12 Tempat Bersejarah di Makkah yang Layak Dikunjungi Jamaah Haji dan Umrah

Bagi peziarah atau jamaah haji atau umrah, perlu mengenali tempat-tempat bersejarah di Makkah, merupakan bagian dari perjalanan Baginda Nabi Muhammad ﷺ memperjuangkan dakwah Islam

BAGI para peziarah atau jamaah haji atau umrah, Anda perlu mengenali tempat-tempat bersejarah di Makkah, yang merupakan bagian dari perjalanan Baginda Nabi Muhammad ﷺ dalam berdakwah.

Di tempat ini, terdapat beberapa tempat bersejarah peninggalan atau jejak Nabi Muhammad ﷺ yang menjadi tempat ziarah penting bagi orang-orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah.

Di mana sajakah tempat tempat itu? Inilah tempat bersejarah penting di Makkah sebagaimana berikut:

Tempat-Tempat Bersejarah di Makkah al-Mukarramah

Seperti kia ketahui, Makkah adalah tempat Nabi Muhamnnad ﷺ dilahirkan dan diangkat menadi nabi. Di tempat ini pula beliau melakukan dakwah untuk pertama kalinya secara sembunyi-semburnyi kepada keluarga dekat dan saudara-saudara beliau.

Karena itu, tak heran jika di Makkah al Mukarramah terdapat banyak sekali tempat bersejarah peninggalan beliau yang harus kita kunjungi untuk memperdalam kecintaan kita kepada beliau. Di bawah ini tempat-tempat bersejarah penting;

  • Rumah Kelahiran Nabi

Tempat bersejarah peninggalan Nabi Muhammad ﷺ yang pertama adalah rumah tempat beliau dilahirkan. Tempat ini berada di daerah “Sugul Lail, arah bagian tempat sa’i di Masjidil Haram.

Di situlah, Nabi Muhammad ﷺ dilahirkan pada hari Senin, 12 Rabi al Awal571 M yang dikenal dengan Tahun Gajah. Diriwayatkan, bahwa dahulu di tempat itu diadakan berbagai acara untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad ﷺ yang dilakukan oleh para pejabat kota Makkah.

Antara lain, dengan berziarah ke tempat kelahiran Nabi Muhammad ﷺ pada hari kelahirannya itu. Sebab, di tempat ini, telah dibangun sebuah masjid untuk melaksanakan shalat.

Pada masa Pemerintahan Abbasiyah, pada tahun 666 H, di tempat itu dibangun gedung yang lebih megah dan baik oleh Khalifah Malik al-Muzaffar. Belakangan, bangunan itu dihancurkan.

Dan, terakhir, di situ didirikan satu bangunan untuk perpustakaan umum (maktabah). Tetapi, tampaknya bangunan itu sekarang sudah tidak berfungsi lagi. 265

  • Masjid Jin

Masjid Jin terletak di kawasan pemakaan Ma’la. Dinamakan Masjid Jin karena di tempat tersebut, pernah para jin berbaiat kepada Nabi Muhammad ﷺ Dan, Masjid ini ada kaitannya dengan asbabun nuzul (QS: al-Jin (72) ayat l-2).

قُلۡ اُوۡحِىَ اِلَىَّ اَنَّهُ اسۡتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الۡجِنِّ فَقَالُوۡۤا اِنَّا سَمِعۡنَا قُرۡاٰنًاعَجَبًا

يَّهۡدِىۡۤ اِلَى الرُّشۡدِ فَاٰمَنَّا بِهٖ‌ ؕ وَلَنۡ نُّشۡرِكَ بِرَبِّنَاۤ اَحَدًا

“Katakanlah (Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (bacaan),” lalu mereka berkata, “Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan (Al-Qur’an),  (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami..” (QS: Al-Jin: 1-2).

Masjid Jin terletak di dekawat kawasan pemakaman Ma’la

Dalam riwayat Tirmidzi (kitab Sunan nya, hadits no. 2861), diceritakan bahwa Nabi Muhammad ﷺ membuat garis batas antara Ibnu Mas’ud di tempat ini seraya bersabda, “Jangan meninggalkan garismu.”

  • Pemakaman Ma’la

Tempat bersejarah berikutnya di Makkah al-Mukarramah adalah Pemakaman Ma’la. Pemakaman Ma’la adalah pekuburan umum di Makkah yang letaknya tidak jauh dari Masjidil Haram, kurang lebih 1 km ke arah barat, yakni di kawasan Hajun.

