Anak Ketahuan Bohong dan Tidak Puasa? Jangan Memarahinya Moms!

“Aku puasa kok Ma!” (tapi cuma di depan Mama aja)

Nah kan, pasti nggak enak kalau tahu ternyata anak berbohong seperti ini, ngakunya puasa padahal nggak puasa. Hal ini mungkin sudah sering terjadi, setiap anak-anak pasti pernah melakukannya, bahkan saat kita masih kecil dulu. Tapi kini sebagai orangtua, apa yang sebaiknya kita lakukan saat anak berbohong dan mengaku puasa?

Profesor psikologi di Ayn Shams School of Medicine, Dr. Hiba Isawi, mengatakan bahwa mengajarkan puasa pada anak adalah salah satu tanggung jawab seorang ibu karena anak terlalu muda dan belum mengerti apa pentingnya puasa dan menjalankan ibadah. Selama anak belum baligh, ajarkan anak puasa secara perlahan.

Karena itulah, ketika Moms mengetahui bahwa anak makan secara sembunyi-sembunyi saat bulan puasa, ini yang bisa dilakukan.

Jangan langsung memarahi anak

Jangan memarahinya ketika tahu ia bohong dan tidak puasa. Jangan menuduhnya pembohong dan berkata kasar karena kesalahannya. Sebaliknya, ajarkan pada anak untuk mengatakan dengan jujur bahwa ia tidak kuat puasa. Apa alasannya tidak puasa dan bagaimana cara mengatasi alasan tersebut.

Jika anak kebanyakan bermain hingga haus, ingatkan anak esok harinya untuk tidak banyak bermain dan berlarian karena ia sedang puasa. Jika anak tertarik makan dan minum karena temannya mengajak, ingatkan bahwa puasa dengan menahan lapar dan haus akan menjadikannya anak yang baik dan disayang Allah SWT. Begitu seterusnya, pintar-pintarlah membujuk dan menyemangati anak untuk bisa menjalankan puasa.

Memberikan pujian

Ketika anak bisa menjalankan puasa, puji keberhasilannya di depan keluarga agar ia tahu bahwa usahanya membuahkan hasil. Dengan begini, anak akan termotivasi untuk melakukan yang lebih baik karena merasa dihargai, dan anak akan merasa lebih percaya diri bisa melakukan puasa lagi esok hari.

Jadi, nggak perlu marah-marah dan menghukum anak kan? Sekarang Moms tahu bagaimana menghadapi anak yang ketahuan berbohong tidak puasa dengan baik.

(vem/feb)

 

VEMALE

Puasa Setengah Hari, Cara Sederhana Ajarkan Anak Puasa Ramadan

Pernah dengan istilah ini kan? Atau bahkan mungkin kamu dulu juga melakukannya saat masih kecil? Untuk anak-anak usia di bawah 10 tahun atau yang masih belum baligh/menginjak pubertas, puasa setengah hari bisa jadi latihan dasar sebelum bisa puasa penuh sehari.

Dalam masalah puasa, para sahabat Nabi pun mendidik anaknya untuk berpuasa. Karena puasa untuk anak-anak masih belum jadi kewajiban, namun sudah jadi tugas kamu Moms untuk mengajarkan anak sejak dini apa arti puasa dan mengapa penting menjalankannya.

Terapkan puasa setengah hari, lebih dulu
Anak punya ketahanan tubuh yang berbeda dengan orang dewasa, ketika mereka merasa lapar dan haus, lebih sulit mengendalikannya. Jadi beri jangka waktu puasa untuknya dari pagi hingga siang saja, misalnya dari jam 6 pagi hingga 12 siang, bisa juga dilanjutkan puasa lagi setelah makan siang hingga tiba waktu berbuka puasa.

Sesuaikan saja dengan kemampuan dan usia anak. Ketika anak sudah terbiasa dan mampu puasa setengah hari, perpanjang masa puasanya, misal dari jam 6 pagi hingga jam 3 sore, begitu seterusnya hingga bisa puasa sehari penuh.

Berikan pujian pada anak
Ketika ia bisa menjalankan puasa dengan baik hari ini, jangan ragu memuji anak di depan keluarga karena keberhasilannya berpuasa. Dengan begini, anak akan termotivasi untuk melakukan yang lebih baik karena merasa dihargai, dan anak akan merasa bangga terhadap diri sendiri dan lebih percaya diri bisa melakukan puasa lagi.

