Kemenag Berangkatkan 240 Jamaah Umroh 23 Desember 2021

Kementerian Agama (Kemenag) akan memberangkatkan 240 jamaah umroh untuk pemberangkatan pertama. Direktur Bina Umrah Nur Arifin mengatakan Kemenag dan seluruh asosiasi yang membawahi PPIU sepakat memberangkatkan 240 jamaah umroh pada 23 Desember 2021.

“Kami rapat pada 9 Desember 2021 dengan seluruh asosiasi yang membawahi PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah) terkait pemberangkatan pertama umroh pascapandemi Covid-19 telah menyepakati pemberangkatan periode pertama pada 23 Desember 2021,”ujar Arifin kepada Republika.co.id, Ahad (12/12).

Arifin menjelaskan dari hasil rapat tersebut anggota asosiasi banyak yang mengeluhkan peraturan karantina 10 hari bagi jamaah umroh setiba di Indonesia dari Arab Saudi. “Ini sangat memberatkan jamaah karena jamaah harus karantina 14 hari, terdiri sehari sebelum berangkat, tiga hari setiba di Saudi, dan 10 hari setiba di Indonesia,”ujar dia 

Apalagi seluruh biaya karantina menjadi beban jamaah ditambah adanya SE Satgas Covid No 23 Adendum Tahun 2021 yang menerapkan karantina 10 hari ini telah berdampak banyak calon jamaah umroh mengundurkan diri. Kemenag menerima masukan asosiasi tetap ingin perdana memberangkatkan jamaah umroh pada Desember. 

Namun, ada yang menginginkan umroh ditunda dahulu agar mengantisipasi varian baru virus Covid-19 yang bernama Omicron. Hasil rapat pun memutuskan asosiasi menginginkan keberangkatan umroh di Desember dengan kepulangan jamaah pada Januari 2022. Harapan mereka adalah ketika pulang umroh sudah ada perubahan aturan karantina menjadi kurang dari 10 hari.

Kemenag terus melakukan kordinasi dengan berbagai pihak terkait agar visa umroh bisa segera dibuka, antara lain dengan memfinalkan integrasi Siskopatuh dengan Peduli Lindungi dan dengan aplikasi dari Arab Saudi Tawakalna. Mereka juga berkoordinasi dengan platform provider visa Saudi. Tak hanya itu proses koordinasi dengan maskapai penerbangan terus dilakukan.

“Saudi Airlines mengatakan bisa menerbangkan pesawat yang penumpangnya hanya jamaah umroh dua pekan setelah pemesanan. Sementara kita bisa pesan pesawat harus setelah proses pemvisaan selesai,”ujar dia. 

Saat ini, Kemenag sedang melobi maskapai penerbangan langsung Jakarta-Saudi agar bisa lebih cepat memberikan layanan kurang dari dua pekan. Selain Saudi, saat ini Kemenag juga sedang mengubungi Garuda Airlines. Untuk menjaga protokol kesehatan  dan aturan yang berlaku, jumlah jamaah umroh yang berangkat disesuaikan dengan kapasitas pesawat sebanyak 80 persen atau sekitar 300 penumpang.

IHRAM

Witir, Sang Penutup Malam

Shalat Witir termasuk ke dalam sunnah muakad atau sunnah yang sangat dianjurkan.

Syahdunya malam menjadi momentum terbaik bagi hamba untuk mendekati Sang Khalik. Usai menunaikan shalat Isya dan shalat Tahajud, ada satu ritual shalat lainnya yang kerap menjadi penutup malam. Dialah shalat Witir.

Amat besar keutamaan shalat yang secara bahasa bermakna ganjil ini. Salah satunya yang termaktub dalam hadis riwayat Abu Dawud, “Sesungguhnya Allah yang Mahatinggi telah membekali kalian dengan satu shalat yang lebih baik bagi kalian dari binatang yang paling bagus, yaitu shalat Witir. Dia menjadikannya untuk kalian antara shalat Isya sampai terbit fajar.” 

Meski tak pernah mewajibkan, Rasulullah SAW memang memerintahkan dan mencontohkan shalat Witir. Karena itu, shalat Witir termasuk ke dalam sunnah muakad atau sunnah yang sangat dianjurkan.

Syekh Abdul Aziz bin Baaz menjelaskan, shalat Witir dilakukan minimal satu rakaat yang dilakukan antara shalat Isya dan shalat Subuh. Shalat ini dianjurkan karena Allah itu bersifat ganjil dan menyukai segala sesuatu yang sesuai dengan sifat-sifat-Nya.

Kapan kiranya shalat Witir dilaksanakan? Apakah setelah tidur atau sebelum tidur?

Mengenai perkara tersebut, Dr Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qahthani dalam Ensiklopedi Shalat menjelaskan tentang sebuah hadis yang bersumber dari Abu Hurairah Ra. “Dia bercerita, Kekasihku SAW telah mewasiatkan tiga hal kepadaku (yang aku tidak akan meninggalkannya sampai aku mati kelak), yaitu puasa tiga hari pada setiap bulan, dua rakaat Dhuha, dan mengerjakan Witir sebelum tidur.” 

Meski demikian, al-Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan, dalam hadis tersebut terkandung pengertian disunnahkannya mendahulukan shalat Witir sebelum tidur. Dalil tersebut berlaku bagi orang yang yakin untuk tidak bangun sebelum Subuh. Berlaku juga untuk orang yang mengerjakan shalat antara dua tidur.

Karena itu, ada hadis lain yang menjelaskan tentang keutamaan shalat Witir bagi mereka yang yakin bangun pada akhir malam. “Barang siapa yang khawatir tidak bangun pada akhir malam maka hendaklah dia mengerjakan Witir pada permulaan malam. Dan barang siapa yang berkeinginan untuk bangun pada akhir malam maka hendaklah dia mengerjakan Witir pada akhir malam karena pada akhir malam itu disaksikan (oleh para malaikat) dan yang demikian itu lebih baik (afdhal).” (HR Muslim).

Al-Qahthani juga membagi shalat Witir berdasarkan jumlah rakaatnya. Di antaranya yakni satu rakaat Witir yang menutup shalat malam sebelas dan 13 rakaat. Lima rakaat Witir yang menutup shalat malam 13 rakaat. Dalam shalat lima rakaat ini, diriwayatkan jika Rasulullah SAW shalat tanpa duduk pada kelima rakaat tersebut kecuali pada rakaat terakhir.

