Doa Agar Terhindar dari Keburukan Kaya dan Miskin

Doa Agar Dijauhkan dari Neraka dan dari Keburukan Kaya dan Miskin

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu
Allaahumma innii a’uudzu bika

مِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَعَذَابِ النَّار

dari fitnah neraka dan adzab neraka
min fitnatin naar wa ‘adzaabin naar

وَمِنْ شَرِّ الْغِنَى وَالْفَقْرِ

serta dari keburukan kekayaan dan kefakiran
wa min syarril ghinaa wal faqr

(HR. Abu Daud no. 1543. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Read more https://yufidia.com/doa-agar-terhindar-dari-keburukan-kaya-dan-miskin/

Mintalah, Aku Akan Memberimu

Auudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim. Bismillaahir rahmaanir rahiim

Wash-shalaatu was-salaamu alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa alaa aalihi wa Shahbihi ajmaiin. “Subhanaka, la ilma lana illa ma alamtana, innaka Antal Alimul Hakim” [QS 2:32] Allahu akbar Ya Alimu, ya Hakim, alimna ma yanfauna wa zidna ilman!

(Dan para malaikat berkata) “Mahasuci Engkau, kami tidak mengetahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkau Mahatahu dan Maha Bijaksana” Allahu akbarwahai Yang Mahatahu, wahai Yang Maha Bijaksana, ajarilah kami sesuatu yang bermanfaat bagi kami dan tingkatkanlah pengetahuan kami selalu!)

Ini adalah tarekat Naqsybandi yang mulia dan pilar utamanya adalah Sohbet, asosiasi bersama Syekh. Kita meminta, mereka memberi. Jika kita tidak meminta, mereka tidak akan memberi Allah SWT berfirman, “Mintalah, Aku akan memberimu.” Pertama, kalian harus mengetahui dulu apa yang kalian minta.

Ada seorang yang Allah SWT kirim kepada seorang Sultan yang besar, Sultan yang agung. Orang itu datang dengan membawa sesuatu sehingga membuat Sultan senang dan berkata, “Aku senang kepadamu. Mintalah sesuatu, apa yang kamu minta akan kuberi. Aku akan memberinya segera.” Kemudian orang itu mulai berpikir, kira-kira apa yang bisa kuminta? Keledaiku sangat lapar dan Aku tidak mempunyai jerami “Oh Sultan, berikanlah Aku jerami yang banyak.” Allah, Allah, pintarnya Apakah kalian mengerti betapa bodohnya orang itu? Sultan menjadi heran, apakah orang ini gila atau tidak punya akal? “Berikan apa yang dia minta. Berikan dia 10 karung jerami, lalu biarkan dia pergi.”

Allah SWT selalu mengawasi kalian ketika kalian meminta sesuatu kepada-Nya, dan sebagian besar meminta hal-hal yang tidak berarti. Banyak orang yang datang kepada saya dan berkata, “Besok Aku akan menempuh ujian, doakan Aku agar berhasil,” atau “Aku akan lulus, doakanlah untuk kelulusanku.” Setiap hari banyak sekali yang datang kepada saya dan berkata, “Wahai Syekh, berdoalah untuk tokoku sebab toko itu sepi pengunjung.” Yang lain meminta, “Carikan pekerjaan yang baik untukku, Aku tidak punya pekerjaan.” Atau “Wahai Syekh, mintakan kepada Allah SWT agar Aku diberi uang lebih banyak.” Setiap hari seorang saudara mendatangi saya, “Syekh, doakan Aku agar berkaki 4,” maksudnya dia akan menikah meminta kepada saya sejak pagi hari sampai waktunya tidur.

Begitu banyak orang datang dan meminta saya berdoa untuk ini, itu semuanya omong kosong. Tidak ada yang datang dan berkata, “Wahai Syekh, doakan agar Aku menjadi hamba yang diterima di Sisi-Nya.”

“Hallo Syekh, berdoalah untukku, karena sebentar lagi ada pemilihan. Aku akan mencalonkan namaku juga, doakan agar hati orang-orang tergerak untuk memberikan suaranya mendukungku, wahai Syekh.” Tidak ada orang yang datang dan berkata, “Wahai Syekh berdoalah agar Aku menjadi dekat dengan hamba Allah SWT yang tercinta, Sayyidina Muhammad SAW, agar Aku menjadi tetangganya di Surga.” Tidak ada yang datang dan berkata, “Wahai Guruku, doakanlah agar Aku dekat dengan Allah SWT.”