Jangan lupa juga untuk menciptakan suasana bulan Ramadan yang menyenangkan bagi anak sehingga anak bisa lebih fokus dan niat menjalankan puasa. Seperti misalnya memastikan menyimpan semua makanan jauh dari pandangan, dan menjaga meja tetap bersih dari makanan dan minuman.

Happy fasting dan selamat mengajarkan anak berpuasa, ladies!

(vem/feb)

 

VEMALE

Menag Berharap Wabah MERS tak Sentuh Jamaah Haji Indonesia

Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, terlihat tidak begitu khawatir dengan ancaman wabah MERS ke jamaah haji. Ia pun berharap, ancaman wabah MERS itu tidak sampai merebak ke jamaah haji asal Indonesia.

“Mudah-mudahan tidak ada kejadian yang tidak dikehendaki dan semuanya berjalan lancar,” kata Lukman, Selasa (13/6) malam.

Hal itu diungkapkan saat ditemui usai membuka Pembekalan Petugas Haji 1438 Hijriah/2017 Masehi di ASrama Haji Pondok Gede. Menurut Lukman Kementerian Kesehatan telah sangat serius mengantisipasi segala kemungkinan. “Termasuk mewabahnya virus MERS,” ujar Lukman.

Sebelumnya, selama periode 10 hari terakhir terdapat empat kematian yang dilaporkan terjadi di Saudi. Dua kasus menimpa ekspatriat yang meninggal di Riyadh, sedangkan dua korban lain merupakan warga Saudi.

Sepanjang bulan Juni, terdapat 35 kasus baru dilaporkan, dan 28 di antaranya terjangkit dari fasilitas kesehatan. Hal ini semakin meningkatkan kewaspadaan mewabahnya kasus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) di Arab Saudi.

 

News/IHRAM

Hakikat Ibadah Shaum

Perbincangan ibadah shaum dalam Alquran terdapat dalam surah al-Baqarah [2]: 183-188. Dimulai dari perintah shaum (QS 2: 183) dan diakhiri dengan larangan memakan harta orang lain dengan cara bathil atau korupsi (QS 2: 188) sebagai atsar atau implikasi yang mesti ada dari orang yang shaum.

Ada yang menarik, di tengahtengah perbincangan ibadah shaum tiba-tiba ada ayat yang berbunyi, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS 2: 186).

Kalau kita membaca sepintas ayat di atas, sepertinya tidak ada hubungannya dengan ibadah shaum, sebab tidak ada satu pun kata shaum atau yang berkaitan dengannya. Namun, jika dicermati lebih dalam, akan diketahui bahwa hubungan antara shaum dan kedekatan dengan Allah SWT sangat erat.

Untuk memahami keeratan hubungan tersebut dapat dimulai dari memahami hakikat manusia. Alquran menggambarkan manusia sebagai makhluk mulia (QS al- Isra [17]: 70) yang terdiri atas dua unsur penting, yaitu jasad dan ruh. Kedua unsur tersebut tidak bisa dipisahkan tapi bisa dibedakan. Jasad berasal dari tanah, sedangkan ruh berasal dari Allah SWT (QS Shaad (38): 71-72).

Secara alami, setiap makhluk Allah memiliki kecenderungan ingin kembali ke asal. Demikian juga, unsur-unsur yang membangun manusia. Karena jasad berasal dari tanah, kecenderungannya ke tanah juga. Manusia menyenangi makanan, minuman, lawan jenis, atau perhiasan karena berasal dari tanah. Dan jika dibiarkan berlebihan akan mengotori ruh manusia.

Sama halnya dengan jasad, ruh yang berasal dari Allah SWT maka memiliki kecenderungan ingin kembali dan mendekat ke asalnya, yakni Allah SWT. Menurut QS Shaad [38]: 71-72, setelah jasad manusia disempurnakan, Allah meniupkan ruh-Nya ke dalam jasad tersebut. Ketika ruh berada di dalam jasad, ia terikat dan terpenjara oleh keinginankeinginan rendah dari jasad.

Akibatnya, ia sulit untuk kembali mendekat ke asalnya, yaitu Allah SWT. Ibadah shaum merupakan salah satu upaya melepaskan ruh dari ikatan-ikatan keinginan rendah jasad, sehingga ia dapat mendekat lagi ke asalnya, yaitu Allah SWT.

Shaum pada hakikatnya upaya pengendalian keinginan jasad melalui menahan makan, minum, dan syahwat pada siang hari. Ketika keinginan jasad dapat dikendalikan, keberadaan ruh tidak lagi terikat dan terpengaruh oleh keinginan tersebut.