Rasulullah SAW juga pernah melakukan shalat sembilan rakaat tanpa duduk kecuali pada rakaat delapan. Kemudian, beliau SAW baru mengerjakan rakaat kesembilan.

Rasulullah SAW juga pernah shalat tujuh rakaat tanpa duduk kecuali rakaat terakhir. Contoh lainnya, Rasulullah SAW pernah shalat tujuh rakaat tanpa duduk kecuali rakaat keenam.

Selain itu, shalat tiga rakaat berturut-turut tanpa duduk kecuali pada rakaat terakhir. Pada praktik tiga rakaat ini, Rasulullah memiliki komentar khusus, “Janganlah kalian mengerjakan shalat Witir dengan tiga rakaat, shalatlah lima rakaat, atau tujuh rakaat, dan jangan pula kalian menyerupai shalat Witir seperti shalat Maghrib.” (HR Ibnu Hibban).

Doa qunut juga lazim dibaca pada rakaat terakhir shalat Witir. Membaca qunut diyakini sebagai hal yang sunnah. Rasulullah SAW pernah membaca doa qunut pada sebelum dan sesudah rukuk. Meski demikian, Al-Qahthani berpendapat, lebih afdhal doa qunut setelah rukuk karena lebih sering disebutkan dalam sejumlah hadis.

Setelah menunaikan shalat penutup ini, Rasulullah pun membaca zikir “subhanal malikil quddus” yang berarti “Mahasuci Raja yang kudus” sebanyak tiga kali. Sesudah itu, Beliau SAW pun memanjangkan suaranya saat memasuki bagian akhir. ”Rabbul Malaikati war Ruh” yang artinya “Rabb malaikat dan ruh”.

Wallahu a’lam.

OLEH A SYALABY ICHSAN

REPUBLIKA ID

Prof. Haedar Nashir Ke Jenderal Dudung: Jenderal Sudirman Bapak TNI Pertama

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurrachman melakukan silaturrahim dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir di Gedung PP Muhammadiyah, Jalan Cik Ditiro, Kota Yogyakarta, Sabtu (11/12). Haedar didampingi Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto dan Dudung ditemani Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen Rudianto bersama jajaran. Dalam kunjungan silaturrahim tersebut kedua tokoh berdialog tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.

Dalam kesempatan tersebut, Prof Haedar Nashir mengingatkan bahwa Jenderal Besar Sudirman bapak TNI pertama merupakan tokoh yang sangat religius dan juga tokoh Muhammadiyah sehingga TNI tidak boleh lepas dari nafas agama seperti yang telah diletakkan oleh Jenderal Sudirman.

Menurut Haedar, silaturahim dilakukan sebagaimana umumnya dengan para elemen bangsa untuk meningkatkan jaringan kerja sama dan komunikasi dalam satu bingkai keluarga besar bangsa Indonesia. Dia menekankan, Muhammadiyah dengan TNI selalu menjalin hubungan yang baik sebagaimana dengan Polri dan institusi pemerintah lainnya.

Hal itu karena Muhammadiyah punya sejarah yang panjang dengan TNI. “Di mana Jenderal Sudirman merupakan kader dan tokoh Muhammadiyah, menjadi Bapak TNI pertama dan menjadi tokoh sentral dalam TNI sehingga nilai-nilai keprajuritan, perjuangan, dan kepahlawanan melekat dalam Muhammadiyah,” kata Haedar di Kota Yogyakarta dikutip dari laman resmi Muhammadiyah dan republika.co.id Minggu, (12/12).

“Begitu juga dalam TNI ada jiwa, nilai-nilai agama dan perjuangan sebagaimana tokoh-tokoh Muhammadiyah melakukannya dan pergerakan Muhammadiyah selalu bersama bangsa dan negara,” kata Haedar melanjutkan.

Karena itu, Haedar bersama Dudung membahas pentingnya persatuan nasional dengan cara merawat kebhinekaan yang ada, sekaligus menjunjung tinggi prinsip musyawarah, kolektivitas, dan gotong royong. Menurut dia, persatuan menjadi hal yang mutlak bagi masa depan Indonesia.

“Jangan sampai bangsa Indonesia pecah karena perbedaan-perbedaan yang tidak bisa kita dialogkan, tidak bisa kita cari titik temunya dan tentu karena perbedaan-perbedaan yang membuat kita makin menjauh satu sama lain. Alhamdulillah saling pengertian antara Muhammadiyah dan TNI dan semua pihak untuk kita hidup dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika dengan semangat hikmah kebijaksanaan dan semangat musyawarah,” kata Haedar.

Dalam kesempatan itu, Haedar mengungkapkan, Muhammadiyah dan TNI memiliki kesamaan pandangan bahwa kehidupan kebangsaan harus berpijak pada tiga nilai, yaitu Pancasila, agama, dan kebudayaan luhur bangsa. Seluruh agama di Indonesia, menurut guru besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tersebut telah melewati berbagai proses panjang hingga menyatu dalam identitas keindonesiaan.

Sementara itu, unsur kebudayaan luhur bangsa telah membentuk identitas nasional, seperti sifat kebersamaan, gotong royong, dan keramahan bangsa Indonesia yang menjadi patokan bagi bangsa Indonesia dalam bersentuhan dengan kebudayaan asing.

“Sehingga kita bisa belajar dari kebudayaan lain baik di Timur Tengah, di Asia, di Barat, tetapi semuanya juga harus tetap kita seleksi mana yang baik dan mana yang tidak pas dengan kebudayaan luhur bangsa. Nilai-nilai yang tidak sejalan dengan kebudayaan luhur bangsa, tentu jangan menjadi pola hidup bangsa Indonesia,” kata Haedar.

Dengan nilai agama, Pancasila, dan nilai luhur kebudayaan bangsa, Haedar optimistis, kehidupan berbangsa dan  bernegara masyarakat Indonesia semakin cerdas, dewasa, dan memiliki moralitas dan kepribadian yang luhur. Dia bersyukur Dudung juga memiliki pandangan yang sama dengan Muhammadiyah.

