‘Memperbaiki’ Syahadat

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. dan hanya kembali kepada-Nya. Dialah Allah Yang Maha Mengetahui segala rahasia di setiap hati manusia. Hanya kepada Allah kita menyembah dan memohon perlindungan. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Saudaraku, kalau ada orang muslim yang belum baik akhlaknya, masih gemar berbuat dosa, kata-katanya masih banyak yang kotor, dusta dan menyakiti orang lain, perbuatannya masih sering menzholimi orang lain, maka kemungkinan besar belum benar syahadatnya. Ia baru menyatakan dua kalimat syahadat sebatas ucapan saja, belum meresap ke dalam hatinya, belum kokoh menjadi keyakinannya.

Asyhadu anlaa ilaaha illAllah. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah.Kalimat ini baru sebatas lisannya. Sementara di dalam hatinya masih ada tuhan-tuhan lain yang selalu ia ingat, ia sebut, ia kejar, ia utamakan. Yaitu harta, pangkat, jabatan, popularitas, pasangan, dan urusan duniawi lainnya.

Wa asyhadu anna Muhammadan rosuululloh. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.Kalimat inipun masih sebatas lisan. Sementara dalam hatinya ia mengidolakan orang lain. Pada sikapnya sehari-hari ia tidak meneladani perilaku Rasulullah Saw. Padahal Allah Swt berfirman,“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rohmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”(QS. Al Ahzab [33]:21)

Maka, marilah kita senantiasa mengevaluasi diri kita, sudahkah dua kalimat syahadat yang sering kita ucapkan ini benar-benar menjelma dalam hati dan sikap kita sehari-hari. Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang setiap niatnya, tutur katanya dan sikapnya ada dalam ketaatan kepada Allah dan rosul-Nya.Aamiin yaa Robbal aalamiin. [*]

 

INILAH MOZAIK

Menahan Amarah Salah Satu Akhlak Penghuni Surga

Allah SWT menggolongkan orang-orang yang mampu menahan amarahnya sebagai kelompok yang diistimewakan masuk surga. Sebab, menahan amarah merupakan salah satu akhlak penghuni surga.

Abu Umamah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mampu menahan amarahnya, padahal dirinya sanggup melampiaskannya, niscaya Allah SWT akan memenuhi dirinya dengan keridaan di hari Kiamat.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Allah akan memenuhi dirinya dengan keamanan dan keimanan di hari Kiamat.”

Demikian pula, Rasulullah SAW bersabda tentang orang-orang yang memaafkan orang lain, “Tidakkah seseorang memaafkan satu saja perbuatan aniaya (yang dilakukan seseorang terhadapnya), kecuali Allah SWT menambahkan kemuliaan padanya lantaran sikap memaafkannya itu.”

Sebagaimana diketahui, Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok yang santun dan selalu berlapang dada. Dalam masalah ini, terdapat sejumlah peristiwa yang diriwayatkan Rasulullah SAW. Di antaranya, beliau pernah berpergian bersama Umar bin Khathathab. Tiba-tiba seorang laki-laki Badui menghadang Nabi SAW dan berkata lancang kepada beliau.

Dikisahkan dari Ensiklopedia Alquran bahwa kejadian ini menyebabkan Umar naik pitam sehingga berniat mencabut pedangnya untuk membunuh lelaki itu. Namun Rasulullah SAW malah tersenyum lembut dan mencegah tindakan Umar ra. Setelah berhasil menenangkan orang Badui itu, beliau berkata kepada Umar ra, “Orang kuat bukanlah orang yang jago berkelahi, tapi orang yang sanggup mengendalikan dirinya ketika marah.”

Selain itu terjadi sebuah peristiwa langka perihal menahan amarah. Dikisahkan dari buku tersebut bahwa Imam Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib (Ali Zain al-Abidin) memiliki seorang budak wanita. Imam Ali bin Husain terbiasa melaksanakan shalat tahajud. Pada suatu waktu, beliau memanggil budaknya itu untuk menuangkan air untuknya saat berwudhu.

Ketika itu, Imam Ali merendahkan kepalanya agar si budak menuangkan air di atas kepalanya. Rupanya, budak itu sangat mengantuk, tak ayal genggamannya pun melemah. Akibatnya, tempat air itu terlepas dan menimpa kepada Imam Ali, sehingga kepalanya terluka dan berdarah. Beliau pun meringis kesakitan seraya menatap budak wanita itu dengan wajah sangat marah.

Lalu sang budak mengatakan pada beliau bahwa Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang menahan amarahnya…” Tampaknya Imam Ali menyadari sikapnya itu dan berkata, “Aku menahan amarahku.” “Dan orang yang memaafkan orang lain,” lanjut budak wanita itu. “Allah memaafkan dirimu,” kata beliau. “Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan,” kata budak itu melanjutkan ayat yang dikutip.

Barangkali sang budak mengucapkan itu demi menyempurnakan ayat yang dibacanya. Namun Imam Ali memahaminya lain dan berkata, “Aku memerdekakanmu. Engkau dimerdekakan semata-mata karena Allah SWT.”

