Jalan Kebahagiaan Dunia Akhirat

Sesungguhnya ilmu adalah perkara yang paling utama untuk diminta oleh seorang hamba. Telah diketahui bahwa meraih kebahagiaan yang tiada terputus adalah perkara yang sangat penting. Sementara manusia diciptakan untuk hidup di dunia. Dan tidak mungkin mewujudkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, kecuali dengan menaati Allah dan ittiba’/ mengikuti Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dan hal ini tidak bisa tercapai, kecuali dengan landasan ilmu. Sebagaimana firman Allah,

فَٱعۡلَمۡ أَنَّهُۥ لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۢبِكَ

Maka, ketahuilah bahwa tidak ada ilah/ sesembahan yang benar, selain Allah. Maka, minta ampunlah atas dosamu.” (QS. Muhammad: 19)

Allah memulai dengan ilmu karena istigfar ini sejatinya mencakup segala bentuk amalan. Allah meletakkan (perintah) istigfar setelah (perintah) berilmu. Oleh sebab itu, Imam Bukhari rahimahullah membuat bab tentang ayat ini dalam kitab Sahih-nya dengan mengatakan, “Bab Ilmu sebelum Ucapan dan Amalan Berdasarkan Firman Allah…”(lalu beliau membawakan ayat ini). Sesungguhnya ini perkara yang nyata dan jelas. Allah mengutus para rasul dengan membawa ilmu yang diwahyukan kepada mereka.

Dan tidak ada kebahagiaan bagi seseorang, kecuali dengan ittiba‘ kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena sesungguhnya kebahagiaan bukanlah dengan menggapai berbagai kesenangan dunia, atau menggapai kedudukan/jabatan, harta, syahwat dan lain sebagainya. Ini semua akan sirna. Seolah-olah ia tidak pernah ada sebelumnya.

Sesungguhnya kebahagiaan sejati adalah dengan mewujudkan ketaatan kepada Allah. Pertama, manusia akan bahagia di dunia dalam bentuk merasakan kelezatan dan ketentraman dalam hubungannya (ibadah) dengan Allah dengan rasa tunduk, rasa takut, rasa harap, dan inabah. Sehingga hatinya pun menjadi hidup dengan kehidupan yang hakiki.

Oleh karena itu, para sahabat -semoga Allah meridai mereka- apabila mendengar suatu kalimat (nasihat) dari Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, maka kalimat itu memberikan bekas dalam kehidupan, amal, dan jalan hidup mereka.

Mereka mempelajari ilmu dan amal sekaligus. Karena mereka adalah orang Arab dan wahyu turun dengan bahasa mereka (bahasa Arab). Sehingga, cukup bagi mereka hanya dengan mendengar kalimat/ (nasihat itu), mereka bisa memahami dan mengerti apa yang ditunjukkan olehnya (kandungannya). Karena itulah, mereka menjadi sosok para pengemban ilmu yang mumpuni -semoga Allah meridai mereka-.

Cuplikan faidah dari Syekh Prof. Dr. Abdullah Al-Ghunaiman hafizhahullah -salah seorang ulama senior di Arab Saudi-

Penerjemah: Ari Wahyudi, S.Si.

Sumber: https://youtu.be/CcP_MWTGobY

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/78227-jalan-kebahagiaan-dunia-akhirat.html

Muslimah, Inilah 7 Cara Mempercantik Diri menurut Islam

SIAPA yang tidak ingin tampil cantik dan menarik di depan khalayak ramai? Para wanita cenderung berusaha tampil secantik mungkin agar memperoleh perhatian dan pujian terutama dari lawan jenis. Dalam Islam, ada lho cara mempercantik diri, ga pake ribet, syari dan oke hasilnya.

Adanya anggapan bahwa wanita cantik akan cenderung lebih cepat mendapatkan jodoh.

Tentunya pandangan tersebut merupakan hal yang salah kaprah, karena kecantikan fisik bukanlah hal utama seperti dalam hadist berikut:

“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” (HR. Bukhari-Muslim)

Tahukan Anda bahwa dalam islam seorang wanita dapat terlihat cantik dan cara mempercantik diri menurut islam tanpa harus melakukan perawatan yang mahal dan menguras isi dompet. Berikut penjelannya,

1- Cara Mempercantik Diri: Rajin Berwudhu

Wudhu merupakan aktivitas yang dilakukan sebelum sholat. Tujuannya mensucikan dirih dari hadast sebagai penyempurna ibadah. Namun ternyata wudhu juga bisa mencerahkan wajah. Ketika para wanita, membasuh muka dengan air wudhu, noda dan kotoran akan luntur.

ak hanya itu, berwudhu juga menggugurkan dosa-dosa. Maka itu perbanyaklah berwudhu di setiap waktu. Seperti saat hendak keluar rumah maupun sebelum tidur malam.

2- Cara Mempercantik Diri: Rajin membaca Alquran

Alquran bukan semata-mata kitab suci yang berisi firman Allah Subhanahu wata’ala. Dengan rutin membaca ayat suci Alquran maka jiwa akan tenang dan wajah kita akan terlihat senantiasa berseri seolah mendapat nur Ilahi. Membaca kalamullah tentunya harus dilandasi oleh keikhlasan sehingga inner beauty akan terpancar hingga membuat orang terkagum-kagum.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya “Aku mendengar Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya umatku dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan ghurran muhajjilin (wajahnya bercahaya dan badannya bersinar) karena bekas berwudhu, maka barangsiapa mampu untuk memanjangkan ghurran hendaklah melakukannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya “Aku mendengar Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya umatku dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan ghurran muhajjilin (wajahnya bercahaya dan badannya bersinar) karena bekas berwudhu, maka barangsiapa mampu untuk memanjangkan ghurran hendaklah melakukannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

3- Cara Mempercantik Diri: Salat Tahajjud

Mengamalkan sholat tahajjud bukan perkara mudah. Sebab, sholat ini dilakukan di sepertiga malam terakhir, saat banyak orang terlelap tidur. Sehingga tak heran bila banyak orang yang lalai dan malas menunaikan ibadah sunah ini.

