akhlak Muslim

Inilah Keutamaan Surat Ar Rahman yang Membuat Kami Menangis

Masihkah kita merasa hidup susah? atau merasa kurang beruntung dalam segala hal? berarti kita termasuk orang-orang yang kurang bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita, dengan masih bisa bernapas saja sudah nikmat luar biasa, bayangkan dengan orang-orang yang sakit mereka harus bayar sekian ratus ribu hanya untuk membeli oksigen. Kita di beri keluasan dan hamparan rejeki oleh Allah SWT seharusnya malu dengan sikap kurang bersyukur itu.

Seperti beberapa lalu secara tidak sengaja ditemukan anak kecil yang bermain, dari sekilas cara dia berpakaian ataupun berbicara bukan dari anak pesantren, suatu ketika anak ini merasa lelah dan duduk di tangga, lalu spontan anak ini membacakan surat Ar Rahman secara merduuu sekali, kami kaget dan terhentak serta kami memberhentikan langkah kami hanya sekedar ingin melihat anak tersebut.

Kami menangis dan tersipu malu di buatnya, karena anak ini membacakan ayat – ayat dari surat Ar Rahman ini dengan jelas tajwid dan lafadz nya tanpa membaca Al-Quran, Ia sedikitpun tidak canggung dan kikuk dan ia sangat hafal serta membawakannya seperti bernyanyi saja, kami pun merinding dan takut akan azab Allah SWT karena sudah melupakan nikmat karunia Nya. Surat Ar Rahman jelas sekali menanyakan kepada kita apakah kita ingkar akan nikmat dan segala rejeki yang Allah berikan??

Hal ini telah Allah SWT bahas di dalam surat Ar rahman.. FABIAYYI ALAA ‘IRAABIKUMAA TUKADZDZIBAANN (maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan) ????
Suatu waktu saya secara tidak sengaja men download aplikasi android tentang bacaan surat Ar-Rahman, ketika menggunakan aplikasi itu dan mendengarkannya menjelang tidur ataupun sehabis sholat 5 waktu, tak terasa meneteskan air mata karena betapa hamba ini sombong karena tidak bersyukur atas nikmat Allah SWT berikan.
Tentang Surah Ar-Rahman
Surah Ar-Rahman adalah surah ke-55 dalam al-Qur’an. Surah ini tergolong surat makkiyah, terdiri atas 78 ayat. Dinamakan Ar-Rahmaan yang berarti Yang Maha Pemurah berasal dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah. Sebagian besar dari surah ini menerangkan kepemurahan Allah. kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Surat Ar Rahman adalah salah satu surat dari 114 surat dalam Al Qur’an. Entah mengapa, tanpa mengesampingkan surat lain dalam Al Qur’an, surat ini banyak menyita perhatian kebanyakan orang. Surat ini memiliki kata yang begitu indah dan mengalir berirama. Dan tanpa terasa air mata menetes, satu ,demi satu saat kita membacanya.
Ciri khas surah ini adalah kalimat berulang 31 kali Fa-biayyi alaa’i Rabbi kuma tukadzdzi ban (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?) yang terletak di akhir setiap ayat yang menjelaskan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia.
FABIAYYI ALAA ‘IRAABIKUMAA TUKADZDZIBAANN (maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan). Tiga puluh ayat dalam surat Ar Rahman memiliki kalimat ini; terus berulang, Allah memberi peringatan kepada kita berulang bahwa Maka Nikmat Tuhan  Kamu Yang Manakah Yang Kamu Dustakan?
Melalui surat ini Allah seolah memberi sinyal kepada kita akan sifat kita yang Pelupa, Kufur nikmat, dan tidak mau berfikir. Ya tiga sifat itu adalah sifat yang selalu dimiliki oleh manusia Semoga Allah SWT, mengampuni dosa-dosa kita. Aamiin
Keutamaan membaca Surat Ar Rahman
Rasulullah  bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman, Allah akan menyayangi kelemahannya dan meridhai nikmat yang dikaruniakan padanya.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/187).
Imam Ja’far Ash-shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman, dan ketika membaca kalimat ‘FABIAYYI ALAA ‘IRAABIKUMAA TUKADZDZIBAANN’, ia mengucapkan: Lâ bisyay-in min âlâika Rabbî akdzibu (tidak ada satu pun nikmat-Mu, duhai Tuhanku, yang aku dustakan), jika saat membacanya itu pada malam hari kemudian ia mati, maka matinya seperti matinya orang yang syahid; jika membacanya di siang hari kemudian mati, maka matinya seperti matinya orang yang syahid.” (Tsawabul A’mal, hlm 117).
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Jangan tinggalkan membaca surat Ar-Rahman, bangunlah malam bersamanya, surat ini tidak menentramkan hati orang-orang munafik, kamu akan menjumpai Tuhannya bersamanya pada hari kiamat, wujudnya seperti wujud manusia yang paling indah, dan baunya paling harum. Pada hari kiamat tidak ada seorangpun yang berdiri di hadapan Allah yang lebih dekat dengan-Nya daripadanya.
Pada saat itu Allah berfirman padanya: Siapakah orang yang sering bangun malam bersamamu saat di dunia dan tekun membacamu. Ia menjawab: Ya Rabbi, fulan bin fulan, lalu wajah mereka menjadi putih, dan ia berkata kepada mereka: Berilah syafaat orang-orang yang mencintai kalian, kemudian mereka memberi syafaat sampai yang terakhir dan tidak ada seorang pun yang tertinggal dari orang-orang yang berhak menerima syafaat mereka. Lalu ia berkata kepada mereka: Masuklah kalian ke surga, dan tinggallah di dalamnya sebagaimana yang kalian inginkan.” (Tsawabul A’mal, hlm 117).
Wallahu a’lam bish-shawab.
Semoga Allah menolong kita semua, sehingga kita menjadi golongan hamba-Nya yang takut terhadap-Nya, memuji segala Kebesaran-Nya dan menahan diri dari perkara-perkara yang dapat menyakiti Allah, dan membuat Allah murka. Semoga Allah SWT, selalu meridhoi langkah kita semua, Aamiin Allahumma Aamiin

Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya. [HR Muslim, 3509].

Masya Allah! Inilah Keutamaan Surat Al Kahfi Yang Sangat Dahsyat!

Kitab suci Al-Qur’an merupakan Qalam Allah SWT yang memiliki bahasa begitu tinggi dan tidak diragukan kebenarannya. Setiap ayat yang disampai melalui malaikat Jibril terhadap Nabi Muhammad SAW memiliki pesan mendalam dan makna yang bisa diterima oleh akal. Setiap surat-surat-Nya memiliki keagungan, manfaat dan keutamaan tersendiri. Salah satunya adalah surat Al Kahfi yang memiliki banyak manfaat dan keutamaan, terlebih jika surat ini dibaca pada Hari Jumat.
Tentang Surat Al Kahfi
Surat Al Kahfi atau juga disebut Ashabul Kahf merupakan surat golongan Makkiyah atau yang diturunkan di Kota Mekkah. Surah ini terdiri atas 110 ayat dan bercerita tentang beberapa orang pemuda yang tidur dalam gua bertahun-tahun lamanya. Selain itu terdapat pula beberapa buah cerita dalam surat ini yang semuanya mengandung pelajaran-pelajaran yang amat berguna bagi kehidupan manusia.

Fadilah Surat Al Kahfi
Terdapat beberapa hadist yang mengungkapkan tentang keutamaan dan manfaat pada surat Al Kahfi, diantaranya:
Pertama: Membaca Al-Kahfi pada Hari Jumat akan terhindar dari fitnah Dajjal. Sosok kejam yang akan keluar pada akhir zaman ini nantinya akan membuat kerusakan di bumi dan menebarkan fitnah kepada setiap umat Islam. Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa dengan rajin membaca surat ini pada hari jumat maka akan terhindar dari fitnah tersebut.
“Barang siapa membaca Surah Al Kahfi pada hari Jum’at, maka Dajjal tidak bisa memudharatkannya,” (HR-Dailami).
“Siapa yang membaca dari Surah Al-Kahfi, maka jadilah baginya cahaya dari kepala hingga kakinya dan siapa yang membaca keseluruhannya, maka jadilah baginya cahaya antara langit dan bumi,” (HR Ahmad).
Kedua: Membaca Al Kahfi pada hari Jumat  adalah mendapat pengampunan dosa diantara dua Jumat. Dalam riwayat lain masih dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda, Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.”
Ketiga: Membaca Surah Al Kahfi pada Hari Jumat juga akan mendapat pancaran cahaya diri.
“Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul ‘atiq.” (HR Al-Hakim) 
Keempat: Diriwayatkan dari Ibnu Mardawaih dari Abdullah  Bin Mughaffal disebutkan bahwa Rumah yang dibacakan surah al-Khafi dan al Baqarah tidak akan dimasuki setan sepanjang malam itu.
Sunnah membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada hari Jum’atnya, dan malam Jum’at diawali sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis. Kesempatan ini berakhir sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’atnya.
Dan beruntungnya saat ini sahabat www.akhlakmuslim.com untuk membaca surat al kahfi tidak harus repot membawa Al-Quran karena kami menemukan aplikasi android yang bisa digunakan setiap saat cukup buka di handphone anda, yang luar biasa dari aplikasi ini yaitu terdapat tulisan arab dan cara pengucapannya termasuk audio surat al kahfi mp3 yang sangat merdu, jadi bisa sekaligus membaca sambil mendengarkan lantunan mp3 surat al kahfi tersebut.
Imam Al-Syafi’i rahimahullah dalam Al-Umm menyatakan bahwa membaca surat Al-Kahfi bisa dilakukan pada malam Jum’at dan siangnya berdasarkan riwayat tentangnya (Al-Umm, Imam al-Syafi’i: 1/237).
Demikianlah Manfaat dan Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi. Semoga kita semua diberi kemudahan oleh Allah Swt, untuk mengamalkannya, dan semoga kita semua mendapatkan ridho-Nya. Aamiin
Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya. [HR Muslim, 3509].

