5 Tips Sehat untuk Calon Jemaah Haji

MUSIM HAJI sudah dekat. Para calon jamah haji perlu mempersiapkan diri secara matang keberangkatannya. Agar bisa menunaikan semua ibadah dan rukun haji, menjaga kesehatan sangat penting dilakukan. Badan yang sehat akan membuat Anda lebih khusyuk dalam menjalani serangkaian ibadah haji.

Berikut ini sejumlah cara sehat untuk Anda para calon jemaah haji.

1. Menjaga Kebersihan
Dilansir situs Kementerian Kesehatan Arab Saudi, menjaga kebersihan dan higienitas sangat penting untuk dilakukan. Beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan antara lain mandi secara rutin, membersihkan tangan dengan air dan sabun, terutama jika Anda setelah bersin dan batuk. Selain itu, penting juga bagi Anda memelihara kebersihan mulut dan gigi.

Menjaga kebersihan dari luar tubuh, seperti berganti pakaian setiap hari juga diperlukan. Tak lupa, perhatikan kebersihan asrama Anda dengan rajin membersihkannya dan membuang sampah pada tempatnya, serta jangan meludah sembarangan karena bisa menjadi sumber infeksi penyakit.

2. Menggunakan Masker
Masker wajah sangat direkomendasikan saat berhaji. Masker ini akan sangat berguna ketika Anda berada di tempat-tempat yang ramai, seperti saat Tawaf dan berjalan dari Safa dan Marwa. Masker sebaiknya diganti secara berkala, yakni setiap 6 jam sekali. Jangan lupa untuk mencuci tangan Anda setelahnya.

3. Hati-hati saat Makan
Dilansir Alarabiya, penyakit saat haji kerap kali diakibatkan karena salah makan. Diare, salah satunya sering disebabkan oleh makanan yang sudah tidak baik. Jika ada rasa yang salah atau Anda berpikir makanan itu sudah terlalu lama, lebih dari dua jam dibiarkan begitu saja, jangan ragu untuk membuangnya.

Jika Anda terkena diare, segera lakukan pencegahan dini. Hindari makanan yang mengandung serat. Selain itu, kurangi makanan yang mengandung lemak dan makanan yang digoreng karena justru akan membuat perut Anda terasa lebih buruk.

4. Cukupkan Minum Air Putih
Selain itu, Anda harus tetap terhidrasi dengan cara minum air putih yang cukup. Banyak melakukan kegiatan selama haji akan membuat Anda banyak mengeluarkan cairan. Minum 8 hingga 10 gelas air putih adalah jumlah ideal untuk Anda yang berada di cuaca panas maupun yang melakukan aktivitas tinggi.

5. Beristirahat yang Cukup
Terakhir, masih dari Alarabiya, jangan sepelekan istirahat. Anda harus mengetahui kapan tubuh Anda memberi sinyal lelah. Jangan berlebihan dan tenangkan diri Anda. Cari tempat teduh dan beristirahat jika Anda mulai lelah saat melakukan aktivitas haji jika dibutuhkan.

 

 

VIVA

9 Tips Menjaga Kesehatan Bagi Jemaah Haji

Ibadah haji membutuhkan kondisi fisik yang prima. Banyaknya kegiatan ibadah yang harus diikuti dan udara panas di Madinah dan Mekah membuat fisik cepat lelah. Karena itu, menjaga kesehatan sejak dalam perjalanan dan selama berada di Tanah Suci sangat penting agar bisa menjalankan ibadah haji secara sempurna.

Staf Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB mengatakan, para jemaah haji dianjurkan memeriksakan kesehatan secara rutin dan segera menghubungi petugas kesehatan yang berada di kelompok atau kloter apabila merasa kurang sehat. Hal tersebut sangat penting agar gangguan kesehatan jemaah dapat segera diatasi dan tidak berlarut.

Menjaga stamina fisik dan kesehatan adalah yang utama. Namun, para jamaah bisa saja tertukar penyakit dari jemaah lain yang sedang sakit, misalnya penyakit flu serta batuk pilek yang mudah menyebar.

Bila jemaah mengalami sakit tersebut, segera periksakan kesehatan. Sesama jemaah juga harus saling mengingatkan apabila ada anggota kelompoknya yang sakit untuk menghubungi petugas kesehatan di masing-masing kloter.

Persiapan sebelum keberangkatan ke Tanah Suci juga mesti dilakukan. Para calon jemaah haji harus menjaga kesehatan, olahraga rutin, dan tidur yang cukup sebelum berangkat ke Tanah Suci.
Sedangkan bagi calon jemaah haji yang menderita penyakit kronis sebaiknya membawa obat-obat yang memang harus dikonsumsi rutin dan juga obat-obatan lainnya.