Budak wanita  itu terharu mendengar ucapan tersebut sehingga meneteskan air mata. Sambil menangis, ia berkata kepada Imam Ali, “Anda memberi kemerdekaan padaku, tapi Anda memperbudakku dengan makrifat dan keimananmu yang mendalam kepada Allah SWT. Kerena itu, perkenankan aku mengabdi kepadamu hingga akhir hayatku.” Imam Ali tersenyum mendengarnya, lalu berkata, “Terserah kepadamu.”

Kisah di atas menggambarkan keteladanan yang dicontohkan para pemuka Islam yang selalu berusaha berakhlak dengan akhlak Alquran dan akhlak Rasulullah SAW.

 

 

REPUBLIKA

Menjaga Silaturahim dengan Kerabat

Menurut ajaran Islam, menyambung hubungan dengan kerabat atau orang-orang yang mempunyai pertalian keluarga dengan kita adalah bagian dari ibadah. Kegiatan yang dalam istilah lainnya juga dikenal dengan silaturahim ini bahkan disebut-sebut sebagai penyebab bertambahnya rezeki dan diberkahinya umur seseorang.

Dalam satu riwayat dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hedaklah ia bersilaturahim.” (HR mutta faq alaih).

Ustaz Khalid Basalamah mengatakan, jika ditinjau dari sisi hukum Islam, kerabat itu terdiri atas dua macam. Yang pertama disebut mahram atau orang-orang yang haram untuk dinikahi. Beberapa contoh kerabat yang masuk dalam kategori mahram adalah ibu, ayah, anak kandung, saudara kandung, anak dari saudara kandung, saudara sesusuan, mertua, saudara kan dung ayah, saudara kandung ibu, kakek, dan nenek. Semen tara, yang kedua adalah kerabat yang bu kan mahram. Con tohnya adalah sepupu, adik ipar/kakak ipar, dan saudara dari mertua.

Dijelaskannya, menjaga silaturahim dengan para kerabat (baik mahram atau bukan) termasuk amalan yang utama menurut ajaran Islam. “Bahkan, mereka (para kerabat) itu harus kita dahulukan da lam segala hal dibandingkan dengan kaum Muslim lainnya,” ujarnya saat meng isi kajian Islam yang digelar komunitas Maa Haa Dzaa di Masjid al-Ikhlas Kompleks Karang Tengah Permai Cile dug, Tangerang, Banten, November lalu.

Khalid mengungkapkan, jika seseorang memberi sedekah kepada orang lain yang bukan kerabatnya, ia akan mendapatkan satu pahala dari Allah SWT, yaitu pahala sedekah. Sementara, jika orang itu mendahulukan memberi se dekah kepada kerabatnya dibanding kan dengan orang lain, ia akan mendapat dua pahala sekaligus, yaitu pahala sedekah dan pahala silaturahim. Rasulul lah bersabda, “Sedekah kepada orang miskin adalah sedekah biasa, sedangkan sedekah kepada orang yang memiliki hubungan rahim (kerabat) adalah dua pahala, yaitu pahala sedekah dan pahala silaturahim.” (HR an-Nasai).

 

REPUBLIKA

Benarkah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Lahir Hari Senin?

Sebagian umat Islam ada yang belum mengetahui kapan Nabinya Shallallahu Alaihi wa Sallam lahir karena tidak pernah membaca atau lupa. Dalam hal ini, ada beberapa keterangan yang kami himpun berikut.

Abu Qatadah Al-Anshari Radhiyallahu Anhu meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang puasa hari Senin, maka Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab,

ذَلِكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ فِيهِ النُّبُوَّةُ

“Itu adalah hari yang aku dilahirkan dan diturunkannya risalah kenabian kepadaku.” (HR. Muslim).

Dari hadits ini dapat dipahami bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam lahir pada hari Senin, hal tersebut sudah disepakati oleh para ulama.

Ibnu Abbas serta yang lainnya juga menyatakan demikian. Namun, menurut sebagian riwayat, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dilahirkan pada hari Jumat dan ini merupakan pendapat yang lemah dan tertolak.

Abu Ja’far Al-Baqir tidak menanggapi masalah ini, dan dia mengatakan, “Hanya Allah yang mengetahui hal tersebut.” Ia berpendapat demikian karena belum mengetahui dalil yang bisa dijadikan sebagai sandaran sehingga diam dalam masalah tersebut merupakan sikap kehati-hatian.

Sementara itu, jumhur (mayoritas) ulama mempunyai dalil yang kuat untuk menyatakan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam lahir pada hari Senis. Dalam satu riwayat dari Abu Ja’far menyebutkan bahwa dia sependapat dengan jumhur ulama bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dilahirkan pada hari Senin.

Hadits riwayat Abu Qatadah di atas menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dilahirkan siang hari pada hari Senin. Dalam riwayat lain diterangkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dilahirkan pada saat terbit fajar di hari Senin.

