Penambahan Biaya Haji 2022 Tidak Dibebankan Sepeserpun Kepada Jamaah

Ketua Komisi VIII DPR, Yandri Susanto, menekankan penambahan biaya haji 1443 H/2022 M tidak dibebankan kepada jamaah sepeserpun. Dari hasil pembahasan Panitia Kerja (Panja) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) disepakati Bipih rata-rata yang dibayar langsung jamaah senilai Rp 39.886.009.

“Komisi VIII DPR dan Menteri Agama (Menag) menyepakati dengan besaran Bipih tadi, tambahan biaya jamaah haji lunas tunda 1441 H/2020 M tidak dibebankan kepada jamaah tetapi kepada alokasi virtual account (VA). Jadi jamaah haji tidak akan menambahkan setoran satu rupiah pun kepada BPKH ataupun Kemenag,” kata dia dalam konferensi pers, Rabu (13/4).

Alokasi VA jamaah lunas tunda sampai Juni 2022 rata-rata disebut senilai Rp 4,69 juta per-jamaah, yang akan menjadi sumber pelunasan Bipih 2022. Hal ini dengan catatan pengelolaan setoran lunas pada 2021 dan 2022 dilakukan oleh BPKH, sesuai dengan ketentuan KMA no 494 tahun 2020 Diktum ke 2 huruf b dan c.

Dalam penghitungan biaya haji, Komisi VIII DPR dan Kemenyerian Agama disebut menggunakan asumsi kuota haji sebanyak 110.500 jamaah, atau 50 persen dari kuota haji 2019. Dari angka tersebut, haji reguler sebanyak 101.660 orang dan haji khusus 8.840 jamaah.

Tidak hanya itu, Yandri juga menyampaikan Komisi VIII dan Menag menyepakati tidak ada penambahan biaya untuk tes PCR di Arab Saudi pada saat kepulangan. Sementara untuk keperluan biaya PCR di dalam negeri dibebankan pada anggaran pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Komisi VIII DPR RI dan Menag, lanjut dia, menyepakati besaran rata-rata biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 1443 H/2020 M per-jamaah untuk haji reguler Rp 81.747.844. Bipih yang dibayar langsung oleh jamaah senilai Rp 39 juta meliputi biaya penerbangan, sebagian akomodasi Makkah dan Madinah, biaya hidup (living cost), serta biaya visa.

BPIH tersebut juga telah mencakup biaya protokol kesehatan (prokes) jamaah sebesar Rp 808.618 dan biaya yang bersumber dari nilai manfaat keuangan haji perjamaah sebesar Rp 41.153.216. Secara keseluruhan, beban nilai manfaat sebesar Rp 4.228.422.950.519, meliputi komponen penyelenggaraan ibadah haji di dalam negeri dan di Saudi.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyebut asumsi yang digunakan dalam perhitungan ini sekaligus target yang akan dikejar. Ikhtiar dan usaha terus dilakukan agar jamaah haji Indonesia bisa mendapatkan kuota yang optimal.

“Angka ini asumsi sekaligus target, 50 persen dari kuota sebelum pandemi. Ini angka asumsi, namun akan terus kita kejar, ikhtiar, berusaha agar kuota jamaah haji Indonesia bisa didapatkan secara optimal,” ujarnya.

Kemenag disebut selalu berkomunikasi dengan otoritas haji Saudi setiap hari. Dari hari ke hari, pihaknya mendapat input yang baik, sehingga pemerintah dan DPR sangat optimis di musim haji mendatang mampu memberangkatkan jamaah dengan pelayanan yang terbaik.  

IHRAM

Kuota Haji Indonesia Diperkirakan 105 Ribu

Pemerintah Indonesia diperkiran mendapat jatah kuota haji tahun 2022 sebanyak 105 ribu dari 1 juta kuota keseluruhan. Informasi tersebut disampaikan Konsul Jederal (Konjen) Jeddah Eko Hartono.

“Infonya sekitar 105 ribu jamaah,” kata Eko kepada Republika, Rabu malam. 

Eko tak banyak bicara hal lain. Dia hanya menyampaikan perkiraan Indonesia mendapat 105 ribu kuota.

Sebelumnya Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umroh (Forum SATHU) mengusulkan dari 1 juta kuota haji itu, seratus ribu untuk jamaah Indonesia dan 10 juta untuk haji khususnya. Forum Sathu berharap usulannya itu disetujui Pemerintah Saudi.

“Inisiasi Forum SATHU dari 1 juta kuota haji, 100 ribu bagi haji Indonesia dan 10 ribu untuk haji khusus,” kata Sekjen Forum Sathu Artha Hanif, kepada Republika, Senin (12/4).

Artha memastikan pemerintah Indonesia dan swasta menyambut baik keputusan Kementerian Haji Saudi Arabia yang menetapkan 1 juta kuota haji pada tahun 1443/2022. Untuk itu Forum SATHU menginisiasi satu misi agar Indonesia mendapat kuota haji hingga 100 ribu dan 10 ribu di antaranya bagi jamaah haji khusus.

Artha mengatakan, inisiasi ini dibahas dalam kesempatan berbuka puasa bersama dengan Dirjen Haji Hilman Latief, Kepala BPKH Anggito Abimanyu dan Ali Ridho dari Komisi VIII DPR RI yang diselenggarakan GAPHURA (Gabungan Perusahaan Haji dan Umrah Nusantara) di Roemah 126 Condet, Jakarta, Sabtu (9/4).

“Alhamdulillah inisiasi Forum SATHU disambut baik Dirjen Haji, Kepala BPKH dan Komisi 8 DPR RI,” katanya.

Artha mengatakan, pada kesempatan tersebut, Dirjen PHU Hilman Latief menegaskan bahwa Kementerian Agama terus mengupayakan agar kuota haji Indonesia tidak kurang dari seratus ribu. Dan dia Himan juga akan mengejar kepastian acuan pembatasan usia di bawah 65 tahun kepada Aran Saudi.

“Apakah saat tiba di Saudi atau saat Wukuf di Arafah? Demikian diuangkapkan Dirjen Haji Kemenag, Hilman Latief,” katanya.

Pada kesempatan yang sama juga, Kepala BPKH Anggito Abimanyu menyatakan kesanggupannya jika kuota haji Indonesia sampai seratus ribu. Karena BPKH sebagai instansi pemerintah yang membiayai operasional haji.

“Kami adalah pelaksana tugas dari aspek pemenuhan biaya haji yang ditetapkan Kemenag dan DPR, berapapun jumlah kuota dan besaran biayanya, kami siap memenuhinya,” kata Anggito dalam pertemuan itu.

Senada dengan Kemenag dan BPKH, anggota Komisi VIII DPR Muhammad Ali Ridha sangat antusias atas kuota satu juta yang diberikan Saudi. Komisi VIII akan segera membahas bersama Kemenag dalam panja BPIH meski kini dalam masa reses.