“Dan alhamdulillah Pak KSAD juga memiliki pandangan yang sama tentang nilai-nilai luhur dalam kehidupan bangsa Indonesia tersebut. Mudah-mudahan silaturahim ini juga terus berkembang dengan berbagai pihak lainnya sehingga Indonesia itu bersatu karena kita itu membudayakan silaturahin,” kata Haedar.

ISLAM KAFFAH

10 Kunci Meraih Rasa Lapang Dada (Bag. 5)

Sebab Keempat: Kembali Kepada Allah subhaanahu wata’ala dan Menghadap Kepada-Nya dengan Sebaik-Baiknya

Termasuk dari sebab-sebab lapang dada adalah kembali kepada Allah subhanahu wata’ala dan menghadap kepada-Nya dengan sebaik-baik keadaan serta menikmati momentum di dalam beribadah kepada-Nya dan menaati-Nya.

Sejatinya, ketaatan dan ibadah bagi seorang muslim adalah pelepas lelah bagi hati dan istirahat bagi jiwa, serta merupakan sesuatu yang enak dilihat oleh mata dan membawa rasa bahagia di dalam dada.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Kembali kepada Allah Ta’ala serta mencintai dan menghadap kepada-Nya dengan sepenuh hati lalu diikuti dengan menikmati ibadah kepada-Nya. Maka, tidak ada yang lebih melapangkan dada seorang hamba dari hal-hal tersebut.

Bahkan terkadang Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, ”Jikalau kehidupanku di surga seperti keadaan ini, maka aku benar-benar berada di dalam kehidupan yang paling baik.

Contohnya adalah melaksanakan salat. Betapa banyak di dalamnya yang dapat menyejukkan mata serta mengistirahatkan pikiran dan menenangkan hati seorang mukmin. Bahkan, Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,

قُمْ يَا بِلَالُ فَأَرِحْنَا بِالصَّلَاةِ

Berdirilah wahai Bilal, dan istirahatkan kami dengan salat.” (HR. Abu Dawud)

Dan beliau bersabda juga di dalam hadis lainnya,

وجُعِلت قرَّة عيني في الصلاة

Allah telah menjadikan penyejuk mataku berada pada salat.(HR. Ahmad dan Nasa’i)

Syekh Abdurrazaq hafidhzahullah mengakhiri pembahasan sebab keempat ini dengan menyebutkan perkataan Imam Ibnul Qayyim rahimahullah yang menjelaskan keseharian ibadah seorang muslim yang bertakwa, “Saat seorang yang bertakwa itu terbangun dari tidurnya yang terbesit  pertama kali adalah berwudu dan bergegas untuk melaksanakan salat sebagaimana yang Allah perintahkan, lalu setelah ia melaksanakan salat pada waktunya ia menyibukkan diri dengan membaca Al-Qur’an dan berzikir hingga terbitnya matahari, lalu ia melaksanakan salat Duha.

Kemudian ia pergi untuk mencari rezeki, lalu ketika datang waktu salat Zuhur, ia bersegera untuk bersuci dan bergegas untuk mendapatkan saf pertama di masjid. Lalu ia melaksanakan salat Zuhur sebagaimana yang diperintahkan, baik dengan menyempurnakan syarat-syaratnya serta rukun-rukunnya maupun sunah-sunahnya dan hak-hak batinnya; dari rasa khusyuk serta merasa diawasi dan juga menghadirkan diri seolah-olah ia berada di depan Rabbnya. Lalu, ia menyelesaikan salat, dan di hati, badan, serta keadaannya terdapat bekas dan pengaruh yang nampak jelas pada lisannya serta anggota tubuhnya. Lalu, ia juga mendapatkan hasilnya (buahnya) di hatinya; dari rasa condong ke alam keabadian serta mencukupkan diri dari dunia yang menipu ini dan juga mengurangi berlelah-lelah dan terlalu bersemangat untuk dunia serta masa depannya.

Dan salatnya itu mencegah dari melakukan perbuatan yang tercela serta perbuatan mungkar, membuahkan keinginan untuk berjumpa dengan Allah Ta’ala, serta membuatnya lari dari semua hal yang dapat memisahkan dirinya dari Allah subhaanahu wata’ala.

Sebab Kelima: Konsisten di dalam Mengingat (Berzikir) Kepada Allah

Berzikir dan mengingat Allah Ta’ala adalah amalan agung yang sangat berkaitan erat dengan kehidupan seorang muslim. Mudah dilakukan, namun ganjarannya sangat besar di sisi Allah Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat di timbangan, dan disukai Ar-Rahman, yaitu “Subhanallah wabi hamdih, subhanallahil ‘azhim.” (Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung.)” (HR. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694)

Dua kalimat yang disebutkan di dalam hadis merupakan contoh dari berzikir kepada Allah Ta’ala, yang mana walaupun keduanya sangatlah mudah diucapkan oleh lisan, namun di mata Allah memiliki ganjaran yang sangat besar.

Konsistennya seorang hamba di dalam mengingat Allah merupakan salah satu sebab terbesar untuk meraih ketenangan hati, lapangnya jiwa, dan hilangnya rasa sedih serta galau. Bahkan, cobaan serta musibah tidak akan diangkat oleh Allah subhanahu wata’ala, kecuali dengan mengingat-Nya, serta bersandar kepada Allah subhanahu wata’ala dengan sebenar-benarnya. Allah Ta’ala berfirman,

ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَتَطۡمَىِٕنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَىِٕنُّ ٱلۡقُلُوبُ

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Sudah sepantasnya bagi seorang hamba yang sangat perhatian terhadap dirinya sendiri untuk memperbanyak berzikir mengingat Allah di semua keadaan sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala,

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱذۡكُرُوا۟ ٱللَّهَ ذِكۡرࣰا كَثِیرࣰا ۝  وَسَبِّحُوهُ بُكۡرَةࣰ وَأَصِیلًا

Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab: 41 – 43)

Lawan dari mengingat/berzikir adalah lalai, yaitu kegelapan yang berada di dalam hati dan keburukan yang berada di dalam dada serta kemurungan di dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,

مَثلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ

Perumpamaan orang yang mengingat Allah dan orang yang tidak mengingatnya adalah seperti orang yang hidup dan mati.

