Keutamaan Orang Tua Mengajarkan Alquran pada Anak

Orang tua yang mengajarkan anaknya Alquran adalah sebuah keutamaan. Sebab, orang tua adalah madrasah pertama bagi seorang anak. Allah menjamin keberkahan di akhirat kelak bagi orang tua yang anaknya membaca dan mengamalkan Alquran.

Dikisahkan dari buku “Himpunan Fadhilah Amal” karya Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi Rah.a bahwa dalam Jamu’uk Fawaid dengan riwayat Thabrani dari Anas ra Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengajarkan anaknya membaca Alquran, maka dosa-dosanya yang akan datang dan yang telah lalu akan diampuni. Dan barangsiapa mengajarkan anaknya sehingga menjadi hafizh Alquran, maka pada hari Kiamat ia akan dibangkitkan dengan wajah yang bercahaya seperti cahaya bulan purnama, dan dikatakan kepada anaknya, ‘Mulailah membaca Alquran.” Ketika anaknya mulai membaca satu ayat Alquran, ayahnya dinaikkan satu derajat, hingga terus bertambah tinggi sampai tamat bacaanya.’”

Dari Mu’adz Al-Juhani, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca Alquran dan mengamalkannya apa yang terkandung di dalamnya, maka kedua orangtuanya akan dikenakan mahkota pada hari Kiamat yang cahayanya melebihi cahaya matahari seandainya ada di dalam rumah-rumah kalian di dunia ini, maka bagaimanakah perkiraanmu mengenai orang yang mengamalkannya?” (HR. Ahmad).

Anak yang membaca dan mengamalkan Alquran, maka orangtuanya akan dikenakan mahkota pada hari Kiamat. Dimana cahayanya melebihi sinar matahari, seandainya matahari itu berada di dalam rumah kita, maka tidak dapat dibayangkan betapa terangnya cahaya tersebut.

Jika orangtua pembaca Alquran akan mendapatkan pahala seperti itu, maka tidak dapat dibayangkan bagaimana pahala pembaca itu sendiri. Tentu akan memproleh derajat yang lebih tinggi. Orangtua mendapatkan pahala tersebut karena dialah yang telah melahirkannya dan mendidiknya.

Adanya matahari di rumah dalam hadits di atas menunjukkan maksud yang sangat halus, bahwa jika matahari begitu dekat, tentu cahayanya semakin terasa, dan setiap sesuatu yang selalu ada di dekat kita akan menumbuhkan kecintaan kita terhadapnya.

Jaraknya yang jauh menjadi asing bagi kita. Namun jika setiap saat selau di dekat kita, timbullah keakraban dan kecintaan. Oleh sebab itu, selain ada isyarat keutamaan cahaya mahkota juga ada isyarat tentang kecintaan. Setiap orang mendapatkan manfaat dari sinar matahari, namun jika manfaat itu diberikan kepada seseorang, tentulah hal itu merupakan kebanggaan bagi pemberinya.

Hakim meriwayatkan dari Buraidah r.a. bahwa Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang membaca Alquran dan mengamalkannya, maka akan dipakaikan kepadanya sebuah mahkota yang terbuat dari nur. Dan kedua orangtuanya akan dipakaikan dua pasang pakaian yang indah tiada bandingnya di dunia ini. Orangtuanya akan bertanya kepada Allah, “Ya Allah, mengapa kami diperlakukan seperti ini?” Jawab Allah, “Ini adalah pahala bacaan Alquran anakmu.”

 

REPUBLIKA

Berkah Menambah Ketaatan kepada Allah

BERKAH adalah kata yang diinginkan oleh hampir semua hamba yang beriman, karenanya orang akan mendapat limpahan kebaikan dalam hidup.

Berkah bukanlah cukup dan mencukupi saja, tapi berkah ialah bertambahnya ketaatanmu kepada Allah Ta’ala dengan segala keadaan yang ada, baik berlimpah atau sebaliknya.