Padahal, di samping peluang doa kita lebih besar untuk dikabulkan Allah, sholat malam diyakini dapat membuat aura wajah kita terpancar indah. Meski tidak mengenakan krim pemutih sekalipun, wajah akan nampak cerah dan bersih.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Barangsiapa yang banyak menunaikan sholat malam, maka wajahnya akan terlihat tampan atau cantik di siang harinya,” (HR. Ibnu Majah).

4- Cara Mempercantik Diri: Memakai hijab sesuai syariat

Bagi seorang muslimah, kecantikan tidak diukur dari keelokan paras wajah apalagi sampai mengumbar aurat kepada lelaki bukan muhrim. Berdasarkan ajaran Islam, kecantikan wanita harus disimpan hanya untuk suaminya saja. Islam mewajibkan wanita agar mengenakan jilbab atau hijab dan diulur hingga menutupi dada.

Seorang wanita yang berhijab dengan pakaian panjang pastinya akan terlihat lebih anggun dan cantik dibandingkan wanita berpakaian minim yang mengumbar auratnya. Dengan memakai hijab, wanita juga tampak lebih terhormat serta terhindar dari risiko pelecehan. Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Al-Ahzab ayat 59 yang artinya:

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan wanita-wanita (keluarga) orang-orang mukmin, agar mereka mengulurkan atas diri mereka (ke seluruh tubuh mereka) jilbab mereka. Hal itu menjadikan mereka lebih mudah dikenal (sebagai para wanita muslimah yang terhormat dan merdeka) sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah senantiasa Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. Al-Ahzab ayat: 59).

5- Cara Mempercantik Diri: Rajin puasa sunah

Cara mempercantik diri menurut Islam selanjutnya ialah rutin melaksakakan puasa sunah. Menurut beberapa penelitian, puasa merupakan aktivitas yang sehat. Dengan berpuasa, risiko obesitas dapat dihindari, mengurangi risiko kanker dan menyehatkan jantung.

Para muslimah tidak perlu menjalankan puasa setiap hari. Cukup puasa sunah Senin dan Kamis, maka Insya Allah kecantikan aura wajah menjadi semakin terpancar.

6- Cara Mempercantik Diri: Merawat diri tanpa mengubah bentuk

Islam tidak melarang wanita untuk mempercantik diri dengan make-up. Boleh-boleh saja mengenakan bedak saat keluar rumah. Sejumlah perawatan alamiah seperti dari minyak zaitun, susu, atau madu agar kesehatan kulit terawat juga sangat dianjurkan.

Namun satu hal yang perlu diperhatikan, Islam melarang seseorang mengubah bentuk wajah dan tubuhnya tanpa alasan yang kuat. Semisal ia ingin hidung mancung, lalu melakukan operasi plastik. Hal ini benar-benar dilarang oleh Islam. Termasuk mencukur alis, memasang tato, dan tindakan lainnya yang bertujuan mengubah bentuk asli ciptaan Allah.

Allah berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 119 yang artinya: “Dan pasti akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan kusuruh mereka mengubah ciptaan Allah (lalu mereka benar-benar mengubahnya). Barang siapa menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh dia menderita kerugian yang nyata,” (QS. An-Nisa: 119).

7- Cara Mempercantik Diri: Murah senyum

Senyum dapat menghadirkan kesejukan di hati orang lain yang memandangnya. Menurut penelitian, tersenyum dapat membuat orang awet muda. Tersenyum juga bisa memancarkan kecantikan dalam hati (inner beauty). Dengan tersenyum, kita akan disayangi orang lain dan mudah memperoleh sahabat.

Dari Abu Dzar radhiyallahu’anhu, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu,” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban).

8- Cara Mempercantik Diri: Menjauhi Maksiat

Dari Abu Harairah :

“Seorang hamba jika telah melakukan kesalahan maka ia diberi titik hitam di dalam hatinya. Jika ia meninggalkannya dan bertaubat maka hatinya akan bersih. Jika ia kembali lagi berbuat maksiat maka akan kembali diberi titik hitam pada hatinya hingga tertutup.”

Perbuatan maksiat yang dilakuka jelas akan membuat hati kotor dan penuh noda. Secara otomatis hal tersebut akan terlihat dari cahaya wajah yang semakin memudar. Sebagai manusia kita tidak bisa terhindar dari khilaf dan dosa. Namun, sebaik baiknya manusia ialah ia yang menyadari dosa dan segera bertaubat. []

ISLAMPOS

Kasus First Travel: Peringatan Keras bagi Jamaah, Biro dan Pemerintah

INDONESIA dikejutkan oleh ditangkapnya bos First Travel yang dituduh melakukan penipuan terhadap jamaah, tidak kurang korban First Travel diperkirakan  mencapai 35.000 jamaah.

Bisnis umrah termasuk dalam kategori ‘high potential business’.  Bisnis yang menjanjikan keuntungan dan pertumbuhan jika dilakukan oleh mereka yang berkompeten.

Sayangnya, industri ini menuju kerusakan karena banyak avonturir yang nggak paham berbisnis, umrah dijual rugi untuk mengejar percepatan cash in.

Saya menangani puluhan kasus serupa, motif  terbesar awalnya sama, mereka jual rugi dengan syarat diberangkatkan tahun depan, modus ini dilakukan agar segera ada uang masuk karena mereka harus memberangkatkan jamaah yang sudah membayar tahun lalu, sementara uang tidak di tangan.

Ada beberapa pelaku yang berharap bisa meraup keuntungan dengan menginvestasikan uang jamaah ke sektor lain yang perhitungan keuntungannya fantastis.  Tapi semua itu ilusi belaka, bisnis dan investasi memiliki disiplin tersendiri, sedangkan jalan mereka adalah jalan sesat.

Memang, banyak bisnis bagus, tapi hanya sedikit pebisnis yang bagus.

Meskipun mengejutkan masyarakat, kenyataannya First Travel bukanlah kasus tunggal, masih banyak pengusaha travel yang melakukan aksi kekonyolan serupa.

Salah satu pemain yang cukup besar melakukan aksi jual rugi dan menginvestasikan uangnya di sektor property.

Pemain seperti ini akan berakhir mengenaskan, dia  tidak akan mampu berhenti dari praktek ini, dia akan berhenti setelah semuanya habis, setelah semua skenarionya kandas.

Kecuali mereka mampu menyadari kesalahan, berhenti, dan sanggup menghadapi kenyataan apapun resikonya.

