Berkat Jaket Penurun Suhu, Delapan Jamaah Selamat dari Heat Stroke

Sebanyak delapan jamaah haji berhasil diselamatkan dari heat stroke di Arafah oleh tim tenaga medis di Pos Kesehatan Arafah. Jamaah tersebut berhasil diselamatkan setelah dipakaikan jaket carbon cool di Pos Kesehatan Arafah.

“Alhamdulillah delapan jamaah haji berhasil diselamatkan dari Heat Stroke,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana, saat menerima laporan dari tim kesehatan di Arafah, Kamis (7/7/2022), waktu setempat. 

Budi mengatakan, saat ini delapan jamaah haji yang mengalami heat stroke di Arafah, kondisinya sudah stabil dan kembali sehat berkat ikhtiar terapi jaket penurun suhu atau carbon cool. Salah satu contoh kasus terjadi pada jamaah kloter lima. 

“Salah satu contoh adalah jamaah kloter lima, dengan suhu 40,5 derajat, heat stroke dan hipertensi. Alhamdulillah suhu dalam waktu 15 menit bisa turun suhunya dan sehat kembali,” katanya. 

Budi minta agar semua petugas mengawasi pergerakan jamaah haji di setiap maktab-maktab. Jika mengalami perburukan kondisi kesehatan segera dibawa ke Posko Kesehatan Satelit atau pos kesehatan Arafah untuk ditangani lebih lanjut. 

“Semua kami lakukan demi keselamatan dan kesehatan jamaah,” katanya.

Diketahui di Hari Tarwiyah, atau H-1 menjelang wukuf, jamaah Indonesia mulai memasuki Arafah sejak pukul 09.00 waktu setempat. Jamaah sudah mulai menempati tenda-tenda yang sudah ditentukan sesuai maktabnya.

Jaket carbon cool  merupakan inovasi yang dilakukan kementerian Kesehatan untuk penanganan kasus heat stroke pada Jamaah haji pada fase Armuzna. Inovasi ini memanfaatkan teknologi carboon cool yang dapat bertahan selama 8-12 jam di bawah terik matahari.

IHRAM

Total 43 Ribu Jamaah Haji Dapat Manfaat Kesehatan Gratis Arab Saudi

Setiap tahun, kerajaan Arab Saudi memberikan pelayanan dan perawatan kesehatan gratis kepada jutaan jamaah yang datang untuk melakukan ibadah haji. Ada banyak dokter spesialis yang disiapkan untuk memberikan pelayanan maksimal kepada para jamaah haji.

Dilansir dari The National News, Rabu (6/7/2022), perawatan mulai dari pemeriksaan sederhana hingga kedokteran gigi dan operasi jantung untuk menyelamatkan jamaah haji. Musim haji tahun ini dimulai pada Rabu.  

“Lebih dari 43 ribu peziarah telah mendapat manfaat dari layanan ini di Makkah dan Madinah tahun ini,” kata Kementerian Kesehatan Arab Saudi. 

Pemerintah menanggung semua biaya perawatan dan pengobatan medis, yang dapat menelan biaya ratusan ribu dolar dan termasuk kateterisasi jantung, persalinan dan dialisis, di antara operasi lainnya. 

Selain itu, kerajaan juga menyiapkan dokter holografik, yang memungkinkan pasien untuk melakukan pemeriksaan kesehatan jarak jauh dan diagnosis dari pusat kesehatan SEHA di Riyadh. 

Kemudian klinik gigi berteknologi tinggi dengan 32 staf, akan ditempatkan di Rumah Sakit Darurat Al Haram, yang didedikasikan untuk melayani peziarah. 

Pada 2019, sebelum pandemi global, Arab Saudi memberikan lebih dari 1.000 layanan kesehatan gratis kepada jamaah haji, yang meliputi 468 operasi jantung terbuka dan kateterisasi jantung, 93 endoskopi, 1.491 prosedur dialisis, dan 536 operasi lainnya.  

Di Amerika Serikat, biaya satu kateterisasi jantung tanpa asuransi kesehatan dapat mencapai 9,500 dolar (Rp 142 juta) sedangkan biaya rata-rata dialisis per pasien setiap tahun di negara tersebut adalah sekitar 46 ribu dolar (Rp 691 juta).  

Otoritas kesehatan Arab Saudi telah mengumumkan beberapa contoh di mana nyawa para peziarah diselamatkan.  