Maka, berzikir atau mengingat Allah adalah penyejuk mata bagi orang yang melakukannya, mengistirahatkan pikirannya, serta diganjar dengan pahala yang banyak dan berlipat yang akan ia peroleh pada hari kiamat kelak. Dan di dalamnya terdapat timbal balik yang sangat terpuji serta manfaat yang sangat banyak yang akan kembali kepada seorang hamba di kehidupan dunia dan akhiratnya. Adapun lalai dari berzikir, maka akan berimbas buruk pada dada kita serta akan menimbulkan kesedihan dan kegalauan.

Imam Ibnul Qayyim pernah memperinci di dalam pendahuluan kitabnya Al-Waabil Assoyyib perihal manfaat-manfaat mengingat/berzikir kepada Allah Ta’ala. Beliau menyebutkan bahwasannya berzikir memiliki 100 faedah atau keutamaan. Lalu, memperinci 70 faedah darinya.

Berzikir kepada Allah Ta’ala adalah sebaik-baik kesibukan untuk mengisi kekosongan, mengerahkan nafas, serta menghabiskan waktu. Dan dengannya hati seorang mukmin menjadi tenang, jiwa menjadi damai, menguatkan keyakinan, serta menambah keimanan.

Dan ia merupakan tanda kebahagiaan serta jalan kesuksesan seorang hamba di dunia dan di akhirat. Bahkan, semua kebaikan, kebahagiaan, kenyamanan, dan ketenangan di dunia maupun di akhirat itu tolak ukurnya adalah menjalankan zikir kepada Allah subhanahu wata’ala.

Berzikir merupakan ruh hati dan sumber kehidupannya serta merupakan sebab tumbuh dan menguatnya hati, di mana Allah akan mengganjar orang-orang yang senantiasa mengingat dan berzikir kepada-Nya dengan pahala yang sangat besar, serta kebaikan-kebaikan yang akan ia peroleh di dunia dan akhirat yang mana tidak dapat dihitung jumlahnya, kecuali oleh Allah subhanahu wata’ala.

Oleh karenanya, Allah subhanahu wata’ala berfirman kepada Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam,

وَلَقَدۡ نَعۡلَمُ أَنَّكَ یَضِیقُ صَدۡرُكَ بِمَا یَقُولُونَ ۝  فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَكُن مِّنَ ٱلسَّـٰجِدِینَ

Dan sungguh, Kami mengetahui bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah engkau di antara orang yang bersujud (salat).” (QS. Al-Hijr: 97-98)

Syekh As-Sa’di rahimahullah berkata di dalam tafsirnya, “Perbanyaklah berzikir kepada Allah dan bertasbih kepada-Nya, serta memuji-Nya dan laksanakanlah salat. Maka, semua hal itu akan meluaskan dada dan melapangkannya dan akan membantumu untuk menjalankan semua pekerjaanmu.”

[Bersambung]

Penulis: Muhammad Idris, Lc.

Artikel: www.muslim.or.id

Sumber:

Asyaratu Asbabin Linsyirahi As-sadr (10 Sebab Memperoleh Rasa Lapang Dada) Karya Syekh Abdur Razaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafidzhahullah dengan beberapa perubahan.

Sumber: https://muslim.or.id/70960-sepuluh-kunci-meraih-rasa-lapang-dada-bag-5.html

Saat Mualaf Asal Jepang Sebarkan Ajaran Islam

Lebih dari satu dekade lalu, saat Kayyim Naoki Yamamoto (32 tahun) memutuskan untuk menjadi mualaf dan menetap di Turki. Kini, Yamamoto yang merupakan akademisi Jepang itu, mulai memberikan pendidikan-pendidikan agama di Istanbul kepada para mualaf dari negara asalnya.

Dalam kesempatan Kongres Konversi Internasional di Konya, Turki Tengah, dia mengambil peran bagaimana dia memulai ceritanya sebagai mualaf. Termasuk, saat bagaimana dia mulai mengenal agama Islam dan berpindah dari agama sebelumnya.

Dikatakan dia, alasan memasuki dunia dengan spiritual baru karena terpengaruh oleh ajaran moral dan sosial Islam 12 tahun silam. Hingga akhirnya, saat mendatangi Turki untuk mempelajari sejarah, hukum dan aturan Muslim, Naoki memutuskan untuk mempelajari bahasa Turki, Arab, Persia hingga studi Quran dan Islam di Istanbul.

“Menjadi Muslim di Jepang itu mudah, tapi hidup sebagai Muslim itu penting. Informasi tentang Islam di Jepang sangat kurang. Sulit untuk menjalani identitas Muslim,” kata Naoki dikutip Anadolu.

Dia yang kini juga melanjutkan studinya di Universitas Marmara Istanbul, mengatakan, jumlah Muslim di Jepang terus bertambah setiap tahun. Hal itu, jelas diakuinya jadi berita yang sangat menggembirakan.

“Dan sekarang memiliki proyek: saya membawa orang-orang Jepang yang pindah agama ke Turki dan mengajari mereka Islam dan studi budaya,” jelasnya.

Menurut Naoki, para mualaf asal negeri matahari terbit itu juga mengambil jalur yang sama sepertinya. Mulai dari mempelajari bahasa Turki, Arab hingga Persia. “Kami membesarkan intelektual Muslim dan memberi mereka kesempatan untuk mengenyam pendidikan,” jelas dia.

Lebih jauh, Hussein Jumpei Watanabe, salah satu murid Yamamoto, mengatakan, dia masuk Islam lima tahun lalu dan dipengaruhi oleh kesulitan Muslim yang berjuang di Suriah dan Irak. Saat mencoba mempelajarinya, dia mengaku langsung menemukan Islam.

“Sekarang saya belajar bahasa di Turki; di negara saya sendiri, saya mendapatkan gelar master dalam ilmu sosial. Ketika saya kembali ke Jepang, saya akan memberi tahu orang-orang tentang Islam,” katanya.

IHRAM

Alasan Khadijah Tidak Dipoligami oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Suami Tidak Boleh Berpoligami selama Istri Pertama Masih Hidup?

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menikah lagi atau berpoligami selama Khadijah Radhiallahu ‘anha masih hidup. Beliau baru menikah dan berpoligami setelah Khadijah Radhiallahu ‘anha wafat.

‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata,

لَمْ يَتَزَوَّجْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى خَدِيجَةَ حَتَّى مَاتَتْ

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menikahi wanita lain saat Khadijah (masih hidup pent.) sampai Khadijah wafat” (HR. Muslim).