Berkah itu, “Albarokatu tuziidukum fi thoah” (Berkah menambah taatmu kepada Allah)

Hidup yang berkah bukan hanya sehat, tapi kadang sakit itu justru berkah sebagaimana Nabi Ayub, sakitnya menambah taatnya kepada Allah. Berkah itu tak selalu panjang umur, ada yang umurnya pendek tapi dahsyat taatnya layaknya Musab ibn Umair.

Tanah yang berkah itu bukan karena subur dan panoramanya indah, karena tanah yang tandus seperti Mekkah punya keutamaan di hadapan Allah tiada yang menandingi. Makanan berkah itu bukan yang komposisi gizinya lengkap, tapi makanan itu mampu mendorong pemakannya menjadi lebih taat setelah makan.

Ilmu yang berkah itu bukan yang banyak riwayat dan catatan kakinya, tapi yang berkah ialah yang mampu menjadikan seseorang meneteskan keringat dan darahnya dalam beramal dan berjuang untuk agama Allah.

Penghasilan berkah juga bukan gaji yang besar dan bertambah, tapi sejauh mana ia bisa jadi jalan rizki bagi yang lainnya dan semakin banyak orang ysng terbantu dengan penghasilan tersebut.

Anak-anak yang berkah bukanlah saat kecil mereka lucu dan imut atau setelah dewasa mereka sukses bergelar dan mempunyai pekerjaan dan jabatan hebat, tapi anak yang berkah ialah yang senantiasa taat kepada Rabb-Nya dan kelak di antara mereka ada yang lebih saleh dan tak henti-hentinya mendoakan kedua orangtuanya.

Semoga segala aktifitas kita hari ini berkah. “Barang siapa yang mengajarkan satu ilmu dan orang tersebut mengamalkannya maka pahala bagi orang yang memberikan ilmu tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkan ilmu tersebut.” (HR.Bukhori Muslim)

 

INILAH MOZAIK

Memahami Hakikat Berkah yang Sesungguhnya

BAROKAH atau berkah selalu diinginkan oleh setiap orang. Namun sebagian kalangan salah kaprah dalam memahami makna berkah sehingga hal-hal keliru pun dilakukan untuk meraihnya.

Coba kita saksikan bagaimana sebagian orang ngalap berkah dari kotoran sapi. Ini suatu yang tidak logis, namun nyata terjadi. Inilah barangkali karena salah paham dalam memahami makna keberkahan dan cara meraihnya. Sudah sepatutnya kita bisa mendalami hal ini.

Dalam bahasa Arab, barokah bermakna tetapnya sesuatu, dan bisa juga bermakna bertambah atau berkembangnya sesuatu. Tabriik adalah mendoakan seseorang agar mendapatkan keberkahan. Sedangkan tabarruk adalah istilah untuk meraup berkah atau “ngalap berkah”.

Adapun makna barokah dalam Alquran dan As Sunnah adalah langgengnya kebaikan, kadang pula bermakna bertambahnya kebaikan dan bahkan bisa bermakna kedua-duanya. Sebagaimana doa keberkahan kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang sering kita baca saat tasyahud mengandung dua makna di atas.

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Maksud dari ucapan doa “keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad karena engkau telah memberi keberkahan kepada keluarga Ibrahim, doa keberkahan ini mengandung arti pemberian kebaikan karena apa yang telah diberi pada keluarga Ibrahim. Maksud keberkahan tersebut adalah langgengnya kebaikan dan berlipat-lipatnya atau bertambahnya kebaikan. Inilah hakikat barokah”.

 

INILAH MOZAIK

Film-film Religi yang Diperankan Murtad Berjilbab

Keyakinan boleh saja berpindah namun pekerjaan yang menyinggung keyakinan yang lama masih saja tetap diambil.

Barangkali inilah yang dilakukan oleh pemain film dan sinetron Rianti Cartwright. Perempuan yang berpindah agama dari Islam ke Katolik dengan nama baptis Sophia Rianti Rhiannon Cartwright itu masih memerankan seorang muslimah berhijab meski dirinya sudah menyandang murtad.

Berikut film dan film televisi (FTV) yang dibintangi istri dari Cassanova Alfonso itu.

