Inilah Lokasi Pelaksanaan Pengamatan Hilal Ramadlan 1436H

Jakarta– Hari ini, Selasa (16/06), Kementerian Agama akan menggelar sidang itsbat (penetapan) awal bulan Ramadlan 1436H. Melalui mekanisme sidang itsbat tersebut, Kemenag akan menetapkan kapan dimulainya puasa bagi umat Islam atau awal Ramadlan.

Sidang itsbat akan dihadiri oleh perwakilan ormas-ormas Islam di seluruh Indonesia, serta para duta besar negara sahabat. Proses sidang akan dimulai pukul 17.00 WIB, diawali dengan pemaparan dari Badan Hisab dan Rukyat Kementerian Agama tentang posisi hilal menjelang awal Ramadlan 1436H.

Proses sidang itsbatnya, dijadwalkan berlangsung selepas salat Magrib setelah adanya laporan hasil rukyatul hilal dari lokasi pemantauan di seluruh Indonesia. “Sidangnya tertutup. Hasilnya disampaikan secara terbuka,”  terang Dirjen Bimas Islam Machasin, Senin (15/06).

Kementerian Agama menurunkan sejumlah pemantau hilal Ramadlan 1436H di beberapa lokasi di seluruh provinsi Indonesia.

Berikut ini daftar lokasi rukyat awal Ramadlan 1436H:

  1. Aceh: Pantai Lhoknga (Aceh Besar), Nol Km Sabang (Kota Sabang), Calang (Aceh Jaya), Suak Geudebang  Meulaboh (Aceh Barat), dan Tapak Tuan (Aceh Selatan);
  2. Sumatera Utara: Atap Kantor Gubernur Sumut;
  3. Sumatera Barat: Menara Suar Navigasi Bukit Lampu, Bukit Langkisau, Puncak Panorama Sitinjau Laut, Puncak Panorama Aripan, Sikaladi, Pantai Tiku, Bukit Ampang, Pantai Gondoriah, Padang Hijau Gadut, Gunung Bungsu, Bukit Sariak, dan Bukit Punggung Ladiang;
  4. Riau: Hotel Primer (Jl. Jend Sudirman Pekanbaru), Kantor Bupati Kab. Rokan Hilir, dan Pantai Marina Bengkalis;
  5. Kepulauan Riau: Bukit Cermin Tanjung Pinang;
  6. Jambi: Novita Hotel (Jl. Gatot Subroto Jambi), JOB Pertamina Jambi, Abadi Suite & Tower Hotel (Jl Gatot Subroto);
  7. Sumatera Selatan: Hotel Aryaduta (Jl. POM 9 Kampus Palembang), dan Lubuk Linggau (Jl. Bukit Sulat Kota Linggau);
  8. Bangka Belitung: Pantai Desa Penagan, Kec. Mendo Barat Kab. Bangka;
  9. Bengkulu: Hotel Horison Kota Bengkulu;
  10. Lampung: Bukut Cantik (Kalianda Lampung Selatan), dan Pantai Lemong (Krui Lampung Barat);
  11. DKI Jakarta: Masjid Al-Musyari’in Basmol Jakarta Barat, PP Al-Husiniyah Cakung Jakarta Utara, Kanwil Kemenag Provinsi DKIJakarta (Lantai 7), Pulau Karya Kep. Seribu Jakarta;
  12. Jawa Barat: Pusat Observasi Bulan (POB) Pelabuhan Ratu Kab. Sukabumi, Bosscha Lembang Bandung, Kab. Bandung Barat, Gunung Babakan(Kota Banjar), Gunung Panenjoan (Kab. Kuningan), Pantai Santolo (Pameungpeuk Kab. Garut), Pantai Cipatujah (Kab. Tasikmalaya), Pantai Gebang (Kab. Cirebon);
  13. Banten: Hotel Patra Jasa (Anyer), Mercusuar Anyer;
  14. Jawa Tengah: Menara Al Husna Masjid Agung Jawa Tengah, Pantai Binangun (Kab. Rembang), Kab. Banyumas, Pantai Cigandu (Kab. Batang), Ponpes Assalam (Surakarta), Pantai Kartini (Kab. Jepara), Pantai Alam Indah (Kota Tegal), Pantai Larung (Kab/Kota Pekalongan), dan Pantai Ayah (Kab. Kebumen);
  15. Di Yogyakarta: POB Sekh Bela Belu (Bantul Parang Tritis), Pantai Trisik (Kab. Kulon Progo), Bukit Brambang (Gunung Kidul);
  16. Jawa Timur: Pantai Sunan Drajat /Tanjung Kodok Paciran Lamongan, Pantai Awar-awar Tuban, Pelabuhan PT Semen Gresik Tuban, Menara Masjid Agung Surabaya, Helipad AURI Ngliyep Kab. Malang, Pantai Serang  Kab. Blitar, Pantai Srau Pacitan, Pantai Mleman Lumajang, Pantai Nyamplong Kobong, Gunung Sadeng Jember, Pantai Kalbut Situbondo, Pantai Pancur Alas Purwo Banyuwangi, Pantai Ambat Tlanakan Pamekasan, Bukit Condrodipo Gresik, Pantai Gebang Bangkalan, Bukit Wonocolo Bojonegoro, Pulau Gili Kab. Probolinggo, Pantai Pasongsongan Sumenep, Kabupaten Sampang, Pantai Bawean Kab. Gresik, Kabuh Kab. Jombang;
  17. Kalimantan Barat: Pantai Indah Kakap, Kec. Sungai Kakap, Kab. Kubu Raya;
  18. Kalimantan Tengah: Di atas Hotel Aquarius;
  19. Kalimantan Timur: Hotel Mitra Lantai 8, Kota Samarinda;
  20. Kalimantan Selatan: Bank Kalsel Jl. Lambung Mangkurat, Pantai Kanggisung (Pelahari Kab. Tanah Laut), Pantai Kotabaru (Kab. Kotabaru), Amuntai (Kab. Hulu Sungai Utara); Marabahan (Kab. Barito Kuala);
  21. Bali: Hotel Patra Jasa Pantai Kute, Bali;
  22. NTB: Taman Rekreasi Luang Balo (Kota Mataram), Hotel Pasific Senggigi (Kab. Lombok Barat), Malimbo (Kab. Lombok Barat), Menara Asmaul Husna Islamic Center, Jl. Udayana (Mataram), dan Kab. Sumbawa Barat;
  23. NTT: Rumah Jabatan Bupati Kupang, Kec. Amfoang Tengah (Kab. Kupang), Kec. Mamboro (Kab. Sumba Barat), Kec. Katiku Tnh Sel (Kab. Sumba Tengah);
  24. Sulawesi Selatan: Tanjung Bunga di atas Gedung GTC Makassar Pantai Losari;
  25. Sulawesi Barat: Tanjung Rangas Kec. Simboro (Kab. Mamuju), Desa Mosso Kec Sendana (Kab. Majene);
  26.  Sulawesi Tenggara: Pantai Buhari Tanggetada, Kab. Kolaka;
  27. Sulawesi Utara: Apartemen Manado Trade Center;
  28. Gorontalo: Menara Keagungan Limboto;
  29. Sulawesi Tengah: Desa Merana Kec. Sundue Kab. Donggala;
  30. Maluku: Pantai Latuhalat Kes. Nusanile, Kota Ambon;
  31. Maluku Utara: Pantai RUA Ternate dan Kantor Kemenag Tidore;
  32. Papua: Kab. Bika Numfor; dan
  33. Papua Barat: Tanjung Saoka, Kota Sorong; Fak-fak; dan Pantai Sidai Kab. Manokwari.