Sebagian orang berdalil dengan dalil yang tidak tepat, lalu berkesimpulan bahwa seorang laki-laki baru bisa melakukan poligami setelah istri pertama wafat sebagaimana Khadijah dan Fatimah Radhiallahu ‘anhuma. Pernyataan yang benar bahwa boleh saja menikah lagi saat istri pertama masih hidup, karena para sahabat melakukan poligami saat istri pertama mereka masih hidup.

Perlu diketahui bahwa ulama menjelaskan mengapa Nabi Shallallahu ‘alahi wasallam tidak berpoligami selama Khadijah masih hidup. Beberapa ulama menjelaskan karena pada sosok Khadijah sudah terpenuhi semua tujuan rumah tangga, dan dukungan terhadap dakwah lahir dan batin. Saat itu poligami dilakukan oleh mayoritas orang Quraisy. Akan tetapi, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mencukupkan dengan satu istri saja.

Baca Juga: Apakah Poligami Perlu Izin Istri dan Haruskah Memberi Tahu?

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan,

و لم يتزوج في حياتها بسواها ، لجلالها و عظم محلها عنده

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menikah lagi semasa Khadijah hidup karena kemuliaan Khadijah dan agungnya kedudukan beliau di sisi Nabi Shallallahu ‘alahi wasallam” (Al-Fuhsul Fii Siratir Rasul, hal. 104).

Begitu besar kedudukan Khadijah di sisi suami tercinta. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sampai-sampai masih menyebut-nyebut Khadijah setelah beliau meninggal, dan mengirimkan hadiah kepada sahabat-sahabat Khadijah. Tentu hal ini membuat para istri lainnya cemburu termasuk ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha. Ketika ‘Aisyah “protes” kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan kepada ‘Aisyah bahwa cinta beliau kepada Khadijah adalah anugrah terindah. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنِّي قَدْ رُزِقْتُ حُبَّهَا

“Sungguh Allah telah menganugrahkan kepadaku rasa cinta kepada Khadijah” (HR. Muslim no. 2435).

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan,

.. وكونه لم يتزوج عليها حتى ماتت ، إكراما لها ، وتقديرا لإسلامِها ” انتهى

“Alasan Nabi Shallallahu ‘alahi wasallam tidak mempoligami Khadijah sampai Khadijah wafat adalah untuk memuliakannya dan memuliakan keislamannya” (Al-Bidayah Wan Nihayah, 3: 159).

Keutamaan Khadijah

Apa saja keutamaan Khadijah yang membuat Nabi Shallallahu ‘alahi wasallam mencukupkan diri dengan satu istri? Syekh Shalih Al-Ushaimi Hafidzahullah menjelaskan beberapa poin keutamaan Khadijah Radhiallahu ‘anha. Keistimewaan Khadijah Radhiallahu ‘anha dibandingkan istri-istri beliau lainnya, antara lain:

Pertama, Khadijah istri pertama beliau;

Kedua, beliau tidak melakukan poligami selama Khadijah masih hidup;

Ketiga, Khadijah wanita yang pertama beriman dari kalangan wanita;

Keempat, Khadijah adalah wanita yang paling banyak membantu dakwah beliau dengan jiwa dan hartanya;

Baca Juga: Benarkah Rasulullah Melarang Ali bin Abi Thalib Poligami?

Kelima, Khadijah memiliki kekhususan mendapatkan salam dari Allah yang disampaikan oleh Jibril;

Keenam,  Khadijah adalah ibu dari mayoritas anak-anak beliau. Khadijah berkunyah dengan nama Ummul Qasim, yang mana Qasim merupakan anak dari Rasulullah dan Khadijah;

Ketujuh, Khadijah diberi kabar gembira dengan dibangunkan rumah di surga, yang tidak ada keributan dan kesusahan di dalamnya (Syarh Al-Muniirah fii mMuhimmi ‘Ilmis Siirah, hal. 19-20).

Terdapat pula beberapa nash yang menunjukkan keutamaan Khadijah dibandingkan istri beliau lainnya. Begitu mulianya Khadijah Radhiallahu ‘anha, Allah Rabb Semesta Alam menitipkan salam kepada Khadijah Radhiallahu ‘anha melalui Jibril ‘Alaihis salaam. Ini adalah kedudukan yang luar biasa.

Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu menceritakan, “Pada suatu ketika Jibril mendatangi Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam sambil mengatakan pada beliau,

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذِهِ خَدِيجَةُ قَدْ أَتَتْ مَعَهَا إِنَاءٌ فِيهِ إِدَامٌ أَوْ طَعَامٌ أَوْ شَرَابٌ فَإِذَا هِيَ أَتَتْكَ فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلَامَ مِنْ رَبِّهَا وَمِنِّي وَبَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ لَا صَخَبَ فِيهِ وَلَا نَصَبَ

‘Wahai Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, Khadijah telah datang. Bersamanya sebuah bejana yang berisi lauk, makanan, dan minuman. Jika dirinya sampai, katakan padanya bahwa Rabbnya dan diriku mengucapkan salam untuknya. Kabarkan pula bahwa untuknya rumah dari emas di surga, yang nyaman, tidak bising, dan tidak merasa letih’ (HR. Bukhari dan Muslim).”

Keutamaan lainnya bahwa Khadijah adalah salah satu dari wanita terbaik di dunia. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

حَسْبُكَ مِنْ نِسَاءِ العَالَمِينَ: مَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ، وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ وَآسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ

“Cukup bagimu empat wanita terbaik di dunia: Maryam bintu Imran (Ibu dari nabi Isa), Khadijah bintu Khuwailid, Fatimah bintu Muhammad, dan Asiyah Istri Firaun” (HR. Ahmad, disahihkan Syuaib Al-Arnauth).

Dalam riwayat yang lain,

خَيْرُ نِسَائِهَا مَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ وَخَيْرُ نِسَائِهَا خَدِيجَةُ

“Sebaik-baik wanita dunia adalah Maryam bintu Imran dan sebaik-baik wanita dunia di zamannya adalah Khadijah” (HR. Bukhari dan Muslim).

Demikian pembahasan ini, semoga bermanfaat.