1. Bulan Terbelah di Langit Amerika

Di film yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama yang ditayangkan pada 2015 lalu, Rianti berperan sebagai Azima. Seorang mualaf yang berjilbab rapi dan yang keislamannya ditentang oleh orangtuanya. Ibunya. Berbanding terbalik dengan kehidupan Rianti sebenarnya.

2. Putri Pak Kyai

Film televisi yang tayang di stasiun televisi nasional itu, Rianti berperan sebagai anak Kyai yang bernama Arini. FTV tersebut tayang tiga tahun lalu yaitu 2014.

3. Pinjaman Kepada Allah

Film televisi ini tayang satu bulan lalu, tepatnya 16 September 2017 tayang di stasiun televisi RCTI. Di FTV itu Rianti bermain dengan pemain sinetron Evan Sanders. Rianti tampak anggun menggunakan jilbab. Meninggalkan agama yang dibencinya namun meraup senyum kantong dari agama lamanya. [BersamaDakwah]

 

BERSAMA DAKWAH

Dzikir Tidak Hanya Lisan

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. Semoga Allah Yang Maha Membalas setiap kebaikan, menjadikan kita orang-orang yang istiqomah dalam beramal sholeh. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nNabi Muhammad Saw.

Saudaraku, yang paling utama dari dzikir itu adalah ingat kepada Allah Swt sejak dari niat kita di dalam hati. Sehingga dzikir adalah agar niat kita lurus hanya mengharap ridho Allah Swt.

Allah Swt berfirman,“Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, ibadat (kurban) ku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”.(QS. Al Anam [6] : 162-163)

Jadi, dzikir itu tidak hanya diucapkan, dilantunkan berulang-ulang secara lisan saja, tapi juga harus dimulai sejak getaran hati sehingga membuat niat kita senantiasa luruslillaahitaala.Karena Allah tidak akan menerima amal kecuali yang niatnya karena Allah Swt.

Dalam urusan keikhlasan dalam beramal misalnya, tidak begitu penting bahkan tidak perlulah keikhlasan itu diucapkan,“saya ikhlas kok!”Lakukan saja kebaikan dan biarkan urusan ikhlas itu menjadi kesibukan hati. Di dalam surat Al Ikhlas pun tidak ada kata atau kalimat “ikhlas”, justru isi dari surat ini meski suratnya pendek namun isinya adalah urusan yang sangat besar nan agung yaitu tauhiid.

Maka, orang yang ikhlas itu tidak lagi sibuk dengan penilaian manusia mengenai amalnya, ia hanya sibuk dengan satu hal yaitu bagaimana agar amalnya itu diterima oleh Allah Swt.

Nah saudaraku, marilah kita senantiasa menghadirkan dzikir sejak dari hati kita, kemudian kita ucapkan dan kita hadirkan dalam amal perbuatan kita. Agar niat kita senantiasa terjaga hanya mengharap ridho Allah Swt. Semoga setiap amal sholeh kita diterima oleh Allah Swt.Aamiin yaa Robbal aalamiin.[smstauhiid]

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

INILAH MOZAIK

Banyak Jamaah Bercita-cita Wafat di Tanah Suci, Alasannya?

Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH) menilai, banyaknya jamaah haji yang wafat tidak menentukan keberhasilan penyelenggaran haji. Namun, hal ini disebabkan oleh perspektif dan keinginan masyarakat untuk meninggal di Tanah Suci.

Wakil Ketua Umum Himpuh Muharom menjelaskan, banyak masyarakat yang bercita-cita meninggal di Tanah Suci. Karena berdasarkan hadis, ungkap dia, barangsiapa yang meninggal di Tanah Suci dan ia shaleh, maka akan mati syahid.

“Jadi, keyakinan ini, tidak menghalangi kepada mereka untuk berangkat haji, kalaupun dihadapkan dengan maut. Oleh karena itu, besar atau tingginya jumlah jamaah haji wafat, tidak menjadi ukuran sukses atau tidaknya pelayanan kesehatan, karena tidak ada kaitannya,” kata Muharom kepada Republika.co.id, Selasa (7/11).