Orang-orang yang meninggal di Makkah, baik jamaah haji atau umrah maupun orang yang tinggal di sana, dimnakamkan di pemakaman umum ini. Bahkan, di pemakaman inilah, istri pertama Nabi Muhammad ﷺ, Ummi Siti Khadijah, dimakamkan.

Pemakaman Ma’la sudah cukup lama, yakni sejak masa Nabi Muhammad ﷺ Dan, dalam sebuah hadits, beliau pernah bersabda, “Alah akan membangkitkan dari bumi ini-Pemakaman Mala-sebanyak 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab (perhitungan dosa).

Setiap orang dari mereka dapat membawa (membantu) sebanyak 70.000 orang Walah nereka cerah dan bersinar bagaikan bulan purnama….” (HR. Abu Hafs).

Telah lamanya umur pemakaman dapat dilihat dengan ditemukannya makam istri Nabi Muhammad ﷺ Siti Khadijah, dan kedua putranya, Qasim dan Abdullah. Demikian pula para sahabat ternama, antara lain Abdullah bin Umar, Abdulah bin Zubair.

Yasir bin bin Amar, Asma’ binti Abu Bakar ash Shiddiq, Abdullah bin Amr bin Ahs, dan lain-lain. Menurut Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki, sebagaimana dikutip H. Muslim Nasution, tidak kurang dari 45 sahabat nabi yang gugur dan dimakamkan di Pekuburan Mala.

  • Gua Hiro atau Jabal Nur

Seperti kita ketahui, gua ini sangat terkenal dalarn sejarah Islam. Sebab, di dalam gua inilah, Nabi Muhammad ﷺ diangkat menjadi rasul. Di gua ini pula, ayat al-Qur’an yang pertarma turun, yakni surat al-Alaq ayat 1-5. Bahkan, sebelum menerima wahyu pertama, Nabi Muhammad ﷺ menjadikannya (Gua Hira) sebagai tempat beribadah dan mengasingkan diri dari berbagai kerusakan moral penduduk Makkah. Oleh karena itu, tak heran jika Gua Hira menjadi salah satu tempat bersejarah Nabi Muhammad ﷺ yang penting untuk kita kunjungi.

Di dalam gua, hanya bisa didiami sekitar 5 orang. Tinggi gua hanya sebatas orang berdiri. Seandainya tidak ada bangunan yang tinggi di Masjidil Haram, dari mulut gua bagian belakang dapat melihat Ka’bah (Masjidil Haram).

Pada musim haji, tidak sedikit jamaah haji yang menyempatkan diri untuk naik ke Jabal Nur, mengunjungi dan menyaksikan Gua Hira. Walaupun dalam syariat tidak ditemukan perintah untuk mendatanginya, namun sebagian jarmaah berusaha untuk sampai di Gua Hira.

  • Gua Tsur

Tempat sejarah berikutnya adalah Gua T’sur. Gua ini menjadi penting karena di situlah Nabi Muhammad ﷺ dan Abu Bakar Shiddiq bersembunyi selama tiga hari, melarikan diri dari kejaran dan ancaman pembunuhan kaum kafir Makkah.

Setelah hari ketiga di Gua Tsur, Nabi Muhammad ﷺ melanjutkan perjalanannya menuju Madinah. Kini, rombongan itu menjadi tiga orang, sebab ada seorang penunjuk jalan yang menyertai kepergian Nabi Muhammad ﷺ dan Abu Bakar.

Gua T’sur terletak di puncak Jabal T’sur, letaknya sekitar 7 km dari Masjidil Haram arah ke Thaif, sebelum Arafah dari arah Kudai. Gunung Tsur terdiri atas 3 puncak yang bersambungan dan berdekatan.

Gua Tsur terletak pada puncak bagian yang ketiga. Gua yang terdapat di atas Gunung Tsur memiliki dua pintu; yang satu terdapat di bagian depan dan yang kedua di bagian belakang bila dilihat.

Bentuk gua ini tidak ubahnya seperti wajah/kuali yang ditelungkupkan, Peristiwa Nabi Muhammad ﷺ dan Abu Bakar di gua ini diabadikan oleh Allah Swt dalam frman Nya:

إِلَّا تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ ٱللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ثَانِىَ ٱثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِى ٱلْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَٰحِبِهِۦ لَا تَحْزَنْ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُۥ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱلسُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ ٱللَّهِ هِىَ ٱلْعُلْيَا ۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita”. Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS: at Taubah (9): 40):

  • Ji’rana

Ji’rana merupakan salah satu tempat miqat (tempat dimulainya pakaian ihram), yakni memulai niat ihram bagi yang tinggal atau berada di Tanah Haram jika akan melaksanakan umrah. Miqat Ji’rana ini dikgal juga dengan sebutan “Miqat Tijali”, artinya miqat laki-laki.

