Jamaah Haji Harus Makan Sebelum Keluar Kamar

Kepala Seksi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) meminta jamaah haji gelombang dua di Madinah makan dan minum dahulu sebelum beraktivitas di luar kamar.

“Jamaah dari Makkah sudah kelelahan usai ritual haji. Harus makan dan minum sebelum keluar kamar sebagai antisipasi kelelahan agar penyakitnya tidak tercetus,” katanya saat menyambut kedatangan jamaah SUB 44 yang datang, Selasa (12/9).

Suhu udara di Madinah berkisar antara 40 hingga 42 derajat Celsius sehingga terpapar udara yang cukup panas. Dia mengimbau jamaah ketika keluar kamar sudah membawa bekal air minum, membawa semprotan air, payung dan memakai masker.

Pada penerimaan jamaah haji gelombang dua ini, menurutnya, petugas dari Tim Promotif Preventif (TPP) lebih konkrit melakukan propaganda pada jamaah haji. Contohnya, petugas TPP menyediakan masker, sandal dan membawa semprotan air sebagi antisipasi jika jamaah lupa membawanya.

Dia menambahkan telah ada pemetaan jamaah yang risti (berisiko tinggi). Petugas kesehatan harus mengetahui di kamar berapa saja jamaah yang risti sehingga jika terjadi kondisi darurat, petugas bisa cepat menangani.

“KKHI siap melayani. Kita berharap jamaah sehat semua,” ujar Edi.

Jamaah haji gelombang dua mulai berdatangan dari Makkah ke Madinah sejak Selasa (12/9). Kedatangan jamaah akan berlangsung hingga 21 September.

Selama di Madinah, jamaah melaksanakan shalat arbain atau shalat fardhu selama 40 waktu tanpa terputus di Masjid Nabawi. Selain melakukan arbain, jamaah juga berziarah ke Makam Rasulullah (Raudhah), Masjid Quba, Pemakaman Syuhada Uhud, Pemakaman Baqi dan lokasi lain.

 

REPUBLIKA

Cara Aman Hadapi Pengemis Musiman di Tanah Suci

MADINAH – Pengemis atau orang yang meminta belas kasihan dari orang lain kerap terjadi di mana saja. Tak terkecuali di Tanah Suci, seperti di Makkah dan Madinah. Ketika beribadah haji atau umrah, jamaah Indonesia tidak sedikit yang memiliki pengalaman menghadapi para pengemis yang rata-rata adalah anak-anak usia tanggung. Keberadaan mereka pun biasanya saat musim haji atau umrah.

Para pengemis yang berdalih menjajakan dagangannya seperti parfum atau tasbih ini kerap memaksa. Bahkan, mereka tidak segan-segan mengikuti hingga memeluk si jamaah hingga tak segan membuka isi tas jamaah tersebut.

Akhmad contohnya. Jamaah asal Depok ini mengaku kaget usai salat asar di Masjid Nabawi tiba-tiba dihadang sekelompok anak yang berpakaian serba hitam (perempuan) dan berpakai serba putih (laki-laki).

“Mereka awalnya menawarkan parfum. Saya bilang tidak, karena sudah punya. Tapi mereka tetap memaksa dan saya diikuti, dipeluk, bahkan kaki saya ditahan sehingga sulit berjalan,” ujar Akhmad menceritakan pengalamannya kepada Okezone.

Mereka, kata Akhmad, pandai berbahasa Inggris dan mengaku datang jauh dari Suriah. “No money no go, please 5 riyal,” kata Akhmad menirukan perkataan anak-anak kecil itu. Lantaran terus dipaksa, ia pun harus membayar mahal harga satu parfum ukuran kecil yakni 5 riyal.

Akhmad merupakan satu dari sekian jamaah Indonesia yang kerap diganggu para pengemis, baik di Makkah maupun di Madinah. Karena itu, untuk menangkal dari perilaku anak-anak yang memaksa meminta uang ke jamaah. Bagaimana tipsnya?

Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Endang Jumali berpesan kepada jamaah Indonesia khususnya, pertama jangan pernah pergi sendirian, upayakan bepergian kemanapun bersamaan. “Jangan pernah percaya dan terlalu akrab dengan orang yang belum pernah kita kenal sebelumnya. Hati-hati dan tetap waspada karena ini bukan hanya menimpa jamaah kita saja,” ujar Endang Jumali.