Abu Ja’far bin Abi Syaibah dalam kitab Tarikh dan Abu Na’im dari jalur yang sama dalam kitab Ad-Dala`il, dengan sanad yang lemah, meriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Ash, bahwa dia berkata,

“Di daerah Mar Az-Zahran, ada seorang rahib yang bernama Aish yang berasal dari Syam, dia pernah mengatakan,

‘Wahai penduduk Mekah, dalam waktu dekat akan lahir seorang bayi, yang kelak bangsa Arab akan mengikuti agamanya dan dia akan menguasai bangsa Ajam (non-Arab). Dan inilah adalah masanya.’ Tidaklah seorang bayi yang lahir di Mekah, melainkan rahib itu pasti ditanya tentangnya.”

 

 

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Shalat Rawatib Bukan Sekadar Penyempurna

Shalat rawatib adalah shalat dilakukan sebelum atau sesudah shalat fardhu. Hukumnya adalah sunnah. Yang mana shalat ini adalah sebagi penyempurna shalat fadhu (wajib).

Rasulullah sallallahu alaihi wasallam dan juga para sahabat selalu menjaga shalat sunnah. Shalat sunnah dapat dikerjakan di masjid atau di rumah, tapi yang terbaik shalat sunnah dilakukan di rumah.

Dalam buku Teladan Rasulullah yang ditulis Ahmad Hatta disebutkan beberapa hadist yang menyebutkan kapan dan berapa rakaat shalat sunnah rawatib. Yang mana dikerjakan sesuai dengan yang dikerjakan oleh Rasulullah sallallahu alaihi wasallam.

Ibnu Umar meriwayatkan, “Aku pernah melaksanakan shalat bersama Rasulullah dua rakaat sebelum Zhuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah Maghrib di rumah beliau, dan dua rakaat setelah Isya di rumah beliau.”(HR. Tirmidzi, Bukhari, Muslim dan Ahmad)

Hafshah meriwayatkan, “Rasulullah melaksanakan shalat dua rakaat ketika fajar menyingsing dan azan berkumandang.”(HR. Tirmudzi, Bukhari, Muslim, an Nasa’I dan Ahmad)

Ibnu Umar meriwayatkan, “Aku memelihari delapan rakaat shalat (sunnah ): dua rakaat sebelum Zhuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah Maghrib, dan dua rakaat setelah Isya yang diajarkan Rasulullah.  Selain delapan rakaat itu, Hafshah menambahkan dua rakaat sebelum Subuh. Tetapi, aku tidak pernah melihat Rasulullah melakukan itu.”(HR. Tirmidzi)

Jadi, dari penjelasan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dua belas rakaat sunnah rawatib,
•    Dua rakaat sebelum Subuh
•    Dua rakaat sebelum Zuhur
•    Dua rakaat setelah Zuhur
•    Dua rakaat sebelum Ahar
•    Dua rakaat setelah Maghrib
•    Dua rakaat setelah Isya

Selain itu, bukan hanya sekadar penyempurna, tetapi juga ada keistimewaan yang diberikan Allah subhanhau wa ta’ala kepada siapa pun yang mengerjakan sunnah rawatib.

Dari istri Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, Ummu Habibah radhiyallahu anhu, ia berkata, “Tidaklah seorang hamba Muslim yang shalat karena Allah tiap hari 12 rakaat shalat tathawwu’ di luar shalat fardhu, melainkan Allah bangunkan baginya rumah di dalam surga, atau melainkan dibangunkan baginya rumah di dalam surga. “(HR. Muslim)

 

REPUBLIKA

Berbaktilah kepada Orang Tua

Durhaka kepada kedua orang tua termasuk dalam dosa besar. Sederajat dengan syirik, dimana balasannya sudah dirasakan di dunia dan menyebabkan tertolaknya pahala dan masuk neraka.

Karena durhaka sama saja dengan kita tidak mengakui keutamaan orangtua dan kebaikannya. Itu adalah tanda kebodohan akal dan kerendahan mental.

Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Keridhaan Allah bergantung kepada keridhaan orangtua dan kemurkaan-Nya juga bergantung kepada kemurkaan kedua orangtua.”(HR. Tirmidzi).