Sebab, dari sinilah, Nabi Muhammad ﷺ dan sahabat-sahabatnya pernah memulai niat umrah mereka. Jaraknya sekitar 19 km dari Masjidil Haram.

Sejatinya, Ji’rana adalah nama panggilan seorang wanita Suku Quraisy yang bernama Ra’thah binti Ka’bah. Karena keunikan wanita ini, hingga Allah Swt. mengabadikannya dalam firman-Nya:

وَلَا تَكُونُوا۟ كَٱلَّتِى نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنۢ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنكَٰثًا تَتَّخِذُونَ أَيْمَٰنَكُمْ دَخَلًۢا بَيْنَكُمْ أَن تَكُونَ أُمَّةٌ هِىَ أَرْبَىٰ مِنْ أُمَّةٍ ۚ إِنَّمَا يَبْلُوكُمُ ٱللَّهُ بِهِۦ ۚ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ مَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.” (QS: An-Nahl 91).

  • Tan’im

Tan’im adalah suatu bagian dari kota Makkah dan merupakan batas Tanah Haram yang terdekat di kota itu, jaraknya sekitar 5 km dari Masjidil Haram. Di Tan’im, terdapat sebuah masjid yang terkenal dengan nama Masjid Tan’im, atau juga disebut Masjid Aisyah, istri Rasulullah ﷺ

Di Masjid itulah, orang-orang yang akan berumrah memulai niat umrahnya, karena di situ tempat miqat. Dinamakan Masjid Aisyah karena pada tahun ke-9 Hijriah- bertepatan dengan Haji Wada Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq sedang uzur (haid) sehingga tidak bisa melaksanakan umrah bersana-sama.

Dalam suatu riwayat, diceritakan bahwa ketika sedang datang bulan, Aisyah diperbolehkan melaksanakan semua rangkaiarn manasiknya, kecuali nelakukan thawaf (ifadhah).

Jabir mengatakan,”Begitu suci (dari haidh), Aisyah melaporkan kepada Rasulullah ﷺ hendak mengerjakan thawaf. Kata Aisyah, Anda semua telah mengerjakan umrah dan haji, sedangkan aku baru mengerjakan hajinya. Lalu, Rasulullah memerintahkan Abdurrahman bin Abu Bakar (saudara laki-laki Siti Aisyah) untuk mengantarkan ke Tan’im guna melaksanakan umrah, yakni setelah mengerjakan haji pada bulan Dzulhijah.”

Masjid Aisyah sering kali direnovasi dari masa ke masa. Dari pemerintahan satu ke pemerintahan lainnya, sampai pada masa pemerintahan Malik Fahd bin Abdul Aziz (Saudi Arabia).

Pada masa pemerintahan Arab Saudi, khususnya pada masa almarhum Fahd bin Abdul Aziz, masjid ini dibangun dengan menghabiskan dana yang sangat besar, yaitu utäng lebih SR 100 juta. Sedangkan, Iuas masjid ini sekitar 6000 m2, dengan luas keseluruhan kira-kira 84.000 m2 dilengkapi dengan berbagai fasilitas agar memuudahkan orang yang sedang melaksanakan umrah.

  • Masjid Al-Khif

Tempat bersejarah berikutnya adalah Masjid Al-Khif. Masjid ini terletak di Mina, tidak jauh dari Junrah Ula, sebelah kanan dari arah Makkah, dan sebelah kiri dari arah Arafah.

Dalam riwayat, dikatakan bahwa tidak kurang dari 70 Nabi pernah shalat di Masjid Al-Khif. Di lokasi inilah, Nabi Muhammad ﷺ berkemah dan shalat berjamaah bersama sahabatnya ketika nelaksanakan Haji Wada’.

Di bawah salah satu kubahnya yang besar, kaum muslimin selalu berebut untuk shalat. Sebab, di situlah dahulu Nabi Muhammad ﷺ melaksanakan setiap kali shalat.

Masjid Al-Khif menjadi lebih penting bagi kaum muslimin karena Nabi Muhammad ﷺ pernah bersabda, yang artinya: “Janganlah engkau bersusah payah untuk berjalan, kecuali ke tiga masjid, yaitu Masjid Al-Khif, Masjidil Haram, dan masjidku ini (Nabawi).” (HR: Thabari).