Masya Allah, Inilah Manfaat Surat Yasin Dan Keutamaan Surat Yasin

Membaca surat Yasin merupakan sebuah “ritual” yang biasa dilakukan umat muslim pada kesempatan-kesempatan tertentu. “Ritual” tersebut menjadi kebiasaan yang membawa banyak manfaat bagi kehidupan. Lalu, seperti apa manfaat surat Yasin?
Mendengar penggalan frasa itu, surat Yasin seolah sama dengan bahan-bahan obat yang bermanfaat untuk kesehatan. Pemilihan kata manfaat sepertinya cukup aneh. Akan lebih baik jika diganti dengan keutamaan surat Yasin. Tapi pilihan kata manfaat sepertinya juga tidak menjadi masalah. Karena toh sama-sama mengacu pada keutamaan atau dampak yang diberikan.
Yasin merupakan surat yang biasanya dibacakan ketika acara tahlilan atau setiap malam Jumat. Surat urutan ke-36 dalam Al-Quran ini terdiri dari 83 ayat. Termasuk ke dalam kategori surat Makkiyah atau surat yang turun di Mekkah. Ayat 1–21 termasuk dalam Juz ke-21, sementara 22–83 masuk ke dalam Juz ke-22.
Surat Yasin merupakan salah satu surat yang ada di dalam Al-Qur’an. Surat Yasin diwahyukan dari Allah kepada Nabi Muhammad Saw yang diturunkan di Mekah. Seperti yang kita sama-sama tahu bahwa surat-surat yang ada di dalam Al-Qur’an dibedakan menjadi dua. Yakni, surat Madaniyah dan Makkiyah.
Berdasarkan jumlahnya, surat yang diturunkan di Madinah atau disebut surat Madaniyah lebih sedikit dibandingkan dengan surat yang Allah Swt turunkan di Mekkah. Ada sekitar 23 surat yang diturunkan di Madinah dan sisanya diturunkan di Mekkah, yaitu sekitar 91 surat.
Surat-surat Allah yang diturunkan di Mekkah atau disebut surat Makkiyah tidak diturunkan dalam waktu satu atau dua hari. Nabi Muhammad Saw perlu mengumpulkan surat-surat tersebut selama 12 tahun lebih 5 bulan dan 13 hari. Hal itu dilakukan oleh beliau hingga mencapai usia 40 tahun.
Manfaat Surat Yasin, Keutamaan Surat Yasin
Setiap surat yang Allah Swt turunkan, pastilah memiliki keutamaan. Termasuk surat Yasin. Keutamaan surat Yasin ini nantinya berhubungan dengan manfaat surat Yasin untuk kehidupan manusia. Apa saja? Berikut adalah keutamaannya.
Surat ini menunjuk tentang keimanan seorang Muslim. Keimanan tersebut ditandai dengan “yakin akan adanya hari Kebangkitan kelak setelah hari Kiamat”. Jika berpegang akan hal itu, kita tidak akan semata-mata mementingkan duniawi. Setelah kehidupan dunia, masih ada alam akhirat. Tempat kita di sana akan ditentukan amal selama kita hidup. Jika baik, maka kita layak masuk surga-Nya, jika buruk maka akan tersiksa di neraka.
Surat ini menyebutkan tentang para utusan Nabi Isa yang menemui penduduk Anthakiyah.
Menegaskan tentang beberapa hal, yaitu kemusyrikan, penciptaan makhluk yang berpasang-pasangan, bintang pada garis edarnya, ajal makhluk, dan hari kiamat.
Manfaat Surat Yasin untuk Orang yang Sedang Menghadapi Maut
Anda pasti pernah beberapa kali melihat seseorang tengah membacakan surat Yasin untuk kerabatnya yang tengah sakaratul maut. Ini bukan tanpa alasan tertentu. Surat Yasin yang dibacakan kepada orang yang mendekati ajal dimaksudkan untuk menguatkan hatinya.
Ar-Razi menyebutkan dalam kitab at-Tafsirul Kabir bahwa dengan kondisi yang sangat lemah, seseorang perlu senantiasa diingatkan kepada Allah serta perbuatannya selama hidup. Keutamaan atau bisa dikatakan manfaat surat Yasin untuk mereka yang tengah menghadapi ajal bisa dikatakan sebagai pengingat apa-apa saja yang telah dilakukannya seumur hidup. Ini akan membuat orang tersebut tersadar dan mudah-mudahan tobat sebelum ajal menjemput
Selain itu, Allah Swt juga akan memberikan keberkahan dan rahmat berupa kemudahan, termasuk dalam keluarnya roh seseorang dari jasadnya jika surat ini senantiasa dibacakan pada orang yang tengah merengang nyawa. Demikian pendapat dari Ibnu Katsir. Kita tentunya berharap agar di saat terakhir hidup kita, tidak dilewati dengan penuh siksaan.
Rasulullah pernah bersabda:
Dalam sabdanya, beliau memerintahkan kita untuk membaca surat Yasin di samping orang yang sedang menghadapi mautnya. Nabi Muhammad Saw tidak serta-merta memerintahkan kita untuk membaca suatu surat jika surat tersebut tidak bermanfaat bukan? Begitulah logikanya.
Sebuah hadist, dari Maq’bal bin Yasar berbunyi:
“Surat Yaasin adalah jantung Al-Qur’an. Siapa saja yang membacanya semata-mata karena Allah Swt, dan berharap kebahagiaan akhirat maka ia akan diampuni. Maka bacakanlah Yaasin di samping saudaramu yang sedang sekarat.”