Sebuah tim medis darurat menyelamatkan nyawa seorang peziarah Pakistan setelah dia menderita serangan jantung selama haji tahun lalu. 

Dia dirawat oleh staf di Pusat Jantung di King Abdullah Medical City di Makkah, anggota dari Healthcare Cluster, otoritas kesehatan lokal Makkah.

“Dia dibawa langsung ke Rumah Sakit Mina Al Wadi, dan koordinasi cepat terjadi antara otoritas kesehatan, karena pasien segera dipindahkan dari tempat suci ke departemen darurat di kota medis,” kata Saudi Press Agency. 

“Ambulans, dokter, dan staf medis siap dan berada di lokasi untuk musim haji mendatang,” kata Dr Yazan Adnan Yassin Ayoub, yang ditempatkan di Arafah. “Kami siap melayani jamaah haji tahun ini,” ujarnya. 

Para Sabtu, Kementerian Kesehatan Saudi mengatakan tim khusus dari Kota Medis Raja Abdullah di Makkah berhasil melakukan prosedur kateterisasi jantung darurat untuk menyelamatkan nyawa seorang peziarah Iran.  

Kementerian Kesehatan mengidentifikasi pria itu sebagai Hussain Qasmi Jalmrazy dari Isfahan di Iran tengah. Dia dibawa untuk perawatan darurat setelah mengeluh sakit dada dalam perjalanan ke Masjidil Haram di Makkah. 

Kementerian mengatakan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyumbatan lebih dari dua arteri di jantung, di mana spesialis melakukan kateterisasi diagnostik. 

Meskipun spesialis menawarkan untuk melakukan operasi jantung terbuka secara gratis, pasien menolak dan lebih memilih untuk menjalani kateterisasi. 

Raja Salman dari Arab Saudi mengatakan, melayani jamaah haji dan umroh telah menjadi prioritas utama kerajaan sejak didirikan dan hingga saat ini. “Kami bangga dapat melanjutkan misi ini dengan kompetensi tertinggi,” katanya.

Kementeian Kesehatan mengumumkan, Pusat Penyakit dan Bedah Jantung, anggota Komunitas Kesehatan Madinah yang didirikan untuk membantu peziarah, melakukan 19 operasi kateterisasi jantung dalam sepuluh hari terakhir.

Kementerian Kesehatan mengatakan Pusat Jantung di Madinah menerima kasus dari rumah sakit dan Pusat Operasi Bulan Sabit Merah, dan berhasil memberi mereka perawatan kesehatan yang memadai.

“Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah mendukung kami dan memberi kami kesempatan ini,” kata Dr Mona di Makkah, seraya menambahkan, “Suatu kehormatan bisa melayani jemaah haji, meskipun kita hampir tidak memiliki waktu istirahat atau cuti, saya menantikan untuk bekerja di sini karena ini adalah pertama kalinya saya bekerja selama haji.”

Kementerian mengatakan, sebanyak 25 rumah sakit, yang didukung oleh 156 pusat kesehatan, dilengkapi dengan baik untuk melayani peziarah. 

Kementerian telah meningkatkan kapasitas rumah sakit klinis menjadi 5.000 tempat tidur, unit perawatan intensif dilengkapi dengan 1.053 tempat tidur dan 241 tempat tidur telah dialokasikan untuk pasien yang berisiko terkena serangan panas. “Sebanyak 25 ribu praktisi kesehatan yang memenuhi syarat siap dipanggil,”kata kementerian itu.

Tahun ini, 1.383 perawat berpartisipasi dalam musim haji, termasuk 827 wanita, dan 146 non-Arab Saudi.

Pada Jumat, otoritas kesehatan dan kemanusiaan Arab Saudi, bersama dengan Urusan Kesehatan Makkah dan Otoritas Bulan Sabit Merah Arab Saudi di Madinah, mengawasi kota-kota suci untuk menilai persiapan mereka untuk haji yang aman. Ini termasuk melaksanakan skenario pelatihan di fasilitas medis dan latihan kebakaran.

Sumber: thenationalnews   

IHRAM

Cara Mencegah Penyakit Kulit pada Jamaah Haji

Suhu panas dan kelembaban yang rendah selain menyebabkan dehidrasi, juga membuat kulit kering dan pecah-pecah. Kondisi kulit kering dapat menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan dapat menyebabkan terjadinya penyakit.