Karena ramai dan padatnya orang berada di Masjid Al-Khif, terutama pada musim haji, maka pemerintah Arab Saudi membangun masjid ini dengan luas banguan 120.000 m yang dapat menampung jamaah sekitar 350.000 orang, dihiasi dengan 6 menara berketinggian 60 m, dan pintu sebanyak 64 buah.

Masjid ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, termasuk ruangan untuk siaran radio dan televisi.

  • Bukit Shafa dan Marwa

Shafa adalah bukit kecil yang berada pada jarak kurang lebih 130 m sebelah selatan (agak ke kiri) dari Masjidil Haram. Sekarang, di atas bukit ini, sudah dibangun atap bulat berbentuk kubah. Bukit inilah (Shafa) yang dalam syariat digunakan sebagai tempat bermulanya ibadah sa’i.

Sedangkan Marwah adalah bukit kecil dari batu api atau geretan, yakni batu putih keras. Berada pada jarak sekitar 300 M arah timur laut dari Rukun Syami pada Ka’bah. Bukit Marwah ini menjadi tempat penghabisan sa;i sebelah utara, dan merupakan salah satu dari syiar-syiar haji.

  • Masjid Haram

Masjid ini menjadi istimewa karena Allah Swt. Memberikan keutamaan dengan melipatgandakan 100.000 kali pahala siapa saja yang shalat di tempat ini, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ

Dari Jabir, Nabi ﷺ bersabda,

صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلاَةٌ فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ

“Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Haram. Shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya.” (HR: Ahmad, Ibnu Majah).

Di dalam Masjidil Haram, selain Kabah, juga terdapat makam (batu tempat berdiri) Ibrahim, Hijir Ismail, sumur zamzam, Bukit Shafa dan Marwa sebagai tempat sa’i dan tempat bersejarah lain di sekitarnya.

Pintu masuk Masjidil Haram yang jumlahnya banyak itu diberi nama. Di beberapa sisi, di atas pintu-pintu tersebut, terdapat jam digital dan penunjuk temperatur udara. Nama pintu tersebut adalah; Shafa, Darul Arqam, Ali, Abbas, Nabi, Babussalam (Satu dari pintu utama yang terkenal), Bani Syaibah, Hujun, Mudda’a, Ma’la, Marwa, Quraisy, Algadisiyah, Aziz Thuwa, Umar bin Abdul Aziz, Murad, Hudaibiyah, Babussalam Jalid, Qararah, Alfatah, Faruq Umar, Abu Bakar ash-Shiddiq, Hijirah, Ummi Hani, Ibrahim, Wada’, Malik Abdul Aziz, Ajiyad, Bilal, Hunain, Ismail, dan sebagainya.

Masjidil Haram mempunyai tiga lantai dan 9 menara. Pintu-pintu tersebut biasanya dipakai oleh jamaah untuk janjian ketemu.  Misalnya, suami-istri terpisah karena thawaf.

Maka, paling tepat berjanji bertemu di salah satu pintu tersebut. Biasanya, yang dijadikan lokasi bertemu adalah pintu utama, yaitu Babussalam.

  • Padang Arafah

Arafah adalah daerah terbuka dan luas di sebelah tímur luar kota suci umat lslam di Makkah, Arab Saudi. Di padang yang luas ini, pada satu hari (siang hari), tanggal 9 Dzulhijah, berkumpul lebih dari 2 juta umat Islam dari berbagai  pelosok dunia untuk melaksanakan inti ibadah haji, yaitu ibadah wukuf.

Ada beberapa tempat utama di Arafah yang selalu dijadikan kunjungan jamaah haji, yakni:

  • Jabal Rahmah, sebuah tugu peringatan yang didirikan untuk mengenang tempat bertemunya nenek moyang manusia, Nabi Adam dan Siti Hawa, di muka bumi.
  • Masjid Namira.
  • Sumur Zamzam

Sumur Zamzam itu sendiri terletak 20,60 meter dari Hajar Aswad. Mulut sumur berada 1,56 meter di bawah pelataran thawaf. Bagi yang mermperhatikan, posisinya berada di samping Maqam Ibrahim, dipelataran thawaf ada lingkaran bergaris hitam bundar berlukiskan “Sumur Zamzam”, tepat di bawah lingkaran itulah letak sumur Zamzam.

Bagi orang yang ingin menyaksikannya langsung dari jarak dekat, bisa turun ke bagian bawah melalui tangga yang terletak di bagian belakang thawaf arah tempat sa’i.  Penelitian menemukan posisi sumur Zamzam ini, ternyata dalamnya mencapai 30 meter dari permukaan atas sumur hingga ke dasarnya.