***

Penulis: Raehanul Bahraen

Sumber: https://muslim.or.id/70956-alasan-khadijah-tidak-dipoligami-oleh-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html

Hikmah Surat Ad Dhuha yang Memenangkan Jiwa

Banyak muslim yang mampu menghafal surat Ad Dhuha namun belum banyak yang meresapi maknanya. Bahkan manfaatnya sebenarnya bisa membuat tenang orang yang sedang tertekan.

Dilansir di aboutislam.net, Jumat (10/12), Allah menurunkan surat ini kepada Nabi Muhammad pada saat ia tidak menerima wahyu setiap selama enam bulan, bahkan dalam bentuk mimpi. Nabi berada dalam keadaan pikiran yang sangat terganggu, merasa negatif dan tertekan dan percaya bahwa Allah tidak ridha kepadanya, telah melupakannya, dan tidak menginginkannya lagi sebagai Nabi. 

Perasaan seperti itu saja pernah dirasakan Nabi, demikian juga manusia biasa lainnya. Saat-saat ketika tingkat iman kita berada di titik rendah. 

Kita merasa doa kita tidak dikabulkan, shalat kita tidak berdampak positif pada hati kita, dan yang terburuk adalah perasaan bahwa kita adalah manusia yang mengerikan, bahwa Allah tidak mencintai kita atau tidak peduli dengan kita lagi. 

Surat Ad Duha diturunkan kepada Nabi untuk membebaskannya dari perasaan negatif ini dan memberinya harapan, kepositifan, dan kepastian bahwa Allah bersamanya apa pun yang terjadi. Dari situ kita juga dapat menemukan kedamaian , harapan, dan keyakinan baru kepada Allah ketika kita melalui keadaan depresi, kesedihan, dan keputusasaan yang serupa. 

Hikmah setiap ayat surat Ad dhuha diantaranya:

Ayat pertama, 

وَالضُّحَىٰ

Demi waktu Dhuha (ketika matahari naik seluruhnya)

Ini adalah hal pertama yang perlu didengar saat depresi atau tertekan, bangun, lihat sinar matahari. Segala sesuatu dalam hidup bukanlah malapetaka dan kesuraman. Kita hanya perlu melihat ke atas. 

Ayat kedua,

وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ

dan demi malam apabila telah sunyi,

Ayat ini langsung berbicara tentang kegelapan,sebagai pengingat bagi kita bahwa malam dimaksudkan untuk menutupi dan memberi kita kenyamanan dan istirahat. Umumnya ketika kita mengalami depresi, kita cenderung masuk ke pola tidur yang sangat buruk dengan begadang di malam hari dan tidur sepanjang hari, sehingga memperburuk keadaan pikiran kita.

Ayat ini mengingatkan kita untuk menggunakan malam sebagai penghiburan untuk meringankan kesusahan kita.

Ayat ketiga,

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ

Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,

Ini adalah ayat yang sangat kuat dari Allah yang memberitahu kita bahwa Dia tidak membenci kita dan tidak melupakan kita. Mengingatkan orang yang depresi bahwa Dia selalu di sisinya.

Ayat keempat,

وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ

Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan.

Sering kali ketika kita sedang depresi kita berpikir bahwa hidup kita akan sulit selamanya dan tidak akan pernah menjadi lebih baik. Ayat ini dapat menjadi jawaban atas pemikiran tersebut. 

Mengingatkan kita bahwa kehidupan di dunia ini adalah sementara dan bahwa akhirat merupakan tempat yang lebih baik, lebih kekal bagi kita daripada yang pernah ada di dunia ini. Hal ini membuat kita berharap untuk mencapai tempat kita di surga dan membantu kita melihat setiap masalah dalam hidup kita sebagai ujian sementara iman kita dari Allah. 

Adab agar Doa Dikabulkan – (Republika)

Ayat kelima,

وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ

Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.

Sebuah janji dari Allah bahwa dia akan memberi kita pahala yang besar yakni surga dan kita akan bahagia. Bukankah ini hal terbaik untuk didengar ketika kita sedang tertekan dan muak dengan kehidupan duniawi dan masalah yang dihadapi.

Ayat keenam,

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ

Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu).

Dari ayat ini dan seterusnya, Allah memberi kita alasan untuk mempercayai pernyataan dan janji-janji-Nya di paruh pertama surat ini. Sekarang banyak dari kita mungkin berpikir,  hubungan ayat tentang anak yatim dengan masalah kita. 

Pikirkan tentang ada banyak waktu dalam hidup kita ketika sakit atau kesepian dan merasa seperti kita tidak memiliki siapa pun yang peduli dengan kita. Satu-satunya yang ada di sisimu saat itu adalah Allah. Dialah yang menjaga dan membimbing kita keluar dari masalah itu.

Ayat ketujuh,

وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ

Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.

Meskipun kita terlahir sebagai muslim namun banyak diantara kita yang masih tersesat dan menyimpang dari ajaran Islam di masa lalu. Allah lah yang memberi kita petunjuk itu dan membawa kita kembali ke jalan yang lurus dan kepada-Nya dan menjadikan kami Muslim yang taat. 

Ayat kedelapan,

 وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَىٰ

Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. 

Banyak dari kita mungkin telah melalui banyak periode dalam hidup kita ketika kita kekurangan uang dan kekayaan. Sekarang ketika kita melihat ke belakang, kita menyadari bahwa hanya Allah yang memberi kita rezeki itu dalam beberapa bentuk dan membuat kita melewati masa-masa keuangan yang sulit itu. Ketika seseorang mengalami depresi, memberikan contoh Allah telah membantu mereka di masa lalu akan memperkuat keyakinan mereka pada janji-janji Allah dalam surat ini untuk masa depan mereka.

Ayat kesembilan,

فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ

Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. 

Ayat ini sesungguhnya bisa untuk melawan depresei. Orang-orang yang depresi kebanyakan termakan oleh situasi mereka dan merasa bahwa tidak seorang pun mungkin berada dalam situasi yang lebih buruk.

Ayat ini mengingatkan kita untuk melihat orang-orang yang berada dalam situasi yang jauh lebih buruk daripada diri kita sendiri. Ketika kita merasa putus asa dan tertekan Lihatlah anak yatim, yang tidak memiliki keluarga atau orang yang dicintai dan tidak ada yang merawat mereka.

Kita memiliki keluarga dan orang tua yang mencintai kita, atap di atas kepala dan makanan di atas meja dan kita masih berpikir kami berada dalam situasi yang buruk.

ayat kesepuluh,

وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ

Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik(nya).