Jika tidak, travel seperti ini akan menjadi cerita selanjutnya.

Dalam konteks First Travel, praktek seperti ini tidak akan bisa mengantarkan Pengusaha menjadi kaya. Mereka tidak akan mampu menyimpan uang. Maka tidak heran jika dari 8 rekeningnya cuma ada 1.3 juta. Kalaupun ada aset biasanya sudah tergadai semua.

Tidak peduli berapa ratus milyarpun uang yang telah mereka ambil dari jamaah, jika mereka bermain dengan cara ini maka kita bisa pastikan tidak akan ada uang yang bisa mereka simpan, tidak akan ada aset yang bisa diselamatkan.  Justru mengapa persoalan meletus?

Karena pada saat itu uang sudah kosong sampai ke kantong pribadi dan keluarganya, sedangkan aset telah habis tergadai.

Kasus ini harus menjadi peringatan bagi kita semua.

Bagi jamaah, melalui kasus ini hendaknya tidak lagi mudah tergiur dengan harga yang tidak wajar, semakin banyak bukti yang sudah berangkat, semakin besar kemungkinan anda tertipu.

Bagi pemerintah, kasus ini harus menjadi pintu masuk untuk segera bergerak melindungi masyarakat, masih banyak travel semacam First Travel ini. Maka segera lakukan operasi terhadap mereka yang beroperasi dengan cara menjual rugi.

Akhir cerita semua travel ini adalah menimpakan semua resiko kerugian dan gaya hidup mewah mereka kepada jamaah.

Bagi para pengusaha perjalanan umrah dan haji, sebuah pelajaran, bahwa utang dan kewajiban itu hidup. Dia akan mengejar hingga Anda tidak bisa lagi lari kemanapun.

Maka berbisnislah dengan iman dan ilmu.*

Oleh: Heppy Trenggono, President Indonesian Islamic Business Forum (IIBF)

HIDAYATULLAH

Ingin Menggapai Ridha Allah? Bacalah Doa Ini Tujuh Kali

Siapa yang tak ingin mendapatkan dan menggapai ridha Allah. Bagi muslim sejati, Ridha Allah adalah segala-galanya. Dalam benaknya, tak ada satupun bisa menyelamatkan dirinya selain Allah Ta’ala, betapa pun melimpah amalnya. Berikut ini adalah doa menggapai ridha Allah.

Keyakinan semacam ini sesungguhnya sangat sesuai dengan apa yang telah diajarkan agama. Maka sudah selayaknya, “menggapai Ridha-Nya” menjadi tujuan utama dalam mengarungi kehidupan di dunia.

Nah menggapai Ridha-Nya, selain dengan amal ibadah, bisa juga dengan membaca doa-doa. Diantara doa yang bisa menjadi perantara untuk menggapai Ridha Allah adalah doa di bawah ini:

‌اللَّهُمَّ ‌مُنْزِلَ ‌الْكِتَابِ، ‌مُفْرِجَ ‌السَّحَابِ، وَاضِعَ الْمِيزَانِ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ ، اجْعَلْنِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ عِنْدَكَ مِنَ الْأَبْرَارِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Allâhumma munzilal kitabi mufrijas sahâbi wâdhi’al mizâni yâ dzal jalâli wal ikrâmi ij’alnî yaumal qiyamati ‘indaka minal abrari wa la haula wala quwwata illa billah

“Wahai Allah yang menurunkan kitab, melepaskan awan, meletakkan mizan (timbangan), wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kehormatan, jadikanlah aku bagian dari orang-orang yang beruntung di sisi-Mu kelak di hari akhirat. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan (pertolongan) Allah Swt.”

Doa ini berdasarkan riwayat Ka’ab dalam kitab al-Dhu’a’ [250] karya Syekh Muhammad bin Fudhail al-Dhabi berikut;

حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ، حَدَّثَنَا لَيْثٌ، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ كَعْبٍ قَالَ: ‌‌«مَا مِنْ رَجُلٍ يَقُولُ سَبْعَ مَرَّاتٍ: ‌اللَّهُمَّ ‌مُنْزِلَ ‌الْكِتَابِ، ‌مُفْرِجَ ‌السَّحَابِ، وَاضِعَ الْمِيزَانِ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ ، اجْعَلْنِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ عِنْدَكَ مِنَ الْأَبْرَارِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ، إِلَّا بَلَغَ بِهِنَّ رِضْوَانَ اللَّهِ»

Menceritakan kepada kami Ibu Fudhail, menceritakan kepada kami Laits, dari Abu Burdah, dari Ka’ab beliau berkata:

“Tidaklah seseorang mengucapkan allâhumma munzilal kitabi mufrijas sahâbi wâdhi’al mizâni yâ dzal jalâli wal ikrâmi ij’alnî yaumal qiyamati ‘indaka minal abrari wa la haula wala quwwata illa billah (doa di atas) sebanyak tujuh kali, melainkan ia pasti menggapai Ridha Allah.”

Demikianlah amalan dan doa jika ingin menggapai ridha Allah. Adapun  bacaan doa tersebut seyogianya dibaca sebanyak tujuh kali. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH

Doa Nabi Minta Ilmu yang Bermanfaat, Rezeki yang Baik, dan Amalan yang Diterima

Kaum muslimin, Nabi kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Nabi rahmah. Nabi yang penuh rahmat dan sangat semangat untuk memberikan yang terbaik kepada umatnya. Memberikan contoh yang terbaik untuk kebahagiaan dan kemudahan umatnya.