Dalam buku Shahih Wasiat Rasulullah yang ditulis oleh Syaikh Abu Ubaaidah Usmah bin Muhammad Al Jamal disebutkan beberapa contoh bentuk kedurhakaan kepada kedua orangtua, di antaranya:

  1. Menjadikan keduanya menangis dan sedih, baik dengan ucapan ataupun perbuatan.
  2. Membentak keduanya dengan meninggikan suara.
  3. Menggerutu terhadap perintah keduanya. Seperti, mengucapkan kata “Uh” meskipun dia tetap melaksanakannya.
  4. Bermuka masam. Ada beberapa orang yang jika diluar rumah memperlihatkan keceriaannya, tetapi jika di rumah dan duduk bersama kedua orang tuanya berubah menjadi masam.
  5. Melihat dengan pandangan marah. Memberikan pandangan yang tajam jika berhadapan dengan keduanya.
  6. Memerintah keduanya, seperti menyapu, mencuci, atau mengambilkan makanan. Apalagi kepada ibu. Tetapi jika itu keinginannya sendiri dan masih mampu melakukannya, tidak mengapa, meskipun tentunya dengan ucapan syukur dan mendoakannya.
  7. Tidak membantu ibu dalam pekerjaan rumah.
  8. Berwajah buruk, memotong ucapan, menyalahkan ucapannya, dan berdebat saat berbicara dengan keduanya.
  9. Mengkritik dan mengungkapkan aib keduanya kepada orang lain.
  10. Menitipkan mereka di panti wreda.
  11. Meninggalkan keduanya, tidak mau menasehati keduanya jika melakukan kemaksiatan.
  12. Membawa keduanya ke dalam kesulitan (pribadi). Misalnya berhutang tanpa melunasinya, berprilaku buruk di sekolah.
  13. Lama berada di luar rumah.
  14. Banyak meminta kepada keduanya padahal keduanya sedikit hartanya.
  15. Melakukan kemungkaran di depan keduanya, seperti merokok, tidak shalat karena tertidur atau tidak mau dibangunkan.

 

Sumber : Shahih Wasiat Rasulullah yang ditulis oleh Syaikh Abu Ubaaidah Usmah bin Muhammad Al Jamal. 

REPUBLIKA

 

 

————————————-
Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini!

Sedekah Saat Susah, Berlipat Pahalanya

ADA yang hanya sedikit dalam bersedekah, namun pahalanya berlipat. Bahkan ada yang pahalanya berlipat ketika susah namun masih bersedekah. Ada yang bersedekah dengan 1 dirham lalu bisa mengalahkan sedekah dengan 100 ribu dirham.

Dari Abu Hurairah dan Abdullah bin Hubsyi Al Khotsami, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya sedekah mana yang paling afdhol. Jawab beliau, “Sedekah dari orang yang serba kekurangan.” (HR. An Nasai no. 2526. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Hadits di atas ada beberapa tafsiran. Ada ulama yang mengatakan maksudnya adalah keutamaan sedekah saat susah. Ada yang mengatakan bahwa sedekah tersebut dilakukan dalam keadaan hati yang senantiasa “ghina” yaitu penuh kecukupan. Ada juga yang mengatakan maksudnya adalah bersedekah dalam keadaan miskin dan sabar dengan kelaparan. (Lihat Aunul Mabud, 4: 227)

Dalam hadits disebutkan, Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Satu dirham dapat mengungguli seratus ribu dirham”. Lalu ada yang bertanya, “Bagaimana itu bisa terjadi wahai Rasulullah?” Beliau jelaskan, “Ada seorang yang memiliki dua dirham lalu mengambil satu dirham untuk disedekahkan. Ada pula seseorang memiliki harta yang banyak sekali, lalu ia mengambil dari kantongnya seratus ribu dirham untuk disedekahkan.” (HR. An Nasai no. 2527 dan Imam Ahmad 2: 379. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Sedekah yang paling afdhol adalah sedekah ketika orang penuh kekurangan, itulah yang dapat dipahami dari hadits di atas. Padahal hadits yang berbunyi, “Sebaik-baik sedekah adalah dari orang yang banyak harta.” (HR. Bukhari no. 1426 dan Muslim no. 1034).

Penulis Aunul Mabud mengatakan bahwa yang dimaksud hadits di atas adalah sebaik-baik sedekah dilihat dari keadaan setiap orang, kuatnya ia bertawakkal dan lemahnya keyakinan. Adapula yang memaksudkan bahwa yang dimaksud adalah sedekah dari orang yang hatinya senantiasa merasa cukup. Dimaknakan demikian supaya tidak bertentangan dengan hadits sebelumnya.

Jadi intinya, sedekah itu dilihat dari keluasan rezeki setelah mengeluarkan nafkah yang wajib pada keluarga. Allah Taala berfirman, “Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ” Yang lebih dari keperluan.” (QS. Al Baqarah: 219). Al afwu dalam ayat di atas bermakna sedekah itu di luar kebutuhan pokok (Lihat Tafsir Al Quran Al Azhim karya Ibnu Katsir, 2: 145).

Hanya Allah yang memberi taufik. [Muhammad Abduh Tuasikal]

 

INILAH MOZAIK

28 Tips Rumah Tangga Mesra Ala Nabi Muhammad

RASULULLAH adalah sosok suami yang paling mesra terhadap istri-istrinya. Berikut beberapa tips untuk menjaga kemesraan yang dikompilasi dari hadis-hadis dan riwayat yang menceritakan Rasulullah SAW.