Contoh lain adalah tentang pengemis untuk sekali lagi mengingatkan kita akan banyak nikmat materi yang telah Allah berikan kepada kita yang kita anggap remeh seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal. Anak yatim dan pengemis ini adalah contoh yang harus selalu kita ingatkan untuk bersyukur atas berbagai nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, mengatasi depresi kita dan merasa terhubung kembali dengan Allah, karena rasa syukur.

Ayat kesebelas,

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).

Ayat terakhir ini adalah tentang mempertahankan iman yang telah diperbarui itu dan ikatan dengan Allah dengan merenungkan, memuliakan dan berbicara tentang berkah Allah, baik dalam hal halaqah, diskusi dengan keluarga dan teman atau bahkan dakwah. Zikir, membaca Alquran dan mendengarkan ceramah juga merupakan cara yang bagus untuk mengingat Allah di hati kita.

IHRAM

Hidup di Antara dua pilihan, Muda Miskin atau Tua Kaya

Allah SWT memberikan pilihan hidup antara muda miskin atau tua kaya

Ulama Mesir yang terkenal sebagai pakar fikih, Syekh Syihabuddin Al Qalyubi memulis sebuah kitab yang berjudul “An-Nawadir”. 

Kitab ini mengandung cerita-cerita ringkas yang bermanfaat, ungkapan-ungkapan nan tinggi, kisah-kisah menakjubkan, faedah-faedah yang berlimpah, dan catatan asing yang berharga. 

Salah satunya, Syekh Syihabuddin menceritakan kisah seorang lelaki yang diberikan pilihan mau kaya di usia muda atau kaya di usia tua. 

Dia mengkisahkan, di kalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki saleh yang mempunyai istri salehah.    

Allah ﷻ kemudian memberikan wahyu kepada nabi pada masa itu supaya berkata kepada hamba saleh tersebut: 

“Aku menjadikan setengah umurmu kaya dan setengah umurmu miskin. Apabila ia memilih kaya pada waktu muda, maka kami akan membuatnya kaya pada umur muda, dan membuatnya miskin pada usia tua. Dan, apabila ia memilih kaya pada usia tua, maka kami akan membuatnya kaya pada usia tua, dan membuatnya miskin pada usia muda.” 

Selanjutnya, nabi itu memberitahu laki-laki saleh  itu tentang pesan tersebut. Setelah mengetahui isi pesannya, laki-laki saleh ini pergi menemui istrinya, dan menceritakan kisahnya bersama nabi. 

“Apa pendapatmu wahai istriku?” 

Sang istri menjawab, “Engkau yang memilih, suamiku.” 

Lalu sang suami berkata, “Menurutku, aku memilih fakir pada waktu muda. Sebab, aku kuasa dalam keadaan fakir dan menunaikan ibadah kepada-Nya. Ketika aku tua, dan aku mempunyai bekal, maka aku mampu menjalankan ketaatan kepada Tuhan.” 

Kemudian sang istri menimpali, “Wahai suamiku, apabila pada waktu muda kita fakir, engkau tidak mampu taat kepada Allah ﷻ. Sebab, kita akan sibuk dengan keadaan, dan kita tidak akan mampu melakukan ketaatan dan memberikan sedekah. Apabila kita memilih kaya pada waktu muda, kita mampu beribadah sebab tenaga kita masih kuat.” “Baik, ini pilihan kita,” kata suami. 

Selanjutnya, Allah ﷻ memberikan wahyu kepada nabi tersebut untuk berkata kepada laki-laki saleh dan istrinya bahwa sekiranya kalian mendahulukan taat kepada kami, meluangkan usaha kalian untuk beribadah kepada kami, dan menyatukan niat kalian untuk melakukan kebaikan maka aku jadikan semua umur kalian dalam keadaan kaya. 

Oleh sebab itu, taatlah kalian berdua, jujurlah dalam setiap perbuatan kalian, supaya bagian kalian diperoleh di dunia dan akhirat. Allah Mahakaya dan Terpuji.

KHAZANAH REPUBLIKA

Saudi Ingin Khutbah Jumat Berisi Tahdzir terhadap Jama’ah Tabligh

Pemerintah Arab Saudi menginginkan khutbah Jumat disampaikan di semua masjid minggu ini untuk memperingatkan terhadap kelompok Jama’ah Tabligh karena diduga ‘telah sesat sampai menghasut kekerasan’. Arahan tersebut dikeluarkan oleh Menteri Urusan Islam dan Dakwah Arab Saudi, Dr. Abdullathif alu-Syeikh yang menginginkan semua khatib di masjid menyampaikan khutbah pada 10 Desember tentang peringatan terhadap Jama’ah Tabligh.

Abdul Lathif Alu Asy-Syeikh menyampaikan seruan pada para khatib masjid-masjid agar pada Jumat yang akan datang agar menyampaikan khutbah yang berisi tahdzir atau peringatan terhadap Jama’ah Tabligh dan dakwah yang biasa disebut sebagai Al-Ahbab, demikian cuitan pada aku Twitter Kementerian Urusan Keislaman Arab Saudi, Selasa, (7/12/2021).

Khotbah tersebut akan menguraikan empat isi penting utama bagi Jama’ah Tabligh yaitu penjelasan tentang kesesatan, penyelewengan dan bahaya kelompok yang membuka salah satu pintu kekerasan dan terorisme. Kedua, khotbah akan mengungkap kesalahan besar mereka serta ancaman bahaya bagi masyarakat.

Pemerintah Arab Saudi juga melarang pernyataan resmi dari Jama’ah Tabligh dengan partai politik manapun. Jama’ah Tabligh adalah sebuah gerakan dakwah yang dimulai di India pada tahun 1926 sejak masa pemerintahan Inggris.

Kelompok dakwah ini terkenal sering mengajak umat Islam untuk mengadopsi gaya hidup berdasarkan syariat Islam. Jemaat ini diperkirakan memiliki 350 hingga 400 juta pengikut di seluruh dunia.

Jama’ah Tabligh berkeras menahan diri untuk tidak terlibat dalam aktivitas dan perdebatan politik apapun karena mereka hanya ingin memfokuskan upaya mereka pada dakwah saja.