Muharom menuturkan, jamaah haji yang rentan adalah yang memiliki penyakit risiko tinggi (risti) dan lanjut usia. Namun, untuk jamaah haji lansia, saat ini masih dianggap di atas 87 tahun.

Hal ini, menurutnya, menjadi kondisi dilematis para petugas haji, yang dalam posisi ingin menyampaikan sudah tidak wajib berangkat haji, tapi juga ada cita-cita terpendam puluhan dan belasan tahun dari calon jamaah haji agar bisa berangkat haji.

Sementara itu terkait layanan kesehatan, Muharom menilai, penyelenggaraan haji tahun ini sudah lebih bagus dibandingkan tahun lalu. Pihaknya akan lebih concern kalau ada jamaah haji sakit tapi pelayanan kesehatan tidak baik.

“Jadi kita tetap apresiasi kepada Kemenkes dan Kemenag yang memberikan pelayanan optimal. Tapi kalau masalah usia bukan tanggung jawab penyelenggara haji, dan selama mereka kalau sakit mendapatkan pelayanan bagus, ya manajemennya bagus,” katanya.

 

IHRAM

Catatan Pergi Haji dari Bosnia

Tahun 2017, tercatat 1.411 peziarah haji asal Bosnia pergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Mereka telah berangkat sekitar tanggal 29 Agustus dan 31 Agustus, dan kembali pada periode 17 September sampai 19 September.

Memang, sama halnya dengan umat Islam di seluruh dunia, termasuk yang berasal dari Bosnia Herzegovina, mengunjungi Ka’bah untuk berhaji setidaknya sekali dalam seumur hidup mereka yang mampu. Namun, situasi keuangan yang sulit merupakan kendala bagi banyak dari mereka tak menghalangi niat mereka. Biaya haji tahun 2017 mencapai 7.490 BAM ( Mark Bosnia-Herzegovina). Sebagian orang mengatakan harganya cukup mahal, namun pihak Departemen Haji dan Umroh dalam Riyasat Komunitas Islam di Bosnia menjelaskan bahwa harga haji sebenarnya tidak tinggi. Hal ini mengingat dana sebesar itu untuk mempunyai semua kebutuhan perjalanan selama berhaji.

“Harga haji terbentuk berdasarkan layanan yang ditawarkan kepada warga Muslim. Harga ini termasuk transportasi dari markas mufti ke Sarajevo, pajak bandara, transportasi udara, akomodasi selama tinggal berada di Makkah dan Madinah. Ini juga mencakup transportasi di Arab Saudi, biaya kunjungan ke berbagai tempat untuk berziarah, biaya pengadaan koper, rompi, jilbab, biaya dam untuk hewan kurban, dan serta menyediakan pakaian yang sesuai. Jadi itu adalah harga yang realistis, mengingat layanan yang kami tawarkansesuai dengan kualitas transportasi dan akomodasi dan, tentu saja, biaya makanan disertakan juga, “kata Nezim Halilović, Kepala Departemen Haji dan Umrah dalam Riyasat Komunitas Islam di Bosnia Herzegovina.

Edhem Effendi Čamdžić, mantan Mufti Banja Luka, yang mengaku sudah empat kali pergi ke haji. Kepergian pertamanya dia lakukan pada tahun 1980. Dia pun mengatakan bahwa sesampai di tanah suci perasaannya memang tak bisa dilukiskan.

“Kita tahu bahwa tidak semua orang bisa pergi berhaji. Inilah yang membuat orang tidak boleh mengatakan bahwa pergi haji mahal. Saya pergi ke sana empat kali dan saya akan pergi 40 kali lagi. Dahulu kala, orang-orang dari wilayah Bosnia ini pergi ke haji dengan kuda, pertama ke Dubrovnik, kemudian dengan perahu ke Mesir, di sepanjang Alexandria ke Terusan Suez, dan kemudian ke Jeddah. Ada sekitar 70 kilometer dari Jeddah ke Makkah. Sekarang semuanya berbeda,” kata Čamdžić.

