Ahli Ibadah Bernama Imam Nawawi

Dia adalah Abu Zakaria Muhyuddin bin Syaraf an- Nawawi ad-Dimasyqi.
Kedua tempat tersebut kemudian menjadi nisbat nama dia, an-Nawawi ad-Dimasyqi.

Masa kecilnya banyak dihabiskan di Desa Nawa dekat dengan Da maskus. Masyarakat lebih men- genalnya dengan panggilan Imam Nawawi. Pemikirannya lebih berafiliasi pada aliran Ahlussunah wal- jamaah (Sunni). Gagasannya ba nyak yang merujuk kepada Imam Syafi’i.

Ia adalah seorang pemikir Muslim di bidang fikih dan hadis. Masa hidupnya banyak dihabiskan untuk menuntut ilmu, menulis kitab, dan mendidik generasi umat Islam. Dia juga banyak memanfaatkan waktu untuk berzikir.

Kehidupannya tidak mewah. Dia hanya memanfaatkan dunia sekadar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pakaian dia terbuat dari kain kasar. Serban yang dikenakannya berwarna hitam dan berukuran kecil.

Kehidupan sederhana menuntunnya bertemu dengan ulama yang mengajarkannya tentang banyak hal. Dia belajar fikih hadis kepada Syekh al-Muhaqqiq Abu Ishaq Ibrahim bin Isa al-Muradi al- Andalusi.

Kemudian belajar fikih pada al-Kamal Ishaq bin Ahmad bin usman al-Maghribi al-Maqdisi, Syamsuddin Abdurrahman bin Nuh, Izzuddin al-Arbili, dan banyak lagi. Nawawi dikenal sebagai ahli fikih, hadis, dan juga tasawuf.

Syekh Muhammad Ali as-Shabuni menjelaskan profil Imam Nawawi. Hanya sedikit orang seperti beliau di zamannya, kata dia dalam pengantar kitab al- Adzkar.

Ahli tafsir, Imam Ibnu Katsir, dalam al-Bidayah wan Nihayah menyebutkan imam Nawawi sebagai ahli ibadah yang zuhud, dan lebih sering menyendiri. Dia sering berpuasa dalam menjalani kehidupan.

Ilmu yang dimiliki dimanfaatkannya untuk berdakwah menyeru kepada kebaikan dan menjauhi ke- mungkaran. Hal itu disampaikannya kepada aparatur negara dan juga masyarakat luas.

 

REPUBLIKA

Penyakit untuk Menyucikan Jiwa

SUATU ketika ada seorang perempuan hitam datang menghadap Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Siapakah engkau?” Wanita itu berkata, “Saya adalah Ummu Muldam.”

Beliau bersabda lagi, “Apa yang bisa engkau kerjakan, wahai Ummu Muldam?” Ia berkata lagi, “Saya memakan daging dan mengisap darah, dan panas saya berasal dari uap neraka jahanam.”

Nabi SAW memandang tajam wanita itu seolah ingin menegaskan sesuatu, yang beliau telah menduganya. Maka wanita itu berkata, “Wahai Rasulullah, saya adalah penyakitpanas. Allah memerintahkan saya mewujud dalam wanita hitam ini untuk menghadap engkau. Sekarang utuslah saya kepada suatu keluarga yang paling engkau cintai.”

Nabi SAW memerintahkan wanita itu mendatangi suatu keluarga Anshar, dan para sahabat itu langsung menderita sakit panas. Setelah seminggu berlalu bersabar dalam sakitpanas itu, keluarga Anshar itu mengirim utusan kepada Nabi SAW untuk mengabarkan keadaan sakitnya. Maka beliau memanjatkan doa kepada Allah untuk kesembuhan keluarga Anshar tersebut.

Setelah sembuh para sahabat Anshar itu datang menghadap Rasulullah SAW, dan beliau menyambutnya dengan gembira, “Selamat wahai kaum yang telah disucikan oleh Allah dengan sesuci-sucinya.”

Dalam kesempatan lainnya, Nabi SAW menyatakan, bahwa ketika sakit panas datang pada seorang mukmin, nyawa sang mukmin itu akan berkata, “Wahai penyakit panas, apakah yang engkau inginkan dari jiwa yang mukmin ini?”

Penyakit panas berkata, “Wahai nyawa yang baik, sesungguhnya jiwamu ini tadinya suci, kemudian dikotorkan dengan dosa-dosa dan kesalahan, maka aku datang untuk menyucikannya kembali.”

Maka nyawa itu berkata, “Kalau begitu datanglah, datanglah, datanglah ke sini, lalu sucikanlah jiwa ini.”