 “Karena pembahasan haji merupakan hal yang sangat penting, maka kami akan tetap mengadakan rapat secara marathon bersama Kemenag dan BPKH agar segera bisa ditetapkan jumlah kuota dan besaran BPIH” ujar Muhammad Ali Ridho.

Artha menambahkan, guna merealisasikan inisiasi tersebut, Forum SATHU juga merencanakan keberangkatan ke Saudi Arabia untuk menyampaikan pesan dan aspirasi asosiasi haji anggotanya kepada Kementerian, Lembaga dan Badan Otoritas pelaksana haji khusus bahwa travel dan jamaah haji khusus Indonesia menyambut baik keputusan Menteri Haji Saudi tentang kuota haji bagi jamaah haji dunia dan siap mengoptimalkannya hingga 10 ribu kuota jamaah haji khusus.

“Kami Forum SATHU terdiri dari 6 asosiasi travel haji yaitu : Amphuri, Kesthuri, Asphurindo, Gaphura, Mutiara Haji dan Ampuh bersepakat dengan Dirjen Haji Kemenag, Kepala BPKH dan Komisi 8 DPR untuk bekerja cepat dan cermat mensukseskan haji pertama setelah 2 tahun terhenti karena pandemi. Perhatian kami pada jumlah kuota dan biaya agar jamaah yang antusias berangkat bisa terakomodir,” kata Artha Hanif.

IHRAM

Hikmah Pagi: Lima Pondasi Utama Syukur

Syukur merupakan tingkatan paling tertinggi dari keimanan. Ia merupakan bagian dari iman. Iman itu terbagi dua, setengahnya syukur dan setengah lagi adalah kesabaran.

Rasa syukur dibangun atas lima pondasi utama :

– Ketundukan seorang hamba kepada pemberi nikmat

– Mencintai-Nya

– Mengakui nikmat-Nya

– Menyanjung-Nya

– Tidak menggunakan nikmat untuk sesuatu yang hal yang di murkai Sang pemberi nikmat.

Nikmat itu tidak hanya terbatas dengan makan dan minum saja seperti persepsi kebanyakan orang, tetapi nikmat itu banyak sekali dan tak terbatas. Setiap gerak, nafas, itu merupakan nikmat Allah yang tidak di ketahui kecuali Allah semata.

Seorang bertanya kepada Ibnu Taimiyah? Bagaimana kedaanmu pagi ini? Pada pagi ini saya mendapatkan dua nikmat yang saya tidak tahu mana yang lebih utama, dosa – dosa yang tertutupi, sehingga tiada seorang pun yang bisa mencelaku, dan nikmat yang ditiupkan Allah kepada hati seorang hamba yang tidak bisa dilampau oleh pengetahuanku. (Lihat: Sahirul Layaly Fi Riyadlil Jannah, Hal. 278-279).

Rasulullah Bersabda,

إِذَا نَظَرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ فِي الْمَالِ وَالْخَلْقِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْهُ مِمَّنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ وفي رواية انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ

Apabila seorang dari kalian memandang orang lain diberikan kelebihan harta dan bentuk fisik, hendaklah ia memandang orang yang lebih rendah darinya dimana ia diberi kelebihan atasnya, dalam riwayat lain dikatakan: Pandanglah orang yang berada di bawah kalian (dalam hal keduniaan) dan janganlah kalian memandang orang yang berada di atas kalian, karena yang demikian itu lebih baik agar kalian tidak meremehkan nikmat yang Allah berikan terhadap kalian. (HR. Bukhari dalam al-Jam’ Baina Shohihain, Jilid: 3/170).

Semoga Allah menjaga kita semuanya dan menjadikan kita hamba yang senantiasa bersyukur, Aamien Allahumma Aamien.

BINCANG SYARIAH

Cek Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadan 2022 di Sini!

Umat Muslim di dunia termasuk Indonesia sudah menjalankan ibadah puasa. Puasa tentunya menjadi ibadah yang wajib dilaksanakan di bulan Ramadhan bagi umat Muslim.

Nah, dalam menyambut bulan yang suci ini, umat muslim dapat menyiapkan aplikasi jadwal imsakiyah atau jadwal imsak dan buka puasa agar bisa membantu kelancaran ibadah puasa yang dijalani setiap hari di bulan Ramadan.

Diketahui, jadwal imsak merupakan waktu dimulainya ibadah puasa, yang biasanya ditandai dengan dikumandangkannya adzan shalat Subuh.

Sedangkan jadwal buka puasa yaitu waktu berakhirnya ibadah puasa yang biasanya ditandai dengan berkumandangnya adzan shalat Maghrib. Maka dari itu, sangatlah penting bagi umat Muslim untuk mengetahui jadwal imsakiyah maupun jadwal buka puasa yang dapat diunduh secara gratis melalui aplikasi di smartphone Anda.

Aplikasi Cek Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadhan 2022

Ada sejumlah aplikasi yang dapat memberikan informasi mengenai jadwal sahur, imsakiyah, hingga buka puasa berdasarkan waktu masing-masing tempat.

Di era teknologi saat ini, tentunya teknologi akan sangat membantu menunjang umat muslim saat menjalankan ibadah, mulai dari mencari jadwal imsakiyah hingga waktu berbuka puasa. Beberapa aplikasi tersebut juga ada yang menawarkan jadwal shalat hingga membaca ayat suci Al Quran.

Berikut ini beberapa aplikasi penunjang ibadah di bulan Ramadan agar tidak terlewat jadwal sahur dan buka puasa:

1. Romadon

Sekilas dilihat dari nama aplikasi berikut ini bahwa aplikasi ini dapat menjadi pendukung selama Anda menjalani bulan puasa 2022. Melalui aplikasi ini, pengguna bisa mengetahui secara lengkap jadwal shalat 5 waktu setiap hari hingga jadwal sahur dan buka puasa.

Di aplikasi ini juga terdapat jadwal yang lengkap untuk memberitahu pengguna mengenai jadwal imsak di lokasi tertentu. Selain itu, aplikasi ini juga memberikan panduan arah kiblat yang bisa digunakan untuk mengetahui arah sebelum shalat.

Aplikasi ini bisa Anda unduh di AppStore yang tersedia di iOS. Tetapi bagi pengguna Android aplikasi ini masih belum tersedia.

2. Athan Pro

Athan Pro memiliki fitur yang dapat digunakan untuk menentukan awal dan akhir puasa. Jadi pengguna akan disajikan dengan jadwal ibadah secara lengkap di aplikasi ini, termasuk waktu shalat, imsak, dan buka puasa.

Aplikasi ini akan memberikan notifikasi berupa suara azan pada pengguna apabila sudah memasuki waktu ibadah tertentu, sehingga bisa meminimalisir tertinggal saat ingin menjalankan ibadah.

Penentuan jadwal ibadah di Athan Pro sudah disesuaikan dengan lokasi pengguna terkini. Selain itu, aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur penunjang ibadah lainnya, seperti penunjuk arah kiblat, bacaan Al Quran, dan sebagainya.

Athan Pro dapat diunduh melalui Google Play Store untuk smartphone Android dan App Store untuk smartphone iPhone.