Dokter spesialis dermatologi dan venereologi KKHI Makkah, Milany Harirahmawati mengatakan, penyakit kulit yang sering terjadi pada jamaah haji di antaranya xerosis kutis, dermatitis atopik, dan selulitis. Penyakit kulit ini, kata dia dapat dicegah dengan senantiasa menjaga kesehatan kulit antara lain dengan menjaga kelembabannya.

Milany menjelaskan xerosis kutis ciri-cirinya kulit teraba kasar, kering, terlihat bersisik dan pecah-pecah. Jika jamaah mengalami gejala ini maka segera perhatikan kembali intake cairan, mengoleskan pelembab dan selalu menggunakan alat pelindung diri dari paparan sinar matahari langsung.

“Jamaah disarankan senantiasa memperhatikan tiga hal ini untuk menjaga kesehatan kulitnya selama di tanah suci,” kata Milany Harirahmawati seperti dilaporkan Republika,  Jumat (1/7/2022).

Sementara itu dermatitis atopik, kata Milany adalah kelainan kulit yang didasari oleh adanya riwayat atopi atau alergi. Jika jamaah mengalami kasus seperti ini maka yang harus dilakukan adalah, selain menggunakan pelembab, diberikan juga zat yang bersifat anti inflamasi.

“Anti inflamasi ini untuk mengurangi rasa gatal akibat pelepasan histamin dari dalam tubuh yang mengalami alergi,” katanya.

Milany menyarankan, jamaah haji tidak membiarkan kulitnya kering, agar tidak terjadi luka pada kulit yang berakibat timbulnya selulitis. Selulitis merupakan peradangan jaring sub kutis akibat infeksi bakteri.

“Untuk itu jamaah haji terutama yang memiliki risiko tinggi terhadap terjadi penyakit kulit seperti penderita diabetes dan gangguan imunitas lainnya, dia harus lebih peduli dengan kesehatan kulitnya. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati,” katanya.

Penderita diabetes sering kali mengalami kondisi diabetic foot. Di mana aliran darah perifer di sekitar kaki tidak lancar, sehingga kulit kaki menjadi sensitif dan tampak kehitaman. 

IHRAM

Calon Jamaah Haji Diimbau Tetap Menjaga Kesehatan

Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan tetap meminta jamaah haji selalu menjaga kesehatanya sebagai persiapan menunaikan ibadah haji. Meski sampak saat ini Saudi belum memastikan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2020 dapat dilaksanakan atau ditiadakan seperti halnya ibadah umroh.

“Kita tetap meminta jamaah haji menjaga kesehatannya,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka saat dihubungi, Kamis, (26/3).

Eka mengatakan, menjaga kesehatan sangat penting dilakukan oleh setiap masyarakat khususnya jamaah haji yang telah mendapat porsi berangkat tahun ini. Setiap jamaah harus peduli dengan kesehatanya masing-masing agar dapat melaksanakan ibadah haji sesuai tuntunan syariat Islam

“Apalagi saat pandemi Covid-19 ini menjaga kesehatan yang paling utama,” katanya.

Menurutnya, jamaah haji Indonesia pada umumnya memiliki usia lanjut. Sehingga upaya pencegahan terhadap penyakit sangat diperlakukan oleh masing jamaah haji terutama yang akan memeriksakan kesehatanya.

“Jika akan memeriksakan diri ke Puskesmas dan RS hendaklah memperhatikan sosial distancing,” katanya.

Eka menambahkan, selain harus patuh terhadap social distancing. Jamaah juga diharapkan selalu mengkonsumsi makanan bergizi dan vitamin setiap hari dan mencuci tangan menggunakan sabun untuk mencegah transmisi virus.

Demi keselamatan pribadi dan juga orang lain, maka setiap orang  khususnya jamaah haji mesti memperhatikan setiap petunjuk-petunjuk umum tentang pencegahan Covid-19. Pentunjuk umum ini efektif mencegah terpaparnya Covid-19.

“Petunjuk umum ini harus dipenuhi oleh jamaah haji dan juga para KBIH,” katanya.

Eka menyarankan, jika sudah waktunya untuk dilakukan imunisasi Meningitis Meningokokus (MM) silahkan ke tempat pelayanan kesehatan yang telah di tunjuk Kemenkes. Meski demikian jamaah tetap mejaga jarak dengan orang lain.

“Namun harus menjaga social distancing,” katanya.