Dalam sebuah Hadits Qudsi, Nabi SAW menjelaskan bahwa Allah berfirman, “Demi Kemuliaan dan Keagungan-Ku, Aku tidak akan mengeluarkan seseorang dari dunia (yakni mematikannya) padahal Aku berkehendak memberi rahmat kepadanya, sehingga Aku bersihkan ia dari dosa yang dilakukannya, dengan (memberikan) penyakit dalam tubuhnya atau kesulitan dalam kehidupannya. Apabila masih ada dosa dalam dirinya, maka aku beratkan ia dalam kematiannya (sakaratul mautnya) sehingga ia datang kepada-Ku sebagaimana ia dilahirkan oleh ibunya.

Dan Aku tidak mengeluarkan seseorang dari dunia padahal Aku berkehendak menyiksanya, sehingga Aku membayar tunai setiap kebaikan yang dilakukannya dengan kesehatan di tubuhnya, atau kelapangan dalam kehidupannya (rezekinya). Apabila masih ada sisa kebaikannya, maka Aku mudahkan kematian baginya (sakaratul mautnya), sehingga ia datang kepada-Ku dan sama sekali ia tidak membawa kebaikan (yang belum dibayar/dibalas).” []

 

MOZAIK

Apakah Tuhan Menciptakan Kejahatan?

PEMBACA yang budiman, berapa lamakah anda sebagai anak dibesarkan, diasuh, dididik, dibiayai oleh orangtua anda? Apakah pernah terpikir betapa berat derita orangtua anda untuk membesarkan anda, berkorban perasaan, harta bahkan bersabung nyawa. Sebagai orang tua atau suami sudah berapa lamakah anda menanggung beban atas istri dan anak anak anda?

Menafkahi lahir bathin Saya mencoba mengambil hanya satu item menafkahi dari sekian banyak pengorbanan yang telah anda lakukan. Kepada para pembaca yang sudah mempunyai pengalaman sebagai suami atau orangtua (parents, not old man ; red), dari sekian lama menafkahi istri dan anak anak anda apakah terasa berat selama ini? Bagaimana kalau persepsi anda terhadap istri dan anak anak anda saya ganti sejenak, anda adalah budak istri dan budak anak anak anda yang harus banting tulang dan wajib setor gaji tiap bulan dan penghasilan apapun untuk mereka, bagaimana perasaan anda?

Padahal apa yang anda berikan untuk istri dan anak anak anda tidak ada bedanya apakah sebelum atau sesudah persepsi anda diganti, tapi mengapa perasaan anda begitu sangat bertolak belakang ketika persepsi itu dibedakan? Sesungguhnya apa yang anda perjuangkan demi istri dan anak anak anda adalah sangat berat sebagaimana anda membayangkan beban orangtua anda ketika membesarkan anda, bahkan sebagian dari anda tidak mampu melakukannya, seberapa berat? Andalah yang paling mengetahuinya karena andalah yang menjalankannya. Tapi sampai sejauh ini mengapa anda sanggup melakukannya?

Para pembaca yang budiman, saya berpikir tentang hal ini setelah Guru saya yang sangat bersahaja berkata tidak ada derita atas nama cinta. ya, selama ini anda sanggup melakukannya karena cinta, cinta yang anda berikan kepada istri dan anak anak anda. Contoh yang saya ambil tentang pengorbanan atas nama cinta kepada keluarga adalah analogi saya sendiri supaya saya yang bebal ini mudah memahami makna petuah Guru saya. Lalu apa sesungguhnya maksud Guru saya?

Pembaca budiman, saya membaca kisah kisah kesabaran Nabi Ayub Alaihissalam yang penuh penderitaan ketika saya kelas 3 SD, yang dimulai dari musnahnya seluruh harta benda, kehilangan seluruh anak dengan cara yang tragis, diterpa penyakit kronis yang tak berkesudahan, dicemooh dan dikucilkan dari masyarakatnya, hingga ditinggalkan oleh semua istrinya. Berdasarkan analogi yang telah saya jalani di atas, saya jadi ragu apakah Ayub benar benar menderita ketika itu.

Dalam persepsi saya tidak ada satu manusia pun yang sanggup menahan derita seperti itu termasuk Ayub sekalipun! Lalu kenapa Dia mampu menghadapinya? Ayub mampu melewatinya karena Ayub beserta (menurut anda?). Derita apa yang bisa dirasakan hamba bila telah beserta yang MAHA KASIH? Pembaca budiman, betapa dalam dan luas makna ucapan Guru saya sehingga anda bebas menafsirkan menurut anda sendiri berdasar kemampuan anda untuk diri anda sendiri. Lalu bagaimana pula beratnya bila tanpa yang MAHA KASIH? Saya kira inilah yang menjadi penyebab pada sebagian orang apabila putus cinta lalu minum racun, tidak sanggup bayar utang lalu tidur di rel kereta yang melintas, atau ditagih uang Rp20 ribu lalu membunuh sampai melakukan mutilasi segala.