Berikut, sembilan tips menjaga kesehatan bagi jemaah haji.
  1. Menjaga kesehatan dan olah raga rutin ketika sebelum berangkat ke Tanah Suci.
  2. Membawa obat-obatan khusus bagi calon jamaah haji yang punya penyakit kronis. Disarankan membawa obat-obatan sederhana seperti obat anti diare, obat sakit kepala, obat anti alergi, obat anti mual-muntah.
  3. Untuk mencegah dehidrasi selama di Arab Saudi, minum air mineral sebanyak 3-4 liter. Periksakan warna urin untuk mengetahui apakah telah terjadi dehidrasi.
  4. Tetap makan dan memperhatikan kualitas makanan yang dikonsumsi.
  5. Jangan menunda konsumsi jatah makanan yang baru dibagikan.
  6. Gunakan waktu sebaiknya untuk istirahat saat tiba di penginapan.
  7. Segera konsultasi ke petugas kesehatan di kloter jika merasakan gangguan kesehatan.
  8. Banyak mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran.
  9. Hindari aktivitas yang tidak berhubungan dengan rangkaian ibadah haji, terutama di tempat terbuka untuk menghindari udara panas di Tanah Suci.

Delapan Pria Bersepeda dari London untuk Berhaji

Delapan pria akan melakukan perjalanan darat untuk menunaikan ibadah haji di Arab Saudi. Bukan menggunakan bus atau mobil, melainkan mengayuh sepeda dari London, Inggris selama kurang lebih enam pekan.

Delapan pesepedah ini akan berangkat hari ini, Jumat (14/7). Dilansir Alarabiya, perjalanan tersebut juga bertujuan penggalangan dana untuk bantuan medis di Suriah. Mereka berharap bisa mengumpulkan satu juta poundsterling.

Perjalanan akan dimulai dari London timur, kemudian menuju New Haven. Mereka akan menggunakan ferry untuk mencapai Dieppe, Prancis.

Dari sana, mereka mengayuh sepeda sepanjang Paris, Swiss, Jerman, Austria, Liechtenstein dan masuk Italia.

Di Venice, mereka akan menggunakan ferry untuk menyebrang ke Igoumenitsa, Yunani. Kemudian sepeda kembali dikayuh sepanjang Yunani hingga tiba di bandara. Mereka akan menyebrangi lautan dengan pesawat untuk mencapai Alexandria, Mesir.

Perjalanan dilanjutkan di sepanjang Mesir hingga tiba di Hurghada untuk kembali menggunakan ferry. Mereka akan berlabuh di Yanbu, Arab Saudi. Ini bukan akhir perjalanan.

Mereka akan kembali bersepedah dari Yanbu ke Madinah untuk bergabung dengan saudara-saudara Muslim lainnya dari seluruh dunia. Para pesepedah itu yakin perjalanan ini akan membawa rahmat.

Siapa pun bisa mendonasikan uang dalam program Hajj Ride ini. Semua dana akan disumbangkan untuk layanan darurat Suriah. Perjalanan sepeda tersebut merupakan kerjasama organisasi Human Aid dan organisasi lainnya di Inggris juga Malaysia.

Sejak April lalu, organisasi-organisasi ini telah mengirim 80-85 ambulans ke Suriah. Dana yang diperoleh dari donasi Hajj Ride akan menambah keperluan medis yang dibutuhkan.

Pendiri dan pengusung Hajj Ride, Abdul Wahid mengatakan rencana ini sudah memenuhi pikirannya sejak ia jadi mualaf 11 tahun lalu.

“Saya cinta bersepedah dan ingin berhaji, saya juga ingin membantu banyak orang,” kata dia pada Alarabiya.

Ia yakin, perjalanan London-Madinah sangat mungkin. Ia semakin yakin setelah ikut parade sepeda dari London ke Paris pada 2015 lalu.

Selama perjalanan, Wahid dan rekan-rekannya juga akan berkampanye untuk meningkatkan kepedulian pada korban perang di Suriah.

Beberapa rekannya itu diantaranya tiga orang Bengali-Ingris, empat orang Pakistan-Inggris dan satu orang asli Inggris. Motivasi mereka beragam, namun dengan niat sama yakni beribadah.

“Semangat haji kadang sudah lama hilang, dulu orang-orang merasakan keistimewaan karena perjalanannya kadang memakan waktu hingga

setengah tahun,” katanya. Wahid dan rekannya ingin mengingatkan kembali pada perjuangan tersebut.

Selain kampanye soal bantuan medis Suriah,mereka juga akan meningkatkan kesadaran untuk aktif berolahraga. Penyakit jantung dan

diabetes adalah masalah utama di banyak negara Muslim dan Inggris. Sehingga mereka berharap orang-orang akan lebih peduli pada kesehatannya.

 

IHRAM

Biaya Sewa, Layanan Dorong Kursi Roda di Masjidil Haram Naik Tajam

Petugas mendesak jamaah untuk berurusan dengan pendorong kursi roda yang memakai tanda resmi dan memiliki nomor dada

 

Relawan pendorong kursi roda di Masjidil Haram menaikkan harga biaya sewa dan layanan mencapai 2,7 kali lipat selama Ramadan mengundang keluhan dari jemaah yang sedang menunaikan umrah pada saat ini.