Oleh sebab itu, kalian harus meminta. Tetapi kalian harus mengetahui apa yang kalian minta, dan dari siapa kalian meminta. Jika kalian akan pergi ke desa, kalian bisa meminta jerami di sana, tetapi bila kalian mengunjungi istana Sultan, tidak pantas meminta jerami. Jika kalian mau menggunakan akal kalian, ia dapat menunjukkan mana yang benar. Jika kalian meminta dalam hati, hati kalian mungkin akan menyalahkan kalian dan mengatakan, “Aku malu di hadapan Tuhan Pemilik Surga, kau meminta sesuatu yang tidak bernilai bagi-Nya.

Kalian harus tahu tentang kehidupan di planet ini, dan kalian juga harus mengetahui kehidupan akhirat nanti yang abadi. Dia senang bila hamba-Nya minta keabadian sebuah kata yang manisabadi. Bahkan dalam bahasa kalian pun (eternity), Saya menyukainya Sermedi, keabadian yang kekal mintalah keabadian itu kepada Allah SWT. Nikmat yang tidak terhingga berasal dari-Nya. Mengapa kalian tidak meminta? Kalian hanya meminta sesuatu yang nilainya tak lebih dari sekedar jerami, bahkan jauh daripada itu.

Oleh sebab itu, kadang-kadang saya merasa malu membaca al-Fatiha hanya demi permintaan dan harapan seseorang, dan saya berkata, “Wahai Tuhanku, aku membaca al-Fatiha atas nama orang ini, dan atas semua permintaan yang diajukan oleh setiap orang dari umat Kekasih-Mu melalui Fatiha ini. Kabulkanlah permintaan mereka.” Saya tidak suka berhenti dan membaca satu al-Fatiha untuk satu orang saja, tidak. Itu bagaikan orang yang ingin berburu; ia membawa senapan dan ketika menemukan seekor lalat ia berkata, “Aku harus menembaknya!” “Apa yang kau tembak?” “seekor lalat” Memalukan sekali menembak seekor lalat, lalu mencoba menemukannya. Lalat itu mungkin sudah terbang menghilang atau tertembak dan hancur

Kalian membuat hidup yang sementara ini sebagai target, kalian minta agar bisa meraih sesuatu dan menembak tanpa mencapai target itu. Sementara kalian semakin tua, sebelum kalian mendapatkan apa yang kalian inginkan dari Allah SWT; baik itu menaranya Namrud, seratus rumah, toko, bisnis, atau perusahaan Akhirnya di akhir hayat kalian, apa yang kalian tembak akan lenyap, lalu kalian berlari untuk mencari apa yang kalian tembak itu mencari-cari tetapi kalian tidak menemukan apa-apa “Oh, tembakanku terlalu dahsyat sehingga targetnya hancur tidak ada tanda-tanda keberadaannya!”

Oleh sebab itu penting sekali agar setiap orang meminta sesuatu yang berharga dari Allah SWT, karena Dia akan memberikannya kepada kalian. Kalian harus membuat-Nya senang, dan bila Dia senang kepada kalian, Dia akan berkata, “Wahai hamba-Ku, segalanya untukmu.”

Mengapa kalian tidak mencoba untuk membuat Allah SWT senang kepada kalian? Cobalah untuk membuat-Nya senang, Dia akan membuat kalian bahagia. Dalam segala hal, kalian harus merasa senang. Wa min Allah at tawfiq [Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani QS/muhibbunnaqsybandi]

 

 

Kenapa Allah Menunda Doa Kita?

SEBENARNYA bahasa yang lebih halus adalah kenapa Allah menunda doa kita? Dan sedemikian lamanya Tuhan menunda dan sedemikian banyak pula doa yang tertunda akhirnya kita mengambil kesimpulan bahwa Tuhan menolak doa kita. Sebelum berburuk sangka kepada Tuhan alangkah baiknya kita instropeksi diri, kira-kira apa yang menyebabkan Tuhan tidak mengabulkan doa kita :

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah seorang muslim berdoa dengan sesuatu yang bukan untuk suatu dosa atau memutuskan silaturrahmi melainkan pasti Allah akan memberikan salah satu dari tiga hal; disegerakan baginya pengabulannya, disimpan baginya di akhirat, atau dihindarkan darinya keburukan yang semisal dengannya.” (Shahih Al Adabul Mufrad no. 547, dari sahabat Abu Said Al Khudri )

Ibnu Hajar Al Asqalani berkata: “Setiap orang yang berdoa akan dikabulkan, hanya saja pengabulan itu berbeda-beda. Terkadang dikabulkan sesuai dengan permintaan, terkadang pula diganti dengan sesuatu yang lain.

Anda mungkin sudah sering membaca hadis tersebut dan anda merasa itu hanya untuk menyenangkan orang-orang yang doanya tidak dikabulkan. Andai cara anda berdoa sudah benar, zikir terlebih dulu dalam waktu tertentu, sudah shalat hajat dan seluruh rukun syarat doa telah dipenuhi akan tetapi doa anda belum dikabulkan Tuhan, maka saya ingin mengajak anda melihat dari sudut pandang lain.