Kedengarannya sepele memang tapi bagi sebagian orang hal tersebut sudah merupakan masalah yang maha berat sehingga bunuh diri atau membunuh orang adalah jalan keluar yang sangat membahagiakan. Bagi saya itulah arti beserta-Nya dengan tanpa beserta-Nya. yang terbungkus balut, yang terikat simpul kuat, yang menyatu bersetubuh menyeluruh dengan CINTA, CINTA kepada TUHAN. Anda tidak akan sampai pada maqam cinta bila anda belum kenal Tuhan anda. Perlu anda renungi, bagaimana anda mencintai seseorang atau sesuatu yang belum anda kenal?

Pembaca sekalian, baru baru ini seorang teman mengirim email ke saya. Rupanya masalah besertaNYA dan tanpa besertaNYA ini pernah di gugat di kampus, apakah Tuhan menciptakan kejahatan? Berikut petikannya yang konon berupa kisah nyata..

“Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada? Apakah kejahatan itu ada? Apakah Tuhan menciptakan kejahatan?Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswanya dengan pertanyaan ini, “Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?”.

Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, “Betul, Dia yang menciptakan semuanya”. “Tuhan menciptakan semuanya?” Tanya profesor sekali lagi.

“Ya, Pak, semuanya” kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, “Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip Kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi Bahwa Tuhan itu adalah kejahatan.”

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, “Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?” “Tentu saja,” jawab si Profesor. Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, “Profesor, apakah dingin itu ada?”

“Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?” Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab, “Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.

Mahasiswa itu melanjutkan, “Profesor, apakah gelap itu ada?”

Profesor itu menjawab, “Tentu saja itu ada.”

Mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga Tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.”

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, “Profesor, apakah kejahatan itu ada?”

Dengan bimbang professor itu menjawab, “Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan.”

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi Anda salah, Pak. Kajahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya.”

Profesor itu terdiam. Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.”
[Abu Hafidzh Al Faruq/Sufimuda.net]

 

MOZAIK

Kejamnya Militer Myanmar, Pasang Ranjau Darat untuk Warga Rohingya

Kekejaman militer Myanmar terhadap etnis Muslim Rohingya makin terkuat setelah muncul berita baru adanya ranjau darat yang diduga dipasang militer Myanmar di wilayahnya yang berbatasan dengan Bangladesh.

Pemerintah Bangladesh memanggil duta besar Myanmar di Dhaka untuk memprotes tindakan aparat keamanan Myanmar menanam ranjau darat di perbatasan kedua negara.

Pemanggilan dilakukan di tengah ketegangan yang meningkat terkait dengan masuknya puluhan ribu warga minoritas Muslim Rohingya dari negara bagian Rakhine, Myanmar, ke Bangladesh.

Menteri Luar Negeri Bangladesh, Shahidul Haque kepada BBCmengatakan pihaknya sudah memasukkan protes soal ranjau darat ke pemerintah Myanmar, namun ia tidak memberikan rincian lebih jauh.

Pejabat senior Bangladesh mengatakan diyakini pasukan keamanan Myanmar menanam ranjau darat untuk mencegah warga Rohingya kembali ke desa-desa mereka.

Sumber Reuters di pemerintah Bangladesh  mengatakan militer Myanmar menanam ranjau-ranjau baru di sepanjang perbatasan, yang dipakai pengungsi Rohingya untuk menyelamatkan diri.

Menurut sumber yang dihubungi BBC dan Reuters Myanmar menempatkan ranjau darat di wilayah mereka di sepanjang pagar kawat berduri di antara serangkaian pilar perbatasan. Bangladesh mengetahui keberadaan ranjau darat itu terutama melalui bukti foto dan informan.

“Pasukan kami juga telah melihat tiga sampai empat kelompok yang bekerja di dekat pagar kawat berduri, memasukkan sesuatu ke dalam tanah. Kami kemudian mengonfirmasi kepada informan kami bahwa mereka menanam ranjau darat,” kata sumber tersebut dikutip Reuters.

Dia tidak menjelaskan apakah kelompok tersebut berseragam, namun yakin mereka bukan gerilyawan Rohingya.

Manzurul Hassan Khan, petugas penjaga perbatasan Bangladesh, dua ledakan terdengar pada Selasa 5 September 2017 di sisi perbatasan Myanmar setelah dua ledakan juga terjadi sehari sebelumnya yang memicu spekulasi bahwa pasukan Myanmar telah menanam ranjau darat.