Unggahan Menteri Urusan Islam dan Dakwah Arab Saudi, Dr. Abdul Lathif Alu Asy-Syeikh mengenai Jama’ah Tabligh sebagaimana dikutip akun @Saudi_Moia

Di bawah ini,  poin-poin Menteri Urusan Islam dan Dakwah Arab Saudi, Dr. Abdul Lathif Alu Asy-Syeikh mengenai Jama’ah Tabligh sebagaimana dikutip akun @Saudi_Moia:

  1. Penjelasan mengenai apa yang dinilai oleh pihak Saudi sebagai kesesatan yang ada pada jama’ah ini dan bahwasannya jama’ah ini merupakan pintu masuk pada terorisme.
  2. Menyebutkan apa yang disebut sebagai kesalahan-kesalahan utama jama’ah ini.
  3. Menyebutkan bahaya jama’ah ini terhadap masyarakat.
  4. Penjelasan bahwasannya bergabung dengan jama’ah ini merupakan perkara yang dilarang di Arab Saudi.

Hujan Kritik

Sementara itu, Arab Saudi telah dihujani kritik dari pengguna Twitter menyusul arahan baru ini. Menurut netizen, Arab Saudi bangga menjadi tuan rumah konser Justin Bieber di Grand Prix Formula 1, kota Laut Merah, di saat sama memberi peringatan untuk Jama’ah Tabligh.

Konser yang diselenggarakan di Jeddah, dilaporkan dihadiri oleh 70.000 penonton, sehingga mencatat kehadiran tertinggi dalam sejarah organisasi konser di Arab Saudi. Pengguna Twitter bernama Abul Maali mengunggah postingan yang mengungkapkan rasa frustrasinya karena khutbah Jumat di seluruh Saudi tidak lagi memperingatkan tentang konser atau pencampuran pria dan wanita non-mahram, tetapi hanya berfokus Jama’ah Tabligh.

“Kemungkinan besar karena mereka adalah kelompok yang menyebarkan dakwah tentang bentuk hiburan ilegal di negeri-negeri Muslim,” tulisnya.

“Jangan menjadi musuh agama, Jika Anda kurang memahami karya dakwah dan dakwah, maka luangkan waktu dan coba cari tahu dahulu. Kekurangannya bisa Anda perbaiki hanya dengan berpartisipasi,” tambah akun @FQasmee, hari Rabu, 7  Desember 2021.*

HIDAYATULLAH

Hukum Menguburkan Jenazah Bunuh Diri di Pemakaman Kaum Muslimin

Ketika ada kasus seseorang yang melakukan bunuh diri, biasanya terdapat beberapa pertanyaan yang muncul dari kalangan masyarakat. Di antaranya adalah mengenai kelayakan jenazah orang yang mati bunuh diri tersebut dikuburkan di tempat pemakaman kaum muslimin. Sebenarnya, bagaimana hukum menguburkan jenazah sebab bunuh diri di tempat pemakaman kaum muslimin, apakah boleh?

Menguburkan jenazah orang yang mati bunuh diri di pemakaman kaum muslimin adalah boleh. Bahkan hal itu dianjurkan agar dia mendapatkan doa dari orang-orang yang berziarah ke tempat pemakaman tersebut. Menurut kesepakatan para ulama, orang yang mati bunuh diri tetap dihukumi sebagai muslim sehingga dia tetap wajib diperlakukan sebagaimana jenazah muslim yang lain, yaitu dimandikan, dikafani, dishalati dan dikuburkan di tempat pemakaman kaum muslimin.

Ini sebagaimana disebutkan oleh Imam Ibnu Baththal dalam kitab Syarh Shahih Al-Bukhari berikut;

أَجْمَعَ الْفُقَهَاءُ وَأَهْلُ السُّنَّةِ أَنَّ مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ أَنَّهُ لَا يَخْرُجُ بِذَلِكَ عَنِ الْإِسْلَامِ ، وَأَنَّهُ يُصَلَّى عَلَيْهِ ، وَإِثْمُهُ عَلَيْهِ كَمَا قَالَ مَالِكٌ وَيُدْفَنُ فِى مَقَابِرِ الْمُسْلِمِينَ ، وَلَمْ يُكْرِهِ الصَّلَاةَ عَلَيْهِ إِلَّا عُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِوَالْأَوْزَاعِىيُّ فِى خَاصَةِ أَنْفُسِهِمَا

Para ulama fikih dan ulama dari kalangan Ahlusunnah sepakat bahwa orang yang mati karena bunuh diri tidak keluar dari Islam, ia tetap dishalati, dan dosa akibat perbuatannya di tanggung dirinya sendiri, sebagaimana dikemukakan oleh Imam Malik. Juga dikuburkan di pemakaman kaum muslimin. Hanya Umar bin Abdul Aziz dan Al-Awzai yang menganggap makruh menyalati jenazah orang yang meninggal karena bunuh diri di mana keduanya memakruhkan khusus untuk dirinya sendiri.

Juga disebutkan dalam kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah sebagai berikut;

تَكْفِيْنُ اْلمُنْتَحِرِ وَدَفْنُهُ فِيْ مَقَابِرِ اْلمُسْلِمِيْنِ: اتَّفَقَ الْفُقَهَاءُ عَلَى وُجُوبِ تَكْفِينِ الْمَيِّتِ الْمُسْلِمِ وَدَفْنِهِ ، وَصَرَحُوا بِأَنَّهُمَا مِنْ فُرُوضِ الْكِفَايَةِ كَالصَّلاَةِ عَلَيْهِ وَغُسْلِهِ ، وَمِنْ ذَلِكَ الْمُنْتَحِرلأَنَّ الْمُنْتَحِرَ لاَ يَخْرُجُ عَنِ الإِسْلاَمِ بِارْتِكَابِهِ قَتْل نَفْسِهِ كَمَا مَر

Mengafani orang yang bunuh diri dan menguburkannya di pemakaman kaum muslimin; Ulama fikih telah sepakat mengenai kewajiban mengafani dan menguburkan jenazah orang muslim. Mereka menegaskan bahwa kedua hal itu termasuk perbuatan yang wajib secara fardhu kifayah, seperti menyalati dan memandikannya. Termasuk juga orang yang melakukan bunuh diri, karena orang yang melakukan bunuh diri tidak keluar dari Islam dengan perbuatan bunuh dirinya, sebagaimana telah dijelaskan di awal.

BINCANG SYARIAH