Namun, Endang menyarankan bila jamaah terganggu dengan siapa pun baik pengemis atau orang orang asing yang berpura-pura baik, segera menemui petugas yang berjaga di sektor khusus.

“Di sekitaran Masjidil Haram itu ada sektor khsusus. Banyak petugas kita yang berjaga-jaga di sana, di menara tower zam-zam juga ada,” tuturnya.

Tak hanya di dalam masjid, aksi meminta uang dengan cara memaksa juga bisa terjadi di luar masjid, sehingga perlu perhatian khusus jamaah, ketika menemukan dan merasa terancam segera temui petugas atau hubungi nomor WhatsApp/SMS Center 503500017 atau Call Center 920013210.

Jamah bisa juga hubungi 911, sehingga tidak perlu khawatur bila terjadi sesuatu bisa langsung menghubungi 911. Operator 911 tersebut melayani dalam enam bahasa untuk memudahkan komunikasi. Yakni bahasa Arab, Inggris, Prancis, Farsi, Urdu dan Indonesia.

Kecepatan dan kesigapan petugas tidak diragukan, hanya memerlukan waktu 10-15 petugas keamanan Arab Saudi akan tiba di lokasi dan mengambil tindakan.

Bagaimana caranya? Untuk jamaah Indonesi tidak perlu khawatir terkendala bahasa, cukup buka ponsel, nanti disambungkan dengan petugas berbahasa Indonesia.

OKEZONE

Pentingnya Penggunaan Masker Selama Menunaikan Ibadah Haji

IBADAH haji tahun 2018 sudah mulai berlangsung di bulan Juli. Kurang lebih sebanyak 221.000 jamaah haji Indonesia akan diberangkatkan untuk menunaikan ibadah di Tanah Suci. Sama seperti tahun sebelumnya, ibadah haji tahun ini bertepatan dengan musim panas yang cukup ekstrem di Arab Saudi.

Suhu udara di sana diprediksi dapat mencapai 53°C. Perbedaan suhu yang cukup signifikan membuat jamaah diimbau untuk menjaga kondisi kesehatannya. Sebab, bila kondisi kesehatan kurang baik maka penularan penyakit terutama yang disebabkan oleh virus dan bakteri dapat dengan mudah terjadi. Data dari Kementerian Agama menyebutkan kasus penyakit yang paling sering dialami jamaah adalah sakit saluran pernapasan. Mulai dari radang tenggorokan hingga gejala batuk.

“Keadaan udara panas, kering, berdebu, serta dehidrasi rentan menyebabkan timbulnya berbagai gangguan pernapasan termasuk Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Setiap tahun banyak jemaah yang mengalami gangguan flu akut, kekambuhan asma hingga radang paru akibat daya tahan yang turun. Oleh karena itu disarankan menggunakan masker, terutama bila berada di luar ruangan,” ucap Dr. dr. Mukhtar Ikhsan, Sp.P(K), MARS, FIRS selaku Ketua Kelompok Kerja Kesehatan Haji, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dalam rilis yang diterima Okezone dari Nexcare, Minggu (27/7/2018).

Adapun kiat-kiat persiapan untuk melaksanakan ibadah haji sebagai berikut :

1.Konsultasi ke dokter

Hal pertama yang perlu dilakukan para calon jamaah haji dalam mempersiapkan kesehatan adalah lakukan vaksinasi serta membawa obat-obatan pribadi.

2. Tetap menjaga cairan tubuh

Cuaca yang panas dan kering seringkali menyebabkan gangguan pernapasan. Oleh karenanya selama menunaikan ibadah haji, jangan lupa untuk minum air putih yang cukup dan konsumsi buah sebagai sumber energi dan mineral tambahan.

3. Kebersihan dan sirkulasi udara kamar

Usahakan membersihkan kamar serta membuka jendela kamar/pondok di pagi hari untuk membuat sirkulasi udara menjadi baik.