Pada Selasa, seorang anak laki-laki kehilangan kaki kirinya akibat ledakan di dekat persimpangan perbatasan sebelum akhirnya ia dibawa ke Bangladesh untuk perawatan, sementara anak laki-laki lain menderita luka ringan, kata Khan.

Wartawan BBC, Sanjoy Majumder, yang berada di sisi perbatasan Bangladesh, mengatakan ada tiga insiden yang disebabkan oleh ranjau darat pekan ini.

Sumber-sumber militer Myanmar mengatakan tidak ada ranjau baru yang ditempatkan di perbatasan Myanmar-Bangladesh.

PBB mengatakan jumlah pengungsi Rohingya yang melewati perbatasan menuju Bangladesh meningkat tajam sejak 25 Agustus.

Para pejabat PBB mengatakan lebih dari 146.000 warga Rohingya meninggalkan Rakhine, dipicu oleh serangan milisi Rohingya terhadap sejumlah pos polisi di negara bagian tersebut.

Serangan ini dibalas dengan ‘operasi pembersihan teroris’ oleh militer Myanmar yang mendorong warga sipil Rohingya mengungsi untuk menghindari gelombang kekerasan.

Tentara Myanmar tak berkomentar dan hanya tutup mulut mengenai ledakan di dekat perbatasan. Zaw Htay, juru bicara pemimpin nasional Myanmar Aung San Suu Kyi, tidak segera memberikan komentar.

Myanmar, yang berada di bawah kekuasaan militer sampai saat ini dan merupakan salah satu negara yang paling banyak ditanami ranjau di dunia, adalah satu dari sedikit negara yang belum menandatangani Perjanjian Pelarangan Ranjau tahun 1997.

Pada 1990-an ditanam ranjau di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencegah orang-orang melintasi perbatasan secara ilegal.

Sementara itu, pemimpin de facto Myanmar yang juga penerima Hadiah Nobel Aung San Suu Kyi justru berpaling dan mengatakan jika ‘krisis diperparah berita palsu (hoax)’.*

Al Azhar Mesir Mengutuk ‘Kegagalan Hati Nurani Internasional’ terhadap Rohingya

Grand Syeikh Al Azhar Prof Dr Syeikh Ahmad Muhammad Ahmad al- Thayyip mengutuk tindakan kekerasan terhadap minoritas Muslim Rohingya di Myanmar dan meminta organisasi internasional, Negara-negara Arab dan Dunia Muslim campur tangan untuk mengakhirinya.

Dalam sebuah pernyataan yang ditandatangani oleh Syeikh Al Tayyib dan dipublikasikan di halaman Facebook Al-Azhar, otoritas keagamaan paling berpengaruh ini juga meminta Liga Arab, Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Uni Eropa, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan para pengambil keputusan di Arab dan Negara-negara Muslim untuk mengambil semua tekanan politik dan ekonomi untuk memaksa pemerintah di Myanmar untuk menghentikan diskriminasi agama dan rasial kepada etnis Muslim Rohingya.

Al-Azhar juga meminta semua organisasi internasional dan hak asasi manusia untuk “mengambil prosedur yang diperlukan untuk menyelidiki kejahatan-kejahatan memalukan ini, menginvestigasi mereka yang telah melakukannya, dan menyeret mereka ke Mahkamah Internasional sebagai penjahat perang.”

“Dunia telah menyaksikan selama beberapa hari terakhir laporan yang beredar di media dan media social, gambar mengerikan dan tindakan pembunuhan, pemindahan, pembakaran, genosida, dan pembantaian brutal yang telah menyebabkan pembunuhan ratusan perempuan, anak-anak, pemuda, dan orang tua, yang telah dikepung di Negara Bagian Rakhine di Myanmar, ” demikian bunyi pernyataan tersebut dikutip Ahram Online, Jumat (08/09/2017).

Al-Azhar telah mengutuk kekerasan terhadap minoritas Muslim Rohingnya di Myanmar dan menyerukan organisasi internasional dan negara-negara Arab dan Muslim untuk campur tangan untuk mengakhirinya.

Al-Azhar juga menyebut dunia internasional dan organisasi hak asasi manusia untuk “mengambil prosedur yang diperlukan untuk menyelidiki kejahatan memalukan ini dan melakukan investigasi, selanjutnya menyeret mereka ke Mahkamah Internasional sebagai penjahat perang.”

Dalam dua minggu terakhir sendirian 270.000 kebanyakan warga sipil Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh, menuju kamp-kamp pengungsi yang sudah penuh sesak, kutip PBB kepada AFP.

Banyak orang telah meninggal setelah berusaha melarikan diri, para saksi mengatakan seluruh desa mereka telah dibakar, pasca gerilyawan ARSA meluncurkan serangkaian serangan terkoordinasi pada 25 Agustus 2017, yang kemudian mendorong militer Myanmar melakukan ‘operasi pembersihan’.