3. Ramadan 2022

Di dalam aplikasi Ramadan 2022 ini terdapat waktu shalat yang disesuaikan dengan posisi geografis pengguna, dengan menyesuaikan GPS yang ada di smartphone dan koneksi internet.

Aplikasi ini juga mempunyai fitur alarm sahur dan buka puasa yang bisa diatur secara otomatis setiap harinya, agar tidak perlu takut ketinggalan waktu sahur dan berbuka puasa.

Ramadan 2022 dapat di unduh melalui Google Play Store.

4. Muslim Go

Aplikasi cek jadwal imsak dan buka puasa selanjutnya yaitu Muslim Go. Mirip seperti aplikasi Athan Pro, aplikasi ini dapat menyediakan jadwal ibadah yang akan diperbarui setiap harinya. Pengguna dapat mengetahui waktu sholat, imsak, dan buka puasa melalui aplikasi ini.

Sebagai penanda waktu ibadah, aplikasi ini akan memberikan notifikasi dan suara azan yang tentunya akan disesuaikan dengan lokasi pengguna berada saat itu. Selain itu, aplikasi ini juga dapat mencari arah kiblat.

Muslim Go juga memiliki kumpulan doa, niat shalat sunnah, hingga artikel fiqih dan aqidah. Aplikasi ini diklaim mempunyai fitur Al Quran dengan mushaf yang sudah terverifikasi dan bersumber dari Tanzil.net. Tanzil.net merupakan sebuah proyek untuk menyediakan ayat Al Quran yang sudah terverifikasi secara internasional.

Selain membaca ayat Al Quran, aplikasi ini juga memungkinkan pengguna agar dapat mendengarkan suara lantunan dari berbagai qori atau pembaca ayat Al Quran, seperti Syeikh Misyari Rasyid.

Aplikasi Muslim Go mempunyai fitur yang dapat membantu mencari restoran halal di sekitar lokasi pengguna. Muslim Go dapat diunduh melalui Google Play Store dan App Store.

5. Jadwal Sholat

Aplikasi ini bisa menjadi salah satu rekomendasi bagi Anda untuk mengetahui jadwal imsakiyah dan buka puasa. Aplikasi ini dapat menghitung waktu shalat sesuai dengan lokasi pengguna yang ada di seluruh Indonesia.

Beberapa fitur yang dapat menunjang umat Muslim dalam beribadah yang terdapat dalam aplikasi jadwal sholat yaitu jadwal sholat 5 waktu dan melihat arah kiblat dari lokasi pengguna.

Jika Anda ingin mengunduh aplikasi ini, aplikasi jadwal sholat hanya tersedia di Google Play Store. Bagi pengguna iOS masih belum tersedia.

6. Umma

Fitur-fitur utama yang terdapat dalam aplikasi Umma secara garis besar mirip dengan aplikasi-aplikasi yang sudah disebutkan sebelumnya, yakni menampilkan jadwal ibadah. Umma juga dapat menampilkan dan memberikan notifikasi terkait waktu shalat, imsakiyah, maupun buka puasa.

Fitur yang cukup menarik dalam aplikasi ini untuk menunjang pengguna saat beribadah salah satunya yaitu seperti video live streaming siraman rohani dari para ustadz. Selain itu, bagi pengguna yang ingin belajar Al Quran, aplikasi ini akan membantu Anda dengan fitur baca Al Quran.

Selanjutnya, pengguna juga dapat mempelajari arti ayat-ayat Al Quran, menandai ayat, menyimpan ayat, membaca, hingga mendengarkan kembali lantunan ayat Al Quran yang disukai. Aplikasi ini juga mempunyai fitur tanya-jawab mengenai gaya hidup dalam pandangan Islam.

Aplikasi Umma dapat diunduh secara gratis melalui Google Play Store dan App Store secara gratis.

7. Usholli

Aplikasi Usholli menjadi salah satu aplikasi yang menyediakan fitur jadwal shalat meliputi jadwal imsakiyah dan buka puasa di dalamnya. Aplikasi ini diklaim mengambil jadwal shalat 5 waktu resmi dari Kementerian Agama (Kemenag) RI.

Usholli juga diklaim tidak mempunyai iklan pada saat pengguna mengoperasikannya. Melalui aplikasi ini, pengguna juga bisa mengatur notifikasi yang dapat diatur sesuai dengan waktu shalat yang diinginkan.

Selain itu, aplikasi Usholli juga memberikan jadwal shalat yang meliputi 33 provinsi dan lebih dari 500 kota di seluruh Indonesia yang dapat diatur dan disesuaikan dengan waktu shalat di masing-masing daerah yang menandakan waktu imsakiyah dan buka puasa.

Aplikasi ini baru tersedia untuk pengguna Android, bagi pengguna iPhone masih belum tersedia.

8. Al Quran Indonesia

Aplikasi jadwal imsakiyah dan buka puasa berikutnya adalah Al Quran Indonesia. Aplikasi ini sejatinya memiliki fitur utama mengenai bacaan Al Quran. Selain mengenai fitur bacaan Al Quran, aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur jadwal ibadah.

Pengguna bisa mendapatkan notifikasi di layar ponsel ketika sudah memasuki waktu shalat, imsak, dan buka puasa. Notifikasi di aplikasi ini juga dilengkapi dengan suara azan. Selain itu, Al Quran Indonesia juga mempunyai fitur penunjuk arah kiblat shalat.

Aplikasi ini mempunyai banyak fitur yang berkaitan dengan bacaan ayat dari kitab suci Al Quran, termasuk di dalamnya ada tajwid berwarna, penanda bacaan, lantunan ayat Al Quran yang dibacakan qari, dan sebagainya.

Aplikasi jadwal imsak, buka puasa, dan bacaan Al Quran ini dapat Anda unduh secara gratis melalui Google PlayStore dan AppStore.

9. Ramadan Time 2022

Aplikasi Ramadan Time 2022 mempunyai banyak informasi mengenai bulan Ramadan 2022. Aplikasi ini juga menyediakan jadwal sahur, imsakiyah, dan buka puasa.

Aplikasi ini menyediakan kalender Ramadan 1443 Hijriah. Umat Muslim di seluruh dunia juga dapat menemukan waktu Ramadan sesuai dengan lokasi pengguna.

Selain jadwal imsakiyah dan buka puasa, aplikasi ini juga memiliki fitur pengingat shalat 5 waktu dan peringatan imsakiyah, Aplikasi ini juga mempunyai informasi arah kiblat yang dapat dimanfaatkan melalui GPS di smartphone.

Ramadan Time 2022 dapat Anda unduh melalui Google Play Store.

10. Muslim Pro

Rekomendasi aplikasi terakhir sebagai jadwal imsakiyah dan buka puasa untuk bulan Ramadan 2022 yaitu Muslim Pro. Aplikasi ini dibekali fitur yang memungkinkan pengguna untuk mengetahui waktu sholat, imsak, dan buka puasa.

