Menilik Pedihnya Penyiksaan di Penjara Saydnaya, Suriah

Ada jeritan di balik dinding penjara Saydnaya, jeritan yang sebelumnya tidak diketahui siapapun dan tidak terlihat oleh pandangan dunia.

Hampir setiap penjara milik rezim Bashar Assad memiliki cerita pedih tersendiri, termasuk penjara Saydnaya yang merupakan salah satu pusat penahanan terbesar di Negara Suriah. Dan penjara tersebut terletak 30 km di sebelah utara dari Damaskus.

Penyiksaan di penjara Saydnaya ini dilakukan tengah malam secara rahasia oleh rezim. Awalnya tidak seorang pun yang mengetahui bentuk penyiksaanya melainkan hanya orang-orang mereka saja. Namun kini bentuk penyiksaan tersebut sudah menyebar ke telinga masyarakat dunia.

Para tahanan diperkosa atau dipaksa memperkosa satu sama lain di penjara Saydnaya, petugas memberi makan para tahanan dengan cara melemparkan makanan ke lantai sel layaknya memberikan kepada hewan.

Ruang tahanan yang memiliki satu ventilasi tersebut dipenuhi kotoran dan darah, serta warga sipil berulang kali disiksa namun tidak diberi perawatan medis. Penyiksaan demi penyiksaan dilakukan rezim Bashar Assad hingga para tahanan terenggut nyawanya.

“ Setiap hari akan ada 2 atau 3 orang tewas di sayap kami, aku ingat penjaga akan bertanya berapa banyak jumlah kami di dalam sel, “ kata Nader, mantan tahanan yang kini telah mengganti namanya.

“ Kamar nomor satu berapa banyak.? Kamar nomor dua berapa banyak.? Dan seterusnya, ucap Nader yang menirukan perkataan penjaga tersebut. Dalam satu hari pemukulan, Nader mengatakan ada 13 orang tewas di sayap tunggal penjara.

Bahkan salah satu mantan perwira militer mengatakan, ia bisa mendengar gemericik suara orang digantung dalam ruangan eksekusi yang terletak di lantai bawah sel tahanan.

“ Jika anda mendekatkan telinga di lantai, anda dapat mendengar suara seperti menggelegak, “ kata Hamid, seorang tahanan yang ditangkap pada tahun 2011. “ Kami juga tidur di atas suara orang yang tersedak sampai mati, dan hal itu sudah biasa bagi kami, “ tambah Hamid.

Pihak Amnesty Internasional menjelaskan kisah selanjutnya, bahwa orang yang sudah tewas dibawa oleh sebuah truk dan jenazah tersebut dimakamkan di kuburan massal. Sedangkan keluarga jenazah tidak diberikan informasi tentang nasib keluarganya yang mendapat penyiksaan bengis dari rezim Bashar Assad.

Seperti dilansir Al Jazeera.com, pihak Amnesty Internasional mengatakan, lebih dari 17.700 orang diperkirakan telah tewas dalam seluruh penjara di Suriah milik Bashar Assad sejak awal meletusnya konflik tahun 2011.

Tewasnya 13.000 orang di penjara Saydnaya merupakan kampanye mengerikan yang dilakukan oleh rezim Bashar Assad, dimana hal tersebut bertujuan untuk memusnahkan orang-orang yang menentangnya, kata Lynn Maalouf, wakil direktur penelitian di kantor Amnesty, Beirut.

“Pembunuhan berdarah dingin yang dibuat rezim dengan menyiksa psikologis dan fisik ribuan tahanan tidak berdaya di penjara Saydnaya, tidak dapat dibiarkan terus-menerus, “ kata Maalouf.

Penyiksaan tersebut termasuk pelanggaran kemausiaan, bahkan berdasarkan penyelidikan yang dilakukan oleh PBB, apa yang terjadi di penjara Saydnaya termasuk bentuk pemusnahan. (Eka Aprila).

 

sumber: BumiSyam

 

——————————————————————————
Manfaatkan Smartphone Anda untuk mempelajari AlQuran.
Segera Download aplikasi yang menyediakan ayat-ayat/surat
yang sering digunakan imam sholat
Download di sini!
——————————————————————————

Apakah Karena Jauhnya Jarak, Lantas Kita Memalingkan Wajah Dari Mereka?