Kedalamannya terbagi dua: bagian atas dalamnya 12,80 meter dan bagian bawah dalamnya 17,20 meter. Adapun diameter lingkaran luasnya tidak dalam ukuran yang sama, berkisar antara 150 mneter hingga 2,50 meter.

Air Zamzam adalah air istimewa bagi yang meminumnya, ini sudah banyak diulas dalam hadist Nabi. Selain banyak khasiat, Said Bakdasy dalam bukunya yang berjudul Fadhl Ma’ Zamzam merupakan salah satu mata air dari berbagai mata air yang ada di surga.

Air zamzam adalah air terbaik di dunia ini. Zamzam adalah nama mata air di Masjidil Haram di Mekkah. Munculnya mata air ini sudah ada sejak zaman Nabi Ismail dan Ibrahim AS ketika Allah SWT secara khusus menganugerahkan kepada Nabi Ismail dan ibunya ketika air yang mereka bawa habis di Mekkah yang tandus saat itu.

Al-Munawi menyatakan bahwa air Zamzam adalah yang terbaik dari segala air, air yang paling dimuliakan, berharga dan disukai banyak orang. Digali oleh malaikat Jibril dan airnya diberikan kepada Nabi Ismail AS.

Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa air Zamzam memiliki keistimewaan seperti mengenyangkan dan obat segala penyakit. Selain itu, itu juga merupakan air terbaik yang dapat ditemukan di bumi serta diberkahi. (Faid al-Qadir Syarh al-Jami’ al-Saghir, 5/404).

خير الماء على وجه الأرض ماء زمزم، فيه طعام الطعم، وشفا السقم

Artinya: “Sebaik-baiknya air di muka bumi ini adalah air Zamzam, di dalamnya ada makanan yang mengenyangkan dan ada penyembuhan untuk penyakit.” (HR. Thabrani dalam Mu’jam Kabir dengan sanad hasan).[]

HIDAYATULLAH

Makkah dan Bakkah

Allah SWT menggunakan kata ‘Bakkah’ untuk menyebut kota suci yang umumnya disebut Makkah. Penyebutan ini tentu saja menyedot perhatian para pakar bahasa dan sejarah Arab. Mereka mengajukan sejumlah alasan dan penjelasan.

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya rumah pertama kali dibangun untuk (tempat beribadah) adalah Baitullah di Bakkah yang diberkati dan dijadikan petunjuk bagi semua manusia. Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya maka amanlah dia. Menunaikan haji adalah kewajiban manusai terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Siapa yang mengingkari kewajiban ini, maka sesungguhnya Allah Mahakaya dari semesta alam.” (QS. Ali Imran : 96-97)

Dikutip dari Ensiklopedia Alquran bahwa sekelompok pakar linguistik mengatakan, bahwa nama Bakkah berasal dari kata ‘al-bakk’ yang berarti padat dan mendorong. Pendapat pertama, orang Arab mengatakan, ‘Fulan bakka fulanan bakkan,’ yang berarti fulan menghimpit dan mendorong orang itu ketika berjalan. Atau tabakka an-nas yang artinya terjadi kepadatan dan aksi saling mendorong dalam suatu tempat atau jalan yang sempit lantaran kepadatannya.

Seperti diketahui ketika melakukan tawaf di sekitar Ka’bah, jamaah haji atau umrah mengalami kepadatan dan melakukan aksi saling dorong. Radius kepadatan ini semakin melebar hingga meliputi seluruh Baitul haram. Karena alasan inilah, tempat itu dinamakan Bakkah yang berarti kota yang dipadati manusia.

Pendapat kedua mengatakan bahwa nama Bakkah berasal dari kata kerja ‘bakka-yabukku’. Ketika menyaksikan seseorang jatuh dari gunung, orang Arab mengatakan, “Inbakka ‘unuquhu (lehernya patah hingga meninggal dunia).” Pertanyaannya, apa hubungan leher patah dengan kota yang disucikan itu?

Menurut mereka, Allah SWT memelihara dan melindungi rumah-Nya, sehingga setiap orang yang ingin menghancurkan atau merusaknya pasti dihancurkan oleh-Nya. Demikianlah, dia dinamakan Bakkah karena menjadi tempat leher orang-orang zalim dan kuat dipatahkan setiap kali ingin menghancurkan tempat tersebut.