Dalam kondisi seperti ini, keberadaan roh menjadi relatif bebas tak terikat lagi keinginan rendah jasad sehingga dapat dengan mudah mendekat kepada Allah SWT. Itulah makna ayat, Aku adalah dekat (QS 2: 186). Kedekatan yang dimaksud adalah kedekatan rohiyah. Dan itu terjadi melalui proses ibadah shaum.

 

Oleh: Karman

REPUBLIKA

Cara Mudah Meraih Surga

BERBAKTILAH kepada kedua orangtua. Itulah amalan yang paling utama dan mendekatkan pelakunya kepada surga yang penuh kenikmatan. Sebaliknya, siapa yang durhaka; baginya siksa dunia sebelum azab neraka yang menyala apinya.

Berikut ini keistimewaan yang berhak didapatkan jika kita berbakti kepada keduanya.

Amal yang Paling Utama

Dari Abu Abdirrahman Abdulah bin Masud radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tentang amal-amal paling utama dan dicintai Allah. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Pertama, salat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya). Kedua, berbakti kepada dua orang tua. Ketiga, jihad di jalan Allah.” (Hr. Bukhari I/134, Muslim No. 85, Fathul Baari 2/9)

Dalam berbuat kebajikan, dahulukanlah amal-amal yang paling utama. Di antaranya adalah birrul walidain (berbakti kepada orangtua). Dengan memuliakan orang tua, kita akan mendapat kebaikan yang tak terhingga. Karena doa orangtua kepada anaknya yang saleh akan selalu didengar oleh Allah Taala. Maka, kesempatan yang baik dan tepat jika kedua orang tua kita masih hidup untuk meraup pahala yang banyak dengan berbakti kepadanya.

Rida Allah Tergantung Rida Orangtua

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Ibnu Hibban, Hakim dan Imam Tirmidzi dari Abdillah bin Amr, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Ridha Allah tergantung kepada keridaan orangtua, dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orangtua.” (Hr. Bukhari dalam Adabul Mufrad [2], Ibnu Hibban [2026-Mawarid], Tirmidzi [1900], Hakim [4/151-152])

Orangtua wajib dimuliakan oleh anak-anaknya. Bentuk keridhaan pun bermacam-macam. Jika seorang murid mendapat keridhaan orang tua, maka dia akan diberi kemudahan oleh Allah Taala dalam menuntut ilmu; seseorang yang akan menikah dan sudah memiliki calon pasangan, maka akan diberi kemudahan dalam menjalani kehidupan rumah tangga, dan lain sebagainya.

Dapat Menghilangkan Kesulitan

Dari Ibnu Umar, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Pada suatu hari, tiga orang berjalan, lalu kehujanan. Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki gunung. Ketika mereka ada di dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dan menutupi pintu gua. Sebagian mereka berkata kepada yang lain, Ingatlah amal terbaik yang pernah kamu lakukan. Kemudian mereka memohon kepada Allah dan bertawasul melalui amal tersebut dengan harapan agar Allah menghilangkan kesulitan yang mereka alami. Salah satu di antara mereka berkata, Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai kedua orangtua yang sudah lanjut usia, sedangkan aku mempunyai istri dan anak-anak yang masih kecil. Aku menggembala kambing. Setiap pulang, aku selalu memerah susu dan memberikan kepada kedua orang tuaku sebelum orang lain. Suatu hari, aku harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga pulang sudah larut dan aku dapati kedua orangtuaku sudah tertidur. Lalu, aku tetap memerah susu sebagaimana biasanya. Susu tersebut tetap aku pegang, lalu aku mendatangi keduanya. Namun keduanya masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek-rengek menangis untuk meminta susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikannya kepada siapa pun sebelum susu itu kuberikan kepada kedua orang tuaku. Aku pun menunggu sampai keduanya bangun. Pagi hari ketika orang tuaku bangun, aku memberikannya kepada keduanya. Setelah keduanya minum, barulah kuberikan kepada anak-anakku. Ucap laki-laki itu setelah menyampaikan kisahnya, Ya Allah, seandainya perbuatan ini termasuk amal saleh karena Engkau, maka bukakanlah. Maka batu yang menutup pintu gua itu pun bergeser.” (Hr. Bukhari, [Fathul Baari 4/449 no. 2272], Muslim, [2473] Bab Qishshash Ashhabil Ghaar ats-Tsalatsah Wa at-Tawasul bi Shalihil Amal).