Tuhan pasti mengabulkan doa untuk sesuatu yang kita perlukan dan Dia belum tentu mengabulkan doa untuk sesuatu yang kita inginkan. Memerlukan dengan menginginkan adalah dua hal yang berbeda. Misalnya anda menginginkan sebuah mobil kemudian anda berdoa kepada Allah, namun sekian lama berdoa Allah belum memberikan anda mobil jangankan yang baru yang bekas pakai pun tidak diberikan Tuhan. Ada apa? Coba dengan jujur tanyakan pada diri anda, apakah anda memang benar-benar memerlukan mobil atau hanya inginkedudukan lebih tinggi dari tetangga yang hanya memiliki sepeda motor atau hanya sekedar ingin merasakan bagaimana enaknya memiliki sebuah mobil. Coba anda renungkan dalam-dalam, andai Tuhan memberikan sebuah mobil, apakah anda siap dengan kebutuhan bensin dan biaya perawatan mobil dan apakah keuangan anda saat ini benar-benar bisa mengatasinya? Apakah anda sudah menghitung uang yang akan anda keluarkan jika anda benar-benar memiliki mobil?

Berdoalah yang jelas..

Penyebab lain kenapa doa tidak dikabulkan karena doanya tidak jelas. Contohnya, “Ya Allah mudahkanlah rizki bagiku..” Kira-kira semudah apa rizki yang anda inginkan? :

– Sebelum meminta sudah di kabulkan.

– Berusaha sedikit tapi hasilnya banyak.

– Tuhan mengarahkan anda kepada sumber rizki.

– Tuhan memberikan anda semangat sehingga walaupun gagal tetap berusaha.

Dari 4 point sederhana tersebut, kira-kira jenis “mudah” seperti apa yang anda inginkan, kalau point pertama itu jelas hanya dimiliki oleh para kekasih Allah yang sebelum mereka meminta Allah sudah menyiapkan segalanya. Jadi, doa anda harus lebih jelas dan detail agar Tuhan mengabulkan dengan jelas dan detail.

Contoh doa lain, “Ya Allah, berikanlah aku kekayaan..” ini juga tergolong doa yang tidak jelas yang membuat para malaikat bingung untuk mengirim kekayaan kepada anda (bercanda). Kaya seperti apa yang anda inginkan, apakah kaya hati atau kaya materi? Yup! Anda memilih kaya materi, kaya seperti apa? Kalau anda hidup di desa di balik desa yang jauh dari kota, memiliki sepeda motor dan punya rumah sederhana sudah dianggap kaya. Tapi kalau anda hidup dikota, dengan hanya punya sepeda motor anda akan tergolong orang biasa-biasa aja. Buat jenis kekayaan yang anda inginkan kemudian barulah anda meminta kepada Allah.

Doa yang baik adalah keinginan dari lubuk hati yang paling dalam dan anda bukan sekedar menginginkan tapi juga memerlukannya. Buatlah alasan keperluan anda ada hubungannya dengan Ketuhanan, misalnya Anda memerlukan sebuah kenderaan yang akan memudahkan anda dakwah atau memudahkan anda untuk berkarya dalam mengagungkan nama-Nya. Paling tidak juan anda anda memohon agar diberikan kenderaan agar keluarga anda bisa bersyukur atas nikmat dan karunia Allah.

Semua Doa Pasti Dikabulkan

Guru Sufi memberikan nasihat : “Yakinlah engkau akan hasil PASTI tiap-tiap usaha spiritual (Doa, Shalat, Dzikir dll) akan tetapi engkau harus memiliki kesabaran untuk menantikan hasil-hasilnya”. Tuhan pasti mengabulkan doa yang anda panjatkan, iringi dengan zikir dalam waktu tertentu, ditambah dengan puasa dan dilakukan secara terus menerus niscaya Allah akan mengabulkan doa anda.

Saya selalu membayangkan rahmat Allah berupa apapun, baik materi maupun non materi, seperti air PAM yang terus menerus mengalir ke rumah kita. Kapan pun kran dibuka maka air tersebut akan mengalir kepada kita. Selama kran ditutup maka air yang seharusnya memang mengalir mengikuti hukumnya tidak akan mengalir sama sekali.

Tanpa sadar seringkali kita menutup diri dengan Tuhan sehingga rahmat dan karunia Tuhan yang setiap saat menunggu di depan pintu ikut tertutup. Bukalah penutup itu dengan doa, dzikir, salat hajat dan ikhtiar agar semua karunia itu bisa mengalir kepada anda.