Lebih dari 1000 orang mungkin sudah dibunuh di Myanmar, sebagian besar minoritas Muslim Rohingya, kata PBB kepada AFP hari Jumat.

Adegan yang tidak manusiawi dan barbar ini tidak akan terjadi jika”hati nurani global tidak mati,” menurut pernyataan Al-Azhar.

Pernyataan keras Al Azhar terbaru ini menekankan bahwa tuntutan organisasi-organisasi internasional tidaklah cukup.

Ia menambahkan, sikap dunia internasional akan berbeda jika korban genosida ini adalah “Yahudi, Kristen, Buddha, atau agama lain selain Muslim” dimana organisasi-organisasi ini akan bereaksi jauh lebih cepat dan tegas.

Pernyataan disebut Al-Azhar upaya dalam memecahkan konflik di Rakhine dengan membawa berbagai pihak untuk perundingan damai di Kairo awal tahun ini.*

 

HIDAYATULLAH

Ayo, Belajar Tauhid Dari Tubuh Kita

BANYAK hal besar dan mengagumkan dalam kehidupan ini yang sesungguhnya sering kita lewatkan. Jika kita mau sedikit merenungkan, maka tidak ada sedikitpun hal kecil yang tidak memiliki makna. Seolah-olah mereka hendak mengatakan sesuatu. Sebuah pesan yang hanya bisa ditangkap oleh mereka yang mau memikirkannya.

Jika belajar tentang anatomi tubuh manusia, maka kita akan terheran-heran. Bagaimana mungkin, setiap alur kecil berukuran milimeter sekalipun ternyata memiliki peran yang sangat penting. Tonjolan, lekukan, cekungan, lubang, serta detail detail kecil lainya dalam tulang kita, semua berada dalam posisi yang sangat tepat.

Ada bagian bagian dari tulang tersebut yang kemudian bertemu membentuk persendian, ada yang menjadi tempat perlekatan otot, ada yang ditembusi oleh pembuluh darah dan saraf, ada pula yang membentuk keanekaragaman wajah kita. Semua dikemas dengan begitu rapi dan sangat efisien.

Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana mungkin semua ini terbentuk dengan sendirinya tanpa ada rancangan, jika ada yang membentuk, lalu siapakah yang menciptakan semua struktur luar biasa itu? Sehingga walaupun setiap manusia berasal dari rahim yang berbeda beda, terbentuk dari sel sperma dan ovum yang juga berbeda beda, tetap memiliki pola struktur yang sama dan telah berlangsung selama berjuta juta generasi.

Seandainya tubuh ini membentuk dirinya sendiri dari sebuah proses kebetulan, tentulah akan banyak error yang terjadi.

Ketika kita sedang duduk, bersantai, atau beraktivitas normal, tanpa kita sadari semua keajaiban itu bekerja. Setiap hari, jantung manusia normal berdetak sekitar seratus ribu kali, dengan memompa darah sebanyak 2000 galon, untuk mengalirkannya pada pembuluh darah sepanjang 96561 km jauhnya. Sebuah jarak yang fantastis, bahkan energi yang dihasilkan oleh jantung kita setara dengan energi yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah truk sejauh 32 km dan dalam seumur hidup setara dengan menggerakkanya dalam jarak 2 kali bumi bulan. Dan hebatnya semua proses ini sebagian besar manusia tidak pernah menyadarinya.

Kita mungkin juga akan terheran-heran, bahwa di dalam paru paru manusia, terdapat bangunan yang memiliki luas setara dengan lapangan tenis. Tempat itulah yang kita sebut dengan alveolus. Di sana terjadi pertukaran antara oksigen yang masuk dengan karbondioksida yang akan dikeluarkan dari tubuh. Apa yang akan terjadi ketika struktur yang berbentuk mirip buah anggur tersebut mengalami kerusakan atau penyusutan luas permukaan? Tentu proses bernapas akan menjadi lebih sulit, membutuhkan energi yang lebih besar, terkadang perlu bantuan oksigen tambahan hingga mesin ventilator dan di saat itulah kita akan sadar, betapa mahalnya harga bernafas.

Tulang, jantung, dan paru-paru tersebut di atas hanya sebagian kecil dari keajaiban yang terdapat dalam diri manusia. Di balik semua itu, masih terdapat keajaiban yang jauh lebih besar serta rahasia rahasia yang masih belum terungkap. Jika kita melihat tubuh kita lebih dekat lagi, dalam skala mikrometer hingga nanometer maka kita akan menyaksikan kehidupan terkecil yang begitu luar biasa di antara serangkaian besar kehidupan di alam semesta ini. Sel-sel dalam tubuh kita yang kesemuanya berjumlah sekitar 100 triliyun, mereka seolah olah mengerti bahasa satu sama lain.