4. Hindari paparan polusi

Sebisa mungkin hindari menghirup polusi seperti debu pasir, bulu unta, dan asap kendaraan bermotor serta asap rokok untuk meminimalkan paparan polusi tersebut. Dengan kondisi suhu udara panas dan paparan debu, jamaah haji perlu melakukan upaya pencegahan guna menyiasati penyakit menular. Terlebih di sana angka kasus penyebaran virus MERS-coV (Middle East Respiratory Syndrome coronavirus) dari unta cukup tinggi.

Tindakan pencegahan bisa dilakukan dengan cara menggunakan masker yang menutupi wajah dan hidung. Penggunaan masker sangatlah penting untuk membantu menghindari penularan penyakit pernapasan melalui udara yang relatif cepat. Pihak pemerintah saat ini memberikan anjuran untuk menggunakan masker setiap saat selama ibadah haji melalui Gerakan Memakai Masker (GEMMAS).

OKEZONE

 

TERBARU:

Aplikasi Cek Porsi Haji, kini dilengkapi Infomasi Akomodasi Haji di Tanah Suci!
Silakan Download dan instal bagi Calon Jamaah Haji yang belum menginstalnya di smartphone Android!  Klik di sini!

Ini Pintu Masuk dan Waktu yang Diperuntukkan bagi Jamaah Perempuan Berkunjung ke Raudhah

MADINAH – Pimpinan tertinggi Masjid Nabawi telah menetapkan aturan dan waktu waktu bagi perempuan yang akan beribadah di raudhah dan ziarah ke makam Nabi Muhammad.

Raudhah yang merupakan tempat istimewa bagi umat Muslim di dunia ketika berada di Masjid Nabawi. Dulunya area ini berada di antara rumah Nabi Muhammad dan mimbar khutbah di Masjid Nabawi yang asli.

Demi ketertiban ibadah, petugas mengatur supaya jamaah bergantian berdoa di Raudhah. Selain waktu berkunjung, pintu masuk bagi jamaah laki-laki dan perempuan pun berbeda.

Petugas Perlindungan Jemaah (Linjam) Sektor Khusus Masjid Nabawi Brigadir Restu Fitri Adryan mengatakan jemaah perempuan masuk dari Pintu (Gate) 25. Sedangkan waktu kunjung setelah shalat subuh hingga menjelang zhuhur, lalu ba’da zhuhur hingga ashar, kemudian ba’da shalat isya hingga hampir tengah malam.

Jamaah perempuan masuk per kelompok. Jamaah Indonesia dikumpulkan dengan jamaah dari Malaysia, Filipina, dan Thailand. Askar yang memandu biasanya membawa papan bertuliskan “Kumpulan Berbahasa Melayu”.

Brigadir Restu menyarankan sebaiknya jamaah yang hendak ke Raudhah datang pada saat ba’da subuh atau isya karena waktu kunjung lebih panjang.

“Saat ini jamaah sudah mulai ramai mengujungi Raudhah, maka akan lebih baik datang saat ba’da subuh atau isya supaya lebih leluasa menunggu antrean menuju Raudhah,” ujarnya.

Berdasarkan info, pintu dibuka ba’da subuh hingga pukul 09.30 Waktu Arab Saudi (WAS). Untuk siang hari, ba’da zuhur sampai pukul 15.30 WAS. Total jamaah perempuan mengantre lebih kurang selama dua jam. “Sedangkan kalau malam antrean setelah shalat hingga 23.30 WAS,” lanjutnya.

Selain air zam-zam, jemaah perempuan juga sebaiknya membawa bekal makanan ringan, seperti roti, biskuit, atau kurma untuk mengganjal perut selama mengantre.

OKEZONE

Cerdas Membagi Waktu, Ibadah Bisa Lebih Maksimal

Kegiatan beribadah di Tanah Suci dapat lebih maksimal jika terencana. Agar tak banyak waktu yang terbuang, jamaah pun disarankan untuk membuat agenda harian yang terstruktur.

Pembimbing ibadah haji dan umrah, Rafiq Jauhary, berbagi tips dengan Republika.co.id terkait hal ini. Prioritas utama tentunya beribadah. Bagaimana dengan aktivitas lainnya?