Anggota Lembaga Asosiasi Perempuan dan Hak-hak Demokrasi menjelaskan tentang bagaimana kondisi anak-anak dan perempuan yang berada di Aleppo.

Dalam kondisi perang, keadaan tidak menentu, jika hari ini anak-anak selamat dari serangan roket, namun orang tua bahkan rumah dan tanah mereka telah lenyap ditelan oleh rokat yang ganas.

Anak-anak dan perempuan ketakutan dengan keadaan yang demikian, mereka sendiri dan tidak punya sanak saudara, harta benda apa lagi makanan.

Kehidupan mereka benar-benar terpuruk, penuh dengan penderitaan, kesengsaraan dan kenangan menyakitkan yang telah diukir jelas oleh rezim Basyar Assad, Rusia, Iran,dan sekutu lainnya.

Pelanggaran hak Asasi Manusia telah terjadi di Suriah, pelanggaran penggunaan senjata yang berbahan kimia juga terjadi Suriah. Namun meskipun banyak pelanggaran yang terjadi di Suriah, orang yang melakukan pelanggaran tersebut sampai detik ini masih belum juga mendapatkan hukuman.

Orang-orang yang tidak bertanggung jawab itu masih berkeliaran dan terus menumpahkan darah ratusan ribu rakyat Suriah.

Seperti disebutkan Worldbulletin, sejak pertempuran terjadi di Suriah, anak-anak berusia antara 9 sampai 5 tahun, munuliskan rintihan mereka pada sebuah dinding sekolah di wilayah Darr.

“ Kami ingin bebas, kami ingin demokrasi, “ tulis anak-anak itu.

Sahabat…. Jika seorang anak jatuh di hadapan kita, tidak kah kita akan mengulurkan tangan untuk menolongnya? Jika ada seorang wanita di samping kita yang ditampar, akan kah kita akan memalingkan wajah?

Di negeri nun jauh di sana, pemboman yang dilakukan rezim bernama Basyar Assad dan sekutunya seringkali meninggalkan luka parah pada anak-anak, namun apakah karena jaraknya jauh, kita hanya beriam diri?

Sahabat… Anggota Lembaga Asosiasi mencoba mengingatkan kita sebagai masyarakat dunia, diamnya kita atas perang yang telah terjadi selama 6 tahun di Suriah telah merenggut 500 ribu jiwa.

Warga sipil saat ini telah dijadikan target pembunuhan massal oleh serangan militer Basyar Assad dan Sekutu, namun apakah kita hanya mampu mengecamnya dalam kesunyian?

Meskipun ada PBB, dalam hal ini PBB tidak dapat melakukan apapun dan mereka tidak ingin mengambil tindakan lain kecuali perundingan yang pada akhirnya perundingan tersebut tidak dapat merubah apapun walau sedikit.

Berbagai macam lembaga kemanusiaan mamanggil kita selaku masyarakat dunia. Mereka menegaskan bahwa sejatinya kita sebagai masyarakat dunia dapat menyelamatkan ribuan warga sipil Suriah.

Kita dapat menyelamatkan kehidupan anak-anak dan para wanita, namun mengapa kita ragu untuk melakuakan itu?

Oleh karen itu, berbagai Lembaga kemanusiaan mengajak kita untuk mengambil tindakan tegas atas tragedi Aleppo, sebuah bencana besar dan memalukan dalam sejarah kehidupan manusia yang dilakukan hanya untuk pencipatakan perpolitikan internasional.

Dan kekejaman itu harus kita hentikan. (Eka Aprila)

 

sumber:BumiSyam.com

Kakak Bocah Suriah tak Tertolong

Omran Daqneesh, bocah Suriah yang menjadi perbincangan dunia lewat fotonya di dalam ambulans pekan lalu, rupanya memiliki seorang saudara laki-laki, Ali Daqneesh. Saudara laki Dagneesh meninggal setelah terluka akibat serangan udara Rabu pekan lalu (17/8).

Ali yang berusia 10 tahun meninggal pada Sabtu (20/8). Menurut Direktur Aleppo Media Center Yousef Saddiq, Ali ‘menyerah’ di rumah sakit lapangan di Aleppo dari luka yang dideritanya setelah cukup lama tertimbun reruntuhan bangunan, Ahad (21/8).