Pengguna nantinya akan menerima notifikasi jadwal ibadah dari aplikasi Muslim Pro yang disesuaikan dengan lokasi pengguna. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur Al Quran bertulisan Arab lengkap dengan fonetik, terjemahan, serta resitasi radio.

Selain itu, Muslim Pro juga dilengkapi dengan fitur penunjuk arah kiblat, kalender Hijriah, serta peta yang digunakan untuk menemukan lokasi rumah makan halal dan masjid.

Aplikasi Muslim Pro dapat Anda unduh melalui Google Play Store untuk smartphone Android dan App Store untuk smartphone iPhone.

Aplikasi tadi dapat membantu Anda untuk menunjang ibadah saat menjalankan puasa di bulan Ramadan 2022 agar lebih khusyuk dan bisa membantu Anda untuk selalu cek jadwal imsakiyah dan buka puasa.

CNBCIndonesia

Buka Puasa dengan Kurma yang Ganjil

Soal:

Aku mendengar bahwa orang yang puasa ketika ia berbuka puasa wajib baginya untuk memakan kurma dengan jumlah tertentu yaitu lima atau tujuh buah atau semisalnya. Apakah benar demikian?

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjawab:

ليس بواجب بل ولا سنة أن يفطر الإنسان على وتر، ثلاث أو خمس أو سبع أو تسع إلا يوم العيد عيد الفطر، فقد ثبت أن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم كان لا يغدو للصلاة يوم عيد الفطر حتى يأكل تمرات ويأكلهن وتراً، وما سوى ذلك فإن النبي صلى الله عليه وسلم لم يكن يتقصد أن يكون أكله التمر وتراً

“Itu tidak wajib dan tidak pula sunnah. Yaitu seseorang berbuka puasa dengan kurma yang ganjil, semisal tiga, atau lima atau tujuh atau sembilan. Kecuali di hari Idul Fitri. Karena terdapat dalil shahih bahwa Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam tidaklah berangkat shalat id kecuali memakan beberapa buah kurma dengan jumlah ganjil[1]. Adapun selain itu, Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam tidak memaksudkan untuk memakan buah kurma dengan jumlah ganjil”

(Fatawa Nurun ‘alad Darbi, rekaman nomor 354) [2].

Catatan kaki:

[1] Sebagaimana hadits dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu:

كان النبي صلى الله عليه وسلم لا يغدو يوم الفطر حتى يأكل تمرات ويأكلهن وتراً

Nabi Shallallahu’alahi wa sallam biasanya tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga makan kurma terlebih dahulu, dan beliau makan kurma dengan jumlah ganjil” (HR. Bukhari).

Juga hadits Buraidah radhiallahu’anhu:

كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلم لا يخرجُ يومَ الفطرِ حتَّى يَطعَم ، ويومَ النحرِ لا يأكل حتَّى يرجعَ فيأكلَ من نَسِيكتِهِ

Nabi Shallallahu’alahi wa sallam biasanya tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga makan terlebih dahulu, dan tidak makan pada hari Idul Adha hingga beliau kembali dari shalat, lalu makan dengan daging sembelihannya” (HR. Muslim no. 1308).

[2] Fatwa ini bukan berarti larangan berbuka puasa dengan kurma dengan jumlah ganjil. Tentu boleh saja melakukan demikian. Namun tidak perlu diyakini ada keutamaan khusus dari perbuatan tersebut atau tidak diyakini sebagai sunnah Nabi. Wallahu a’lam.

Yulian Purnama

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/14394-buka-puasa-dengan-kurma-yang-ganjil.html

Ramadhan Bulan Pendidikan, Ini Penjelasannya

Ramadhan merupakan bulan pendidikan. Mantan Presiden Dewan Fiqh Amerika Utara, Muzammil H. Siddiqi menjelaskan, segala hal mengandung pelajaran dan ujian sebagaimana tercantum dalam dua dalil Alquran, Al Mulk ayat 1-2,

 تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ 

Mahaberkah Zat yang menguasai (segala) kerajaan dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun. Kedua, surat Al-Furqan ayat 62,

  وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا 

Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau ingin bersyukur. Hidup dan mati dan pergantian malam dan siang memiliki tujuan dan itu adalah untuk menguji kita dan memberi kita kesempatan untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan terima kasih kita kepada Pencipta dan Pemelihara kita. 

Bulan Ramadhan datang dan pergi. Kita harus memeriksa diri kita sekarang dan melihat apa yang telah kita pelajari dan capai selama bulan ini. Ujian keberhasilan bulan ini terletak pada efek yang ditinggalkannya kepada kita sebagai berikut,  

Pertama, Kita belajar di bulan ini bagaimana mendisiplinkan diri kita karena Allah. Di pagi dan sore hari, kami mengikuti jadwal makan dan minum yang ketat.    Terkait  Kita selalu sadar bahwa bahkan dalam kegiatan duniawi seperti makan dan minum, kita harus tetap berada di bawah perintah ilahi. Kita mengubah kebiasaan kita dalam rutinitas sehari-hari karena kita belajar bahwa kita bukanlah hamba dan budak dari kebiasaan kita, tetapi selalu hamba Allah. Kemudian setelah Ramadhan, kita harus menjaga semangat disiplin ini dalam gaya hidup kita yang lain dan harus melanjutkan ketundukan kita pada perintah Allah. 

Kedua, Ramadhan memperbaharui semangat kita untuk beribadah dan bertakwa kepada Allah. Di bulan ini kita lebih berhati-hati dengan sholat kita sehari-hari dan memiliki sholat khusus di malam hari. Tidak ada agama tanpa doa dan umat Islam belajar di bulan ini bagaimana memperkuat dan memperdalam kehidupan keagamaan mereka. 

Ketiga, Ramadhan dan Al qur’an dihubungkan bersama sejak awal. Pada bulan inilah pesan ilahi ini diturunkan kepada Nabi Muhammad.  Kita diberitahu bahwa Nabi sedang berpuasa ketika ia menerima wahyu pertama. Puasa mempersiapkan hati orang-orang yang beriman untuk mempelajari Firman Allah.  Ini adalah kondisi yang paling cocok untuk komunikasi spiritual dan mental kita dengan Al qur’an. Umat ​​Islam lebih memperhatikan Al qur’an di bulan ini. Kontak baru dengan Al qur’an ini harus membantu kita dalam mengikuti pesannya. 

Keempat, Ramadhan bukan pengalaman individu saja, tetapi pengalaman dalam komunitas. Seluruh umat Islam berpuasa bersama dalam satu bulan yang sama. Kami mengidentifikasi satu sama lain dalam ketaatan kami kepada Allah. Ini memberi kita rasa kebersamaan dan persatuan yang baru. Ramadhan mengajarkan kita bahwa umat Islam adalah komunitas kesalehan dan pengabdian kepada Allah dan anggotanya memperoleh kekuatan mereka dari satu sama lain dalam perbuatan kesalehan dan kebajikan. 