Dan di antara contoh itu adalah beliau berdoa setiap paginya, dengan memanfaatkan waktu pagi yang penuh dengan keberkahan, yang penuh dengan keistimewaan. Ummu Salamah, istri Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengatakan, bahwa beliau setiap pagi mengucapkan:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا 

وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA ‘ILMAN NAAFI’AN WA RIZQON THOYYIBAN WA ‘AMALAN MUTAQOBBALAN

“Ya Allah aku memohon kepada Engkau: Ilmu yang manfaat, rezeki yang tayib, dan amalan yang diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Beliau memulai dengan ilmu yang manfaat, karena dia adalah kunci atas semuanya. Tidak mungkin kita bisa memahami halal dan haram tanpa ilmu. Tidak mungkin kita bisa beramal dengan amalan shalih tanpa ilmu. Maka beliau memulai dengan ilmu yang manfaat. Sebab ilmu adalah dasar untuk perubahan pada kebaikan. Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai Nabi yang ingin mengubah akhlak manusia, yang ingin mengubah kehidupan manusia, menjadi manusia yang berakhlak mulia. Memulai dengan menyampaikan wahyunya,

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَ

ajakan untuk berilmu, ajakan untuk mencari ilmu, karena memang komponen utama sebuah perubahan adalah ilmu yang bermanfaat. Oleh karena itu, beliau memulai dengan mengatakan:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا

ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA ‘ILMAN NAAFI’AN

Oleh karena itu, setiap kita ingin maju, maka butuh perubahan. Perubahan butuh ilmu, maka salah bila ada kita yang enggan menuntut ilmu, enggan untuk belajar. Karena tidak akan maju seorang manusia dalam kehidupannya, baik dunia maupun akhiratnya, tanpa perubahan. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Allah tidak mengubah nasib sebuah kaum, sampai mereka mengubah nasibnya tersebut.” (QS. ar-Ra’d: 11)

Sehingga perubahan menjadi hal yang sangat penting untuk kemajuan kita, dan itu butuh ilmu. Oleh karena itu, Nabi kita pun disampaikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengetahui la ilaha illallah:

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

“Ketahuilah, wahai Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Laa ilaha illallah, …” (QS. Muhammad: 19)

Artinya diminta untuk berilmu, untuk mengetahui kandungan Laa ilaha illallah ini,

“… kemudian mohonlah ampunan kepada-Nya untuk dirimu, dan untuk mukmin, dan mukminat.” (QS. Muhammad: 19)

Di sinilah, lihat bagaimana pentingnya ilmu, sehingga ilmu itu akan mengantar seseorang kepada kebaikan dunia dan akhirat. Maka mari luangkan waktu kita untuk menuntut ilmu. Banyak kemudahan Allah berikan untuk orang yang ingin menuntut ilmu. Kemudian setelah itu, meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala rezeki yang tayib.

Rezeki yang tayib, karena manusia butuh rezeki, butuh makanan, butuh juga apa saja yang bisa membuat ia lebih nyaman, lebih kuat di dunia ini, dan hanya rezeki yang tayiblah yang akan memberikan kepadanya keberkahan dalam tubuhnya, sehingga ia mampu untuk beramal saleh.

Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim, dalam shahihnya, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ طيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا 

“Allah itu Mahabagus, tidak menerima, kecuali yang bagus

وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الَمُرْسَلِيْنَ

bahwa Allah itu memerintahkan kaum mukminin, dengan perintah kepada para Rasul ‘alaihimus shalatu wassalam.”

Beliau membaca:

يَا أَيُّها الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّباتِ واعْمَلُوا صالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

dan beliau membaca juga:

يَا أَيُّها الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّباتِ ما رَزَقْناكُمْ

Menunjukkan pentingnya rezeki yang tayib ini. Kemudian beliau contohkan sebuah contoh: ada seorang yang berjalan dengan safar yang jauh, dalam keadaan,

أَشْعَثَ أَغْبَرَ

dalam keadaan kusut masai,

يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ

mengangkat tangannya ke langit, mengatakan:

يَا رَبِّ يَا رَبِّ

وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ

dia mengangkat kedua tangannya, mengucapkan, “Ya Rabbi, ya Rabbi …”

Namun makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan tumbuh dari hal yang haram, bagaimana akan diijabahi doanya?!

Menunjukkan pentingnya rezeki yang tayib ini, baru kemudian ujungnya adalah amalan saleh, yang Allah terima, yang memenuhi syarat ikhlas dan sesuai dengan contoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bila semua ini kita ketahui, maka tidak ada lagi alasan bagi kita semua untuk berhenti mencari ilmu, berhenti untuk mencari rezeki yang tayib, dan berhenti untuk beramal saleh.

Perbanyak ilmu yang manfaat, perbanyak rezeki yang tayib, perbanyak juga amalan saleh tersebut. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita semua untuk meraih tiga hal ini, yang menjadi bekal yang baik mencapai ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

***

Referensi: https://konsultasisyariah.com/39289-doa-nabi-minta-ilmu-yang-bermanfaat-rezeki-yang-baik-dan-amalan-yang-diterima.html

Sikap Mukmin yang Bijak di Saat Naiknya Harga BBM

Akhir-akhir ini, kita sedang dihadapkan pada krisis ekonomi yang cukup pelik. Mulai dari tersebarnya wabah Covid-19 yang telah memakan banyak korban, hingga berimbas pada ketidakstabilan harga-harga bahan pokok di pasaran. Dari minyak goreng yang tiba-tiba menghilang dari peredaran, lalu harganya melambung tinggi, hingga cabai yang harga per kilonya melampaui harga daging sapi. Yang terbaru, ketetapan pemerintah untuk memotong subsidi BBM yang mengakibatkan harga pertalite, pertamax, dan solar naik fantastis.

Kekhawatiran akan tingginya biaya hidup, ketakutan akan keterbatasan, dan kerisauan dalam hati, terkadang muncul di hati manusia. Tentu saja hal tersebut merupakan perkara yang lumrah, bahkan di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sekalipun. Saat terjadi lonjakan harga di pasaran, para sahabat merasa berat dan mengadukannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Para sahabat berkata,

 يا رسولَ اللَّهِ ، غلا السِّعرُ فسعِّر لَنا

“Wahai Rasulullah, harga-harga menjadi mahal. Tetapkanlah harga untuk kami?” 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إنَّ اللَّهَ هوَ المسعِّرُ القابضُ الباسطُ الرَّازقُ ، وإنِّي لأرجو أن ألقَى اللَّهَ وليسَ أحدٌ منكُم يطالبُني بمَظلمةٍ في دمٍ ولا مالٍ

“Sesungguhnya Allah yang pantas menaikkan dan menurunkan harga, Dia-lah yang membatasi dan melapangkan rezeki. Aku harap dapat berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak seorang pun dari kalian yang menuntutku soal kezaliman dalam darah (nyawa) dan harta.” (HR. Abu Dawud no. 3451, Tirmidzi no. 1314, Ibnu Majah no. 2200 dan Ahmad no. 14057)

Melambungnya harga-harga di pasaran merupakan salah satu perkara penting yang harus diperhatikan oleh setiap kaum muslimin, terlebih lagi pada zaman sekarang, di mana hal tersebut sangat mempengaruhi kehidupan kebanyakan manusia. Tingginya harga-harga di pasaran seringkali akan meningkatkan angka kriminalitas dan kemiskinan pada sebuah masyarakat. Karenanya untuk menyelesaikan problem ini dibutuhkan solusi yang cerdas lagi tepat untuk menyelesaikannya.