Tiba di Tanah Suci

Jamaah memerlukan waktu beberapa hari untuk menyesuaikan tubuhnya dengan kondisi cuaca dan perbedaan waktu. Tentunya, kegiatan harian pun perlu disesuaikan dengan agenda yang pas.

Ketika tiba di Madinah, jamaah sebaiknya tidak disibukkan dengan kegiatan memasak. Apalagi, makan siang dan malam hari telah disediakan dengan menu Indonesia. Adapun untuk sarapan, ada roti yang dihidangkan untuk jamaah.

“Dengan mengurangi beban kegiatan pribadi, tinggal urusan masjid yang perlu diatur,” kata pembimbing haji dan umrah yang juga mahasiswa Al Madinah International University ini.

Aktivitas di masjid

Sebagai pembimbing yang lama tinggal di Arab Saudi, Rafiq menyarankan jamaah untuk tidak terlalu awal pergi ke masjid. Jangan abaikan waktu istirahat.

Untuk shalat subuh, jamaah dapat berangkat ke masjid satu jam sebelum subuh dan kembali setelah matahari terbit. Lantas, berangkatlah dari penginapan satu jam sebelum Zhuhur dan segeralah kembali untuk makan siang.

Adapun untuk shalat Ashar, Maghrib, dan Isya, jamaah bisa i’tikaf menunggu di masjid. Isi waktu dengan mengaji, berdoa, berzikir, atau mengikuti pengajian. Selepas Isya, kembalilah ke hotel untuk makan malam dan istirahat.

Cukupkan waktu istirahat

Selama di Tanah Suci, hindari terlalu banyak menghabiskan waktu untuk mengobrol bersama jamaah lain sehingga mengurangi waktu istirahat. Rafiq yang menempuh pendidikan di Darul Hadits Al-Ghomidy, Awaly, Makkah dan Ma’had Harom Al-Makki  ini juga mengingatkan jamaah untuk tidak menghabiskan tenaga dengan membandingkan harga belanjaan atau oleh-oleh di tempat yang jauh karena harga satu tempat dengan yang lain relatif sama.

Jadikan hari-hari di Madinah sebagai pemanasan sebelum tiba di Makkah. “Jaga kondisi tubuh, perbanyak mengikuti taklim atau membaca buku sehingga dapat menambah ilmu,” kata penulis buku Bahasa Arab Praktis Untuk Jamaah Haji dan Umroh ini.

 

REPUBLIKA

Jamaah Haji Diimbau Pakai Sandal Hindari Kaki Melepuh

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau kepada jamaah asal Indonesia agar senantiasa menggunakan sandal saat bepergian, mengingat suhu panas di Makkah dan Madinah, Arab Saudi.

Imbauan itu kembali disampaikan demi kelancaran ibadah haji para jamaah. Baru-baru, Tim Promotif Preventif (TPP) menemukan jamaah calon haji yang keluar dari pondokan menuju Masjid Nabawi di Madinah yang tidak menggunakan alas kaki.

Kepada jamaah ini TPP memberikan sandal agar ia terhindar dari luka bakar di bagian kaki akibat panas.

Jamaah dari embarkasi Lombok ini mengaku tidak biasa memakai sandal dalam kesehariannya.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Eka Jusuf Singka, mengatakan, tahun ini Kemenkes menyiapkan 20.400 sandal yang akan dibagikan gratis bagi jamaah yang kehilangan atau tidak membawa sandal.

Mekanisme pembagian sandal adalah melalui tim kesehatan haji Kemenkes yang bertugas di sekitar masjid.

”Tim kesehatan membagikan sandal apabila menemui jamaah yang jalan tanpa alas kaki. Setiap petugas jika keluar harus membawa 2 pasang sandal dan segera memberikan secara gratis apabila menemui jamaah tanpa alas kaki,” tambah Eka sebagaimana disiarkan Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes baru-baru ini.

Menurut Eka, suhu panas di Madinah dan Makkah dapat menyebabkan kaki jamaah melepuh dan luka. Bila sudah terjadi seperti ini, jamaah katanya tidak bisa beribadah ke masjid karena sulit berjalan kaki dari pondokan.

”Jangan sampai karena tidak pakai sandal 10 menit, sakitnya bisa 5 hari. Bisa hilang kesempatan ibadah arbain di Masjid Nabawi nantinya,” ujar Eka.