Sel dalam tubuh kita memiliki bahasa untuk berkomunikasi, melalui molekul-molekul kimia yang berjuta banyaknya. Ketika sel merasa bahwa dirinya sudah terlalu tua dan tidak mampu produktif menjalankan fungsinya, maka dia akan mengeluarkan sinyal melalui molekul kimia yang disebut sitokin untuk memberitahukan pada sel imun untuk membunuhnya agar bisa digantikan dengan sel baru. Ketika sel terinfeksi oleh mikroorganisme patogen maka dia akan berusaha memberitahu sel lain dan meminta sesegera mungkin dihancurkan agar sel lain tidak terinfeksi.

Memasuki lebih dalam di ruang intraseluler atau ruangan di dalam sel, maka kita akan takjub karena kita akan melihat sebuah aktivitas transportasi dan desain tata bangunan yang lebih canggih dari kota manapun di dunia ini. Semua proses terjadi secara ajaib, tanpa perintah, tanpa sadar. Sel kita memproduksi apa yang kita butuhkan, membuang apa yang kita tidak perlukan, memperbaiki apa yang rusak dalam proses yang otomatis.

Semua kunci dari proses-proses yang luar biasa tersebut, terletak pada struktur yang hanya terdiri dari gula, nitrogen, forfor dan karbon yang apabila dirangkai maka kita akan mengenal yang disebut DNA. Dalam dunia genetika, DNA divisualisasikan dalam deretan huruf-huruf yang jumlahnya sekitar enam miliar. Huruf-huruf ini apabila dirangkai menjadi satu untaian panjang kalimat, maka panjangnya sekitar delapan kali perjalanan bumi bulan bolak-balik. Dari struktur itulah, dihasilkan jutaan proses dalam tubuh manusia, dari struktur itu pula ada bermilyar ragam wajah manusia.

Semua proses dalam tubuh manusia bersifat integratif dan saling mempengaruhi, A membuat B untuk menghasilkan C, atau A membuat B untuk memperbanyak A, atau A membuat B yang akan mempengaruhi C, D, E. Ada berjuta kemungkinan yang bisa terjadi pada reaksi kimia di dalam tubuh manusia setiap detik, setiap hari. Meskipun demikian, hanya kecil sekali kesalahan yang mungkin dilakukan.

Bagaimana mungkin semua itu terjadi? Tentulah pasti ada yang mengatur semua itu. Dan pasti, Dia yang sama dengan yang mengatur kecepatan pengembangan alam semesta sehingga setiap bintang tidak saling bertabrakan. Dia yang sama dengan yang mengatur komposisi zat dalam atmosfer bumi sehingga ada kehidupan. Dia yang sama dengan yang menciptakan semua hal dari yang awalnya tidak ada menjadi ada. Semua tunduk pada perintah-Nya. Dialah Allah Robbul alamin.

Dia berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.” (QS At-Tin : 4)

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Alquran itu benar..” (QS Fussilat : 53)

Jika di dalam diri manusia saja, semua tunduk taat kepada Allah, maka mengapa hati manusia menjadi keras untuk beriman kepadanya .

“Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka), dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik” (QS Al Hadiid: 16). [dakwatuna.com]

 

MOZAIK

Berjuang dan Melawan! Pilihan Terakhir Pria Rohingya

Sambungan berita PERTAMA

Pernyataan remaja itu seperti menampar pernyataan mantan tokoh Myanmar Aung San Suu Kyi. Dia menuding ARSA yang sebelumnya dicap “teroris” dan menggunakan anak-anak sebagai tentara.

Bagi banyak remaja Rohingya, perlawanan sudah menjadi pilihan terakhir.

“Remaja-remaja kami sudah muak. Mereka tumbuh menyaksikan penistaan dan penyiksaan. Kini mereka memiliki konsensus jika tidak melawan, mereka tidak akan memberikan hak kami,” ujar seorang aktivis Rohingya di Bangladesh yang tak mau disebut namanya.

Di luar sebuah kamp di Cox’s Bazar, dua orang pemuda Rohingya sangat ingin bergabung dengan para “pejuang kebebasan” di Rakhine walau kini berada di Bangladesh.

“Kami tidak memiliki pilihan, Kawan kami ada di Rakhine, bahkan para remaja di desa kami telah bergabung dalam pertarungan tersebut,” salah satu pria tersebut mengatakan kepada AFP dan bersumpah “untuk menyeberangi perbatasan ketika ada kesempatan”.

Sementara itu, Hafeza Khatun yang ketiga anaknya telah berjuang menuturkan bahwa dirinya siap untuk mengorbankan putra-putranya untuk Arakan.