 

sumber: Portal Kemenag RI

 

Anda ingin mengetahui mengenai metode hisab dan ruhyat? silakan download ebooknya di sini!

Tips Tetap Fit dan Kuat Dalam Menjalani Puasa

Sebetulnya menjalani ibadah puasa tidak harus lemas seharian. Ada beberapa cara yang bisa dijalani berikut ini bersama dr. Dewi Ema Anindia di sini agar berpuasa tetap segar seharian.

KlikDokter.com – Berpuasa di bulan Ramadhan tidak harus menjadi waktu dimana Anda bisa mengkonsumsi makanan berlebihan secara bebas di malam hari dan menjadi tidak aktif di siang hari.

Selama berpuasa metabolisme tubuh dapat menurun yang dapat menimbulkan rasa lemas dan lelah. Namun, dengan rencana yang baik ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menjaga agar Anda tetap fit dan kuat selama puasa nanti.

  • Makan yang Benar

Bersama-sama menyantap makanan dengan keluarga dan teman merupakan hal yang sangat penting selama bulan Ramadhan. Namun hal ini bukan berarti Anda harus banyak mengonsumsi makanan yang tidak sehat.

Pada saat sahur, cobalah konsumsi makanan yang dapat memberikan Anda energi untuk bertahan sepanjang hari. Yakni dengan kombinasi sayuran dan buah yang kaya akan serat, serta makanan yang dimetabolisme tubuh secara lambat seperti:

  • nasi merah,
  • gandum,
  • serta produk susu yang rendah lemak.