Untuk itu, Eka mengingatkan agar jamaah patuh kepada arahan petugas kesehatan untuk menggunakan sandal.

”Seluruh jamaah haji harus membawa sandal masuk ke dalam masjid dalam kantong plastik yang sudah disediakan. Jika kelupaan menaruh, maka bisa fatal akibatnya,” tambah Eka.*

 

HIDAYATULLAH

Gangguan Pernapasan Jadi Masalah Kesehatan Utama Jamah Haji

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat beberapa tahun terakhir, gangguan pernapasan menjadi penyakit paling banyak dialami jamaah haji Indonesia. Lebih dari 50 persen jamaah haji terkena keluhan saluran pernapasan, antara lain asma, pneumonia, bronchitis, TB paru, dan lainnya.

Kepala KKIH Madinah dr. Yanuar Fajar, mengatakan mayoritas jamaah haji yang mengalami gangguan pernapasan adalah perokok. “Jamaah haji Indonesia yang sakit rata-rata perokok. Kebiasaan tersebut menjadi pemicu timbulnya gangguan saluran pernapasan, apalagi iklim dan cuaca di Arab Saudi sangat berbeda dengan di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/6).

Untuk mengatasinya, dokter spesial paru ini berbagi tips kepada jamaah haji Indonesia agar dapat menjaga kesehatannya selama beribadah haji. Pertama, perbanyak minum. Kondisi panas dengan tingkat kelembaban rendah membuat tubuh mudah kehilangan cairan. Maka, jamaah haji harus banyak minum dengan jumlah minimal delapan gelas sehari.

“Banyak lah minum air putih. Tidak perlu takut sering buang air kecil karena di sana tersedia banyak toilet,” imbau Yanuar.

Kedua, makan dengan teratur. Haji adalah ibadah fisik, oleh karena itu diperlukan banyak energi yang bisa diperoleh dari makan. Apalagi sekarang Kemenag sudah menambah jumlah konsumsi, pergunakan fasilitas itu dengan baik.

Ketiga, istirahat yang cukup. Selain makan dan minum, istirahat yang cukup sangat diperlukan jamaah haji. Boleh ibadah, tapi harus pandai pula mengatur waktu istirahat.

Keempat, buat sirkulasi udara yang baik. Membuka jendela kamar/pondok di pagi hari akan membuat sirkulasi udara menjadi baik. Cukup buka jendela hingga pukul 07.00. Biarkan udara segar di luar masuk ke kamar.

Kelima, hentikan kebiasaan merokok sebelum keberangkatan sampai selesai proses ibadah haji. Jamaah diimbau untuk menghentikan kebiasaan merokok. Merokok dapat memperparah kondisi gangguan pernapasan. Karena itu, menghentikan kebiasaan merokok dapat membantu jamaah menjaga kondisi kesehatan selama ibadah haji berlangsung.

Terakhir, bawa obat-obatan pribadi. Jamaah yang memiliki riwayat penyakit dengan obat khusus diharapkan membawa obat-obatan pribadi. “Dikhawatirkan obat tersebut tidak tersedia di layanan kesehatan jamaah,” ucapnya.

IHRAM

5 Tips Naik Haji Tanpa Antre

Menunaikan ibadah haji adalah rukun iman yang ke lima, jadi wajib bagi kamu yang beragama Muslim untuk melaksanakannya jika mampu. Tujuan dari ibadah haji selain untuk menunaikan kewajiban adalah untuk mendekatkan diri pada Allah. Tapi, untuk bisa berangkat ke tanah suci kamu harus menunggu antrean yang cukup lama dan bisa bertahun-tahun. pegipegi punya tips supaya kamu bisa naik haji dengan cepat tanpa antre.

1. MELALUI JALUR HAJI KHUSUS

Jalur haji khusus memang dibuka untuk kamu yang nggak mau menunggu lama untuk berangkat haji bersama keluarga. Atau mungkin ada alasan lain yang mengharuskan kamu untuk berangkat secepatnya, seperti adanya nazar atau faktor umur bagi orangtua atau kakek nenekmu. Jika memang begitu, kamu bisa berangkat haji melalui jalur haji khusus. Kamu bisa berangkat haji 6 – 8 tahun lebih cepat dibandingan jalur haji biasa.