“Siapa yang akan membunuh kita lagi tanpa perlawanan? Saya mengirim anak-anak saya untuk memperjuangkan kemerdekaan, saya mengorbankan mereka untuk Arakan,” pungkasnya.

Sementara itu, warga Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh menghadapi risiko penyakit dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meminta pemerintah negara tersebut untuk tidak mengantarkan mereka kembali ke Myanmar.

Bangladesh, yang sekarang menampung lebih dari 400.000 orang Rohingya yang melarikan diri dari Rakhine sejak tahun 1990, telah mengumumkan bahwa negara ini tidak akan lagi menerima masuknya penduduk Mynmar.

Menurut penjaga perbatasan Bangladesh, mereka mengusir 550 pengungsi Rohingya  melalui Sungai Naf yang memisahkan kedua negara.

Sedikitnya 5.000 orang Rohingya telah bisa memasuki Bangladesh dalam beberapa hari terakhir, terutama di malam hari melalui jalan darat di Kampung Gumdhum sementara 6.000 pengungsi masih terjebak di perbatasan.

Pekerja bantuan tersebut mengatakan bahwa sebagian besar pengungsi yang sakit telah berhasil menyusup ke perbatasan karena perempuan dan anak-anak menolak berobat akibat takut ditangkap dan dideportasi.

Sementara itu, pejabat tinggi menteri luar negeri Bangladesh dalam sebuah pertemuan dengan wakil diplomat Myanmar di Dhaka melakukan pertemuan guna menggelar operasi militer bersama melawan ARSA.*

 

HIDAYATULAH

 

foto: Tentara Penyelamat Rakyat Rohingya (Arakan Rohingya Salvation Army/ARSA) atau juga dikenal Harakah al-Yaqin

Berjuang dan Melawan! Pilihan Terakhir Pria Rohingya

Orang-orang Rohingya, terutama para pria, telah mulai mengangkat senjata dengan bergabung dengan kelompok pejuang untuk melawan militer Myanmar yang kejam.

Situasi ini telah menjadi perubahan dramatis sejak Oktober lalu ketika umat Islam yang sebelumnya menjadi korban penyiksaan terpaksa melarikan diri ke perbatasan Bangladesh.

Pada hari Jumat, para gerilyawan dari Arakan Rohingya Security Force/ARSA atau dikenal  dengan Harakah al-Yaqin , menyerang sekitar 30 pos polisi untuk mengorbankan setidaknya 12 petugas keamanan dengan hanya berbekal pisau dan bom rakitan.

Seorang pengungsi perempuan Rohingya yang berhasil memasuki Bangladesh, mengakui bahwa suaminya telah bergabung dalam gerakan tersebut untuk melawan tentara Myanmar.

Ayesha Begum (25 tahun) mengatakan dia tidak menyesal jika suaminya tidak dapat melihat kelahiran anak keenamnya saat mereka berjuang bersama ARSA di Rakhine, Myanmar.

“Suami saya membawa kami ke sungai dan menyeberangkan kami,” tutur Begum di Kamp Kutupalong, menggambarkan perjuangannya menyeberangi Sungai Naf bersama anak-anaknya yang masih kecil.

Begum,  bersama ribuan warga muslim Rohingya lainnya, kebanyakan perempuan dan anak-anak, mengungsi ke Bangladesh sejak militer Myanmar menggelar operasi besar-besaran pada Jumat (25/08/2017).

“Dia mengucap selamat tinggal. Katanya, jika kita tidak bisa bertemu lagi di Arakan (Negara Bagian Rakhine), kita akan bertemu di surga,” sambungnya.

Begum tanpa didampingi suaminya, kini sedang menanti kelahiran anak keenam mereka di kamp pengungsian di Bangladesh.

Setelah bertahun-tahun menjadi korban pembantaian militer Myanmar, muslim Rohingya kini menjawab panggilan untuk melawan.

Ajakan ARSA untuk melakukan perlawanan disambut pria-pria Rohingya yang berada di pengungsian atau perbatasan Bangladesh.

Seorang tetua adat Rohingya, Shah Alam, yang ditemui di perbatasan Myanmar-Bangladesh, mengakui bahwa 30 pria dari tiga desa di distriknya telah bergabung dengan ARSA.

“Apakah mereka punya pilihan lain? Mereka lebih memilih berjuang atau mati daripada dibantai seperti domba,” tuturnya.

Meski hanya bersenjata seadanya dan tidak yakin bisa mengalahkan militer Myanmar yang bersenjata lengkap, kondisi itu tidak menyurutkan tekad mereka melakukan perlawanan.