“Selama tiga hari terakhir, ia dalam kondisi kritis,” ujar Saddiq seperti dikutip CNN. “Ibunya masih menerima perawatan medis karena dia juga dalam kondisi kritis. Keluarganya yang lain tetap di Aleppo.”

Foto dan video Omran yang sedang duduk diam di ambulans menunggu bantuan merupakan refleksi suram dari perang sipil Suriah. Gambar yang tersebar di media sosial tersebut memicu kecaman dari berbagai belahan dunia.

 

“Omran … masih hidup, dan insya Allah akan terus hidup dalam kondisi yang lebih baik dari sekarang,” kata Dokter Abu Rasoul, yang mengurus saudara Omran, Ali. “Saudaranya, yang tidak diketahui orang-orang, telah meninggal dan dia di sisi Allah sekarang.”

“Omran ditarik keluar dari reruntuhan dengan cepat hingga kini dapat hidup. Ali tinggal di bawah reruntuhan untuk sementara waktu,” katanya. Dokter Rasoul juga menjelaskan bahwa Ali menderita luka yang cukup parah.

 

sumber: Republika Online

Provinsi Homs Kembali Dihancurkan Rezim dan Sekutu

Seorang reporter lokal melaporkan, setelah Shalat Jum’at selesai dilaksanakan, rezim kembali menembakkan artileri dan serangan udaranya di wilayah Rastan, Homs, yang mengakibatkan 4 orang tewas dan 21 lainnya luka-luka.

Reporter Zaman Al Wasl mengatakan, penembakkan berat di wilayah Homs, beberapa hari ini telah terjadi dan penyerangan tersebut dimulai setelah sehari wilayah al-Waer terbebas dari pengepungan.

Sejak saat itu, pesawat tempur rezim terbang diatas wilayah Homs, dan malam harinya pesawat tempur Rusia membom wilayah Northern, Homs dengan senjata yang dilarang seperti bom cluster dan lainnya.

Serangan rezim dan Rusia tidak hanya menargetkan wilayah Homs saja, melainkan hampir seluruh penjuru Suriah baik itu Hama, Aleppo, Damaskus, Idlib dan lain-lain tidak ada hari tanpa serangan rezim dan sekutu. (Eka Aprila)

 

 

sumber: Bumi Syam

Suriah Darurat, Rezim dan Rusia Terus Lakukan Serangan

Rezim dan sekutu kembali melakukan kampanye udaranya di berbagai negeri Suriah termasuk wilayah Homs, yang mengakibatkan 21 pasukan oposisi tewas.

Dilansir Zaman Al Wasl, rezim dan sekutu juga melakukan serangan di benteng Brigade Fursan al-Haq Brigade.

Sedangkan di Aleppo, menurut warga, jet tempur rezim meluncurkan 150 serangan udara yang menewaskan sedikitnya 90 orang dalam 24 jam terakhir.

Di wilayah Qaterij, Aleppo, 7 orang tewas terkena bom Rusia tipe GUB-28 dan para aktivis mengatakan, bom tersebut merupakan bom berat pertama yang mampu menghancurkan tempat penyimpanan senjata. (Eka Aprila)

 

sumber: Bumi Syam

Darah Saudara Kalian Terus Mengalir, Masihkah Kalian Acuhkan Suriah?

Pertumpahan darah di Suriah terus terjadi hingga saat ini. Bertahun-tahun mereka hidup dalam ketakutan yang amat menyesakkan hati. Melihat darah yang terus mengalir membasahi negeri mereka tercinta.

Hari ini (22/3) darah itu kembali bertambah, sebanyak 530 orang tewas dalam 23 hari pertama gencatan senjata di Suriah. (Zaman Al Wasl)

Saudaraku, bisakah kalian bayangkan, jika yang terbunuh itu adalah anak-anak kita, Ibu kita atau Ayah kita. Bisakah kalian juga bayangkan, jika rumah kita dihancurkan, kebahagiaan kita diambil oleh orang-orang jahat, dan seluruh dunia bungkam dengan semua penindasan yang terjadi terhadap kita, apa yang kita rasakan? Sedih ?marah ?kecewa ?.

Saudaraku, itulah yang dirasakan oleh saudara kita di Suriah, mereka tersiksa karena penindasan yang dilakukan oleh kelompok Syi’ah, dan luka itu bertambah lebar, ketika saudara seiman mereka sendiri mengacuhkan mereka, jangankan mendo’akan, mengetahui bagaimana kondisi saudaranya di Suriah pun mungkin tidak.