2. DAFTAR HAJI DARI PROVINSI LAIN

Jika di provinsi tempat kamu tinggal jumlah calon jamaah haji yang mendaftar sudah sangat banyak, kamu bisa coba alternatif lain, yaitu dengan mendaftar dari provinsi lain yang daerahnya lebih kecil yang daftar tunggu nggak terlalu banyak. Kamu juga bisa mendaftar dari beberapa provinsi yang jumlah umat Muslimnya nggak terlalu banyak, seperti Bali atau NTT. Dengan begitu, kamu dan keluargamu nggak akan menunggu giliran terlalu lama untuk berangkat haji.

3. BERANGKAT HAJI DARI NEGARA LAIN

Jika kamu seorang mahasiswa yang sedang kuliah di luar negeri atau kamu sedang bekerja di luar negeri, kamu bisa mendaftar haji dari negara tempat kamu berada. Karena, biasanya negara-negara di Eropa, Amerika, Jepang atau negara lain yang mayoritas non-Muslim, kuota untuk calon jamaah haji nggak terpenuhi seluruhnya. Jadi sisa kuota masih bisa dipakai untuk orang lain yang mau berangkat haji dari sana. Bagi kamu yang memang memliki uang lebih dan bisa berangkat haji dari luar negeri, cara ini juga bisa kamu gunakan.

4. MEMAKAI VISA TURIS (VISA ZIARAH)

Berangkat dengan membuat visa ziarah atau tourist visa adalah pilihan yang termurah dan terbaik kalau kamu punya kenalan di kedutaan Arab Saudi maupun di kedutaan di Jakarta. Jika kamu berangkat dengan visa ini, kamu nggak akan dikenakan biaya transportasi selama kamu berada di Arab Saudi seperti visa haji biasa. Selain itu, kamu juga bisa berangkat ke tanah suci kapan saja kamu mau. Bahkan kamu bisa berangkat sehari sebelum pelaksanaan haji dimulai jika kamu mau.

5. MEMAKAI VISA TKI ARAB SAUDI

Jika jalur ini sedang dibuka, kamu bisa masuk ke Arab Saudi dengan menggunakan visa TKI/TKW. Cara ini memang nggak umum dilakukan. Tapi bisa menjadi salah satu alternatif untuk kamu yang sangat ingin naik haji tanpa antre. Tapi ingat, kalau mau menggunakan visa ini, kamu harus memilih visa bebas, jangan melilih visa terikat. Karena visa bebas adalah visa yang bebas dipakai bekerja di Arab Saudi dan bebas memilih juragan. Dengan visa ini kamu tidak terikat dengan juragan manapun dan bisa bebas menunaikan ibadah haji. Akan lebih baik kalau kamu punya kenalan di Arab Saudi supaya ada yang mengurus akomodasi selama kamu di sana.

 

 

Blog PegiPegi

Info Haji: Perhatikan dan Patuhi Lampu Isyarat Larangan Lempar Jumrah

Pemerintah Arab Saudi memberlakukan larangan melempar jamarat pada waktu-waktu tertentu. Untuk mendukung dipatuhinya larangan tersebut lampu Traffic Light akan di pasang di depan tenda jamaah haji selama berada di Mina.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, menjelaskan pihak Muassasah al-Muthawif Asia Tenggara menyediakan rambu-rambu berupa lampu merah dan hijau di depan tenda masing-masing jamaah. Lampu merah pertanda larangan berangkat melempar jamarat. Sedangkan lampu hijau bermakna diperbolehkannya melempar jamarat.

“Bagi mereka yang hendak lempar jumrah harus memperhatikan sinyal atau lampu-lampu tersebut,” kata dia saat meninjau persiapan tenda-tenda di Mina, Sabtu (26/8) seperti dilaporkan wartawan Republika.co.id, Nashih Nashrullah, dari kawasan Mina, Makkah, Arab Saudi.