Pada saat berbuka, terkadang kita akan tergoda untuk mengonsumsi makanan atau minuman yang sangat manis dan makanan gorengan serta mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang banyak. Ketahuilah, ini kurang tepat. Pola makan tersebut justru dapat menimbulkan rasa tidak nyaman di lambung.

Untuk itu, saat berbuka puasa konsumsilah makanan dalam jumlah sedikit dan air putih dahulu, bisa dilanjutkan dengan sup sayur dan makanan yang mengandung 5 sumber nutrisi untuk tubuh yaitu sayuran, buah, nasi merah dan protein seperti ikan atau ayam.

Berikut beberapa kiat lainnya yang dapat dilakukan untuk menjaga tetap fit dan segar selama berpuasa.

  • Tetaplah Aktif

Berpuasa bukan berarti Anda harus berhenti berolahraga. Apabila Anda sudah memiliki rutinitas olahraga sebelumnya maka jangan dihentikan. Anda bisa melakukan olahraga beberapa jam setelah berbuka puasa. Agar tidak kelelahan, jagalah tingkat energi Anda dengan mengkonsumsi makanan dengan kandungan protein, karbohidrat kompleks, serta sayuran.

  • Tidur yang Cukup

Tidur Anda bisa terganggu selama bulan puasa, terkadang kita tergiur untuk menunggu sahur bersama teman atau keluarga yang membuat kita sering begadang. Namun ingat bahwa Anda membutuhkan waktu tidur yang cukup agar tetap fit dan segar keesokan harinya untuk itu tidurlah selama 7-8 jam dalam sehari untuk menjaga agar tubuh tetap kuat dan fit.

 

sumber: Klikdokter.com

Baca Ini Sebelum Mulai Berolahraga di Bulan Puasa

Jakarta – Tubuh akan memasuki fase puasa 8 jam atau lebih setelah kita menghabiskan makan yang terakhir atau setelah lambung menghabiskan absorpsi nutrisi dari makanan yang terakhir.

Pada normalnya, gula darah tubuh yang disimpan di hati dan otot merupakan sumber energi utama tubuh. Selama Anda berpuasa cadangan dari glukosa digunakan pertama kali sebagai sumber energi.

Saat cadangan tersebut habis, maka lemaklah yang menjadi sumber energi tubuh. Selama bulan Ramadhan kita berpuasa dari sahur hingga maghrib dan hanya ada waktu yang sangat sebentar untuk mengisi cadangan energi kita.

Saat kita berpuasa tubuh kita akan secara alami menjadi kurang aktif oleh karena kurangnya energi yang biasanya kita dapatkan dari sumber makanan juga karena ada perubahan waktu tidur Anda. Oleh karena itu sangatlah penting ketika Anda memutuskan untuk berolahraga ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.

Olahraga

  • Ketika berpuasa hendaklah kurangi jenis olahraga dengan intensitas tinggi dan kurangi intensitas olahraga Anda menjadi 60-65%.
  • Kurangi juga durasi Anda berolahraga dibandingkan hari biasanya.
  • Jenis olahraga yang dapat Anda lakukan selama waktu puasa bervariasi dari aerobik, yoga dan olahraga jenis kardio yang ringan seperti berjalan selama dalam waktu maksimum 30 menit.
  • Ketika Anda sudah berbuka puasa Anda boleh melakukan olahraga seperti mengangkat beban ringan, situp, push up ataupun jalan cepat di treadmill.
  • Anda juga bisa melakukan olahraga dengan intensitas sedang seperti jalan cepat atau jalan menanjak ditreadmill sebelum sahur.
  • Pentin untuk diingat, saat Anda merasa pusing hingga lemas yang berlebihan untuk segera memberhentikan olahraga.

Konsumsi Air Putih yang Banyak

Air sangat penting bagi tubuh untuk banyak hal, seperti mengatur suhu tubuh hingga mengangkut nutrisi serta mengatur produksi energi. Dehidrasi sangat sering timbul ketika berolahraga saat puasa. Apabila Anda berencana olahraga usahakan untuk mengonsumsi air putih sebanyaknya ketika bisa.

  • Coba konsumsi 300-400ml cairan sebelum tidur, dan 300-400ml cairan sebelum sahur, dalam 1 hari usahakan konsumsi 1-2L air.
  • Kurangi juga konsumsi kopi, soda, dan teh oleh karena kafein merupakan diuretik (BAK terus-terusan) sehingga dapat menstimulasi hilangnya cairan tubuh.