Meski saat ini Pemerintah Saudi belum mengumumkan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2020 dapat dilaksanakan, Persiapan kesehatan jamaah haji Indonesia tetap dilaksanakan sambil menunggu keputusan selanjutnya tentang haji.

Saat ini kata Eka pihaknya terus mengupayakan agar jamaah haji dan pengelola KBIH dapat mematuhi arahan-arahan pemerintah dalam penanggulangan bencana non alam yaitu Covid-19. Kepatuhan terhadap arahan pemerintah penting demi kebaikan umat manusia.

“Saya meminta jamaah Haji dan pengelola KBIH mematuhi arahan pemerintah dalam penanggulangan bencana Non Alam Covid-19,” katanya.

IHRAM

Pentingnya Penggunaan Masker Selama Menunaikan Ibadah Haji

IBADAH haji tahun 2018 sudah mulai berlangsung di bulan Juli. Kurang lebih sebanyak 221.000 jamaah haji Indonesia akan diberangkatkan untuk menunaikan ibadah di Tanah Suci. Sama seperti tahun sebelumnya, ibadah haji tahun ini bertepatan dengan musim panas yang cukup ekstrem di Arab Saudi.

Suhu udara di sana diprediksi dapat mencapai 53°C. Perbedaan suhu yang cukup signifikan membuat jamaah diimbau untuk menjaga kondisi kesehatannya. Sebab, bila kondisi kesehatan kurang baik maka penularan penyakit terutama yang disebabkan oleh virus dan bakteri dapat dengan mudah terjadi. Data dari Kementerian Agama menyebutkan kasus penyakit yang paling sering dialami jamaah adalah sakit saluran pernapasan. Mulai dari radang tenggorokan hingga gejala batuk.

“Keadaan udara panas, kering, berdebu, serta dehidrasi rentan menyebabkan timbulnya berbagai gangguan pernapasan termasuk Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Setiap tahun banyak jemaah yang mengalami gangguan flu akut, kekambuhan asma hingga radang paru akibat daya tahan yang turun. Oleh karena itu disarankan menggunakan masker, terutama bila berada di luar ruangan,” ucap Dr. dr. Mukhtar Ikhsan, Sp.P(K), MARS, FIRS selaku Ketua Kelompok Kerja Kesehatan Haji, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dalam rilis yang diterima Okezone dari Nexcare, Minggu (27/7/2018).

Adapun kiat-kiat persiapan untuk melaksanakan ibadah haji sebagai berikut :

1.Konsultasi ke dokter

Hal pertama yang perlu dilakukan para calon jamaah haji dalam mempersiapkan kesehatan adalah lakukan vaksinasi serta membawa obat-obatan pribadi.

2. Tetap menjaga cairan tubuh

Cuaca yang panas dan kering seringkali menyebabkan gangguan pernapasan. Oleh karenanya selama menunaikan ibadah haji, jangan lupa untuk minum air putih yang cukup dan konsumsi buah sebagai sumber energi dan mineral tambahan.

3. Kebersihan dan sirkulasi udara kamar

Usahakan membersihkan kamar serta membuka jendela kamar/pondok di pagi hari untuk membuat sirkulasi udara menjadi baik.

4. Hindari paparan polusi

Sebisa mungkin hindari menghirup polusi seperti debu pasir, bulu unta, dan asap kendaraan bermotor serta asap rokok untuk meminimalkan paparan polusi tersebut. Dengan kondisi suhu udara panas dan paparan debu, jamaah haji perlu melakukan upaya pencegahan guna menyiasati penyakit menular. Terlebih di sana angka kasus penyebaran virus MERS-coV (Middle East Respiratory Syndrome coronavirus) dari unta cukup tinggi.

Tindakan pencegahan bisa dilakukan dengan cara menggunakan masker yang menutupi wajah dan hidung. Penggunaan masker sangatlah penting untuk membantu menghindari penularan penyakit pernapasan melalui udara yang relatif cepat. Pihak pemerintah saat ini memberikan anjuran untuk menggunakan masker setiap saat selama ibadah haji melalui Gerakan Memakai Masker (GEMMAS).

OKEZONE

 

TERBARU:

Aplikasi Cek Porsi Haji, kini dilengkapi Infomasi Akomodasi Haji di Tanah Suci!
Silakan Download dan instal bagi Calon Jamaah Haji yang belum menginstalnya di smartphone Android!  Klik di sini!