Ada juga sebuah riwayat yang berkenaan dengan manfaat surat Yasin bagi mereka yang tengah menghadapi mautnya, “Ketika seorang muslimin dan muslimah dibacakan Yaasin saat menghadapi ajalnya, maka akan diturunkan 10 malaikat dari huruf-huruf Yasin yang dibaca. Para malaikat itu berdiri berbaris di samping yang sakit, membacakan shalawat dan istighfar kepadanya dan ikut menyaksikan saat dimandikan dan mengantarkan ia ke makam.” (Tafsir Yasin lil Hamamy)
Lalu, bagaimana dengan pembacaan surat Yasin di malam Jumat? Adakah manfaat surat Yasin berkenaan dengan hal itu? Jika merujuk pada hadits sahih, sebenarnya tidak ada yang menyebutkan bahwa kita harus membacanya pada malam itu secara khusus. Ya, mari kita selaraskan dengan sabda Rasulullah Saw.
“Janganlah kamu mengkhususkan malam Jumat dengan suatu qiyam (shalat malam) di antara malam-malam lainnya. Janganlah kamu mengkhususkan hari Jumat dengan puasa tertentu di antara hari-hari lainnya, kecuali apabila hari itu bertepatan dengan puasa salah seseorang di antaramu.” (H.R. Muslim)
Pembacaan surat Yasin pada Kamis malam atau malam Jum’at memang sudah menjadi tradisi yang berlaku di masyarakat Indonesia. Memang tidak ada yang salah dengan ini, karena membaca surat-surat dari Allah Swt ganjarannya adalah pahala. Tapi, ternyata surat Yasin bukanlah surat utama yang wajib dibaca setiap malam Jum’at, melainkan surat Al-Kahfi.
Manfaat Surat Yasin, Yasin Fadhilah
Yasin Fadhilah merupakan kebaikan-kebaikan yang terdapat dalam Al-Quran. Fadhilah ini berbeda dengan fadhilah atau keutamaan membaca surat Yasin, namun perlu kiranya kita ketahui. Fadhilah Yasin pernah dibahas oleh KH. Zain Muallif dalam buku Menyingkap Rahasia Yasin Fadhilah dan Keampuhannya. Berikut adalah poin-poinnya:
Mengulang-ulang sebuah ayat berdasarkan hadits yang disampaikan oleh Abu Dzarrin r.a. yang berkata, “Nabi Saw. pernah bangun malam dengan membaca sebuah ayat dan mengulang-ulang ayat itu sampai pagi hari, yaitu ayat tu’adzdzibhum fa innahum ‘ibaaduka. (Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu).” (H.R. Nasa’i dan Ibnu Majah).
Menyelingi ayat yang satu dan yang lain dengan dzikir dan doa tentang kandungan ayat yang tengah dibaca. Hudzaifah bin al-Yaman berkata, “Pada malam hari, saya pernah shalat dengan Rasulullah Saw. lalu beliau membuka surat Al-Baqarah, Ali Imran, dan An-Nisaa’, kemudian membacanya dengan tartil. Apabila beliau melewati ayat yang di dalamnya terdapat tentang mensucikan Allah, maka beliau membaca subhanallah. Apabila melewati ayat tentang permohonan maka beliau berdoa, dan apabila beliau melewati ayat tentang perlindungan maka beliau memohon perlindungan kepada Allah.” (H.R. Muslim)
Pada setiap dzikir dan doa yang mengiringi ayat itu, dibuka dengan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Saw., keluarga, dan para sahabatnya, lalu ditutup dengan “Bahwa Allah itu Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Masih berhubungan dengan hal ini, ada sebuah artikel yang berisi tentang manfaat surat Yasin, di antaranya apabila lapar dan membaca surat Yasin akan menjadi kenyang, jika tidak memiliki pakaian akan memiliki pakaian, jika belum menikah akan menikah, dan lain sebagainya. Sayangnya, artikel tersebut tidak menyebutkan hadits sahih yang mendasari hal tersebut dan menjelaskan tata caranya.
Surat Yasin dipilih untuk diturunkan Allah pada nabi terakhir atau nabi akhir zaman, yaitu Nabi Muhammad Saw. Sehingga, manfaat surat Yasin pastinya juga cukup istimewa. Dan semoga tidak ada yang meragukan hal tersebut.
Anda pernah mendengar ini, “Yaasin lima quriat lahu”? Artinya adalah surat Yasin dibaca sesuai dengan niat yang membacakannya. Surat Yasin bisa dibaca ketika kita hendak meminta kepada Allah tentang kemurahan rezeki, jodoh, kesembuhan dari sebuah penyakit, kekuatan ketika menghadapi cobaan dan keinginan apapun yang ada di dalam benak kita.
Sehingga, dapat juga diartikan bahwa manfaat surat Yasin adalah apa yang ingin dicapai oleh siapapun yang membacanya.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Nah itu dia manfaat membaca surat yasin yang mudah-mudahan bermanfaat pula untuk kita semua, sekali lagi kembali niat, Semoga Allah selalu memberi pertolongannya agar kita semua selalu mendapatkan petunjuk, dan kemudahan dalam berjuang dijalanNya. Aamiin Allahumma Aamiin

Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya. [HR Muslim, 3509].

Coba Buktikan! Inilah Faedah Baca Surat Al Ikhlas

SURAT al-Ikhlas atau Qul Huwallahu Ahad barangkali adalah surat favorit bagi kebanyakan orang (muslim tentunya). Sebab surat ini sangat pendek dan mudah dihafalkan.

Karena itu banyak yang menggunakan surat ini untuk mengisi bacaan surat-surat setelah al-Fatihah pada salat. Apakah anda juga begitu?

Tidak mengapa jika memang iya. Sebab surat al-Ikhlas ini memang banyak fadhilah dan keistimewaannya. Banyak hadis yang menunjukkan akan hal itu. Apa saja ? Berikut ini beberapa keistimewaan surat al-Ikhlas:

1. Surat Al Ikhlas Setara dengan Tsulutsul Quran?

Hal ini berdasarkan hadits :

“Dari Abu Said (Al Khudri) bahwa seorang laki-laki mendengar seseorang membaca dengan berulang-ulang Qul huwallahu ahad. Tatkala pagi hari, orang yang mendengar tadi mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian tersebut dengan nada seakan-akan merendahkan surat al Ikhlas. Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya surat ini sebanding dengan sepertiga Al Quran”. (HR. Bukhari no. 6643) [Ada yang mengatakan bahwa yang mendengar tadi adalah Abu Said Al Khudri, sedangkan membaca surat tersebut adalah saudaranya Qotadah bin Numan.]

Begitu juga dalam hadits:

“Dari Abu Darda dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Apakah seorang di antara kalian tidak mampu untuk membaca sepertiga Al Quran dalam semalam?” Mereka mengatakan, “Bagaimana kami bisa membaca seperti Al Quran?” Lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Qul huwallahu ahad itu sebanding dengan sepertiga Al Quran.” (HR. Muslim no. 1922)

An Nawawi mengatakan, dalam riwayat yang lainnya dikatakan : “Sesungguhnya Allah membagi Al Quran menjadi tiga bagian. Lalu Allah menjadikan surat Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) menjadi satu bagian dari 3 bagian tadi.” Lalu Al Qodhi mengatakan bahwa Al Maziri berkata, “Dikatakan bahwa maknanya adalah Al Quran itu ada tiga bagian yaitu membicarakan (1) kisah-kisah, (2) hukum, dan (3) sifat-sifat Allah.