1. Suami membukakan pintu untuk istrinya, baik di kendaraan, rumah, maupun yang lain

Istilah yang cukup akrab di telinga kita, yang katanya orang-orang modern ini “Ladies First” ternyata sudah dilakukan Rasulullah sejak berabad-abad yang lalu, disaat kebudayaan lain di dunia menganggap wanita lebih rendah, bahkan diragukan statusnya sebagai “manusia”.

Dari Anas, dia berkata: “Kemudian kami pergi menuju Madinah (dari Khaibar). Aku lihat Nabi SAW menyediakan tempat duduk yang empuk dari kain di belakang beliau untuk Shafiyyah. Kemudian beliau duduk di samping untanya sambil menegakkan lutut beliau dan Shafiyyah meletakkan kakinya di atas lutut beliau sehingga dia bisa menaiki unta tersebut.” (HR Bukhari)

2. Mencium istri ketika pergi dan datang

Sungguh hal yang romantis dan bisa menimbulkan rasa kasih sayang jika kita bisa membiasakan mencium istri/suami ketika hendak bepergian atau baru pulang.

Dari Aisyah ra, bahwa NabiSAW biasa mencium istrinya setelah wudhu, kemudian beliau shalat dan tidak mengulangi wudhunya.”(HR Abdurrazaq)

3. Makan/minum sepiring/segelas berdua

Dari Aisyah RA, ia berkata : Saya dahulu biasa makan his (sejenis bubur) bersama Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam ” (HR. Bukhori dalam Adabul Mufrod)

Dari Aisyah Ra, ia berkata : Aku biasa minum dari gelas yang sama ketika haidh, lalu Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam mengambil gelas tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat aku meletakkan mulut, lalu beliau minum (HR Abdurrozaq dan Said bin Manshur, dan riwayat lain yang senada dari Muslim.)

Nabi saw pernah minum di gelas yang digunakan Aisyah. Beliau juga pernah makan daging yang pernah digigit Aisyah.(HR Muslim No. 300)

Bahkan keberkahannya dijamin,diriwayatkan Abu Hurairah : “Makanan berdua cukup untuk tiga orang, makanan tiga orang cukup untuk empat orang” ( HR Bukhori (5392) dan Muslim (2058))

4. Suami menyuapi istri

Dari Saad bin Abi Waqosh ra berkata : Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda : “Dan sesungguhnya jika engkau memberikan nafkah, maka hal itu adalah sedekah, hingga suapan nasi yang engkau suapkan ke dalam mulut istrimu” (HR Bukhori (VI/293) dan Muslim (V/71)

5. Berlemah lembut, melayani/menemani istri yang sedang sakit (memanjakan istri sakit)

Diriwayatkan oleh Aisyah ra, nabi SAW adalah orang yang penyayang lagi lembut. Beliau orang yang paling lembut dan banyak menemani istrinya yang sedang mengadu atau sakit. (HR Bukhari No 4750, HR Muslim No 2770)

6. Bersenda gurau dan membangun kemesraan

Aisyah dan Saudah pernah saling melumuri muka dengan makanan. Nabi SAW tertawa melihat mereka. (HR Nasai dengan isnad hasan)

Dari Zaid bin Tsabit berkata tentang Rasulullah : suka bercanda dengan istrinya (HR Bukhari)

7. Menyayangi istri dan melayaninya dengan baik

Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah bersabda: Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik diantara kalian ialah yang paling baik terhadap istrinya (HR.Tirmidzi, Ibnu Hibban, hadits hasan shahih).

8. Memberi hadiah

Dari Ummu Kaltsum binti Abu Salamah, ia berkata, “Ketika Nabi SAW menikah dengan Ummu Salamah, beliau bersabda kepadanya, Sesungguhnya aku pernah hendak memberi hadiah kepada Raja Najasyi sebuah pakaian berenda dan beberapa botol minyak kasturi, namun aku mengetahui ternyata Raja Najasyi telah meninggal dunia dan aku mengira hadiah itu akan dikembalikan. Jika hadiah itu memang dikembalikan kepadaku, aku akan memberikannya kepadamu.”

Ia (Ummu Kultsum) berkata, “Ternyata keadaan Raja Najasyi seperti yang disabdakan Rasulullah SAW, dan hadiah tersebut dikembalikan kepada beliau, lalu beliau memberikan kepada masing-masing istrinya satu botol minyak kasturi, sedang sisa minyak kasturi dan pakaian tersebut beliau berikan kepada Ummu Salamah.” (HR Ahmad)

9. Tetap romantis walau istri sedang haid

Haid, adalah sesuatu yang alamiah bagi wanita. Berbeda dengan pandangan kaum Yahudi, yang menganggap wanita haid adalah najis besar dan tidak boleh didekati.

Ketika Aisyah sedang haid, Nabi SAW pernah membangunkannya, beliau lalu tidur dipangkuannya dan membaca Al Quran (HR Bukhari no 7945)

10. Mengajak istri makan di luar

Mungkin kebanyakan kita, lebih suka pergi bersama teman-teman, meninggalkan istri di rumah. Nah yang ini mungkin familiar, saya suka bilang ama istri “nge-date” yuk! ini bisa membangkitkan romantisme berdua. Menikmati lingkungan disekitar.