Riwayat ini menunjukan bahwa berbakti kepada orang tua yang pernah kita lakukan dapat digunakan untuk bertawasul kepada Allah Taala ketika kita mengalami kesulitan. Insya Allah, kesulitan tersebut akan hilang. Berbagai kesulitan yang dialami seseorang saat ini, di antaranya karena perbuatan durhaka kepada kedua orang tua. Kalau kita mengetahui, bagaimana susah payahnya kedua orang tua, maka perbuatan Si Anak yang begadang untuk memerah susu tersebut belum sebanding dengan jasa orang tuanya ketika mengurusnya sewaktu kecil.

Diluaskan Rezeki dan Dipanjangkan Umur

Dari Anas radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang suka diluaskan rezeki dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim.” (Hr. Bukhari, 7/7, Muslim 2557, Abu Dawud 1693)

Yang harus didahulukan adalah silaturahim kepada orang tua sebelum kepada yang lain. Banyak di antara saudara-saudara kita yang sering ziarah kepada teman-temannya, tetapi kepada orang tuanya sendiri jarang, bahkan tidak pernah. Padahal, ketika masih kecil, dia selalu bersama orang tuanya. Sesulit apa pun harus tetap diusahakan untuk berkunjung kepada kedua orang tua. Karena dengan dekat kepada keduanya, insya Allah akan dimudahkan rezeki dan dipanjangkan umurnya.

Dimasukkan ke Surga

Dosa-dosa yang Allah segerakan azabnya di dunia, di antaranya adalah berbuat zalim dan durhaka kepada orang tua. Dengan demikian, jika seorang anak berbuat baik kepada kedua orang tuanya, Allah akan menghindarkannya dari berbagai mala petaka, dengan izin Allah Taala. [bersamadakwah]

 

INILAH MOZAIK

Jaga kesehatan ginjal di bulan puasa dengan 5 cara mudah ini

Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang rentan terkena gangguan kesehatan di bulan puasa. Sebab ketika puasa asupan air di dalam tubuh dibatasi. Padahal kunci agar ginjal tetap sehat adalah dengan banyak minum agar terhidrasi dengan baik.

Seperti dilansir dari healthmeup.com, inilah cara mudah untuk menjaga kesehatan ginjal di bulan puasa.

Kurangi kerja ginjal
Terlalu banyak mengonsumsi bahan berbahaya mampu memperberat kerja ginjal Anda, Sebab ginjal mempunyai tugas untuk menyaring racun yang masuk ke dalam tubuh. Oleh karena itulah konsumsi makanan yang benar-benar alami akan fungsi ginjal tidak turun.

Minum banyak cairan
Tidak bisa dipungkiri bahwa minum banyak air dapat mendukung kesehatan ginjal Anda. Sehingga pintar-pintarlah untuk mengatur jumlah air yang Anda konsumsi di antara waktu berbuka hingga sahur. Air mampu mendukung kerja ginjal dengan cara membersihkannya.

Konsumsi makanan pembersih ginjal
Selain minuman, makanan tinggi zat antioksidan yang berfungsi sebagai  pembersih ginjal juga mampu menyehatkan ginjal Anda. Contoh makanan tersebut adalah kubis, paprika merah, anggur, putih telur, dan cranberries. Sehingga konsumsilah makanan tersebut sebagai menu buka dan sahur Anda.

Kurangi konsumsi sodium dan protein
Selain racun, kelebihan sodium dan protein juga dapat mengganggu ginjal Anda. Jika di dalam tubuh Anda mengandung banyak sodium, maka terjadi tekanan darah tinggi dan dapat menyebabkan serangan jantung yang juga berimbas pada kerusakan ginjal.

Konsumsi magnesium
Magnesium memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan ginjal.Untuk memastikan bahwa tubuh Anda mendapatkan cukup magnesium, konsumsilah banyak sayuran berwarna hijau seperti bayam dan kangkung.

Ginjal mempunyai peranan penting dalam menyaring racun di dalam tubuh. Oleh karena itu ikuti tips sehat di atas agar ginjal tetap sehat meskipun Anda sedang berpuasa. [feb]

 

MERDEKA

Tak Kemaruk Maka Bahagia

SAAT saya tinggal di rumah salah satu tokoh muslim Auckland New Zealand. Kemarin dhuhur saya dijemput di bandara dan langsung dibawa ke rumah ini untuk kemudian menjalankan “tugas dinas harian.”