Diet yang Benar

Karbohidrat kompleks merupakan jenis makanan yang dapat mengeluarkan energi secara perlahan dan tepat untuk dikonsumsi selama puasa. Anda bisa mengkonsumsi:

  • sayuran,
  • kacang-kacangan,
  • buah,
  • gandum,
  • ara,
  • dan kentang.

Konsumsi juga protein yang cukup untuk tubuh seperti daging, telur, ikan serta kacang-kacangan.

 

sumber: Klikdokter.com

Sejuta Keajaiban Sedekah

Sedekah, mendengar namanya, orang sudah kenal keutamaannya. Sedekah berasal dari As-Shidq, artinya jujur. Seorang muslim yang bersedekah berarti dia membuktikan kejujurannya dalam beragama. Betapa tidak, harta yang merupakan bagian yang dia cintai dalam hidupnya, harus dia berikan ke pihak lain. Karena itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut sedekah sebagai ‘burhan’ (bukti). Dalam hadis dari Abu Malik Al-Asy’ari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَالصَّلَاةُ نُورٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ

“Shalat adalah cahaya, sedekah merupakan bukti, sabar itu sinar panas, sementara Al-Quran bisa menjadi pembelamu atau sebaliknya, menjadi penuntutmu.” (HR. Muslim 223).

Sedekah disebut ‘burhan’ karena sedekah merupakan bukti kejujuran iman seseorang. Artinya, sedekah dan pemurah identik dengan sifat seorang mukmin, sebaliknya, kikir dan bakhil terhadap apa yang dimiliki identik dengan sifat orang munafik. Untuk itulah, setelah Allah menceritakan sifat orang munafik, Allah sambung dengan perintah agar orang yang beriman memperbanyak sedekah. Di surat Al-Munafiqun, Allah berfirman,

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

Infakkanlah sebagian dari apa yang Aku berikan kepada kalian, sebelum kematian mendatangi kalian, kemudian dia meng-iba: “Ya Rab, andai Engkau menunda ajalku sedikit saja, agar aku bisa bersedekah dan aku menjadi orang shaleh.” (QS. Al-Munafiqun: 10).

Untuk itulah, seorang hamba hanya akan mendapatkan hakekat kebaikan dengan bersedekah, memberikan apa yang dia cintai. Allah berfirman,

لَن تَنَالُواْ الْبِرَّ حَتَّى تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَ

“Kalian tidak akan mendapatkan kebaikan, sampai kalian infakkan apa yang kalian cintai.” (QS. Ali Imran: 92)

 

sumber: PengusahaMuslim.com

Ilustrasi: Muslim.or.id

 

 

 

Matematika yang Bertuhan

Rumus matematika di sekolah menyatakan, 10-1 = 9. Maka, mulanya orang terperanjat tatkala Ustadz Yusuf Mansur menyodorkan formula: 10 – 1 = 19.

Lho, kok gitu? Rumus dari mana tuh?

Padahal, yang dikemukakan Ustadz Yusuf bukan barang baru. Itu adalah formula matematika sedekah, yang tersurat dalam Kitab Al Qur’an yang telah diturunkan berabad-abad lalu.

Matematika sedekah di atas diambil dari Surat Al-An`am ayat 160, yang menyebutkan bahwa Allah SWT menjanjikan balasan 10x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik (sedekah).

‘’Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan Barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka Dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).’’

Jadi, ketika kita punya 10, lalu kita sedekahkan 1 di antara yang sepuluh itu, maka hasil akhirnya bukan 9, melainkan 19. Sebab yang satu, yang kita keluarkan, dikembalikan Allah sepuluh kali lipat.

Kita terkaget-kaget, karena belum menyadari bahwa ilmu matematika juga ‘’bertuhan’’. Maklum, bertahun-tahun kita dididik dengan matematika sekuler, yang mengesampingkan faktor spiritualitas dari kalkulator.

Padahal, matematika adalah salah satu ayat Allah SWT. Baik ayat kauniyah (sunatullah), maupun tanziliyah (Qur’an dan Hadits).

Abdusysyakir dalam bukunya yang berjudul ‘’Ketika Kyai Mengajar Matematika’’ (2007) menyatakan, sesungguhnya matematika memiliki hubungan yang sangat erat dengan tradisi spiritual umat Islam, akrab dengan Al Qur’an, dan menjadi “jalan” menuju pencapaian manfaat-kebahagiaan dunia maupun akhirat.

Matematika sebagai bagian dari ayat kauniyah, diakui para pakar ilmu hitung sejak dahulu. Misalnya Galileo (1564-1642 SM). Seperti dikutip Harry Frank and Steven C Althoen dalam Statistics: Concepts and Applications (1994), ahli dari Galilea itu pernah menyatakan: “Mathematics is the language in which God wrote the universe.’’ Matematika adalah bahasa Tuhan dalam menuliskan alam semesta ini.