Anas mengatakan bahwa tetangga Rasulullah SAW -seorang Persia- pintar sekali membuat masakan gulai. Pada suatu hari dia membuatkan masakan gulai yang enak untuk Rasulullah SAW. Lalu dia datang menemui Rasululiah SAW untuk mengundang makan beliau. Beliau bertanya: “Bagaimana dengan ini? (maksudnya Aisyah).” Orang itu menjawab: “Tidak.” Rasulullah SAW berkata: “(Kalau begitu) aku juga tidak mau.” Orang itu kembali mengundang Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bertanya: “Bagaimana dengan ini?” Orang itu menjawab: “Tidak.” Rasulullah kembali berkata: “Kalau begitu, aku juga tidak mau.” Kemudian, orang itu kembali mengundang Rasulullah saw. dan Rasulullah saw. kembali bertanya: “Bagaimana dengan ini?” Pada yang ketiga kalinya ini orang Persia itu mengatakan: “Ya.” Akhirnya mereka bangun dan segera berangkat ke rumah laki-laki itu.” (HR Muslim)

11. Mengajak istri jika hendak ke luar kota.

Biasanya para suami, kalau ada tugas ke luar kota, hal-hal seperti ini dijadikan kesempatan. Tapi tak ada salahnya kalau rejeki kita cukup, kita ajak istri kita pergi juga, tinggal bilang sama bos (syukur-syukur kalau bos mau bayarin hehehe..), kalo saya biasanya biaya sendiri.

Aisyah berkata: “Biasanya Nabi saw. apabila ingin melakukan suatu perjalanan, beliau melakukan undian di antara para istri. Barangsiapa yang keluar nama/nomor undiannya, maka dialah yang ikut pergi bersama Rasulullah saw. (HR Bukhari dan Muslim)

12. Menghibur diri bersama istri ke luar rumah (entertainment)

Dari Aisyah, dia berkata: “Pada suatu hari raya orang-orang berkulit hitam mempertontonkan permainan perisai dan lembing. Aku tidak ingat apakah aku yang meminta atau Nabi saw. sendiri yang berkata padaku: Apakah aku ingin melihatnya?Aku jawab: Ya. Lalu beliau menyuruhku berdiri di belakangnya. Pipiku menempel ke pipi beliau. Beliau berkata: Teruskan main kalian, wahai Bani Arfidah (julukan orang-orang Habsyah)! Hingga ketika aku sudah merasa bosan beliau bertanya: Apakah kamu sudah puas?Aku jawab: Ya. Beliau berkata: Kalau begitu, pergilah!'” (HR Bukhari dan Muslim)

13. Mencium istri sering-sering

Mencium istri dengan penuh kasih sayang, sangatlah mulia dan romantis. Berbeda dengan ciuman yang dilakukan karena nafsu seperti di film-film yang kebanyakan ada di layar kaca.

Nabi saw sering mencium Aisyah dan itu tidak membatalkan puasa (HR Nasai dalam Sunan Kubra II/204)

14. Suami mengantar istri

Kadang banyak dari kita malas mengantar istri kita bepergian. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jika istri saya keluar rumah sendirian, ada masalah di jalan dia kebingungan.

Shafiyyah, istri Nabi SAW, menceritakan bahwa dia datang mengunjungi Rasulullah saw. ketika beliau sedang melakukan itikaf pada hari sepuluh yang terakhir dari bulan Ramadhan. Dia berbicara dekat beliau beberapa saat, kemudian berdiri untuk kembali. Nabi saw. juga ikut berdiri untuk mengantarkannya.” (Dalam satu riwayat492 dikatakan: “Nabi SAW berada di masjid. Di samping beliau ada para istri beliau. Kemudian mereka pergi (pulang). Lantas Nabi saw. berkata kepada Shafiyyah binti Huyay: Jangan terburu-buru, agar aku dapat pulang bersamamu'”) (HR Bukhari dan Muslim)

15. Suami istri berjalan dimalam hari

Duh, so sweet.. Jalan berdua menikmati keindahan alam.

Rasulullah datang pada malam hari, kemudian mengajak aisyah berjalan-jalan dan berbincang-bincang (HR Muslim 2445)

16. Panggilan khusus pada istri

Kadang kita memanggil istri kita, honey, yayank, dan seterusnya, dan seterusnya.. seperti itu pun Rasulullah.Nabi saw memanggil Aisyah dengan Humairah artinya yang kemerah-merahan pipinya. Rasulullah juga suka memanggil aisyah dg sebutan “aisy/aisyi”, dalam culture arab pemenggalan huruf terakhir menunjukan “panggilan manja/tanda sayang”