Kelima, Ikatan yang didasarkan pada ketakwaan dan kebajikan adalah ikatan yang paling kuat dan ikatan inilah yang terbukti baik bagi umat manusia. Kekuatan umat Islam terletak pada komitmennya terhadap nilai-nilai kebaikan, moralitas dan ketakwaan. Ramadhan meninggalkan jejak semua nilai ini pada umat Islam. 

Keenam, Puasa di bulan Ramadhan membantu kita untuk memahami penderitaan dan rasa sakit orang miskin dan membutuhkan. Dengan rasa lapar dan haus sukarela kita, kita menyadari apa artinya kehilangan kebutuhan dasar hidup.  

Ketujuh, Ramadhan disebut sebagai bulan amal dan simpati. Kita belajar bagaimana menjadi lebih baik dan murah hati di bulan ini. Banyak muslim juga membayar zakat mereka di bulan Ramadhan.

Kedelapan, Puasa Ramadhan dan Jihad keduanya disyariatkan pada tahun yang sama, yaitu tahun kedua Hijrah di Madinah. Puasa mempersiapkan kesulitan dan pengorbanan. Ini adalah dua hal penting yang tanpanya jihad tidak mungkin terjadi. Muslim belajar di bulan Ramadhan bagaimana berjuang melawan kekuatan jahat dalam diri mereka sendiri, dalam masyarakat di sekitar mereka, dan di dunia pada umumnya.   

Kesembilan, untuk merangkum semua karunia moral dan spiritual Ramadhan, kita dapat mengatakan bahwa Ramadhan memberi kita karunia  taqwa  (takwa) yang agung. Taqwa  adalah totalitas kehidupan Islam. Ini adalah yang tertinggi dari semua kebajikan dalam skema Islam. Artinya, kesadaran akan Tuhan, ketakwaan, ketakutan dan kekaguman kepada Allah dan itu menandakan penyerahan kepada Allah dan komitmen total untuk semua yang baik dan penolakan terhadap semua yang jahat dan buruk./n Ratna Ajeng Tejomukti

IHRAM

Saudi Izinkan 1 Juta Jemaah Beribadah Haji, Menag: Alhamdulillah, Calhaj Indonesia Bisa Berangkat

Jakarta (Kemenag) — Kerajaan Arab Saudi hari ini, Sabtu (9/4/2022), resmi mengumumkan penyelenggaraan haji 1443 H dengan total jemaah mencapai 1 juta orang. Pengumuman tersebut diterbitkan melalui surat Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi.

Pemerintah Indonesia menyambut positif atas pengumuman terbaru dari otoritas Saudi ini.  Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan rasa syukur atas adanya kepastian keberangkatan jemaah haji Indonesia tahun ini.

“Syukur alhamdulillah, jemaah haji Indonesia bisa berangkat tahun ini. Ini kabar yang sangat ditunggu jemaah haji di tanah air,” tegas Menag di Jakarta.

Menag mengatakan, batalnya pemberangkatan jemaah haji Indonesia dalam dua tahun terakhir telah menyebabkan kerinduan mereka yang mendalam untuk ke Tanah Suci. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Kerajaan Saudi yang memberi kesempatan tahun ini bagi jemaah Indonesia untuk memenuhi panggilan beribadah haji,” tuturnya.

Pria yang akrab disapa GusMen ini menegaskan bahwa berapapun kuota yang diberikan, Indonesia siap menyelenggarakan haji. Sebab, persiapan dengan berbagai skenario pemberangkatan telah dilakukan selama ini.

“Kita akan optimalkan berapapun kuota nanti yang diberikan untuk Indonesia. Bahkan, kalau bisa kita akan upayakan agar Indonesia bisa mendapat tambahan, misalnya dari kuota negara lain yang tidak terserap,” tegasnya.

“Kita siap dan akan lakukan persiapan sebaik mungkin untuk memastikan jemaah terlayani dengan baik,” lanjutnya.

Hal senada disampaikan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief. Menurutnya, kepastian adanya keberangkatan jemaah dari luar Saudi ini telah membuka seluruh simpul persiapan penyelenggaraan yang selama ini terus dilakukan pihaknya.

“Ini kabar gembira. Kepastian adanya kuota ini akan segara kami tindaklanjuti dengan finalisasi sejumlah langkah taktis yang telah dilakukan,” ucapnya.

“Persiapan layanan, baik di dalam negeri maupun di Arab Saudi, akan segera difinalkan,” sebutnya lagi.

Menurut Hilman, waktu yang tersedia tidak banyak. Sehingga, pihaknya akan bekerja cepat dalam merampungkan persiapan, termasuk yang terkait dengan teknis pemilihan jemaah berhak berangkat sesuai ketentuan Arab Saudi dan pembinaan manasik bagi mereka.

“Kita akan bergerak cepat untuk melakukan persiapan. Biaya haji juga akan segera kita finalisasi dengan Komisi VIII DPR,” tandasnya.

Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi dalam surat pengumumannya menyebutkan bahwa haji tahun ini akan dilakukan dengan ketentuan:

1. Haji tahun ini terbuka untuk mereka yang berusia di bawah 65 tahun dan telah menerima vaksinasi lengkap Covid-19 yang disetujui Kementerian Kesehatan Saudi.

2. Jamaah yang berasal dari luar Kerajaan wajib menyerahkan hasil tes PCR negatif Covid-19 yang dilakukan dalam waktu 72 jam sebelum keberangkatan ke Arab Saudi.


Humas

KEMENAG RI

Urgensi Ikhlas dan Kontinyu dalam Beramal

Ikhlas dalam beramal

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari Rahimahullah, Utsman berkata, “Jarir mengabarkan kepada kami dari Manshur dari Abu Wa’il dari Abu Musa –Radhiyallahu’anhu–, dia berkata, ‘Ada seorang lelaki yang datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam lalu dia mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan perang di jalan Allah? Sebab ada di antara kami ini yang berperang karena kemarahan dan berperang demi kebanggaan.’

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pun mengangkat kepalanya kepada orang itu.

Beberapa riwayat mengatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kepalanya kepada orang itu karena orang yang bertanya dalam posisi berdiri, sedangkan posisi nabi sedang duduk.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pun menjawab, ‘Barang siapa yang berperang untuk menjadikan kalimat Allah paling mulia, maka dia yang berada di jalan Allah Azza wa jalla.’” (Lihat Shahih Bukhari dan Fath al-Bari Jilid 1 hal. 269 cet. Dar al-Hadits).

Keterangan ringkas

Al-Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah mengomentari kandungan hadis ini dengan mengatakan, “Di dalam hadis ini terdapat syahid/ dalil pendukung bagi hadis al-a’maalu bin niyaat (amal itu dinilai berdasarkan niatnya) …” (Lihat Fath al-Bari, 1: 270).

Imam Al-‘Aini Rahimahullah menjelaskan, “Di dalamnya terkandung pelajaran bahwa ikhlas merupakan syarat diterimanya ibadah.” (Lihat ‘Umdat al-Qari, 2: 297).