Islam adalah agama yang sempurna

Islam yang sempurna ini telah Allah tetapkan sebagai syariat yang mencakup setiap aspek kehidupan manusia. Tidaklah ada sebuah permasalahan yang butuh untuk diselesaikan dan dipecahkan, kecuali agama Islam telah memberikan jawaban ataupun petunjuknya, baik itu di dalam Al-Qur’an maupun hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah Ta’ala berfirman,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمْ الإِسْلامَ دِيناً

Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.” (QS. Al-Maidah: 3)

Merupakan kewajiban bagi setiap mukmin untuk mengembalikan seluruh permasalahannya kepada syariat Islam yang mulia ini, tak terkecuali saat menghadapi situasi naiknya harga BBM. Untuk menghilangkan kekhawatiran yang ada dan menyelesaikannya permasalahan ini, kita perlu kembali melihat beberapa firman Allah Ta’ala serta sabda Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, mempelajari kembali solusi-solusi yang ditawarkan oleh syariat, bukan dengan mengeluh, berdebat, mencari kambing hitam, apalagi berdemo.

Kesulitan yang menimpa seseorang, bisa jadi karena dosa dan maksiat yang ia lakukan

Seorang mukmin harus yakin, bahwa apa yang terjadi di bumi ini, baik itu kejadian yang baik maupun yang buruk, termasuk di dalamnya naiknya harga BBM, semuanya terjadi atas izin Allah dan kehendak-Nya. Sebagaimana perkataan Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah,

فالغلاء بارتفاع اﻷسعار ، والرخص بانخفاضها هما من جملة الحوادث التي لا خالق لها إلا الله وحده ، ولا يكون شيء منها إلا بمشيئته وقدرته

“Harga yang menjadi mahal karena melambungnya harga-harga serta menjadi murah karena turunnya harga-harga merupakan suatu kejadian yang tidak ada yang menciptakannya, melainkan Allah Ta’ala semata. Tidaklah ia terjadi, kecuali karena kehendak dan keinginan Allah.” (Majmu’ Fatawa, 8: 519)

Hanya saja perlu kita ketahui bahwa terkadang Allah Ta’ala menjadikan perbuatan dan perilaku hamba-Nya sebagai sebab atas terjadinya sesuatu sebagaimana Allah jadikan pedang yang dihunuskan seorang pembunuh sebagai sebab atas matinya seseorang. Begitu pula naiknya harga-harga di pasaran yang dirasakan oleh semua orang, bisa jadi sebabnya adalah dosa-dosa yang dilakukan oleh umat manusia. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَمَا أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ

Dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An-Nisa: 79)

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

“Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura: 30)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah bersabda,

يا مَعْشَرَ المهاجرينَ ! خِصالٌ خَمْسٌ إذا ابتُلِيتُمْ بهِنَّ ، وأعوذُ باللهِ أن تُدْرِكُوهُنَّ : لم تَظْهَرِ الفاحشةُ في قومٍ قَطُّ ؛ حتى يُعْلِنُوا بها ؛ إلا فَشَا فيهِمُ الطاعونُ والأوجاعُ التي لم تَكُنْ مَضَتْ في أسلافِهِم الذين مَضَوْا ، ولم يَنْقُصُوا المِكْيالَ والميزانَ إِلَّا أُخِذُوا بالسِّنِينَ وشِدَّةِ المُؤْنَةِ ، وجَوْرِ السلطانِ عليهم ، ولم يَمْنَعُوا زكاةَ أموالِهم إلا مُنِعُوا القَطْرَ من السماءِ ، ولولا البهائمُ لم يُمْطَرُوا ، ولم يَنْقُضُوا عهدَ اللهِ وعهدَ رسولِه إلا سَلَّطَ اللهُ عليهم عَدُوَّهم من غيرِهم ، فأَخَذوا بعضَ ما كان في أَيْدِيهِم ، وما لم تَحْكُمْ أئمتُهم بكتابِ اللهِ عَزَّ وجَلَّ ويَتَخَيَّرُوا فيما أَنْزَلَ اللهُ إلا جعل اللهُ بأسَهم بينَهم

“Wahai kaum Muhajirin, ada lima perkara yang akan datangkan bencana berat, aku meminta perlindungan kepada Allah semoga tidak menimpa kalian. (Pertama), tidaklah maksiat dan zina menjamur di tengah suatu kaum melainkan mereka akan ditimpa penyakit thaun dan kelaparan mematikan yang belum pernah terjadi sebelumnya. (Kedua), tidaklah mereka curang dalam takaran dan timbangan dagang, melainkan akan ditimpa kemarau dan paceklik berkepanjangan hingga hidup mereka menderita serta mereka dipimpin penguasa yang zalim. (Ketiga), tidaklah mereka enggan membayar zakat harta mereka, melainkan langit akan berhenti meneteskan air (hujan) untuk mereka. Jikalau bukan karena hewan-hewan ternak, niscaya mereka tidak akan diberikan hujan. (Keempat), tidaklah mereka meninggalkan agama Allah Ta’ala dan rasul-Nya, melainkan mereka akan dikuasai oleh musuh-musuh mereka. Kekuasaan dan kenikmatan mereka dirampas oleh musuh-musuh mereka. Dan (kelima), tidaklah pemimpin-pemimpin mereka enggan menjalankan hukum-hukum Allah dan tidak menganggap lebih baik apa yang diturunkan Allah, kecuali Dia akan menjadikan rasa takut di antara mereka.” (HR. Ibnu Majah no. 4019, Thabrani di dalam Al-Mu’jam Al-Ausath no. 4671 dan Al-Hakim no. 8623)

Bisa jadi, kesusahan yang sedang menimpa kita, naiknya harga BBM yang memberatkan kita dan musibah-musibah lainnya yang kita hadapi, sebabnya adalah dosa-dosa kita, kezaliman kita, dan kurang perhatiannya kita terhadap agama Islam yang mulia ini.