INILAH MOZAIK

Tempat Berdo’a Paling Mustajab di Makkah

Keistimewaan Berdoa di Makkah 
Umroh dan haji merupakan ibadah istimewa. Ketika berdoa di baitullah saat melaksanakan rangkaian ritual haji dan umroh para jamaah selalu menyempatkan berdoa di tempat berdoa paling mustajab di Makkah. Tak jarang sanak saudara dan tetangga menitipkan doa kepada mereka yang berangkat haji atau umroh dengan keyakinan doa tersebut akan segera dikabulkan.

Keistimewaan umroh dan haji ini tertera dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Majah yang intinya menyatakan janji Allah bahwa Ia akan mengabulkan doa, memberikan apa yang diminta jika doa tersebut dipanjatkan saat melaksanakan ibadah haji dan umroh.

Tempat Berdoa Paling Mustajab di Makkah
Di Madinah tempat berdoa paling mustajab adalah Raudhoh. Di Makkah terdapat beberapa tempat berdoa paling mustajab yaitu:

1. Multazam
Multazam adalah tempat yang berada di antara Hajar Aswad dan pintu Kabah. Tempat ini diyakini oleh para ulama dari berbagai mazhab sebagai tempat paling mustajab untuk berdoa. Keyakinan ini berdasar pada hadits riwayat sahabat Abdullan Bin Abbas yang diriwayatkan dalam hadits riwayat Ahmad “Multazam adalah tempat dikabulkannya doa. Tak ada satu pun doa seorang hamba di Multazam kecuali akan dikabulkan” Maka setiap kali umroh dan berhaji para jamaah berdesakan di Multazam dengan harapan akan dikabulkan.

2. Hijir Ismail
Hijir Ismail merupakan tempat favorit kedua untuk berdoa. Seringkali jamaah harus berdesakan demi mendirikan sholat sunnah dan berdoa di Hijir Ismail. Dahulu Hijir Ismail adalah bagian dari Kabah. Sholat di Hijir Ismail sama dengan sholat di dalam Kabah. Namun ada baiknya ketika menunaikan sholat di Hijir Ismail menghadapnya tetap ke arah Kabah sebab tidak semua orang paham bahwa Hijir Ismail pernah menjadi bagian dari Kabah sehingga diperbolehkan menjadi arah sholat.

3. Talang Emas (di bawah pancuran)
Di area Hijir Ismail ada sebuah tempat yang pernah digunakan sebagai tempat tinggal Hajar dan Ismail. Tempat ini kini ditandai dengan sebuah pancuran yang terbuat dari emas. Di bawah pancuran talang emas terutama ketika turun hujan para jamaah haji dan umroh berebut untuk berdoa dengan keyakinan cepat dikabulkan

4. Di belakang maqom Ibrahim
Para jamaah umroh dan haji biasa berdoa di bagian belakang maqom Ibrahim setelah melaksanakan thawaf. Maqom Ibrahim bukan makam atau kuburan namun merupakan tempat nabi Ibrahim pernah berdiam.

5. Saat mengerjakan sai
Sai merupakan rangkaian ibadah umroh dan haji. Saat mengerjakan sai diyakini doa-doa lebih mustajabah. Maka salah satu tempat berdoa paling mustajab di Makkah adalah tempat saat melakukan ibadah sai. Sai memang bukan bagian dari masjidil Haram. Sejarah Sai merupakan contoh perjuangan demi melindungi keluarga. Sai meneladani perjuangan Hajar dalam mencari air demi Ismail kecil yang menangis kehausan. Sai adalah perjuangan.

Hajar berlari-lari hingga tujuh kali bolak-balik antara bukit Shofa dan Marwah. Perjuangan Hajar tanpa berkeluh kesah dan tetap berharap ridho Allah. Maka perjuangan inilah yang menjadi tauladan bagi para jamaah umroh dan haji untuk tak mengenal lelah ketika harus beribadah. Sama seperti keyakinan Hajar para jamaah haji dan umroh juga berkeyakinan bahwa doa-doa yang dilantunkan selama berlari-lari kecil ketika sai akan dikabulkan Allah.

6. Di bukit Shafa
Bukit Shafa merupakan tempat dimulainya ibadah Sai. Sebelum ritual Sai dimulai para jamaah umroh dan haji para jamaah biasa berdoa di bukit Shafa. Jika ada tempat paling mustajab untuk berdoa yang berada di luar wilayah Masjidil Haram maka bukit Shafa lah tempatnya.

7. Di Bukit Marwah
Marwah adalah lokasi Sai berakhir. Di bukit Marwah saat putaran terakhir Sai para jamaah akan bertahallul atau memotong rambut. Seperti halnya bukit Shofa dan lokasi tempat berlari-lari kecil Sai, bukit Marwah adalah tempat yang mustajab untuk berdoa.