Sedangkan surat Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) ini berisi pembahasan mengenai sifat-sifat Allah. Oleh karena itu, surat ini disebut sepertiga Al Quran dari bagian yang ada. (Syarh Shohih Muslim, 6/94)

Apakah Surat Al Ikhlas bisa menggantikan sepertiga Al Quran? Maksudnya adalah apakah seseorang apabila membaca Al Ikhlas sebanyak tiga kali sudah sama dengan membaca satu Al Quran 30 juz? [Ada sebagian orang yang meyakini hadits di atas seperti ini.] Jawabannya: Tidak. Karena ada suatu kaedah: “Sesuatu yang bernilai sama, belum tentu bisa menggantikan.”

Itulah surat Al Ikhlas. Surat ini sama dengan sepertiga Al Quran, namun tidak bisa menggantikan Al Quran. Salah satu buktinya adalah apabila seseorang mengulangi surat ini sebanyak tiga kali dalam shalat, tidak mungkin bisa menggantikan surat Al Fatihah (karena membaca surat Al Fatihah adalah rukun shalat, pen).

Surat Al Ikhlas tidak mencukupi atau tidak bisa menggantikan sepertiga Al Quran, namun dia hanya bernilai sama dengan sepertiganya.

Pertanyaannya : Apakah jika seseorang memiliki kewajiban kafaroh, dia cukup membaca dzikir ini? Jawabannya : Tidak cukup dia membaca dzikir ini. Karena sesuatu yang bernilai sama belum tentu bisa menggantikan. (Diringkas dari Syarh Al Aqidah Al Wasithiyyah 97-98, Tafsir Juz Amma 293)

2. Membaca Al-Ikhlas 10x menyebabkan Allah membangunkan rumah di surga

Sebuah hadis mengatakan :”Barang siapa membaca surah al Ikhlash hingga selesai 10x, maka Allah membangunkan baginya sebuah rumah di surga.” [HR. Ahmad]

3. Membaca surat Al Ikhlash sebab mendapatkan kecintaan Allah

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdurrahman bin Wahb telah menceritakan kepada kami pamanku yaitu Abdullah bin Wahb, telah menceritakan kepada kami Amru bin Harits dari Sa’id bin Abu Hilal bahwa Abu Rijal Muhammad bin Abdurrahman, telah menceritakan kepadanya dari ibunya Amrah binti Abdurrahman, saat itu ia berada di rumah Aisyah, isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dari Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus seorang lelaki dalam suatu sariyyah (pasukan khusus yang ditugaskan untuk operasi tertentu). Laki-laki tersebut ketika menjadi imam shalat bagi para sahabatnya selalu mengakhiri bacaan suratnya dengan “QUL HUWALLAHU AHAD.”

Ketika mereka pulang, disampaikan berita tersebut kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau bersabda: “Tanyakanlah kepadanya kenapa ia melakukan hal itu?” Lalu mereka pun menanyakan kepadanya. Ia menjawab, “Karena didalamnya terdapat sifat Ar Rahman, dan aku senang untuk selalu membacanya.” Mendengar itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Beritahukanlah kepadanya bahwa Allah Ta’ala juga mencintainya.” (HR. Bukhari)

Ibnu Daqiq Al Ied menjelaskan perkataan Nabi shallallahu alaihi wa sallam “Kabarkan padanya bahwa Allah mencintainya”. Beliau mengatakan, “Maksudnya adalah bahwa sebab kecintaan Allah pada orang tersebut adalah karena kecintaan orang tadi pada surat Al Ikhlash ini. Boleh jadi dapat kitakan dari perkataan orang tadi, karena dia menyukai sifat Rabbnya, ini menunjukkan benarnya itiqodnya (keyakinannya terhadap Rabbnya).” (Fathul Bari)

Faedah dari hadits di atas: Ibnu Daqiq Al Ied menjelaskan, “Orang tadi biasa membaca surat selain Al Ikhlash lalu setelah itu dia menutupnya dengan membaca surat Al Ikhlash (maksudnya: setelah baca Al Fatihah, dia membaca dua surat, surat yang terakhir adalah Al Ikhlash, pen). Inilah yang dia lakukan di setiap rakaat. Kemungkinan pertama inilah yang nampak (makna zhohir) dari hadits di atas. Kemungkinan kedua, boleh jadi orang tadi menutup akhir bacaannya dengan surat Al Ikhlash, maksudnya adalah surat Al Ikhlas khusus dibaca di rakaat terakhir.