Imam Ibnu Rajab Rahimahullah mengutip riwayat serupa dengan berkata,

“An-Nasa’i meriwayatkan hadis dari Abu Umamah Radhiyallahu’anhu,  dia berkata, ‘Ada seorang lelaki datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu dia berkata, ‘Bagaimana pendapat Anda tentang seorang lelaki yang berperang untuk mencari pahala sekaligus mencari nama/popularitas, apa yang akan dia dapatkan?’

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Dia tidak mendapatkan pahala apa-apa.’ Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amalan kecuali yang ikhlas dan untuk mencari wajah-Nya.’” (Lihat Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam, hal. 21 cet. Dar al-Hadits).

Kontinyu dalam beramal

Diriwayatkan dari Muhammad bin Salam dia berkata, ‘Abdah mengabarkan kepada kami dari Hisyam, dari ayahnya, dari ‘Aisyah Radhiyallahu ’anha beliau berkata,

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam apabila memerintahkan mereka (orang-orang), maka beliau hanya memerintahkan sebatas amalan yang mampu mereka kerjakan.”

Kemudian orang-orang itu berkata, ‘Sesungguhnya keadaan kami tidak seperti keadaan Anda, wahai Rasulullah. Sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa Anda yang telah berlalu maupun yang akan datang.’

Mendengar hal itu, Rasulullah pun marah hingga tampak kemarahan itu pada rona wajahnya. Lalu beliau bersabda, ‘Sesungguhnya orang yang paling bertakwa dan paling berilmu tentang Allah di antara kalian adalah aku.’” (Lihat Sahih al-Bukhari dan Fath al-Bari tahqiq Syaibatul Hamdi Juz 1 hal. 89).

Keterangan ringkas

Al-Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah berkata,

“Para ulama mengatakan bahwa makna hadis ini adalah beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam hanya memerintahkan amalan-amalan yang mudah untuk mereka kerjakan, dan bukan amal-amal yang memberatkan. Hal itu karena beliau khawatir mereka tidak bisa terus-menerus/kontinyu dalam melakukannya. Beliau sendiri mengerjakan amal serupa dengan apa yang beliau perintahkan kepada mereka, yang di dalamnya terkandung keringanan.” (Lihat Fath al-Bari tahqiq Syaibatul Hamdi, 1: 90).

Diantara faedah dan pelajaran berharga yang bisa dipetik dari hadits di atas antara lain:

Pertama, amal-amal saleh akan bisa mengangkat kedudukan pelakunya menuju tingkatan yang mulia dan membuat dirinya berpeluang menghapus dosa-dosa.

Baca Juga: Keutamaan Membangun Masjid Dengan Niat Yang Ikhlas

Kedua, apabila seorang hamba bisa meraih puncak/akhir dari suatu bentuk ibadah dan bisa merasakan buah-buahnya, maka hal itu seharusnya lebih mendorong dirinya untuk terus-menerus mengerjakannya. Dengan demikian, hal itu lebih mempertahankan nikmat yang ada dan akan semakin mendorongnya untuk mencari tambahan nikmat dengan cara mensyukuri apa yang telah dilakukannya.

Ketiga, semestinya kita selalu berhenti pada apa-apa yang telah ditetapkan oleh syariat, baik dalam perkara ‘azimah/hukum asal yang lebih utama, maupun rukhshah/mengambil keringanan. Di sisi lain, perlu disertai keyakinan bahwa memilih hal-hal yang lebih ringan lagi selaras dengan syariat itu lebih utama daripada mengambil sesuatu yang lebih berat dan menyelisihi syariat.

Keempat, hal yang lebih utama untuk dicari dalam hal ibadah adalah sederhana/simpel dan mulazamah/terus-menerus dan konsisten dalam beramal. Bukan sikap berlebih-lebihan yang pada akhirnya menyeret kepada sikap meninggalkan amalan tersebut.

Kelima, hadis di atas juga menunjukkan besarnya semangat para sahabat dalam mengerjakan ibadah dan besarnya keinginan mereka meraih tambahan kebaikan

Keenam, disyariatkannya marah ketika terjadi suatu hal yang menyelisihi perintah/ajaran syariat. Hendaknya kemarahan itu ditujukan kepada orang yang cukup cerdas dan bisa menangkap pelajaran yang baik, agar orang tersebut dapat merenungkan lebih dalam dan dapat tergerak hatinya untuk menyadari kekeliruannya.

Ketujuh, bolehnya menceritakan kepada seseorang mengenai keutamaan yang dimiliki orang tersebut ketika hal itu memang dibutuhkan, selama tidak menimbulkan sikap berbangga diri atau menonjolkan kehebatan diri sendiri.

Kedelapan, hadis di atas juga menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah mencapai puncak kesempurnaan manusia karena kesempurnaan sifat hikmah yang ada pada ilmu dan amal yang beliau miliki. Kesempurnaan ilmu beliau ditunjukkan dalam sabda beliau aku adalah orang yang paling berilmu di antara kalian’, sedangkan kesempurnaan amalnya ditunjukkan dari sabda beliau dan aku juga orang yang paling bertakwa kepada Allah di antara kalian’. (Lihat Fath al-Bari tahqiq Syaibatul Hamdi, 1: 90-91).

Imam Ibnu Baththal Rahimahullah menjelaskan,

“Di dalam kesungguhan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam beramal dan sikap marah terhadap ucapan mereka, terkandung dalil yang menunjukkan bahwa seseorang yang beramal itu tidak boleh bersandar atau menggantungkan diri kepada amalnya. Hendaknya orang yang beramal selalu berada di antara perasaan harap dan takut.” (Lihat Syarh Shahih al-Bukhari li Ibni Baththal, 1: 73).

Al-Muhallab Rahimahullah berkata,

“Di dalam hadis ini terkandung faedah bahwasanya orang yang saleh wajib memiliki ketakwaan dan rasa takut yang besar, sebagaimana halnya yang seharusnya ada pada seseorang yang melakukan dosa. Orang yang saleh tidak boleh merasa aman dengan bersandar kepada kesalehan dirinya. Demikian juga seorang pelaku dosa tidak boleh berputus asa karena dosa yang dilakukannya. Bahkan, semestinya setiap orang berada di antara perasaan takut dan harap.” (Lihat Syarh Shahih al-Bukhari li Ibni Baththal, 1: 73).

***

Penulis: Ari Wahyudi, S.Si

Sumber: https://muslim.or.id/74273-urgensi-ikhlas-dan-kontinyu.html

Hikmah Puasa (Bag. 1)

Bismillah wal hamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala rasulillah. Amma ba’du,

ALLAH ADALAH AL-HAKIM (YANG MAHA MENENTUKAN HUKUM DAN BIJAKSANA) DAN PENGARUHNYA PADA SYARIAT-NYA

Di antara nama-nama Allah Ta’ala yang terindah (asma’ul husna) adalah Al-Hakim, Yang Maha Menentukan Hukum dan Bijaksana). Hanya Allahlah semata Sang Penentu hukum (baik hukum syariat Islam, hukum takdir, maupun hukum balasan di dunia maupun akherat), dan hukum-hukum-Nya pada puncak kebijaksanaan, kesempurnaan, dan keindahan.