Kesan pertama akan kota bisnis ini adalah damai dan asri. Tatanan rumah tak ada yang tinggi, setiap rumah dipenuhi rumput dan tanaman. Cuaca sejuk mendukung, jalanan bersih tanpa sampah, pohon-pohon rapi berdiri sepanjang jalan.

Pak Hanhan yang menjemput saya, yang sudah puluhan tahun tinggal di sini, bercerita bahwa masyarakat asli Auckland ini adalah sederhana. Bahasa ringannya adalah “yang penting hidup, yang penting sehat.” Rumahnya rata-rata sama tak bermodel gaya rumah orang kaya Indonesia. Kalau ada rumah besar mewah, bisa dipastikan itu milik pendatang atau imigran. Inilah jenis tamu yang menyaingi tuan rumah. Karena kesederhanaan inilah maka kedamaian dan kebahagiaan hidup menjadi terasa.

Namun bagi sebagian orang, kesederhanaan hidup secukupnya dan apa adanya seperti ini dianggap kurang menantang, kurang kompetitif, dan kurang dinamis. Lalu muncullah persaingan, lahirlah kompetisi yang tak begitu sehat. Dengan tanpa sadar, kerakusan, ketamakan atau sikap kemaruk mulai tumbuh. Lahirlah premanisme dengan berbagai bentuknya. Ini mulai ada di Auckland bagian selatan.

Kaidah sederhana itu mendamaikan sungguh menemukan bukti di daerah ini. Tadi malam saat saya ceramah di sebuah gedung pemerintah, Mt Eden Memorial Hall, terlihat sekali wajah damai itu, wajah tanpa ketergesa-gesaan, wajah tanpa kerutan kening, wajah yang selalu berhiaskan senyuman dan sapaan. Ingin damai bahagia? Jangan tamak, jangan kemaruk. Syukuri apa yang ada. Salam, AIM. [*]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2384702/tak-kemaruk-maka-bahagia#sthash.DjYUfhsk.dpuf

Bahayanya Meninggalkan Sholat Ashar

Salat Ashar secara khusus disebutkan dalam Alquran dengan istilah salat wushta.

Waktu Ashar juga secara khusus disebutkan dalam surat Al Ashr karena di zaman jahiliyah banyak orang yang menyia-nyiakan waktu itu dengan santai tanpa kemaslahatan.

Di zaman sekarang, tidak sedikit orang yang melalaikan salat Ashar. Mungkin dengan alasan sibuk kerja, mungkin dengan alasan buru-buru menempuh perjalanan, dan sebagainya. Padahal, meninggalkan salat Ashar dengan sengaja adalah dosa besar yang oleh Rasulullah disebutkan ancamannya dalam banyak hadis.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam besabda:

“Barangsiapa meninggalkan salat Ashar, maka amalnya terhapus” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

“Barangsiapa meninggalkan salat Ashar dengan sengaja, niscaya Allah menghapus amalnya” (HR. Ahmad)

“Orang yang kehilangan salat Ashar, seakan-akan keluarga dan hartanya telah diambil” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Masih banyak hadis yang senada dengan ini. Intinya bermuara pada dua ancaman ini: amalnya terhapus dan seakan-akan ia kehilangan keluarga serta hartanya. Ketika menjelaskan habitha amaluhu, penulis Shahih at Targhib wa at Tarhib mengutip penjelasan Ad Dumairi bahwa maknanya adalah batalnya pahala orang yang menghalalkan meninggalkan salat Ashar atau terbiasa meninggalkannya. As Sindi menjelaskan maksudnya adalah besarnya dosa meninggalkan salat Ashar, bukan berarti seluruh amalnya terhapus.

Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa hadis ini menunjukkan besarnya dosa meninggalkan salat Ashar lebih besar dari meninggalkan salat lainnya. Sedangkan Ibnu Qayyim Al Jauziyah menjelaskan, jika terbiasa meninggalkan salat Ashar maka terhapuslah seluruh amal orang tersebut. Sedangkan jika ia meninggalkan salat Ashar sekali, terhapuslah amalnya pada hari itu.

Kehilangan salat Ahsar dalam hadis ketiga tersebut diibaratkan seperti kehilangan keluarga dan harta. Sebab salat Ashar memiliki pahala yang sangat besar yang nilainya lebih besar daripada keluarga dan keseluruhan harta. Ketika seseorang meninggalkan salat Ashar, ia telah kehilangan hal yang lebih daripada keluarga dan seluruh hartanya.