Solusi syariat saat menghadapi kenaikan harga

Ada beberapa solusi yang ditawarkan oleh syariat Islam sehingga kaum muslimin yang sedang mengalami kesulitan karena naiknya harga barang-barang di pasaran, dapat menghadapinya dan bertahan di dalamnya:

Pertama: Membiasakan diri untuk senantiasa bertakwa dan menguatkan keimanan

Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ وَلَكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf: 96)

Dengan beriman dan bertakwa, seorang mukmin akan dimudahkan urusannya, diberikan solusi dan jalan keluar serta dilapangkan rezekinya dari arah yang tidak ia sangka-sangka. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا . وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS. At-Talaq: 2-3)

Kedua: Memperbanyak istigfar dan bertobat

Hal ini berlaku bagi siapa pun. Syariat istigfar dan tobat tidak hanya bagi mereka yang baru bermaksiat saja. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang jelas-jelas kita tahu telah diampuni dosa-dosanya saja senantiasa memperbanyak istigfar, meminta ampun kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman menjelaskan keutamaan istigfar,

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَارًا . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا

“Maka aku berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Mahapengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” (QS. Nuh: 10-12)

Ketiga: Saling bahu membahu di antara masyarakat

Mereka yang diberikan keluasan harta oleh Allah Ta’ala, maka tidak melupakan saudaranya yang kurang mampu. Mengeluarkan zakat, bersedekah, dan membantu orang-orang yang tidak mampu. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

من كان معه فضل ظهر فليعد به على من لا ظهر له و من كان له فضل من زاد فليعد به على من لا زاد له

“Barangsiapa yang memiliki kendaraan lebih hendaknya memberikan pada orang yang tidak memiliki kendaraan. Barangsiapa yang memiliki kelebihan bekal hendaknya memberikan pada orang yang tidak mempunyai bekal.” (HR. Muslim no. 1728)

Hadis ini mengajarkan kita untuk bersedekah dan berbuat baik kepada orang lain, serta berlomba-lomba di dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Allah Ta’ala berfirman di dalam sebuah hadis qudsi, menjelaskan balasan bagi mereka yang menginfakkan hartanya,

يا ابن آدم أَنفق أُنفق عليك

“Berinfaklah, niscaya engkau akan diberi nafkah (oleh Allah Ta’ala).” (HR. Bukhari no. 4684, 7411 dan Muslim 993)

Keempat: Melatih diri untuk senantiasa rida dan bersyukur atas setiap rezeki yang telah Allah Ta’ala tetapkan untuk kita

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

وارض بما قسم الله لك تكن أغنى الناس

“Relalah dengan apa yang telah Allah bagikan untukmu, niscaya kamu menjadi manusia yang paling kaya.” (HR. Tirmidzi no. 2305, Ibnu Majah no. 4217 dan Ahmad no. 8095)

Kelima: Hidup sederhana dan menjauhkan diri dari pemborosan dan bermewah-mewahan

Allah Ta’ala berfirman,

وكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا

“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)

Semoga Allah Ta’ala senantiasa memudahkan setiap urusan kita, memberikan kita jalan keluar dari setiap musibah dan kesulitan yang kita hadapi dan memberikan kita rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.

Wallahu a’lam bisshowaab.

***

Penulis: Muhammad Idris, Lc.

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/78418-sikap-mukmin-yang-bijak-di-saat-naiknya-harga-bbm.html

Keistimewaan Sholat Subuh

SHALAT subuh selain wajib memang mempunyai keistimewaan lain yang sedikit diketahui oleh kebanyakan orang. Keistimewaan Sholat Subuh dalam Islam sangat luar biasa.

Dalam QS. Al-falaq (113): ayat 1-5, unik sekali perintah ini. Betapa tidak, dalam surat Al-Falaq, selain diminta untuk memohon perlindungan dari kejahatan makhkuk, kita pun dikondisikan untuk memohon perlindungan Allah SWT dari kegelapan malam. Kita lihat redaksi surat ini.

“Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Tuhan Yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan perempuan-perempuan tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”

Mengapa? Bukanlah sholat subuh dilakukan menjelang pagi dan awal hari yang baru sehingga jauh dari kegelapan? Justru kita akan mendapat cahaya matahari. Sebuah paradoks yang indah. Ketika kita bertemu cahaya matahari secara indrawi, saat itu pula kegelapan dapat menyelimuti hati. Pada saat matahari berenjak tinggi dan semua indera kita aktif, kekuatan nafsu pun bangkit mengambil alih.

Keistimewaan Sholat Subuh, Penerang Kegelapan

Shalat Ied, Keistimewaan Sholat Subuh
Foto: Unsplash

Segala sesuatu yang indah secara indrawi akan mendominasi sistem pengambilan keputusan. Kita bisa lupa diri dan terjebak dalam gulitanya cinta dunia. Jika dibiarkan terus menerus, kondisi semacam ini bisa menggiring kita menjadi pribadi tergesa-gesa, sulit mengukur kemampuan diri, dan tidak terampil menempatkan diri secara proporsional.

Dalam kegelapan yang terang menderang kita berpeluang menjadi pribadi kufur, yaitu pribadi yang menjadikan proses mempertuhan diri sebagai bagian dari aktivitas keseharian. Kegelapan hati menjadikan kita pribadi kurang empati serta tidak peduli terhadap penderitaan sesama. Akhirnya, kita akan menjadi pribadi tegang dan cekam ketakutan ketika keinginan tidak tercapai.

Keistimewaan Sholat Subuh, Gerbang Pembuka Pintu Langit

Di sinilah sholat subuh menjadi gerbang pembuka pintu langit yang akan menjadikan hari yang kita jalani lebih berkah. Sebab, kita mengawalinya dengan penuh makna dan cahaya hidayah. Oleh karena itu, selain menunaikan salat berjamaah di masjid, Rasulullah SAW senantiasa membaca do’a ketika waktu subuh datang menjelang.