Tidaklah Allah men-syariat-kan suatu hukum syariat, kecuali pasti ada hikmah yang sempurna di dalamnya. Terkadang kita tahu, namun banyak yang kita tidak tahu. Termasuk syariat puasa Ramadan yang sedang kita jalani.

DALIL HIKMAH PUASA

Setidaknya ada dua dalil hikmah puasa.

Dalil Pertama

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa (Ramadan) sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Dalam ayat yang agung ini, Allah Ta’ala telah kabarkan hikmah yang agung dari kewajiban berpuasa Ramadan, berupa diraihnya ketakwaan. Sedangkan takwa adalah melakukan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Puasa adalah sarana untuk merealisasikan takwa, sedangkan takwa adalah melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.

Puasa termasuk sebab yang terbesar seseorang bisa melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Puasa Ramadan adalah madrasah imaniyyah agar seorang hamba mudah melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, mudah bertakwa kepada Allah Ta’ala semata.

Dari ayat tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa,

Pertama, hikmah puasa adalah diraihnya ketakwaan.

Kedua, puasa itu adalah bagian dari keimanan. Oleh karena itu, yang diseru untuk melaksanakannya adalah orang-orang yang beriman.

Ketiga, puasa Ramadan itu diwajibkan bagi kita sebagaimana puasa juga diwajibkan bagi umat-umat sebelum umat Islam karena puasa termasuk syariat dan perintah yang bermanfaat bagi makhluk di setiap zaman. Jadi, janganlah seseorang merasa berat berpuasa, karena itu bermanfaat bagi kehidupan kita di dunia dengan bertakwa dan di akhirat dengan masuk surga, terhindar dari siksa.

Dalil Kedua

Hadis dari riwayat Al-Bukhari, bahwa sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan yang haram, maka Allah tidak menginginkan (baca: tidak memberi pahala) aktifitas meninggalkan makan dan minum yang dilakukannya (puasanya).” (HR. Al-Bukhari)

Syekh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,

فأما قول الزور فهو: كُلُّ قولٍ محرّم من السب، والشتم، والكذب، والغِيبة، والنّميمة والفحش… وأما العمل بالزور فهو: العمل بكل فعل محرم من الغش والخيانة والخيانة في البيع والشراء وغيرهما والربا صريحًا كان أو تحيُّلاً

“Maka, adapun ucapan “az-zuur” adalah setiap ucapan yang haram, baik berupa mencela, mengumpat, dusta, menggunjing, mengadu domba … Dan adapun amal “az-zuur” adalah setiap perbuatan yang haram berupa penipuan, khianat, khianat dalam jual beli, dan selainnya, dan riba yang terang-terangan ataupun yang akal-akalan.” [1]

Beliau rahimahullah juga berkata,

فالذي لا يترك هذه الأشياء لم يَصُمْ حقيقةً، فهو قد صَامَ عمَّا أحلَّ اللهَ، وفعل ما حرَّم الله

“Maka orang yang tidak meninggalkan meninggalkan perkara-perkara ini (ucapan dan perbuatan haram dan tindakan bodoh), maka hakikatnya ia tidak puasa. Karena memang (zahirnya) ia puasa (menahan) dari perkara yang dihalalkan oleh Allah, namun ia melakukan perkara yang diharamkan oleh-Nya.” [2]

Syekh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,

أي: أن الله تعالى لا يريد منَّا من الصيام أن ندع الطعام والشراب ولكن يريد منَّا أن ندع قول الزور والعمل به والجهل

“Yaitu, bahwa Allah Ta’ala tidaklah menghendaki dari ibadah puasa kita itu (sekadar) meninggalkan makan dan minum. Namun (hakikatnya) menghendaki dari kita agar kita meninggalkan ucapan dan perbuatan haram dan tindakan bodoh.” [3]

Dari hadits tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa,

Pertama, hikmah puasa itu untuk meraih takwa dengan menghindari ucapan dan perbuatan haram yang berarti menunaikan kewajiban.

Kedua, puasa yang sesungguhnya itu bukan sekadar meninggalkan makan dan minum, namun puasa yang hakiki adalah puasa yang berbuah takwa, yaitu menghindari ucapan dan perbuatan haram dan larangan Allah lainnya, serta menunaikan kewajiban dan perintah Allah lainnya.

Ketiga, setiap dosa dan maksiat itu berdampak buruk pada puasa seseorang. Semakin banyak seseorang menghindari maksiat, maka semakin bagus kualitas puasanya. Begitu pula sebaliknya, semakin seseorang banyak melakukan maksiat, semakin menurun pahala puasa seseorang.

BERBAGAI BENTUK KETAKWAAN YANG MERUPAKAN HIKMAH PUASA RAMADAN

Ulama rahimahumullah telah menyebutkan berbagai macam hikmah puasa Ramadan. Semuanya kembali kepada perkara ketakwaan kepada-Nya semata. Seseorang jika benar-benar berpuasa dengan ikhlas dan sesuai dengan sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka akan menghasilkan berbagai bentuk ketakwaan:

Pertama, puasa melahirkan berbagai bentuk pelaksanaan perintah Allah.

Karena puasa membiasakan seseorang melakukan berbagai ketaatan yang disyariatkan. Ketaatan tersebut dilakukan saat sedang berpuasa. Hal ini menyebabkan seseorang terdorong untuk melakukan ketaatan lainnya, seperti: bertauhid, salat berjemaah lima waktu, menunaikan zakat, sedekah, baca Alquran, berbakti kepada orang tua, meninggalkan gibah, meninggalkan mencari nafkah dengan cara haram, dan lain-lain.

Kedua, puasa melahirkan berbagai bentuk menjauhi larangan-Nya.

Karena puasa itu membiasakan seseorang menahan diri dari perkara yang hukum asalnya halal yang dicintai syahwat (makan, minum, dan hubungan badan) dalam rangka taat kepada Allah serta mencari rida Allah semata. Hal ini menyebabkan seseorang terdorong untuk menahan diri dari seluruh perkara haram.

Ketiga, puasa itu menyempitkan jalan-jalan setan dalam tubuh manusia.

Karena sebagaimana dalam hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إن الشيطان يجري من ابن آدم مجرى الدم

“Sesungguhnya setan mengalir [4] dalam diri keturunan Nabi Adam -‘alaihis salam- di tempat aliran darah.”

Syaikhul Islam rahimahullah  berkata dalam Majmu’ Fatawa (25: 246), “Tidak ada keraguan bahwa darah terbentuk dari makanan dan minuman. Dan jika seseorang makan atau minum, maka darah tempat mengalirnya setan-setan akan meluas. Sedangkan jika ia puasa, maka tempat mengalirnya setan-setan akan menjadi sempit, sehingga tergeraklah hati melakukan ketaatan dan meninggalkan kemungkaran.” [5]

Maka, dengan puasa melemahkan kekuatan setan dan menjadi sedikit kemaksiatan karenanya.