“Ada ratusan saudara kami bersembunyi di bukit-bukit. Kami telah bersumpah akan menyelamatkan Arakan meski hanya dengan tongkat dan pisau,” tegas seorang remaja Rohingya yang bergabung dengan kelompok militan tersebut.

Banyak dari orang-orang Rohingya yang mengungsi akibat kekerasan tersebut mengatakan bahwa mereka nyaris tidak dapat melarikan diri dengan kehidupan mereka.

Mereka menggambarkan massa Budha dan pasukan keamanan yang menembak warga sipil yang tidak bersenjata dan membakar rumah-rumah, sebuah pelecehan yang berulang kali didokumentasikan di Rakhine sejak kemajuan konflik.** >> klik BERSAMBUNG

 

HIDAYATULLAH

Terlanjur Jimak dan Lupa Baca Doa, Apa Akibatnya?

MEMBACA doa sebelum berhubungan memiliki banyak sekali manfaat. Diantaranya,

Pertama, Sebagai tabir aurat manusia dari pandangan jin. Dalam hadis dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tabir antara pandangan mata jin dengan aurat bani adam (manusia) adalah apabila seseorang melepas pakaiannya, dia membaca: bismillah. (HR. Ibnu Adi, at-Thabrani dalam Mujam al-Ausath al-Mathalib al-Aliyah, al-Hafidz Ibnu Hajar, no. 37).

Kedua, Anak hasil hubungan dilindungi oleh Allah. Dalam hadis dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang dari kalian (suami) ketika ingin menggauli istrinya, dan dia membaca doa: “Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami.” Jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya.” (HR. Bukhari 141 dan Muslim 1434)

Bagaimana jika lupa? Jika lupa, tentu saja kesempatan untuk mendapatkan manfaat di atas menjadi hilang. Hanya saja, doa ini tidak wajib, dan tidak ada kaffarah jika ditinggalkan. Dan tidak ada anjuran untuk membacanya di tengah jimakatau setelah jimak. Dalam Fatwa Syabakah Islamiyah dinyatakan, “Doa ini anjuran dan tidak wajib. Karena itu, siapa yang meninggalkannya, meskipun sengaja, tidak berdosa.” (Fatwa Syabakah Islamiyah, no. 146507)

 

MOZAIK

Tanda-Tanda Kiamat Kecil yang Bermunculan

DI antara tanda-tanda kiamat kecil ialah muncul banyak fitnah, banyak terjadi pembunuhan, perbuatan hina merajalela, perbuatan keji dan kemungkaran semisal zina, minum arak, perjudian, merasa bangga dengan perbuatan buruk dilakukan secara terang-terangan. Sehingga, orang yang berpegang teguh pada agamanya bagaikan orang yang menggenggam bara api.

Demikianlah pula termasuk di antara tanda-tanda kiamat kecil ialah dicabutnya ilmu, kebodohan nampak, kuantitas kaum perempuan banyak sekali, kaum laki-laki hanya sedikit, sutra banyak dipakai, banyak orang menjadi penyanyi, seseorang melewati kuburan orang lain, lalu dia berkata, “Seandainya saja aku berada di posisi dia.” Termasuk di antara tanda-tanda kiamat kecil ialah muncul para dai yang menyesatkan, para pemimpin yang menyimpang, amanat disia-siakan dengan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya. Demikian pula minimnya kebaikan, jarang hujan, sering terjadi gempa, banjir, harga-harga barang melangit, kaum perempuan keluar dengan menanggalkan pakaian, berpakaian tapi telanjang.

Di samping itu, termasuk di antara tanda-tanda kiamat kecil ialah terjadinya peperangan yang menentukan antara kaum Yahudi dan kaum muslimin. Akhirnya kaum muslimin membunuh mereka sehingga orang-orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu pohon atau batu tersebut berbicara, “Wahai orang muslim, wahai hamba Allah! Ini orang Yahudi di belakang saya. Kemarilah, bunuh dia!” Kecuali pohon Gharqad, karena sesungguhnya pohon Gharqad termasuk pohon orang Yahudi.

Di samping itu, termasuk tanda-tanda kiamat kecil ialah waktu berjalan terasa cepat, sehingga setahun seakan-akan hanya sebulan, sebulan seakan-akan hanya satu jam, dan satu jam bagaikan bara api yang membakar. Termasuk pula di antara tanda-tanda kiamat kecil ialah menyia-nyiakan salat, menuruti hawa nafsu, Orang pendusta dibenarkan, dan orang yang jujur didustakan, orang yang berkhianat dianggap dapat dipercaya, orang yang dapat dipercaya dianggap berkhianat. Alquran menjadi lenyap. Yang tersisa hanyalah tulisannya, mushaf-mushaf dihias dengan emas, kaum perempuan jadi pembicara, dan masjid-masjid juga dihias.

 

MOZAIK