“Setiap kehidupan adalah matematis,” cetus Prof Abdul Halim Abdullah Shabazz, Guru Besar Matematika di Clark Atlanta University, AS. Tokoh Islam di Amerika, Malcolm X, menandaskan, ‘’Matematika adalah hidup, dan hidup adalah matematika.’’

Matematika sedekah bersifat progresif. Semakin banyak yang dikurangkan, kian besar jumlah yang ditambahkan. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 261, Allah SWT melipatgandakan sedekah hingga 700x lipat.

‘’Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.’’

Dalam ayat ke-10 Surat Az-Zumar bahkan kelipatan ganjarannya tak terhingga. Tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT.

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan, dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.’’

Dengan matematika pula, Ustadz Yusuf Mansur mengajarkan percepatan dalam mengembangkan PPPA Daarul Qur’an.  Seperti kata Robert Harold Schuller dalam acara Hour of Powers: ‘’The mathematics of high achievement can be stated by a simple formula. Begin with a dream. Divide the problems and conquer them one by one. Multiply the exciting possibilities in your mind. Substract all the negative thoughts to get started. Add enthusiasm. Your answer will be the attainment of your goal.”

‘’Matematika untuk prestasi tinggi,’’ katanya, ‘’dapat dinyatakan dengan sebuah rumus yang sederhana. Mulailah dengan sebuah mimpi. Bagilah masalah-masalah yang ada menjadi bagian-bagian kecil dan taklukkanlah satu demi satu. Kalikanlah dengan kemungkinan-kemungkinan yang positif dalam pikiran anda. Kurangkanlah semua pikiran-pikiran yang negatif untuk memulai. Tambahkanlah antusiasme. Jawabannya adalah pencapaian cita-cita Anda.”

Ustadz Yusuf Mansur ‘’mimpi’’ mencetak 100.000 Penghafal Al Qur’an, ketika ia dan kawan-kawan masih harus ‘’berburu’’ calon santri di Kampung Bulak di awal tahun 2000-an. Alhamdulillah, kini sudah ‘’dipanen’’ setidaknya 30.000 santri tahfidz Qur’an.

Oleh: Ust. Anwar Sani

sumber: Daqu.or.id

ilustrasi: Sukarja

 

Demi Naik Haji, Penjual Bubur Candil Ini Menabung 24 Tahun

BANYUMAS, KOMPAS.com — Sariyah, perempuan berusia 52 tahun asal warga Desa Karanglewas Kidul, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, pada tahun 2014 akan menunaikan ibadah haji.

Bukan karena mendapat “durian runtuh”, Sariyah, yang merupakan penjual bubur candil keliling, ini dapat berangkat ke Mekkah. Sebab, dia sudah memulai tekad bisa berhaji sejak 1990. Selama 24 tahun itu pula dia tekun menabung.

“Saya kalau nabung tidak setiap hari, kadang dua atau tiga hari sekali, bahkan jika memang tidak ada sisa uangnya, saya baru satu minggu menabung. Itu pun sekali menabung saya hanya Rp 20.000,” ungkap dia yang ditemui di rumahnya, Minggu (7/9/2014).

“Setiap hari, dari hasil keliling jualan bubur candil sama sepeda biasanya saya dapat Rp 20.000 sampai Rp 30.000. Ya kadang-kadang malah kurang dari itu,” kata Sariyah.

Namun, dengan tekadnya yang besar, dia berhasil mengumpulkan uang. Pada 2010, dia mendaftar pemberangkatan haji ke Kantor Kementerian Agama Banyumas. Namun, dia harus masuk dalam daftar antrean dan baru akan berangkat haji pada 2014 ini. “Saat itu, saya mendaftar dengan uang Rp 25 juta dan harus mengantre empat tahun,” kata dia.

Meski sudah mendaftarkan diri, Sariyah tetap meneruskan kebiasaannya untuk gemar menabung. “Saya nabung terus karena uangnya kan masih kurang untuk ongkos dan sangu (bekal) haji,” sambung dia lagi.

Satu kunci untuk bisa mewujudkan niat beribadah haji, menurut dia, adalah ketekunan dan selalu berdoa. “Kuncinya hanya satu, niatnya harus sungguhan dan selalu berdoa kepada Allah SWT, lalu kita berusaha,” ungkap dia.

Dulu, sebelum menggunakan sepeda onthel untuk berjualan, dia hanya menggendong barang dagangannya. “Dulu waktu jualan menggunakan gendong, setiap hari penghasilan saya antara Rp 5.000 sampai Rp 7.000. Alhamdulilah sekarang sudah lumayan,” kata perempuan satu anak ini.