17. Memberi sesuatu yang menyenangkan istri

Dari Said bin Yazid, bahwa ada seorang wanita datang menemui Nabi, kemudian Nabi bertanya kepada Aisyah: “Wahai Aisyah, apakah engkau kenal dia?” Aisyah menjawab: “Tidak, wahai Nabi Allah.” Lalu, Nabi bersabda: “Dia itu Qaynah dari Bani Fulan, apakah kamu mau ia bernyanyi untukmu?”, maka bernyanyilah qaynah itu untuk Aisyah. (HR. An Nasai, kitab Asyratun Nisa, no. 74)

18. Memperhatikan perasaan istri

“Sesungguhnya ketika seorang suami memperhatikan istrinya dan begitu pula dengan istrinya, maka Allah memperhatikan mereka dengan penuh rahmat, manakala suaminya merengkuh telapak tangan istrinya dengan mesra, berguguranlah dosa-dosa suami istri itu dari sela jemarinya” (Diriwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar- Rafi dari Abu Said Alkhudzri r.a)

19. Segera menemui istri jika tergoda.

Dari Jabir, sesungguhnya Nabi saw pernah melihat wanita, lalu beliau masuk ke tempat Zainab, lalu beliau tumpahkan keinginan beliau kepadanya, lalu keluar dan bersabda, “Wanita, kalau menghadap, ia menghadap dalam rupa setan. Bila seseorang di antara kamu melihat seorang wanita yang menarik, hendaklah ia datangi istrinya, karena pada diri istrinya ada hal yang sama dengan yang ada pada wanita itu.” (HR Tirmidzi)

20. Berpelukan saat tidur

Tidak saya deskripsikan, soalnya ada yang belum merid lho? (HR Tirmidzi 132)

21. Membantu pekerjaan rumah tangga

Hal inilah yang kadang-kadang masih males. Tapi jika dikerjakan berdua, biasanya jadi tidak berasa, sambil becanda ataupun ngobrol-ngobrol.Aisyah pernah ditanya: “Apa yang dilakukan Nabi saw. di rumahnya?” Aisyah menjawab: “Beliau ikut membantu melaksanakan pekerjaan keluarganya.” (HR Bukhari)

22. Mengistimewakan istri

Dari Anas, dia berkata: “Kemudian kami pergi menuju Madinah (dari Khaibar). Aku lihat Nabi SAW menyediakan tempat duduk yang empuk dari kain di belakang beliau untuk Shafiyyah.” (HR Bukhari)

23. Mendinginkan kemarahan istri dengan mesra

Nabi saw biasa memijit hidung Aisyah jika ia marah dan beliau berkata, Wahai Aisy, bacalah doa: Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku dari fitnah yang menyesatkan.” (HR. Ibnu Sunni)

24. Tiduran di pangkuan istri

Dari Aisyah ra, ia berkata, “Nabi SAW biasa meletakkan kepalanya di pangkuanku walaupun aku sedang haidh, kemudian beliau membaca al-Quran.” (HR Abdurrazaq)

25. Mandi romantis bersama pasangan

Aisyah pernah mandi satu bejana bersama Nabi saw (HR Nasai I/202)

26. Disisir istri

Dari Aisyah ra, ia berkata, “Saya biasa menyisir rambut Rasulullah saw,saat itu saya sedang haidh”.(HR Ahmad)

27. Minum bergantian pada tempat yang sama

Dari Aisyah ra, dia berkata, “Saya biasa minum dari muk yang sama ketika haidh, lalu Nabi mengambil muk tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau minum, kemudian saya mengambil muk, lalusaya menghirup isinya, kemudian beliau mengambilnya dari saya, lalu beliau meletakkan mulutnya pada tempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau pun menghirupnya.” (HR Abdurrazaq dan Said bin Manshur)

28. Membelai istri

“Adalah Rasulullah saw tidaklah setiap hari melainkan beliau mesti mengelilingi kami semua (istrinya) seorang demi seorang. Beliau menghampiridan membelai kami dengan tidak mencampuri hingga beliau singgah ke tempat istri yang beliau giliri waktunya, lalu beliau bermalam di tempatnya.” (HR Ahmad)

Dan masih banyak tips lain yang bisa dilakukan sesuai kreatifitas Anda semua.

Nabi saw bersabda, “Yang terbaik di antana kalian adalah yang terbaik terhadap keluarga/istrinya. Dan saya adalah orang yang paling baik terhadap istri/keluargaku” (HR Tirmidzi).

Semoga bermanfaat. Semoga menjadi keluarga yg sakinah, mawadah, wa rohmah selalu. Amin..[]

 

INILAH MOZAIK

 

 

 

——————————————-
Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini!

Nama dan Gelar Rasulullah

Rasulullah sallallahu aliahi sallam tidak hannya dikenal dengan nama Muhammad saja. Tetapi banyak nama atau gelar yang diberikan kepada beliau. Yang mana nama-nama yang disematkan kepada Rasulullah sallallahu alaihi wasallam adalah nama-nama yang mengandung pujian dan doa.