Saudaraku, dulu saat utusan Rasulullah yang membawa surat berisikan ajakan masuk Islam kepada raja Heraklius dibunuh, Rasulullah sangat marah hingga Rasulullah mengerahkan seluruh pasukan untuk menyerang raja Heraklius atas pembunuhannya terhadap utusan Rasulullah, nyawa dibalas dengan nyawa.

Namun saat ini, ribuan kaum muslimin telah tewas di tangan kelompok Syi’ah, jasad mereka dibiarkan tercabik-cabik dan dimakan oleh anjing peliharaan mereka, sedangkan kaum Muslimin lainnya hanya diam dan menjadi penonton.

Saudaraku, antara kita dan kaum Muslimin Suriah ada sebuah ikatan yang sangat penting, ikatan yang tidak akan terhalangi oleh teritorial yang berbeda, ikatan yang tidak akan terhalangi oleh berbedanya kebudayaan. Ikatan itu adalah ikatan Aqidah.

Saat ini mereka sangat merindukan kita, merindukan saudara seakidah mereka mengulurkan tangan membantu mereka berdiri, mengusap air mata mereka, memeluk mereka dikala mereka ketakuatan.

Bahkan mereka senantiasa menyertakan kita disetiap do’a, mereka begitu mencintai kita dan berdo’a kepada Allah Subhanahu Wata’ala agar apa yang terjadi di Suriah tidak terjadi di Indonesia.

Saudaraku, mereka mencintai kita karena Allah, masihkan pantas kita mengacuhkan mereka yang sangat mencintai kita?.

(Eka Aprila)

 

sumber: Bumi Syam

Madaya Menjerit, Masihkah Kita Diam

Oleh: Reny Istiqomah

Sekitar seratus pengungsi Suriah tanpa tempat tinggal terpaksa berlindung di tenda-tenda. Hal itu harus mereka jalani meski Provinsi Lattakia di Suriah sedang menghadapi musim salju.

Kondisi wilayah Madaya jauh lebih para. Sekitar 40.000 orang kelaparan akibat blokade yang dilakukan rezim dan milisi Hizbullah.

Akibat kondisi ini, warga Madaya terpaksa memakan kucing dan anjing, bahkan sampah dedaunan. Meski di Jenewa digelar perundingan damai di Suriah, keadaan warga Madaya tetap memburuk, korban demi korban terus berjatuhan.

Melihat kondisi Suriah yang sudah sedemikian parah masihkah kita diam? Di mana rasa kemanusiaan terhadap saudara kita? Padahal Islampun menyuruh menyembelih dengan cara yang baik, itu terhadap binatang.

Lantas kepada manusia, naluri mana yang masih menerima pembantaian anak manusia ini. Masihkah kita berdiam mendengar jeritan tangis anak anak di Suriah? Masihkah kita pura-pura tak melihat tumpahn darah dari luka korban pembantaian tersebut?

Mari bersikap adil, jika kita masih mempermasalahkan perbedaan bangsa. Sedangkan Allah telah menjadikan kita bersaudara tanpa terikat nasionalisme apapun.

Allah jadikan Islam sebagai ikatan terkuat di antara kita. Jika ada yang beralasan bahwa ini hanya konflik antara penguasa dan rakyat. Bukankah ia telah melihat bagaimana pembantaian itu terus berlangsung di tengah mereka.

Bagaimana perasaan kita jika di antara para mayat itu terdapat para mayat ibu kita, istri kita, atau anak anak kita. Padahal di antara mayat ada orang orang yang harus lebih kita sayangi dari keluarga kita, mereka adlah saudara saudara kita sesama muslim.

Bukan ukhuwah kita yang memudar, ukhuwah hanyalah pancaran dari iman. Iman kitalah yang melemah, yang menjadikan kita tak memiliki ikatan ukhuwah ini. Ia yang membuat kita hanya terfokus pada diri sendiri dan acuh pada masalah umat. Sedang Rasululloh mengingatkan,
“Barang siapa yang acuh terhadap urusan kaum muslimin maka ia bukan dari golongan mereka”(al hadits)

Mari pupuk kembali iman kita, agar kita mampu merasakan ikatan ukhuwah ini. Mari jadikan iman kita cahaya yang mampu memancar kedalam hati, sehingga tumbuhlah rasa ukhuwah kita terhadap sesama.