Kalau kita melihat dari kemungkinan pertama tadi, ini menunjukkan bolehnya membaca dua surat (setelah membaca Al Fatihah) dalam satu rakaat.” Demikian perkataan Ibnu Daqiq. (Fathul Bari)

Lantas apakah perbuatan orang tersebut perlu dicontoh? Jawabannya, para ulama (semacam Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin) memberi penjelasan bahwa perbuatan semacam ini tidak perlu dicontoh karena beliau hanya menyetujuinya saja, namun bukan bermaksud orang lain untuk mengikutinya dengan membaca Al Ikhlas di akhir bacaan.

Itulah beberapa keistimewaan dan fadhilah surat al-Ikhlas yang bisa saya bagi. Semoga bermanfaat dan kita semua bisa mengamalkan.

 

sumber:Mozaik Islam

 

Baca juga: Manfaat dan Keutamaan Membaca Surat Yasin

Wanita-wanita Ini tak Mencium Bau Surga

ADA tiga gaya, penampilan atau mode yang membuat wanitamuslimah diancam tidak akan mencium bau surga. Padahal bau surga dapat dicium dari jarak sekian dan sekian.

Di antara penampilan yang diancam seperti itu adalah gaya wanitayang berpakaian namun telanjang. Yang kita saksikan saat ini, banyak wanita berjilbab atau berkerudung masih berpenampilan ketat dan seksi.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: (1) Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan (2) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal baunya dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128).

Tiga sifat wanita yang tidak mencium bau surga

Dalam hadits di atas disebutkan beberapa sifat wanita yang diancam tidak mencium bau surga di mana disebutkan,

Yaitu para wanita yang: (1) berpakaian tetapi telanjang, (2) maa-ilaat wa mumiilaat, (3) kepala mereka seperti punuk unta yang miring.

Apa yang dimaksud ketiga sifat ini?Berikut keterangan dari Imam Nawawi dalam Al Minhaj Syarh Shahih Muslim.

(1) Wanita yang berpakaian tetapi telanjang.Ada beberapa tafsiran yang disampaikan oleh Imam Nawawi:

1- wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya.

2- wanita yang menutup sebagian tubuhnya dan menyingkap sebagian lainnya.

3- wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menampakkan warna badannya.

(2) Wanita yang maa-ilaat wa mumiilaat

Ada beberapa tafsiran mengenai hal ini:

1- Maa-ilaat yang dimaksud adalah tidak taat pada Allah dan tidak mau menjaga yang mesti dijaga. Mumiilaat yang dimaksud adalah mengajarkan yang lain untuk berbuat sesuatu yang tercela.

2- Maa-ilaat adalah berjalan sambil memakai wangi-wangian dan mumilaat yaitu berjalan sambil menggoyangkan kedua pundaknya atau bahunya.

3- Maa-ilaat yang dimaksud adalah wanita yang biasa menyisir rambutnya sehingga bergaya sambil berlenggak lenggok bagaiwanita nakal. Mumiilaat yang dimaksud adalah wanita yang menyisir rambut wanita lain supaya bergaya seperti itu.

(3) Wanita yang kepalanya seperti punuk unta yang miring

Maksudnya adalah wanita yang sengaja memperbesar kepalanya dengan mengumpulkan rambut di atas kepalanya seakan-akan memakai serban (sorban). (Lihat Syarh Shahih Muslim, terbitan Dar Ibnul Jauzi, 14: 98-99).

Mode Wanita Saat Ini

Ada beberapa gaya yang bisa kita saksikan dari mode wanitamuslimah saat ini yang diancam tidak mencium bau surgaberdasarkan hadits di atas:

1- Wanita yang memakai pakaian tipis sehingga kelihatan warna kulit.

2- Wanita yang berpakaian tetapi telanjang karena sebagian tubuhnya terbuka dan lainnya tertutup.

3- Wanita yang biasa berhias diri dengan menyisir rambut dan memakerkan rambutnya ketika berjalan dengan berlenggak lenggok.

4- Wanita yang menyanggul rambutnya di atas kepalanya atau menambah rambut di atas kepalanya sehingga terlihat besar seperti mengenakan konde (sanggul).