Dalam buku Teladan Rasulullah yang ditulis oleh Dr. Ahmad Hatta, disebutkan dari sebuah hadist, kita dapat mengetahui nama dan gelar yang diberikan kepda Rasulullah salalllahu alaihi wasallam,

•  Muhammad dan Ahmad. Kedua nama ini memiliki makna maf’ul (objek yang dipuji). Penamaan ini akan membuat beliau lebiih sempurna dalam pujian dan lebih sempurna maknanya. Begitu pula kedua nama ini diberikan kepada beliau karena akhlak dan berbagai kekhususan yang beliau miliki.

•  Al Mahiy (Penghapus). Allah subhanahu wa ta’ala menghilangkan kekufuran di Jazirah Arab melalui baliau dan yang menguasai dunia ini dengan kaum Muslim dan mengukuhkan hukum Allah di antara mereka.

•  Al Hasyir (Pembangkit). Yang membangkitkan manusia di atas kakinya pada Hari Kiamat. Karena beliau adalah orang yang kali pertama dibangkitkan atau ketika meminta syafaat.

•  Al Aqib (Penutup). Nabi Terakhir atau yang mengikuti nabi-nabi sebelumnya.
•  Nabiyyu at Taubah (Nabi orang yang bertobat). Karena banyak orang yang bertaubat dan kembali pada Allah subhanahu wa ta’ala melalui beliau dan di dalam agam Islam.

•  Nabiyyu ar Rahmah aw al Marhmah. Kasih sayangnya terhadap semua makhluk, termasuk hewan dan burung melebihi jin dan manusia manapun. Karena itu, cinta kepada hewan termasuk hal yang dianjurkan olehnya.

•  Nabiyyu al Malahim aw al Malahamah (Nabi yang banyak berperang). Al Malhamah berart peperangan dan penaklukan. Karena beliau banyak berperang melwan musuh Allah bersama sahabat.

•  Selain itu, Kuniyah (julukan) yang sering disebutkan bagi Rasulullah sallallahu alaihi wasallam adalah Abul Qasim.

Dan ketahuilah, bahwa nama adalah salah satu bentuk kepribadian. Oleh karena itu, ketika Rasulullah mendapatka seseorang yang memiliki nama tidak baik, beliau akan  langsung mengganti namanya denagn nama yang mulia.

Inilah suatu teladan bagi kaum Muslimin agar memberikan nama yang kelak akan membentuk kepribadian seseorang, dengan tetap menjadikan Islam sebagai panduan hidupnya.

 

REPUBLIKA

 

Share Aplikasi ini ke Sahabatmu….

Kemenag Tetapkan Biaya Umrah Minimal Rp 20 Juta

Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus 2018 Kementerian Agama telah merampungkan rapat teknis review dan pemantapan program. Salah satunya hasilnya yaitu ditetapkannya biaya minimal ibadah umrah

“Kementerian Agama akan menetapkan biaya referensi minimal ibadah umrah sebesar 20 juta,” kata Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama, Nizar Ali, di Asrama Haji Transit Yogyakarta, Jum’at (15/12).

Keputusan itu diambil demi memberikan kepastian jamaah umrah mendapatkan pelayanan yang memadai. Ia menekankan, jika ada promo paket umrah seharga di bawah referensi minimal, Kemenag akan melakukan verifikasi terkait kualitas layanannya.

Jika didapati layanan yang diberikan tidak memenuhi standar minimal, PPIU tersebut bisa tidak lolos akreditasi dan izinnya akan dicabut. Selain itu, Dirjen PPIU hanya akan mengeluarkan izin sekali yang selanjutnya akan dilanjutkan akreditasi.

“Kalau ternyata akreditasi di bawah nilai C, izinnya tidak diperpanjang,” ujar Nizar.

Saat ini, Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) yang terdaftar dan memiliki izin operasional tidak kurang dari 900 PPIU. Nizar berharap, langkah-langkah yang diterapkan dapat menegaskan slogan 5Pasti Kemenag.

Selain itu, Kemenag tengah mempersiapkan mekanisme pengawasan dan penilaian secara daring (online) melalui aplikasi bernama Sipatuh. Menurut Nizar, persiapannya sudah mencapai 90 persen dan tidak lama lagi akan diluncurkan.

Melalui sistem ini, PPIU yang meluncurkan paket program dan pendaftaran caon jamaah umrah, wajib mengisi aplikasi. Setiap jamaah nanti akan mendapatkan nomor registrasi yang dengan nomor ini masyarakat dapat memantau tahapan keberangkatan umrahnya.

“Jamaah umrah dapat melihat kapan akan berangkat, apakah tiketnya sudah ada, menggunakan maskapai apa, hotel menginapnya di mana, visanya sudah dapat apa belum,” kata Nizar.

Aplikasi ini sekaligus melakukan pemantauan kepada kinerja PPIU, dan jika 10 hari sebelum keberangkatan belum ada visa akan mendapatkan peringatan. Kepatuhan PPIU dalam mengisi aplikasi ini turut menentukan nilai akreditasinya.

 

REPUBLIKA