Peristiwa paling melekat dalam ingatan umat Muslim adalah yang menimpa Abrahah dan pasukannya. Dia adalah panglima negeri Habasyah (sekarang Eritrea) yang ingin menyerang Makkah dengan mengerahkan tentara gajah. Allah SWT menghancurkan mereka dengan mengirim burung-burung ababil dan menghujani mereka dengan bebatuan neraka. Akibatnya, sebagaimana dikisahkan dalam surah al-Fil, mereka seperti daun yang dimakan ulat.

Persoalannya kemudian, mengapa Bakkah berubah menjadi Makkah? Menurut sejumlah pakar linguistik, orang Arab seringkali mengganti huruf ba dengan huruf mim untuk memudahkan dan meringankan pengucapannya. Untuk menyebut contoh, mereka akan mengatakan pukulan yang keras dan akurat sebagai, ‘dharbah lazib’. Namun, mereka juga mengucapkan ‘dharbah lazim’ dengan arti yang sama seperti ungkapan sebelumnya.

Kelompok pakar linguistik lainnya mengatakan  bahwa nama Makkah berasal dari kata kerja ‘imtakka-yamtakku’ yang artinya menghisap. Karena, seekor anak unta akan terus menghisap dengan lahap sampai tetes susu yang terakhir ketika menyusu pada induknya. Perbuatan anak unta itu  oleh orang Arab disebut sebagai ‘imtakka, menghisap susu ibunya sampai habis. Orang Arab juga menyebut seseorang yang menghisap sumsum tulang sebagai ‘imtakka’.

Dari sinilah nama Makah diberikan kepada sebuah kota yang terdapat Baitullah, karena di musim haji banyak orang yang tergesa-gesa berjalan menuju sumber-sumber air. Sementara itu, sumur-sumur berisikan sedikit air. Mereka menimba habis isinya, sama dengan seekor anak unta yang menghisab habis air susu induknya atau seorang yang menghisap habis sumsum tulang. Karena itulah, kota ini dinamakan Makah.

Sebagian pakar sejarah Arab meyakini bahwa nama Bakkah berbeda dengan Makkah. Bakkah hanya digunakan untuk menyebut kompleks Masjidil Haram, sedangkan Makkah dialamatkan kepada seluruh wilayah Haram, termasuk rumah-rumah penduduknya.  Abu Ubaidah ra berpendapat bahwa Bakkah hanya diberikan kepada daerah pusat Kota Makah.

 

 

REPUBLIKA

Makkah, Ka’bah, Arafah: Sejarah Haji Zaman Pra Islam Hngga Kini

Makkah selalu menjadi pusat spiritual bagi semua umat Islam.  di istu ada Ka;bah yang menjadi arah Muslim sedunia ketika melakukan sholat.

Setiap kali musim haji, Makkah menerima lebih dari 3 juta peziarah di seluruh dunia untuk melakukan haji yang meruoakan ukun Islam kelima. Haji bagi Muslim adalah ibadah yang wajib bagi mereka yang mampu dan setidaknya dilakukan sekali dalam seumur hidup.

Dalam Alquran, Allah berfirman haji dilakuan pada bulan tertentu (bulan Dzuhijah).  Dan siapa pun yang telah membuat haji wajib bagi dirinya sendiri di dalamnya (dengan memasuki keadaan ihram), maka mereka tak melakukan hal-hal yang terlarang, misalnya tidak ada hubungan seksual, tidak menumpahkan darah  atau melakukan  perselisihan, dan berbagai tindakan terlarang lainnya.

Seperti dikutip Saudigazette.com, haji adalah perjalanan seumur hidup dan bagi banyak orang, ini adalah titik balik dalam iman mereka dan hubungannya dengan Allah. Yang lain menganggap haji sebagai perjalanan yang terus berlanjut, Ketika mereka kembali ke rumah mereka mengajari keluarga, kerabat dan temannya sehingga apa yang telah mereka pelajari tentang kesabaran, merawat orang lain, dan penyerahan yang murni serta lengkap selama musim haji tetap dilestarikan dalam kehidupan keseharian.

Haji secara harfiah berarti ‘berangkat ke suatu tempat’. Perjalanan haji berlangsung di Dhul-Hijjah pada bulan terakhir dalam sistem kalender Hijriyah. Ritual haji dimulai pada tanggal 9h Dhul-Hijjah dan berlangsung selama empat atau lima hari.

Alquran menjelaskan bahwa haji kembali ribuan tahun ke zaman Nabi Ibrahim. Allah memerintahkannya untuk meninggalkan istrinya Hajar dan anaknya Ismail sendirian di padang pasir Makkah dengan sedikit makanan dan air.