“Kami telah mendapatkan subuh dan jadilah segala kekuasaan itu milik Allah, demikian juga kebesaran dan keagungan, penciptaan makhluk, segala urusan, malam dan siang, dan segala yang terjadi pada keduanya. Semuanya kepunyaan Allah Ta’ala. Ya Allah, jadikanlah permulaan hari ini suatu kebaikan, pertengahannya suatu kemenangan, dan penghabisannya suatu kejayaan, wahai Tuhan yang paling penyayang dari segala penyayang. Ya Allah sesungguhnya hamba mohon kepada-Mu ilmu yang berguna, rezeki yang baik, serta amal yang diterima.”(HR. Ibnu Majah)

Keistimewaan Sholat Subuh, Permohonan yang Tulus

Alasan Tidak Shalat Shubuh di Masjid untuk Laki-laki, Shalat Berjamaah, Keutamaan Shalat Shubuh, Keutamaan Sunnah Qabliyah Shubuh, Adab Masuk Masjid, Keistimewaan Sholat Subuh
Foto: Saad | Islampos

Do’a ini penuh inspirasi dan mengandung nilai-nilai ketauhidan yang sangat dalam. Betapa tidak, di dalamnya tersirat sebuah harapan dan permohonan yang tulus kepada Dzat penguasa malam dan siang agar senantiasa menjadi pembimbing dan pelindung dalam setiap tahapan waktu, pada awal, pertengahan, dan akhir.

Kita pun mengucapkannya setiap awal hari sehingga hari-hari kita menjadi penuh makna dan penuh dinamika dalam meniti jalan kesurga.

Keistimewaan Sholat Subuh, Ayo Berjamaah di Masjid

Ketahuilah, semua keutamaan ini tidak akan pernah kita dapatkan apabila kita malas bangun, malas mengambil air wudhu, dan malas melangkahkan kaki ke masjid. Mari kita laksanakan salat subuh berjamaah di masjid. semoga jawaban yang disampaikan bermanfaat untuk semua pembaca Islampos. Wallahualam. []

ISLAMPOS

Tafsir Al Qasas Ayat 59: Tidak akan Dibinasakan Suatu Negeri Sebelum Diperingatkan Rasul

Rasul itu ditugaskan untuk menyeru dan memberi peringatan kepada mereka.

Alquran menjelaskan bahwa Allah Maha Adil, sehingga tidak akan sewenang-wenang membinasakan suatu negeri dan penduduknya. Allah SWT tidak akan membinasakan suatu negeri sebelum mengutus Rasul kepada mereka untuk memberi peringatan. Hal ini dijelaskan dalam tafsir Surat Al Qasas Ayat 59.

وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرٰى حَتّٰى يَبْعَثَ فِيْٓ اُمِّهَا رَسُوْلًا يَّتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِنَاۚ وَمَا كُنَّا مُهْلِكِى الْقُرٰىٓ اِلَّا وَاَهْلُهَا ظٰلِمُوْنَ

Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri, sebelum Dia mengutus seorang Rasul di ibukotanya yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka. Tidak pernah (pula) Kami membinasakan (penduduk) negeri-negeri, kecuali penduduknya dalam keadaan zalim. (QS Al-Qasas: 59)

Ayat ini mengandung arti, jangan menduga bahwa kehancuran negeri-negeri terjadi dengan sewenang-wenang. Allah Maha adil, dan karena itu Tuhanmu tidak mungkin akan membinasakan negeri-negeri di sekitar Makah dan penduduknya pada masamu wahai Nabi Muhammad, betapa pun besarnya kedurhakaan mereka, sebelum Allah mengutus seorang Rasul di ibukotanya yaitu Makkah. Yakni Rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka.

Tidak pernah juga Kami membinasakan penduduk negeri setelah Kami mengutus Rasul atau pemberi peringatan, kecuali penduduknya melakukan kezaliman terhadap diri mereka sendiri dengan kufur dan maksiat kepada Allah, sehingga mereka pantas menerima hukuman.

Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, ayat ini menerangkan bahwa sesuai dengan sunah-Nya, Allah tidak pernah membinasakan suatu kota, kecuali terlebih dahulu mengutus seorang Rasul ke kota itu untuk membacakan kepada penduduknya ayat-ayat Allah yang berisi kebenaran.

Rasul itu ditugaskan untuk menyeru dan memberi peringatan kepada mereka supaya mereka beriman kepada Allah SWT. Namun mereka tidak mengindahkannya, mereka mengabaikan dan menentang Rasul yang memberi petunjuk.

“. . . Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang Rasul.” (QS Al-Isra’: 15).

Sesudah Allah mengutus Rasul untuk membimbing penduduk kota itu ke jalan yang lurus, memberi petunjuk kepada kebenaran, tetapi mereka tetap melakukan kezaliman dan mendustakan Rasul, mengingkari ayat-ayat-Nya, maka Dia akan membinasakan kota itu beserta penduduknya.

Pembinasaan umat secara besar-besaran sebagaimana terjadi pada umat-umat terdahulu tidak terjadi pada umat Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah Nabi terakhir yang diutus bagi seluruh alam, sehingga pembinasaan total sudah tidak terjadi lagi. Yang ada hanyalah pembinasaan parsial atau lokal seperti bencana penyakit, bencana alam, gempa bumi, gelombang tsunami, dan sebagainya.

Pengutusan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir berarti Allah tidak akan mengutus Nabi atau Rasul setelah beliau. Sedangkan tugas-tugas dakwah dan tanggung jawab memberi peringatan kepada umat terletak di pundak para ulama.

KHAZANAH REPUBLIKA

Adakah Keutamaan Khusus Mencari Rezeki setelah Shalat Jum’at?

Pertanyaan:

Apakah benar ada keutamaan khusus untuk bekerja mencari rezeki atau berjualan di hari Jum’at setelah shalat Jum’at? Mohon penjelasannya, jazakumullah khairan.

Jawaban:

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, ash-shalatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiya’ wal mursalin, nabiyyina Muhammadin, wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in, amma ba’du.