Čamdžić mengatakan jumlah seluruh jamaah haji di Makkah pada tahun 1980 mencapai hampir satu juta orang.”Meski prang sebanyak itu, tapi tidak ada yang mengganggu siapa pun. Itu adalah kenangan tak terlupakan. Ketika saya melihat Ka’bah untuk pertama kalinya pada tahun 1980, saya sangat gembira. Aku juga seperti merasa pingsan di Masjid Nabawi. Bayangkan, saya ini seseorang yang datang dari sebuah negara kecil, berhasil mendekati Nabi. Maka saya hanya bisa menangis saat membicarakan hal itu, “kata Čamdžić.

 

IHRAM

Keutamaan Anak Perempuan Dalam Islam

KEHADIRAN anak dalam rumah tangga muslim merupakan nikmat yang besar dari Allah Taala. Namun, sebagian orang ada yang lebih mendambakan kehadiran anak laki-laki daripada anak perempuan. Anak laki-laki dianggap lebih mulia daripada anak perempuan. Mereka bangga dan bergembira tatakala dikaruniai anak laki-laki.

Sebaliknya, bagi sebagian orang kehadiran anak perempuan merupakan aib dan dianggap bencana. Mereka sedih dan kecewa jika dikaruniai anak perempuan. Padahal kehadiran anak perempuan juga termasuk nikmat dari Allah. Bahkan Islam secara khusus menjelaskan tentang keutamaan anak perempuan dan ganjaran bagi orangtua yang memelihara dan mendidik anak-anak perempuan mereka.

Al Imam Muslim rahimahullah membuat sebuah bab dalam kitab sahihnya dengan judul “Keutamaan Berbuat Baik kepada Anak-Anak Perempuan”. Beliau membawakan tiga hadis sebagai berikut :

Pertama. Hadits dari Aisyah radhiyallahu anha, beliau berkata,

“Ada seorang wanita yang datang menemuiku dengan membawa dua anak perempuannya. Dia meminta-minta kepadaku, namun aku tidak mempunyai apapun kecuali satu buah kurma. Lalu akau berikan sebuah kurma tersebut untuknya. Wanita itu menerima kurma tersebut dan membaginya menjadi dua untuk diberikan kepada kedua anaknya, sementara dia sendiri tidak ikut memakannya. Kemudian wanita itu bangkit dan keluar bersama anaknya. Setelah itu Nabi shallallahu alaihi wa sallam datang dan aku ceritakan peristiwa tadi kepada beliau, maka Nabi shallallhu alaii wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak perempuan, kemudia dia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang dari siksa api neraka” (H.R Muslim 2629)

Kedua. Diriwayatkan juga dari Aisyah radhiyallahu anha, beliau berkata,

“Seorang wanita miskin datang kepadaku dengan membawa dua anak perempuannya, lalu aku memberinya tiga buah kurma. Kemudian dia memberi untuk anaknya masing-masing satu buah kurma, dan satu kurma hendak dia masukkan ke mulutnya untuk dimakan sendiri. Namun kedua anaknya meminta kurma tersebut. Maka si ibu pun membagi dua kurma yang semula hendak dia makan untuk diberikan kepada kedua anaknya. Peristiwa itu membuatku takjub sehingga aku ceritakan perbuatan wanita tadi kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, : Sesungguhnya Allah telah menetapkan baginya surga dan membebaskannya dari neraka” (H.R Muslim 2630)

Ketiga. Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku.” (Anas bin Malik berkata : Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau). (HR Muslim 2631)

Hadis-hadis di atas menunjukkan keutamaan anak-anak perempuan dalam agama Islam. Imam An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Hadis-hadis di atas menunjukkan keutamaan berbuat baik kepada anak-anak perempuan, memberi nafkah kepada mereka, serta bersabar dalam mengurus seluruh urusan mereka.”