Menurut jemaah umrah kepada koran Al-Madina dikutip portal Saudi Gazette, mengataka, biaya yang dikenakan pendorong kursi roda itu dinilai terlalu tinggi.

“Mulai Ramadan ini, mereka menaikkan biaya sewa dan layanan sampai 200 riyal (Rp. 600.000, untuk kurs 3000) meskipun pemerintah menetapkan biaya tersebut pada 75 riyal (Rp. 225.000),” kata seorang jamaah yang tidak mau namanya diungkapkan.

Sejumlah peziarah mengeluhkan eksploitasi seorang tukang sepatu di dalam Masjidil Haram yang mengatakan bahwa mereka membebankan harga selangit.

Jemaah umroh telah meminta Kementerian Urusan Dua Masjid Suci untuk campur tangan dan mengendalikan kenaikan harga dan berjaga-jaga pada penyedia layanan yang dinilai mengambil keuntungan para jamaah.

Keluhan sama dibuat Fahd Al-Saedi yang mengerjakan umrah di Masjidil Haram minggu lalu.

Menurutnya, dia ingin menggunakan layanan kursi roda untuk membantu ibunya yang uzur menunaikan umrah tanpa mengalami kesulitan.

“Apa yang mengejutkan saya, pemilik kursi roda itu meminta saya membayar sewa sebesar 200 riyal untuk mengerjakan sa’i,” katanya.

Tambahkan mengejutkan Fahd, pendorong kursi roda itu menolak menunjukkan kartu izin sebagai pendorong kursi roda pada dadanya, selain pria itu memakai jaket berwarna abu-abu.

Katanya, saat kejadian sedang masuk waktu Isya’ dan dia tidak menemukan petugas keamanan untuk mengajukan keluhan.

“Tambah menyedihkan, saat saya menghampiri pendorong kursi roda lainnya, dia juga mengenakan harga sewa yang sama,” katanya.

Fahd kemudian menemukan seorang pendorong kursi roda yang tidak ditawarkan tarif sewa sebesar 120 riyal (Rp. 360.000) saja.

Sementara itu, pejabat Urusan Dua Masjid Suci mengecam perbuatan tidak bermoral pendorong kursi roda yang menetapkan harga terlalu tinggi dan menyamakan mereka sebagai ‘tentara bayaran’ yang tidak memiliki izin untuk melanjutkan layanan tersebut.

Dia juga mendesak jamaah agar hanya berurusan dengan pendorong kursi roda yang memakai tanda resmi dan memiliki nomor pada dada mereka.*

 

HDYATULLAH

Kabah Telah Menjadi Saksi Peribadatan Umat Nabi Muhammad

Musim haji akan segera tiba. Artinya jutaan orang akan menjadi tamu Allah, melakukan perjalanan fisik dan spiritual dengan harapan bertambah keimanan juga ketaqwaan.

Sudah lebih dari 1.400 tahun lalu, Muslim seluruh dunia menjadikan satu kota sebagai magnet manusia. Tanah suci Makkah, tempat berdirinya Kabah telah menjadi saksi peribadatan umat Nabi Muhammad.

Mereka menunaikan rukun Islam yang terakhir sambil berharap ibadah ini bisa menyempurnakan iman. Haji adalah perjalanan sekali seumur hidup. Setiap Muslim hanya diwajibkan sekali menunaikannya.

Itu pun Allah tidak memberatkan. Ibadah haji hanya diperuntukan bagi mereka yang terpilih dan Ia mampukan. Haji adalah perjalanan yang kompleks. Sehingga persiapannya pun tidak bisa main-main.

Dilansir Arab News, persiapan beberapa hal mulai dari fisik, finansial, spiritual hingga mental sangat perlu dimatangkan. Tujuannya, tidak lain untuk membuat perjalanan ini lebih terasa mendalam dan dimudahkan.

Berikut beberapa hal yang dinilai bisa membantu persiapan haji, seperti dikutip Arab News:

1. Sucikan akidah dari segala aspek syirik, baik yang kecil maupun besar. Tidak ada niat baik yang diterima Allah kecuali ia suci, murni dan ikhlas.

2. Niatkan ibadah haji tulus dan ikhlas hanya untuk Allah. Ini adalah persiapan spiritual, karena penerimaan dan pahala haji tergantung pada niat dan kesalehan Anda.

3. Perkaya pengetahuan tentang ritus haji dan umrah dari awal sampai akhir, karena pengetahuan membedakan yang benar dan yang salah. Pendidikan haji dapat diupayakan melalui berbagai cara, seperti membaca buku yang menjelaskan secara rinci, melalui program komputer yang mendemonstrasikan ritual haji dengan menggunakan format multimedia, mengikuti kelas haji reguler yang ditawarkan oleh pusat Islam, dan lainnya.