Dan, ketika bekal air mulai habis, Hajar mulai mencari air  dengan putus asa dengan berlari tujuh kali di antara dua bukit Al-Safa dan Al-Marwah. Mamun meski sudah bolak-balik, air tetap tidak dapat ditemukan.

Tapi di ujung keputusasaan mencarikan air untuk pada Ismail, Hajar kemudian melihat bayi itu menendang tanah dengan kakinya dan  air pun kemudian muncul dari bawah kakinya.”Zamzam-Zamzam (berkumpu-berkumpul) air itu,” kata Hajar ketika menjumpai ke luarnya mata air dari bawah kaki Ismail. Maka mata air yang muncul itu kemudian di namakan sumur Zamzam.

Selang bertahun-tahun kemudian, Ibrahim kemudian diperintahkan oleh Allah untuk membangun kembali Ka’bah. Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail kemudian mengangkat batu untuk membangun Ka’bah.

Ulama Islam, Shibli Nomani, menyebutkan bahwa Ka’bah yang diangkat oleh Nabi Ibrahim setinggi 27 kaki, lebarnya 96 kaki, dan lebar 66 kaki. Dia meletakkan Batu Hitam (Hjar Aswad) di sudut timur Ka’bah. Pada saat itulah, Nabi Ibrahim kemudian menerima wahyu dimana Allah memberitahunya bahwa dia harus mewartakan ziarah ke Ka’bah kepada umat manusia.

(Dan (sebutkan, wahai Muhammad), ketika Kami menunjuk Ibrahim ke rumah tersebut, (katakanlah), “Janganlah kamu bergaul dengan Aku dan sucikan rumah-Ku untuk mereka yang melakukan Tawaf dan orang-orang yang berdiri (dalam doa) dan orang-orang Yang sujud dan sujud.) (Surat 22, Ayat 26)

Setelah membangun Ka’bah, Nabi Ibrahim akan datang ke Makkah untuk melakukan haji setiap tahun,. dan setelah kematiannya, anak keturunan Ibrahim pun melanjutkan ritual ini. Namun, sering perjalanan waktu lambat laun baik bentuk maupun tujuan ritual haji pun berubah.

Pada masa pra-Islam, Ka’bah dikelilingi oleh berbagai berhala yang dipasang oleh orang-orang Makkah maupun pendatang yang berasal diari luar yang terbiasa mengunjungi Ka’bah selama musim ziarah tahunan ini.

Shibli Nomani menyebutkan bahwa orang-orang Arab sat itu tidak berjalan di antara perbukitan Al-Safa dan Al-Marwah atau berkumpul di Arafah. Tapi mereka biasa menghabiskan satu hari di daerah terpencil di luar Makkah dan kembali ke Makkah yang mengelilingi Ka’bah.

Selama periode pra-Islam, haji menjadi acara beberapa festival dan kegiatan seperti kompetisi puisi. Puisi-puisi yang paling terkenal yang digunakan dipajang di dinding Ka’bah. Kegiatan dan pertunjukan yang tidak dapat diterima lainnya juga berlangsung selama masa haji.

Keadaan menyedihkan ini berlanjut selama hampir dua setengah ribu tahun dan baru berubah setelah periode Rasulullah Muhammad saw.

Pada 630 M, Nabi Muhammad saw dan orang-orang Muslim kembali dari Madinah ke Makkah serta membebaskan Ka’bah dari ritual kaum pagan dan penyembah berhala. mengklaim Mekah. Saat embebaskan kota Makkah ini Rasullah bersama kaum muslimin membersihkan Ka’bah dan menghancurkan semua berhala.

Tahun berikutnya, Abu Bakr, memimpin 300 Muslim untuk melakukan ibadah haji di Makkah. Ali ibn Abi Thalib berbicara kepada orang-orang, yang menentukan ritual haji yang baru. Dia menyatakan bahwa tidak ada orang kafir atau telanjang yang diizinkan untuk mengelilingi Ka’bah dari tahun berikutnya.

Pada tahun kesepuluh setelah Hijrah (632 M), Nabi Muhammad SAW melakukan haji terakhir dan terakhir dengan sejumlah besar umat Islam, dan dia mengajar mereka ritual haji dan tata krama untuk melakukan ibadah haji.

Di padagang gurun Arafah, Nabi Muhammad SAW menyampaikan pidatonya yang terkenal (Pidato Haji Wada) kepada mereka yang hadir di sana. Di situlah nabi menyampaikan firman Alah: Pada hari ini saya (Allah) telah menyempurnakan agamamu dan melengkapi nikmat-Ku atasmu dan telah menyetujui Islam sebagai agamamu.