Sudah lebih dari 10 tahun, Sariyah harus hidup sendiri sejak suaminya meninggal dunia. Selama itu, dia menggantungkan hidupnya dari pendapatan sebagai penjual bubur candil keliling.

Alhamdulillah dari hasil usaha sebagai penjual bubur candil keliling saya bisa menyekolahkan putra saya,” ungkap dia.

Kini, putra Sariyah satu-satunya, bernama Ilham Setiawan, sudah bekerja dan memiliki keluarga yang tinggal di Jakarta. Sariyah akan menjadi salah satu calon jemaah haji yang bertolak ke Tanah Suci dengan kelompok penerbangan 47. “Berapa pun pendapatan saya setiap hari, saya selalu syukuri,” ujar dia menutup perbincangan.

 

sumber: Kompas.com

Waspadai Penawaran Keberangkatan Haji Tanpa Antrian dan Penipuan Umrah

Terkait dengan banyaknya penawaran keberangkatan haji tanpa antrian dan penipuan umrah yang meresahkan masyarakat, maka Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI menyampaikan
informasi penting untuk diketahui sebagai berikut:
A. Informasi penting terkait banyaknya penawaran keberangkatan haji tanpa antrian:
  1. Jangan percaya kepada orang ataupun travel yang menawarkan dapat memberangkatkan haji tanpa antrian.
  2. Jangan percaya kepada orang ataupun travel yang menawarkan umrah murah.
  3. Lihat daftar travel haji khusus dan travel umrah resmi yang terdaftar dan memiliki izin di www.haji.kemenag.go.id.
  4. Jangan sampai Anda menyesal dan akhirnya menyalahkan Kementerian Agama jika akhirnya Anda tertipu.
  5. Sebarkan informasi ini, satu kali Anda sebarkan maka Anda berbuat mulia karena Anda mencegah Sanak Saudara/Keluarga/Sahabat Anda dari penipuan.
B. Informasi penting terkait penipuan umrah:
  1. Jika Anda tertipu oleh travel umrah atau travel haji khususmaka laporkan hal tersebut ke Polri terdekat domisili Anda dengan membawa bukti dugaan penipuan tersebut.
  2. Jika yang melakukan penipuan adalah travel umrah atau haji haji khusus yang memiliki izin dari Kementerian Agama, maka sampaikan tembusan laporan penipuan tersebut ke Kementerian Agama domisili Anda.
  3. Kementerian Agama dan Polri senantiasa melayani Anda dan akan menindak pelaku-pelaku kejahatan tersebut.
  4. Sudah banyak yang ditindak dan dipenjara serta dalam proses persidangan.
  5. Jangan takut untuk melaporkan dugaan penipuan travel umrah dan haji dengan membawa bukti ke Polri domisili Anda.
“Mencegah Lebih Baik: Mari Bersama Kita Berantas Penipuan Umrah dan Haji”
Jakarta, 18 Mei 2015,
Tim Informasi Haji dan Umrah Ditjen PHU
Gedung Siskohat Lantai 3
Kementerian Agama RI
Jalan Lapangan Banteng Barat Nomor 3-4 Jakarta Pusat

Mencontoh Puasa Rasulullah

Ibadah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW menjadi contoh bagi Umat Islam untuk menjalankannya. Termasuk berpuasa.

Tak mudah mengikuti seperti apa yang diberikan dan disampaikan oleh Rasul SAW. Sebab, Rasulullah adalah teladan terbaik bagi seluruh umat manusia.

Dalam Alquran, Allah memuji Rasulullah SAW sebagai suri teladan yang baik bagi umat. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS al-Ahzab [33]: 21). Hal ini menunjukkan bahwa akhlak dan pribadinya sangat baik dan mulia.

Bahkan, dalam salah satu hadis yang diriwayatkan dari Aisyah RA dinyatakan bahwa akhlak Rasulullah SAW itu senantiasa merujuk pada Alquran.

Karena itu, sudah selayaknya umat Islam mencontoh dan meneladani kepribadian Rasulullah SAW dalam segala hal, termasuk puasa. Berikut beberapa cara yang biasa dilakukan Rasulullah SAW dalam menjalankan ibadah puasa dan menghidupkan Ramadhan.

Berniat puasa sejak malam

Diriwayatkan dari Hafsah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang tidak berniat untuk puasa Ramadhan sejak malam, maka tak ada puasa baginya.” (HR Abu Dawud).