 

sumber: Bumi Syam

Bumi Syam Memanggilmu..!

Suriah terus memanas. Konflik berjalan begitu dahsyat. Begitu banyak kepentingan yang bermain di dalamnya. Bahkan gencatan senjata yang diusung PBB sekalipun tak mampu meredam penderitaan penduduk Suriah. Korban demi korban tetap berjatuhan di tengan kesepakatan damai.

Palestina pun mengalami hal serupa. Meskipun wacana perundingan damai telah digadang-gadangkan Israel sejak lama, namun perdamaian tak jua tercipta. Bagaimana mungkin? Sedang mereka sendiri yang merusak perjanjian damai itu sendiri. Berkali-kali kesepakatan dibuat namun mereka tak jua menghentikan serangan kepada penduduk palestina.

Apa yang menimpa kaum muslimin di sana juga bagian dari penderitaan kita . Duka mereka adalah duka kita. Karena mereka adalah keluarga kita, saudara-saudara yang berhak mendapatkan bantuan kita.

Wahai kaum muslimin,

Sungguh bumi Syam memanggilmu! Karena Quds milik kaum muslimin sedang tertawan oleh para zionis. Padahal ia adalah warisan para nabi dan kiblat pertama kaum muslimin. Padahal ia telah menjadi saksi kegagahan para pahlawan kaum muslimin saat pembebasannya sampai akhirnya kini tertawan kembali.

Bumi Syam memanggilmu!.

Sebagai bentuk tali persaudaraan antara kaum muslimin. Mereka memanggilmu untuk memberikan bantuan apapun yang kau mampu berikan. Sebagaimana mereka juga membantu warga Bekasi yang dilanda banjir. Logika mana yang mmampu menalar ketulusan penduduk Gaza, sedang mereka dalam kondisi terisolasi oleh para zionis.

Bumi Syam memanggilmu!

Untuk membela seorang pemuda 16 tahun yang ditembak mati oleh Israel. Pemuda bernama Syahid Ahmad Yusuf. Juga seorang bocah yang dikepung oleh tentara Israel lantas di tembak kaki kanannya. Sedang bocah itu hanya mampu merangkak untuk menyelamatkan diri di tengah hujan peluru yang mengarah kepadanya.

Bumi Syam memanggilmu! Untuk membela kaum muslimin Suriah yang terbunuh dengan dalih memerangi terorisme. Bahkan untuk para bocahpun mereka anggap sebagai teroris yang layak untuk dibunuh. Logika mana yang mampu menalar hal tersebut?

Serangan rezim Suriah dan para sekutunya terus menelan korban jiwa. Bahkan di tengah gencatan senjata sekalipun. Selama rentang 26 januari sampai 9 maret, 2260 penduduk Suriah merenggang nyawa. Termasuk 353 anak-anak, 227 adalah wanita. Dan lebih dari 50 orang disiksa sampai mati.

Bumi Syam memanggilmu!

Karena penduduk Suriah harus duduk selama 5 tahun di bawah pengepungan dan serangan udara. Selama 5 tahun mereka hidup dengan bayang-bayang bom birmil. Bahkan mereka diserang dengan gas klorin beberapa bulan yang lalu.

Bumi Syam memanggilmu!

Karena ia adalah bumi yang diberkahi. Dalam sebuah hadits, Rosululloh bersabda,
“Ya Allah, berilah kami barakah pada negeri Syam, ya Allah berilah kami barakah pada negeri Yaman. Para sahabat bertanya: termasuk Nejed ? Rasulullah berdoa: Ya Allah berilah kami barakah pada negeri Syam, ya Allah berilah kami barakah pada negeri Yaman. Para sahabat masih bertanya: termasuk Nejed ? Rasulullah saw menjawab: Di sana (nejed) terjadi gempa dan huru-hara, dan di sana muncul dua tanduk syetan.” (HR. Bukhari)

Bumi Syam memanggilmu!

Karena bukan ia yang membutuhkanmu namun engkau yang membutuhkannya. Karena keutamaan dan janji Allah bagi bumi mulia ini. Lantas masihkah kau mengacuhkannya?