Hadis ini seharusnya kita maknai juga untuk menunaikan salat Ashar di awal waktu, berjemaah bagi laki-laki. Jika meninggalkan salat Ashar dosanya sangat besar dan seperti kehilangan keluarga, menunda-nunda salat Ashar ibarat seseorang yang menempatkan dirinya di tepi jurang dosa. Tatkala sedikit saja ia lengah, ia terjatuh dalam jurang itu. Wallahu alam bish shawab.

 

 

INILAH MOZAIK

Sederhanakah Jalan Bahagia?

Memilih produk untuk digunakan adalah salah satu hal yang harus diperhatikan. Terlebih, apa yang dipakai di dalam tubuh maupun di luar tubuh dan harus dipastikan bahwa produk yang dikenakan halal.

Menurut Ir. Osmena Gunawan, Wakil Direktur LPPOM MUI, menjelaskan bahwa setiap orang butuh mengkonsumsi barang halal. Terlebih segala macam produk yang melekat di tubuh sangat berpengaruh kepada nilai ibadah yang dilakukan. Karena, pada dasarnya ketika seseorang beribadah apa yang digunakan di tubuh harus memiliki sesuatu yang halal.

“Karena itu, menggunakan produk halal sangat penting. Hal ini sangat baik untuk semua orang,” kata Ir. Osmena Gunawan, Wakil Direktur LPPOM MUI saat ditemui di acara Hansaplast menerima sertifikasi Halal MUI, Jakarta, Senin (12/06/2017).

Sebagai plester nomor satu di Indonesia, Hasaplast memperhatikan hal tersebut. Dengan melewati berbagai proses, akhirnya Hansaplast menerima sertifikasi hala dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat – Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI). Sertifikasi ini berlaku untuk 20 varian Hansaplast yang diproduksi di Indonesia, Malang, Jawa Timur.

“Kami memahami kebutuhan konsumen di Indonesia yang menginginkan produk yang aman digunakan. Karena itu, kami sangat bangga dapat menerima sertifikasi Halal ini yang merupakan wujud dari komitmen hansaplast dalam menyediakan produk dengan standar kualitas tinggi dan memenuhi persyaratan halal,” tambahnya. (tka)

 

– See more at: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/2384814/penting-menggunakan-produk-halal#sthash.niKrnBsR.dpuf

Keutamaan Puasa Dibanding Ibadah Lain (2-habis)

Allah juga berfirman dalam hadis Qudsi, “Orang berpuasa meninggalkan makanannya, minumannya, dan syahwatnya karena Aku, Puasa itu milik-Ku, dan Akulah yang akan memberinya balasan. Dan kebaikan (selain puasa), dibalas dengan sepuluh kebaikan.”

Selain itu, riwayat Imam Ahmad, dari Ibnu Amir RA Rasulullah SAW juga bersabda, “Puasa dan Alquran keduanya akan memberi perto­longan bagi seseorang pada hari kiamat. Puasa akan berkata, Ya Tuhanku, aku telah mencegahnya makan dan memenuhi keinginannya di siang hari, izinkan­lah aku menolongnya. Alquran juga berkata, Saya telah mencegahnya untuk tidur pada malam hari, izinkanlah aku menolongnya. Maka Alquran dan Puasa diizinkan Allah untuk memberikan pertolongan kepada orang tersebut.”

Riwayat berikutnya oleh Imam Ahmad, Nasai, dan Al Hakim, dari Abu Umamah RA yang mengatakan, “Saya pernah mendatangi Rasulullah SAW seraya aku berkata, Ya Rasulullah, perintahkanlah aku suatu amal, yang membawa aku masuk syurga.”

Rasulullah saw bersabda, “Hendaklah engkau berpuasa, karena puasa itu tiada bandingannya. Kemudian, saya datangi kedua kalinya, beliau bersabda lagi. Hendaklah engkau ber­puasa.”

Demikian juga riwayat oleh Bukhari dan Muslim, dari Sahl bin Saed, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya syurga mempunyai suatu pintu yang dinamakan “Rayyan”. Pada hari kiamat nanti pintu tersebut akan berseru kepada orang-orang yang telah berpuasa untuk memasuki surga melalui pintu itu. Setelah semuanya masuk, ditutuplah pintu itu.”

Hadis ini menunjukkan betapa agung dan istimewanya orang yang berpuasa. Hingga mereka mempunyai tempat khusus untuk masuk surga. Jika mereka semuanya sudah masuk, pintu rayyan tersebut akan tertutup. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada orang lain yang bisa memasuki surga melalui pintu itu kecuali hanya bagi orang-orang yang berpuasa.

 

 

REPUBLIKA