Benar, hal ini disebutkan oleh sebagian ulama. Bahwa ada keutamaan untuk mencari rezeki di hari Jum’at setelah shalat Jum’at. Allah ta’ala berfirman:

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Apabila telah ditunaikan shalat (Jum’at), maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. al-Jumu’ah: 10)

Ibnu Katsir rahimahullah ketika menjelaskan ayat ini, beliau berkata:

كما كان عراك بن مالك رضي الله عنه إذا صلى الجمعة انصرف فوقف على باب المسجد فقال : اللهم إني أجبت دعوتك وصليت فريضتك وانتشرت كما أمرتني فارزقني من فضلك وأنت خير الرازقين رواه ابن أبي حاتم 

Sebagaimana yang dilakukan oleh ‘Arak bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Jika sudah selesai shalat Jum’at, beliau beranjak dan berdiri di pintu masjid sambil berdoa: “Ya Allah, aku telah penuhi panggilan-Mu, dan aku telah kerjakan shalat wajib untuk-Mu, dan aku akan bertebaran di muka bumi sebagaimana Engkau perintahkan, maka berilah aku rezeki dari karunia-Mu, Engkau adalah sebaik-baik pemberi rezeki.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim)

وروي عن بعض السلف أنه قال : من باع واشترى في يوم الجمعة بعد الصلاة بارك الله له سبعين مرة لقول الله تعالى ” فإذا قضيت الصلاة فانتشروا في الأرض وابتغوا من فضل الله

Dan diriwayatkan dari sebagian salaf, bahwa mereka berkata: “Siapa yang berjual-beli di hari Jum’at setelah shalat Jum’at, Allah akan memberinya keberkahan 70 kali. Berdasarkan firman Allah ta’ala (yang artinya): Apabila telah ditunaikan shalat (Jum’at), maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah (QS. al-Jumu’ah: 10).”

(Tafsir Ibnu Katsir, 8/122-123)

Wallahu a’lam. Semoga Allah memberi taufik dan rezeki yang melimpah.

***

Dijawab oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom.

Referensi: https://konsultasisyariah.com/39372-adakah-keutamaan-khusus-mencari-rezeki-setelah-shalat-jumat.html

Amanah

Menurut Al-Kafwi, amanah segala sesuatu yang Allah ﷻ wajibkan, namun amanah yang paling ditekankan adalah menyembunyikan rahasia

AMANAH atau ٱلْأَمَانَةَ (Al-Amaanah) adalah kata dalam bahasa ‘Arab yang maknanya ketentraman hati. Kata ini berasal terdiri dari tiga huruf yakni أَ مِ ن/ Alif Mim Nun.

Ibnu Manzhur berkata ﺍلْأَمَانَة/ Al-Amaanah, Al-Aman dan Al-Iman memiliki makna yang sama. Adapun al-Amanah merupakan lawan kata dari al-khiyanah.

Imam Al-Qurthubi berkata menurut mayoritas ulama tafsir, sifat terpercaya mencakup semua perintah agama. Jadi ia adalah kewajiban-kewajiban yang Allah ﷻ percayakan untuk dilaksanakan oleh seluruh hamba. Akan tetapi mereka berbeda pendapat tentang perinciannya.

Ada ulama yang mengatakan bahwa sifat itu berkenaan dengan harta, seperti barang titipan. Ada juga ulama yang berpendapat bahwa sifat itu mencakup semua kewajiban. Tetapi paling berat adalah terpercaya memegang harta.

Sebagian ulama yang lain berkata, jika seorang perempuan menjaga kemaluannya, itu juga termasuk bersifat amanah. Dikatakan pula, mandi besar itu termasuk bersifat amanah.

Ulama yang lain memapaparkan contoh sifat amanah antara lain: sholat (karena jika berkehendak, kita bisa saja mengatakan: “Aku sudah melaksanakan shalat”), puasa, mandi besar, menjaga kemaluan, telinga, mata, lisan, perut, tangan, kaki. Semua itu bersifat amanah.

Rosulullah ﷺ bersabda yang artinya, “Orang yang tidak bersifat amanah tidak bisa sempurna imannya.”

Ulama lain mengatakan, amanah (titipan) yang dimaksud di sini adalah segala sesuatu yang dititipkan Allah di langit, bumi, gunung-gunung dan semua ciptaan yang merupakan bukti-bukti ketuhananya. Dia memerintahkan menampakkan amanah.

Terminologi amanah

Defini al-Amanah disebutkan oleh Al-Kafwi, amanah adalah segala sesuatu yang Allah ﷻ wajibkan seperti sholat, zakat, puasa dan pelunasan hutang. Adapun amanah yang paling ditekankan adalah menyembunyikan rahasia.

إِنَّا عَرَضْنَا ٱلْأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱلْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا ٱلْإِنسَٰنُ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung tetapi semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya, lalu dipikullah amanah itu oleh manusia.  Sungguh manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.” (QS: Al Ahzab: 72)

Ayat itu menunjukkan Allah ﷻ telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung dengan penawaran yang sebenar-benarnya. Dia telah memberikan daya perasa dan pemahaman kepada semua ciptaanNya itu.

Allah menyatakan bahwa sikap manusia ketika dibebani kewajiban-kewajiban agama terdapat tiga macam. Karena itu setelah menyampaikan ayat penawaran amanah, Dia selanjutnya berfirman pada ayat 73.

لِّيُعَذِّبَ ٱللَّهُ ٱلْمُنَٰفِقِينَ وَٱلْمُنَٰفِقَٰتِ وَٱلْمُشْرِكِينَ وَٱلْمُشْرِكَٰتِ وَيَتُوبَ ٱللَّهُ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًۢا

“Sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS: Al-Ahzab: 73)

Dari ayat di atas kita bisa menyimpulkan bahwa manusia terbagi menjadi tiga bagian;

Pertama, orang-orang yang meninggalkan amanah yang telah dibebankan, baik secara lahir maupun batin. Bahkan lebih dari itu, mereka malah mengingkari amanah itu. Mereka ini adalah orang-orang musyrik.

Kedua, orang-orang yang berpura-pura menjalankan amanah itu, tetapi sebenarnya hati mereka membenci dan menolaknya. Mereka ini adalah orang-orang munafik.

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ

“Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian,” pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.” (QS: Al-Baqarah 8-10).

يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ

“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.”

فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْذِبُونَ

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.”

Ketiga, orang-orang yang menjalankan amanah dengan benar, baik secara lahir maupun batin. Mereka ini adalah orang-orang mukmin sejati. */Haryono Madari, Ensiklopedia Akhlak Muhammad, Mahmud Al Mishri, Pena Pundi Aksara, 2009

HIDAYATULLAH