4. Gunakan sarana halal untuk menunjang perjalanan anda. “Allah itu murni dan Dia tidak menerima melainkan hanya yang murni.” (HR. Muslim). Pastikan Anda memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan selama perjalanan dan menjamin kebutuhan anggota keluarga yang ditinggalkan.

5. Allah memerintahkan kita untuk menjadi orang benar dan takut padaNya. Ini untuk dua alasan utama, satu karena Haji membutuhkan kesalehan sebelum pergi ke haji. Alasan kedua adalah bahwa haji itu sendiri adalah sarana untuk mencapai Taqwa, Haji meningkatkan iman karena menaati Allah dan Rasul-Nya.

 

IHRAM

Jamaah Haji Khusus Asphurindo Berangkat 10 Agustus

Kelompok terbang pertama jamaah haji khusus di bawah naungan Asphurindo akan berangkat pada 10 Agustus 2017. Asosiasi penyelenggara haji khusus ini total akan memberangkatkan sekitar 1.124 calon jamaah.

Mereka terdaftar di 12 biro perjalanan anggota Asphurindo. Sebanyak 1.124 jamaah ini terdiri dari Maktab 111, 113, 114, 115 dan 72.

“Keberangkatannya dibagi jadi tiga program ada yang awal, tengah dan akhir,” kata Ketua Umum Asphurindo, Syam Resfiadi pada Republika.co.id, Senin (10/7).

Syam merinci, kloter awal berangkat mulai tanggal 10 Agustus, kloter tengah mulai 20 Agustus dan terakhir mulai 25 Agustus. Syam menambahkan manasik dan pemeriksaan kesehatan terbagi juga sesuai jadwal keberangkatannya.

“Mulai minggu depan kami manasik dan suntikan meningitis, karena minimal 10 hari masa inkubasinya,” kata dia.

Sementara untuk kepulangan jamaah haji khusus Asphurindo akan dimulai 6 September sampai dengan 20 September 2017.

Saat ini, asosiasi penyelenggara haji umroh dan in-bound ini sedang proses pengajuan petugas barcode. Asphurindo mengajukan permohonan petugas barcode dari anggota PIHK sebanyak 28 petugas barcode.

 

 

IHRAM

Amalan-Amalan Berpahala Serupa Naik Haji

Menunaikan ibadah haji adalah sebuah kebahagiaan tersendiri bagi seorang muslim. Sebab perjuangan untuk mencapai rukun Islam kelima ini butuh kemampuan lebih. Mampu tenaga, mampu niat dan mampu harta. Mengingat tidak semua muslim bisa memenuhi “mampu” tersebut.

Lalu bagaimana agar bisa mendapatkan pahala serupa haji meski belum diberi kesempatan naik haji oleh Allah?

1. Sholat Subuh berjamaah (di masjid) dan berdzikir hingga matahari terbit

Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah Saw. bersabda:

“Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian duduk berdzikir memuji Allah hingga terbit matahari, kemudian shalat dua rakaat, maka dia mendapatkan pahala haji dan umrah. Lalu Nabi Saw. menegaskan: Sempurna..sempurna..sempurna.” (HR. Turmudzi).

Berjamaah sholat Subuh bagi laki-laki memang seharusnya di masjid, bukan di rumah berjamaah bersama istri seperti digambarkan dalam tayangan sinetron televisi. Kecuali ada udzur syar’i.

2. Mempelajari atau mengajarkan kebaikan (ilmu agama) di masjid

Dari Abu Umamah ra, Rasulullah Saw. bersabda:

“Siapa yang berangkat ke masjid di pagi hari, tidak memiliki tujuan apapun selain untuk belajar agama atau mengajarkannya, maka dia mendapatkan pahala orang yang melakukan umrah sempurna umrahnya. Dan siapa yang berangkat ke masjid sore hari, tak memiliki tujuan apapun selain untuk belajar agama atau mengajarkannya, maka dia mendapatkan pahala orang yang berhaji sempurna hajinya. (HR. Hakim 311)

3. Menjaga sholat berjamaah

Dari Abu Umamah ra, Nabi Muhammad Saw. bersabda:

”Barangsiapa yang keluar dari rumahnya untuk shalat jamaah dalam keadaan bersuci, maka pahalanya seperti pahala orang berhaji dalam keadaan ihram. Dan ‎barangsiapa beranjak untuk melakukan shalat Dhuha dan tidak ada yang ‎menyebabkan dia keluar (dari rumahnya) kecuali untuk shalat Dhuha maka ‎pahalanya seperti pahala orang yang umrah. Dan shalat setelah melaksanakan ‎shalat yang di antara kedua shalat tersebut tidak membicarakan masalah dunia, ‎adalah amalan yang akan dicatat di illiyiin‎.‎(HR. Abu Daud)

Meski sudah melakukan amalan-amalan tersebut bukan berarti langsung menggugurkan kewajiban naik haji. Ketika sudah mampu, segeralah menunaikannya. Wallahua’lam.