Anak perempuan merupakan ujian bagi orangtua. Sebagian orang tidak suka dengan kehadiran anak perempuan dan sangat bergembira ketika memiliki anak laki-laki. Oleh karena itu kehadiran anak-anak perempuan dianggap sebagai ujian. Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Anak perempuan disebut sebgai ibtilaa (ujian) karena umumnya manusia tidak menyukai mereka.” Hal ini juga sebagaimana Allah Taala firmankan:

“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah , Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. ” (QS An Nahl: 58)

Yang dimaksud mengayomi anak perempuan adalah menunaikan hak-hak mereka seperti makan, pakaian, pendidikan, dan lain-lain. Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Yang dimaksud adalah menunaikan hak-hak dengan menafkahi dan mendidik mereka serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lainnya.”

Terdapat ganjaran yang besar bagi orangtua yang mengayomi anak perempuan mereka, berupa nikmat surga, terhalangi dari siksa api neraka, dan kedekatan bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam di akhirat.
Saudaraku, lihatlah bagaimana Islam memuliakan anak perempuan dan memberi ganjaran khusus bagi orang tua yang mau mengayomi anak-anak perempuan mereka. Semoga Allah Taala senantiasa memberikan kita keturunan yang saleh dan salihah. Wallahul mustaan.

[Syarh Shahih Muslim, Imam An An Nawawi rahimahullah/dr.Adika M]

INILAH MOZAIK

Pesan Luqman: Allah Mengetahui Keadaan Hamba-Nya

ALLAH bercerita tentang pesan Luqman,

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, pada waktu ia memberi pelajaran kepadanya, Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13).

Luqman berpesan kepada anaknya untuk beribadah kepada Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun karena syirik adalah dosa yang paling besar.

Allah Mengetahui Keadaan Hamba-Nya

Allah melanjutkan cerita Luqman,

“(Luqman berkata), Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mehttp://porsiwp.eumroh.com/wp-admin/post-new.phpngetahui.” (QS. Luqman: 16).

Al-Qurthubi mengatakan, “Telah diceritakan bahwa putra Luqman bertanya kepada ayahnya tentang sebutir biji yang jatuh ke dasar laut, apakah Allah mengetahuinya? Maka Luqman menjawab dengan mengulangi jawaban semula dalam firman-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Luqman: 16).

 

INILAH MOZAIK

Semua Atas Izin Allah

Semoga Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan doa, menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang husnul khotimah. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Tiada satupun racun, sekuat apapun racun itu, yang bisa membuat mati. Kematian terjadi hanya atas izin Allah Swt. Racun sama sekali tidak mematikan. Racun hanya jalan dari kematian yang Allah tetapkan. Ini hanya sebuah ilustrasi.

Kita tidak boleh memiliki pikiran atau keyakinan bahwa ada sesuatu yang bisa terjadi tanpa keterlibatan izin Allah. Sungguh, tidak ada selembar daunpun yang jatuh ke atas bumi melainkan ia jatuh atas izin Allah.

Perbuatan yang diusahakan oleh manusia adalah perbuatan yang Allah ridhoi dan Allah izinkan terjadi, maka perbuatan tersebut berbuah pahala. Sedangkan perbuatan yang diusahakan oleh manusia, lalu Allah mengizinkan itu terjadi namun Allah tidak ridho, maka berbuah dosa.

Maka, tidak ada pencurian yang terjadi kecuali atas izin Allah, akan tetapi Allah tidak ridho dan bagi si pencuri pasti ada balasannya. Sedangkan bagi yang dicuri, jika dia tafakur, sabar dan taubat, maka baginya pahala dan naik derajatnya di hadapan Allah Swt.

Demikian pula dengan obat. Obat tidak bisa memberi manfaat, tidak bisa menyembuhkan, kecuali atas izin Allah. Obat hanya jalan bagi ketetapan Allah untuk menyembuhkan seseorang.

Allah Swt berfirman, “Jika Allah menimpakan sesuatu kemadhorotan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Yunus [10]:107)

Jadi, kejadian apapun, baik kita sukai maupun yang tidak kita sukai, pasti terjadi atas izin Allah. Semoga kita senantiasa bisa menafakuri setiap kejadian apapun dan menjadi ladang amal bagi kita untuk mencapai derajat yang lebih tinggi di hadapan Allah Swt.Aamiin yaa Robbal aalamiin. [smstauhiid]

 

INILAH MOZAIK