IHRAM

Harga Tanah di Makkah Mencapai 100 Ribu Dolar AS per Meter

Harga tanah di kawasan Makkah memang bukan-main. Ketua real estate Investor di Kamar Dagang dan Insustri Makkah, Mansour Abu Rayash, mengatakan mungkin sekarang investor harus harus membayar 2 juta Real (Saudi real/ SR) untuk satu meter persegi tanah di zona tengah di sekitar Makkah pada akhir 2013.

‘’Pada tahun 2013 harga tanah berkisar antara SR 500.000 dan SR 1,5 juta pada tahun 2012. Satu meter persegi di area strategis di Jepang adalah sekitar 100.000 dolar AS , tujuh kali lebih murah dari pada Makkah,’’ katanya se[eryi dikutip di surat kabar Al-Sharq dan Arabia News, beberapa waktu yang lalu

Menurut Abu Rayah, investasi real estate di Makkah meningkat tajam menjadi 45 persen. Sementara i peningkatan sebanyak 55 persen dibagiani wilayah lain di Saudi Arbia menyumbang 55 persen, Dan mulai tahun 2013 sisanya tersebut akan meningkat menjadi lebih dari 50 persen.

“Pasar real estat di Makkah menyaksikan angka harapan di atas dalam hal harga dan kesepakatan. Empat puluh lima persen dari semua likuiditas mengalir ke kota Makkah. Makkah memang menunjukan kegiatan besar-besaran di pasar real estat yang disebabkan oleh kompensasi pengambilalihan properti yang mencapai angkanya sudah mencapai 200 miliar SR pada tahun 2012,’’ ujarnya lagi.

Abu Rayash mengatakan banyak uang dituangkan ke pasar real estat di Makkah oleh banyak investor dari berbagai daerah termasuk Riyadh, Qasim, serta wilayah lain di provinsi timur dan selataaudi Arabia. Adanya pembongkaran proyek perluasan Masjdil Haram juga menjadi penyebab semakin mahalnya harga tanah di Makkah.

Abu Rayash mengatakan banyak investor sedang menuju ke Makkah, bukan kota-kota utama lainnya seperti Riyadh dan Jeddah karena jumlah jamaah umrah dan haji yang sangat besar.

“Diharapkan kota ini nanti akan akan mampu akan menerima tujuh juta peziarah Umrah dan empat juta jamaah haji tahun ini sebagai hasil perluasan Tempat Suci, berfungsinya kereta api kereta di kawasan Mashaer dan Makkah yang baru, dan juga selesainya perluasan Jembatan Jamrat.” Katanya.

 

IHRAM

Makkah, Kota Tertua Dunia

Banyak pihak yang menegaskan bahwa Makkah yang dijuluki sebagai Ummul Qura adalah kota atau negeri yang paling tua di dunia. Ia lebih tua dari kota atau negeri yang disebutkan dalam Alquran, seperti Mesir, Madyan, Madinah, atau lainnya, seperti Irak, Iran, Yaman, dan Palestina.

Junaidi Halim dalam bukunya Makkah-Madinah dan Sekitarnya juga menegaskan bahwa Kota Makkah adalah kota tertua di dunia dan sudah ada sejak zaman Nabi Adam AS. Nabi Adam yang diturunkan di puncak tertinggi di dunia (India) dari surga sebagai khalifah di bumi diperintahkan melaksanakan ibadah haji ke Makkah. Kemudian, dia bertemu kembali dengan istrinya (Hawa) yang diturunkan di Jabal Rahmah, Arafah. Sumber lain menyebutkan, Adam diturunkan di Irak, Sri Lanka, dan lainnya.

Junaidi Halim menyatakan, batas Kota Makkah merupakan tempat berbarisnya para malaikat ketika Nabi Adam meminta perlindungan dari godaan iblis setelah diturunkan dari surga. Batas-batas itu adalah sekitar 7 kilometer (km) Masjid al-Haram dari utara, 13 km ke arah selatan, 25 km dari arah barat, dan 25 km dari arah timur.

Menurut Sami bin Abdullah ak-Maghluts, dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, Nabi Adam AS hidup sekitar 5872-4942 Sebelum Masehi (SM) atau sekitar 8000 tahun lalu. Sementara itu, Nabi Ibrahim diperkirakan hidup sekitar tahun 1997-1822 SM dan Ismail tahun 1940-1800 SM. Bila merujuk pada masa hidup Nabi Adam, Kota Makkah sudah ada sejak sekitar 80 abad yang lalu, dari masa Ibrahim sekitar 40 abad (4000 tahun) yang lalu.

 

sumber: Republika Online