Tempat-tempat berdoa paling mustajab di Makkah menjadi favorit para jamaah haji dan umroh untuk berdoa. Namun bukan berarti di luar lokasi tersebut doa-doa tidak dikabulkan Allah. Adalah kewajiban setiap makhlukNya sebagai orang beriman untuk senantiasa bertawakal setelah ikhtiar. Ketika berdoa di tempat-tempat tersebut pun harus disertai perasaaan harap-harap cemas doa dikabulkan. Tempat berdoa paling mustajab tersebut diyakini mempermudah doa diijabah Allah berdasarkan tauladan dari Rasulullah dan para tabiin.

Namun hendaknya ketika berdoa tidak perlu merugikan orang lain dengan berdesakan dan saling mendorong agar tidak timbul kericuhan. Terkabulnya doa merupakan hak Allah sepenuhnya. Otoritas yang tidak bisa ditawar. Jangan sampai bersuudzon, mencela Allah apabila doa yang dilantunkan di tempat-tempat mustajabah ternyata tak kunjung dikabulkan. Karena doa yang tak dikabulkan bisa saja diganti menjadi sesuatu yang lebih baik atau akan diberikan kebaikan di akherat sebagai pengganti doa di dunia.

Itu Buah Doamu, Terimalah dengan Lapang Dada

SALAH seorang alim yang saya sukai adalah Syekh Muhammad Mutawalli Sya’rawi. Nasehat-nasehatnya menyentuh hati dan merangsang pikiran untuk lebih cerah dan terbuka. Kali ini saya ingin berbagi kalimat penuh makna dari beliau.

Beliau berkata: “Jangan sedih saat sebagian orang itu menjauh darimu atau berubah sikap kepadamu. Jangan-jangan itu adalah buah dari doamu pada suatu malam, saat kau katakan: Ya Allah jauhkanlah dariku segala kejelekan apa yang kau tetapkan.”

Yakinkan bahwa kita selalu memohon yang terbaik kepada Allah. Lakukan semua kebaikan yang bisa dilakukan. Maka ketaknyamanan yang terjadi tak usah lagi menjadikan diri ini resah dan gelisah. Barangkali dengan cara tak nyaman itu Allah akan migrasikan kita ke tempat yang berderajat mulia.

Tafsir positif atas setiap musibah dan ujian sangatlah penting. Namun menafsirkan secara positif semua ujian adalah sesuatu yang sulit karena ada setan dan nafsu yang mendorong diri menjadi pribadi egois dan mau menang sendiri.

Seorang yang selalu mendapat musibah dilepari batu setiap hari oleh orang yang menganggapnya gila akhirnya memiliki rumah sendiri. Semua orang curiga dari mana dia mendapatkan biaya. Dengan senyum dia selalu menjawab: “Kubangun rumah ini dari batu-baru yang kau lemparkan setiap hari kepadaku.”

Doa untuk Kebahagiaan yang Sesungguhnya

ORANG yang paling terkenal sebagai pemilik mutiara hikmah di dunia Islam, salah satunya, adalah Ibnu Athaillah As-Sakandari. Kitab Hikamnya sangat mendunia, diterjemahkan ke dalam banyak bahasa, disyarahi oleh banyak ulama. Saya adalah salah satu penikmat petuah-petuahnya.

Salah satu petuah yang ingin saya share malam ini adalah sebagai berikut: “Kalau Anda memohon kepada Allah saat dekatmu kepadaNya, mintalah kepadaNya agar memperbaiki keseluruhan hidupmu. Berdoalah “Ya Allah, perbaikilah keadaanku, semuanya”.

Dan mintalah kepadaNya untuk memperbaiki ridlamu akan pengaturanNya, yakni dengan pasrah dan menerima akan ketetapanNya dan takdirNya serta kemampuanmu untuk mampu menyerahkan urusanmu kepadaNya.

Baca dan perhatikan baik-baik doa tadi. Bahagianya seseorang bukan hanya karena satu sisi kehidupannya, melainkan keseluruhan sisi hidupnya. Bahagiakan orang yang hanya punya harta tapi tak punya iman? Jawabannya adalah tidak.

Perhatikan juga hati yang ridla, jiwa yang pasrah dan mental yang kuat menjalani takdir. Begitu pentingnya dalam kehidupan sampai menjadi doa pokok yang diajarkannya. Di manakah kita mengajari hati tentang ini? Indahnya hidup tanpa keluhan, damainya hidup dengan rasa syukur dan ridla.