Info Haji 2017: Cuaca Sangat Panas, Ini Tip Menjaga Kesehatan Selama Ibadah Haji

Tahun ini tercatat sekitar 2,1 juta orang dari seluruh dunia yang menunaikan ibadah haji di tanah suci, Mekkah. Menjaga kesehatan agar tubuh tetap fit saat menjalankan serangkaian ibadah haji sangat penting bagi para jamaah, karena suhu udara di Mekkah cukup panas, yakni mencapai 48-50 derajat celcius.

Lalu, bagaimana caranya memjaga kesehatan saat menjalankan ibadah haji? Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Pondok Indah, Franciscus Ari, mengatakan menjaga agar tubuh tetap sehat selama menjalankan ibafah haji yakni dimulai dari persiapan sebelum berangkat dan saat di tanah suci.

Persiapan sebelum berangkat untuk menjaga kesehatan, yang pertama, menjaga kesehatan dengan makan makanan bergizi dan berolahraga teratur. “Kedua, jangan lupa untuk vaksinasi seperti meningitis dan influenza, dan pada kasus tertentu bila perlu vaksin pneumonia,” kata Franciscus kepada Tempo, Selasa, 22 Agustus 2017.

Ketiga, bila memiliki penyakit kronik seperti Diabetes, Hipertensi, Asma, Penyakit Jantung, Penyakit Ginjal, dan lainnya, harus berkonsultasi dulu dengan dokter. “Juga mempersiapkan obat-obatan yang diperlukan,” ujarnya.

Adapun, tip menjaga kesehatan saat di tanah suci, pertama, banyak minum air putih untuk menghindari dehidrasi. “Kedua makan teratur serta mengkonsumsi makanan yang bersih,” ujar Franciscus.

Ketiga, menjaga kebersihan diri. “Salah satunya dengan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan,” kata dia. Keempat, memanfaatkan waktu-waktu istirahat sebaik mungkin. “Jangan terlalu banyak jalan-jalan atau belanja, karena intinya adalah ibadah hajinya”.

Kelima, bila memiliki penyakit tertentu atau mengkonsumsi obat-obatan rutin, laporkan kepada tim dokter pendamping jamaah haji. “Jangan lupa mengkonsumsi obat-obatan rutin secara teratur sesuai dosis yang dianjurkan dokter,” ujarnya. Kelima, bila mengalami keluhan kesehatan apapun sebaiknya segera menghubungi tim kesehatan jamaah haji.

Dokter Spesialis Ortopedi Rumah Sakit Pondok Indah, Iman Widya Aninata, juga memberikan tip menjaga kesehatan kaki selama menunaikan ibadah haji yakni minum air yang banyak dan jika habis banyak jalan kaki sebaiknya kompres kaki dengan es. “Atau saat tidur bisa juga kaki diangkat atau diganjal bantal,” kata Iman.

 

AFRILIA SURYANIS/TEMPO

Tips Jemaah Haji Agar Tetap Sehat Sampai Ibadah Puncak!

Calon Jemaah haji Indonesia diminta untuk waspada menghadapi cuaca yang ekstrem di Arab Saudi. Pasalnya, saat puncak haji, suhu bisa mencapai 50-60 derajat celcius. Keadaan ini mengulang kondisi saat 20 tahun silam.

Tak sedikit Jemaah yang harus di rawat lantaran dehidrasi, disorientasi, dan kaki melepuh, akibat kepanasan. Maka dari itu, Jemaah harus lebih mempersiapkan fisik untuk menunaikan ibadah haji. Jemaah haji diimbau untuk menggunakan waktu untuk beristirahat karena puncak haji masih lama.

Nah, berikut ini ada beberapa tips agar Jemaah tetap dalam kondisi yang baik hingga puncak haji:

  1. Jemaah harus banyak istirahat dan tidak perlu banyak melaksanakan umrah. Ini dikhawatirkan akan membuat mereka cepatlelah dan sakit. Padahal puncak haji masih 30 hari lagi.
  2. Selalu membawa botol yang berisikan air minum saat pergi. Disarankan Jemaah untuk meminum 330 mililiter setiap jam, agar tidakdehidrasi.
  3. Gunakan masker guna menghindari debu yang bercampur pasir halus. Sakit batuk dan flu akan membuat ibadah menjadi tidak maksimal.
  4. Bawa semprotan air dan semprotkan ke wajah dan masker setiap 30 menit. Hal ini akan membuat Jemaah lebih segar, saat cuaca melanda.
  5. Bawalah kantong plastik, untuk wadah sandal saat ke Masjid Nabawi. Bawa sandal dekat tempat Jemaah salat dan jangan ditinggal di luar, atau tempat kotak sandal. Ini bisa berpotensi lupa atau hilang. Setelah berputar-putar mencari sandal dan putus     asa, Jemaah memutuskan pulang tanpa sandal dan membuat kulit kakinya melepuh
  6. Gunakan payung atau kaca mata guna menghindari sinar matahari secara langsung. panas yang langsung mengenai tubuh, akan membuat Jemaah haji cepat kehilangan tenaga.
  7. Tetap melakukan olahraga sesuai dengan kemampuan fisik setiap pagi minimal 30 menit. Kemudian, penting juga untuk menghindari kontak dengan unta. Karena ini, dikhawatirkan dapat terpapar virus MERS.

 

Itu tadi sederet tips yang dapat dilakukan agar Jemaah haji tetap sehat sampai ibadah puncak. Semoga ulasan di atas dapat bermanfaat buat para Jemaah, sehingga bisa membuat ibadah Anda lebih maksimal.

 

 

INDOWARTA

Tip Sehat Menunaikan Ibadah Haji

Ibadah haji menuntut kesiapan fisik dan mental yang prima. Supaya aktivitas ibadah selama di Tanah Suci bisa dilakukan tanpa gangguan kesehatan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jamaah calon haji.

“Bagi jamaah yang akan berangkat, diminta untuk terus menjaga kesehatan dan tetap melakukan olah raga rutin,” kata Ari Fahrial Syam, dokter spesialis penyakit dalam RSCM-FKUI, dalam siaran persnya yang diterima Tempo, Jumat, 20 September 2013. Pentingnya menjaga kesehatan dan olahraga itu, lanjut Ari, disebabkan nantinya selama di Tanah Suci para jamaah akan sangat mengandalkan fisik dan mental selama ibadah.

Ari melanjutkan, bagi calon jamaah haji yang menderita penyakit kronis agar jangan lupa untuk juga membawa obat-obat yang memang harus dikonsumsi rutin. Obat-obatan sederhana, seperti obat anti diare, obat sakit kepala, obat anti alergi, obat anti mual-muntah, juga perlu dipersiapkan.

Ari yang pernah menjadi Tenaga Kesehatan Haji Daerah dan Tenaga Kesehatan Haji Khusus-ONH plus memberi tip sehat ibadah haji berikut ini:

 

  1. Minum banyak 3-4 liter untuk cegah dehidrasi, lihat warna urin untuk melihat apakah telah terjadi dehidrasi
  2. Tetap makan dan memperhatikan kualitas makanan yang dikonsumsi
  3. Jangan menunda untuk menkonsumsi jatah makanan yang baru dibagikan
  4. Para jemaah menjaga agar bisa istirahat saat sampai dipenginapan
  5. Segera konsultasi ke petugas di kloter jika mempunyai permasalahan kesehatan
  6. Banyak konsumsi buah dan sayur-sayuran
  7. Hindari aktifitas yang tidak berhubungan dengan rangkaian ibadah terutama di udara terbuka
  8. Sebelum berangkat selalu menjaga kesehatan dan olah raga rutin
  9. Bawa obat-obat rutin yang dikonsumsi bagi yang berpenyakit kronik dan selalu membawa obat-obat sederhana seperti obat anti diare, obat sakit kepala, obat anti alergi, obat anti mual-muntah

Selain itu, jamaah calon haji juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan segera berhubungan dengan petugas kesehatan yang berada di kelompok atau kloter apabila timbul masalah dengan kesehatan. “Hal ini penting agar gangguan kesehatan yang terjadi dapat segera diatasi dan tidak berlarut, apalagi kontak satu jamaah dengan jamaah lain cukup dekat, maka jika ada salah satu jamaah yang mengalami flu berupa batuk pilek akan mudah menularkan kepada yang lain,” kata Ari.

TEMPO

Tips Mencegah Meningitis Jamaah Haji

Meningitis adalah penyakit peradangan selaput otak yang disebabkan oleh bakteri Meningitis Meningokok yang banyak terdapat di Arab Saudi. Penyakit ini ditularkan melalui cairan yang berasal dari saluran pernapasan seperti air liur dan lendir ketika bersin, batuk atau menggunakan alat makan dan minum penderita penyakit.