(Reny Istiqomah)

 

sumber: Bumi Syam

Kisah Umar bin Abdul Aziz dan Putranya, Abdul Malik Dua Pemimpin Kaum Muslimin di Bumi Syam

“Tahukah engkau bahwa setiap kaum terdapat bintang yang istimewa. Dan bintang Bani Umayyah adalah Umar bin Abdul Aziz. Sesungguhnya ia di bangkitkan pada hari kiamat bagaikan satu ummat”

(Muhammad bin Ali bin Husain)

Sungguh Umar bin Abdul Aziz adalah seorang tabi’in yang mulia. Dikisahkan bahwa ketika ia di angkat menjadi khalifah ia sangat menolaknya. Padahal masyarakat begitu berharap pada kepemimpinannya.

Mereka terus membujuknya untuk menjadi khalifah, melihat dari sifat amanahnya, zuhud serta waro’nya. Sampai akhirnya Allah melapangkan dadanya untuk menerima amanah tersebut. Kemudian ia berkhutbah,

“Wahai sekalian manusia, Barang siapa yang taat pada Allah maka wajib pula bagi kita untuk mentaatinya. Dan barang siapa yang bermaksiat kepada Allah, maka tidak ada ketaatan baginya. Wahai manusia, taatlah kepadaku selama aku berbuat taat kepada Alloh. Namun tiada ketaatan bagiku jika telah bermaksiat kepada Alloh”

Sepulang dari khutbah tersebut, ia menuju rumahnya untuk beristirahat. Setelah ia di sibuk kan dengan urusan kaum muslimin sejak wafatnya khalifah sebelumnya.

Namun ketika ia hendak beristirahat, datanglah putranya, Abdul Malik. Saat itu usianya baru menginjak tujuh belas tahun. Kemudian Abdul Malik berkata,

“Apa yang hendak engkau lakukan wahai amirul mukminin?”

“Duhai anakku, aku ingin beristirahat sejenak. Ayahmu ini sungguh sangat letih”

“Engkau ingin beristirahat padahal engkau belum mengembalikan hak-hak orang yang didzolimi kepada pemiliknya?”

“Sungguh aku telah begadang semalaman di tempat pamanmu, Sulaiman. Jika tiba waktu dzuhur maka aku akan sholat berjamaah lalu akan aku kembalikan hak-hak tersebut”

“Siapa yang menjaminmu bisa hidup sampai waktu dzuhur?”

Mendengar jawaban tersebut, Umar pun terbangun dari tempat tidurnya. Lalu berkata,

“Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan dari tulang sulbiku sesorang yang menolongku menegakkan agamaku”

Kemudian ia pergi dan mengumpulkan manusia. Lalu berkata,

“Barang siapa yang merasa didzolimi maka ambillah haknya!”

Lalu siapakah Abdul Malik?

Umar bin Abdul Aziz di dikaruniai 15 putra. Mereka semua terdidik dalam tarbiyah yang luar biasa. Sedang Abdul Malik bagaikan bintang bersinar di antara saudara saudara yang lain.

‘Ashim, sepupunya pernah berkisah tentangnya,

“Suatu hari ketika kami berada di Damaskus kami mendirikan sholat berjamaah. Kemudian kami pergi tidur. Sedang Abdul Aziz tetap bangun, bahkan ketika aku bangun ditengah malam aku masih melihat Abdul Malik shalat. Ia terus mengulang-ulang ayat yang ia baca. Melihat ia terus menangis seolah-olah ia akan terbunuh karna tangisannya. Namun ketika ia melihatku terbangun, sesegera ia hentikan tangisannya, dan aku tak lagi mendengar apapun.”

Maimun bin Mahron, salah satu mentri Umar bin Abdul Aziz pernah bercerita,

“Aku mendatangi Umar bin Abdul Aziz, ku dapati ia sedang menulis surat untuk anaknya. Ia pun merangkai nasehat untuk sang putra,

“Duhai putraku, sungguh orang yang paling memahami perkataanku adalah engkau.

“Sungguh Allah telah memperbaiki urusan kita baik yang kecil maupun yang besar.

“Ingatlah nikmat Allah bagimu dan Ayahmu ini.

“Jauhilah sikap sombong, karena sombong adalah sifat setan. Dan ia adalah musuh yang nyata bagi kaum muslimin.

“Ketahuilah, aku tak menulis surat ini karena sebuah perkara yang aku dengar tentangmu. Aku tak mengenal sifatmu kecuali kebaikan.