 

INILAH MOZAIK

Tiga Cara Allah Mengabulkan Doa Hamba-Nya

DENGAN sifat-Nya yang Agung, Allah akan senantiasa mengabulkan doa setiap hamba-Nya. Ada sebuah hadis yang menyampaikan dengan indah bahwa Allah mengabulkan doa dengan tiga cara: 1) Allah mengabulkan secara langsung doa yang dipanjatkan; 2) Allah menunda untuk mengabulkan doa tersebut; 3) Allah menggantikan doa tersebut dengan sesuatu yang lebih baik.

Meski demikian, pernahkan kita merenung mengapa doa-doa kita tidak kunjung diijabah? Allah sungguh Maha Penyayang yang sangat mengerti keinginan setiap hamba-Nya. Namun, hendaknya tidak dikabulkannya doa juga menjadi bahan untuk muhasabah. Kisah pada zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib berikut ini insya Allah akan melimpahkan banyak hikmah yang dapat mengingatkan kepada kita tentang sebuah doa.

Dikisahkan pada masa Bani Israel, ada sepasang suami istri yang selalu berdoa kepada Allah swt, agar mereka segera dikaruniai seorang buah hati. Hingga tahun kelima yang sedih karena merasa Allah telah menjauh darinya bertanya kepada Khalifah Ali yang kebetulan sedang memberikan khutbah. “Ya Amirul Mukminin, mengapa doa kami tak diijabah? Padahal Allah swt berfiman bahwa berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-kabulkan doamu.”

Ali bin Abi Thalib balik bertanya, “Apakah engkau sudah menjaga pintu-pintu doamu?”

Sang suami mengerutkan kening. “Aku tidak mengerti ucapanmu, wahai Amirul Mukminin.”

“Apakah kau sudah menjaga pintu doamu dengan melaksanakan kewajibanmu sebagai hambaNya? Kau beriman kepada Allah, tetapi tidak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya. Apakah kau menjaga pintu doamu dengan beriman kepada Rasulullah? Kau beriman kepada Rasul-Nya, tetapi kau menentang sunah dan mematikan syariatnya.”

“Apakah kau sudah menjaga pintu doamu dengan mengamalkan ayat-ayat Alquran yang kau baca? Ataukah kau juga belum sadar tatkala mengaku takut kepada neraka, tetapi kau justru mengantarkan dirimu sendiri ke neraka dengan maksiat dan perbuatan sia-sia? Ketika kau menginginkan surga, sebaliknya kau lakukan hal-hal yang dapat menjauhkanmu dari surga,” Tanya Ali bin Abi Thalib bertubi-tubi. “Apakah kau telah menjaga pintu doamu dengan bersyukur kepada-Nya saat Dia memberikan kenikmatan? Sudahkah engkau memusuhi setan atau malah sebaliknya kau bersahabat dengan setan? Apakah kau pernah menjaga pintu doamu dari menjauhi mencela dan menghina orang lain?” lanjut sang khalifah.

Sang suami terdiam mendengarnya. Khalifah Ali kembali berucap, “Bagaimana doa seorang hamba akan diterima sementara kau tidak menjaga, bahkan menutup pintu doa tersebut? Bertakwalah kepada Allah, perbaikilah amalanmu, ikhlaskanlah batinmu, lalu kerjakanlah amar makruf nahi munkar. Insya Allah, Dia akan segera mengabulkan doa-doamu.”

 

INILAH MOZAIK

Tiga Cara Allah Mengabulkan Doa Hamba-Nya

DENGAN sifat-Nya yang Agung, Allah akan senantiasa mengabulkan doa setiap hamba-Nya. Ada sebuah hadis yang menyampaikan dengan indah bahwa Allah mengabulkan doa dengan tiga cara: 1) Allah mengabulkan secara langsung doa yang dipanjatkan; 2) Allah menunda untuk mengabulkan doa tersebut; 3) Allah menggantikan doa tersebut dengan sesuatu yang lebih baik.

Meski demikian, pernahkan kita merenung mengapa doa-doa kita tidak kunjung diijabah? Allah sungguh Maha Penyayang yang sangat mengerti keinginan setiap hamba-Nya. Namun, hendaknya tidak dikabulkannya doa juga menjadi bahan untuk muhasabah. Kisah pada zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib berikut ini insya Allah akan melimpahkan banyak hikmah yang dapat mengingatkan kepada kita tentang sebuah doa.

Dikisahkan pada masa Bani Israel, ada sepasang suami istri yang selalu berdoa kepada Allah swt, agar mereka segera dikaruniai seorang buah hati. Hingga tahun kelima yang sedih karena merasa Allah telah menjauh darinya bertanya kepada Khalifah Ali yang kebetulan sedang memberikan khutbah. “Ya Amirul Mukminin, mengapa doa kami tak diijabah? Padahal Allah swt berfiman bahwa berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-kabulkan doamu.”