 

 

[Paramuda/BersamaDakwah]

Mengenang Rute Kafilah Haji dari Mesir Menuju Makkah

Melalui catatan perjalanan (rihlah) pelancong Ibnu Hawqal terdapat gambaran seperti apa  jalur jalan para jamaah haji dari Mesir ke tanah suci (Madinah dan Makkah) di massa lalu. Perjalanan ini kebanyakan ditempuh melalui jalur jalan pesisir serta panjangnya terbagi dalam dua puluh tahapan. Di tengah jalan nantinya para jamaah haji yang berangkat dari  Mesir akan bertemu para jamaah haji dengan asal Suriah di Aiyla.

Pada saat itu, lazimnya orang-orang Maroko akan menemani perjalanan haji orang-orang Mesir.  Orang-orang dari Palestina akan melewati Median (Tabuk) di dua jalan: satu melalui Al-Bid ‘dan Shaghab, sampai mereka mencapai Madinah.

Jalur kedua tetap sejajar dengan pantai sampai mencapai Al-Juhfa ysng nsntinys ketika sampai di Damaskur sksn bertemu dengan para jamaah haji yang berasal dari orang-orang dari Irak.

Seorang jamaah haji Hakim Wakea misalnya telah mencatat berbagai  tahapan jalan dari para jamaah haji asal Mesir untuk sampai ke tanag suci. Menurutnya, para peziarah atau jamaah haji ini akan melewati wilayah Al-Fusttat, Al-Jub, Al-Hafer, Al-Buwaib, Manzel um Saad, Ajroud, Al-Qalzam, Kursi, Al-Hafer, Nakhal, Aiyla (di dekat Damaskurs).

Setelah itu berbelok menuju  ke jalan pesisir melaui jalan darat dari Aiyla ke Sharaf Al Baal, Madien, Falis, Al-Aghar, Al-Kilabiyah, Al-Bedea, Shaghab, As-Sarhtain, Al-Suqiya.

Sesampai di Al-Suqiya, perjalanan akan menyusuri jalan pesisir: dari Ayla, Ainona, Al-Mussala, Al-Nabak, Dhuba, Al-Murrah, Uwainid, Al-Wajh, Mankhus, Al-Hora (Umluj), Qussaiba, Al-Buhra, Yanbu, Al-Jar, dan sampai ke arah Madinah.

 

Jalur Haji Mesir di Masa Abad Pertengahan/Umayah

Ketika pemerintah pusat Umayyah melemah, jalan darat dihentikan karena takut serangan orang-orang Arab, sementara jalan pesisir tetap ada. Jalur pantai menjadi pilihan para pengorganisir perjalanan haji. Para peziarah yang berasal dari orang kaya di era Mamluk pada abad ke 9 dan ke 10 memilih jalur ini. Bahkan jalur ini tetapramai hingga abad ke 14 dan 15 Masehi.

Ibnu Fadlallah pun mengidentifikasi tahap-tahap jalur ziarah Mesir yang berasal dari rute pedagang dan peziarah haji semenjak abad ke 7 abad ke-12 SM.

Rinciannya, setelah ke luar dari Kairo  peziarah akan berkemah di Al-Birkah. Mereka tinggal di sana selama tiga sampai empat hari. Kemudian mereka melakukan perjalanan Ke Suez dalam lima tahap, kemudian ke Nakhal dalam lima tahap, dan kemudian pergi ke Aiyla dalam lima tahap dan di dalamnya mellau jalur utama Aqaba.

Semenjak saat itu perjalanan dilanjutkan  menuju tepian atau pesisir laut Merah. Di situ mereka kemudian berkemah selama empat atau lima hari. Tempat ini menyenangkan karena ada pasar yang bagus dengan banyak toko. Kemudian mereka pergi ke Haqel dalam satu tahap, lalu ke pantai Midian dalam empat tahap, dan singgah di kawasan yang ada di dekat  gua Sho’aib (Yitro).

Sesampai di sana perjalanan kemudian ke Uyoun Al-Qassab dalam dua tahap, lalu ke Al-Mwaileh dalam tiga tahap, dan kemudian ke Al-Azlam (Al-Aznam) dalam empat tahap. Tahapan ini adalah jalur yang sangat berat karena  ketersediaan air adalah yang terburuk.

Lolos dari Al-Aznam, maka perjalanan diarahkan menuju Al-Wajh di mana jalur ini terbagi dalam lima tahap. Di sini pasokan air cukup lumayan.  Setelah itu menuju jalur jalan  ke Akra yang terbagi dalam dua tahap di pasokan air kembali sulit. Dari wiayah itu perjalanan kemudian mengarah ke Al-Hora, yang berada di pantai Laut Merah. Jalur ini terbagi dalam  dalam empat tahap di mana banyak ditemukan air minum yang sedikit mengandung garam (payau).