Mengawali dengan sahur

Setiap akan berpuasa, Rasul SAW selalu makan sahur dengan mengakhirkannya, yakni menjelang datangnya waktu imsak.

Menyegerakan berbuka dan shalat

Dan ketika berbuka itu, Rasul SAW hanya memakan tiga biji kurma dan segelas air putih, lalu segera berwudhu untuk mengerjakan shIalat Maghrib secara berjamaah.

Dari Abu ‘Athiyah RA, dia berkata, “Saya bersama Masruq datang kepada Aisyah RA. Kemudian Masruq berkata kepadanya, “Ada dua sahabat Nabi Muhammad SAW yang masing-masing ingin mengejar kebaikan, dan salah seorang dari keduanya itu segera mengerjakan shalat Maghrib dan kemudian berbuka. Sedangkan yang seorang lagi, berbuka dulu baru kemudian mengerjakan shalat Maghrib.” Aisyah bertanya, “Siapakah yang segera mengerjakan shalat Maghrib dan berbuka?” Masruq menjawab, “Abdullah bin Mas’ud.” Kemudian Aisyah berkata, “Demikianlah yang diperbuat oleh Rasulullah SAW.” (HR Muslim No 1242).

Memberbanyak ibadah

Selama bulan Ramadhan, Rasul SAW senantiasa memperbanyak amalan, seperti shalat malam, tadarus Alquran, zikir, tasbih, dan sedekah.

Iktikaf

Memasuki 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, Rasul SAW meningkatkan aktivitas ibadahnya, terutama dengan iktikaf.

Reporter : Syahrudin El-Fikri
Redaktur : A.Syalaby Ichsan

11 Tips Berpuasa untuk Lanjut Usia

1. Seimbangkan Kebutuhan Kalori

Kebutuhan kalori harus sama dengan kebutuhan kalori saat tidak berpuasa. Untuk itu perlu dilakukan pengaturan pola makan, yaitu dengan mengkonsumsi:

  • 40% kalori saat sahur
  • 50% kalori saat berbuka dengan mengonsumsi makanan ringan terlebih dahulu saat berbuka/sebelum sholat maghrib dilanjutkan dengan makanan berat setelah sholat maghrib, dan
  • 10% kalori sisanya setelah sholat tarawih.

2. Pastikan Kebutuhan Cairan Terpenuhi

Konsumsi cairan 30-50 cc/KgBB/hari atau setara dengan 8-10 gelas untuk mencegah dehidrasidengan cara sebagai berikut:

  • 2 gelas air saat berbuka
  • 3-4 gelas air setelah tarawih sampai dengan sebelum tidur
  • Satu gelas saat bangun tidur sebelum sahur
  • 1-2 gelas saat sahur.

3. Perbanyak Cairan atau Jus

Konsumsi air atau jus buah pada waktu antara berbuka puasadan sebelum tidur.

4. Hindari Es

Hindari terlalu banyak mengkonsumsi es karena dapat menahan rasa kenyang sehingga konsumsi makanan lengkap akan berkurang.

5. Komposisi Gizi Harus Seimbang.

Pastikan menu makanan yang ada memiliki nilai gizi yang seimbang dengan porsi yang ada.

6. Bijaksana Memilih Menu

Batasilah makanan yang digoreng dan tinggi lemak.

7. Tips Saat Sahur:

  • batasi konsumsi teh atau kopi
  • batasi makanan yang lebih cepat dicerna seperti gula
  • dianjurkan untuk konsumsi makanan yang lambat dicerna dan tinggi serat.

8. Tips Saat Berbuka:

  • Sangat dianjurkan untuk mengonsumsi kurma karena mengandung gula serat, karbohidrat, kalium, natrium, kalsium, fosfor, zat besi, dan magnesium.
  • Baik untuk mengonsumsi pisang sebagai sumber kalium, magnesium, dan karbohidrat.

9.  Cukupi Konsumsi Vitamin dan Mineral

Pastikan menu yang ada memiliki intake nilai nutrisi yang seimabng dan tepat guna. Untuk beberapa kondisi, mengkonsumsi vitamin atau suplemen harian memang dianjurkan, seperti halnya masa pemulihan pasca sakit. Meskipun demikian, jika menu makanan harian sudah memiliki nilai gizi yang seimbang, maka asupan suplemen tambahan tidak lagi diperlukan, karena asupan kebutuhan nutrisi sudah cukup terpenuhi.

10.   Waspadai Kekurangan Cairan (dehidrasi)

Atur sedemikian rupa untuk senantiasa memastikan asupan cairan mudah selalu terpenuhi di malam hari.