5- Wanita yang memakai wangi-wangian dan berjalan sambil menggoyangkan pundak atau bahunya.[rumaysho]

 

 

sumber:MozaikInilah.com

Ini Penyebab Firdaus sebagai Surga Tertinggi

IBNUL Qoyim mengatakan,

Makhluk yang paling suci, paling tinggi, paling bercahaya, paling mulia, paling atas posisinya, dan paling luas adalah Arsy Allah ar-Rahman. Karena itulah, layak Dia beristiwa di atasnya. Dan semua yang lebih dekat dengan Arsy, maka dia lebih bercahaya, lebih suci, dan lebih mulia dibandingkan yang di bawahnya. Untuk itulah,surga firdaus menjadi surga yang paling tinggi, paling mulia, paling bercahaya, dan paling agung, karena dia paling dekat dengan Arsy. Dan Arsy adalah atapnya. (al-Fawaid, hlm. 27)

Nabi shallallahu alaihi wa sallam memotivasi agar umatnya meminta kepada Allah surga firdaus. Mungkin ada orang berkomentar, “Surga, surga, tapi ngaca diri dong.. masak mintasurga yang paling tinggi?”

Ini kesalah pahaman. Dalam masalah akhirat, kita diminta untuk mencari yang terbaik. Bukan pesimis. Agar manusia terpacu untuk selalu berlomba. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sangat paham, ketaKwaan umatnya tidak sama. Sehingga balasan yang mereka terima akan berbeda. Namun beliau memotivasi mereka untuk minta Firdaus, menumbuhkan optimis mereka untuk mendapatkan yang terbaik di akhirat.

Al-Mubarokfury mengatakan,

Ini menunjukkan bahwa firdaus berada di atas semua tingkatansurga. Karena itu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda mengajarkan umatnya dan memperbesar harapan untuk mereka, “Jika kalian meminta kepada Allah, mintalah Firdaus”. (Tuhfatul Ahwadzi, Syarh Sunan Turmudzi, 7/201)

Allahu alam. [Ustadz Ammi Nur Baits]

 

sumber:MozaikInilah.com

Semua Orang Islam Pasti Masuk Surga?

UNTUK pertanyaan itu, umumnya para ulama menjawab bahwa banyak hadis yang menunjukan umat Islam dijamin masuk surga, baik melalui hisab terlebih dahulu atau tanpa hisab. Syaratnya, sampai akhir hayatnya dia tetap bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah alias tidak menyekutukannya.

Rasulullah SAW bersabda, “Semua umatku pasti akan masuk surgakecuali orang yang enggan.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang enggan itu?” Beliau menjawab, “Barangsiapa mentaatiku pasti masuk surga, dan barangsiapa mendurhakaiku maka dialah orang yang enggan (tidak mau masuk surga, pent).” (HR. Al-Bukhari no.6851, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu).

Dari Anas RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, dikeluarkan darineraka orang yang mengucapkan dan di dalam hatinya ada seberat biji dari kebaikan.

Dari Abi Said bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bila ahli surga telah masuk surga dan ahli neraka telah masuk neraka, maka Allah SWT akan berfirman, “Orang yang di dalam hatinya ada setitik iman, hendaklah dikeluarkan. Maka mereka pun keluar dari neraka.”

Dari Abu Dzar, dia telah berkata bahwa sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda, “Telah datang kepadaku Malaikat Jibril dan memberi kabar gembira kepadaku, bahwa barangsiapa yang meninggal di antara umatmu dalam keadaan tanpa mempersekutukan Allah, maka pasti akan masuk surga, walaupun dia berbuat zina dan mencuri.” Nabi mengulangi sampai dua kali.

Memang terdapat banyak nash Alquran yang menyatakan penghuni surga atau neraka itu kekal. Misalnya, “Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api nerakasedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” (QS. an-Nisa’ (4):14).

Atau, “Tidakkah mereka (orang-orang munafik itu) mengetahui bahwasanya barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka jahannamlah baginya, dia kekal di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar.” (QS. at-Taubah (9) : 63).

Selagi seseorang tetap muslim sampai akhir hayatnya, maka ia akan masuk surga. Tidak ada perbedaan pendapat ulama dalam soal itu. Yang berbeda adalah sikap atau perbuatan apa yang membuat seseorang tetap muslim atau keluar dari Islam (murtad)? Dan soal kapan seseorang dianggap murtad atau tidak. Ini memerlukan pembahasan panjang tersendiri.

Secara sederhana, perbedaan itu terletak pada cara ulama menghukumi kapan seseorang itu menjadi muslim atau keluar dari Islam. Contohnya, orang yang tidak salat tapi tidak ingkar atas wajibnya salat, menurut Imam Syafi’i dia tetap muslim. Sementara menurut madzhab Maliki dia murtad alias keluar dari Islam. [Addin]

 

sumber: Mozaik Inilah.com