Lepas dari Al-Hora perjalanan kemudian berlanjut ke arah wilayah Nabt yang terbagi dalam dua tahap dengan persedian air minum yang menipis Setelah itu kemudian ke Yanbu yang jalurnya terbagi dalam lima tahap dan bisa ditempuh dalam waktu tiga hari.  Lalu ke Al-Dahna dalam satu tahap, lalu ke Bader dalam tiga tahap, dan kemudian ke Rabigh dalam lima tahap, yang diikuti oleh Al-Juhfa Meeqat, lalu ke Khulais dalam tiga tahap, lalu masuk ke Baten dalam tiga tahap.

Di jalur-jalur tersebut perjalanan semula sangat berat, sedikit terasa ringan karena pasokan air kembali lumayan setelah rombonga peziarah sampai ke wilayah Asfan di mana tersedia banyak sumur untuk mengambil pasokan air minum.

Nah, setelah persediaan air tercukupi kembali, maka perjalanan diteruskan menuju Baten yang kemudian mengarah ke Makkah. Jalur ini bisa ditempuh dalam satu tahap saja.

 

IHRAM

Inilah Tips Ibadah Haji Yang Wajib Anda Ketahui

Tips Ibadah Haji-Siapa yang tidak ingin berangkat Haji ke Baitullah? Setiap muslim sudah pasti mendambakan untuk bisa menunaikan Ibadah yang merupakan salah satu rukun Islam tersebut. Tidak semua orang beruntung dapat melaksanakan ibadah agung ini.

Meski sudah mampu pun, masyarakat harus bersabar belasan tahun dalam daftar tunggu sampai tiba saat gilirannya. Di DKI Jakarta saja, masa tunggu Haji sudah mencapai 17 tahun. Maka beruntunglah bagi mereka yang diundang Allah untuk menziarahi Haramain  dan menunaikan rukum Islam kelima.

Untuk memudahkan jamaah yang akan pergi haji, berikut kami sajikan beberapa Tips Ibadah Haji yang perlu anda ketahui.

A. Sebelum Keberangkatan

  1. Persiapan Ilmu: Ilmu sebelum amal, banyaklah membaca dan bertanya kepada ustadz seputar manasik haji. Salah satu panduan haji bisa anda dapatkan di sini. Usahakan menghafal do’a-do’a penting manasik haji. Meski bisa membaca doa di buku panduan Haji, berdoa langsung akan lebih membawa kekhusyu’an.
  2. Persiapan fisik: mulai berlatih olah raga rutin, misalnya berjalan kaki di pagi dan sore hari. Haji adalah ibdah yang membutuhkan kondisi fisik yang prima. Banyak aktivitas jalan kaki dan berdesakan antar jamaah, serta waktu istirahat yang sedikit.
  3. Persiapan ruhiyah: mulai perbanyak ibadah sunnah, tahajud, dhuha, serta sholat sunnah lainnya. Banyak bertaubat dan meminta maaf kepada sesama.
  4. Persiapan sosial: dianjurkan untuk berwasiat, karena perjalanan haji adalah perjalanan yang panjang dan penuh rintangan. Minta doa keluarga besar dan lingkungan kampung juga sangat dianjurkan.
  5. Persiapan mal (harta): Tukarkan uang rupiah dengan uang real jauh-jauh hari. Jelang keberangkatan reyal menjadi mahal. Belilah pada saat kurs masih murah.
  6. Persiapan Bekal:
  • Pakaian: bawalah pakaian sekedarnya karena bagasi kuotanya terbatas. Bawa pula peralatan mandi dan cuci pakaian.
  • Makanan: Bawa makanan yang praktis dan kering seperti rendang, dendeng, ikan asin, indomie, orek. Makanan di Saudi cenderung bumbunya kurang, sehingga banyak jemaah yang tidak nafsu makan.
  • Obat-obatan: Bawa obat-obatan terutama bagi yang mendertia penyakit tertentu. Obat umum perlu juga dibawa seperti  penghilang nyeri (analgesic), obat pilek, obat sakit perut, kain kasa serta perangkat obat luka. Jangan lupa lotion pelembab kulit karena udara Saudi yang kering bisa menyebabkan kulit pecah-pecah dan berdarah.

B. Tiba di Tanah Suci

Ibadah Inti:

1. Tanggal 8 Dzulhijjah (hari Tarwiyah)

Pergi ke Mina pada tanggal 8 dzulhijjah dan bermalam (Mabit) di sana. Mabit pada malam tanggal 9 Dzulhijjah adalah sunnah.

2. Tanggal 9 (hari Arafah)

Pergi ke Arafah pada pagi hari (subuh). Saat wukuf di Arafah. Banyak berdoa dan dengarkan khotbah Arofah. Setelah itu duduk diam di tenda. isilah waktu dengan aktivitas ibadah dan dzikir, jangan banyak jalan-jalan. Biasanya, jamaah Indonesia pada hari ini memenuhi jabal Rahmah untuk berfoto.