11.  Meminum Obat-obatan

Obat-obatan (bila ada) tetap harus dikonsumsi saat sahur dan berbuka puasa.

 

sumber: Klikdokter.com

Puasa itu untuk Allah

Assalamualaikum wr wb.

Ustaz, mengapa dalam hadis disebutkan Allah SWT menegaskan bahwa ibadah puasa untuk-Nya dan hanya Dia sendiri yang membalasnya? Bukankah semua amal ibadah kita itu untuk Allah dan Allah jugalah yang membalas semua amal ibadah kita?

Imakyadi Jakarta

—————————————————-

 

Waalaikumussalam wr wb.

Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah bersabda, ‘Setiap amalan kebaikan yang dilakukan manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga 700 kali lipat. Allah SWT berfirman, ‘Kecuali, amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan, yaitu kegembiraan ketika dia berbuka dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabb-nya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi. (HR Bukhari dan Muslim, ini lafaz Muslim).

Hadis di atas menjelaskan keutamaan dan kelebihan ibadah puasa dibandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya. Ada beberapa penjelasan ulama tentang maksud dari hadis di atas.

Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam kitabnya Fathul Bari menyebutkan penjelasan ulama tentang makna hadis dan mengapa puasa diberi keutamaan ini.

Di antara alasan yang paling kuat, pertama, ibadah puasa itu tidak terkena riya sebagaimana ibadah lainnya berpotensi terkena riya.

Al-Qurtubi berkata, Ketika amalan-amalan yang lain dapat terserang penyakit riya, puasa tidak ada yang dapat mengetahui amalan tersebut, kecuali Allah, maka Allah sandarkan ibadah puasa itu kepada Diri-Nya.
Karena itu, dikatakan dalam hadis, ‘Ia meninggalkan syahwatnya karena diri-Ku.’

Ibnu Al-Jauzi berkata, ‘‘Semua ibadah terlihat amalannya. Dan, sedikit sekali yang selamat dari godaan, yakni terkadang bercampur dengan sedikit riya, berbeda dengan ibadah puasa.

Kedua, maksud ungkapan Aku yang akan membalasnya, adalah bahwa pengetahuan tentang kadar pahala dan pelipatan kebaikannya hanya Allah yang mengetahuinya.

Al-Qurtuby berkata, Artinya amalan ibadah lainnya telah terlihat kadar pahalanya untuk manusia. Bahwa, dia akan dilipatgandakan dari sepuluh sampai 700 kali sampai sekehendak Allah, kecuali puasa, Allah sendiri yang akan memberi pahalanya tanpa batasan.

Ketiga, makna Puasa untuk-Ku, maksudnya adalah bahwa dia termasuk ibadah yang paling Allah cintai dan paling mulia di sisi-Nya.

Ibnu Abdul Bar berkata, Cukuplah ungkapan ‘puasa untuk-Ku’ menunjukkan keutamaannya dibandingkan ibadah-ibadah lainnya. Keempat, penyandaran di sini adalah penyandaran kemuliaan dan keagungan. Sebagaimana ungkapan Baitullah (rumah Allah) meskipun semua rumah milik Allah.

Az-Zain bin Munayyir berkata, Pengkhususan pada teks keumuman seperti ini tidak dapat dipahami melainkan untuk pengagungan dan pemuliaan. Kemudian, Ibnu Hajar menjelaskan, makna yang paling kuat adalah makna yang pertama.

Sedangkan, Ibnu Abdil Barr menjelaskan, makna ungkapan puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya adalah bahwa ibadah puasa seseorang itu tidak terlihat melalui perkataan ataupun perbuatannya karena dia merupakan amalan hati yang tidak diketahui, kecuali oleh Allah.

Puasa bukan sesuatu yang terlihat sehingga bisa ditulis oleh malaikat pencatat sebagaimana ibadah-ibadah lain, seperti dzikir, shalat, sedekah, dan ibadah lainnya.

Hal itu karena puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga saja tanpa adanya niat melakukannya karena Allah SWT. Dengan demikian, siapa yang tidak berniat menahan lapar dan dahaga karena Allah  maka dia bukanlah orang yang berpuasa.

Hal tersebut ditegaskan dalam hadis Nabi. Puasa haruslah dilakukan dengan penuh keimanan dan hanya mengharap balasan dari Allah SWT.

Karena itu, seharusnya ibadah puasa kita adalah amalan yang  paling jauh dari segala unsur riya dan pamer karena hanya Allah yang mengetahui puasa kita. Ini mendidik kita memurnikan keikhlasan hanya untuk Allah. Wallahu a’lam bish shawab.

Ustaz Bachtiar Nasir

 

 

sumber:Republika Online