Pengaturan lampu tersebut, kata Menag Lukman, dikelola langsung pengurus maktab dan berkoordinasi dengan petugas haji Indonesia. Pihaknya juga terus mensosialisasikan waktu-waktu pelarangan jamarat kepada jamaah haji Indonesia.

Lebih lanjut, Menag Lukman menambahkan berbeda dengan Arafah, sejumlah fasilitas di Mina memang terbatas. Baik dari segi ketersediaan tenda dan fasilitas pendukung seperti toilet. Pemerintah Indonesia telah menyarankan penambahan sejumlah tenda dan toilet dengan pembangunan bertingkat seperti di Arafah.

Dia mengimbau jamaah haji selama mabit di Mina untuk bijak menggunakan fasilitas toilet. “Ini yang perlu dipikirkan untuk kenyamanan jamaah. tidak hanya jamaah Indonesia tetapi jamaah dunia itu juga bisa terwujud,” kata dia.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, sejumlah fasilitas pendukung di Mina sudah tersedia antara lain pendingin ruangan, kulkas, dan layanan air panas untuk keperluan memasak mi instan atau menyeduh teh dan kopi.

Jadwal Larangan Lempar Jumrah: 

Berikut ini waktu yang dilarang bagi jamaah haji Indonesia untuk melontar jumrah yang menjadi salah satu wajib haji:

 

  1.  10 Zulhijjah larangan melontar jamarat mulai pukul 06.00–10.30 waktu Arab Saudi (WAS).
  2.  11 Zulhijjah larangan melontar jamarat mulai pukul 14.00–18.00 WAS.
  3.  12 Zulhijjah larangan melontar jamarat mulai pukul 10.30–14.00 WAS.

 

REPUBLIKA

Info Haji 2017: Ini Tips yang Perlu Diperhatikan Saat Wukuf Arafah

Wukuf di Arafah pada 31 Agustus mendatang akan menjadi puncak pelaksanaan haji 2017. Sekitar 1,7 juta jamaah akan berkumpul di sana sejak matahari tenggelam tanggal 9 Dzulhijah hingga terbit fajar keesokan harinya.

Jamaah haji akan melaksanakan shalat, zikir, membaca doa-doa, dan memperbanyak bacaan Alquran. Mereka berserah diri, bertaubat dan memohon ampunan dari Allah SWT. Pada saat tersebut, jamaah perlu mengantisipasi sejumlah hal agar kekhusyuan ibadah tetap terjaga.

Sejumlah tips dibagikan oleh organisasi relawan Muslim internasional, Productive Muslim agar ritual ini berjalan dengan lancar. Berikut di antaranya:

1. Jangan sia-siakan waktu selama wukuf. Berdoalah, beribadahlah dan fokus pada Allah SWT. Jangan hiraukan mereka yang mengobrol atau bahkan sekedar bersenda gurau

2. Jika kelompok Anda punya program sendiri dan Anda tidak ingin ikut, maka kabarkan bahwa Anda akan pergi sendiri dan menyendiri. Pastikan untuk tetap menyalakan ponsel jika terjadi sesuatu darurat

3. Wukuf adalah momen terpenting dalam hidup Anda, ini adalah waktu paling baik untuk berdoa, sehingga curahkanlah seluruh waktu, fisik dan jiwa Anda hanya pada Allah.

4. Sebaiknya sebelum waktu wukuf, Anda sudah mempersiapkan daftar doa-doa yang akan dipanjatkan. Meski demikian, tidak perlu bergantung, berdoalah apa pun yang diinginkan

5. Jika berhaji dengan pasangan atau keluarga, berdoalah bersama dan selalu berdekatan. Ini merupakan sebuah berkah bisa bersama di Arafah

6. Jika kelompok Anda sudah akan pulang namun Anda belum selesai, tetaplah utamakan kebersamaan. Namun jika tetap akan tinggal, kabarkan pada pemimpin kelompok

7. Jika saat wukuf tidak berjalan dengan lancar, tidak perlu menggerutu tetaplah bersyukur dengan segala pengalaman yang Allah berikan.

8. Sebelum meninggalkan Arafah, jangan lupa untuk pergi ke toilet dan bersiap untuk ke Muzdalifah. Siapkan makanan dan minuman yang bisa dikonsumsi selama perjalanan.

 

REPUBLIKA