3. Malam Harinya (Malam 10 Dzulhijjah)

Bermalam di Muzdalifah. Jarak Arafah ke Muzdalifah cukup jauh (10 km). Biasanya jamaah menggunakan bus. Sampai di Muzdalifah, siapkan batu kerikil untuk melontar jumrah, masukkan kerikil kira-kira sebesar biji kopi ke dalam botol air mineral, usahakan lebih dari 7 buah karena kadang lemparan tidak sampai ke dinding. Tempat jumroh ada di Mina, berbatasan langsung dengan Muzdalifah.

4. Tanggal 10 ( Hari Raya Idul Adha)

Menuju Mina. Setelah subuh, berjalan ke Mina untuk lempar jumroh. Jamaah haji tidak melakukan shalat Id, tapi ada beberapa amalan ibadah haji; melontar jumrah aqabah, menggundul kepala atau memendekkan rambut, thawaf ifadhah dan sai. Melontar jumrah pada tanggal 10 Dzulhijjah lebih utama dilakukan di pagi hari waktu Dhuha dan hanya melontar di satu jumrah dengan tujuh lontaran, yaitu jumrah Aqabah (jika datang dari arah Mina atau Muzdalifah, letaknya yang paling ujung). Namun jika diperkirakan jamarat (tempat pelontaran) penuh sesak, atau tubuh kurang fit, maka melontar dapat ditunda di siang hari, atau sore hari, atau boleh juga malam hari.

Tips melempar jumroh: pada hari ini (10 Dzulhijjah) sudah pasti jamarat ramai sesak, karena semua jamaah tertuju pada satu jumroh (Al-aqabah). Berhati-hatilah, karena kerumunan jutaan orang bisa mengakibatkan jamaah jatuh dan terinjak-indak hingga meninggal. Setelah dekat ke lingkaran jumroh aqabah, tak perlu buru-buru melempar. Lingkaran sumur cukup panjang. Lokasi yang ramai adalah di  awal lingkran awal dan tengah. Berjalanlah maju hingga ke ujung lingkaran akhir, di sana biasanya  lebih sepi karena jamaah terkonsentrasi di awal dan tengah lingkaran.

5. Tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah

Mabit pada malamnya dan melontar pada siangnya. Pada hari kedua, lokasi jumroh sudah tidak sepadat hari 1 karena terbagi 3 lokasi (Sughra, Wustho, Aqabah). Lakukan tips yang sama untuk melempar jumroh.

Setelah tanggal 13 tidak ada lagi manasik haji. Jamaah menunggu kepulangan dengan banyak beribadah di tanah suci.

Beberapa Peringatan dan Tips Ibadah Haji yang Penting:

  1. Perbanyak beribadah sunnah di masjidil haram dan masjid nabawi selain ibadah pokok lainnya. Jangan tergoda teman untuk malas pergi ke mesjid karena ingin jalan-jalan berbelanja atau malas bangun.
  2. Taati pembimbing haji. Terkait kondisi dan kemungkinan yang terjadi, mereka lebih berpengalaman. Sering bertanya jika belum faham akan sebuah ibadah dan pastikan tidak berpisah dari jamaah.
  3. Sangat dianjurkan untuk senantiasa menggunakan masker saat manasik haji terutama  di Arafah (wukuf) dan Mina (lempar jumroh). Kita berkumpul dengan jutaan manusia dari berbagai negara dan iklim yang berbeda, sangat mungkin untuk tertular penyakit.
  4. Untuk mengurangi dampak udara Saudi yang sangat kering dan panas hingga mengganggu pernafasan (khususnya bagi jamaah Indonesia yang terbiasa dengan kelembaban udara tinggi), basahi kain kasa dengan air mineral segar, lalu tempatkan di masker hidung. Tips ini akan membuat udara yang kita hirup lebih lembab dan segar.
  5. Saat berada di Masjidil Haram usahakan perbanyak  sholat sunnah, mengaji. Jangan malah tawaf di tempat belanja. Perbanyak berdoa di tempat-tempat mustajab seperti di Multazam,   Hijir Ismail, Bukit Shoffa dan Marwa.
    Mencium hajar aswad saat musim haji adalah sangat beresiko karena kepadatan jamaah. Jangan dipaksakan apalagi untuk kaum wanita.
  6. Di masjid Nabawi terdapat Raudhoh dan makam Nabi Muhammad SAW. Pilih waktu-waktu yang tepat untuk menuju ke tempat tersebut  (lokasi ditandai dengan karpet bewarna hijau, karpet di Nabawi pada umumnya berwarna merah). Raudhoh salah satu tempat mustajab untuk berdoa, karenanya senantiasa penuh sesak oleh jamaah. Waktu terbaik ke lokasi tersebut adalah setelah sholat subuh atau tengah malam.
  7. Selalu posisikan tas pasport di depan, jangan diselempangkan di belakang. Jangan menaruh uang seluruhnya dalam tas pasport dan bawalah uang seperlunya saja.
  8. Bawa selalu uang pecahan 1 real atau lebih, dan lakukan selalu memberi sedekah setiap hari di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Di masjid tersebut tidak ada kotak amal jadi sedekahkanlah kepada orang yang membutuhkan, misalnya para petugas kebersihan.
  9. Khusus wanita: Jangan bepergian sendirian, harus bersama mahram/suami atau sesama teman rombongan. Termasuk saat naik taksi. Saat naik, maka laki-laki duluan, wanita belakangan. Sebaliknya saat turun maka wanita duluan, suami belakangan. Hal ini untuk menjaga istri agar tidak dibawa kabur tukang taksi. Saat naik lift juga  harus selalu didampingi. Jika saat naik lift bersama teman wanita ada lelaki yang datang, lebih baik keluar dahulu.
  10. Saat tersesat: hubungi polisi, minta antarkan ke petugas Indonesia. Selalu berpakaian seragam nasional kemana-mana sehingga dapat dikenali (tips ibadah haji).
  11. Senantiasa bersabar dalam antrian, karena banyaknya jamaah yang ingin dilayani. Tidak perlu emosi apalagi berdebat karena hal itu akan mengurangi pahala haji.
  12. Sholat di masjidil haram: Usahakan mengambil wudhu di Hotel. Jika terpaksa ke toilet pun, jangan mendekati waktu sholat karena pintu keluar tangga toilet sudah tertutup oleh barisan orang sholat.
  13. Wisata dan belanja dilakukan di luar waktu manasik haji. Kunjungi situs-situs sejarah Islam dan Perjuangan Nabi seperti Gua Hira, Jabal Uhud, masjid Kuba, Masjid Qiblatain, dst. Gunakan kesempatan yang belum tentu datang dua kali ini.
  14. Waspada dengan orang Indonesia yang mengaku mahasiswa dan menawarkan jasa serta meminta imbalan. Ingat, tidak semua yang di Mekah atau madinah adalah orang baik. Waspada pula pada orang asing yang minta bantuan dengan mengaku sedang tertimpa musibah, dst. Semua tindakan hendaknya dikomunikasikan dengan pembimbing.
  15. Orang Indonesia terkenal tertib, sopan, dan tidak suka membuat ulah. Jika ada yang menyapa maka tidak perlu dibalas dengan berlebihan.