Keempat, puasa itu menundukkan syahwat dan mengendalikan hawa nafsu.

Oleh karena itu, solusi bagi pemuda yang belum mampu menikah adalah berpuasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai para pemuda, siapa di antara kalian yang telah memperoleh kemampuan (menafkahi rumah tangga), maka menikahlah. Karena sesungguhnya, perhikahan itu lebih mampu menahan pandangan mata dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa belum mampu melaksanakannya, hendaklah ia berpuasa karena puasa itu akan meredakan gejolak hasrat seksual.” (HR. Muslim)

Kelima, puasa membuahkan sterilnya pelakunya dari akhlak yang buruk.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa puasa itu perisai bagi pelakunya dari hal-hal yang merusak puasa dan mengurangi kesempurnaannya. [6] Termasuk juga perisai dari akhlak buruk. Dan hendaknya orang yang berpuasa berhiaskan diri dengan akhlak yang baik. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلا يَرْفُثْ وَلا يَجْهَلْ وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ ـ مَرَّتَيْنِ

“Puasa itu adalah perisai, maka janganlah (seseorang yang sedang berpuasa) mengucapkan ucapan yang kotor, dan janganlah bertindak bodoh, dan jika ada orang yang sewenang-wenang merebut haknya atau mencelanya, maka katakan, ‘Saya sedang puasa.’ (dua kali).” (HR. Bukhari)

Keenam, puasa membuahkan rasa syukur kepada Allah.

Seseorang yang berpuasa menahan diri dari makan, minum, dan hubungan badan. Ini semua termasuk nikmat yang paling besar. Menahan diri dari nikmat-nikmat tersebut seharian dengan berpuasa akan menyadarkan seseorang kadar nikmat yang besar tersebut sehingga mendorong seseorang menyukurinya, terutama saat berbuka puasa.

Ketujuh, puasa membuahkan zuhud terhadap dunia.

Pada aktifitas berpuasa terdapat bentuk menahan diri dari menunaikan dua pokok syahwat perhiasan dunia yaitu perut dan kemaluan. Hal ini mendorong pelakunya untuk zuhud terhadap dunia dan perhiasannya dalam bentuk meninggalkan perkara dunia yang tidak bermanfaat untuk kehidupan akhirat.

Kedelapan, orang yang berpuasa melatih dirinya untuk senantiasa merasa diawasi oleh Allah Ta’ala meskipun sendirian.

Sehingga tidak berani makan minum dan hubungan suami istri di siang Ramadan padahal ia mampu melakukannya. Karena meyakini Allah melihatnya dan mengetahui perbuatannya.

Kesembilan, ibadah puasa hakikatnya merupakan bentuk tarbiyyah (pendidikan) sosial kemasyarakatan.

Mendidik pelakunya menjadi insan yang peka terhadap masyarakatnya dan bentuk tarbiyyah tersebut berupa:

Pertama, memperkuat kasih sayang dan semangat tolong menolong dalam kebaikan di antara kaum muslimin, antara si kaya dengan si miskin. Karena si kaya merasakan sebagian kesulitan si miskin berupa rasa lapar meski beberapa saat ketika berpuasa. Maka, bagaimana lagi fakir miskin yang lapar setiap harinya? Sehingga hal ini menyebabkan si kaya tergerak untuk bersedekah, memberi makan buka puasa, dan berzakat di bulan Ramadan.

Kedua, memupuk persatuan di antara kaum muslimin, karena mengawali puasa Ramadan dan mengakhirinya secara bersama-sama. Sahur dan buka pun pada waktu yang bersamaan.

Ketiga, mengajarkan kesamaan kedudukan antara si kaya dan si miskin, pejabat dan rakyat, bangsawan bernasab tinggi dan rakyat yang tak bernasab tinggi. Tidak ada yang membedakan di antara mereka, kecuali ketakwaannya.

Semoga Allah Ta’ala menyampaikan umur kita sehingga kita bisa berjumpa dengan bulan Ramadan dan menganugerahkan kepada kita kemampuan beribadah dengan ikhlas dan sesuai sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

[Bersambung]

***

Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah

Sumber: https://muslim.or.id/74275-hikmah-puasa-bag-1.html

Jangan Tidur Saat Perut Masih Kenyang, Ini Alasannya Menurut Imam al-Ghazali

Mengantuk yang muncul setelah makan merupakan salah satu hal wajar. Saat itu tubuh merespon perubahan biokimia yang terjadi pada sistem pencernaan. Tak heran, keinginan tidur setelah makan kerap kali muncul.

Sebenarnya mengantuk usai makan merupakan hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, kebiasaan tidur setelah makan dapat meningkatkan risiko kesehatan. Beberapa diantaranya berupa kenaikan berat badan, penyakit asam lambung, nyeri dada hingga serangan stroke, sebagaimana dikutip dari Alodokter. Karena itu, hadis riwayat Aisyah mewanti-wanti hal tersebut sebagaimana berikut.

أذِيبُوا طَعامَكُمْ بِذِكْرِ الله والصَّلاةِ وَلَا تَنامُوا عليه فتقسوا قلوبكم

Cernalah makanan kalian dengan (terlebih dahulu) berzikir pada Allah dan shalat. Janganlah kalian tidur dalam keadaan kenyang, karena itu dapat membuat hati Anda keras. (HR Ibnu Suni dan Abu Nu‘aim). 

Syekh al-Munawi dalam Faidhul Qadir mengutip pendapat Imam al-Ghazali mengenai bahaya langsung tidur setelah makan.

قال الغزالي: وفيه أنه يستحب أن لا ينام على الشبع فيجمع بين غفلتين فيعتاد الفتور ويقسو قلبه ولكن ليصل أو يجلس يذكر الله فإنه أقرب إلى الشكر وأقل ذلك أن يصلي أربع ركعات أو يسبح مئة تسبيحة عقب كل أكلة وكان الثوري إذا شبع ليلة أحياها وإذا شبع يوما واصله بالذكر.

Imam al-Ghazali berpendapat bahwa hadis tersebut mengindikasikan disunahkan agar tidak tidur saat dalam keadaan kenyang. Hal ini karena kondisi kenyang itu akan menimbulkan dua kelalaian, yaitu kemalasan dan kekerasan hati. Karena itu shalat dan berzikirlah, karena hal itu lebih mendekatkan diri pada rasa syukur. Paling minimal itu shalatlah empat rakaat atau bertasbih sebanyak seratus kali setiap habis makan. Imam al-Tsauri itu selalu menghidupkan malam (dengan shalat) di saat kenyang, dan berzikir di siang hari saat kenyang.

Baik dari sisi kesehatan maupun agama, ternyata langsung tidur setelah makan itu memang tidak baik. Oleh karena itu, membiasakan hidup sehat secara medis dan agama itu perlu kita biasakan agar lahir dan batin kita selalu sehat. Wallah alam

BINCANG SYARIAH