Bakteri ini hanya menginfeksi manusia. Tidak ada hewan yang menularkan bakteri ini. Berdasarkan data yang dilansir dari WHO.int, sebanyak 10 hingga 20 persen populasi manusia di dunia membawa bakteri ini di tenggorokan mereka pada waktu tertentu. Namun, mereka yang membawa bakteri ini, lebih tinggi ditemui di daerah endemi.

Berdasarkan petunjuk teknis Permenkes Nomor 15 tahun 2016 tentang Pemeriksaan dan Pembinaan Kesehatan Haji mencapai istithaah kesehatan jamaah haji untuk menuju keluarga sehat, gejala umum penyakit meningitis ini adalah sakit kepala, leher kaku, demam tinggi, penurunan kesadaran, dan takut dengan cahaya hingga muntah. Apabila terdapat gejala ini, jamah haji harus segera menemui dokter.

Ketika penyakit ini didiagnosa dini dan dilakukan pengobatan lima hingga 10 persen meninggal. Gejala ini diketahu setelah 24 hingga 48 jam.

Jika pasien selamat dari meningitis, biasanya tetap menyebabkan kerusakan otak, gangguan pendengaran atau kehilangan kemampuan belajar pada 10 hingga 20 persen pasien yang selamat. Gejala meningitis yang lebih parah biasanya ditandai dengan ruam hemoragik.

Dokter Penyakit Dalam RSCM dan juga Internal Medicine Fakultas Kedokteran UI Anna Uyainah memberikan, tips mencegah terkena penyakit ini. Pertama sebelum berangkat ke Saudi, jamaah haji harus melakukan vaksin meningitis.

“Seluruh jamaah haji harus memiliki sertifikat imunisasi internasional sebagai bukti telah mendapatkan vaksin meningitis dan sebagai syarat memperoleh izin visa dari pemerintah Arab Saudi,” ujar dia.

Pemberian vaksin dilakukan maksimal dua pekan sebelum keberangkatan, karena efektivitas vaksin mulai terbentuk 10 hingga 14 hari setelah pemberian. Bagi jamaah haji yang alergi atau kontraindikasi terhadap vaksin meningitis meningokokkus, maka akan dilakukan tindakan perlindungan terhadap kontak yang memungkinkan peningkatan penularan bakteri meningitis.

Jamaah haji yang alergi vaksin meningitis dapat memperoleh sertifikat imunisasi internasional yang menjelaskan tentang adanya alergi tersebut.

Kedua, menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Ketiga, menjaga sistem kekebalan tubuh dengan cukup istirahat, olahraga teratur, dan makan makanan yang sehat dan bergizi. Keempat, menghindari tempat yang terlalu padat.

 

REPUBLKA

15 Tips Sehat Selama di Tanah Suci Makkah

Menunaikan ibadah haji dan umrah, dibutuhkan stamina tubuh yang prima. Karena untuk dapat  dapat menjalankan runtutan ibadah yang baik dan benar, seorang jamaah harus sehat secara jasmani dan rohani.

Oleh karena itu, perhatikan 15 tips sehat selama di tanah cuci:

  1. Membatasi aktivitas fisik di luar Masjidil Haram dan Pemondokan secara berlebihan.
  2. Jamaah perlu istirahat yang cukup.
  3. Gunakan selalu masker untuk menghindari  polusi udara.
  4. Perbanyak mengkonsumsi air putih, sekitar 3-4 liter per hari.
  5. Membatasi minuman dingin.
  6. Makanlah secara teratur. Hindari mengonsumsi makanan basi atau kedaluarsa.
  7.  Perbanyak mengonsumsi buah-buahan banyak mengandung air atau vitamin C.
  8. Buanglah Sampah pada tempatnya.
  9. Menutup mulut atau hidung saat batuk dan bersin dengan sapu tangan atau tisu.
  10. Tidak meludah di sembarang tempat.
  11. Mencuci tangan secara teratur sebelum/sesudah makan atau buang air besar.
  12. Jaga kebersihan dan kerapian kamar. Tidak menjemur pakaian dan memasak di dalam kamar.
  13. Tidak merokok di dalam kamar jamaah/di ruangan ber-AC.
  14. Jamaah yang sudah menderita penyakit tertentu di Tanah Air tetap mengonsumsi obat yang biasa digunakan.
  15. Segera lapor kepada petugas bila mengalami gangguan kesehatan.

 

 

Sumber: Republika Online