C. Persiapan Pulang

  1. Beli oleh-oleh secukupnya, lebih baik lagi jika punya perencanan tertentu agar fokus. Jika kebanyakan, maka tidak muat di bagasi dan mubadzir. Biasanya jamaah Indonesia membeli kurma nabi (Ajwa), perhiasan emas, hiasan dinding, sajadah, tasbih, peci haji, baju muslim, minyak wangi, dan buku-buku Islam. Kurma Nabi bisa dibeli di Madinah karena lebih murah, sedang yang lainnya bisa dibeli berbagai lokasi di Haramain.
  2. Bawa air zam-zam secukupnya. Terlau banyak akan menyusahkan terkait beban bawaan yang berat, namun setelah itu hanya bisa ditinggal di bandara King Abdul Aziz.
  3. Beri tanda atau nama di Koper yang mudah dilihat agar mempercepat proses pengambilan di bandara Soekarno Hatta.

Demikian beberapa Tips Ibadah Haji yang layak anda ketahui. Semoga bermanfaat.

Selamat Mencoba dan Semoga menjadi Haji yang Mabrur!!

oleh: Muhammad Zulifan, Alumnus King Saud University (KSU), Riyadh-Saudi Arabia (2010-2012).

 

DUNIA TIMTENG

Makkah Buka Rumah Sakit Baru untuk Layani Jamaah

Pemerintah Provinsi Makkah, di antaranya meliputi Kota Suci Makkah, Jeddah, dan Ta’if, meresmikan rumah sakit gawat darurat. Peresmian dilakukan oleh Wakil Gubernur Makkah Pangeran Abdullah Al-Saud.

Menteri Kesehatan Saudi Tawfiq Al-Rabiah mengatakan rumah sakit khusus layanan darurat tersebut memiliki 50 tempat tidur. Rumah sakit dilengkai dengan peralatan medis terbaru. “Juga, memiliki sepuluh tempat tidur intensive care unit,” kata Al-Rabiah, dilansir dari Arab News, Jumat (23/6).

Terletak di bagian utara Masjidil Haram, rumah sakit ini akan melayani para jamaah. Kementerian Kesehatan menyebutkan rumah sakit tersebut termasuk dalam visi Raja Salman untuk memberikan layanan terbaik bagi jamaah.

Masjidil Haram selalu dipadati jamaah sepanjang tahun. Jutaan orang dari seluruh dunia mengunjungi Masjidil Haram untuk melakukan umrah dan haji. Kementerian Kesehatan setiap tahun menerapkan program musim haji dan umrah untuk memenuhi kebutuhan kesehatan jamaah lokal dan asing.

Berdasarkan Direktorat Jenderal Kesehatan Makkah, rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Makkah menangani 50 ribu kasus darurat dalam tiga minggu pertama bulan suci Ramadhan. Klinik merawat 27 ribu dan 600 bayi yang baru dilahirkan.

 

IHRAM