“Hanya aku mendengar sikap ujubmu, sungguh sikap ini sikap yang aku benci.”

Kemudian Umar memandangku dan berkata,

“Wahai Maimun, sungguh anakku Abdul Malik terlihat begitu baik di mataku. Sungguh aku takut jika rasa cintaku kepadanya membuatku menutupi aibnya. Sebagaimana seorang bapak yang terbutakan dari aib putra nya. Maka pergilah kepadanya bersama surat ini! Dan jika kamu mendapati sikap sombong atau bermegah-megahan darinya, perbaikilah. Karena ia masih begitu muda, ia masih mudah untuk tergoda setan.”

“Lalu aku pun pergi menemui Abdul Malik, lalu mulai menanyainya tentang kehidupannya sehari-hari. Namun tak ku dapati kecuali kebaikan. Sampai pada sore hari datang seorang pemuda menemuinya. Lalu berkata,

“Kami sudah selesai”

Ia hanya terdiam, lalu aku pun bertanya,

“Selesai dari apa?”

“Kamar mandi”

“Maksudnya?”

“Para penduduk mengosongkan kamar kamar mandinya untukku”

“Sungguh engkau telah berbuat sombong.”

“Aku memberikan upah bagi pemilik kamar mandi.”

“Kenapa kau tak masuk kamar mandi bersama mereka?”

“Karena aku tak ingin melihat aurat mereka. Jika aku memerintahkan mereka untuk memakai kain maka seolah olah aku meminta penghormatan dari mereka. Nasehatilah aku!”

“Tunggulah sampai para penduduk masuk ke rumah mereka, lalu pergilah pada malam hari!”

“Baiklah. Aku tak akan masuk ke sana pada siang hari selamanya. Dan aku mohon agar engkau tidak mengadukan ini kepada ayahku, aku takut dia akan marah. Bagaimana jika aku meninggal dan ia belum ridho kepadaku?”

“Kau ingin aku membohonginya?”

“Tidak, tapi katakan jika aku telah berbuat salah, dan engkau telah menasehatiku. Lantas akupun menerimanya. Ia tidak akan menanyakan apa apa yang engkau tak sampaikan kepadanya. Bukankah Allah melarang untuk mencari tahu hal yang di sembunyikan orang lain.”

“Sungguh aku tak pernah melihat ada sosok bapak dan anak seperti kalian berdua, semoga Allah merahmati keduanya.”

Sungguh Allah telah ridho kepada khalifah yang kelima ini, dan ia pun ridho padaNya.

Keselamtan atas keduanya sampai Allah bangkitkan pada hari kiamat bersama orang orang terbaik/

Disarikan dari kitab Shuwar min hayati Tabi’in, DR Abdurrahman Rafat Basya

 

Oleh: Reny Istiqomah

sumber: Bumi Syam

Menlu Arab Saudi: Sebuah Kenikmatan Membantu Pejuang Suriah Melawan Basyar Assad

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir mengatakan, pejuang Suriah harus dipersenjatai dengan rudal untuk menghadapi serangan Rezim dan Rusia.

Para pejuang juga harus dilengkapi dengan pesawat anti senjata seperti yang digunakan Uni Soviet ketika perang dengan Afghanistan pada tahun 1980. Demikian diungkapkan Adel al-Jubeir dalam wawancaranya dengan Der Spiegel yang dirilis oleh Zaman Al Wasl (19/02).

Adel al-Jubeir juga mengatakan, dengan membantu meluncurkan rudal ke Suriah akan mengubah perimbangan di wilayah tersebut.

Tidak hanya merubah keseimbangan, bantuan serangan udara tersebut akan memungkinkan pejuang untuk dapat menetralisir helikopter dan pesawat yang menjatuhkan bahan kimia dan dan bom.

Bantuan Rusia tidak akan menyelamatkan rezim Pemerintahan Basyar Assad dalam jangka panjang, dan Riyadh telah memperingati Rezim untuk mundur.

“Dalam konflik tersebut ada dua pilihan, perang akan berlanjut dan Bashar Assad akan kalah,” kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi.

Arab Saudi telah mendukung pasukan pejuang dalam memerangi Basyar Assad hampir lima tahun lamanya. (Eka Aprila)

 

sumber: Bumi Syam