Ali bin Abi Thalib balik bertanya, “Apakah engkau sudah menjaga pintu-pintu doamu?”

Sang suami mengerutkan kening. “Aku tidak mengerti ucapanmu, wahai Amirul Mukminin.”

“Apakah kau sudah menjaga pintu doamu dengan melaksanakan kewajibanmu sebagai hambaNya? Kau beriman kepada Allah, tetapi tidak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya. Apakah kau menjaga pintu doamu dengan beriman kepada Rasulullah? Kau beriman kepada Rasul-Nya, tetapi kau menentang sunah dan mematikan syariatnya.”

“Apakah kau sudah menjaga pintu doamu dengan mengamalkan ayat-ayat Alquran yang kau baca? Ataukah kau juga belum sadar tatkala mengaku takut kepada neraka, tetapi kau justru mengantarkan dirimu sendiri ke neraka dengan maksiat dan perbuatan sia-sia? Ketika kau menginginkan surga, sebaliknya kau lakukan hal-hal yang dapat menjauhkanmu dari surga,” Tanya Ali bin Abi Thalib bertubi-tubi. “Apakah kau telah menjaga pintu doamu dengan bersyukur kepada-Nya saat Dia memberikan kenikmatan? Sudahkah engkau memusuhi setan atau malah sebaliknya kau bersahabat dengan setan? Apakah kau pernah menjaga pintu doamu dari menjauhi mencela dan menghina orang lain?” lanjut sang khalifah.

Sang suami terdiam mendengarnya. Khalifah Ali kembali berucap, “Bagaimana doa seorang hamba akan diterima sementara kau tidak menjaga, bahkan menutup pintu doa tersebut? Bertakwalah kepada Allah, perbaikilah amalanmu, ikhlaskanlah batinmu, lalu kerjakanlah amar makruf nahi munkar. Insya Allah, Dia akan segera mengabulkan doa-doamu.”

 

INILAH MOZAIK

Berlebihan dalam Berdoa Melampaui Batas

“BERDOALAH kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS Al-Araaf : 55).

Imam As-Sadi menjelaskan maksud firman Allah Ta’ala di atas,

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” maksudnya, melampaui batas dalam segala hal. Termasuk tindakan melampaui batas adalah meminta sesuatu yang tidak pantas, berlebihan dalam berdoa atau mengeraskan suara dalam berdoa. Semua ini termasuk bentuk melampaui batas yang dilarang.” (Tafsir As-Sadi, hlm. 291)

Dari Abu Nuamah bahwasanya Abdullah bin Mughaffal Radhiyallahu anhu mendengar anaknya membaca doa, “Ya Allah berilah kami istana putih di sisi kanan Surga”.

Mendengar ini, ayahnya spontan memberi nasihat kepada anaknya, “Wahai anakku mintalah kepada Allah Surga dan berlindunglah kepadaNya dari api Neraka, sebab saya mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda.

“Akan muncul dari umatku sekelompok kaum yang berlebihan dalam bersuci dan berdoa” (HR. Ahmad 20554, Abu Daud 96, Ibnu Majah 3864, Syuaib Al-Arnauth menilai hadis ini hasan).

Imam Al-Munawi menjelaskan hadis ini. Makna: “berlebihan dalam berdoa” adalah melampaui batas, dengan meminta sesuatu yang tidak boleh atau mengeraskan suara ketika berdoa atau memaksakan lafazh bersajak dalam berdoa. Kemudian beliau menukil keterangan At-Turbasyti,

Imam Turbusyti mengatakan, yang dimaksud berlebihan dalam berdoa bisa memiliki banyak pengertian. Intinya dia melanggar batasan dari kondisi merasa butuh menjadi tidak butuh sama sekali, termasuk doa dengan sikap ekstrim: berlebihan atau meremehkan.

Untuk kepentingan dirinya maupun orang lain. Baik doa kebaikan maupun doa keburukan.

Abdullah bin Mughaffal Radhiyallahu anhu melarang anaknya berdoa seperti itu karena permintaan tersebut tidak sesuai dan tidak mungkin bisa diraih oleh amal perbuatannya. Dimana dia meminta kedudukan para nabi dan para wali.

Beliau memahami permintaan seperti itu termasuk berlebihan dalam berdoa, serta tidak pantas karena menganggap sempurna terhadap diri sendiri. [Faidhul Qadir 4/130]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Diantara bentuk doa yang terlarang adalah bersikap melampaui batas ketika berdoa.”

Seperti memohon sesuatu yang tidak selayaknya, yang menjadi keistimewaan para nabi padahal dia bukan seorang nabi atau memohon sesuatu yang menjadi keistimewaan Allah subhanahu wa taala.

Kemudian Syaikhul Islam menyebutkan beberapa contoh bentuk melampaui batas dalam berdoa,

Misalnya memohon agar dia menduduki posisi wasilah, yang hanya boleh dimiliki oleh salah satu hamba Allah, atau memohon agar dia diberi kemampuan untuk bisa mengetahui segala sesuatu, atau berkuasa atas segala sesuatu atau memohon agar diperlihatkan sesuatu yang ghaib. [Majmu Fatawa 10/713-714]

Termasuk berlebihan dalam berdoa, membatasi kebaikan hanya untuknya, dan tidak boleh untuk yang lain. Misalnya, seseorang berdoa, Ya Allah, berikanlah aku karunia dan jangan Engkau berikan yang lainnya.

Kasus semacam ini pernah terjadi di zaman Nabi shallallahu alaihi wa sallam, sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu anhu bahwa ada seseorang datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan berkata:

“Ya Allah ampunilah aku dan Muhammad dan janganlah Engkau memberi rahmatMu kepada selain kami. Mendengar itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Kamu telah menyempitkan yang luas.” Maksud beliau adalah rahmat Allah. (HR. Bukhari 6010)

Doa di atas diucapkan oleh seorang badui karena ketidak tahuannya dan baru mengenal Islam. Seharusnya seseorang berdoa untuk dirinya dan teman-temannya agar pahalanya bertambah. [Ustaz Ammi Nur Baits]

 

INILAH MOZAIK

Jangan Pernah Berhenti Berdoa

ANDA tentu pernah memohon sesuatu kepada Allah, lalu terkabulkan. Di sisi lain, Anda juga pasti pernah memohon sesuatu, namun hingga kini tak kunjung terkabulkan. Sesungguhnya sebagai hamba tugas kita adalah berdoa dan meminta. Bahkan hal tersebut memiliki nilai ibadah sebagaimana sabda Rasulullah, “Doa itu ibadah.” (HR Abu Daud & Tirmidzi).

Allah Swt. sebagai Sang Pencipta memerintahkan agar kita berdoa pada-Nya. “Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku, akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Ghafir [40]: 60)

Berdoa adalah salah satu bentuk penghambaan kita kepada Sang Pencipta. Doa merupakan pengakuan atas kelemahan yang kita miliki sebagai hamba. Pada ayat tersebut menunjukkan bahwa tidak berdoa adalah wujud dari kesombongan yang akan berakhir dengan hukuman dari-Nya.

Kita tidak pernah tahu bagaimana Allah mengijabah doa-doa yang kita panjatkan. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri menyebutkan, “Seorang muslim yang berdoa dalam keadaan tanpa dosa dan tidak memutus silaturrahim, Allah akan memberinya salah satu dari tiga hal: disegerakan pengabulan doanya (mewujudkan harapan dan permintaanya sesegera mungkin), menyimpan permohonannya untuk kehidupan akhirat (sebagai balasan dari Allah), atau dihindarkan dari keburukan (dijauhkan dari musibah yang akan menimpanya).” Para sahabat lalu bertanya, “Bagaimana jika doa kita banyak?” Rasulullah Saw. menjawab, “Yang ada di sisi Allah masih jauh lebih banyak dari yang kalian minta.” (HR Ahmad)

Sebuah hadits Qudsi menyebutkan, ” Wahai hamba-Ku, andaikata mulai orang pertama sampai akhir, bangsa jin dan manusia, berdiri di satu bukit dan berdoa kepada-Ku, lalu Kupenuhi permintaan tiap-tiap orang, semua itu tidaklah mengurangi apa-apa yang ada di sisi-Ku, melainkan seperti berkurangnya air laut yang dimasuki jarum”

Sekalipun doa yang dipanjatkan oleh hamba-Nya sangat banyak, Allah tidak akan kekurangan apapun untuk memenuhi permintaan-permintaan tersebut. Hal ini diibaratkan dengan sebuah jarum yang dimasukkan ke dalam samudera. Sungguh tidak akan berkurang apa-apa kecuali hanya sedikit air yang menempel pada jarum tersebut.

Teruslah berdoa atas segala apapun yang kita harapkan. Berusahalah menjaga pintu doa tersebut dengan memenuhi perintah-Nya agar doa kita diijabah. Sesungguhnya semua itu teramat mudah bagi Allah. Berdoalah kepada Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, niscaya Dia memperkenankannya. [An Nisaa Gettar]

Wallahualam bishawab

(referensi: buku Kumpulan Ceramah Pilihan Syaikh Al Qaradhawi)

 

INILAH MOZAIK